Benda asing di esofagus

advertisement
Oleh :
dr. H. Fachzi Fitri, Sp THT-KL, MARS
PENDAHULUAN
Benda asing di esofagus benda tajam ataupun
tumpul atau makanan yang tersangkut dan
terjepit di esofagus karena tertelan secara
sengaja ataupun tidak sengaja.
 Lokasi tersangkut biasanya pada salah satu
tempat penyempitan fisiologis esofagus.
 Penyebabnya dewasa dan anak berbeda
 Mortalitas terjadi karena adanya komplikasi
 Penatalaksanaan pengangkatan secara
endoskopik.

DEFENISI
Benda asing di esofagus :
benda yang tajam atau tumpul, ataupun makanan
yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena
tertelan,baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
 Terjadi pada semua umur
 Sering di daerah penyempitan fisiologis
 Komplikasi fatal jika sudah perforasi

EPIDEMIOLOGI
Sumbatan jalan napas penyebab ketiga
kematian mendadak pada anak < 1 tahun, dan
penyebab keempat pada anak usia 1-6 tahun.
 Di Amerika Serikat insiden benda asing di
esofagus tidak diketahui secara pasti.
 Mortalitas tergantung komplikasi
 Tidak ada perbedaan dalam hal ras ataupun
jenis kelamin
 Lebih sering terjadi pada anak-anak
 Lokasi paling banyak di daerah servikal tepat
pada sfingter esofagus atas

ANATOMI ESOFAGUS
suatu organ silindris berongga dengan panjang pada
orang dewasa sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2
cm saat kosong dan 3 cm saat berisi makanan.
 Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm.
 Ujung bagian atas pada tulang rawan krikoid
(vertebra servikal 6) dan bagian bawah pada orifisium
kardia (vertebra torakal 10).
 Terdapat 2 sfingter :sfingter esofagus bagian atas (m.
krikofaringeus) dan sfingter esofagus bagian bawah

Anatomi Esofagus
Lapisan Esofagus
DINDING ESOFAGUS terdiri atas 4 lapisan :
1. Lapisan mukosa
: Bersifat alkali
2. Lapisan sub mukosa : Banyak sel sekretori
3. Lapisan muskularis : Sirkular (dalam) dan
Longitudinal (luar)
4. Lapisan serosa
: Jaringan ikat longgar
PERSARAFAN
 Ekstrinsik

Intrinsik
Simpatis
Parasimpatis (N. Vagus)
Pleksus Aurbach
Pleksus Meissner
Perdarahan
Bagian
atas
tengah
bawah
Bagian
atas
tengah
bawah
a. tiroidea inferior,a. subklavia
a.bronkialis,cabang aorta
a. gastrika sinistra,a.frenika
v.tiroidea inferior
v.azygos
v.esofageal
Aliran Limfatik
Bagian servikal dan mid-esofagus nodus
paraesofageal servikal dan nodus jugularis inferior.
 Bagian torakal dari esofagus  nodus mediastinum
superior, peribronkhial, hilar, dan paraesofageal.
 Bagian abdominal dari esofagus  nodus gastrika
sinistra

Fisiologi Menelan
Dimulai dari pergerakan volunter lidah dan diteruskan
dengan serangkaian refleks dalam faring dan esofagus.
 Bagian aferen refleks ini merupakan serabut-serabut
yang terdapat dalam saraf V, IX, dan X.
 Pusat menelan terdapat pada medula oblongata.
 Bagian eferen melalui saraf kranial V,X, dan XII
menuju otot-otot lidah,faring,laring,dan esofagus.

