PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TEMBUNG DENGAN PEMAKAIAN KEYBOARD PADA PESTA PERNIKAHAN Murni Eva Marlina ABSTRACT In fulfilling necessary of life, the human developing a cultural. Develop it as a cultural influence one another, or rather the renewal that comes from the society itself. Keyboard is a kind of electronic musical instrument that uses advanced technology, shaped board with various types of musical sound. Before the entry the keyboard, Tembung society was used a tape recorder, but along with the times about the 1990`s, the keyboard in socially acceptable in Tembung. With the receipt of the keyboard, then the Tembung`s society has socio-culutral changes affecting the norms, values, and social groups. For example, in terms of behavior, patterns of dress, and manners imitating westernized. In this case the using of the keyboard also has the added value or prestige in the society, so they raced using keyboard. So this situation in general make Tembung`s society behave accept and agree to the inclusion of a keyboard. As evidenced by its use in various activities without experiencing barries. --------------KeyWord: Keyboard socio-culutral behavior patterns of dress manners imitating prestige. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya yang selalu menginginkan perkembangan peradabannya. Perkembangan ini mencakup wujud maupun isi kebudayaan. Wujud budaya mengikuti pendapat Honigman (1059:11-12) terdiri dari gagasan (ideas), kegiatan (activities), dan benda (artifacts). Selanjutnya isi kebudayaan disebut dengan tujuh unsur kebudayaan universal Koentjaraningrat, (1985) yang terdiri dari : 1. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan 2. Sistem dan Organisasi Masyarakat 3. Sistem Pengetahuan 4. Bahasa 5. Kesenian 1 6. Sistem Mata Pencaharian Hidup 7. Sistem Teknologi dan Peralatan Dalam rangka untuk mengembangkan kebudayaannya, tidak jarang pula kelompok manusia saling memberikan pengaruh budaya. Pengaruh ini biasanya diolah secara kreatif sehingga menimbulkan suatu budaya hibridasi, miksturasi, sintesis, dan akulturasi. Atau manusia itu melakukan pembaharuan-pembaharuan budaya yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang sering disebut sebagai inovasi atau pembaharuan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan berbagai aktivitas sosial. Dalam keadaan demikian manusia membutuhkan hiburan sebagai selingan dari rutinitas yang dilakukan sehari-hari atau pada saat tertentu hiburan digunakan untuk memenuhi kebutuhan estetis dan relaksasi. Hiburan ini dapat disajikan dengan berbagai jenis seni seperti musik, tarian, drama dan lainnya, inilah yang terjadi pada masyarakat Tembung. Keyboard adalah sejenis alat musik elektronik dengan menggunakan teknologi canggih berbentuk papan dengan berbagai jenis alat music seperti organ, piano, terompet, gitar, akordion, drum, dan sebagainya. Secara historis sebelum masuknya keyboard pada masyarakat Tembung, masyarakat masih menggunakan tape recorder untuk menghibur para penonton yang datang ke pesta pernikahan. Adapun lagu-lagu yang disajikan adalah bertemakan kenangan atau patah hati, dan disesuaikan dengan lagu yang sedang popular. Pemasangan tape recorder itu dilakukan setelah acara peresmian pernikahan selesai hingga larut malam atau disesuaikan dengan yang menyajikan pesta. Dalam menggunakan tape recorder para tamu tidak menyanyi mereka hanya duduk-duduk sambil mendengarkan lagu-lagu. Masuknya keyboard pada masyarakat Tembung mendapat sambutan baik dari masyarakatnya, terlihat dari pemakaian keyboard dalam berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan, tunangan, khitanan, ulang tahun, hari besar nasional dan sebagainya yang berfungsi sebagai hiburan. Dari berbagai hiburan di atas yang paling umum digunakan adalah pada saat pesta pernikahan. Pada masyarakat Tembung pemakaian keyboard sudah menjadi kebiasaan, adapun kebiasaan tersebut bukan hanya dipengaruhi masyarakat tersebut tetapi 2 sudah dipengaruhi dari luar. Misalnya melaluti penemuan baru dan difusi (penyebaran budaya melalui proses sosial) sehingga nilai-nilai tertanam pada masyarakat generasi sebelum dan sesudahnya. Setelah memaparkan latar belakang keyboard pada masyarakat Tembung maka makalah ini memilih judul Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Tembung Dengan Pemakaian Keyboard Pada Pesta Pernikahan. 