8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian strategi Menurut Luis dan Biromo (2007:52), strategi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berbeda dibandingkan dengan pesaing untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Menurut Porter yang dikutip dari buku Rangkuti (2009:4), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Pearce dan Robinson (2008:6), “strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan”. Menurut David (2011:18), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah rancangan jangka panjang yang berfungsi menjelaskan dan menggambarkan proses bisnis organisasi untuk menghadapi persaingan dan mencapai visi dan tujuan perusahaan. 2.1.1 Tingkatan strategi Menurut Whelen dan Hunger (2008:13), ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan : 9 1. Strategi Korporasi (Corporate Strategy) Ini adalah strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk. Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu: - Strategi pertumbuhan (growth strategy) Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan - Strategi stabilitas (stability strategy) Strategi dalam menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan - Strategi penghematan (retrenchment strategy) Strategi yang yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan 2. Strategi Bisnis (Business Strategy) Strategi ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifikasi atau segmen pasar tertentu. Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu: - Strategi kepemimpinan biaya - Strategi diferensiasi - Strategi fokus 10 Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis bersangkutan. 3. Strategi Fungsional (Fungsional Strategy) Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti, operasional, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini mengacu pada dua tingkatan strategi sebelumnya yaitu strategi korporasi dan strategi bisnis. Strategi fungsional juga disebut sebagai value-based-strategy. Berfokus pada memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. 2.1.2 Jenis-jenis Alternatif Strategi 1. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy) a. Forward Integration Strategy Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer, bila perlu dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasanya, sehingga mengganggu pendistribusian tersebut dengan sumber daya yang dimiliki. Alasan lain, karena distribussi tersebut memiliki prospek yang baik untuk dimasuki. b. Backward Integration Strategy Ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi 11 menguntungkan perusahaan. Seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat, sehingga tidak lagi dapat diandalkan. c. Horizontal Integration Strategy Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun harus dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi monopoli seizin pemerintah, bersaing di industri yang berkembang, skala ekonomi meningkat, serta modal dan sumber daya yang dimiliki mampu melakukan ekspansi. 2. Strategi Intensif (Intensif Strategy) a. Market Development Strategy Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru atau dengan kata lain untuk memperbesar pangsa pasar. b. Product Development Strategy Strategi ini bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan penjualan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang atau dengan kata lain memperbaiki dan/atau mengembangkan produk yang sudah ada. c. Market Penetration Strategy Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Tujuan dari strategi ini 12 untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. 3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy) a. Concentric Difersification Strategy Strategi ini dapat dilaksanakan dengan cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih berhubungan. Tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama. b. Conglomerate Diversification Strategy Merupakan strategi dengan menambahkan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan. Tujuan strategi ini untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda. c. Horizontal Diversification Strategy Strategi ini dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa yang baru, tetapi tidak saling berhubungan untuk ditawarkan kepada konsumen yang ada sekarang. 