ISSN 1693 - 7309 JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 2, AGUSTUS 2016 KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I Kris Linggardini, Happy Dwi Aprilina HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Endiyono, Wawan Herdiana PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP MASALAH PSIKOSOSIAL KELUARGA YANG MEMILIKI ANGGOTA KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN KRONIS : SEBUAH LITERATURE REVIEW Zikrillah, Mamat Lukman, Ridwan Setiawan PERBEDAAN VISUAL ANALOGUE SCORE (VAS) ANTARA PROSEDUR RESEKSI LAPARASKOPIK DENGAN LAPARATOMI PADA PENDERITA KANKER KOLON M. Hidayat Budi Kusumo, Parish Budiono PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi, Veronika Setyowati PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti, Umi Solikhah PENGARUH KUNJUNGAN NIFAS TERHADAP KOMPLIKASI MASA NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SOKARAJA 1 KABUPATEN BANYUMAS Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh Penerbit : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ISSN 1693 - 7309 JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIV NO. 2, AGUSTUS 2016 Daftar Isi ARTIKEL PENELITIAN 1. KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti 1–9 2. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PREEKLAMSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I Kris Linggardini, Happy Dwi Aprilina 10 – 16 3. HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Endiyono, Wawan Herdiana 17 – 25 4. PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP MASALAH PSIKOSOSIAL KELUARGA YANG MEMILIKI ANGGOTA KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN KRONIS : SEBUAH LITERATURE REVIEW Zikrillah, Mamat Lukman, Ridwan Setiawan 26 – 31 5. PERBEDAAN VISUAL ANALOGUE SCORE (VAS) ANTARA PROSEDUR RESEKSI LAPARASKOPIK DENGAN LAPARATOMI PADA PENDERITA KANKER KOLON M. Hidayat Budi Kusumo, Parish Budiono 32 – 37 6. PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH Ragil Setiyabudi, Veronika Setyowati 38 – 45 7. PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Sri Suparti, Umi Solikhah 46 – 54 8. PENGARUH KUNJUNGAN NIFAS TERHADAP KOMPLIKASI MASA NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SOKARAJA 1 KABUPATEN BANYUMAS Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh 55 – 60 MEDISAINS JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN ISSN : 1693-7309 Pelindung: Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Penasehat: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Pemimpin Umum: Dedy Purwito Pemimpin Redaksi: Ragil Setiyabudi Redaktur Pelaksana: Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S, Jebul Suroso, Diyah YH, Endiyono, Wilis DP. Sekretariat: Meida Laely Ramdani Inggar Ratna Kusuma Editorial Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Jurnal Medisains Vol 14, No 2, Agustus 2016 dapat terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan penulis sebagai berikut; Kombinasi Breast Care dan Teknik Marmet Terhadap Produksi ASI Post Sectio Caesaria Di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (Happy Dwi Aprilina dan Sri Suparti), Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pengetahuan tentang pada Ibu Preeklamsia Hamil di terhadap wilayah kerja Puskesmas Sokaraja I (Kris Linggardini dan Happy Dwi Aprilina), Hubungan Dukungan Spiritual dan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (Endiyono dan Wawan Herdiana), Pengaruh Psikoedukasi terhadap Masalah Psikososial Keluarga yang memiliki Anggota Keluarga dengan Masalah Kesehatan Kronis : Sebuah Keuangan: Alfi Noviyana Literature Review (Zikrillah), Perbedaan Visual Analogue Periklanan dan Promosi: Bunyamin Muchtasjar dengan Laparatomi pada Penderita Kanker Kolon (M. Distribusi dan Pemasaran: Devita Elsanti Rr. Dewi Rahmawati AP Alamat Redaksi: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam KM. 7 Sokaraja 53181 Telp. 0281-6844052, 6844053 Fax.