2. Permasalahan Pokok permasalahan pada makalah ini adalah : 1. Bagaimana perubahan sosial budaya pada masyarakat Tembung setelah masuknya keyboard 2. Apa yang menjadi daya tarik keyboard pada masyarakat Tembung 3. Tujuan 1. Untuk mengetahui perkembangan keyboard pada masyarakat Tembung 2. Untuk mengetahui perubahan social budaya masyarakat Tembung dengan masuknya keyboard 4. Manfaat 1. Pembaca mengetahui memberikan wawasan bagi pembaca dan penulis sehingga bermanfaat bagi masyarakat pendukungnya 2. Mengaplikasikan teori-teori sosial budaya pada bidang Antropologi 5. Metode Penelitian Untuk melakukan penelitian penulis melakukan tahapan kerja Nettl (1964 ) : 1. Kerja Lapangan; untuk mengumpulkan data observasi tanpa sebagai pelaku dan dengan wawancara. Wawancara terfokus untuk memperoleh 3 informasi yang lebih kaya dan wawancara bebas wawancara lintas atau tidak secara terfokus 2. Kerja Laboratorium; disebut juga analisis yang merupakan pengelolahan data yang diperoleh dari kerja lapangan setelah pengelolahan data analisis kemudian disusun secara sistematis dikembangkan sebagai bahan yang sehingga hasilnya dapat akurat dalam pembahasan dari masalah yang dihadapi 3. Studi Kepustakaan; untuk memperoleh data, teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pembahasan. Dilain hal penulis juga menggunakan teori Bogdan (1972) tentang penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan datadata berupa kata-kata lisan, tertulis dari masyarakat dan perilaku yang diamati sehingga pendekatannya diarahkan pada latar belakang sosial budaya individu atau masyarakatnya. 6. Analisis Sebelum tahun 1990-an Desa Tembung hiburan yang paling utama adalah ketoprak, ludruk, dan jarang kepang. Kesenian tersebut ditampilkan pada acara pernikahan, sunatan, acara muda mudi, serta dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelum masuknya keyboard alat ini masih berbentuk organ yang biasa terpadat di rumah tangga. Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya arus informasi teknologi maka sejak tahun 1990-an Desa Tembung menerima keyboard alat musik elektronik pada hari besar nasional, pernikahan, sunatan, dan sebagainya. Dengan masuknya keyboard maka dapat dikatakan proses perubahan social budaya dalam masyarakat seperti Rogers (1972) yang menyatakan proses perubahan mengalami 3 tahap yaitu (1) Invention ; proses perubahan suatu ide baru yang diciptakan dan dikembangkan dalam masyarakat, (2) Diffusion ; proses suatu ide-ide baru yang disampaikan melalui sistem hubungan sosial tertentu, (3) Consequence ; proses yang terjadi dalam masyarakat sebagai adobsi/penerimaan, rejection/penolakan. Dari tahap di atas sudah tentu menyangkut tanggapan/sikap masyarakat terhadap ide-ide baru. Ada kelompok masyarakat yang acuh tak acuh, 4 atau menolak ide-ide baru tersebut. Bahkan kadangkala unsur baru dan lama bertentangan sehingga mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh terhadap kelompok masyarakat. Jika melihat keadaan ini maka keyboard pada masyarakat Tembung menerima, dan telah terjadi penyesuaian. Hal ini dapat dikatakan dengan alasan bahwa masuknya keyboard tidak terjadi penolakan, tidak terjadi pertentangan antar warga masyrakat. Akan tetapi keyboard telah menjadi suatu kebiasaan atau telah membudaya pada masyarakat. Dikalangan antropolog ada 3 pola yang dianggap penting dalam perubahan sosial budaya yaitu evolusi, difusi, akulturasi, tetapi landasannya adalah inovasi Robert H.Lauer (1993). Dari teori ini masuknya keyboard pada masyarakat Tembung dapat melalui difusi artinya penyebaran unsur kebudayaan dari individu ke individu dan dari masyarakat ke masyarakat. Suatu penemuan baru (keyboard) pada masyarakat Tembung dapat disebarkan kepada masyarakat luas melalui difusi sehingga semua masyarakat pada suatu wilayah dapat menikmatinya dan akan mendorong untuk memperkaya kebudayaan masyarakat. Artinya ilmu antropologi menekankan penting difusi sebagai suatu pola perubahan seperti pendapat Kroeber (1923) difusi selalu menimbulkan perubahan bagi kebudayaan yang menerima unsur kebudayaan dan yang menyebar kebudayaan. Hal ini sangat jelas dengan terjadinya perubahan