4. Strategi Bertahan (Defensif Strategy) a. Joint Venture Strategy Strategi dimana terjadi saat atau lebih perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer atau konsorsium untuk tujuan kapitalisasi modal. b. Retrenchment Strategy Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Retrenchment disebut juga turnaround yang dirancang agar perusahaan mampu 13 bertahan pada pasar persaingannya. c. Divestiture Strategy Strategi ini merupakan strategi menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. d. Liqudation Strategy Strategi ini merupakan strategi menjual seluruh asset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Strategi ini bertujuan untuk menghentikan operasi perusahaan atau menutup perusahaan daripada meneruskan akan tetapi rugi. 2.2 Manajemen Strategik Menurut Dewanti (2008:30), manajemen strategik adalah suatu proses yang digunakan untuk mengeimplementasikan strategi dalam menyediakan nilai yang tinggi bagi pelanggan untuk mencapai visi perusahaan. Menurut Robbin dan Coulter (2007:218), manajemen strategik adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi. Menurut Hubeis dan Najib (2008:18), manajemen stategis adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang merupakan hasil dari rumusan dan implentasi rencana strategi yang dibuat untuk menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. 14 Menurut Siagian (2007:7), manajeman strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Dengan demikian, manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai suatu instrumen yang teratur dan terencana dengan baik yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan lintas fungsional dalam sebuah organisasi dan dievaluasi lewat tindakan manajerial guna untuk mencapai tujuan organisasi. 2.2.1 Tahap-Tahap Manajemen Strategik Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, yaitu (David, 2010): 1. perumusan strategi 2. penerapan strategi 3. penilaian strategi 2.2.1.1 Perumusan strategi Perumusan strategi mencakup - pengembangan visi dan misi, - identifikasi peluang dan ancaman eksternal, - kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, - penetapan tujuan jangka panjang, - pencarian strategi alternatif, - pemilihan strategi untuk mencapai tujuan. Isu isu dalam perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang akan dijalankan, bagaimana mengalokasi sumber daya, perlukah dilakukan ekspansi atau diversifikasi operasi, apakah perusahaan perlu 15 terjun ke pasar internasioanal, pertimbangan melakukan merger atau penggabungan usaha, bagaimana mengatasi hal yang merugikan. Tidak ada organisasi yang memiliki sumber daya yang tidak terbatas, maka para penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana yang paling mneguntungkan. 2.2.1.2 Penerapan strategi Penerapan strategi disebut sebagai tahap aksi dari manajemen strategik. Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Hal penting lainnya yang terkait dengan pelaksanaan strategi (startegy implementation) yaitu mengembangan budaya yang mendukung pelaksanaan strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja orgnisasi. 2.2.1.3 Penilaian strategi Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategik. Evaluasi strategi merupakan alat utama untuk mendapatkan informasi mengenai kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar adalah: 1) peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini 2) pengukuran kinerja 3) pengambilan langkah korektif. 16 2.2.2 Model Manajemen Strategis Komperhensif Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komperhensif Sumber : Fred R. David, 2011:21 1. Visi dan Misi Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Sepaham mengenai visi dasar yang ingin perusahaan raih dalam jangka panjang merupakan hal yang penting bagi para manajer. Pertanyaan visi haruslah singkat, sebaiknya dinyatakan dalam satu kalimat, dan melibatkan sebanyak mungkin manajer dalam pengembangannya. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. Pernyataan misi 17 menjelaskan ingin menjadi apa organisasi tersebut dan siapa saja yang akan dilayaninya. Komponen-komponen Pernyataan Misi: 1) Konsumen : menjelaskan siapa konsumen kita 2) Produk atau jasa : menjelaskan produk atau jasa yang dihasilkan dan dijual 3) Pasar : menjelaskan secara geografis tentang daerah bersaing perusahaan 4) Teknologi : menjelaskan mengenai teknologi yang digunakan 5) Fokus pada lingkungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas : menjelaskan mengenai komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan dan kondisi keuangan perusahaan 6) Filosofi : menjelaskan tentang keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis dasar perusahaan 7) Konsep diri : menjelaskan kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif utama perusahaan 8) Fokus pada citra publik : menjelaskan bagaimana respon perusahaan terhadap masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup 9) Fokus pada karyawan : menjelaskan apakah perusahaan memandang karyawan sebagai aset yang berharga. 