SEJARAH NABI MUHAMMAD A MISI NABI MUHAMMAD SAW Sebagai seorang muslim, kita wajib beriman kepada rukun iman. Di antara rukun iman tersebut, yaitu beriman kepada para nabi dan rasul Allah SWT. Sejak diutusnya nabi pertama Adam as sampai nabi dan rasul terakhir sebagai khatamunnabiyyin, yaitu Muhammad SAW, kita wajib mengimaninya tanpa keraguan dan membenarkan semua yang dibawanya serta mengikuti sunahnya. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang sejarah Nabi Muhammad SAW. 1. Nabi Muhammad Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak Kehidupan masyarakat Mekah sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW berada dalam kegelapan dan kesesatan. Kehidupan mereka tidak memiliki aturan yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan jauh dari rasa keadilan. Dengan demikian, pada masa tersebut dikenal dengan masa jahiliyah Dalam keadaan masyarakat Mekah yang demikian, sistem ketuhanan yang begitu sesat dengan menyembah berhala yang sama sekali tidak memberikan manfaat dan mudarat, tidak mampu menolong dan tidak memberikan kebaikan serta keburukan kepada mereka yang menyembahnya. Hal ini terjadi karena masyarakat Mekah waktu itu, tidak memiliki pegangan dan aturan yang jelas dan menuntun mereka untuk berbuat sesuatu yang baik dan bermanfaat. Mereka menjalani kehidupan dengan mengikuti nafsunya masing-masing dengan tidak mempertimbangkan kebaikan dan keburukan yang akan ditimbulkannya. Segala macam cara akan mereka lakukan untuk tercapainya maksud yang mereka inginkan. Itulah yang dikenal dengan perbuatan-perbuatan jahiliyah (kebodohan). Pada masa jahiliyah ini, kehidupan dalam berbagai bidang didominasi oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, kekayan, dan kekuasaan. Orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan tetapi tidak memiliki kekayaan, kekuasaan, dan kekuatan sama sekali tidak diperhatikan. Kesejahteraan, ketentraman, dan keadilan hanya dimiliki dan dirasakan oleh orang-orang tertentu. Sebaliknya, masyarakat banyak hanya merasakan kesengsaraan, penyiksaan, dan penindasaan dari orang-orang yang kuat dan berkuasa. Selain itu, adat-istiadat masyarakat pada saat itu, tidak berdasarkan pada adat serta budaya yang berprikemanusiaan. Adat yang ada hanya berlaku dan dapat dirasakaan kebaikannya bagi orang-orang tertentu. Adat-istiadat serta kultur masyarakaatnya mengedepankan kesewenang-wenangan dan mengikuti nafsu sebagian orang saja, sehingga sebagian besar masyarakat Mekah saat itu menjadi korban dari kesewenang-wenangan adat-istiadat tersebut. Misalnya, ketika seorang ibu melahirkan anak perempuan, dianggap sebagai pembawa bencana dan hanya akan mendatangkan aib bagi keluarganya. Mereka hanya menerima dan merasa gembira ketika bayi yang dilahirkan adalah laki-laki. Begitu pun terhadap kaum perempuan, mereka hanya mengangap sebagi pembantu yang harus melayani laki-laki dengah segala penghinaan dan penyiksaan. Bahkan, perempuan-perempuan pada waktu itu diperjualbelikan. Semua itu menunjukkan adat- istiadat serta budaya yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Di antara suku dan kabilah-kabilah yang ada pada waktu itu, sering sekali terjadi peperangan dan perkelahian. Hal itu biasanya hanya disebabkan masalah kecil. Adapun peperangan hanya untuk menunjukkan keberadaan, kekuatan, dan kepopuleran dari kabilah mereka. Siapa saja di antara mereka yang lebih kuat dan populer, mereka akan mendapat tempat yang istimewa dan disegani oleh masyarakat. Kebiasaan buruk mereka, seperti minum khamer, berjudi, berzina, merampok, merampas, dan memerkosa merupakan kebiasaan yang sulit mereka tinggalkan. Dalam keadaan masyarakat Mekah yang demikian, Allah SWT mengutus seorang manusia pilihan-Nya untuk memperbaiki kehidupan dan menyempurnakan akhlak seluruh manusia. Dia adalah manusia pilihan Allah dan menjadi khataminnabiyyin (penutup para nabi dan rasul), yaitu Nabi Muhammad SAW. Dengan penuh keyakinan, Muhammad pergi dan merenung di gua Hira, suatu tempat yang dipilih dan dianggap tepat untuk merenung dan mencari petunjuk. Beliau selalu memikirkan cara untuk mengubah kebiasaan buruk, akhlak yang tercela, dan kesewenang-wenangan yang selalu dilakukan oleh masyarakat saat itu. Puncaknya, ketika Muhammad sedang berada di gua Hira merenung dan memohon petunjuk dengan penuh kekhusukan, datanglah malaikat Jibril membawa wahyu dan memperkenalkan siapakah Tuhan yang sebenarnya kepada Nabi Muhammad SAW. Sejak saat itulah, dengan penuh kenyakinan, Muhammad mengajak dan mengajarkan kepada keluarga, orang-orang dekat, para sahabatnya dan seluruh orang-orang Quraisy Mekah agar bertuhan dan hanya menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Selain itu, mereka pun diajak untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya, seperti minum khamer, berjudi, berzina, merampas hak orang lain, dan perbuatan tercela lainnya yang sudah mendarah daging di masyarkat saat itu. Rasul pun menegaskan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak, membangun kemuliaan, dan memberikan manfaat bagi seluruh manusia. Hal ini sebagaimana yang pernah disabdakan Rasulullah: “Sesungguhnya kami diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Selain misi Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak manusia pada waktu itu dan sampai kiamat tiba, beliau juga diutus oleh Allah SWT sebagai rahmatan lil alamin. Allah SWT berfirman: Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya/ 21: 107) Allah SWT berfirman: Artinya: ”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah rasul Allah kepada kamu semua.” (QS. Al-Araf/ 7: 158) Hadis dan ayat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa tujuan Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia yang saat itu berada dalam kegelapan, kehinaan, dan kebodohan. Dengan diangkat dan diutusnya Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT, manusia dituntun untuk menemukan hakikat kemuliaan hidup dan hakikat penciptaan dirinya dalam kehidupan ini. Pada surat Al-Anbiya ayat 107, ditegaskan bahwa sesungguhnya Muhammad diutus dan dijadikan rahmat bagi semesta alam serta benar-benar sebagai nabi dan rasul Allah yang terakhir untuk semua umat manusia. Tidak akan datang lagi nabi dan rasul sesudahnya. Risalahnya pun sudah sempurna untuk membimbing manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Firman Allah SWT: Artinya: Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab 33 : 40) Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dengan diutusnya Muhammad SAW pada kaum Quraisy saat itu, mendatangkan peradaban yang sangat tinggi pada nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu, Nabi Muhammad SAW telah mampu menghilangkan perbedaan derajat antara orang kaya dan miskin, orang-orang berpangkat dan rakyat jelata, sanggup menghapuskan perbudakan, serta penjualbelian wanita yang saat itu dianggap sebagai perbuatan biasa oleh mereka. Dengan perubahan menuju kebaikan dan kemanfaatan tersebut, lebih menyakinkan orang-orang Quraisy terhadap semua yang disampaikan oleh beliau, yaitu Nabi Muhammad diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman: Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.(QS. Al-Anbiya/ 21 : 107) Ayat di atas menjelaskan dan memberikan kenyakinan kepada kita sebagai seorang musllim rahmat yang dibawa oleh Rasulullah SAW bukan hanya dirasakan oleh orang-orang saat itu saja. Akan tetapi, rahmat yang disebarkan oleh beliau dirasakan oleh kita semua dan pastilah dapat dirasakan oleh orangorang yang beriman sesudah kita sampai akhir zaman. Itulah di antara keunggulan diutusnya Rasulullah SAW dibandingkan dengan nabi dan rasul sebelumnya. Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT bagi seluruh umat manusia. Risalah yang dibawanya bersifat universal, ditunjukkan kepada seluruh umat manusia, semua ras, bangsa, dan keturunan sampai akhir zaman. Allah SWT berfirman: Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua (QS. Al-Araf/ 7 : 158) Allah SWT berfirman: Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peri-ngatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Shaba/ 34 : 28) Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai orang yang beriman kepada para nabi dan rasul Allah SWT, khususnya Nabi Muhammad SAW, beliau diutus untuk seluruh manusia dengan tidak membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, beliau pun membawa kabar gembira bagi mereka yang taat pada perintah Allah dan rasul-Nya dan membawa peringatan bagi mereka yang melanggar larangan Allah dan rasulnya. Hal ini dipertegas dengan firman Allah SWT: Artinya: Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran ) sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan.(QS. Al-Fathir/ 35 : 24) Sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, masyarakat Mekah dikenal dengan masyarakat yang memiliki perangi keras dan dikenal dengan masyarkat jahiliyah (bodoh). Jahiliyah adalah kebodohan dalam keimanan dan hukum-hukum agama. Dengan kata lain, zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan dalam masalah agama, bukan berarti bodoh dalam berbagai bidang karena saat itu bangsa Arab telah menunjukkan kemajuan dalam bidang ekonomi, politik, sastra, dan sebagainya. Selain itu, masyarakat Mekah pada awal perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya menyebarkan agama Islam, melancarkan ancaman serta memberikan tantangan yang sangat keras terhadap dakwah Nabi dan para sahabatnya, terutama setelah turunnya wahyu yang memerintahkan Rasulullah SAW untuk berdakwah. Adapun ancamaan dan tantangan terhadap Rasulullah dan para sahabatnya, antara lain sebagai beikut. 1. Hinaan, cercaan, dan ancaman dari para pemuka kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, disertai dengan ancaman fisik. 2. Ancaman pembunuhan. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bukanlah hal yang mudah karena berbagai rintangan dan ancaman yang bertubi-tubi terhadap Rasulullah. Begitu pula dengan ancaman dan usahausaha yang dilakukan oleh pemuka kaum Quraisy untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya. Akan tetapi, atas perlindungan Allah SWT, ancaman dan usaha untuk membunuh beliau dan para sahabatnya tidak berhasil, sehingga dakwah dapat terus berlanjut. Segala bentuk ancaman, rintangan, dan pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy dapat dihadapi dengan sabar oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dengan demikian, apa pun yang menimpa Rasulullah dan para sahabatnya, semakin memperkokoh keimanan dan memperkuat keyakinanan mereka dalam menyampaikan agama yang benar di Mekah. Dalam menyampaikan dakwahnya kepada orang-orang kafir Quraisy, Nabi Muhammad SAW berpegang teguh kepada wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Di antaranya, beliau berdakwah dengan penuh hikmah dan mengutamakan suri teladan (contoh yang baik) kepada orang-orang Mekah. Dengan demikian, usaha beliau dapat mendatangkan hasil. Akhirnya, orangorang Mekah sedikit demi sedikit masuk dan memeluk agama Islam. Setelah mereka memeluk agama Islam, ada perubahan yang terjadi pada mereka. Adapun perubahan pada mereka di antaranya, sebagai berikut. 1. Adanya perhatian orang-orang Mekah terhadap seruan atau dakwah Rasulullah SAW dan para sahabatnya. 2. Banyaknya tokoh-tokoh Quraisy yang memeluk agama Islam dan diikuti oleh kelompok-kelompok mereka. 3. Masyarakat Mekah mulai tertarik dengan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. 4. Kebiasaan-kebiasaan buruk jahiliyah mulai ditinggalkan (berkurang) setelah mereka mengenal ajaran Islam. Dengan gambaran perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menghadapi orang-orang Mekah di atas, kita sebagai orang yang beriman hendaknya menjadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Apa pun yang dilakukan oleh Nabi Muhammd SAW, baik ketika ia berdakwah menyebarkan agama Islam, hidup bermasyarakat, menjadi seorang pedagang, maupun keteika menjadi seorang pemimpin umat, semuanya adalah sebagai uswatul hasnah bagi kita. Sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab/ 33 : 21) Dengan demikian, sedikitnya ada tujuh hal yang dapat kita jadikan teladan dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menyebarkan agama Islam, yaitu sebagai berikut. 1. Sabar dan tawakal dalam menjalankan perintah (kewajiban) Allah SWT. 2. Berlaku lemah-lembut dan penuh kasih sayang terhadap siapa pun. 3. Selalu bekerja keras, tekun, dan ulet. 4. Menghindari perkataan kasar dan perilaku tidak terpuji (keras hati dan berperilaku kasar) dalam kehidupan. 5. Mengedepankan sikap pemaaf, baik terhadap kawan maupun lawan dengan tidak bersifat diskriminasi. 6. Membiasakan mengedepankan musyawarah dalam mengatasi dan menghadapi segala persoalan, menghargai pendapat orang lain, dan menerima saran dari orang lain. 7. Senantiasa bertawakal kepada Allah SWT dan menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha dengan penuh kesungguhan. Allah SWT berfirman: Artinya: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari se-kitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. ) Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali-Imran/ 3 : 159) Keteladan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam menyebarkan Islam dapat terbukti dengan keberhasilan yang dicapai oleh Nabi Muhammad. Bukan hanya menyebarkan Islam kepada saudara dan keluarga dekatnya serta bukan berhasil di Mekah saja. Akan tetapi, keberhasilan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya diakui dan mendapatkan dukungan dari orang-orang Quraisy serta pemuka-pemukanya, mendapat dukungan dan simpati masyarakat Mekah dan Madinah, dan terbukti sampai sekarang Islam telah diakui dan dianut oleh sebagian besar penduduk dunia, termasuk Indonesia. Itulah di antara keberhasilan perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang patut kita contoh dalam kehidupan ini. 1. Allah SWT mengutus seorang manusia pilihan-Nya untuk memperbaiki kehidupan dan menyempurnakan akhlak seluruh manusia. Dia adalah manusia pilihan Allah dan menjadi khataminnabiyyin (penutup para nabi dan rasul), yaitu Nabi Muhammad SAW. 2. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia yang saat itu berada dalam kegelapan, kehinaan, dan kebodohan. Dengan diangkat dan diutusnya Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT, manusia dituntun untuk menemukan hakikat kemuliaan hidup dan hakikat penciptaan dirinya dalam kehidupan ini. 3. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dengan diutusnya Muhammad SAW pada kaum Quraisy saat itu, mendatangkan peradaban yang sangat tinggi pada nilai-nilai kemanusiaan. 4. Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT bagi seluruh umat manusia. Risalah yang dibawanya bersifat universal, ditunjukkan kepada seluruh umat manusia, semua ras, bangsa, dan keturunan sampai akhir zaman. 5. tujuh hal yang dapat kita jadikan teladan dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menyebarkan agama Islam, yaitu Sabar , berlaku lemah-lembut, Selalu bekerja keras, tekun, dan ulet, menghindari perkataan kasar dan perilaku tidak terpuji, mengedepankan sikap pemaaf, membiasakan mengedepankan musyawarah dalam mengatasi dan menghadapi segala persoalan dan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT UJI KOMPETENSI I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Pada usia 12 tahun Nabi Muhammad hidup bersama dengan .... a. Abdul Muthalib c. Abu Thalib b. Abu Lahab d. Abu Sauqi 2. Ayahanda Nabi Muhammad meninggal dunia, pada saat Nabi Muhammad .... a. berusia 1 tahun c. berusia 2 tahun b. berusia 6 bulan d. dalam kandungan 3. Orang yang menyusui Nabi Muhammad sampai usia 2 tahun adalah .... a. Aminah c. Halimah b. Saadah d. Khadijah 4. Nabi Muhammad berdagang ditemani oleh .... 5. II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. a. Khadijah c. Maisyarah b. Aminah d. Aisyah Apa pun yang dilakukan oleh Nabi Muhammd SAW, semuanya adalah sebagai uswatul hasnah bagi kita. Hal ini erdapat dalam... a. QS. Al-Ahzab/ 33 : 21 b. QS. Ali-Imran/ 3 : 159 c. QS. Shaba/ 34 : 28 d. QS. Al-Fathir/ 35 : 24 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! Apakah yang dimaksud dengan masyarakat jahiliyah? Jelaskan! Sebutkanlah ciri-ciri dari masyarakat jahiliyah! Keturunan dari bani apakah Nabi Muhammad SAW? Apakah tujuan utama dari tugas Nabi Muhammad SAW, pada awal diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah SWT? Apakah yang dimaksud dengan uswatun hasanah? Jelaskan! Dengan sikap yang bagaimanakah Rasulullah menghadapi masyarakat Mekah dalam menjalankan dakwahnya? Bagaimanakah reaksi orang-orang kafir Quraisy terhadap dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW? Jelaskanlah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pembawa kedamaian bagi umat manusia! Siapa sajakah orang-orang yang pertama percaya dan memeluk agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW? Sebutkan! Perilaku yang bagaimanakah yang mencerminkan terhadap perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya di Mekah?