bentuk, ludruk, jarang kepang, tape recorder hingga masuknya keyboard. Ketoprak, ludruk, jarang kepang, adalah unsur kebudayaan masyarakat Jawa akan tetapi dengan terjadinya difusi melalui pengaruh kebudayaan barat maka keyboard telah menjadi kebiasaan masyarakat Tembung. Hampir segala kegiatan sosial budaya masyarakat Tembung menggunakan keyboard karena itu ada hal-hal yang telah terjadi dalam masyarakat seperti nilai, sikap, dan pola tingkah laku. Dikatakan nilai terlihat dari pemakaian keyboard memiliki nilai tambah/prestise/gengsi pada masyarakat. Dengan pemakaian keyboard maka nilai status dalam masyarakat pun naik karena dengan adanya keyboard maka dikatakan orang yang memiliki materi lebih baik atau memiliki nilai eksistensi diri dalam masyarakat. Sedangkan dari segi sikap dan tingkah laku pun dapat dilihat dari pola-pola berpakaian, tata karma telah meniru kebarat- 5 baratan. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik masyarakat menerima keyboard dalam kehidupannya. Baik warga masyarakat dan orang yang menyajikan keyboard bila kita amati telah terjadi budaya westernisasi, dimana westernisasi kurang sesuai dengan norma-norma budaya kita yang lama-kelamaan akan menghilangkan unsur-unsur budaya kita. Perubahan dari unsur budaya kita terhadap budaya barat dapat diakatakan juga sikap modernisasi yang artinya usaha untuk hidup sesuai dengan zaman konstelasi dunia Koentjaraningrat (1985). Diketahui demikian bahwa sudah saatnya masyarakat Tembung untuk menyesuaikan diri dengan situasi/zaman artinya pemakaian keyboard telah menjadi suatu kebiasaan sehingga tidak lagi menggunakan budaya lokal. Untuk itu saat ini sudah sangat jarang bahkan tidak ada lagi yang menggunakan unsur budaya lokal pada masyarakat Tembung tetapi telah menggunakan budaya barat yang telah memodernisasi. Masyarakat Tembung menempatkan bahwa keyboard sebagai sesuatu yang penting dalam kehidupannya karena salah satu bentuk hiburan dalam kehiduapn sehari-hari. Baik generasi muda dan tua berpandangan bahwa penggunaan keyboard saat pesta pernikahan adalah untuk memeriahkan suatu kegiatan, menumbuhkan ransangan untuk bernyanyi atau berjoget. Mereka juga menyatakan bahwa lagu-lagu atau musik yang ditampilkan tidak terbatas karena dapat menampilkan semua jenis lagu atau dapat menampilkan lagu sesuai dengan trendnya (sedang favorit). Secara umum terutama dari kalangan masyarakat Tembung bersikap menerima dan setuju dengan masuknya keyboard terbukti dengan penggunaan keyboard dalam berbagai kegiatan tidak mengalami hambatan. Masyarakat selalu menanti dan mendambakan keyboard karena masyarakat selalu senang dan berduyun-duyun datang menonton serta memperoleh kesempatan menyanyi dan menari. Menurut salah satu anggota masyarakat beliau menerima keyboard karena dapat menghibur hati, membuat suasana masyarakat lebih semarak dan tidak ketinggalan zaman. Pemakaian keyboard pada pesta pernikahan kadangkala mengakibatkan kurangnya nilai-nilai budaya seperti cara bernyanyi ; dalam menyanyi atau gerakan menari dalam menyanyi kurang sopan. Gerakan-gerakan 6 berbuat seadanya tanpa ditutupi rasa malu antara laki-laki dan perempuan sehingga menimbulkan tata karma atau etika kurang sopan. Untuk penjelasan lebih lengkap masuknya keyboard pada masyarakat Tembung telah mengalami 7 unsur kebudayaan Koentjaraningrat (1985) yaitu : 1. Teknologi; perubahan teknologi akan berpengaruh pada perubahan teknologi tradisional kemoderen seperti penggunaan alat musik tradisonal gendang, angklung, seruling bambu berubah menjadi alat musik keyboard. Dengan pemakaian keyboard dapat mempraktis pemakaian alat musik yang lain untuk mengiringi semua lagu, lebih trend, dan hanya menggunakan 1 orang pemain. Untuk itu ketika mulainya masyarakat Tembung menggunakan keyboard maka berkembanglah pemakaian keyboard hampir segala aspek kehidupan. 2. Sistem Ekonomi; berhubungan dengan sistem keuangan masyarakat baik yang menyewa keyboard dan pemilik keyboard. Penyewa keyboard harus mau membayar sewa keyboard sesuai harga yang ditentukan maka pemilik keyboard akan memiliki keuntungan ekonomi. Dikatakan meningkatkan ekonomi karena jika yang memiliki keyboard akan memperoleh keuntungan lebih lumayan. 