2. Analisa eksternal Untuk melakukan audit eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan. Perusahaan harus terlebih dahulu mengumpulkan intelejen kompetitif serta informasi mengenai ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, dan tekonologi yang 18 menjadi tren saat ini. Kemudian informasi yang sudah terkumpul tersebut harus disesuaikan dan dievaluasi. Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan serta ancaman yang harus dihindarinya. Kekuatan-kekuatan eksternal terdiri atas lima kategori, yaitu: 1. Kekuatan ekonomi Faktor ekonomis memiliki dampak secara langsung terhadap daya tarik potensial dari berbagai strategi. 2. Kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan Perubahan yang terjadi pada kehidupan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan berdampak besar terhadap semua produk, jasa, dan konsumen. Organisasi-organisasi baik yang besar maupun yang kecil di semua industri selalu dikejutkan dan harus menerima tantangan dengan adanya perubahanperubahan yang terjadi pada variabel sosial, budaya demografis, dan lingkungan. Tren-tren sosial, budaya, demografis dan lingkungan membentuk cara hidup orang, termasuk cara bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi. Tren yang baru tersebut menciptakan jenis konsumen baru yang membutuhkan kebutuhan produk atau jasa yang baru juga sehingga strategi yang dipakai harus berbeda. 3. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat mempresentasikan peluang ataupun ancaman bagi semua organisasi. Pemerintah bertindak sebagai pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pencipta lapangan kerja, 19 serta konsumen utama bagi organisasi. Perubahan dalam hukum paten, undang-undang, tarif pajak, dan aktivitas lobi dapat memberi pengaruh yang signifikan pada perusahaan. 4. Kekuatan teknologi Kemajuan dan perubahan pada dunia teknologi berdampak penting bagi organisasi. Contoh seperti internet, internet menjadi mesin ekonomi nasional dan internasional yang memacu pertumbuhan. Internet bisa membuat perusahaan menghemat biaya distribusi dan transaksi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan pengembangan produk baru yang lebih baik, dapat mengubah posisi biaya kompetitif relatif dalam sebuah industri dan bisa mengurangiatau meniadakan hambatan biaya antar bisnis. 5. Kekuatan kompetitif Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai pesaing penting bagi perumusan strategi yang berhasil. Mengidentifikasi pesaing tidaklah mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang bersaing di industri yang berbeda. 3. Analisa internal Audit internal merupakan upaya dan evaluasi kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan dalam area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Proses melakukan audit internal sama dengan proses melakukan audit eksternal. Namun dibandingkan dengan audit eksternal, proses melakukan audit internal memberikan kesempatan yang lebih besar bagi yang 20 berpartisipasi untuk memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka dapat berfungsi secara tepat dalam organisasi secara keseluruhan. A. Manajemen Berikut adalah lima fungsi manajemen : 1. Perencanaan (Planning) Dalam buku Suprapto (2009:121), mengutip Schemerhorn, Jr yang mengatakan bahwa perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai dan apa saja langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Perencanaan dapat dibagi atas 2, yaitu: - Perencanaan Jangka Panjang Ini adalah perencanaan untuk angka waktu yang lama, digolongkan lebih dari 3 tahun. - Perencanaan Jangka pendek Ini merupakan perecanaan untuk jagka waktu yang singkat, yaitu dalam waktu 1 hari, 1 bulan, atau 1 tahun. Pada prakteknya batasan maksimum untuk perencanaan jangka pendek adalah 3 tahun 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah proses pembagian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan aktivitas yang terkoordinasi pada setiap individu atau kelompok dalam sebuah organisasi. Semua individu dalam organisasi terlibat dalam suatu kerjasama yang terintegrasi dengan baik untuk melakukan setiap tugas dan fingsinya masing-masing. 