World bank documents

advertisement
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
ATAS
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NATIONAL COMMUNITY EMPOWERMENT
IN URBAN AREAS FOR 2012-2015
LOAN IBRD NO.8213 - ID
PADA
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2015
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
(BPKP)
NOMOR
TANGGAL
LAI-24/D1041112016
15 JUNI 2016
DAFTAR ISI
Halaman
A. Laporan Auditor Independen....................................
1
B. Laporan Keuangan Konsolidasi.................3............3
7
1. Project Sources and Uses of Fund per Category Fiscal Year January 1,
2015 up to December 31, 2015.........
....................
4
2. Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi...........5..........5
a) Gambaran Umum Proyek.
...........................
..... 5
b) Kebijakan Akuntansi....................11.............11
c) Penjelasan atas Laporan Keuangan Konsolidasi................. 12
3. Special Account Activity.Statement
............................ 17
C. DasarAudit
............................................... 18
D. Tujuan dan Lingkup Audit
..................................... 18
E. Penilaian atas Sistem Pengendalian Intern............9.........19
F. Penilaian Kepatuhan Terhadap Ketentuan Loan Agreement..
........... 24
G. Ikhtisar Temuan yang Berpengaruh pada Kewajaran Penyajian Laporan
Keuangan
25
H. Kejadian setelah Tanggal Laporan Keuangan Konsolidasi............... 25
Lampiran:
1. Rekapitulasi Scoring SPI
2. Rekapitulasi Scoring Kepatuhan
3. Project Uses of Fund Category (IFR 2)
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN INSTANSI PEMERINTAH
BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEMARITIMAN
DIREKTORAT PENGAWASAN PINJAMAN DAN BANTUAN LUAR NEGERI
JI. Pramuka No. 33 Lantai 5,Jakarta Timur 13120
Telp: (021) 85910031 Pes. 0507, Fax. (021) 85903713
Number: LAI-24/D104/1/2016
June 15, 2016
A. Independent Auditor's Report
To:
1. Director General of Human Settlement,
Ministry of Public Works and Housing as
Executing Agency of National Community
Empowerment in Urban Areas for 2012-2015
(Loan IBRD No.8213-ID)
2. Director General of Budget Financing and Risk
Management, Ministry of Finance
Jaka rta
We have audited the accompanying Financial Statements of the National Program for
Community Empowerment in Urban Areas for 2012-2015 (Loan IBRD No.8213-ID) as
of December 31, 2015 and for the year then ended. These Financial Statements are
the responsibility of the Executing Agency. Our responsibility is to express an opinion
on these financial statements based on our audit.
We conducted our audit in accordance with the auditing standards prescribed by the
Indonesian Institute of Certified Public Accountants that referred to international
auditing standards. Those standards require that we plan and perform the audit to
obtain reasonable assurance whether the financial statements are free of material
misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the
amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing
the accounting principles used and significant estimates made by management, as
well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our
audit provides a reasonable basis for our opinion.
As described in note B.2.b, these financial statements were prepared on the basis of
cash receipts and disbursements, which is a comprehensive basis of accounting
other than generally accepted accounting principles in Indonesia.
1
7
7
7
K1
In our opinion, (a) the Financial Statements referred to above, and the appended
notes, that were also the subject of the audit, present fairly in all material respects,
the financial position of the National Community Empowerment in Urban Areas for
2012-2015 (Loan IBRD No.8213-ID) as of December 31, 2015 and for the year then
ended in conformity with the accounting basis described in note B.2.b; (b) the
Executing Agency has utilized all proceeds of the loan withdrawn from the World
Bank only for the purpose of the Project in accordance with the loan agreement; and
no proceeds of the loan has been utilized for other purposes; and (c) the Executing
Agency was in compliance, as of the end of the fiscal year, with all financial
covenants of the loan agreement.
In addition:
a) With respect to Statement of Expenditures, adequate supporting documentation
has been maintained to support claims to the World Bank for replenishment of the
special account statements of expenditures incurred, and all expenditures
incurred are eligible for financing under Loan Agreement IBRD No.8213-ID.
b) Special Account Activity Statement gave a fair view of the receipts collected and
payments made during the year ending December 31, 2015 and these receipts
and payments support special account replenishment during the year.
7
7
Directorate of Audit
of Foreign Loans and Grants
Director
98 o
Acco6
imanullang
Register No.RNA-9326
2
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN INSTANSI PEMERINTAH
BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEMARITIMAN
DIREKTORAT PENGAWASAN PINJAMAN DAN BANTUAN LUAR NEGERI
JI. Pramuka No. 33 Lantal 5, Jakarta Timur 13120
Teip: (021) 85910031 Pes. 0507, Fax. (021) 85903713
Nomor
LAI-24/D104/01/2016
15 Juni 2016
A. Laporan Auditor Independen
Yth.
1. Direktur
Jenderal
Cipta
Karya
-
Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Selaku
Executing Agency National Program for Community
Empowerment in Urban Areas for 2012-2015 (Loan
IBRD 8213-ID)
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko, Kenenterian Keuangan
di
J ak a rt a
Kami telah mengaudit Laporan Keuangan National Program for Community
Empowerment in Urban Areas for 2012-2015 (Loan IBRD No.8213-ID) sampai
dengan 31 Desember 2015 dan untuk tahun 2015. Laporan Keuangan adalah
tanggung jawab Executing Agency. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut
Akuntan Publik Indonesia yang telah mengacu pada standar auditing internasional.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit
juga meliputi penilalan atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan
yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat.
Sebagaimana dijelaskan dalam catatan butir B.2.b, laporan keuangan ini disusun
atas dasar penerimaan dan pengeluaran kas, yang merupakan basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
1
Menurut pendapat kami, (a) laporan keuangan yang kami sebut di atas termasuk
pengungkapannya telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material,
posisi keuangan National Program for Community Empowerment in Urban Areas for
2012-2015 (Loan IBRD 8213-D) sampa dengan 31 Desember 2015 dan untuk tahun
2015 sesual dengan basis akuntansi yang dijelaskan dalam catatan butir B.2.b; (b)
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perunahan
Rakyat selaku Executing Agency telah menggunakan dana pinjaman dari Bank Dunia
hanya untuk tujuan proyek sebagaimana tercantum dalam Naskah Perjanjian
Pinjaman dan tidak ada penggunaan pinjaman untuk tujuan lain; dan (c) Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selaku
Executing Agency telah mematuhi persyaratan keuangan sampai akhir tahun
anggaran sebagairnana tercantum dalam Naskah Perjanjian Pinjaman.
Selain itu:
a. Dalam kaitannya dengan Statement of Expenditures, pengajuan klaim kepada
World Bank untuk pengisian kembali dana rekening khusus berdasarkan
pengeluaran yang dilaporkan telah didukung dengan dokumen yang memadai;
dan semua pengeluaran yang terjadi adalah sah sesuai dengan ketentuan Loan
IBRD 8213-ID.
b. Special Account Acitivity Statement memberikan gambaran yang wajar,
penerimaan dan pembayaran yang terjadi selama tahun anggaran yang berakhir
31 Desember 2015. Penerimaan dan pembiayaan tersebut telah mendukung
penggantian dana (replenishment) selama tahun yang bersangkutan.
Direktorat Pengawasan
Pinja
Bantuan Luar Negeri
tur,
0
ímanullang
clC
Akuntan, Register Negara No.RNA-9326
2
B. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Laporan keuangan konsolidasi National Program for Community Empowerment in
Urban Areas for 2012-2015 berupa Interim Financial Report untuk tahun anggaran
yang berakhir 31 Desember 2015 terdiri atas:
1. Project Sources and Uses of Fund per Category, Fiscal year Jan 1, 2015 up to
December 31, 2015
2. Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
a. Gambaran Umum Proyek
b. Kebijakan Akuntansi
c. Penjelasan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
3. Special Account Activity Statement
Laporan keuangan yang disebutkan di atas disajikan pada halaman berikut:
T-3
3
1. Project Sources and Uses of Fun
National Program for Community Empowerment in Urban Areas (IBRD LOAN No.8213-ID)
CONSOLIDATED PROJECT SOURCES AND USES OF FUND
FOR PERIOD OF JANUARY 01, 2015 UP TO DECEMBER 31, 2015
ActUal"
CumulatiVe Up To
Last Year
~27
1
. .
