ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup kristiani bab ii

advertisement
BAB II
Modul ke:
03
Fakultas
MKCU
EKARISTI SEBAGAI
SUMBER DAN PUNCAK
HIDUP KRISTIANI
Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H.
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
1
A. Pengertian Ekaristi
Istilah Ekaristi berasal dari bahasa yunani
eucharistia-eucharistein (kk): yang berarti “memuji
dan mengucap syukur”.
2
Kata ini sering digunakan bersama kata kerja
eulogein:
memuji
syukur,
dan
untuk
menterjemahkan kata Ibrani barekh: memuji,
memberkati. Berakhah sering digunakan dalam
konteks liturgi Yahudi sebagai doa berkat yang
berisi pujian, syukur, dan permohonan. Berkat atas
roti. Kata ini mau mengungkapkan tentang pujian
syukur atas karya penyelamatan Allah yang
terlaksana dalam Yesus Kristus, yang berpuncak
pada wafat dan kebangkitan-Nya.
2
Dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK kan. 897)
dikatakan, “Sakramen yang terluhur ialah Ekaristi
mahakudus, di dalamnya Kristus Tuhan sendiri
dihadirkan, dikurbankan dan disantap, dan melaluinya
Gereja selalu hidup dan berkembang.
4
B. DENGAN EKARISTI, KITA TINGGAL DALAM KRISTUS
Perubahan substansi roti dan anggur menjadi
tubuh dan darah Kristus pada saat konsekrasi
dalam perayaan Ekaristi memastikan secara..........
5
indrawi bagi kita untuk tinggal dalam Kristus dan
Kristus di tengah kita. Kini melalui Ekaristi, Kristus
dapat hadir di tengah kita secara kelihatan, yakni
dalam rupa roti dan anggur itu. Paus Yohanes
Paulus II menyebut Ekaristi sebagai pemberian
unggulan, yaitu sebuah karunia yang mengatasi
segala waktu.
6
Yesus sendiri pada saat Dia mewahyukan diri-Nya
sebagai Roti Hidup pada teks Yohanes 6. Yesus
bersabda: "Akulah roti hidup yang telah turun dari
sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu
ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia" (Yoh 6:51). Bila Yesus menyebut daging-Nya
dan darah-Nya yang diberikan untuk kehidupan
dunia, itu tidak lain adalah Ekaristi. Tuhan Yesus
berkata dengan jelas: "Barangsiapa makan dagingKu dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan
Aku di dalam dia" (Yoh 6:56).
7
Makan daging dan minum darah Kristus jelas
menunjuk pada misteri Ekaristi, saat kita
mengenangkan misteri wafat dan kebangkitan-Nya
dan menyambut tubuh dan darah-Nya dalam
komuuni suci. Bila kita merayakan Ekaristi,
menyambut tubuh dan darah-Nya, kita menjadi
"tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita".
8
C. EKARISTI, TINGGALNYA KRISTUS DI ANTARA
KITA
• Perubahan substansi roti dan
anggur menjadi tubuh dan
darah Kristus pada saat
konsekrasi dalam perayaan
Ekaristi memastikan secara
indrawi bagi kita untuk tinggal
dalam Kristus dan Kristus di
tengah kita. Kini melalui
Ekaristi, Kristus dapat hadir di
tengah kita secara kelihatan,
yakni dalam rupa roti dan
anggur itu.
9
Melalui devosi-devosi Ekaristi, tinggalnya Kristus di
tengah kita dalam rupa roti suci dijadikan focus
seluruh dosa dan peribadatan kita. Istilah umum yang
biasa digunakan untuk mengungkapkan tinggalnya
Kristus dalam rupa roti suci ialah kehadiran Kristus
dalam Sakramen Mahakudus.
10
Adanya Sakramen Mahakudus di tabernakel
misalnya menyatakan kenyataan iman bahwa Kristus
kini tinggal di tengah umat-Nya. Apabila tabernakel
berisi Sakrarnen Mahakudus, lampu abadi harus
dinyalakan. Orang yang datang ke gereja atau kapel
tersebut mesti memberi hormat dengan berlutut, lalu
sebaiknya juga berdoa.
11
Umat juga diharapkan mengadakan visitasi atau
kunjungan, juga meski singkat saja, kepada Yesus
dalam Sakramen Mahakudus. Umat juga diharapkan
untuk menjaga keheningan di tempat sekitar
Sakramen Mahakudus. Apalagi apabila cliadakan
pentahtaan, yakni Sakramen Mahakudus (besar)
diletakkan di dalam monstrans, mestilah disampaikan
pujian hormat oleh umat. Itulah Adorasi Ekaristi.
12
D. EKARISTI, SAAT KRISTUS MENYAMBUT KITA
Perayaan Ekaristi, khususnya saat
komuni bukan saja kita yang
menyambut Kristus dalam rupa roti
itu, yakni tubuh-Nya yang kudus.
dengan Bapa dalam Roh Kudus.
Dalam Ekaristi itu, Kristus pun menyambut kita masing-masing.