3. Penyusunan Staf (Staffing) 21 Penyusunan staf adalah fungsi manajerial yang melakukan penempatan orang-orang untuk suatu posisi dalam krganisasi yang sesuai dengan kemampuannya. Aktivitas dalam penyusunan staf meliputi analisa jabatan, menarik karyawan, melatih, dan memberi kompensasi sesuai dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing 4. Pengarahan (Leading) Pengarahan merupakan proses untuk memicu dan menumbuhkan semangat kerja karyawan serta memberikan bimbingan agar yang mereka lakukan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Pengarahan memberikan motivasi dan dorongan kepada karyawan dengan menciptakan suasana pekerjaan yang kondusif. 5. Pengendalian (controlling) Fungsi manajemen yang terakhir ini merupakan pengawasan atas pelaksanaan atau implementasi dari sebuah rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Schemerhorn, Jr mengatakan bahwa fungsi ini meliputi pengukuran kinerja, mebandingkan antara hasil yang sesungguhnya dengan rencana yang sebelumnya kemudian mengambil tindakan perbaikan. B. Pemasaran Pemasaran merupakan proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Berikut adalah fungsi-fungsi pemasaran pokok, antara lain: a) analisis konsumen, b) penjualan produk/jasa, c) perencanaan produk atau jasa, 22 d) penetapan harga, e) distribusi riset pemasaran, f) analisis peluang C. Keuangan/akuntansi Analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling luas digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi dalam area investasi, pembiayaan, dan dividen. Rasio keuangan dapat menandakan kekuatan dan kelemahan di dalam aktivitas manajemen, pemasaran, produksi, penelitian dan pengembangan, maupun sistem informasi manajemen. Menurut James Van Horne yang dikutip dalam buku manajemen strategis (David, 2010), fungsi keuangan/akuntansi terdiri atas tiga keputusan, yaitu: - Keputusan investasi Keputusan investasi merupakan alokasi dan realokasi modal dan sumber daya untuk berbagai proyek, produk, aset, dan divisi dalam organisasi. - Keputusan pembiayaan Keputusan pembiayaan menjadi penentu struktur modal terbaik untuk perusahaan dan meliputi usaha mengamati berbagai metode yang dapat digunakan perusakaan untuk mendapatkan modal. - Keputusan dividen Keputusan dividen menentukan jumlah dana yang ditahan perusahaan dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan pada pemegang saham. Presentasi laba yang dibayarkan pada para pemegang saham, stabilitas dividen, serta pembelian atau 23 penerbitan saham menjadi isu-isu yang diperhatikan oleh keputusan dividen. D. Produksi/operasi Fungsi produksi/operasi adalah aktivitas yang mengubah input menjadi barang/jasa. E. Penelitian dan pengembangan Manajemen fungsi penelitian dan pengembangan (litbang) yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis lainnya. Litbang dalam organisasi memiliki dua bentuk dasar, yaitu: - Litbang internal : Organisasi menjalankan litbangnya sendiri - Litbang kontrak : perusahaan menggunakan tenaga para peneliti independen untuk mengembangkan produk. F. Sistem informasi manajemen Tujuan sistem informasi manajemen ialah meningkatkan kinerja sebuah bisnis/organisasi dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi yang efektif yaitu mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menyajikan informasi sebaik mungkin agar mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan operasi dan strategi. 4. Menetapkan tujuan jangka panjang Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atau belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu 24 dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangka panjang ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Menciptakan, mengevaluasi, dan memilih strategi Perumusan strategi yang penting diintegrasikan dalam 3 tahap rangka keputusan. Tahap 1 : merupakan tahap input yang berisi informasi yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Terdiri atas Matriks Evaluasi faktor Eksternal (External Factor Evaluation), Matriks Evaluasi faktor Internal (Internal Factor Evaluation), dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profil Matrix). Tahap 2 : yaitu tahap pencocokan, berfokus untuk menciptakan strategin alternatif yang cocok dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal utama. Terdiri dari Strenghts-Weaknesses-Opurtunities-Threats (SWOT), Internal-Eksternal Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Tahap 3 : merupakan tahap keputusan yang hanya melibatkan satu matriks yaitu Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM). 