(0281) 6844052 Web & E-mail: http://jurnalnasional.ump.ac.id/ index.php/medisains [email protected] Score (VAS) antara Prosedur Reseksi Laparaskopik Hidayat Budi Kusumo dan Parish Budiono), Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan berpengaruh terhadap Kejadian Diare Umur 15-50 Th(Ragil Setiyabudi dan Veronika Setyowati), Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Frekuensi dan Lama Hemodialisis di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga (Sri Suparti , Umi Solikhah), Pengaruh Kunjungan Nifas Terhadap Komplikasi Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas Sokaraja 1 Kabupaten Banyumas (Khamidah Achyar, Isnaeni Rofiqoh) Redaksi MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April, Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan, kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat. PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, FREKUENSI DAN LAMA HEMODIALISIS DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA 1 Sri Suparti , Umi Solikhah 1 1 Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: [email protected], [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Pasien Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronik tahap (akhir) membutuhkan terapi hemodialisis untuk kelangsungan hidupnya. Kondisi ini bisa berdampak pada kualitas hidupnya. Faktor –faktor yang berpengaruh pada kualitas hidup meliputi faktor demografi pasien, frekuensi dan lama menjalani hemodialisis serta adekuasi hemodialisis. Tujuan:Untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik ditinjau dari pendidikan frekuensi dan lama menjalani hemodialisis di RS. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode:Jenis penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien CKD yang menjalani Hemodialisis dengan teknik total sampling. Analisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney Hasil:Tidak ada perbedaan antara kualitas hidup responden berpendidikan tinggi dan responden berpendidikan rendah dengan nilai p= 0,736 atau P>0,05. Tidak ada perbedaan antara kualitas hidup responden yang mempunyai frekuensi hemodialisis sedikit dan frekuensi hemodialisis banyak dengan nilai p= 0,238 atau P>0,05 dan tidak terdapat perbedaan antara kualitas hidup responden yang mempunyai lama hemodialisis baru dan lama dengan nilai p= 0,984 atau P>0,05 Kesimpulan:Tidak ada perbedaan antara kualitas hidup pasien ditinjau dari pendidikan, frekuensi dan lama hemodialisis di RSUD. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Kata Kunci: Kualitas hidup, Pendidikan, lama PENDAHULUAN menyebutkan, Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal hemodialisis, frekuensi hemodialisis kronik adalah adanya Jumlah diagnosa rawat utama pasien Hemodialisis adalah 25.353 pasien (PERFERI, 2011). Di Indonesia, gangguan pada fungsi ginjal yang progresif prevalensi dan ireversibel, dimana kemampuan tubuh Disease yang menjalani hemodialisis pada gagal untuk mempertahankan metabolisme tahun serta keseimbangan cairan dan elektrolit penduduk. sehingga menyebabkan uremia (Smeltzer, Suhardjono, 2009). Untuk wilayah Jawa et al, 2008). ESRD (End Stage Renal Tengah, Kasus gangguan fungsi ginjal pada Disease) merupakan penyakit ginjal tahap tahun 2004 dilaporkan sebanyak 170 kasus akhir dari CKD yang ditunjukkan dengan ( Dinkes Pem Prof Jateng , 2004) ketidakmampuan ginjal dalam mempertahankan homeostasis tubuh (Ignatavicius & Workman, 2006). dilakukan (Perhimpunan 2006 End-Stage sebesar (Prodjosudjadi, Akibat Renal 23,4/1.000.000 W & ketidakmampuan A. ginjal membuang produk sisa melalui eliminasi urin bisa menyebabkan gangguan fungsi Laporan survei tahun 2011 Gagal ginjal kronik penderita oleh PERNEFRI Nefrologi Indonesia) endokrin, metabolik dan cairan, elektrolit serta asam basa, sehingga diperlukan dialisis atau transplatasi ginjal MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 