Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor Ketinggian

advertisement
Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor Ketinggian
Permukaan Bensin Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseran
SKRIPSI
HADI SUNTAYA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
APLIKASI MULTIMODE FIBER COUPLER
SEBAGAI SENSOR KETINGGIAN PERMUKAAN BENSIN
DAN OLI BERBASIS SENSOR PERGESERAN
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Bidang Fisika
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Disetujui Oleh
Pembimbing I
Samian, S.Si, M.Si
NIP.
Pembimbing II
Supadi, S.Si, M.Si
NIP.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Judul Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor
Ketinggian Permukaan Bensin Dan Oli Berbasis Sensor
Pergeseran
Penyusun Hadi Suntaya
NIM
Tanggal Ujian Februari
Disetujui Oleh
Pembimbing I
Samian, S.Si, M.Si
NIP.
Pembimbing II
Supadi, S.Si, M.Si
NIP.
Mengetahui
Ketua Program Studi S Fisika
Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Drs. Siswanto, M.Si
NIP.
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam
lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi
kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan
sumbernya sesuai keabiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik
Universitas Airlangga
v
Hadi Suntaya, . Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor
Ketinggian Permukaan Bensin Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseran. Skripsi
dibawah bimbingan Samian, S.Si., M.Si. dan Supadi, S.Si, M.Si., Departemen
Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian aplikasi multimode fiber coupler dan membran
berbahan nitrile polymer sebagai sensor untuk mendeteksi ketinggian permukaan
bensin dan oli. Prinsip kerja sensor berdasarkan tekanan hidrostatik dan sensor
pergeseran menggunakan fiber coupler. Mekanisme deteksi dilakukan dengan
mendeteksi perubahan tekanan bensin dan oli pada membran di dasar tangki
akibat perubahan ketinggian bensin dan oli. Perubahan tekanan pada membran
mengakibatkan perubahan bentuk membran dari datar menjadi cembung.
Perubahan bentuk membran tersebut menyebabkan perubahan daya optis cahaya
pantulan dari membran yang diterima oleh kanal sensing fiber coupler. Perubahan
daya optis terbaca melalui tegangan keluaran detektor optis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara perubahan ketinggian
permukaan bensin dan oli terhadap tegangan keluaran detektor. Artinya
multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer dapat
diaplikasikan sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli. Parameter
sensor yang dihasilkan berupa resolusi, jangkauan, dan daerah linier masing
masing sebesar , cm, cm cm, cm cm untuk bensin dan oli. Nilai
sensitivitas sensor diperoleh sebesar . untuk bensin serta .
untuk oli.
Kata kunci Multimode fiber coupler, sensor ketinggian permukaan bensin dan
oli
vi
Hadi Suntaya, . Aplication of Multimode Fiber Coupler as a Height Level
Sensor for Gasoline and Oil Based on Displacement Sensor. This thesis is
under guidance of Samian, S.Si., M.Si. and Supadi, S.Si, M.Si., Department of
Physics Faculty of Science and Technology University of Airlangga.
ABSTRACT
A research about application of multimode fiber coupler and a membrane
which made from nitrile polymer as detection sensor of the height level of
gasoline and oil have been done. The working principle of sensor based on the
hydrostatic pressure and displacement sensor using fiber coupler. The mechanism
of detection is done by detecting the pressure changes of gasoline and oil on the
membrane which located at the base of the tank due to the changes of height of
gasoline and oil. The changes of pressure on the membrane cause the membranes
shape change from flat to convex. The change of membranes shape cause the
changes of optical power of reflected light from membrane that received by the
sensing port of fiber coupler. The changes of optical power are read through the
optical detectors output voltage. The results show that there is a linear
relationship between height level of gasoline and oil toward to the change of
detectors output voltage. This means that multimode fiber coupler and a
membrane made from nitrile polymer can be applied as a height level sensor of
gasoline and oil. Sensor parameters that obtained is resolution, dynamic range,
and the linear region respectively are , cm, cm cm, cm cm for
gasoline and oil. The value of sensitivity of sensor for gasoline is .
and for oil is . .