6. Menerapkan strategi – Isu manajemen Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja, melainkan juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Isu-isu manajemen dalam penerapan strategi yaitu sebagai berikut: - Tujuan tahunan 25 - Pembuatan kebijakan - Alokasi sumber daya - Perubahan struktur organisasi - Restrukturisasi dan rekayasa ulang - Perbaikan program penghargaan dan intensif - Meminimalisasi penolakan terhadap perubahan - Pengenalan manajer pada strategi - Pengembangan budaya yang mendukung strategi - Adaptasi proses produksi/operasi - Pengambangan fungsi sumber daya manusia yang efektif - Pengurangan karyawan 7. Menerapkan strategi – Isu pemasaran Dua variabel yang dianggap sebagai kontribusi terpenting bagi penerapan strategi dalam isu pemasaran yaitu segmentasi pasar dan pemosisian produk. a. Segmentasi pasar Segmentasi pasar adalah pembagian pasar menjadi bagian-bagian yang berbeda menurut kebutuhan konsumsi konsumen. Tiga alasan mengapa segmentasi pasar penting dalam penerapan strategi, yaitu: - Strategi-strategi intensif dan diversifikasi membutuhkan peningkatan penjualan melalui pasar dan produk yang baru. - Segmentasi pasar memampukan perusahaan untuk beroprasi dengan sumber daya yang terbatas karena tidak memerlukan produksi massal, distribusi massal, dan iklan massal. Juga memungkinkan perusahaan kecil ikut berkompetisi dengan 26 perusahaan besar dengan memaksimalkan penjualan per segmen. b. Pemosisian produk Pemosisian produk dilakuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara tepat melalui produk atau jasa yang sesuai. Langkah-penting dalam pemosisian produk adalah sebagai berikut. 1. Memilih kriteria penting secara efektif membedakan produk atau jasa dalam industri. 2. Mempersiapkan diagram peta pemosisian produk dua dimensional dengan kriteria yang spesifik di tiap-tiap sumbunya 3. Memplot produk atau jasa pesaing utama untuk menghasilkan matriks empat kuadran 4. Mengidentifikasi area di peta pemosisian di mana produk atau jasa perusahaan dapat menjadi paling kompetitif di pasar target tetentu 5. Mengembangkan sebuah rencana pemasaran untuk memosisikan produk atau jasa perusahaan secara tepat 8. Mengukur dan mengevaluasi kinerja Evaluasi strategi terdiri atas tiga aktivitas pokok. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah sebagai berikut. 1) Penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan Dapat dilakukan dengan mengembangkan revisi matriks EFE dan matriks IFE. Revisi matriks IFE terfokus pada perubahan yang terjadi dalam tekuatan dan kelamahan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, litbang, dan sistem informasi manajemen. Sedangn revisi matriks IFE berfokus pada seberapa 27 efektif respon yang diberikan perusahaan terhadap peluang dan ancaman utama. 2) Pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya Aktivitas ini meliputi pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai, penyelidikan terhadap penyimpangan rencana, evaluasi kinerja individual, serta pengamatan kemajuan yang telah dibuat ke arah pencapaian tujuan yang tertulis. 3) Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Aktivitas ini membutuhkan perubahan agar dapat memosisikan ulang perusahaan secara menyeluruh demi masa depan. Namun, mengambil tindakan korektif tidak selalu meninggalkan strategi yang ada saat ini atau bahkan merumuskan strategi yang baru. 2.2.3 Model Lima Kekuatan Porter Analisis kompetitif model lima kekuatan porter ini merupakan pendekatan yang digunakn secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industry. Porter menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Faktor persaingan antar pesaing dalam industry yang sama inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan. 28 Potensi masukknya pesaing baru Daya tawar pemasok Persaingan antarperusahaan saingan Daya tawar konsumen Potensi pengembangan produk pengganti Gambar: 2.2 Porter Five Forces Sumber: Fred R. David, 2011:146 Hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan : 1) Persaingan antar perusahaan saingan Persaingan perusahaan dalam industry ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industry, switching cost,pengalaman dalam industry, dan perbedaan strategi yang diterapkan. Persaingan di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Persaingan yang tajam merupakan akibat dari sejumlah faktor-faktor structural yang saling berinteraksi. Faktor-faktor tersebut antara lain: 29 a. Perkembangan industry b. Biaya tetap c. Kelebihan kapasitas internien d. Diferensiasi Produk e. Konsentrasi kesinambungan f. Kekompklesian informasi g. Keragaman Pesaing 2) Potensi masuknya pesaing baru Bila perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Terdapat berbagai hambatan bagi masuk nya perusahaan baru, seperti kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk teknologi dan trik -trik praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, kurangnya akses ke bahan mentah dan lain sebagainya. Terlepas dari banyaknya hambatan bagi masukny a perusahaan baru tersebut, perusahaan baru kadang masuk ke industri dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber pemasaran yang substansial. Oleh karenanya, tugas penyusun strategi adalah mengidentifikasi perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan saingan baru, menyerang balik jika diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. 