3 fase menelan :
Fase oral
 secara sadar
pendorongan bolus ke posterior
kontraksi m. veli palatini
2. Fase Faringeal
refleks
pergerakan faring dan laring ke atas
kontraksi m.stilofaring,m.salfingofaring,
m.tirohioid,dan m.palatofaring
1.
3. Fase esofageal
 relaksasi m. krikofaringeus  Sfingter esofagus
bagian atas terbuka
gerakan peristaltik
kontraksi lebih kuat
bolus terdorong
masuk sfingter esofagus bawah
tidak refluks
Etiologi dan faktor Predisposisi
ANAK
Anomali kongenital,retardasi mental
 Belum tumbuhnya gigi molar
 Koordinasi menelan dan sfingter laring belum
optimal
 Kebiasaan memasukkan benda asing dalam
mulut

DEWASA
Pemakaian gigi palsu yang sudah tidak tepat
 Kurangnya sensasi taktil
 Makan yang terburu-buru
 Gangguan mental/psikosis
 Dalam pengaruh alkohol
 Narapidana,pengedar obat-obatan terlarang
 Penyakit yang mendasari kelainan anatomi

PATOGENESIS
Empat daerah penyempitan fisiologis :
1. Sfingter esofagus atas
2. Penyilangan dengan arkus aorta
3. Penyilangan dengan bronkus kiri
4. Sfingter esofagus bawah
Atau adanya kelainan anatomis
benda asing
di esofagus
lama
Inflamasi,toksisitas,perforasi
komplikasi
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri di daerah leher/tidak enak di epigastrium
 Disfagia/odinofagia
 Hipersalivasi
 Regurgitasi
 Muntah
 Hematemesis
 Nyeri punggung :perforasi
 Gangguan napas :stridor,jika menekan laring
 Lama : iritabilitas,gangguan pertumbuhan pada
anak
 Perforasi Sepsis: demam, syok

DIAGNOSIS
ANAMNESIS
 Riwayat ingesti
 Riwayat orangtua melihat anaknya memasukkan benda
ke dalam mulut
 Gejala,kadang asimptomatik terutama anak-anak
PEMERIKSAAN FISIK
 Kekakuan lokal pada leher
 Perforasi ; mediatinitis,emfisema auskultasi : suara
getaran,palpasi : adanya krepitasi
 Tanda komplikasi lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tidak terlalu berperan,kecuali sudah ada komplikasi
2.Pemeriksaan Radiologi
posisi AP dan lateral
foto ulangan untuk melihat benda asing berpindah/tidak
sangat jelas melihat benda radioopak seperti uang
logam
benda radiolusen: dilihat apakah ada tanda inflamasi
periesofagus atau hiperinflamasi hipofaring dan
esofagus bagian proksimal.
FOTO POLOS
ESOFAGOGRAM
Esofagogram pada benda asing radiolusen akan
memperlihatkan ”filling defect persistent”.
 Kontras : barium

CT SCAN
Indikasikecurigaan adanya benda asing di
esofagus tapi pada foto polos servikal/toraks
tidak ditemukan atau negatif, sedangkan pada
esofagogram terlihat atau positif.
 Dapat menunjukkan adanya gambaran inflamasi
jaringan lunak dan abses, juga gambaran benda
asing yang tidak terlihat dengan foto roentgen.
 Ct scan juga bisa untuk mengevaluasi ada atau
tidak komplikasi setelah ekstraksi benda asing.

Gambaran CT Scan
MRI
Dapat menunjukkan gambaran semua keadaan
patologik pada esofagus
 Dapat menampilkan keseluruhan gambar
jaringan/massa servikotorakal dan hubungan dengan
jaringan neurovaskular sekitar.
 MRI juga dapat menunjukkan adanya perluasan abses
atau pembentukan granuloma.
 Tapi bukanlah pemeriksaan inisial untuk melihat
adanya benda asing.

PEMERIKSAAN LAINNYA
USG
 Detektor metal : non invansif, pada anaktap
tidak bisa mengetahui lokasi dengan tepat

KOMPLIKASI
Laserasi mukosa,perdarahan,perforasi lokal
dengan abses leher/retrofaringeal atau
mediastinitis
 Perforasi: selulitis lokal,fistula trakeoesofagus
 Pneumotoraks/piotoraks
 Striktur esofagus
 Nekrosis esofagus
 Trauma vaskular