Sources of Funds
1. Government of Indonesia
2. The World Bank
Total Sources of Fund
Uses Of Funds (by Category)
1 a. Kelurahan Grant under part 2(a)
b.Kelurahan Grant under part 2(b)
2 Consultant Services
Sub Total
Non Bank Financed (Rp
Total Uses of Funds
*
Murni)
Year To Date
I
3
lanned
Cumulative
Date
4
CummlativeUp To
Year To Date
LastYear
5
.6
Variance%
Cumulative UpTo
Cummulatve Up
.To Last Year
8=215
Date
7
Yearto
Date
9=3/6
Cumulative Up
To Date
10=47
1,719,984,954,152
741,747,795,233
2,461,732,749,385
1,735,114,068,400
758,068,995,000
2,493,183,063,400
99.13%
97.85%
98.74%
1,719,984,954,152
741,747,795,233
2,461,732,749,385
1,735,114,068,400
758,068,995,000
2,493,183,063,400
99.13%
97.85%
98.74%
1,169,472,986,000
203,909,050,000
346,602,918,152
1,719,984,954,152
210,000,000
349,640,250,000
391,897,545,233
741,747,795,233
1,169,682,986,000
553,549,300,000
738,500,463,385
2,461,732,749,385
1,189,139,700,000
205,409,050,000
340,565,318,400
1,735,114,068,400
344,800,000,000
413,268,995,000
758,068,995,000
1,189,139,700,000
550,209,050,000
753,834,313,400
2,493,183,063,400
98.35%
99.27%
101.77%
99.13%
101.40%
94.83%
97.85%
98.36%
100.61%
97.97%
98,74%
741,747,795,233
2,461,732,749,385
1,735,114,068,400
758,068,995,000
2,493,183,063,400
99.13%
97.85%
-
1,719,984,954,152
-
-
-
-
98.74%
Catalan:
Untuk kategori 1a Planned dalam DIPA tidak ada namun terdapat transaksi pads Actual di RKBI, realisasi ini merupakan transaksi atas SP2D backlog yang terjadi pada tahun sebelumnya dan baru
dipertanggungjawabkan di tahun 2015, sehingga tahun 2015 baru tercatat sebagai transaksi yang bisa dipertanggung]awabkan (eligible expenditure)
*) Untuk kategori lb realisasi Actual di RKBI lebih besar dari Planned dalam DIPA, hal ini juga disebabkan karena terdapat transaksi atas SP2D backlog yang terjadi pada tahun sebelumnya dan baru
dipertanggungjawabkan di tahun 2015
4
2
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
a. Gambaran Umum Proyek
1) Latar belakang
PNPM Mandiri pada hakekatnya adalah gerakan dan program
nasional yang dituangkan dalam kerangka kebijakan yang menjadi
acuan pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. Masalah kemiskinan adalah
masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya
penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara sistematis dan
komprehensif oleh semua pihak (pemerintah, masyarakat dan
kelompok peduli).
Sesuai kedudukan, tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
memberikan perhatian yang besar dalam mendukung upaya
pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas
lingkungan permukiman. Hal tersebut diwujudkan secara menyeluruh
dan terpadu antara pembangunan fisik (infrastruktur dan hunian),
pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat melalui pendekatan
pemberdayaan manusia.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah di tahun 2015 ini sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152019, sasaran pembangunan kawasan permukiman adalah
pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0%, tercapainya
100% pelayanan air minum bagi seluruh penduduk indonesia dan
meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak menjadi 100%
pada tingkat kebutuhan dasar pada tahun 2019.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut diatas, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah
mencanangkan suatu gerakan yang dikenal dengan istilah "Gerakan
100- 0-100". Pencapaian gerakan 100-0-100 ini membutuhkan
pendekatan pembangunan yang berbeda, tidak hanya mengerahkan
sumberdaya pada satu sektor saja melainkan harus melibatkan
sebanyak mungkin pelaku dan sektor baik vertikal maupun horizontal
serta potensi yang dimiliki masyarakat sebagal subyek pembangunan
yang aktif dalam seluruh proses pencegahan dan peningkatan kualitas
kawasan permukiman melalui platform "Kolaborasi".
Upaya pencegahan dan percepatan peningkatan kualitas kawasan
permukiman secara kolaborasi tersebut dilakukan dengan pendekatan
partisipatif yang mempertemukan perencanaan makro (top down) dan
5
perencanaan mikro (bottom up) dengan mendudukkan masyarakat
sebagai subyek pembangunan dan pengambil keputusan akhir. Upaya
percepatan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman tersebut juga harus mampu membangun kolaborasi antar
7
sektor dan antar aktor, dimana warna sektor hilang sehingga terwujud
keterlibatan multisektor, multi aktor dan multi program tidak hanya
bersifat adhoc. Keterlibatan Pernerintah Daerah juga harus
ditingkatkan sesuai dengan potensi Pemerintah Daerah dalam
mengenali kebutuhan daerah dan menggalang berbagai potensi
sumber daya dan mensinergikan sehingga Pemerintah Daerah
khususnya pemerintah Kabupaten/Kota mampu menjadi nahkoda
dalam pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman di
wilayahnya.
Dalam kegiatan peningkatan kualitas kawasan permukiman secara
partisipatif, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
telah memulai dengan program Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas (PLPBK) sebagai bagian dari intervensi lanjutan
program PNPM Mandiri Perkotaan dan pelaksanaan kegiatan
Percepatan Penanganan Kumuh sebaga upaya untuk mendorong
kolaborasi kegiatan di tingkat Kabupaten/Kota selama tahun 20152016.
2) Tujuan dan Sasaran Program
Sesuai dengan visi dan misi program dimana untuk menuju masyarakat
madani serta tata pemerintahan yang baik, maka tujuan yang ingin
dicapal melalui PNPM Mandiri Perkotaan dan Program Lanjutan
(advance) adalah:
a) Meningkatnya perubahan perilaku dan sikap masyarakat yang lebih
peduli, kebersamaan dan gotong royong dalam memperbaiki
kualitas lingkungan permukiman di perkotaan dan kesejahteraan
masyarakat.
b) Meningkatnya akses dan pelayanan kebutuhan dasar (lingkungan
permukiman, sosial dan ekonomi) sesuai IPM-MDG, bagi warga
miskin perkotaan dengan membangun kemandirian masyarakat.
c) Mewujudkan good governance dan membangun sinergi pemerintah
daerah bersama masyarakat & pelaku pembangunan serta
kelompok peduli untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainability Development).
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan Penataan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas Lanjutan (PLPBK
Lanjutan) adalah tersalurkannya dana Bantuan Langsung Masyarakat
6
Kegiatan PLPBK Lanjutan dalam upaya Percepatan Gerakan 100-0100 yang merupakan dana stimulan (dana pendorong) untuk
mewujudkan hasil perencanaan partisipatif masyarakat (RTPLP) dan
prioritas penanganan kegiatan yang sedang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah.
fl
(
Adapun sasaran dari kegiatan Percepatan Penangan Kumuh sebagai
upaya untuk mendorong kolaborasi kegiatan di tingkat Kabupaten/Kota
(Kolaborasi Kota) ada[ah tersalurkannya dana Bantuan Langsung
Masyarakat Kegiatan Kolaborasi dalam upaya Percepatan Gerakan
100-0-100 yang merupakan dana stimulan (dana pendorong) untuk
mewujudkan hasil perencanaan partisipatif masyarakat dan prioritas
penanganan kegiatan oleh Pemerintah Daerah,
c. Lokasi Sasaran
Lokasi sasaran kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas Lanjutan (PLPBK Lanjutan) adalah:
-
Lokasi sasaran penerima BLM Top Up PLPBK sebanyak 220
Desa/Kelurahan tersebar di 28 provinsi;
Lokasi ditetapkan oleh Direktur Pengembangan Kawasan
Permukiman,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat berdasarkan hasil seleksi lokasi.