46 untuk S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik kelangsungan hidup pasien. Dialisis kesehatan fisik, status psikologis, tingkat merupakan suatu proses yang digunakan kebebasan, untuk mengeluarkan cairan dan produk hubungan kepada karakteristik lingkungan limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mereka (WHOQOL, 2004). mampu melaksanakan proses tersebut hubungan Beberapa sosial, faktor yang dan diduga (Smeltzer, et al, 2008). Terdiagnosis Gagal berhubungan Ginjal adalah faktor demografi, kadar hemoglobin, Kronis hemodialisis dan harus seumur menjalani hidup dapat akses dengaan kualitas hidup vaskuler, adekuasi hemodialisis, menimbulkan dampak pada individu pasien tekanan gagal ginjal. Dalam menjalani hemodialisis menjalani hemodialisis. Hasil penelitian cairan, dan diet harus dibatasi, hal ini Nurcahyati, menyebabkan kebebasan, bahwa tekanan darah, frekuensi dan lama kesehatan, menjalani kehilangan tergantung pada pelayanan darah S dan lama (2010) menjalani menyimpulkan hemodialisis sebagai faktor konflik dalam perkawinan, keluarga dan independen yang dapat mempengaruhi kehidupan kualitas hidup pasin gagal ginjal yang sosial, pendapatan. berkurangnya Hal-hal tersebut dapat menjalani hemodialisis. mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal Adekuasi hemodialisis dikaitkan pula ginjal kronik. Saat ini terapi pengganti ginjal dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal yang paling banyak digunakan adalah kronik yang menjalani hemodialisa. Hasil hemodialisis, hal ini dikarenakan terapi ini penelelitian Septiwi, C (2010) menyebutkan lebih terjangkau dan sudah terbukti efektif. bahwa secara statistik terdapat hubungan Prosedur hemodialis yang walupun diangap bermakna antara adekuasi efektif dan aman dan bermanfaat tetapi bisa hemodialisis dengan kualitas hidup denagn juga menimbulkan risiko atau efek samping p value; 0,001. Pemodelan multivariat faktor (Shangholian, et al, 2008). risiko menunjukkan bahwa responden yang Kualitas hidup adalah persepsi individu mencapai adekuasi hemodialisis dalam kemampuan, keterbatasan, gejala mempunyai peluang yuntuk mempunyai serta sifat psikososial hidupnya dalam kualitas hidup yang baik sebesar 10,6 kali di konteks budaya dan sistem nilai untuk bandingkan pasien yang menjalankan fungsinya (WHOQOL group, adekuasi 1998 dalam Murphy et al, 2000; Nurchayati, Pagels,. A, A et al (2012 ) tentang kualitas S, 2010). Menurut WHO kualitas hidup hidup pasien gagal ginjal kronik yang adalah sebagai persepsi individu sebagai menjalani hemodialisa pada berbagai stage laki-laki ataupun perempuan dalam hidup CKD ditinjau dari konteks budaya dan system penyakit dan gagal ginjal tahap lima sangat nilai dimana mereka tinggal, hubungan mempengaruhi kualitas hidup pasien CKD, dengan artinya standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini terangkum secara kompleks mencakup tidak mencapai hemodialisis. Hasil penelitian menyimpulkan semakin bahwa parah beratnya tingkatan CKD semakin buruk kualitas hidupnya. Pendidikan sebagai salah MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 47 satu S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik karakteristik pasien yang dimungkinkan ada pada pasien Gagal Ginjal sangat penting keterkaitan dengan kualitas hidup pasien dilakukan, guna mengetahui secara dini gagal ginjal kronik. Menurut Azwar (2005) kualitas hidup pasien. Pendidikan, frekuensi mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat dan lama hemodialisis menjadi hal yang pendidikan akan menarik dan perlu dibuktikan apakah secara cenderung untuk berperilaku positif, karena aktual berpengaruh terhadap kualitas hidup pendidikan pasien seseorang yang menjadikan maka dia diperoleh seseorang dapat Gagal Ginjal yang menjalani meletakan Hemodialisis. Gagal Ginjal yang menjalani dasar-dasar pengertian (pemahaman) dan hemodialisis, hal inilah yang mendorong