5.2.10. MODUL: UJI LATIH JANTUNG BEBAN I. WAKTU Mengembangkan Kompetensi Sesi dengan fasilitasi Pembimbing Hari: 10 Waktu: 30 menit (kuliah pembekalan) 360 menit (sesi bimbingan klinis) II. TUJUAN UMUM Sesi ini menguraikan tentang prosedur klinik uji latih jantung dengan treadmill dan tujuan penggunaannya dalam klinis termasuk indikasi dan kontraindikasi. III. TUJUAN KHUSUS Mengenali tujuan dan manfaat uji latih jantung Mampu melakukan uji latih jantung Mampu menginterpretasi hasil dan memberikan saran tata laksana berdasarkan hasil uji. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN Menguatkan proses pembelajaran Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung-jawab anda dalam proses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik Tujuan 1: Mengetahui pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan prosedur klinik uji latih jantung. Gunakan teknik kuliah interaktif dan diskusi dalam mempelajari indikasi dan kontraindikasi uji latih jantung beban serta dasar yang mendasarinya. Tujuan 2: Mampu dan mahir melakukan prosedur uji latih dengan treadmill Gunakan teknik demonstrasi dan simulasi untuk memperlihatkan teknik melakukan uji latih dan jelaskan tujuan dari masing-masing langkah latih jantung beban serta penjelasan yang mendasarinya. Tujuan 3: Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan dan melakukan tindak lanjut tata laksana yang diperlukan Interpretasi yang baik hasilnya sangat menentukan tindakan yang perlu diambil selanjutnya, oleh karena itu interpretasi hasil pemeriksaan dikuasai secara baik. Jelaskan parameter yang menjadi interpretasi dalam kuliah yang interaktif dan pergunakan beberapa contoh hasil uji untuk diskusi. Tujuan 4: Mampu mengatasi setiap kegawatan/komplikasi yang timbul Setiap pengawas uji latih wajib mengantisipasi dan mengatasi kemungkinan kegawatan yang terjadi akibat uji latih jantung. Gunakan teknik simulasi dan diskusi dalam membahas hal ini. V. PERSIAPAN SESI Audiovisual aid Materi presentasi : CD Powerpoint CD 1 – Fisiologi dasar latihan CD 2 – metodologi uji latih CD 3 – Interpretasi respons hemodinamik pada uji latih jantung CD 4 – Interpretasi EKG dan respons subjektif CD 5 – Aplikasi diagnostik uji latih jantung CD 6 – Aplikasi prognostik uji latih jantung CD 7 - Uji latih pada pasien dalam penyembuhan infark miokard CD 8 - Uji latih pada pasien dengan gagal jantung dan disfungsi ventrikel kiri. CD 9 - Uji latih pada kelompok pasien tertentu VI. KOMPETENSI : Melakukan uji latih jantung beban dan interpretasinya. KETRAMPILAN/PROFESIONAL: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan terampil A. Pengetahuan (kognitif): 1. Mampu menjelaskan penilaian klinis PJK yang dicurigai (laten) atau telah diketahui, termasuk evaluasi nyeri dada (khas atau atipikal), gejala dan tanda lain, serta prosedur diagnostik yang diperlukan 2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi arteri koronaria 3. Menjelaskan fisiologi dasar latihan (exercise) aerobik (dinamik) akut dan kronis 4. Memahami indikasi dan kontraindikasi uji latih jantung dalam upaya menilai penyakit jantung iskemik, mahir menginterpretasikan perubahan EKG (iskemia, aritmia), mengukur tingkat kemampuan fisik dan memberikan panduan latihan maupun pemeriksaan lanjut yang diperlukan B. Psikomotor (ketrampilan profesi): 1. Menilai berdasarkan gejala (tipikal atau atipikal) dan tanda (fisik, laboratorium, EKG 12 hantaran) kemungkinan diagnosis PJK laten atau kronis 2. Mampu menjelaskan indikasi dan tidak adanya kontraindikasi uji latih dan telah menandatangani inform consent yang telah ditandatangani pasien yang akan melakukan uji latih 3. Memberi contoh langsung atau oleh petugas medis yang terampil dalam melakukan uji latih, serta memberi tahu kapan tes akan diberhentikan berdasarkan keluhan subjektif (sakit dada, sesak nafas atau cape/fatigue), tanda objektif (EKG, atau hemodinamik lainnya/HR/tekanan darah) 4. Melakukan observasi terhadap keluhan, gejala