proses sertifikasi guru di sma widya kutoarjo

advertisement
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PROSES SERTIFIKASI GURU DI SMA WIDYA KUTOARJO
Ani Maftuhah¹
Sunardi²
Nunuk Suryani³
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
Dosen Pembimbing I Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
3
Dosen Pembimbing II Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
1
2
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
Background: The research goals to determine the teacher certification process in
Widya senior high school Kutoarjo , the impact of certification, the barriers faced
by certified teacher in Widya senior high school Kutoarjo , the efforts of certified
teacher educators to improve competence in Widya senior high school Kutoarjo.
Methode: The type of this research is descriptive qualitative research was carried
out in Widya senior high school Kutoarjo, Purworejo, Central Java. Data source
is the headmaster, deputy head of curriculum affairs, DPK certified teachers,
GTY certified teachers, secretary of Widya Educational Foundation, and the
students of XI IPS. Data was collected through observation, interview and
recording documents.
The results: The certification process should be observed by all teachers that
really work well according to the rules. Teachers who complete the certification
requirements will follow the participants, followed by the socialization of the
Department of Education, charging component portfolios , portfolio assessment,
to implementation and acceptance PLPG educator certificate .Impact can be
categorized as economically certification can increase the income of teachers,
there is an increase in competence is quite good, especially in the administration
learning the learning process, trying to learn about information technology and
internet media, also the burden on teachers to teach 24 hours per week must be
met , as well as the performance of teachers is still low. Barriers often faced by
educators certified teachers include school infrastructure is not yet complete,
school finance limited budget to improve the competence of teachers, there are
teachers who do not want to learn IT based, mental performance and difficult to
change the teacher, students are not familiar technology, the lack of support for
the school program, the efforts to be done, among others, the school must
complete the infrastructure for teaching and learning activities and to motivate
teachers to improve their competence, teachers seek training, education in the
field, teachers must learn information technology communications, computers
and even the Internet, as well as completing all the administrative learning
better teaching and learning, the headmaster is always monitoring the
performance of good teachers who are certified or not, school supervisors
constantly monitors the certification of teachers especially those who have to do
with teacher performance assessment. The existence of teacher competency test
conducted by the Central Government in the Ministry of Education and Culture
together online and throughout Indonesia with the aim of improving the
competence of the teachers there are certified educators .
Keywords: Process, Certification, Teacher, Competency
273
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
PENDAHULUAN
rohani, serta memiliki kemampuan untuk
Abad 21 yang dikenal dengan abad
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
pengetahuan, abad dimana pengetahuan
Untuk
akan menjadi landasan utama segala
peningkatan kualifikasi dan sertifikasi
aspek kehidupan. Untuk meningkatkan
guru sejak tahun 2006/2007 di semua
pengetahuan tidak akan terlepas dari
jenjang dan jenis pendidikan forma
dunia
pendidikan. Karena
itu
pendidikan
dilaksanakanlah
program
Pada realita yang ada ternyata
adalah jalur utama menuju masyarakat
kemerosotan
yang berpengetahuan. Menurut Undang-
dikarenakan oleh lemahnya kurikulum
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dan sarana-prasarana, melainkan oleh
Sistem
kurangnya
Pendidikan
Pendidikan
adalah
Nasional
usaha
pasal
sadar
1,
dan
pendidikan
kompetensi
pendidikan
kita
bukan
guru.Sehingga
belum
menemukan
terencana untuk mewujudkan suasana
model pendidikan yang sesuai dengan
belajar dan proses pembelajaran agar
kebutuhan
peserta
aktif
kita.Faktor guru apabila kita cermati
mengembangkan potensi dirinya untuk
merupakan faktor yang sangat penting
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
dan tidak dapat diganti oleh apapun,
pengendalian
karena guru sebagai subyek pendidik dan
didik
secara
diri,
kecerdasan,
akhlak
keterampilan
yang
kepribadian,
mulia,
serta
sebagai
diperlukandirinya
,masyarakat, bangsa dan
dan
penentu
pendidikan
negara.Dalam
potensi
itu
anak
didik
keberhasilan
dalam
sendiri.Prestasi
siswa
sangat dipengaruhi oleh guru dan guru
ketentuan umum UU No. 14 Tahun 2005
merupakan
tentang Guru
peningkatan prestasi belajar siswa.