Keywords Multimode fiber coupler, height level sensor of gasoline and oil
vii
KATA PENGANTAR
Ucapan rasa syukur yang tiada terkira kami haturkan kepada Allah SWT
karena atas limpahan karunia hidayah serta rahmatNya sehingga penyusunan
skripsi yang berjudul quotAplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor
Ketinggian Permukaan Bensin Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseranquot ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Serta sholawat serta salam tercurah atas
Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengajarkan kebenaran,
kekuatan, dan perjuangan kepada seluruh ummat manusia.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada
. Ibu dan abah tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
motivasi, dan materi di setiap langkah penulis. Engkau terlalu berarti
bagiku, sehingga tak cukup rasanya seisi bumi dan langit ini untuk
membalasnya.
. Kakak dan kakak ipar yang selalu memberikan pengarahan dalam
memecahkan permasalahan yang penulis hadapi.
. Keponakanku Nea tercinta yang telah memberikan senyumannya yang
terindah serta tingkah laku yang lucu sehingga sangat menghibur di saat
penulis dilanda kegalauan.
. Bapak Samian, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh
keikhlasan, kesabaran, dan keteguhan telah mencurahkan tenaga, pikiran,
viii
ilmu serta meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
. Bapak Supadi, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan masukan, saran, ilmu dan dengan sabar membimbing penulis
hingga terselesainya skripsi ini.
. Bapak Drs. Pujiyanto MS, selaku penguji I, yang telah memberi
pengarahan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
. Bapak Drs. R. Arif Wibowo M.Si selaku penguji II yang membantu
kelancaran selama sidang skripsi dan revisi skripsi ini.
. Bapak Drs. Djoni Izak R., M.Si dan Bapak Supadi S.Si, M.Si selaku dosen
wali yang telah memberi saran dan dukungan pada penulis selama
menempuh kuliah.
. Bapak Drs. Siswanto, M.Si selaku Ketua Departemen Fisika yang telah
memberi banyak kemudahan pada penyusunan skripsi ini maupun dalam
persoalan akademik.
. Teman senasib sepenanggungan, Irul, yang telah menemani pada saat
melakukan pengambilan data skripsi.
. Arek Koz yang telah menyediakan kamarnya kalau penulis sedang pulang
kemalaman.
. Sahabat setia BACKPACKERS dan Teman NGOPI PLUS PLUS,
Rohman, Afif, Zulmy, Irul, Linggar, Erik, Romi, Randis, Imam dan Yopy,
AYO KITA JELAJAHI amp TAKLUKKAN DUNIA.
. Teman KARAOKE, Dita, Kiki, Chandra, Yuni, Adam dan Mbah Riki
yang rela ngebossi saat karaokean.
ix
. Teman SPESIAL, Halimah dan Mirza yang telah memberikan support
semangat dan doanya.
. Mas Deni, Mas Fajar, Pak Samidi, dan Pak Satpam selaku petugas
Lab.Bengkel Fisika, Lab.Optika amp Aplikasi Laser, ruang kuliah dan
kampus yang memberi kepercayaan di dalam penggunaan laboratorium.
. Temanteman angkatan , yang banyak memberikan inspirasi
dan bantuannya saat kuliah. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala macam bentuk bantuan dan
dukungan yang telah diberikan pada penulis.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita
semua. Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa hikmah dan manfaat
bagi semua pihak yang memerlukannya.
Surabaya, Februari
Penulis
HADI SUNTAYA
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ........................................................ iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
. Latar Belakang Masalah .........................................................................
. Rumusan Masalah ..................................................................................
. Batasan Masalah .....................................................................................
. Tujuan Penelitian ....................................................................................
. Manfaat Penelitian ..................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
. Sensor ....................................................................................................
. Sensor Pergeseran .................................................................................
. Laser HeNe ..........................................................................................
. Serat Optik ............................................................................................
. Fiber coupler .........................................................................................
xi
. Tekanan .................................................................................................
. Bensin ....................................................................................................
. Oli ..........................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................
. Waktu Tempat Penelitian ......................................................................
. Peralatan Dan Bahan .............................................................................
. Prosedur Penelitian ................................................................................
.. Desain Sensor ...............................................................................
.. Pengambilan Data ........................................................................
. Metode Analisis Data ............................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................