perilaku peneliti dalam penelitian diri untuk melakukan penelitian. Tujuan umum dari penelitian ini adalah yangmemiliki untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pasien Gagal Ginjal Kronik ditinjau dari pengetahuan pendidikan, pada (2009) Hasil mengatakan bahwa, Yuliaw seseorang. penderita yang lebih luasjuga durasi frekuensi RSUD. Goeteng memungkinkan pasien itu dapat mengontrol hemodialisis dirinya dalam mengatasi masalah yang Taroenadibrata Purbalingga. dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang METODE tinggi, berpengalaman, dan mempunyai Jenis di dan penelitian ini merupakan perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi penelitian kejadian, mudah mengerti tentang apa yang menggunakan pendekatan cross sectional dianjurkan oleh petugas kesehatan, serta yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dapat mengurangi kecemasan sehingga dinamika membantu risiko dengan efek melalui pendekatan, individu tersebut dalam membuat keputusan. Hasil studi komparatif. perbandingan Dengan antara faktor observasi atau pengumpulan data sekaligus pendahuluan di unit pada suatu saat dimana setiap subyek Hemodialisa RS Goeteng Taroenadibrata penelitian rata rata pasien yang melakukan cuci darah (Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel total adalah 35 orang perbulan. Dengan melihat adalah 33. Lokasi penelitian berada di unit prevalensi penderita gagal ginjal yang Hemodialisa RS Goeteng Taroenadibrata semakin meningkat begitu juga jumlah Purbalingga. pasien yang menjalani hemodialisis. Hal ini HASIL tentu resiko berkorelasi dengan ketidakmampuan peningkatan pada pasien diobservasi Penelitian Hemodialisa Taroenadibrata peningkatan Penelitian penurunan kualitas dilaksanakan sekali di RSUD tersebut yang juga menunjukkan adanya resiko hanya Kabupaten dilaksanakan 2014 unit Goeteng Purbalingga. selam hidup pada pasien Gagal Ginjal yang Juli-Agustus harus menjalani hemodialisis sepanjang berjumlah 33 orang. Pengambilan data hidupnya. Pentingnya pengukuran kualitas dilakukan dengan dengan bulan sampel menggunakan hidup terkait status fungsional kesehatan MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 48 S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik wawancara dan kuesioner. Berikut dipaparkan hasil penelitian terkait. Karakteristik Responden Penelitian Tabel 1. Tabel karakteristik responden Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan < 45 tahun ≥ 45 tahun Rendah Tinggi < 50 kali ≥ 50 kali < 11 bulan ≥ 11 bulan < 50 kurang berkualitas ≥ 50 berkualitas Usia Pendidikan Frekuensi Lama/Durasi Kualitas hidup Total Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan Frekuensi Persentase 15 18 15 18 21 12 12 21 12 21 11 22 45.5 54.5 45.5 54.5 63,6 36.4 33.4 66.6 30.3 69,7 33.3 66.7 33 100,0 sekitar 21 responden (63,6%) sudah bahwa jumlah responden penelitian tidak menjalani hemodialisis kurang lebih sama jauh berbeda antara perempuan yaitu 18 dengan 50 kali dan 12 reponden (36,4%) orang (54,5%) diikuti responden laki-laki kurang dari 50 kali. Untuk durasi atau sejumlah 15 orang (45,5%). Usia responden lamanya menjalani hemodialisis hampir penelitian sebagian besar sudah memasuki didominasi oleh pasien yang cukup lama usia (54.5%) yaitu 69,7% sudah menjalani lebih dari 11 berdasarkan katagorinya, diikuti usia muda bulan. Sebagian kecil kurang dari sebelas 15 pendidikan bulan sekitar 30,3%. Selanjutnyan sekitar responden sebagian besar 63,6% adalah 22 responden (66,7%) memiliki kualitas rendah dan 36,4% selebihya berpendidikan hidup yang berkualitas dan 12 reponden tinggi. Berdasarkan frekuensi menunjukkan (33,3%) dan selebihnya kurang berkualitas. tua orang yaitu 18 (45,5%), orang tingkat Perbedaan kualitas hidup ditinjau dari pendidikan, durasi dan frekuensi hemodialisis Tabel 2. Hasil uji Mann-Whitney perbedaan kualitas hidup dari tinjau dari tingkat pendidikan, frekuensi dan lama/durasi