3. Sistem Kesenian; semakin berkembangnya teknologi maka semakin bervariasi usaha manusia untuk mengekspresikan rasa keindahan dalam berbagai jenis kesenian. Dengan keyboard maka semakin mudalah masyarakat untuk mengungkapkan ekspresi jiwanya seperti bernyanyi dan menari/berjoget. Namun disamping itu adanya keyboard juga mempengaruhi masyarakat untuk berusaha mempelajari keyboard sebagai ungkapan ekspresinya 4. Sistem Pengetahuan; maka timbul dorongan dalam diri masayrakat untuk menambah pengetahuan teknologi tentang keyboard dengan cara belajar khusus (les privat/non privat), belajar dari seseorang, dan belajar sendiri (otodidak) 5. Bahasa; penggunaan keyboard adalah Bahasa Inggris. Banyak lagu yang disajikan dalam Bahasa Inggris maka mau tidak mau demi sebagai ungkapan ekspresi jiwa masyarakat juga telah mengetahui Bahasa Inggris 7 7. PERUBAHAN SOSIAL Setiap kehidupan tidak selamanya bersifat statis tetapi pasti mengalami perubahan atau pergeseran yang sejalan dengan adanya kemajuan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses perubahan sosial ini ada yang lambat ada yang cepat. Demikian pula halnya dalam kehidupan sosial masyarakat Tembung yang secara antropologis dan historis dapat dikaji tentang masuknya keyboard pada masyarakat Tembung. Cepat lambatnya perubahan sosial tidak selalu sama antar satu masyarakat dengan masyarakat lainnya seperti antara masyarakat Tembung dengan masyarakat di luar Tembung. Menurut William F. Obgurn (1950) perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material/immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap immaterial. Masuknya keyboard pada masyarakat Tembung telah mengalami perubahan sosial yang mencakup unsur kebudayaan material (keyboard) dalam kehidupan bermayarakat. Selain material juga telah mempengaruhi immaterial seperti norma social, perilaku, dan tindakan social warga masyarakat. Terlihat jika pada penampilan keyboard warga mayarakat mengalami perubahan seperti cara berpakaian seksi dapat menggairahkan orang lain ketika bernyanyi/berjoget sesama warga masyarakat yang telah mengalami pelanggaran norma-norma susila, perilaku orang muda terhadap orang tua mengalami etika berbicara kurang sopan dan tidak menghargai orang lain. Bahkan ada warga masyarakat yang memakai narkoba walaupun ada orang tua yang melihatnya sehingga dengan menggunakan narkoba maka terjadilah perilaku yang tidak diinginkan seperti berbicara kotor. Hal ini sependapat dengan teori Selo Soemardjan (1964) yang menyatakan perubahan social dalam masyarakat mempengaruhi system social, nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku masyarakat. Gillin dan Gillin menyatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, dan adanya difusi/penemuan baru dalam masyarakat. Masuknya keyboard pada masyarakat dapat dikatakan perubahan sosial dengan cara mengalami difusi artinya melakukan hubungan 8 dengan masyarakat lain. Dengan melakukan hubungan masyarakat lain maka dengan hubungan inilah diterima keyboard pada masyarakat dan juga perubahan sosial dalam bentuk kebudayaan material. Dari analisa diatas bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat termasuk perubahan sistem nilai dan norma social, sistem pelapisan social, struktur social, proses social, pola sikap, dan tindakan sosial warga masyarakat. 8. Perubahan Kebudayaan Perubahan merupakan suatu keadaan yang berbeda dengan sebelumnya dan mengkaji perubahan selalu menggunakan perbandingan secara kronologis (perubahan waktu). Kita dapat menyatakan ada perubahan jika tahu bagaimana awalnya (waktu silam) dan bagaimana sekarang. Kebudayaan dapat berupa ide/gagasan (mentifact), perilaku atau tindakan (sosiofact), dan kebendaan (artifact) Julian Hoxley (1975). Manusia selalu memahami dan memodifikasi kebudayaan yang diterimanya sesuai dengan kebutuhan dan lingkungannya. Karena itu kebudayaan bersifat dinamis tidak ada kebudayaan bersifat statis yang ada adalah perubahan yang cepat dan lambat. Adapun yang menjadi bagian perubahan kebudayaan masyarakat Tembung dengan masuknya keyboard adalah : 1. Teknologi; salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting dan perubahan teknologi akan berpengaruh pada unsure kebudayaan. Maka contoh perubahan teknologi adalah pemakaian alat-alat music tradisional berubah menjadi keyboard. Menggunakan alat musik tradisional telah sulit ditemukan, menggunakan pemain lebih dari 1 orang (kurang praktis) dan membutuhkan banyak tempat. Dengan masuknya keyboard maka penggunaannya lebih disenangi, mudah ditemukan, tidak membutuhkan banyak tempat, dan dapat mengiringi semua jenis lagu. Maka dengan pemakaian keyboard timbul sesuatu yang berbeda seperti dapat langsung diterima masyarakat dan beranggapan keyboard adalah alat musik teknologi canggih. Dengan keadaan ini maka berkembanglah keyboard diseluruh masyarakat Tembung. 