. Hasil Penelitian .....................................................................................
. Pembahasan ...........................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
. Kesimpulan ............................................................................................
. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
. Keluaran dari alat ukur sensor panas
. a Definisi waktu bangkit b Definisi waktu turun
. Desain sensor pergeseran menggunakan multimode fiber coupler
. Skema berkas cahaya yang diemisi dan diterima oleh kanal sensing
dengan metode bayangan
. Plot grafik tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin
. Daerah linier dari plot grafik tegangan keluaran detektor terhadap
pergeseran cermin
. Skema tingkat energi HeNe
. Penampang Serat Optik
. Perambatan Gelombang pada Multimode Step Indeks
. Perambatan Gelombang pada Multimode Graded Indeks
. Perambatan Gelombang pada Singlemode Step Indeks
. Sketsa perambatan sinar pada serat optik stepindex
. Fiber coupler struktur simetri x berbahan serat optik dengan
metode fused
. Rancangan sensor level ketinggian
. Setup alat percobaan
. Setup alat karakteristik multimode fiber coupler sebagai sensor
ketinggian permukaan
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran
Data karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sistem
sensor ketinggian permukaan
Data Spesifikasi Oli PRIMAXP Hasil Produksi PT.
PERTAMINA PRIMA XP SAE W
BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang Masalah
Fluida adalah zat zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk
dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena
sebagai zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami gaya geser
shearing force Iwan, , atau dengan kata lain yang dikategorikan
sebagai fluida adalah suatu zat yang tidak mampu menahan gaya geser tanpa
berubah bentuk. Yang dimaksud dengan gaya geser adalah suatu gaya yang
menyebabkan sesuatu berubah arah momennya. Dari definisi fluida tersebut
yang termasuk dalam kategori fluida adalah zat cair dan gas. Zat padat tidak
termasuk fluida karena zat padat tidak dapat mengalir serta zat padat dianggap
sebagai bahan yang reaksi deformasinya terbatas ketika menerima atau
mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan
menjadi dua macam yakni fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis adalah
fluida dalam keadaan diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida dalam
keadaan bergerak.
Untuk zat cair yang diam fluida statis memiliki beberapa sifat, salah
satunya yakni tekanan. Berdasarkan prinsip hidrostatik, tekanan pada suatu titik
dalam suatu zat cair bergantung pada ketinggian zat cair tersebut. Semakin
tinggi permukaan suatu zat cair terhadap bidang dasar tempatnya, maka
tekanan pada bidang dasar zat cair juga akan semakin meningkat, sebaliknya
semakin dekat permukaan suatu zat cair terhadap bidang dasarnya, maka
tekanan pada bidang dasar zat cair akan semakin menurun. Sehingga kita bisa
mengetahui ketinggian suatu zat cair yang diam apabila kita mengetahui
tekanan pada bidang dasar zat cair tersebut.
Beberapa metode untuk mengukur ketinggian zat cair telah banyak
dilakukan selain berdasarkan prinsip hidrostatis, diantaranya yakni dengan
prinsip kapasitif, ultrasonik, gelombang mikro, inframerah, elektromekanik,
radiometri dan optik. Prinsip kerja sensor ketinggian zat cair tersebut dapat
bersifat kontak langsung intrusive maupun tidak langsung nonintrusive
dengan zat cair. Sebagai contoh, dengan prinsip gelombang ultrasonik telah
berhasil dikembangkan untuk mengukur ketinggian air Negara.dkk, .
Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmitter Tx dengan frekuensi
KHz, kemudian gelombang pantulan diterima receiver Rx dan diumpankan
ke sistem upcounter. Selisih waktu tempuh penjalaran gelombang ultrasonik
dari transmitter Tx sampai dengan diterima kembali oleh receiver Rx
berbanding lurus dengan ketinggian air. Kemudian, teknik optofluidic dengan
electronically controlled variable fokus lens atau ECVFL juga berhasil
dikembangkan Reza.dkk, . Deteksi dilakukan dengan merekam profil
spasial intensitas berkas cahaya berdaya rendah yang merupakan pantulan dari
permukaan cairan sebagai fokus lensa ECVFL. Ketinggian cairan ditentukan
dengan cara membandingkan ukuran spot berkas dengan panjang fokus lensa
pada tabel ECVFL.