hemodialisis di RS Goeteng Taroeadibrata Variabel Pendidikan Frekuensi Lama/Durasi Kualitas hidup Rendah (SD&SMP) Tinggi (SMA& PT) <50 Sedikit ≥ 50 Banyak <11 bulan ≥ 11 bulan Frekuensi 21 12 12 21 10 23 Mean Rank 16.57 17.75 14.38 18.50 17.05 16,98 Sum Of Rank 348.00 213.00 172.50 388,50 170.50 390,50 p value 0,736 0,238 0,984 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 49 S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Tabel 2 menunjukkan hasil uji tingkat pendidikan sebagian responden Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan rendah yaitu sekitar 63,6% selebihnya 95% menunjukkan bahwa nilai berturut turut sekitar p= 0,736, p= 0,238, p:=0,984 atau p>0,05 Pendidikan dianggap sebagai salah satu maka dapat disimpulkan tidak terdapat faktor yang berhubungan dengan kualitas perbedaan bermakna antara kualitas hidup hidup. Dogan et al (2008) menyebutkan dilihat dari bahwa risiko komplikasi penyakit ginjal tingkat pendidikan, frekuensi 36,4 % banyak PEMBAHASAN mempunyai pendidikan rendah. Hal ini kelamin umum berdasarkan perempuan lebih dibandingkan laki-laki. Hasil jenis banyak penelitian pada tinggi. dan lama hemodialiasis. Secara terjadi berpendidikan pasien yang senada dengan yang disampaikan oleh Notoadmojo menjadi (2007) salah bahwa satu pendidikan faktor yang Daryani (2011) juga menemukan bahwa mempengaruhi perilaku langsung terhadap jenis kelamin perempuan lebih banyak pada kesehatan. pasien menjalani menjalani hemodialisa maka dia akan Klaten. semakin patuh dan teratur melaksanakan gagal hemodilisis ginjal di yang RS Soeradji Berdasarkan usia hampir sebagian besar penderita gagal ginjal yang menjalani Semakin lama seseorang hemodilisis. Durasi atau lama menjalani hemodialisa berusia lanjut, hal ini sesuai hemodialisis hampir didominasi oleh pasien dengan hasil penelitian Kamaludin dan yang menjalani hemodialisis yang cukup Rahayu (2009). Pada hakiaktnya penyakit lama yaitu sekitar 69,7% sudah menjalani gagal ginjal kronik tidak dipengaruhi oleh Hemodialisis lebih dari 11 bulan, bahkan jenis masing yang paling lama sudah menjalani 108 untuk bulan atau sekitar 9 tahun. Hasil peneliitian kelamin, sama-sama usia. Masing mempunyai risiko mengalami penyakit ini. Hasil ini sesuai Nurchayati, dengan penelitian Nurchayati, S (2010) Hemodialisis yang menyatakan tidak ada hubungan hidupnya. Tentu saja kondisi terdiagnosis antara usia dengan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik harus menjalani terapi gagal pengganti untuk kelangsungan hidupnya ginjal hemodialisa. kronik Usia yang menjalani responden yang sebagaian ditemukan sudah lanjut atau 45 keatas dikaitkan dikaitkan lama dengan menjalani kualitas yaitu hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sekitar 21 orang (63,6%) penurunan fungsi ginjal. Terjadi perubahan sudah menjalani hemodialisis kurang lebih fungsi ginjal seiring dengan bertambahnya sama dengan 50 kali dan 12 reponden usia usia 40 dengan (2010) risiko sesudah juga S tahun terjadi (36,4%) kurang dari 50 kali. Hasil ini senada penurunan GFR secara progresif hingga dengan durasi atau lamanya menjalani usia 70 tahun kurang lebih sekitar 50 % dari Hemodialisis, normal (Smeltzer, et al, 2008). secara Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin otomatis akan lama durasinya mempengaruhi frekuensi hemodialisis, hanya saja untuk MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 50 S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik frekuensi dosis hemodialisis dalam yang menjalani berbeda ada tinggi dan rendah punya cara tersendiri yang untuk mencari informasi terkait penyakitnya menjalani sekali setiap minggunya pada dan perawatannya. Kualitas hidup bersifat kondisi stadium gagal ginjal awal dan subyektif jadi tidak ditentukan oleh tinggi minimal 2 kali seminggu pada kondisi gagal rendahnya pendidikan. Bahkan mereka ginjal stadium akhir (Smeltzer, et al, 2008). sama-sama