Adapun lokasi sasaran untuk kegiatan Kolaborasi Kota adalah
sebanyak 100 kabupaten/ kota tersebar di 28 provinsi yang ditetapkan
oleh Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
d. Struktur Organisasi
Secara nasional, lembaga penyelenggara (Executing Agency) sesuai
yang tertuang dalam Loan Agreement IBRD 8213-D adalah Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Untuk melaksanakan kegiatan proyek tahun anggaran 2015,
ditetapkan Organisasi dan Tata Kerja sesuai Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 137/KPTS/M/2015 tanggal 17 Maret 2015
tentang Pengangkatan Atasan Pejabat Perbendaharaan dan Pejabat
Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2015, dengan
susunan organisasi pada Satuan Kerja Pengernbangan Kawasan
Permukiman Berbasis Masyarakat sebagal berikut:
-
Atasan Kepala Satuan Kerja
Atasan Langsung Kepala Satuan
Kerja
: Dirjen Cipta Karya
Direktur Pengembangan
Kawasan Permukiman
7
-
Kepala Satuan Kerja
Judi Indradjaja S. ST. MT.
-
Pejabat Pembuat Komitmen
Pejabat
Yang
Melakukan
Mita Dwi Aprini,S.Sos. M.Si
Kusnadi S.Sos.
-
Pengujian
dan
Pembayaran
Bendahara Pengeluaran
Sri Rahayu
Perintah
Untuk pelaksanaan substansi program, termasuk sebagian tanggung
jawab kualitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, Kepala Satker
menugaskan NMC (National Management Consultant) dan OSP
(Oversight Provider Consultant) yang bertindak untuk dan atas nama
Satuan Kerja di lapangan sesuai dengan batasan kewenangan yang
diberikan
dan
bertanggungjawab
langsung
kepada
Satker
Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat.
5) Komponen Program
Komponen PNPM Mandiri Perkotaan pada dasarnya memberikan
bantuan kepada dua kelompok sasaran utama; masyarakat dan
pernerintah daerah termasuk pemangku kepentingan daerah sebagai
berikut:
a) Pendampingan Untuk Masyarakat
Bantuan untuk masyarakat diwujudkan dalam bentuk bantuan teknis
dan bantuan dana BLM.
(1) Bantuan Teknis
Bantuan teknis ini diwujudkan dalam bentuk penugasan
konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasional
untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar
mampu melaksanakan PNPM MP dan mengkoordinasikan
berbagaj program penanggulangan kemiskinan berbasis
komunitas di tingkat kelurahan/desa. Secara rinci pendampingan
tersebut dilakukan melalui serangkaian kegiatan pelatihan,
sosialisasi, fasilitasi dan advokasi oleh Tim Konsultan di tingkat
kota/kabupaten dan Tim Fasilitator di tingkat masyarakat.
(2) Bantuan Dana
7
Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana BLM (Bantuan
Langsung Masyarakat). BLM ini bersifat stimulan dan sengaja
disediakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat
untuk belajar dan berlatih dengan mencoba melaksanakan
sebagian rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan yang
telah ditetapkan pada PJM dan Rencana Tahunan (Renta)
Pronangkis.
8
r-
a) Dana BLM untuk kegiatan PLPBK Lanjutan maksimal
Rp1.000.000.000,00 per desa/kelurahan dengan ketentuan:
•Penyusunan
DED setiap Desa/kelurahan maksimal
Rp10.000.000,00;
•
Biaya Operasional (BOP) BKM setiap Desa/kelurahan
maksimal Rp10.000.000,00;
•
Pembangunan
Infrastruktur
(Fisik)
maksimal
Rp980.000.000,00.
Proses pencairan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
dilakukan melalui DIPA Satker PKP2B Provinsi.
b) Dana BLM untuk kegiatan Kolaborasi Kota dengan pagu dana
sebesar
Rp3.000.000.000,00 dengan
alokasi dana di
masing-masing
desa/kelurahan terseleksi maksimal
Rp500.000.000,00 dengan ketentuan:
•
Penyusunan DED untuk Desa/kelurahan:
1) Pagu BLM kurang dari Rp250.000.000,00 biaya DED
maksimal Rp2.500.000,00;
2) Pagu BLM lebih dari Rp250.000.000,00 biaya DED
maksimal Rp5.000.000,00;
•
BOP
BKM
setiap
Rp5.000.000,00;
Desa/kelurahan
maksimal
Pembangunan Infrastruktur (Fisik) sesuai pagu alokasi
setiap desa/kelurahan terseleksi setelah dikurangi biaya
DED dan BOP.
Proses pencairan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Kegiatan Kolaborasi Percepatan Gerakan 100-0-100
dilakukan melalui bIPA Satker PKP2B Provinsi.
•
b) Pendampingan Untuk Pemerintah Daerah dan
Kepentingan
Pemangku
Bantuan teknis pendampingan peningkatan kapasitas pemerintah
provinsi/kota/kabupaten dan para pemangku kepentingan pada
dasarnya merupakan kegiatan yang berorientasi pada upaya
membangun tata kepemerintahan daerah yang baik (good
govemance), khususnya dalam menanggulangi kemiskinan dan
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berbasis nilai-nilai
serta prinsip-prinsip universal.
Bantuan
tekniklpendampingan
kepada
pemerintah
provinsi/kota/kabupaten dan para pemangku kepentingan setempat
diberikan melalui penugasan konsultan (KMW, korkot/asisten
korkot, tenaga ahli, dsb) untuk melaksanakan program ini dan
9
7
melakukan
pengembangan
kapasitas
bagi
pemerintah
provinsilkota/kabupaten (provinsilkabupaten-kota) sehingga pada
saatnya pemerintah daerah mampu
mengelola program
penanggulangan kemiskinan berbasis masyarakat.
f. Sumber Dana
PNPM
Mandiri
Perkotaan 2012-2015
(National Community
Empowernment Program in Urban Areas for 2012-2015) bersumber
dana dari pinjaman IBRD No. 8213-ID sebesar US$ 266,000,000.00
untuk membiayai kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (Kelurahan
Grants and Sub-Loans), Pengadaaan Jasa Konsultan dan Material
(Goods and Consultant Services), dengan rincian sebagai berikut:
No
Kategori
Amount of the
Loan Allocated
(Expressed in
-
% of Expenditures
'to be Financed
.. USD)
(1)
a. Kelurahan Grants
underpart 2 a of
the Project.
100.000,000
100 % of Grant or
Sub-Loans amount
disbursed
49,000,000
100 % of Grant
amount disbursed
117,000,000
100 % of Grant
amount disbursed
b. Kelurahan Grants
under part 2 b of the
Project.
(2)
Goods and
Consultants'
Services
TOTAL
266,000,000
Adapun spesifikasi terkait dengan penandatangan naskah perjanjian,
registrasi nomor dan jumlah pinjaman dan batas akhir penarikan dana
pinjaman dapat dijelaskan sebagal mana tabel berikut:
No
Uraian Pinjaman
a
Nomor Perjanjian Pinjaman
IBRD 8213-ID
b.
Tanggal penandatanganan
28 Desember 2012
c.
Nomor Register
10861901
d.
Jumlah Pinjaman
USD 266.000.000
e.
Closing Date
f.
Jumlah Initial Deposit
g.
Nomor Rekening Khusus
.
.
7
Executing Agency
-
31 Desember 2015
Rencana Kebutuhan 6 Bulan
601.313411980
Direktorat
h.
Loan
.