dan tanda selama dan sesudah uji latih 5. Menilai hasil uji latih secara rinci (indikasi, tes tercapai atau tidak berdasarkan target HR, alasan diberhentikan, perubahan hemodinamik dan elektrokardiografik, hasil tes negatif, positif dihubungkan dengan kemungkinan PJK), menuliskan pada formulir baku dan meminta paraf supervisor C. Sikap & Perilaku (afektif): 1. Menjelaskan prosedur dan kegunaan uji latih dengan bahasa yang sederhana serta meminta pasien menandatangani inorm consent 2. Menerangkan hasil uji latih jantung dengan sikap empati dan memberikan anjuran yang sesuai dengan hasil tes VII. GAMBARAN UMUM Uji latih jantung beban merupakan salah satu pemeriksaan jantung yang penting tidak hanya untuk diagnostik adanya iskemia miokard, juga dalam menilai kapasitas fungsional pasien. Selain itu dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan anjuran latihan/olah raga bagi pasien. Penguasaan dasar fisiologi uji latih jantung, prosedur uji latih jantung dan interpretasi hasil sangat penting untuk dikuasai. Penjelasan gambaran umum Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktik yang dilakukan terkait dengan sesi ini sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai dengan yang diinginkan. VIII. CONTOH KASUS Seorang laki-laki, 50 tahun, datang dengan keluhan sakit dada saat naik tangga. Faktor risiko merokok 2 bungkus sehari, serta ayah menderita sakit jantung dan meninggal mendadak pada umur 45 tahun. Tekanan darah 120/80 mmHg, tinggi badan 160 cm, berat 80 kg, EKG istirahat normal. Prosedur diagnostik apa yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnostik dan penatalaksanaannya selanjutnya? PPDS melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta interpretasi EKG dan mengambil kesimpulan: 1. Penderita dengan keluhan tipikal serta faktor risiko konvensional yang kuat perlu dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik (uji latih jantung dengan treadmill) oleh karena EKG istirahat normal 2. Melakukan prosedur klinik secara berurutan sampai melakukan prosedur uji latih dengan baik, mulai dari tahap pemeriksaan, persiapan alat tes dan prosedur kegawatan, pelaksanaan, pemantauan keluhan subjektif, tanda objektif perubahan hemodinamik dan perubahan elektrokardiografik, penghentian uji latih sampai fase pemulihan 3. Membuat laporan tertulis tentang hasil uji latih dan rekomendasi tata laksana lanjut yang diperlukan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti modul ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk: 1. Mengetahui pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan prosedur klinik uji latih jantung 2. Mampu dan mahir melakukan prosedur uji latih dengan treadmill 3. Mampu melakukan interpretasi hasil pemeriksaan dan melakukan tindak lanjut tata laksana yang diperlukan 4. Mampu mengatasi setiap kegawatan/komplikasi yang timbul Kasus untuk proses pembelajaran Hasil uji latih jantung pasien memperlihatkan adanya depresi segment ST pada hantaran prekordial. Pasien tidak merasakan adanya nyeri dada selama uji latih. Tekanan darah saat puncak latihan 180/90. Diskusikan: 1. Parameter apa yang harus lebih detil dalam menanggapi hasil ini 2. Bagaimana menyimpulkan hasil uji ini 3. Tatalaksana apa yang terbaik setelah interpretasi hasil ini. IX. RANGKUMAN Uji latih jantung merupakan pemeriksaan yang penting dalam penyakit kardiovaskular. Pemeriksaan ini sederhana, namun memiliki makna klinis penting dalam menilai diagnostik, prognosis, evaluasi terapi dan evaluasi kelas fungsional dalam beberapa penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung koroner. X. EVALUASI Penilaian Kompetensi: Hasil observasi selama alih pengetahuan dan keterampilan Hasil kuesioner Hasil penilaian peragaan keterampilan Instrumen Penilaian Kompetensi Kognitif A. Kuesioner sebelum sesi dimulai 1. Uji latih jantung dengan beban dapat dikerjakan pada penderita dengan gambaran EKG normal, di samping itu mempunyai gejala klinis yang khas serta