2. Sistem Kesenian; sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Sebelum masuknya keyboard lagu-lagu yang 9 disajikan adalah lagu-lagu tradisional dan jenis lagu terbatas. Dengan masuknya keyboard maka lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu daerah, barat atau dengan kata lain semakin bervariasi untuk mengekspresikan rasa keindahan dalam bentuk berbagai jenis lagu. 3. Sistem Pengetahuan; rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu. Masuknya keyboard maka masyarakat bertanya apa, bagaimana cara menggunakan keyboard. Maka melalui pikiran inilah dapat menggunakan keyboard baik yang dilakukan dengan belajar sendiri atau belajar dari orang lain. Inovasi adalah penemuan salah satu unsur kebudayaan oleh individu atau kelompok yang ada dalam masyarakat. Untuk memahami lebih lanjut masuknya keyboard termasuk perubahan kebudayaan secara inovasi dengan arti penemuan salah satu unsur kebudayaan oleh individu atau kelompok dalam masyarakat. Untuk itu dengan pemakaian keyboard dikatakan suatu inovasi dalam masyarakat karena indivudu atau kelompok menemukan keyboard lalu diterima serta diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Secara difusi Kroeber (1923) dapat juga dikatakan pemakaian keyboard dengan alasan penyebaran dari individu ke individu atau masyarakat ke masyarakat. Misalnya penyebaran keyboard masyarakat luar Tembung ke masyarakat tembung yang disebarkan melalui perorangan atau kelompok. Modernisasi menurut Koentjaraningrat (1985) adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman sekarang artinya tidak lagi menggunakan alat-alat zaman sebelumnya atau menggunakan alat musik tradisional dengan kata lain pemakaian keyboard telah sesuai dengan zamannya. Westernisasi artinya proses pembaratan/peniruan budaya barat, keyboard pada masyarakat Tembung juga diakatakan westernisasi karena keyboard berasal dari barat sehingga pemakaiannya disebut pembaratan. 9. Kesimpulan Bertitik tolak dari permasalahan maka kesimpulan adalah sebelum masuknya keyboard masyarakat menggunakan tape recorder tetapi sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi maka pergantian alat dilakukan atau sudah menginovasikan tape recorder dengan keyboard. Dengan melihat keyboard telah 10 digunakan diberbagai kegiatan maka keyboard telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Tembung atau dikatakan jika suatu kegiatan atau hajatan tanpa keyboard maka situasi akan fakum atau tidak ada menghibur suasana Adapun lagu-lagu yang disajikan adalah lagu-lagu yang digemari masyarakat, sedang popular bahkan lagu-lagu barat mampu menyajikannya. Masyarakat Tembung sangat setuju masuknya keyboard terbukti berbagai kegiatan menggunakan keyboard seperti pernikahan, khitanan, tunangan, ulang tahun, hari besar nasional, dan sebagainya dengan tidak mengalami hambatan DAFTAR PUSTAKA Harsojo, 1966. Pengantar Antropologi, Bandung : Bina Cipta. Koentjaraningrat, 1985. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Aksara Baru. Koentjaraningrat, 1985 Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia. Kroeber, A.L, 1923, Antropology, New York : Harcourt Brace & Co Lauer H. Robert, 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : PT. Rineka Cipta. 11 Nettl, Bruno, 1964. Theory and Methods in Ethnomusikologi, New York: The Free Press. Ogburn, William F. 1950. Social Change With Respect to Culture and Original Nature, Viking, New York Rogers M. Everett and Rabel J. Burdge, 1972. Social Change in Rural Soceites, ed ke 2, Appleton New York : Century Crofts. Soekanto, Soerjono, 1990. Pengantar Sosiologi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soemardjan, Selo dan S.Soeleman, 1964. Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta : Universitas Indonesia. 12