Jenderal
Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
10
Pelaksanaan pembiayaan kegiatan didasarkan atas Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Nomor: PER23/PB/2013, tanggal 18 Juni 2013, tentang Petunjuk Pelaksanaan dan
Pencairan Dana Pinjaman IBRD No.8213-ID (National Community
Empowernment Program in Urban Areas for 2012-2015).
Sesuai surat dari Bank Dunia No. CD-154/WB/X/2015 tanggal 9
Oktober 2015 maka masa berlaku (closing date) Loan IBRD 8213-ID
diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2016.
b. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi proyek berpedoman pada Standar Akuntansi
Indonesia serta prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku khusus pada
proyek, yaitu sebagai berikut:
1) Periode akuntansi dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31
Desember sesuai dengan tahun anggaran yang dianut o[eh
Pemerintah Republik Indonesia.
2) Laporan keuangan disusun berdasarkan basis kas (cash basis) yaitu
pendapatan dan biaya diakui pada saat terjadinya transaksi secara
kas.
3) Mata uang yang digunakan adalah mata uang rupiah (Rp) dan valuta
asing yang diekuivalenkan kedalam rupiah sesuai dengan kurs saat
transaksi penarikan dana.
4) Laporan Keuangan merupakan Laporan Pertanggungjawaban
Proyek atas dana yang dikelola baik yang berasal dari pinjaman luar
negeri (RK) maupun dari APBN sebagai dana pendampingnya.
5) Penerimaan pembiayaan dari Pemerintah RI/APBN dicatat
berdasårkan SP2D LS dan GU yang dicairkan melalui Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan
Negara
(KPPN),
sedangkan
pengeluarannya dicatat sesuai dengan bukti-bukti pembayaran yang
dikelompokkan menurut kategori/komponennya.
6) Pinjaman Luar Negeri IBRD No.8213-ID selain kategori 1.a
(Kefurahan Grant) direalisasikan melaui prosedur pembiayaan
Rekening Khusus dan dicatat berdasarkan SP2D yang dicairkan
melaui Rekening Khusus pada Bank Indonesia, sedangkan
pengeluarannya dicatat sesuai dengan bukti-bukti pembayaran yang
dikelompokkan menurut kategori/komponennya.
11
c. Penjelasan atas Cumulative Project Uses of Funds by Category
a) Actual
1.a Kelurahan Grants under part (2a)
Rp
1.169.682.986.000,00
Jumlah tersebut merupakan realisasi pengeluaran proyek untuk
-pembiayaan Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Reguler (Kelurahan
grants under part 2a) yang telah membebani Rekening Khusus Bank
Indonesia (RKBI) Loan IBRD 8213-ID sampai dengan 31 Desember
2015, sehingga seluruh pendanaannya berasal dari pinjaman luar
negeri, dengan penjelasan sebagai berikut:
Jumlah per 01-01-2015
Mutasi TA. 2015
Rp.
1.169.472.986.000
- Rekening Khusus
- Rekening KUN/BUN
- Current Retroactive
Rp.
Rp.
Rp.
210.000.000
-
Total Mutasi TA 2015
Jumlah per 31-12-2015
Rp.
Rp.
210.000.000
1.169.682.986.000
Rincian pengeluaran untuk pembiayaan Bantuan Langsung Masyarakat
(kelurahan grants under part 2a) dapat dijelaskan sebagaimana tabel
berikut:
URAIAN
JUMLAH SID TA 2014
MUTASI TA. 2015
JUMLAH S/D TA. 2015
- Prov. Jawa Tengah
421,236,250,000
210,000,000
- Prov. Jawa Timur
- Prov. DI Yogya
- Prov. Bali
- Prov. NTB
- Prov. NTT
- Prov. Gorontalo
- Prov. Kalimantan Timur
- Prov. Kalimantan Utara
- Prov. Kalimantan Selatan
- Prov. Kalimantan Tengah
421,446,250,000
333,172,800,000
53,541,250,000
15,165,000,000
54,286,250,000
27,283,750,000
6,679,436,000
28,566,250,000
3,655,000,000
31,506,250,000
8,562.500,000
-
333,172,800,000
53,541,250,000
15,165,000,000
54,286,250,000
27,283,750,000
6,679,436,000
28,566,250,000
3,655,000,000
31,506,250,000
8,562,500,000
3,847,500,000
-
3,847,500,000
26,257,000,000
11,303,750,000
30,162,500,000
56,461,250,000
16,888,750,000
17,253,750,000
11,970,000,000
11,673,750,000
1,169,472,986,000
210,000,000
26,257,000,000
11,303,750,000
30,162,500,000
56,461,250,000
16,888,750,000
17,253,750,000
11,970,000,000
11,673,750,000
1,169,682,986,000
- Prov. Sulawesi Barat
- Prov. Sulawesi Selatan
- Prov. Sulawesi Tengah
- Prov. Sulawesi Tenggara
- Prov. Sulawesi Utara
- Prov. Maluku
- Prov. Maluku Utara
- Prov. Papua
- Prov. Papua Barat
Jumlah
-
-
Li1
12
Jumlah transaksi sebesar RP210.000,000,00 tersebut merupakan
back/og tahun anggaran 2014 yang dipertanggungjawabkan pada
Japoran [FR kuartal 1 tahun 2015.
1.b Kelurahan Grants under pait (2b)
Rp
553.549.300.000,00
Jumlah tersebut merupakan realisasi pengeluaran
[
proyek untuk
pembiayaan Bantuan Langsung Masyarakat kegiatan PLPBK/ND
(kelurahan grants under part 2b) yang telah membebani Rekening
Khusus Bank indonesia (RKB[) Loan IBRD 8213-ID sampai dengan 31
Desember 2015 sehingga seluruh pendanaannya berasal dari pinjaman
luar negeri, dengan penjelasan sebagai berikut:
Jumlah per 01-01-2015
Mutasi TA. 2015
- Rekening Khusus
- Rekening KUN/BUN
- Current Retroactive
Total Mutasi TA 2015
Jumlah per 31-12-2015
Rp.
203.909.050.000
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
349.640.250.000
349.640.250.000
553.549.300.000
Rincian pengeluaran untuk pembiayaan Bantuan Langsung Masyarakat
pada masing-masing Provinsi untuk kegiatan PLPBK Lanjutan dan
Kolaborasi Kota (kelurahan grants under part 2b) dapat dijelaskan
sebagaimana tabel berikut:
URAJAN
Jawa Tengah
Prov. Jawa Timur
Prov. DI Yogya
•sProv.
SProv.
Sau
- Prov.
NTB
- Prov. NTT
7Prov. Gorontalo
Prov. Kalimantan Timur
Prov, Kalimantan Utara
Prov. Kalimantan Selatan
Prov. Kalimantan Tengah
Prov. Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Prov. Sulawesi Tengah
Prov. Sulawesi Tenggara
Prov. Sulawesi Utara
Prov. Maluku
Prov. Maluku Utara
- Prov. Papua
-Prov.
-ov.
Papua Barat
Jumlah
J;M01{/DTA.
M
81,398,750,000
56,888,900,000
10,532,000,000
4,607,500,000
20,451,250,000
695000,000
948,750,000
1,235,000,000
782,500,000
4,525,000,000
382,500,000
-
4,743,250,000
2,687,500,000
-
2,896,650,000
128,250.000
6,633,750,000
2,992,500,000
TS2015
109,871,250,000
64,018,750,000
24,577,500,000
191,270,000,000
120,907,650,000
35,109,500,000
-
4,607,50,000
30,350,000,000
18,181,250,000
50,801,250,000
18,876,250,000
15,400,000,000
16,635,000,000
948,750,000
-782500,000
14,400,000,000
7,050,000,000
2,850,000,000
17,738,750,000
6,515,000,000
12,700,000,000
9,050,000,000
7,237,750,000
5,200,000,000
3,650,000,000
1,380,000,000
650,000,000
203,909,050,000
349,640,250,000
18,925,000,000
7,432,500,000
2,850,000,000
22,482,000,000
9,202,500,000
12,700,000,000
11,946,650,000
7,366,000,000
11,833,750,000
6,642,500,00
2,230,000,000
553,549,300,000
13
Dalam pengeluaran Bantuan Langsung Masyarakat kegiatan
PLPBKIND (kelurahan grants under part 2b) tahun 2015 tersebut
terdapat temuan audit sebesar Rp640.732.664,78 dengan rincian
sebagai berikut :
a. Terdapat kelemahan proses verifikasi yang mengakibatkan:
Kelebihan pembayaran, ketekoran kas dan kemahalan harga
sebesar Rp206.241.493,00.
-
Kekurangan volume pekerjaan yang tidak sesuai dengan RAB
sebesar Rp417.131.171,78.
b. Terdapat pengeluaran yang tidak sesuai dengan peruntukan yang
ditetapkan dalam program:
-
Penggunaan dana BLM tidak sesuai dengan ketentuan, yaitu
penyimpangan penggunaan dana BLM
Komputer tidak
sepenuhnya sesual peruntukannya sebesar Rpl7.360.000,00.
2. Goods and Consultant Services
Rp
738.500.463.385,00
Jumlah tersebut merupakan realisasi pengeluaran proyek untuk
pembiayaan kategori Goods and Consultant Services yang membebani
rekening khusus Loan PNPM Mandiri Perkotaan 2012-2015 sampai
dengan 31 Desember 2015 yang seluruh pendanaannya berasal dari
pinjaman luar negeri.
Jumlah per 01-01-2015
Mutasi TA. 2015
Rp.
346.602.918.152
- Rekening Khusus
- Rekening BUN
- Current Retroactive
Rp.
Rp.
Rp.
391.897.545.233
Total Mutasi TA 2015
Jumlah per 31-12-2015
Rp.
Rp.
391.897.545.233
738.500.463.385
Rincian pengeluaran untuk pembiayaan jasa konsultan khususnya
pembayaran gaji dan BOP Tim Faskel/Korkot (fixed cost) kategori
Goods and Consultant Services dapat dijelaskan sebagaimana tabel
berikut:
14
URAIAN
Prov. DKI Jakarta
Prov. Jawa Tengah
- Prov. Jawa Timur
- Prov. DI Yogya
- Prov. Bali
- Prov. NTB
- Prov. NTT
- Prov. Kaljmantan Timur
- Prov. Kalimantan Selatan
- Prov. Kalimantan Tengah
- Prov. Gorontalo
- Prov. Sulawesi Barat
Prov. Sulawesi Selatan
- Prov. Sulawesi Tengah
- Prov. Sulawesi Tenggara
- Prov. Sulawesi Utara
- Prov. Maluku
- Prov. Maluku Utara
- Prov. Papua
- Prov. Papua Barat
-
*Reposting
Jumlah
*
JUMLAH SID TA
2014
2.013.446.650
74.024.127.000
71.600.613.154
8.880.749.880
4.599.150.000
8.667.401.000
4.449.460.484
6.645.862.688
9.068.265.000
1.578.372.000
3.027.818.000
899.450.000
11.852.644.000
4.054.794.000
4.562.900.267
11.677.831.050
3.656.504.957
5.000.153.000
2.066.675.000
1.576.250.000
30.401.656.168
270.304.124.298
JUMLAH S/D TA. 2015
1.593.841.500
86.263.119.000
77.634.365.355
7.976.780.000
5.374.125.000
10.247.299.998
8.257.803.765
7.894.393.000
10.290.490.000
1.673.069.000
3.287.326.000
999.550.000
15.486.770.000
2.738.564.250
6.024.775.999
11.931.492.000
4.803.109.493
7.959.702.000
2.284.650.000
1.943.072.000
3.607.288.150
160.287.246.000
149.234.978.509
16.857.529.880
9.973.275.000
18.914.700.998
12.707.264.249
14.540.255.688
19.358.755.000
3.251.441.000
6.315.144.000
1.899.000.000
27.339.414.000
6.793.358.250
10.587.676.266
23.609.323.050
8.459.614.450
12.959.855.000
4.351.325.000
3.519.322.000
30.401.656.168
544.968.422.658
274.664.298.360
Reposting merupakan pengeluaran dana untuk pengeluaran gaji dan
BOP Tim Faskel dan Tim Korkot yang dibayar dahulu menggunakan
Loan IBRD 7866-ID yang kemudian dipindahbukukan untuk dibebankan
pada Loan IBRD 8213-ID.
Sedangkan rincian pengeluaran untuk pembiayaan jasa konsultan
khususnya pembayaran konsultan perusahaan kategori Goods and
Consultant Services dapat dijelaskan sebagaimana tabel berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Konsultan
PNPM Urban
PT. INACON LUHUR PERTWI
PT. GANES ENGINEERING CONSULTANT
PT. PHIBETHA KALAMWIJAYA JV WITH PT KOGAS
PT. KOGAS DRIYAP KONSULTAN
PT. BUANA ARCHICON JV WITH PT SURYA ABADI
PT. INNERINDO DINAMIKA
PT. PATIHINDO CONVEX
PT. ROYALINDO EXPODUTA
Total
SDalam
MUTASI TA. 2015
Mutasi TA 2015 (Rp)
21.927.465.147
15.554.368.044
22.519.325.892
11.435.053.918
21.021.551.337
14.159.742.075
2.071.204.913
8.544.535.547
117.233.246.873
pengeluaran Consultant Services tahun 2015 tersebut terdapat
temuan audit berupa kelemnahan proses verifikasi volume (pekerjaan
15
pengadaan
barang/jasa/kegiatan
proyek)
yang
masih
harus
ditindaklanjuti berupa kelebihan pembayaran jasa konsultan sebesar
Rpl 01.552.500,00.
Permasalahan tersebut telah kami rekomendasikan kepada Satker
Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat Pusat dan
disepakati serta akan ditindaklanjuti sesuai Berita Acara Kesepakatan
Tindak Lanjut.
16
3. Special Account Activity Statement
FINANCIAL STATEMENT OF SPECIAL ACCOUNT
For Year Ending
Loan / Grant No.
January 1, 2015 up to December 31, 2015
IBRD 8213-ID
( NPCE Urban Areas for 2012-2015)
601.313411980 at Bank Indonesia, Jakarta
United States Dollar (USD)
Account No.
Currency
Account Activity
1. Beginning balance January 1, 2015
USD
5,798,010.86
USD
49,025,000.00
USD
USD
49,025,000.00
USD
54,823,010.86
USD
10,220.34
USD
54,389,669.84
7. Total advance accounted for (5 + 6)
USD
54,399,890.18
8. Difference between line 4 and line 7
USD
423,120.68
USD
USD
USD
USD
USD
USD
3,727,315.59
3,727,315.59
USD
USD
USD
USD
USD
4,560,137.90
Plus:
2. Total amount paid by World Bank during Fiscal Year 2015
3. Total amount refunded to Special Account
4. Present outstanding amount advanced to Special Account (1+2+3)
Less:
5. Ending balance at year end December 31, 2015
6. Amount eligible expenditures paid during the year
1)
2)
3)
4)
During
During
During
During
quarter
quarter
quarter
quarter
I
II
Ill
IV
USD
USD
USD
USD
11,596,413,02
13,780,468.31
29,012,788.51
Note:
- Explanation item 8
a. Ineligible expenditure
Current Backlog in FY 2015
Current will be repost in.FY 2015
Mischarge in SA
Difference Amount
Double entry in SA
b. Amount eligible expenditures
Backlog in FY2015
Retroactive in FY 2015
Adjustment Backlog
Claim Reduce
Total Ineligible Expenditure for Application (a - b)
USD
(1,255,942.99)
3,304,194.91
423,120.68
17
C. Dasar Audit
Dasar pelaksanaan audit adalah:
1. PP No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
3. Loan Agreement IBRD No. 8213-1D
4. Surat Permintaan World Bank mengenai "Audit Report Required for Fiscal Year
2015", tanggal 3 November 2015.
5. Surat Penugasan Audit No. S-315/D1/04/2016 tanggal 20 April 2016.
D. Tujuan dan Lingkup Audit
Tujuan audit adalah sebagai berikut:
1. Memberikan opini (pernyataan pendapat) atas kewajaran penyajian laporan
keuangan berbasis FMR;
2. Memberikan penilaian dan rekomendasi atas pelaksanaan sistem manajemen
keuangan dan prosedur-prosedur keuangan, termasuk pelaksanaan sistem
pengendalian intern, dan meyakini bahwa seluruh dana Loan yang telah
dicairkan telah dimanfaatkan untuk pos-pos pengeluaran sesuai Loan
Agreement, dan telah dipergunakan untuk tujuan yang telah ditetapkan;
3. Melakukan penilaian atas keandalan informasi manajemen keuangan yang
disajikan dalam Laporan Keuangan interm (quarterly IFR/Interm Financial
Report);
4. Melakukan penilaian atas pencapaian tujuan proyek berdasarkan indikatorindikator yang telah ditetapkan;
5. Melakukan penilaian atas ketaatan proyek terhadap berbagai ketentuan
keuangan (financial covenants) yang telah disepakati dalam Loan Agreement).
76
Lingkup Audit mencakup:
Pengujian terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.
Penilaian terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern
proyek,
-
Ketataatan terhadap ketentuan pada peraturan yang berlaku dalam
pelaksanaan proyek untuk tahun anggaran yang berakhir tanggal 31
Desember 2015.
Penilaian kewajaran laporan keuangan mencakup pengujian keakuratan
penyajian jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan, penilaian
kecukupan sistem pencatatan/pembukuan, serta kecukupan bukti-bukti
pendukung pengeluaran proyek, baik pada tingkat Project Management Unit
(PMU) maupun pada Project Implementing Unit (PIU).
18
Penilaian terhadap kecukupan dan efektivitas sistern pengendalian intern proyek
mencakup penilaian terhadap kecukupan rancangan (desain) sistem
pengendalian intern proyek baik di tingkat PMU maupun PIU, serta efektivitas
implementasinya di lapangan.
Penilaian ketaatan (compliance) pada peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan
proyek mencakup penilaian terhadap ketaatan program yang mencakup:
1. Ketaatan pada ketentuan tertentu dalam Loan agreement untuk aspek: porsi
pembiayaan dan penyediaan dana pendamping, prosedur pengadaan, dan
peruntukan penggunaan dana Loan;
2. Ketaatan terhadap mekanisme dan ketentuan internal yang ditetapkan proyek.
Audit dilakukan pada Satker PNPM Mandiri Perkotaan Pusat (Konsultan) dan di
19 provinsi yang mendapatkan dana PNPM Mandiri Urban 2012-2015 (Loan
IBRD-8213-ID) yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulut,
Gorontalo, NTB, NTT, Bali, Jatim, Jateng, DiY, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sulbar,
Sulteng, Sultra, Sulsel.
Audit lapangan (field work) berakhir pada tanggal 8 Juni 2016.
E. Penilalan atas Sistem Pengendalian Intern
Secara umum, sistem pengendalian intern yang diterapkan sudah cukup
memadai dengan nilai rata-rata 71,72 (Lampiran 1) untuk memberikan keyakinan
bahwa penyelenggaraan proyek telah dijalankan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku terhadap sistem pengendalian intern kegiatan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (Loan IBRD
No.8213-ID).
Hasil penilaian atas sistem pengendalian intern atas 19 Provinsi adalah sebagai
berikut:
Hasil
Prolns
Nilai Rata-Rata
Memadai
6
78,31
Cukup Mernadai
12
70,24
Kurang Memadal
1
19
50,00
71,72
Rincian penilaian sistern pengendalian intern untuk masing-masing
pengendalian diuraikan dalam management letter.
unsur
Hal tersebut ditunjukkan oleh
Pelaku program telah menerapkan aturan perilaku.
Para pelaku program telah menghindari adanya konflik kepentingan yang
potensial (seperti menjadi rekanan atau perantara dari pemasok dan
19
-
-
-
-
-
-
-
-
-
mempekerjakan sanak keluarga, intervensi aparat, suami istri dalam satu
lokasi).
PMU, KMP, SNVT provinsi, KMW dan Korkot telah menempatkan personil
sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas.
Kebijakan dan prosedur rekrutmen, evaluasi kinerja
sampai
dengan
pemberhentian konsultan/fasi[itator telah ditetapkan serta supervisi/evaluasi
terhadap konsultan dan fasilitator dilakukan secara periodik.
Struktur organisasi di tiap level/lokasi telah sesual dengan struktur organisasi
pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan.
Komposisi konsultan pendamping di setiap level yang ditetapkan dl dalam
TOR/kontrak telah dilaksanakan.
Program telah menetapkan Prosedur Operasional Baku (POB) yang
menjadi
acuan pelaksanaan bagi para pelaku program, seleksi dan pelatihan telah
dilakukan bagi fasilitator sebelum fasilitator dimobilisasi, penilaian dan
bimbingan bagi fasilitator telah dilaksanakan secara berjenjang.
SNVT provinsi, KMW dan SNVT kabupaten/kota telah menyelenggarakan
pelatihan dan bimbingan untuk membantu pelaku mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi pekerjaannya.
Pelaku program dalam struktur organisasi telah mengetahui tugas pokok dan
fungsinya.
Apabila terdapat penyimpangan, telah dilakukan tindakan disiplin
yang tepat
atas penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran
terhadap aturan perilaku.
Para pelaku program (Korkot, Askot, SF, dan Faskel) memahami kebijakan
program yang mengatur hubungan antar pelaku program (Korkot, Askot, SF,
dan Faskel) dengan masyarakat.
Tim Koordinasi Pelaksana Tingkat Pusat, Provinsi
Kota/Kabupaten, KMP,
KMW, PJOK, dan Faskel telah mengidentifikasi titik kritis pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan yang berisiko paling besar dan membangun prosedur yang
terdokumentasi dalam Petunjuk Teknis serta telah melakukan revisi secara
rutin.
Adanya rapat/rembug antar warga untuk menentukan prioritas
pembangunan
infrastruktur di kelurahan masing-masing.
Pelaku program telah mempertimbangkan faktor-faktor
internal yang
mempengaruhi risiko (SDM, anggaran, dan masalah kepegawaian) dalam
mengidentifikasi risiko pada saat rapat/rembuk warga.
Pelaku program telah mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
yang
mempengaruhi risiko (perubahan musim, kondisi geografis, perkembangan
ekonomi, politik, regulasi dan sebagainya) dalam mengidentifikasi risiko pada
saat rapat/rembuk warga.
20
-
-
-
-
-
Saluran komunikasi telah dibangun dengan terbuka dan efektif kepada
masyarakat, konsultan, dan aparat pengawasan intern pemerintah, dan antar
pelaku program (konsultan, tim koordinasi).
Program telah merancang sistem informasi, Laporan secara berjenjang telah
berjalan secara memadai.
Informasi dan komunikasi telah memadai, laporan secara berjenjang telah
berjalan dan program telah merancang sistem informasi yang telah dijalankan
secara memadai.
Adanya penanganan pengaduan, keluhan, dan pertanyaan mengenai
permasalahan program.
Pimpinan instansi telah menggunakan berbagai bentuk komunikasi yang
sesual dengan kebutuhannya serta mengelola, mengembangkan, dan
memperbaiki sistem informasinya dalam upaya meningkatkan komunikasi
secara berkesinambungan.
Pelaku PNPM secara berjenjang (Tim Koordinasi, PJOK, Konsultan,
Pengawas UPK) telah melakukan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan
(supervisi) dan evaluasi, serta perbaikan atas pelaksanaan program secara
periodik.
Terdapat mekanisme untuk mernastikan adanya penyelesalan atas temuan
hasil audit dan hasil pemantauan lainnya dengan segera.
Pelaksanaan monitoring secara menyeluruh atas kegiatan program telah
dilakukan .
Namun demikian masih terdapat kelernahan pengendalian intern yang perlu
ditingkatkan dalam pelaksaan program sebagai berikut:
1) Lingkungan Pengendalian
-
Tidak seluruh formasi fasilitator terisi karena terdapat fasilitator yang
mengundurkan diri; tidak semua pelaku program memiliki kompetensi yang
memadai, khususnya pelaku program di tingkat desa; kurangnya komitmen
BKM, KSM, dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan secara tepat
waktu (Provinsi Jateng).
-
Penyesuaian/pengecualian
atas implementasi kebijakan penugasan
personil pada kondisi khusus, belum dilaporkan dan didokumentasikan
secara baik (Provinsi Kalteng).
-
Terdapat pengurus KSM yang merangkap sebagai penyedia barang pada
kegiatan fisik PLPBK, yaitu pada KSM Nangka, Kelurahan Baru Ulu, Kota
Balikpapan; kurangnya komposisi fasilitator serta Fasilitator Teknik di Kota
Balikpapan dimana satu tim yang hanya berjumlah 2 (dua) orang
membawahi beberapa kelurahan dampingan (Provinsi Kaltim).
-
Belum adanya aturan perilaku secara tertulis yang ditetapkan oleh
Program dan apabila terjadi penyimpangan terhadap kebijakan dan
21
prosedur atau pelanggaran terhadap aturan perilaku belum dilakukan
tindakan disiplin yang tepat (Provinsi Papua dan NTB).
-
Supervisi/evaluasi secara berkala terhadap konsultan dan Fasilitor
Kelurahan belum optimal dilakukan (Provinsi Papua dan Sulawesi
Tenggara).
-
Lemahnya
pengawasan oleh Satker Pengembangan
Kawasan
Permukiman dan Penataan Bangunan Provinsi Kalimantan Selatan tahun
anggaran 2015 terhadap pelaksana kegiatan ditingkat kabupaten/kota
maupun tingkat desa/kelurahan, dimana satker tidak melakukan
pengawasan langsung ke lapangan. Hal tersebut disebabkan keterbatasan
jumlah SDM pada satker dan tidak tersedianya dana pendamping
APBN/APBD untuk operasional satker; tidak semua pelaku program
memiliki kompetensi yang memadal, baik di tingkat satker, KMW,
Koordinator Kota, fasilitator maupun pelaku program di tingkat
desa/kelurahan (Provinsi Kalimantan Selatan).
2) Penilaian Risiko
-
Para Pelaku Program belum mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola
titik kritis dari pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan yang berisiko besar,
dari faktor internal seperti (sumber daya manusia dan anggaran) serta
faktor-faktor ekternal (perubahan musim, kondisi geografis, perkembangan
ekonomi, politik, regulasi dan sebagainya) (Provinsi Papua, NTB dan
Provinsi Su[awesi Utara).
Pada awal pelaksanaan kegiatan terdapat tumpang tindih antara kegiatan
PNPM Mandiri Perkotaan dengan program kumuh dari Satuan Kerja
Pengembangan Permukiman sehingga terjadi revisi berkali-kali dan
mengakibatkan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan terlambat dari master
schedule yang ditentukan (Provinsi Papua Barat).
3) Aktivitas Pengendalian
- Hasil pengadaan BLM Komputer sebagian masih belum dimanfaatkan, dan
manajemen
belum
menetapkan,
mensosialisasikan
dan
mengirnplementasikan kebijakan dan prosedur pengamanan inventaris,
peralatan dan aset lainnya (Provinsi Bali).
- Hasil
kegiatan fisik PNPM Mandiri Perkotaan yang memerlukan
pemeliharaan belum diidentifikasi, dijadwalkan dan dilaksanakan (Provinsi
Bali, Papua dan Provinsi NTB).
7
-
Manajemen telah menetapkan berbagai petunjuk pelaksanaan yang harus
diikuti oleh para pelaku program, meskipun dalam implementasinya belum
dapat dilakukan sepenuhnya oleh para pelaku program, khususnya pelaku
di tingkat desa karena keterbatasan kompetensi mereka (Provinsi Jateng).
22
-
Setiap transaksi keuangan belum diklasifikasi, dicatat, diverifikasi dan
diarsipkan sesual tanggal transaksi, serta belum didukung dengan bukti
yang memadai; saldo bank belum direkonsiliasi oleh petugas yang
independen dari fungsi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran kas;
dan kegiatan yang sudah dilaksanakan belum dibuatkan laporan
pertanggungjawabannya (Provinsi Kalteng, Bali, Kaltim, DIY, Papua, NTB,
Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Provinsi Papua
Barat).
-
Terdapat pengadaan material oleh KSM Nangka, Kelurahan Baru Ulu, Kota
Balikpapan yang tidak didahului dengan survei harga; pelaksanaan
pekerjaan fisik tidak sesuai dengan rencana; pertanggungjawaban
pekerjaan yang tidak sesuai dengan realisasi pekerjaan; BKM belum
memanfaatkan hasil kegiatan, antara lain komputer sebanyak 51 unit di 51
kelurahan di Kota Samarinda, pembuatan pot bunga sebanyak 60 buah di
Kelurahan Sepinggan Raya Balikpapan dan pengadaan kursi taman
sebanyak 7 unit di Kelurahan Baru Ulu Balikpapan (Provinsi Kaltim).
-
Penyerapan
dana
belum
sesuai
progress
fisik
sehingga
terjadi
pengendapan dana di rekening BKM/KSM; belum dilakukan pembandingan
berkala antara aset dan pencatatan akuntabilitasnya; indikator kinerja telah
ditetapkan untuk setiap kegiatan namun belum semua dilaksanakan
(Provinsi Papua Barat).
- Korkot belum melakukan pembinaan
masyarakat (Provinsi Sulawesi Barat).
secara
maksimal
di
tingkat
- Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PLPBK Reguler ( 1 Kelurahan ) dan
PLPBK Lanjutan ( 7 Kelurahan ) sampai dengan saat audit belum
seluruhnya dimanfaatkan (Provinsi Sulawesi Selatan).
-
Penanggungjawab kegiatan belum sepenuhnya melakukan pembinaan,
pengukuran kinerja, dan rekomendasi perbaikan kinerja terhadap para
pelaku program dalam lingkup koordinasinya (Provinsi Sulawesi Tenggara).
- Pengendalian atas pelaksanaan program belum sepenuhnya dilakukan
sesuai dengan ketentuan (Provinsi Sulawesi Tenggara).
-
Pengendalian fisik atas aset dan dokurnen masih kurang memadai, yaitu
masih terdapat komputer dan printer yang sudah dibayarkan oleh Panitia
Pengadaan LKM, namun barangnya masih disimpan di toko komputer; dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan/program kurang mernadai, yaitu
pelaksanaan kegiatan di LKM mengalami keterlambatan (Maluku Utara).
23
4) Informasi dan Komunikasi
-
Peran dan fungsi Faskel/Askot/Korkot belum optimal dalam mengkoordinir
masyarakat untuk menjalankan program yang telah disepakati bersama
(Provinsi Papua).
-
Belum adanya saluran komunikasi dan informasi antar pelaku program
yang jelas, terbuka dan efektif serta belum seluruh informasi yang
dibutuhkan disampaikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan secara
periodik (Provinsi Sulawesi Tenggara, Kalteng dan Provinsi Maluku).
5) Monitoring
-
Pelaku PNPM secara berjenjang (Tim Koordinasi, PJOK, Konsultan,
Pengawas UPK) belum secara rutin melakukan pemantauan, pengawasan
dalam bentuk pemeriksaan (supervisi) dan evaluasi, serta perbaikan atas
pelaksanaan program (Provinsi Kalteng, Papua dan Provinsi Sulawesi
Tenggara).
