Field Effect Transistor (FET) - Danny Kurnianto

advertisement
Field Effect Transistor (FET)
Oleh Danny Kurnianto,ST.,M.Eng
ST3 Telkom Purwokerto
A. Transistor BJT vs Transistor FET
1. Transistor BJT adalah devais yg dikendalikan
oleh arus, dengan kata lain arus kolektor (Ic)
yg merupakan fungsi dari arus basis (Ib).
Sedangkan transistor FET adalah devais yg
dikendalikan oleh tegangan, dengan kata lain
arus (Id) merupakan fungsi dari tegangan
VGS yg tercatu pada masukan.
Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 1 dibawah
ini.
Gambar 1. Pengendali pada BJT dan FET
2. BJT merupakan transistor bipolar, artinya
bahwa proses konduksi pada transistor ini
tergantung pada dua jenis pembawa muatan,
yaitu elektron dan hole.
Sedangkan FET merupakan transistor
unipolar, artinya konduksi tergantung hanya
pada salah satu dari elektron (saluran-n) atau
hole (saluran-p)
3. Impedansi masukan BJT lebih rendah dari
FET, ini berarti impedansi masukan FET tinggi.
(impedansi masukan tinggi mrp karakteristik
penting dlm desain penguat ac linear)
4. Karena BJT lebih sensitif terhadap perubahan
sinyal yg diterapkan, maka penguatan
tegangan ac pada penguat BJT lebih besar
daripada FET.
5. Secara umum, suhu FET lebih stabil dan
kontruksinya lebih kecil daripada BJT.
Jenis transistor FET
FET
JFET
Gambar 2. Jenis transistor FET
MOSFET
B. Kontruksi dan Karakteristik JFET
Gambar 3. Kontruksi JFET
 Transistor JFET terdiri dari 2 jenis, yaitu JFET
saluran-n dan JFET saluran-p.
 Pada Gambar 3 ditunjukkan kontruksi dasar
dari JFET saluran-n.
 Bagian utama dari struktur ini adalah bahan
tipe n yang membentuk saluran diantara 2
saluran tipe-p yang ditanamkan.
 Bagian atas dari saluran tipe-n ini terhubung
dengan terminal yg disebut drain (D).
 Sedangkan bagian bawah terhubung dengan
terminal yg disebut source (S).
 2 bahan tipe-p dihubungkan bersama
membentuk terminal gate (G).
 Dalam kondisi tanpa bias, maka 2 junction
bahan tipe-p dan tipe-n akan membentuk
lapisan pengosongan (depletion layer) pada
kedua sisi dari bahan tipe-p, seperti yg
ditunjukkan pada Gambar 3.
 Saluran yg terletak diantara 2 lapisan
pengosongan inilah yang digunakan elektron
bebas untuk bergerak dari source ke drain.
Analogi pengontrolan aliran arus elektron pada
JFET tipe-n ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. analogi pengontrolan aliran elektron pada JFET tipe-n
 Jika tegangan VGS = 0 maka tegangan VDS
bernilai positif
Gambar 5. VGS = 0
 Mengapa daerah pengosongan (depletion
layer) pada bagian atas bahan tipe-p lebih
luas dari pada bagian bawahnya? Maka
perhatikanlah Gambar 6 dibawah ini
 Grafik yg menunjukkan hubungan arus drain
(ID) dengan tegangan drain-source (VDS)
ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7
 Pada daerah dengan nilai-nilai VDS rendah, maka
arus drain meningkat secara linear dan hal ini
menunjukkan bahwa resistansi saluran-n
konstan.
 Saat VDS meningkat dan mencapai nilai Vp,
maka kedua daerah pengosongan (depletion
layer) akan melebar dan akan saling bersentuhan
dan hal ini menyebabkan lebar saluran-n akan
semakin berkurang dan tertutup.
 Ketika kedua daerah pengosongan saling
bersentuhan (saluran-n tertutup) maka kondisi
ini disebut dengan pinch-off
 Tegangan VDS yg menyebabkan kondisi pinchoff disebut dengan tegangan pinch-off dan
dinotasikan dengan Vp.
Gambar 8. Kondisi pinch-off
 Sebenarnya, istilah pinch-off ini kurang tepat
karena hal ini menunjukkan bahwa arus drain
(ID) terjepit dan menurun hingga 0 ampere.
 Hal ini tidak mungkin terjadi, karena pada
kenyataannya masih tetap ada saluran yg sangat
kecil yg memungkinkan arus tetap mengalir yg
disebut arus saturasi (IDSS).
 Saat VDS > Vp, maka JFET berfungsi sebagai
sumber arus, dimana arus drain (ID) tetap
sebesar IDSS.
 IDSS adalah arus drain (ID) maksimum dan
didefinisikan pada kondisi VGS = 0 dan VDS > Vp
 Kondisi VGS < 0
 Tegangan VGS adalah tegangan pengendali
pada JFET.
 Seperti halnya pada transistor BJT, yg mana
terdapat grafik IC terhadap VCE dengan nilai
IB yg berbeda-beda, maka pada JFET juga
terdapat grafik hubungan antara ID dan VDS
dengan berbagai nilai VGS seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 9.
 Pada JFET tipe saluran-n, tegangan
pengendali (VGS) dibuat lebih negatif
daripada VGS = 0 V. Dengan kata lain,
terminal gate (G) dibuat lebih negatif
daripada terminal source (S).
 Semakin kecil (negatif) tegangan VGS-nya,
maka arus drain saturasi (IDSS) juga semakin
kecil.
 Sampai ketika nilai VGS = Vp, dengan nilai Vp
adalah negatif untuk tipe saluran-n maka arus
saturasi (IDSS)sama dengan nol (0 ampere).
Gambar 10. Aplikasi tegangan VGS negatif
 Resistansi yang dikontrol tegangan
 Daerah disebelah kiri titip pinch-off disebut
sebagai daerah ohmik.
 Resistansi didaerah ini tergantung dari nilai
VGS.
 Semakin negatif nilai VGS, hal ini akan
meningkatkan nilai resistansi.
 Berikut ini adalah persamaan untuk
menentukan besarnya resistansi tersebut
………………….1
ro = resistansi saat VGS = 0
rd = resistansi saat VGS tertentu
 JFET Tipe Saluran-P
 Tipe saluran-p dibuat dengan kontruksi sama
dengan tipe saluran-n, Cuma bedanya pada
kebalikan bahan tipe-p dan tipe-n seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11. JFET saluran-p
 Arah arus juga terbalik, yaitu arus keluar
melalui terminal drain (D) dan masuk melalui
terminal source (S)
 Saluran akan menyempit dengan
meningkatnya tegangan positif VGS.
 Tegangan VDS tercatu dengan tegangan
negatif sehingga nilai VDS negatif.
 Gambar 12 ditunjukkan grafik hubungan
antara ID terhadap VDS dengan nilai VGS yg
berbeda-beda.
 Simbol Transistor JFET
 Pada Gambar 13 ditunjukkan simbol dari
transistor JFET.
Gambar 13.a) simbol JFET saluran –n . b) simbol JFET saluran-p
 Kesimpulan
 Arus maksimum IDSS terjadi saat VGS = 0 Volt
dan VDS >= |Vp|. (lihat gambar 14.a)
 Tegangan VGS yang lebih atau sama dengan
tegangan Vp, maka arus drain (ID) sama
dengan nol. (ligat gambar 14.b)
 Untuk semua nilai VGS antara 0 sampai Vp,
maka arus ID akan bervariasi antara IDSS
sampai 0 ampere. (lihat gambar 14.c)
Gambar 14.
3. Karakteristik Transfer
 Hubungan antara ID dan VGS didefinisikan
oleh persamaan Shockley berikut ini:
……….(2)
 Bentuk kuadratik pada persamaan (2) diatas
menunjukkan bahwa hubungan tsb tidak
linear, tapi berbentuk eksponensial
meningkat dengan menurunnya nilai VGS.
 Kurva transfer (grafik ID terhadap VGS) dapat
diperoleg dari grafik ID terhadap VDS seperti
pd Gambar 15 dibawah ini:
Gambar 15. Kurva transfer ID terhadap VGS
 Selain menggunakan grafik pada Gambar 15,
maka dapat kita juga langsung menggunakan
persamaan Shockley (2) untuk mendapatkan
titik-titik pada kurva transfer sebagai berikut.
 Masukkan nilai VGS = 0, memberikan :
Masukkan nilai VGS = Vp , maka
didapatkan:
Masukkan nilai VGS = - 1 V, maka
didapatkan:
 Dari persamaan (2), kita juga bisa
mendapatkan nilai VGS sebagai berikut:
…………………(3)
 Latihan soal :
1. Gambarkan grafik ID terhadap VGS dengan
nilai IDSS = 12 mA dan Vp = -6 V.
Jawab:
Nilai IDSS = 12 mA terjadi saat nilai VGS = 0
dan nilai ID = 0 A saat VGS = Vp.
Sekarang, tinggal mencari 2 titik saja agar bisa
digambarkan grafik ID terhadap VGS.
Misalkan , cari nilai ID saat VGS = 0,5 Vp ?
Dan cari nilai VGS saat ID = 0,5 IDSS
Hubungan Penting JFET dg BJT
Download