Usahausaha untuk membuat sensor sebagai alat ukur dalam sebuah
pengukuran telah banyak dilakukan dewasa ini. Salah satunya adalah dengan
menggunakan serat optik fiber optic. Serat optik menjadi salah satu pilihan
pengembangan sensor yang menjanjikan karena memiliki keunggulan
diantaranya yaitu tidak kontak langsung dengan obyek pengukuran, tidak
menggunakan sinyal listrik, akurasi pengukuran yang tinggi, immun terhadap
induksi listrik maupun magnet, dapat dimonitor dari jarak jauh, dapat
dihubungkan dengan sistem komunikasi data serta dimensinya yang kecil dan
ringan memudahkan penginstalannya Krohn, .
Prinsip kerja sensor serat optik dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu berbasis pada modulasi panjang gelombang, modulasi fase dan
modulasi intensitas Krohn, . Sensor serat optik telah digunakan untuk
mendeteksi beberapa parameter fisis diantaranya adalah deformasi bahan
Sklodowski, , strain bahan Inaudi and Glisic, , suhu Bongsoo et
al., , vibrasi Binu et al., , konsentrasi gas Singh and Karan, ,
pergeseran Samian et al., serta parameter fisis lainnya.
Penggunaan serat optik sebagai sensor level ketinggian zat cair telah
banyak dilakukan, diantaranya yang berhasil diteliti adalah sensor ketinggian
zat cair menggunakan serat optik dengan probe berupa prisma Hossein,
maupun elemen sensitif berbentuk kerucut Pekka et al., . Prinsip
kerjanya adalah perubahan daya optis cahaya pantulan total di dalam probe
akibat perubahan indeks bias medium di sekitar probe. Teknik yang lebih
sederhana juga berhasil dilakukan dengan mendeteksi rugi daya optis cahaya
dalam serat optik yang dipoles dan dilengkungkan sebagai sensor yang kontak
secara langsung dengan zat cair Lomer et al., . Teknik ini tidak dapat
mendeteksi ketinggian zat cair secara kontinu, tetapi hanya dapat mendeteksi
pada titiktitik tertentu yang menandakan ketinggian zat cair. Disamping itu,
deteksi ketinggian zat cair melalui pergeseran panjang gelombang Bragg yang
dihasilkan dari Fiber Bragg Grating FBG telah berhasil dilakukan Kyung
Rak et al., . Pergeseran panjang gelombang Bragg terjadi karena
perubahan panjang FBG akibat terdorong atau tertarik oleh pelampung yang
berada pada permukaan zat cair. Teknik lain yang berhasil dikembangkan
adalah menggunakan dua buah serat optik sebagai pemancar dan penerima
berkas cahaya melalui sebuah lensa head sensor. Amplitudo berkas cahaya
pantulan dari permukaan zat cair yang diterima serat optik penerima melalui
lensa dapat mengindikasikan ketinggian zat cair C. Vazquez et al., .
Kemudian, dengan teknik yang sederhana telah dikembangkan juga sensor
level ketinggian air berdasarkan sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas
menggunakan fiber coupler serta menggunakan prinsip hidrostatis. Prinsip
kerjanya adalah tekanan hidrostatis yang bergantung pada ketinggian
permukaan air akan dimanfaatkan untuk menekan membran. Pergeseran
membran akibat tekanan tersebut dapat dideteksi menggunakan fiber coupler
Samian dan Supadi, . Modulasi intensitas yang dipantulkan kembali ke
fiber coupler dapat mendeteksi secara kontinyu ketinggian air. Kelebihan yang
dimiliki sensor ini adalah mampu mensensing perubahan ketinggian secara
kontinyu, sistem sensor tidak kontak langsung dengan zat cair.