PENATALAKSANAAN
Pengangkatan benda asing dengan esofagoskopi dan
cunam yang sesuai dengan benda asing
 Pasang NGT jika curiga perforasi kecil
 Tidak bisa dengan esofagoskopi :pembedahan
 Secara umum penatalaksanaan berdasarkan kondisi
pasien: stabil atau tidak stabil
 Tidak stabil : management airway, endoskopi urgensi
 Stabil : endoskopi (gold standar), observasi (jika benda
kecil),obat yang merelaksasi sfingter
 Endoskopi : tatalaksana yang paling
direkomendasikan

KESIMPULAN






Terdapat tempat penyempitan fisiologi di esofagus yang dapat
mempermudah terperangkapnya benda asing apalagi pada
anak-anak dimana koordinasi menelan belum sempurna dan
ukuran lumen esofagus yang masih sempit.
Benda asing di esofagus kejadiannya paling banyak pada anakanak dibawah usia 5 tahun, sedangkan pada orang dewasa
kejadian tertelan benda asing di esofagus berhubungan dengan
pemakaian gigi palsu,alkoholisme,gangguan psikiatri/psikosis.
Gejala yang muncul berupa disfagia,odinofagia, hipersalivasi,
regurgitasi, muntah, bahkan hematemesis.
Pada anak-anak gejala tidak jelas sehingga diperlukan
anamnesis yang lengkap dari orang tua.
Komplikasinya diantaranya dapat berupa laserasi mukosa
esofagus,perdarahan, perforasi, abses
leher,mediastinitis,selulitis,fistel trakeoesofagus.
Penatalaksanaan segera diperlukan untuk pengangkatan benda
asing dengan menggunakan esofagoskop.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mariana,Y. Benda Asing di Esofagus. Dalam:Soepardi EA,Iskandar NH.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher,edisi
6.
Jakarta: Balai
Penerbit FKUI ; 2007. hal 299-302.
2. Harry A Asroel. Ekstraksi Benda Asing di Bronkus dan Esofagus. Dalam :
Majalah Kedokteran Nusantara, volume 40. 2007. hal 157-59.
3. David WM. Esophageal Foreign Bodies in Emergency Medicine
Medication.
Diakses dari http://emedicine.com pada tanggal 04 Juli
2011.
4. John,JH. Esofagus. Dalam : Richard EB,Robert K,Ann MA. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak,edisi 15. Jakarta: EGC;2000. hal 1302-03.
5. Leighton,GS. Penyakit Jalan Napas Bagian Bawah, Esofagus dan
Mediastinum: Pertimbangan Endoskopik.Dalam: George LA,Boies RB.
Buku Ajar Penyakit THT,edisi 6. Jakarta : EGC; 1997. hal 455-64.
6. Sri Herawati J. Benda Asing Esofagus pada Anak di RSU Dr. Soetomo
Surabaya. Dalam : Jurnal Kedokteran YARSI,edisi 13. 2005. hal 306-312.
7. Lorraine MW,Glenda NL. Gangguan Esofagus. Dalam : Sylvia AP,
Lorraine
MW. Patofisiologi volume 1,edisi 6. Jakarta:
EGC;2005. hal 404-07
8. Jerri,AL. Upper Digestive Tract Anatomy and Physiology. Dalam
: Bailey,
Byron J.
Head and Neck SurgeryOtolaringology,edisi 4. Jakarta : EGC; 2006. hal 687-92.
9. Anonim. Human Anatomy. Diakses dari http://webMD.com pada
tanggal 04
Juli 2011.
10.Efiaty,AS. Disfagia. Dalam:Soepardi EA,Iskandar NH. Buku
Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Leher,edisi 6. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI ; 2007. hal 277-80.
11.Rathore PK, Raj A. Prolonged Foreign Body Impaction in The
Oesophagus. Dalam : Singapore Med J. 2005. hal 53-54.
12.William WS,Subinoy D. Esophageal Disorders. Dalam : Bailey,
Byron J.
Head and Neck Surgery-Otolaringology,edisi 4.
Jakarta : EGC; 2006. hal 757- 66.
13.Veronica Rooks. Esophageal Foreign Body Imaging. Diakses dari
http://emedicine.com pada tanggal 04 Juli 2011.
Download