mempunyai faktor risiko. (B) 2. Uji latih dengan beban dapat dilakukan pada penderita dengan gambaran EKG abnormal, tetapi tidak sedang mengalami infark miokard atau angina pektoris tidak stabil. (B) 3. Uji latih dihentikan bila target HR tercapai, timbul keluhan angina, atau perubahan ST segmen depresi 1 mm horisontal. (B) 4. Target HR uji latih pada orang normal dan penderita sakit jantung sama. (S) 5. Bila tekanan darah sewaktu latihan tidak mau meningkat atau turun lebih dari 20 mmHg maka tes dihentikan. (B) 6. Apabila waktu tempuh tes protokol Bruce kurang dari 4 menit, maka prognosis pasien jelek. (B) 7. Pada penderita gagal jantung uji latih jantung sebaiknya memakai analisa gas atau ergometer atau cukup memakai six minute walk test. (B) B. Kuesioner Tengah Pelatihan Pilih satu yang benar 1) Uji latih jantung dengan beban: a) Dilakukan pada pasien paska infark miokard hari kedua, pasien dengan angina pektoris tidak stabil b) Tes dihentikan sampai target HR mencapai submaksimal meskipun EKG masih normal dan penderita belum menunjukkan keluhan angina c) Tes dihentikan meskipun target HR belum mencapai submaksimal asalkan sudah timbul keluhan angina apalagi disertai perubahan segmen ST depresi 1 mm horisontal d) Tes dianjurkan pada pasien gagal jantung 2) Uji latih dengan beban dinyatakan positif bila: a) Gambaran EKG menunjukkan perubahan segmen ST sampai 1 mm upsloping b) Gambaran EKG menunjukkan perubahan segmen ST ssampai 1 mm horisontal c) Adanya keluhan angina pektoris dengan gambaran EKG normal d) Pasien menghentikan tes oleh karena kaki sakit. C. Penilaian Kinerja Pengetahuan (ujian akhir) XI. INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR A. PENILAIAN KOMPETENSI Petunjuk : Beri tanda v bila sesuai dengan kunci jawaban Beri tanda x bila tidak sesuai dengan kunci jawaban PENCATATAN AKTIVITAS PENCAPAIAN KOMPETENSI MODUL KODE 1. anamnesa dan pemeriksaan fisik 2. interpretasi EKG 12 hantaran 3. penjelasan prosedur ULJB 4. pengisian inform consent 5. menyiapkan dan melakukan pemeriksaan alat kegawatan 6. memberi contoh prosedur ULJB 7. melakukan observasi dan monitoring hemodinamik maupun EKG selama dan sesudah ULJB 8. melakukan penghentian ULJB sesuai standar ULJB 9. membuat interpretasi dan memberikan keterangan tentang hasil ULJB Komentar/Ringkasan: Rekomendasi: Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________ B. DAFTAR TILIK KINERJA I Anamnesa 1. Riwayat PJK 2. Riwayat faktor risiko 3. Keluhan dan tanda saat datang 4. Memenuhi indikasi ULJB II Pemeriksaan fisik Penilaian IV 5. Keadaan umum 6. Penilaian EKG istirahat 7. Status kardiologi Urutan dan interpretasi pemeriksaan 8. Analisis anamnesa 9. Analisis pemeriksaan fisik 10. Analisis data hemodinamik 11. Analisis EKG selama ULJB 12. Membuat diagnosis Penatalaksanaan Awal V 13. Pemantauan sebelum ULJB 14. Pemantauan setiap tingkat 15. Keputusan penghentian tes Pemantauan paska ULJB III 16. Pemantauan tanda vital 17. Pemantauan perubahan EKG XII. ALGORITME EVALUASI INDIKASI PEMERIKSAAN UJI LATIH JANTUNG PENJELASAN INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI UJI LATIH JANTUNG PENJELASAN PROTOKOL PEMERIKSAAN UJI LATIH JANTUNG TERMINASI UJI LATIH JANTUNG INTERPRETASI DAN PENJELASAN HASIL UJI LATIH JANTUNG XIII. MATERI PEMBELAJARAN 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Fisiologi dasar latihan Metodologi uji latih Interpretasi respons hemodinamik pada uji latih jantung Interpretasi EKG dan respons subjektif Aplikasi diagnostik uji latih jantung Aplikasi prognostik uji latih jantung Uji latih pada pasien dalam penyembuhan infark miokard Uji latih pada pasien dengan gagal jantung dan disfungsi ventrikel kiri. Uji latih pada kelompok pasien tertentu XIV. DAFTAR KEPUSTAKAAN: 1. SOP uji latih jantung. 2. Froelicher, Victor F, and Jonathan Myers. Exercise and the Heart. Philadelphia: Elsevier Inc, 2006 3. Exercise stress testing (Chapter 13) in: Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed