Spirulina untuk pakan koi - Pusat Penelitian Bioteknologi dan

advertisement
12
Spirulina untuk pakan koi
Ikan koi merupakan ikan peliharaan yang banyak digemari karena warna tubuhnya yang
indah dan bagus. Warna merah pada ikan koi disebabkan oleh senyawa xantofil atau
karotenoid (oksi karotena atau hasil oksidasi karotena). Ikan hias tidak dapat memproduksi
karotenoid sendiri, melainkan memperoleh karotenoid dari pakan yang dikonsumsinya. Untuk
mendapatkan warna ikan koi yang bagus, diperlukan pakan koi yang berkualitas bagus juga
salah satunya kandungan karotenoid pada pakan ikan harus tinggi. Kandungan karotenoid
dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya mikroalga Spirulina platensis, atau
sering disebut Spirulina. Mikroalga hijau-biru ini memiliki kandungan karotenoid yang cukup
tinggi. Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) telah meneliti
Spirulina sejak tahun 1994 dan masih terus dikembangkan hingga saat ini karena potensi
yang dimilikinya. Produktivitas kultur spirulina di PPBBI mencapai 700 g/m3.
Indonesia dikenal sebagai negara maritim, dimana dua per tiga wilayahnya merupakan laut.
Hal tersebut tentu berimbas pada kekayaan alam Indonesia yang melimpah dibandingkan
negara-negara lain. Laut Indonesia yang kaya dengan biota laut yang beragam dihuni beberapa
spesies ikan, terumbu karang, dan makhluk hidup lainnya. Ikan hias merupakan ikan yang
digemari karena warna, bentuk, dan coraknya. Namun, ikan hias yang banyak dikembangkan
di Indonesia adalah ikan hias air tawar, karena lebih mudah dalam pemeliharaannya. Ikan hias
bermacam-macam jenisnya. Salah satu ikan hias air tawar yang banyak digemari di Indonesia
adalah ikan koi (Cyprinus carpio). Ikan koi dianggap sebagai ikan pembawa keberuntungan,
terutama bagi masyarakat Tionghoa. Beberapa kriteria penting dalam menentukan kualitas
ikan koi antara lain warna, bentuk tubuh, bentuk sirip, dan ukuran tubuh [1].
Munculnya warna yang bermacam-macam pada tubuh ikan koi disebabkan faktor pigmen
yang ada pada tubuh ikan tersebut. Ada empat kelompok pigmen utama yang memberi warna
pada kulit dan jaringan hewan maupun tumbuhan, yaitu: melanin, purin, pteridium dan
karotenoid [2]. Karotenoid memunculkan warna merah, orange, dan warna kuning pada ikan
dan crustasea [2]. Karotenoid seperti astaxanthin dan canthaxanthin umumnya digunakan
dalam budidaya ikan hias sebagai sumber pigmentasi [3].
Ikan menggunakan karotenoid sebagai pigmentasi pada tubuhnya. Karotenoid merupakan
salah satu kelompok paling penting dari pigmen alam berfungsi untuk pigmentasi kulit (sisik)
dan daging pada tubuh ikan. Karotenoid terdapat pada beberapa sumber pakan alami ikan air
tawar termasuk β-karoten, lutein, taraxanthin, astaxanthin, tunaxanthin, α-, β-doradexanthins,
dan zeaxanthin [4,5]. Berbagai pigmen sintetis (β-karoten, canthaxanthin, zeaxanthin, dan
astaxanthin) dan pigmen alami yang berasal dari ragi, bakteri, ganggang, dan tumbuhan
tingkat tinggi telah digunakan sebagai suplemen pakan ikan untuk meningkatkan pigmentasi
ikan dan krustasea [6,7].
Sumber alami karotenoid biasanya terdiri dari beberapa karotenoid dalam berbagai bentuk.
Sumber-sumber ini bervariasi dalam pencernaan ikan. Pigmentasi pada tubuh ikan koi sulit
untuk dijelaskan. Sebaliknya, studi untuk menentukan efisiensi pigmentasi karotenoid sintetis
(yang selalu karotenoid tunggal) dapat dilakukan. Mengingat tingginya biaya pigmen sintetis,
eksplorasi bahan alam yang merupakan sumber karotenoid banyak dilakukan untuk
mengeksplorasi potensi senyawa alami.
www.iribb.org | Februari 2016 | 4(1), 12-16
Firda Dimawarnita & Tri Panji - Peneliti PPBBI
13
Karotenoid tidak dapat disintesis di dalam tubuh hewan sehingga harus ditambahkan ke dalam
pakan [8]. Seperti hewan lain, ikan koi tidak dapat mensintesis karotenoid dari dalam
tubuhnya. Oleh karena itu, ikan koi sepenuhnya bergantung pada suplemen makanan untuk
memunculkan pigmentasi alaminya [9]. Warna kulit pada ikan tergantung pada kehadiran
kromatofora, pigmen yang mengandung sel-sel yang terletak di kulit. Ikan memiliki beberapa
kromatofora: melanophores, xanthophores, erythrophores, iridophores, leucophores, dan
cyanophores. Warna kuning kemerah-merahan berasal dari senyawa xanthophores dan
erythrophores [10]. Ikan koi memiliki berbagai macam jenis corak dan warnanya. Beberapa
warna ikan koi dan coraknya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Jenis-jenis ikan koi
Salah satu pewarna alami untuk memunculkan warna ikan koi adalah Spirulina platensis.
Spirulina platensis tidak memiliki selulosa pada dinding sel. Sel-sel yang dimiliki spirulina
mengandung murein mucopolymer yang mudah dicerna oleh enzim pencernaan dan
disekresikan oleh ikan [11]. Mikroalga hijau-biru Spirulina platensis mampu berfotosintesis,
berbentuk filamen, dan memiliki kandungan kaya vitamin, asam amino esensial, mineral,
asam lemak esensial (asam γ-linolenat), dan pigmen antioksidan seperti karotenoid serta
fikosianin [12].
Spirulina platensis dapat meningkatkan lapisan mukosa alami kulit ikan sehingga membuat
kulit dan sirip ikan koi mengkilap [13]. Spirulina platensis telah ditambahkan pada beberapa
ikan, diantaranya : pada pakan ikan nila untuk meningkatkan warna merah [14], pada ikan lele
untuk mempercepat pertambahan bobot ikan lele [15], serta pada ikan mas dan udang untuk
meningkatkan kecerahan warna [13,16]. Pemanfaatan spirulina untuk pakan dapat dilihat pada
Tabel 1 berdasarkan buku karangan Prof. I Nyoman Kabinawa [17].
www.iribb.org | Februari 2016 | 4(1), 12-16
Firda Dimawarnita & Tri Panji - Peneliti PPBBI
14
Tabel 1. Pemanfaatan spirulina strain lokal untuk pakan
Jenis Hewan Uji
Larva udang windu
Ayam petelur
Ayam pedaging
Ikan hias Discus (Marlboro red)
Platy
Ikan koi
Oscar
Lou Han
Ikan Mujair, Nila
Bandeng
Dahnia, Moina
Manfaat
Meningkatkan growth rate (GR), survival
rate (SR), dan warna
Warna kuning telur menjadi pekat grade 1112
Karkas sun flower, daging empuk dan gurih,
organ dalam hati dan ampela berwarna merah
darah sapi
Mencerahkan warna
Mencerahkan warna
Mencerahkan warna
Mencerahkan warna
Meningkatkan GR, SR anakan, memekatkan
rajah, mencerahkan warna, menstimulasi
nongnong, mempercepat pematangan gonad
Meningkatkan GR, SR anakan
Membuat daging lebih gurih
Meningkatkan GR, SR anakan dan menaikkan
nafsu makan
Gambar 2. Budidaya Spirulina platensis di PPBBI
Berdasarkan Tabel 1, terlihat banyaknya manfaat spirulina jika digunakan untuk formulasi
pakan. Tidak hanya pada ikan koi, kandungan GR dan SR pada ikan konsumsi pun dapat
ditingkatkan jika diberi pakan dengan tambahan spirulina. Pusat Penelitian Bioteknologi dan
Bioindustri (PPBBI) membudidayakan spirulina secara massal sejak tahun 1994 dengan
kapasitas 50 kg per bulan (Gambar 2). Ketersediaan spirulina di PPBBI yang terus menerus
menjamin kebutuhan pasar akan mikroalga ini.
www.iribb.org | Februari 2016 | 4(1), 12-16
Firda Dimawarnita & Tri Panji - Peneliti PPBBI
15
Percobaan pakan ikan yang ditambah dengan spirulina pernah dilakukan di sentra koi Blitar
dengan hasil yang memuaskan. Ikan koi yang diberi pakan spirulina menghasilkan warna
merah yang lebih cerah dan menarik dibandingkan kontrol tanpa pakan spirulina. Spirulina
platensis memiliki banyak manfaat, selain untuk food suplement yang merupakan produk
utama bisa juga dimanfaatkan untuk pakan ikan hias. Sejauh ini, penggunaan bahan aditif
sintetis memakan biaya yang tinggi untuk pakan ikan hias. Oleh sebab itu, penambahan
mikroalga ini pada pakan bisa menjadi salah satu solusi untuk mendapatkan ikan hias yang
berwarna cerah.