dan Dosen
dinyatakan
bahwa guru adalah pendidik profesional
pelaku
Kompetensi
utama
dalam
guru
merupakan
penguasaan
kemampuan
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
seperangkat
membimbing, mengarahkan, menilai dan
yang harus ada dalam diri guru agar
mengevaluasi
dapat mewujudkan kinerja secara tepat
peserta
didik
pada
berbagai jenjang dan jenis pendidikan
dan
formal.
profesional adalah guru yang memiliki
Selanjutnya
keterlaksanaan
untuk
tugasnya
menjamin
yang
utama
efektif.
guru
yang
kemampuan dan keahlian khusus dalam
tersebut, Pasal 8 undang-undang yang
bidang
sama mensyaratkan guru wajib memiliki
melaksanakan
kualifikasi
sebagai
akademik,
Sedangkan
kompetensi,
274
keguruan
guru
sehingga
tugas
dan
dengan
mampu
fungsinya
kemampuan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
maksimal, untuk menjadi guru dengan
guru
predikat sebagai profesional tampaknya
kompetensi guru yang berkualitas dan
tidaklah
sistem pembelajaran yang lebih baik
mudah,
tidak
cukup
hanya
sehingga
berdampak
dinyatakan melalui selembar kertas yang
khususnya
diperoleh
sertifikasi.
Guru bersertifikat pendidik tentunya ada
Namun guru dituntut untuk memiliki
implikasi pada kompetensi kepribadian,
kemampuan
pedagogik,
melalui
proses
menyelenggarakan
pembelajaran
dan
menyenangkan
proses
penilaian
dan
yang
sesuai
mendorong
dengan
peningkatan
tumbuhnya
prestasi,
kreatifitas
pada
motivasi,
siswa
professional,
meningkat.
sosial
dan
efektifitasnya dalam proses pembelajaran
di lingkungan sekolah.
kriteria yang berlaku dengan tujuan agar
dapat
prestasi
pada
Boulter
(2000:
51)
memberikan
dan
definisi komtpetensi: “A competency is an
dan
underlying characteristic of a person wich
diri siswa.Sertifikasi
enable
them
to
deliver
superior
guru merupakan sebuah terobosan dalam
performance in a given job, role, or
dunia pendidikan untuk meningkatkan
situation”.
kualitas
karakteristik mendasar dari seseorang
dan
profesionalitas
seorang
Kompetensi
guru, sehingga ke depan semua guru
yang
harus memiliki sertifikat sebagai lisensi
menghasilkan
atau ijin mengajar. Dengan demikian,
pekerjaan,
upaya
ditunjukkan kinerja yang unggul dalam
pembentukan
guru
yang
profesional di Indonesia segera menjadi
(1993:
semua orang menjadikan profesi guru
Kabupaten
Purworejo,
SMA
Spencer
&
Spencer
memberikan
definisi
“Competencies
are
a
cross
situation,
and
pokok yang mendasar pada semua orang
dan mengindikasikan cara bertingkah
laku
jalur
atau
berfikir,
menyamaratakan
segala situasi dan bertahan dengan layak
portofolio maupun PLPG, sehingga terjadi
dalam waktu yang lama.
perkembangan kearah yang lebih baik
meningkatkan
yang
time”. Kompetensi merupakan karakter
guru DPK maupun guru Yayasan telah
untuk
atausituasi
enduring for a reasonably long period of
sertifikasi berjumlah 30 guru, baik yang
melalui
9)
generalizing
Widya
besar guru-gurunya sudah melaksanakan
sertifikasi
dalam
indicate ways of behaving or thinking,
di
merupakan sekolah swasta yang sebagian
melakukan
unggul
underlying characteristic of people and
pekerjaan.
sekolah
peran
kompetensi:
sebagai batu loncatan untuk memperoleh
satu
untuk
kinerja,
Sedangkan
orang dapat menjadi guru dan tidak
salah
mereka
berbagai peran dan situasi.
kenyataan dan diharapkan tidak semua
Sebagai
memungkinkan
merupakan
profesionalisme
275
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
Kompetensi
mengacu
pada
utama mendidik, mengajar, membimbing,
kemampuan melaksanakan sesuatu yang
mengarahkan , melatih, menilai, dan
diperoleh
mengevaluasi
melalui
kompetensi
guru
pendidikan,
menunjuk
pada
pendidikan
peserta
anak
usia
didik
pada
dini
jalur
performance dan perbuatan yang rasional
pendidikan formal, pendidikan dasar dan
untuk
pendidikan menengah.
memenuhi
didalam
spesifikasi
pelaksasanaan
tertentu
tugas-tugas
pendidikan.Kompetensi
Queensland College of Teachers Act
merupakan
(2005) menyatakan “.A teacher is a
komponen utama dari standar profesi,
person
kompetensi dimaknai sebagai perangkat
perilaku
efektif
yang
terkait
memikirkan
perhatian
dan
serta
an
mengarahkan
seseorang
educational
program,
memberikan
program
pendidikan
dan
menjadikan
mengelola
kepemimpinan
tahun 2005 pasal 10 ayat 1 disebutkan
bertanggung jawab
bahwa
pendidikan.
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
social
,
pendidikan,
menilai partisipasi siswa dalam program
Dalam Undang-Undang RI Nomor 14
guru
and/or
program.”Bahwa guru adalah orang yang
untuk
tertentu yang efektif dan efisien.
kompetensi
educational
substantial leadership to an educational
yang
menemukan cara-cara mencapai tujuan
“
an
administers or provides consistent and
memberikan
mempersepsi
delivers
program, assesses student participation in
dengan
eksplorasi dan investigasi, meenganalisis
dan
who
meliputi
atau
yang
untuk program
Salah satu faktor mendasar yang
kepribadian,
menentukan
kompetensi
ketercapaian
tujuan
melalui
pendidikan adalah guru. Peran guru amat
pendidikan profesi.” Sedangkan dalam
signifikan bagi setiap keberhasilan proses
pasal 8 disebutkan bahwa guru wajib
pembelajaran
memilki
akademik,
2006:1). Dari begitu banyak variabel yang
kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat
menentukan pendidikan, muncul bukti-
jasmani
bukti
professional
yang
diperoleh
kualifikasi
dan
rohani
serta
memiliki
(Jones,
bahwa
Jenkin
&
kemampuan
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
merupakan variabel terpenting
pendidikan nasional.
kualitas
hasil
pembelajaran.
Lord,
guru
atas
Guru
dituntut mampu memfasilitasi proses
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen
ketentuan umum
menyebutkan
pendidik
pasal 1
bahwa
professional
Guru
dengan
pembelajaran
dalam
membangkitkan
aktif
minat
yang
mampu
dan
kemauan
butir 1
siswa dalam mengoptimalkan potensi
adalah
yang dimiliki. Dalam konteks ini menjadi
tugas
276
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
penting
bagi
memiliki
efektif
seorang
kompetensi
sebagai
guru
dan
untuk
Paul Peterson dan Daniel Nadler
bertindak
menyatakan
bahwa
“that
kunci
certification, which they control, is the
Tanggung
only process that can produce quality
jawab guru menurut Udin Syaefudin Saud
teachers “bahwa sertifikasi yang mereka
(2011
kontrol, adalah satu-satunya proses yang
keberhasilan
:
salahsatu
(2007)
pembelajaran
32)
adalah”
guru
sebagai
pengajar, pembimbing , administrator
dapat
kelas,
berkualitas.
pengembang
kurikulum,
mengembangkan profesi dan membina
2012:35)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
pasal
bahwa”
1
butir
11
sertifikasi
a.
proses
tenaga kependidikan.
Mulyasa
c. Membantu
(2012: 33) sertifikasi guru dapat diartikan
suatu
pengakuan
proses
bahwa
memiliki
kompetensi
melaksanakan
pelayanan
menyediakan
telah
instrument
untuk
uji
diselenggarakan
kompetensi
oleh
pendidikan
rambu-rambu
untuk
d. Membangun
melakukan
dengan
dan
seleksi
citra
masysrakat
terhadap profesi pendidik dan tenaga
yang
kependidikan.
lembaga
e. Memberikan solusi dalam rangka
sertifikasi.Hal ini dikuatkan oleh AACTE
meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
(1993)“…the variation in the effectiveness
kependidikan.
of teachers with the same certification
status is greater than the variation in
Sertifikasi
effectivenesstraditionally
berkesinambungan
not
melindungi
terhadap pelamar yang kompeten.
pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu, setelah
lulus
dan
penyelenggaraan
pemberian
seseorang
dari
sehingga merusak citra pendidik dan
diberikan kepada guru dan dosen sebagai
sebagai
masyarakat
praktek-praktek yang tidak kompeten,
bukti formal sebagai pengakuan yang
Menurut
Melindungi profesi pendidik dan
b. Melindungi
dan dosen.” Sertifikat pendidik adalah
profesonal.
bahwa sertifikasi bertujuan
tenaga kependidikan
pemberian sertifikat pendidik untuk guru
tenaga
yang
untuk hal-hal sebagai berikut :
menyatakan
adalah
guru
Wibowo mengungkapkan (Mulyasa,
hubungan dengan masyarakat”
2005
menghasilkan
certified
di
lakukan
untuk
secara
mengatahui
teachers.“ Bahwa variasi efektifitas guru
perkembangan
sertifikasi memiliki status lebih tinggi
dengan demikian hasil uji kompetensi
dari variasi guru yang tidak bersertifikat.
dalam sertifikasi guru dapat digunakan
profesionalisme
guru,
setiap saat baik untuk kenaikan jabatan ,
277
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
penempatan
maupun
pemberian
Sumber data dan key informan
penghargaan bagi para guru.
adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Myberg, Eva & Ros, Monica.
Sekolah urusan Kurikulum, Guru DPK,
(2004),
Guru
mengungkapkan bahwa Guru
Yayasan,
Sekretaris
Yayasan
Pendidikan Widya serta siswa kls XI IPS
SMA Widya Kutoarjo.
Sertifikasi miliki efek yang kuat pada
siswa pada pembelajaran awal
Teknik
pengumpulan
data
.”…Teacher
dilakukan dengan wawancara, observasi,
certification for teaching in early grades,
dan pencatatan dokumen.Instrumen yang
though, was shown to have a strong effect
digunakan dalam penelitian ini adalah
on students' mean reading …”.
dengan pedoman wawancara, panduan
dalam
hal
membaca
Guru dan kualitas dirinya
observasi dan analisis dokumentasi.
adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dua hal yang menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan pada saat kita berharap
Proses sertifikasi guru di SMA Widya
dapat meningkatkan keberhasilan proses
Kutoarjo berjalan dengan baik dan sesuai
pendidikan dna pembelajaran .Dua hal ini
dengan prosedur yang ditetapkan oleh
merupakan implikasi yang saling terkait
,berbanding
lurus
,
jika
satu
pemerintah.
sisi
Proses sertifikasi yang berlaku di
berkualitas, maka sisi yang lain juga
Indonesia mengacu pada Pasal 42 UU RI
harus berkualitas.
No. 20 Tahun 2003 mempersyaratkan
bahwa
METODE PENELITIAN
diskriptif
penelitian
di
Kabupaten
Aspek
yang
kualitatif.Tempat
SMA
Widya
Kutoarjo
Purworejo
Jawa
Tengah.
diteliti
meliputi
proses
sertifikasi,
dihadapi
guru
untuk
upaya
bersertifikat
meningkatkat
yang
hambatan
dilakukan
dengan
kewenangan
jasmani
dan
rohani,
mengajar,
serta
sehat
memiliki
pendidikan nasional. Hal ini ditegaskan
kembali dalam Pasal 28 ayat (1) PP RI No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
yang
Pendidikan dan Pasal 8 UU RI No 14,
pendidik
kompetensi
memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
sertifikasi guru di SMA Widya Kutoarjo,
dampak
harus
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesai
Metode penelitian yang digunakan
adalah
pendidik
2005 yang mengamanatkan bahwa guru
dan
harus
untuk
memiliki
kualifikasi
akademik
minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai
meningkatkan kompetensinya.
agen
pembelajaran,
kompetensi
278
yang
kepribadian,
meliputi
pedagogik,
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
profesional, dan sosial. Kompetensi guru
akademik
sebagai agen pembelajaran secara formal
kompetensi bagi guru.Pada intinya bahwa
dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
proses sertifikasi membutuhkan waktu
Kualifikasi akademik minimum diperoleh
yang lama untuk mmepersiapkan segala
melalui pendidikan tinggi, dan sertifikat
sesuatu dalam dunia pendidikan , karena
kompetensi pendidik diperoleh setelah
akan menghasilkan guru yang benar-
lulus ujian sertifikasi.
benar berkualitas sesuai dengan harapan
Hal
ini
berbeda
dan
standar
proses
pemerintah . Hal tersebut diungkapkan
sertifikasi secara umum mengacu pada
oleh Paul Peterson dan Daniel Nadler
National
(2007)
Commision
dengan
minimun
on
Educatinal
menyatakan
bahwa
“that
Services (NCES) disebutkan“Certification
certification, which they control, is the
is a procedure whereby the stateevaluates
only process that can produce quality
and
candidate’s
teachers “bahwa sertifikasi yang mereka
credentials and provides him or her
kontrol, adalah satu-satunya proses yang
alicense to teach”. Dalam kaitan ini, di
dapat
tingkat negara bagian (Amerika Serikat)
berkualitas.
reviews
a
teacher
terdapat badan independen yang disebut
Education
Widya
(AACTE).Badan
sekolah .
dan menentukan apakah ijazah yang
untuk
pendidik.Persyaratan
diberikan
juga
telah
sekolah
oleh
kualifikasi
meningkatkan
akan
karena warga
memberikan
penilaian
pendidik.
Dalam
guru bersertifikasi harus lebih cepat dan
tepat untuk membuatnya , selama proses
guru
kegiatan belajar mengajar harus sesuai
tahun 1993, dan peraturan pemerintah
mengatur
untuk
kelengkapan administrasi pembelajaran ,
sertifikasi sejak tahun 1949. Di China
yang
komponen
Bagi guru yang sudah lulus
bersertifikat
sejak tahun 1974, dan undang-undang
undang-undang
semua
tersendiri kepada guru-guru yang sudah
memiliki undangundang tentang guru
memiliki
dirasakan
professional, sosial dan ,
beberapa negara di Asia. Di Jepang, telah
telah
dapat
kompetensinya baik secara pedagogic,
kualifikasi
diterapkan
oleh
sendiri
lisensi
akademik minimal dan sertifikasi bagi
pendidik
yang
sertifikasi akan berdampak pada dirinya
dimiliki oleh calon pendidik layak atau
layak
Kutoarjo
manfaatnya
independen ini yang berwenang menilai
tidak
guru
Dampak sertifikasi guru di SMA
The American Association of Colleges for
Teacher
menghasilkan
dengan
guru
pembelejaran
diberlakukan sejak tahun 2001.Begitu
rencana
sampai
pelaksanaan
proses
evaluasi
pembelajaran sehingga ada laporan hasil
juga di Philipina dan Malaysia belakangan
kepada kepala sekolah dan pengawas
ini telah mempersyaratkan kualifikasi
279
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
sekolah.
Secara
ekonomi
terdapat
sifat-sifat
yang
baik
ditempat
kerja
peningkatan pendapatan jika tunjangan
sehingga kinerja sebagai seorang guru
sertifikasi
dianggap berhasil.
setiap
tiga
bulan
sekali
dicairkan melalui lembaga perbankan,
sehingga
dapat
kebutuhan
dan
belajar
untuk
kelengkapan
mengajar
Hambatan
membeli
kompetensi
kegiatan
serta
pelatihan
atau
untuk
membuat
kegiatandengan
berbagai
tujuan
guru
bersertifikat
mengatasinya
sehingga
tidak
menjadikan beban yang memberatkan
pertemuan
bagi
antar guru / MGMP tingkat kabupaten
dengan
bagi
meningkatkan
pendidik ada tetapi bisa diupayakan
untuk
meningkatkan potensi diri.Juga selalu
mengikuti
untuk
guru
untuk
meningkatkan
kompetensinya.
macam
meningkatkan
Pelaksanaan
program
sertifikasi
kompetensi dan professional guru.Beban
tujuan
jam mengajar bagi guru bersertifikat
meningkatkan mutu pendidikan. Karena
pendidik harus 24 jam per mimggu,
dengan
padahal satu sekolah jumlah guru yang
pendidikan,
mata pelajarannya sama bisa lebih dari
mendongkrak kualitas pendidikan bangsa
satu
Indonesia
sedangkan
rombongan
belajar
dasarnya
adalah
untuk
meningkatnya
maka
saat
kualitas
akan
ini.
dapat
Meski
pula
proses
belum mencukupi , maka harus mencari
sertifikasi guru sudah memasuki periode
kekurangan jam disekolah lain .
keempat,
ikut
meningkatkan
sertifikasi
penguasaan TI dalam kegiatan belajar
kompetensi mereka , tetapi yang lebih
mengajar di kelas. Dalam pembuatan
menonjol adalah motivasi finansial. Hasil
menguatkan
Liakopoulou
perangkat pembelajaran
(2011)
memiliki
professional
dianggap
dengan
penting
kontribusi
yang
kualifikasi
yang
masih banyak
yang menggunakan jasa rental computer
bahwa guru pendidikan
dan
menengah yang mengajar semua mata
pelajaran
seperti
menguasai teknologi informatika atau
tingkat kompetensi atau ingin menambah
Maria
kompetensinya,
halnya masih banyak guru yang belum
bukanlah semata-mata untuk mengetahui
penelitian
dan
bagi guru bersertifikat pendidik untuk
Hartoyo (2009) menunjukkan motivasi
segera
kendala
guru sirna.Karena masih ada hambatan
kajian yang dilakukan Baedhowi dan
untuk
berarti
permasalahan yang menyertai sertifikasi
Hal tersebut telah dikuatkan oleh
guru
bukan
tidak
mau
belajar
untuk
bisa
mengenal sampai menguasai TI, atau ada
juga yang dengan senang belajar TI
penuh dengan kesabaran sampai bisa
mempunyai
mengoperasikan
kompetensi pedagogis dan didaktik ,
computer
walaupun
membutuhkan waktu yang lama
280
dan
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
biaya
sendiri.
Baedhowi
(2009:29)
yang makin tinggi. Guru yang profesional
menyampaikan dari sejumlah guru yang
tidak
telah
bahan
mengikuti
dinyatakan
terdapat
sertifikasi
lulus
sertifikasi
sejumlah
guru
yang
dan
hanya menguasai
ajar,
bidang ilmu,
menguasai
metode
yang
masih
tepat, mampu memotivasi peserta didik,
belum
memiliki keterampilan yang tinggi dan
mendapatkan SK Tunjangan Profesi dari
wawasan
Ditjen PMPTK karena belum memenuhi
pendidikan. Guru yang profesional juga
24
harus
jam
per
minggu
sehingga
tidak
yang
luas
memiliki
terhadap
dunia
pemahaman
yang
mengikuti verivikasi pemberkasan yang
mendalam tentang hakekat manusia, dan
akhirnya tunjangan tidak turun.
masyarakat.
yang
jarang
dan
melakukan
guru
harus
budaya
bergairah,
dialogis
sehingga
menyenangkan bagi peserta didik sesuai
sudah sertifikasi , pada kenyataannya
dengan
hanya datang sekali dalam satu semester
tuntutan
Undang-Undang
Sisdiknas (UU No. 20 Tahun 2003 pasal
kelengkapan
yang
mengajar
mengembangkan
dinamis,
berperan untuk memonitoring guru yang
pendidik
profesi
pengajaran yang bermakna, kreatif dan
belum sertifikasi. Pengawas juga ikut
bersertifikat
kepada
organisasi kelas, dan iklim organisasi
guru yang sudah sertifikasi dengan yang
pembelajaran
belajar
mampu
sama saja dan tak ada bedanya antara
administrasi
loyalitasnya
proses
sudah sertifikasi sehingga seolah-olah
memverifikasi
akan
pendidikan. Juga dalam implementasi
monitoring terhadap kinerja guru yang
untuk
ini
melandasi pola pikir dan pola kerja guru
Faktor lain yang muncul dari Kepala
Sekolah
Hakikat-hakikat
40 ayat 2 a).
guru
b.Proses
biasanya
pengembangan
sudah dijadwal kedatangannya sehingga
guru
guru baru mempersiapkan kelengkapan
kegiatan
pada saat verivikasi saja.
mereka bekerja. Selain itu kinerja guru
Upaya
yang
meningkatkan
dilakukan
kompetensi
bersertifikat pendidik
Kutoarjo
dapat
di SMA
dilakukan
mengantisipasi
terjadi
belajar mengajar
supervisi
guru
dalam
di tempat
kepala
sekolah.
Pada
Widya
pelaksanaan KTSP menuntut kemampuan
dengan
baru pada guru untuk dapat mengelola
proses pembelajaran secara efektif dan
efisien.
profesionalisme
Tingkat produktivitas sekolah
dalam memberikan pelayanan-pelayanan
guru memiliki peran strategis dalam
upaya
dan
dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan
untuk
berbagai macam cara antara lain,
a.Pengembangan
terbentuk
kinerja
secara efisien kepada pengguna ( peserta
perkembangan,
didik,
perubahan serta tuntutan profesi guru
281
masyarakat
)
akan
sangat
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
tergantung pada kualitas gurunya yang
terlibat
langsung
pembelajaran dan
dalam
dalam
SIMPULAN
proses
Persiapan proses sertifikasi harus
keefektifan mereka
melaksanakan
tanggung
dicermati betul oleh semua
jawab
akan mengikuti sertifikasi dimulai dari
individual dan kelompok.
persyaratan peserta, mengikuti sosialisasi
Sekolah melengkapi
yang
diperlukan
pembelajaran
prasarana
untuk
sehingga
oleh
komponen
diperlukan
portofolio,
berimtak
nasional
sesuai
dengan
mencerdaskan
kepada
motivasi
menambah
tujuan
semua
guru
yang
sesuai
pendidikan
,atau
secara
dapat
ekonomi
guru,
dapat
secara
prosesbelajar mengajar ,
guru yang harus mengajar 24 jam setiap
dengan
minggu harus terpenuhi, serta
kinerja
guru yang masih rendah.
Guru
yang sudah sertifikasi harus mengikuti
,
sertifikasi
informasi dan media internet, juga beban
bidang masing-masing sebatas dengan
pelatihan
PLPG
berusaha untuk belajar tentang teknologi
sudah
kemampuan keuangan sekolah
pelaksanaan
penghasilan
pembelajaran
sertifikasi untuk selalu meningkatkan
kompetensinya
penilaian
terutama pada administrasi perangkat
dukungan
yang
,
kompetensi ada peningkatan cukup baik
kehidupan
dan
sampai
dikategorikan
bangsa. Sekolah berupaya untuk selalu
memberikan
pengisian
portofolio
Dampak
mendukung
terlaksananya pendidikan yang beriptek
dan
Pendidikan,
dan penerimaan sertifikat pendidik .
guru, siswa, dan orang tua siswa serta
untuk
Dinas
proses
kerjasama yang baik antara sekolah ,
masyarakat
guru yang
Hambatan yang sering dihadapi
bahkan
oleh guru bersertifikat pendidik antara
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
lain
tinggi dengan ijin dari kepala sekolah .
belum lengkap, keuangan sekolah yang
Mengikuti
tingkat
terbatas anggaran untuk meningkatkan
kabupaten setiap mata pelajaran yang
kompetensi guru, masih ada guru yang
dapat meningkatkan kompetensi dengan
tidak mau belajar berbasis TI , kinerja
menghasilkan modul buku pembelajaran
dan
atau lembar kerja siswa yang dapat
berubah , siswa yang belum mengenal
dipakai oleh
teknologi,
Kabupaten
pelatihan
kegiatan
MGMP
semua siswa yang ada di
Purworejo
kepala
atau
mengikuti
laboratorium
mental
mendukung
atau
prasarana
guru
sekolah
yang
sulit
masyarakat
program
yang
untuk
kurang
sekolah
untuk
maju.
kepala perpustakaan yang diadakan oleh
lembaga
sarana
Upaya
pendidikan
yang
harus
dilakukan
antara lain sekolah harus melengkapi
282
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
sarana prasarana untuk kegiatan belajar
b)
mengajar
memahami betul arti dan isi portfolio
kepada
dan
guru
kompetensinya
memberikan
untuk
,
motivasi
meningkatkan
guru
sehingga
berupaya
c)
sesuai dengan bidangnya, guru harus
dari
jebakan
disarankan
guru-guru
di
untuk
bawah
sudah
mendapatkan
tersertifikasi
giliran
atau
sebaliknya guru yang belum saatnya
disertifikasi
selalu memonitoring kinerja guru baik
diikutkan
dalam
proses
sertifikasi.
yang sudah sertifikasi maupun yang
sekolah
sekolah
seharusnya
belum
mengajar secara baik , kepala sekolah
pengawas
Kepala
yang
administrasi
perangkat pembelajaran kegiatan belajar
,
disertifikasi
koordinasinya sehingga tidak terjadi guru
dan komputer bahkan internet, serta
belum
akan
terhindar
memetakan
belajar teknologi informasi komunikasi
semua
yang
ketebalan portfolio tersebut
mengikuti pelatihan, pendidikan yang
melengkapi
Guru
selalu
2.