tidak perduli dengan kondisi Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mereka alami saat ini, yang mereka sekitar 22 responden (66,7%) memiliki tahu saat ini hanya berobat supaya sembuh kualitas hidup yang berkualitas baik dan 12 tampa reponden (33,3%) dan selebihnya kurang menunjang akan kualitas hidupnya. Hal ini berkualitas. juga Terdiagnosis Gagal Ginjal memikirkan peneliti kebutuhan temukan pada yang saat Kronis dan harus menjalani hemodialisis pengambilan data pada saat ditanya mereka seumur hidup dapat menimbulkan dampak hanya pada individu pasien gagal ginjal. Dalam pegobatan menjalani hemodialisis cairan, dan diet memikirkan bagaimana menyenangkan diri harus mereka yang bisa meningkatkan kualitas dibatasi, hal ini menyebabkan kehilangan kebebasan, tergantung pada pelayanan kesehatan, dan dari hanya hari menjalani kehari tanpa hidupnya. dalam Meskipun demikan ada juga penelitian perkawinan, keluarga dan kehidupan sosial, yang menyatakan bahwa pada penderita berkurangnya pendapatan. Hal-hal tersebut yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien mempunyai pengetahuan yang lebih luas gagal ginjal kronik (Shangholian, et al, juga 2008). mengontrol Hasil ini konflik pasrah menunjukkan bahwa, memungkinkan dirinya pasien itu dapat dalam mengatasi walaupun tingkat pendidikan responden masalah yang dihadapi, sehingga dapat sebagaian rendah tetapi responden kualitas membantu hidupnya hampir membuat keputusan (Yuliaw, 2009). Hasil semua usianya sudah lanjut. Hasil ini sesuai Penelitian Theofilou, A., P (2012) yang dengan penelitian Nurchayati, S (2010) menyelidiki hubungan kualitas hidup untuk menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan variabel sociodemographic (jenis kelamin, antara tingkat pendiikan dan kualitas hidup usia, pendidikan, status perkawinan) serta begitu pula dengan usia. variabel klinis (kesehatan mental yang Perbedaan Kualitas Hidup dilaporkan sendiri, depresi dan kecemasan) Perbedaan Kualitas hidup berdasarkan pada pasien stadium akhir penyakit ginjal tingkat pendidikan (ESRD). Menemukan bahwa Umur memiliki Pada seseorang berkualitas baik dan dasarnya tingkat pendidikan tidak secara signifikan individu tersebut dalam efek pada domain fisik dan sosial kualitas hidup. Sehingga dapat disimpulkan berpengaruh terhadap pengetahuan dan pendidikan tidak mempengaruhi semua kualitas hidup, namun peneliti mempunyai aspek pada komponen kualitas hidup. pandangan reponden yang berpendidikan Walaupun berdasarkan analisa univariat MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 51 S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik diketahui sebagian besar mereka (66,7%) hemodialisis dirawat setidaknya 7 jam per kualitas hidupnya berkualitas baik tetapi sesi HD memiliki ketahanan hidup yang secara lebih baik daripada pasien yang diobati statistik perbedaanya tidak bermakna dengan responden yang kualitas untuk waktu yang lebih pendek. hidupnya kurang berkualitas. Hasil penelitian yang menunjukkan Perbedaan Kualitas hidup berdasarkan tidak adanya perbedaan kualitas hidup frekuensi hemodialisis antara pasien yang frekuensinya lebih Frekuensi dalam banyak dibandingkan yang lebih sedikit penelitian ini adalah sudah berapa kali dimungkinkan karena keyakinan mereka responden sudah menjalani hemodialisis, bahwa kualitas hidup sifatnya subjektif dan tentu saja hal ini hampir sama atau sejalan tidak bergantung pada banyak sedikitnya dengan durasi/lama menjalani program hemodialisa yang sudah mereka lakukan. hemodialisis. Jadi belum bisa dipastikan Dari hasil wawancara dengan responden apakah frekuensi yang dimaksud bisa mereka tidak berfikir sudah berapa lama mempengaruhi kualitas hidup responden. menjalani, Frekuensi juga bisa diartikan sebagagai hemodialisa akan dialakukan sepanjang dosis HD setiap minggunya, hemodialisis hidup mereka setelah post diagnosis gagal sekali ginjal kronik, dan mereka berpikir positif setiap hemodialisis minggunya pada kondisi mereka hanya tau bahwa stadium gagal ginjal awal dan minimal 2 kali mereka akan baik-baik saja. seminggu pada kondisi gagal ginjal stadium Perbedaan Kualitas hidup berdasarkan akhir (Smeltzer, et al, 2008). Hasil penelitian Durasi/Lama Hemodialisis menyimpulkan hemodialisis bahwa 3 kali dosis/frekuensi perminggu lebih Hal ini Kamaludin sejalan dan dengan penelitian Rahayu (2009) direkomendasikan, adanya temuan terkait menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan Hemodialisis harian merupakan metode kepatuahan terhadap kepatuhan asupan yang untuk cairan pada pasien gagal ginjal yang meningkatkan hasil dialisis dan kualitas menjalani hemodialisa. Hasil ini diperkuat hidup, terhadap penelitian Septiwi, C (2011); Suryariilish kelangsungan hidup pasien belum telah (2008); Ibrahim (2005) yang menyebutkan terbukti secara definitif (Locatelli F., et al, bahwa tidak ada hubungan antara lama 2005). hemodialisis dengan kualitas hidup pasien sangat meskipun menjanjikan dampaknya Laporan yang dituliskan oleh Chazot C, hemodialisis. Namun hasil ini berbeda and Jean G (2009) menunjukkan bahwa dengan terdapat efek positif pada waktu dialisis menyatakan bahwa Hasil analisis variabel dilakukan memanjang atau peningkatan lama menjalani HD dengan kualitas hidup frekuensi dialisis hal ini diartikan sebagai didapatkan bahwa OR=2,637 dengan P kelangsungan hidup pasien lebih baik. value=0,035 yang artinya responden yang Temuan belum lama menjalani Hemodialisa berisiko perawatan ini tergantung pasien pada yang waktu menjalani 2.6 kali penelitian hidupnya sebelumnya kurang yang berkualitas MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 52 S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik dibandingkan dengan yang sudah lama menjalani hemodialisis (Nurchayati, S, 2010). KESIMPULAN DAN SARAN Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan antara kualitas hidup responden berdasarka tingkat berpendidikan dengan nilai p= 0,736 atau P>0,05, berdasarkan frekuensi hemodialisis dengan 0,238 atau Durasi P>0,05 dan nilai p= berdsasarkan hemodialisis degan nilai p= 0,984 (P>0,05). Adapun direkomendasikan saran (1) yang Melibatkan dan meningkatkan peran serta keluarga sebagai support sistem dalam rangka meningkatkan kualitas hidup (2)Memberikan pentinganya cairan, pasien edukasi untuk sehingga hemodialisis; terkait dengan membatasi asupan pasien mengetahui tentang perawatan post hemodialisis yang pada akhirnya akan tetap terjaga berat badan yang normal. (3) Memberikan latihan pergerakan, olahraga dan dan program hiburan bagi hemodialisis. pasien yang menjalani (4)Saran untuk penelitian selanjutnya melanjutkan penelitian dengan menambah jumlah sampel dan menambahkan variabel penelitian terkait. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Brazier JE, Harper R, Jones NMB, O Cathain A et al. (1992) Validating the SF-36 health survey questionare new outcome measure for primary care. BMJ.305:160-164 Brazier JE, Jines N & Kind P (1993), testing the validating of the Euroqol and comparing it with the SF -36 health survey questionare. Quality life Res: 2;1169-180. Chazot C, and Jean G (2009). Advantages and Challenges of Increasing Dialysis Duration and Frequency: Effects of Dialysis Time and Frequency on Survival. http://www.medscape.org/viewarticle/ 583906_7 Daryani (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi dialisis pasien Gagal Ginjal Tahap akhir di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Thesis .Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. Dahlan (2009). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika De Hana R, AaronsonN, Limburg M, Langton Hewer RL & Van Crevel H (1993). Measuring quality of life in Stroke. Stroke. 29:63-68 De Hana R, and Faronson (2002). Measuring quality of life in Stroke using the SF-36 in stroke . Stroke. 33:1176-1177 Desita. (2010). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Peningkatan Kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisis RS. Banyumas dan RSI Cilacap. Thesis. tidak dipublikasikan Universitas Indonesia Dogan S, Ekiz S, Yucel L, Ozturk S, Kazaneioglu R, (2008) Relation of Demographic clinic and Biochemical parameter to peritoneal dialysis, Turkey: Journal of Renal Care 34 (1),5 8. Hamalik, O. (2008). Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Hundak, Gallo (1999) Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Volume II, Jakarta : EGC. Ibrahim, K. (2005). Kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronis yang menjalani Hemodialisis. MKB, Vol 37. Tahun 2005. http://www.mkb-online.org Ignatavicius, Donna D. & Workman M.L. (2006). Medical-Surgical Nursing, Critical Thinking for Collaborative Care. St. Louis: Elsevier Saunders. Kamaluddin R dan Rahayu E , (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di RSUD prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 53 S Suparti, U Solikhah | Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik keperawatan soedirman (the soedirman journal of nursing), Volume 4 No.1. Locatelli F., Buoncristiani., Canaud B., Petitclerc T., and Pietro Zucchelli P., Kohler H. (2005). Dialysis dose and frequency.Nephrol Dial Transplant (2005) 20: 285–296 Murphy et al, (2000). Australian WHQOL-100: user manual and interpretation guide. www. http phsyiciatric. Unimelb. Edu diakses tanggal 10 Maret 2014 Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurchayati ,S., (2010). Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan berhubungan dengan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap dan RS Umum Daerah Banyumas. Thesis.Tidak dipublikasikan .Universitas Indonesia Paegels, A., A et al. (2012). Health-related quality of life in different stages of chronic kidney disease and at initiation of dialysis treatment. Health and Quality of Life Outcomes 2012, 10:71 http://www.hqlo.com/content/10/1/71 PERNEFRI, (2003) Konsensus dialisis. Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi–Bagian Ilmu. KTW, 2009.Annual Meeting 2009 Perhimpunan Nefrologi Prodjosudjadi, W & A. Suhardjono, 2009. End-Stage Renal Disease In Indonesia: Treatment Development. Ethnicity & Disease.Volume 19. http://www.ishib.org/journal/191s1/eth n-19-01s1-33.pdf. Rahmi, U. (2011). Pengaruh Discharge Planing terstruktur terhadap kulaitas hidup pasien stroke iskemik di RS Al Ihsan dan RS Sakit Al Islam Bandung. Thesis. Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. RAND (2009). Scoring instruction for the 36 item SF-36 . Http://www.rand.org/health/survey tools/mos.co 36 item scoring htm Septiwi, C (2010). Hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di unit hemodialisis RS. Margono Soekardjo. Thesis tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia. Smeltzer and Bare (2008), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta. Suryarinilisih, Y. (2010). Hubungan Peningkatan Berat badan antara dua waktu hemodialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis.Thesis. Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia The Word Health Organization Quality Of Life. (2000). (WHOQOL)-BREF. Diakses pada tanggal l10 Maret 2014 Theofilou, A., P (2012). The Impact of Sociodemographic and Psychological Variables on Quality of Life in Patients with Renal Disease: Findings of a Cross - Sectional Study in Greece. , J Clinic Res Bioeth 2012, 3:2 USRDS, (2011). Chapter Twelve :International Comparisons. http://www.visionfm c.com/files/pd f/ERSDPatientsin2010.pdf. Yuliaw, A. (2009). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Dr. Kariadi Semarang. Diakses dari digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtp unimus-gdl-annyyuliaw-5289-2-bab2. pdf pada tanggal 29 April 2012. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 14 No 2, AGUSTUS 2016 | Halaman 54