Referensi
1. Yuangsoi, B., Jintasataporn, O., Tabthipwon, P., & Kamel, C. 2010. Utilization of
Carotenoids in Fancy Carp (Cyprinus carpio) : Astaxanthin, Lutein and- Carotene. World
Applied Science Journal, 11(5): 590-598.
2. Kop, A., Durmaz, Y. 2008. The effect of synthetic and natural pigments on colour of
cichlid (Cichlasoma severum sp., Heckel 1840). Aquaculture International 16, 117–122.
3. Mora, G.I., Arredondo-Figueroa, J., Ponce-Palafox, J., Barriga-Soca, I.A., Vernon-Carter,
J.,2006. Comparison of red chilli (Capsicum annuum) oleoresin and astaxanthin on
rainbow trout (Oncorhyncus mykiss) fillet pigmentation. Aquaculture 258, 487.
4. NRC (National Research Council). 1983. Nutrient Requirements of Warm Water Fishes
and Shellfishes, Revised Ed. National Academy Press, Washington, DC, USA.
5. NRC (National Research Council). 1993. Nutrient Requirements of Fish. National
Academy Press, Washington, DC, USA.
6. Kalinowski, C.T., Robaina, L.E., Fernandez-Palacios, H., Schuchardt, D., Izquierdo, M.S.
2005. Effect of different carotenoid sources and their dietary levels on red porgy (Pagrus
pagrus) growth and skin colour. Aquaculture 244, 223–231.
7. Shahidi, F., Metusalach, Brown, J.A. 1998. Carotenoid pigments in seafoods and
aquaculture. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 38, 1–67.
8. Sukarman, Hirnawati, R., Subandiyah, S., Meilisza, N., Subamia, I.W. 2014.
Penggunaan tepung bunga Marigold dan tepung Haematococcus pluvialis sebagai sumber
karotenoid pengganti astaxantin untuk meningkatkan kualitas warna ikan koi. Jurnal Riset
Akuakultur 9(2): 237-249.
9. Barbosa, M., Morais, R., Choubert, G. 1999. Effect of carotenoid source and dietary lipid
content on blood astaxanthin concentration in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss).
Aquaculture 176, 331–341.
10. Colihueque, N., 2010. Genetics of salmonid skin pigmentation: clues and prospects for
improving the external appearance of farmed salmonids. Reviews in Fish Biology and
Fisheries 20, 71–86.
11. Beresto, V., 2001. Our experience in spirulina feeding to minks in the reproduction
period. Scientifur 25, 11–15.
12. Jaime-Ceballos, B.J., Hernández-Llamas, A., Garcia-Galano, T., Villarreal, H., 2006.
Substitution of Chaetoceros muelleri by Spirulina platensis meal in diets for Litopenaeus
schmitti larvae. Aquaculture 260, 215–220.
www.iribb.org | Februari 2016 | 4(1), 12-16
Firda Dimawarnita & Tri Panji - Peneliti PPBBI
16
13. Vasudhevan, I., James, R., 2011. Effect of optimum Spirulina along with different levels
of vitamin C incorporated diets on growth, reproduction and coloration in goldfish
Carassius auratus. Indian Journal of Fisheries 58, 101–106.
14. Lu, J., Takeuchi, T., 2002. Taste of tilapia, Oreochromis niloticus, fed solely on raw
Spirulina. Fisheries Science 68, 987–988 (Suppl.).
15. Tongsiri, S., Mang-Amphan, K., Peerapornpisal, Y., 2010. Effect of replacing fishmeal
with spirulina on growth, carcass composition and pigment of the mekong giant catfish.
Asian Journal of Agricultural Science 2, 106–110.
16. Liao, W.L., Nur-E-Borhan, S.A., Okada, S., Matsui, T., Yamaguchi, K., 1993.
Pigmentation of cultured black tiger prawn by feeding with a Spirulina supplemented diet.
Bulletin of the Japanese Society of Scientific Fisheries 59, 165–169.
17. Kabinawa, I.N. 2006. Spirulina ganggang penggempur aneka penyakit. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
www.iribb.org | Februari 2016 | 4(1), 12-16
Firda Dimawarnita & Tri Panji - Peneliti PPBBI
Download