Itulah yang ditegaskan oleh Paus Yohanes Paulus II: "Kita
dapat berkata bahwa bukan saja masing-masing kita
menyambut Kristus, tetapi juga Kristus menyambut kita masingmasing. Ia masuk dalam persahabatan dengan kita: Kamu
adalah sahabat-sahabat-Ku' (Yoh 15:14). Sungguh justru karma
Dia, kita telah memiliki hidup: 'Yang makan tubuh-Ku akan
hidup dalam Aku' (Yoh 6:57).
13
Kornuni Ekaristi mewujudkan jalan terluhur untuk
tinggal satu sama lain antara Kristus dan sahabatsahabat-Nya: Tinggallah dalam Aku dan Aku dalam
kamu' (Yoh 15:4)" (EE 22). Melalui ungkapan "kita
menyambut Kristus dan Kristus menyambut kita
masing-masing", Sri Paus ingin menekankan dimensi
persatuan dan kesatuan batin kita dengan Kristus.
Kita dimasukkan ke dalam seluruh dinamika hidup
Kristus yang bersatu dengan Bapa dalam Roh Kudus.
14
E. EKARISTI: TINGGAL DALAM KEPENUHAN
ALLAH MELALUI KRISTUS
¾Sebuah kebenaran iman yang sungguh
mengagumkan mengenai Ekaristi ialah bahwa
dalam Ekaristi itu hadir dan tinggal seluruh
kepenuhan Allah rnelalui Kristus.
¾Artinya, seluruh kepenuhan Allah hadir dan ada
dalam Ekaristi Mahakudus, dalam rupa roti dan
anggur.
¾Kebenaran iman ini dinyatakan secara tegas
oleh Konsili Trente yang mengajarkan ajaran
Christus totus dalam setiap rupa dari Ekaristi dan
dalam setiap bagian dari setiap rupa dari Ekaristi.
15
F. EKARISTI SEBAGAI SEBUAH ADORASI
Adorasi berasal dari kata adorare (bahasa Latin)
yang berarti "bersembah sujud" atau "menghaturkan
hormat dan bakti". Seluruh perayaan Ekaristi
sebenarnya menjadi kesempatan kita untuk
menyampaikan sembah sujud dan hormat kepada
Tuhan yang datang kepada kita
16
Tuhan yang datang dalam Ekaristi ialah Tuhan yang
senantiasa menyertai kita. Maka, salam dari imam
yang berbunyi, "Tuhan beserta kita", adalah
ungkapan kepercayaan dan sekaligus realitas
hahwa Tuhan mernang datang, hadir, dan rnenyertai
kita. Kepada Tuhan yang datang, hadir, dan
menyertai kita itu, kita menghaturkan sembah bakti
dan hormat. Inilah rnakna hakikat dad adorasi atau
pujian.
17
G. EKARISTI SEBAGAI PERAYAAN SYUKUR
¾Perayaan Ekaristi sebenarnya mau menyembuhkan
orang modern dari penyakit modern: sulit percaya, hidup
tergesa-gesa, serakah dan memaksa untuk berbuat.
¾Ekaristi mau mendorong dan menyadarkan kita bahwa
kita sebenarnya pertama-tama mestinya bersyukur.
Sebab meski ada yang pantas dikeluhkan, tetapi
sebenarnya ada begitu (lebih) banyak lagi yang pantas
kita syukuri.
¾Mulai dari udara yang setiap saat boleh kita hirup,
tanah yang kita injak tidak amblong (longsor/jatuh ke
bawah), pakaian yang menghangatkan tubuh kita,
senyuman orang lain, kicauan burung yang memberi
nada kehidupan, sampai hal-hal kecil dan besar.
18
Ekaristi mengingatkan kita bahwa hidup ini telah
diselenggarakan dengan baik oleh Allah, dan dari
pihak kita seharusnya kita bersyukur. Bersyukur itu
tidak ditentukan oleh jumlah kuantitatif yang kita
terima, tetapi sekecil apa pun yang kita terima sudah
dapat menjadi alasan untuk bersyukur kepada Allah.
19
H. EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK
HIDUP KRISTIANI
¾Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh
hidup Kristiani". Adapun sebabnya karena seluruh
hidup kita merupakan persembahan dan kebaktian
kepada Allah.
¾Sebagai pengungkapan iman Gereja yang paling
resmi dan paling penuh, Ekaristi merangkum seluruh
sikap penyerahan dan pembaktian kita dan, oleh
karena itu, boleh disebut sumber dan puncak.
20
Disebut puncak, karena Ekaristi merupakan
kepenuhan pengungkapan, sebab usaha-usaha
kerasulan Gereja mempunyai tujuan agar semua
orang melalui iman dan baptis menjadi puteraputera Allah, berhimpun menjadi satu, meluhurkan
Allah di tengah Gereja, ikut serta dalam korban dan
menyantap perjamuan Tuhan.
Disebut sumber, karena Ekaristi menjadi dasar bagi
segala pengungkapan yang lain dan mengalirkan
rahmat kepada kita dan dengan hasil guna yang
amat besar diperoleh pengudusan manusia dan
pemuliaan Allah dalam Kristus.
21
Terima Kasih
Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H.
22
Download