Perlunya
para
peneliti
mengkaji
memantau guru terutama yang sudah
kembali keefektifan program sertifikasi
serifikasi
penilaian
guru agar hanya guru-guru yang benar-
uji komptensi
benar baik yang mendapat sertifikat
kaitannya
dengan
kinerja guru . Adanya
guru yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Pusat
Kementrian
Pendidikan
(tidak ada unsur pemerataan).
dan
3. Penilaian portfolio lebih difokuskan
Kebudayaan secara online dan bersama –
sama
lagi
seluruh Indonesia dengan tujuan
keaspek-aspek
pembelajaran,
sehingga guru-guru yang terampil dalam
ada peningkatan kompetensi dari guru
pembelajaran
bersertifikat pendidik.
mendapatkan sertifikat pendidik. Dalam
SARAN
hal ini sangat disarankan agar penilaian
Berdasarkan hasil penelitian dikemkakan
portfolio meliputi: tes kinerja guru, RPP,
saran-saran:
silabus, media dan teknologi pendidikan
1.
Apabila
program
sertifikasi
yang dibuat oleh guru.
ini
dilanjutkan maka diperlukan persiapan
4. Uji kompetensi guru secara online
yang matang antara lain:
untuk dapat dikaji ulang karena proses
a)
Tim
sertifikasi
mengusahakan
agar
guru
harus
portfolio
guru
dan pelaksanaan UKG masih banyak
kekuranganya
terutama
pada
saat
penampilan soal yang banyak terjadi
diperiksa oleh asesor yang sebidang
kesalahan
dan
kekosongan
mengurangi jumlah score .
283
sehingga
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Vol.2, No.3, hal 273 – 284, Mei 2014
REFERENSI
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang GURU
Peterson, Paul and Nadler.
Daniel.Online.wsj.com/article/SB122.html
.
Queensland College
of
Teachers
Act.2005MeaningOfTeacher
Diahttp://www.qct.edu.au/renewa
l/ .html.Diunduh 29 Juli 2013.
American Association of Colleges for
Teacher Education. (1993). Alternative
paths to teaching: A directory of
postbaccalaureate programs. Washington,
DC
Baedhowi.2009.
Tantangan
Profesionalisme Guru Pada Era
Sertifikasi. Disampaikan dalam
sidang Senat Terbuka UNS tanggal
12 Nopember 2009.
Baedhowi dan Hartoyo. 2009. Tuntutan
dan Harapan Indonesia Kepada
Para
Pendidik
Bersertifikasi.
Disampaikan pada seminar sehari
”Peningkatan Peran dan Tanggung
Jawab Guru Setelah Sertifikasi”
yang diselenggarakan di Aula
Perguruan Dinniyah Putri Padang
Panjang pada tanggal 1 Maret
2009.
Spencer, Lyle M. & Spencer Signe M. 1993.
Competence at work. Canada:
John Wiley & Sons, Inc.
Udin
Syaefudin
Saud.
Pengembangan
Profesi
Bandung: Alfabeta.
2011.
Guru.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Undang-Undang Guru dan Dosen
Unesco (2003). The Final Report of the
Workshop on the Development of
Guideline on Teacher Training in
ICT Integration and Standards for
Competency in ICT. Bangkok: Asia
and Pacific Regional Bureau for
Education
Boulter, Nick et al. 2000. The Art Of HRD
people and Competencies (Vol. 5).
New Delhi: Crest Publishing House
Myrberg, Eva& Ros, Monica.. 2004. The
Impact of Teacher Competence in
Publik and Independent Schools in
Sweden. Gothenburg University.
Sweden
Jones, J., Jenkin, M., & Lord, S. (2006).
Developing
effective
teacher
performance.
London:
Paul
Chapman Publishing.
Liakopoulou,
Maria.
2011.
The
Professional
Competence
of
Teachers:
Which
qualities,
attitudes, skills and knowledge
contribute
to
a
teacher’s
effectiveness.Greece.
Mulyasa.2007.Standar Kompetensi dan
Sertifikasi
Guru.
Bandung:
Remaja Rosda Karya
Peraturan Menteri Pendidikan Nnasional
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Guru
284
Download