3) Potensi pengembangan produk pengganti Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen produk-produk pengganti di industri lain. Hadirnya produk -produk 30 pengganti itu meletakkan batas tertinggi (platfon) untuk harga yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar (Fred R. David, 2011:150). 4) Daya tawar pemasok Kekuatan penawaran pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Akan menguntungkan kepentingan baik pemasok maupun produsen untuk saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik , pengembangan layanan baru pengiriman yang tepat waktu, dan biaya persediaan yang lebih rendah, sehingga meningkatk an profitabilitas jangka panjang dari semua pihak yang berkepentingan. 5) Daya tawar konsumen Ketika konsumen berbelanja dalam volume besar, daya tawar mereka dapat mempresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam industry. Daya tawar konsumen akan lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi. Pembeli 31 bersaing dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang mempengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen memilki daya tawar yang semakin besar dalam kondisi-kondisi berikut : - Konsumen dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing - Konsumen mendudki tempat yang sangat penting bagi penjual - Penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen - Konsumen memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual. - Konsumen memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk. 2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Metode Nama pengarang Judul jurnal Hasil penelitian penelitian Matriks IFE, EFE, Hartiwi Prabowo, Evaluasi dan Mendapatkan Matriks IE, Pona Nurhanka, Sri Rekomendasi keputusan Matriks SWOT, Budi Utami Nur Strategi Bisnis strategi yang Matriks Grand Hasanah (2010) pada Divisi LPP- terbaik: strategi TVRI pengembangan Strategy, Matriks QSPM produk 32 Matriks IFE, EFE, Engkos Achmad Analisis Mendapatkan Matriks CPM, Perumusan Strategi keputusan Matriks SWOT, Bisnis Pada PT strategi yang Matriks SPACE, Samudra Nusantara terbaik: strategi Matriks IE, Logistindo Kuncoro (2010) Matriks Grand pengembangan pasar Strategy, Matriks QSPM Matriks IFE, Maryam Saghaei, Strategic Planning Mendapatkan Matriks EFE, Leila Fazayeli, For A Lubricant keputusan Matriks SWOT, Mohammad Reza Manufacturing strategi yang Matriks QSPM Shojaee (2012) Company terbaik: market development, participation in exhibitions and collaboration with department of environment EFEM, IFEM, Meredith E. David, The Quantitative Mendapatkan SWOT Matriks, Forest R. David, Strategic Planning keputusan QSPM Fred R. David Matrix (QSPM) strategi yang (2009) Applied To A Retail terbaik: buy new Computer Store land and build new larger store Matriks IFE, Siti Nurhayati Pendekatan QSPM Mendapatkan Matriks EFE, (2008) Sebagai Perumusan keputusan Analisis SWOT, Strategi strategi yang Matriks QSPM Peningkatan terbaik: Pendapatan Asli strategi Daerah Kabupaten ekstensifikasi, Batang, Jawa yaitu strategi Tengah peningkatan kualitas SDM 33 pemungut pajak/retribusi daerah Matriks IFE, Dr. Nazar Investigation of Mendapatkan Matriks EFE, Dahmardeh Economic keputusan Matriks IE, (2011) Capabilities of strategi yang Matriks SWOT, Sistain with terbaik: helping Matriks QSPM Emphasis on facilitate goods Employment transit by being Considering SWOT in transit road of Method Chabahr-milak Matriks IFE, EFE, S.N.Kasim,S.N. Strategi Mendapatkan Matriks SWOT, Sirajuddin, Pengembangan keputusan Matriks IE, Irmayani Usaha Sapi Perah strategi yang Matriks SPACE, (2011) di Kabupaten terbaik: Enrekang meningkatkan Matriks QSPM populasi sapi perah Sumber: Hasil studi pustaka 34 2.4 Kerangka Pemikiran PT Sentral Motor Visi dan Misi Kekuatan dan Kelemahan Peluang dan Ancaman Matriks EFE Matriks CPM Matriks SWOT Matriks IE Matriks QSPM Strategi Bisnis Yang Efektif Gambar 2.3 Kerangka pemikiran peneliti Sumber: Penulis, 2013 Matriks IFE Matriks Grand Strategy