F. Penilaian atas Kepatuhan terhadap Naskah Pinjaman Luar Negeri
Menurut penilaian kami, secara umum pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan
telah mematuhi Loan Agreement, pedoman proyek dan ketentuan perundangundangan yang berlaku dengan nilai 74,69 (cukup memadai). Rincian tabel
penilaian atas kepatuhan terhadap Loan dapat dilihat pada Rekapitulasi
Scoring Kepatuhan pada lampiran 2.
Penilaian kepatuhan terhadap masing-masing ketentuan dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Kepatuhan pada ketentuan dalam Loan Agreement
Menurut penilaian kami; tingkat kepatuhan pada ketentuan dalam Loan
agreement seperti porsi pembiayaan dan penyediaan dana pendamping,
prosedur pengadaan secara umum, serta keabsahan pengeluaran telah
memadai dengan nilai 75,36.
2. Kepatuhan terhadap Pedoman Teknis PNPM Mandiri Perkotaan yang
telah Disetujui oleh Lender
Menurut penilaian kami tingkat kepatuhan pada pedoman proyek yaitu
terhadap pedoman teknis PNPM Mandiri Perkotaan secara umum telah
cukup memadai dengan nilai 74,02.
Namun demikian masih terdapat kelemahan, yaitu
Pelaksanaan pengadaan bahan/alat untuk kegiatan pembangunan
infrastruktur belum sepenuhnya berdasarkan hasil survey minimal dari 3
pemasok terdekat (Provinsi Sulawesi Tenggara, Ka[tim dan Provinsi
Sulawesi Utara).
Pengadaan bahan/alat yang melebihi nilal 50 juta belum sepenuhnya
dilakukan dengan pengadaan secara terbatas (Provinsi Sulawesi
24
Tenggara dan Provinsi Sulawesi Utara).
- Belum adanya metode pengadaan secara khusus yang telah mendapat
persetujuan dari KMW/Askot (Provinsi Sulawesi Tenggara).
- Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan untuk
Tahun Anggaran 2015 pada Kabupaten Majene dan Kabupaten
Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat belum dilaksanakan
sepenuhnya karena fisik infrastruktur belum selesai 100%.
G. Ikhtisar Temuan yang Berpengaruh pada Kewajaran Penyajian Laporan
Keuangan
Sebagaimana diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan, terdapat
temuan audit sebesar Rp742.285.164,78 yang merupakan temuan audit yang
berkaitan dengan kegiatan Jasa Konsultan dan Bantuan Langsung
Masyarakat (Ke/urahan Grants/Sub Grants), yang terdiri dari:
No
Uraian
1 Kelemahan proses verifikasi volume (pekerjaan
pengadaan barang/jasa/kegiatan proyek) yang masih
harus ditindak[anjuti
2
rn.
Pengeluaran yang tidak sesuai dengan peruntukan
Nilai (Rp)
724.925.164,78
17.360.000,00
yang ditetapkan dalam program/project/negative list
J um i a h
742.285.164,78
Jumlah temuan sebesar Rp742.285.164,78 atau 0,10% dari jumlah
pengeluaran proyek tahun 2015 sebesar Rp741.747.795.233,00 tersebut tidak
cukup signifikan berpengaruh pada kewajaran penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Oleh karenanya, pendapat kami terhadap penyajian
laporan keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian.
H. Kejadian Setelah Tanggal Laporan Keuangan
Tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal laporan keuangan yang
berpengaruh signifikan terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.
25
Lampiran 1
REKAPITULASI SCORING SPI
Lipeng
0
14
5
0
0
19
Sangat Memadai
Memadai
Cukup Memadai
Kurang Memadai
Tidak Memadal
Total data
UNSUR SF5
Score
Simpulan
Lipeng
Penialan Risiko
AMtiv Pengendalian
Infokorn
Monioring
78.35
66.22
71.21
73.38
75.91
Memadal
Cukup Memada!
Cukup Mem3dal
Cukup Memadai
Memada _
Cukup Memadai
Risiko
0
5
8
6
0
19
Aktiv Pengendalian
0
6
12
1
0
19
PENJELASAN: GRADASI
No.
i
2
3
4
5
Infokom
1
9
9
0
0
19
Monitoring
1
10
8
0
0
19
2 Provinsi
4
Skala Penilaian
905 X !100
75ssX<90
60!5 X< 75
50•s X < 60
X<50
Atribut
Sangat Memadai
Memadal
Cukup Memadai
Kurang Memadai
Tidak Memadai
0
6
12
1
0
19
Nilai Rata-rata
78.31
70.24
50.00
71.72
Lampiran 2
Reka !tuls "Scorin
Atribut
A<
(Loan Agrenment)
Ke atuhan
B
Pengadaan
Mem l
Sangat Memada0
Memadai1
Simpulan Umum
ipanUu
Proyek)
Pnaan(Pedomnar
Simpulan
1 Provinsi
Nilal rata-rata
Cukup Memadai
6
9
10
0
10
Kurang Memadlai
10
8
0
0
0
1
9
Tidak Memadai
1
Total data
19
Unsur
Score
Loan Agreement
Pengadaan
0
19
Simpulan
rvlerhadi
Pedoman
Proyek
Simpulan
74.18
Cukup Memadal
74.69
CukupMemadai
PENJELASAN: GRADASI ->
No.
i
Skala Penilaian
90 ýX •100
2
75:5 X < 90
Memadai
3
4
5
60:5 X< 75
50 • X < 60
X<50
Cukup Memadai
Kurang Memadal
Tidak Memadal
Atribut
Sangat Memadal
70.38
0
19
75.36
74.02
80.55
19
74.69
Ai
i :i 7
i 2
:i r
ri -1 :i n1 1 -1 n1 -1 si :i :a :i
71 A ri ri 1 :iAr
l :
Lampiran 3
NATIONAL COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAM IN URBAN AREAS FOR 2012 - 2015
Project Sources & Uses of Funds
for the quarter ending December 31, 2015
Expenditures in Year to Date
GOI Counterpart
TOTAL
Others Donor
12
KUNI SBUN
_Backlog
LDR
IDR
3.
IDR
IDR
I
Outstanding
Retroactive
IDR
IDR
46
Uses of Funds
1 a. Kelurahan Grants under part 2(a)
210,000,000
b. Kelurahan Grants under part 2(b)
349,640,250,000
2 Goods, Consultant Services, Training
and Workshop and Incremental Operating Cost
-
Charge to WT SA
Charge to WB SA
IDR
7
USD
8
210,000,000
17,518.80
349,640,250,000
25,384,239,48
391,897,545,233
-
391,897,545,233
28,987,911.56
741,747,795,233
-
741,747,795,233
I Average Exchange Rate
54,389,669.84
13,637.66
Non Bank Financed (Rupiah Murni)
*
Total Uses of Fund
Expenditures
001 Counterpart
TOTAL
_______________________
IDR
1
Others Donor
Out'
___________Backlog
__________
IDR
4
IDR
3
IDR
2
in Cummulative to Date
KUN I SBUN*
Uses of Funds
IDR
5
taCrt
[Retroactive
[IDR
B
ChretWBSCageoWBA
IDR
7
6
Charge to WB SA
USD
8
479,382,986,000
40,367,151.28
-
553,549,300,000
41,946,662.53
738,500,463,385
-
738,500,463,385
58,705,910.43
2,461,732,749,385
-
1,771,432,749,385
Average Exchange Rate
141,019,724.24
12,561.60
I a. Kelurahan Grants under part 2(a)
1,169,682,986,000
-
b. Kelurahan Grants under part 2(b)
553,549,300,000
2 Goods, Consultant Services, Training
-
690,300,000,000
-
-
and Workshop and Incremental Operating Cost
*
Non Bank Financed (Rupiah Murni)
Total Uses of Fund
-
690,300,000,000
-
-
Download