Pada penelitian sebelumnya, sebagaimana dilakukan Samian,dkk ,
zat cair yang digunakan adalah air, sehingga dari kesamaan sifat sebagai fluida
serta prinsip tekanan hidrostatik yang dimiliki oleh fluida maka konsep sensor
ini memungkinkan dilakukan terhadap bensin dan oli. Akan tetapi, pada
penelitian sebelumnya, membran yang digunakan sebagai media yang
mengalami tekanan hidrostatik terbuat dari bahan latex yang akan mengalami
kerusakan apabila berinteraksi dengan zat cair yang mengandung gugus
hidrokarbon semisal bensin dan oli, sehingga dalam penelitian ini digunakan
membran yang terbuat dari bahan nitrile polymer yang tidak mengalami
kerusakan ketika berinteraksi dengan bensin maupun oli. Penggunaan sampel
berupa bensin dan oli dalam penelitian ini, dikarenakan pentingnya manfaat
yang dimiliki kedua cairan ini dalam kehidupan manusia. Pada beberapa
waktu yang lalu telah terjadi ledakan dan kebakaran pada area penyimpanan
bahan bakar bensin yang terdapat pada perusahaan kilang minyak sehingga
banyak menimbulkan korban jiwa, hal ini diduga dari adanya hubungan singkat
arus listrik pada instalasi pengukur ketinggian bensin dari tempat penyimpanan
tersebut. Dari latar belakang tersebut maka dengan desain sensor yang
dihasilkan dengan serat optik Multimode fiber coupler, membran berbahan
nitrile polymer serta menggunakan prinsip hidrostatis ini dapat dihasilkan
sensor ketinggian pada bensin dan oli, tentunya dengan terjaminnya keamanan
penggunaan yang berkaitan dengan ledakan bahan tersebut khususnya bensin,
karena sensor ini tidak mengalami kontak langsung dengan zat cair yang
digunakan serta tidak menggunakan isyarat listrik sebagai sinyal sensor.
. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian ini, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut
. Apakah Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer
dapat digunakan sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli
. Berapakah resolusi, rentang pengukuran, dan sensitivitas sensor ketinggian
permukaan menggunakan Multimode fiber coupler
. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
. Laser yang digunakan adalah laser HeNe Klasse DIN , , nm,
Uniphase dengan daya keluaran mW.
. Jenis serat optik yang digunakan adalah Multimode Fiber coupler
berstruktur x dari bahan serat optik plastik berdiameter mm diameter
core m, tebal cladding m dan panjang cm. Nilai coupling
ratio, directivity dan exces loss dari Multimode Fiber coupler yang
digunakan masingmasing sebesar ,, dB, dan , dB.
Digunakannya serat optik ini karena memiliki performasi yang paling baik
diantara serat optik lain yang dimiliki Laboratorium Optik Dan Laser.
. Membran yang digunakan adalah membran berbahan nitrile polymer.
Karena membran jenis ini yang mampu diperoleh saat akan melakukan
penelitian.
. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
. Merancang bangun Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile
polymer sebagai sensor ketinggian permukaan pada bensin dan oli.
. Menentukan nilai resolusi, rentang pengukuran, dan sensitivitas sensor
ketinggian permukaan Multimode fiber coupler.
. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, meskipun rancang bangun sensor ketinggian
bensin dan oli yang dihasilkan masih dalam skala laboratorium, namun prinsip
sensor yang dihasilkan berpotensi untuk dikembangkan sebagai sensor
ketinggian bensin dan oli dalam skala yang sesungguhnya karena dari hasil
penelitian telah terbukti faktor keamanannya dari kebakaran maupun ledakan,
sebab tidak menggunakan isyarat listrik sebagai sinyal. Selain itu, dengan
metode ini didapatkan pengukuran yang akurat, beresolusi tinggi, dan teknik
pengoperasian yang mudah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan teori dan konsep yang mendukung percobaan,
misalnya tentang pengertian sensor, dasar sensor pergeseran, kualifikasi alat alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan, serta teoriteori pendukung lain yang
diperlukan.
. Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala
gejala atau sinyalsinyal yang berasal dari perubahan suatu energi, seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan
sebagainya D Sharon dkk, . Contohnya Camera sebagai sensor
penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba,
LDR light dependent resistance sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
Dalam memilih peralatan sensor yang tepat dan sesuai dengan sistem
yang akan di sensor, maka persyaratan umum sensor yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut.
a. Linearitas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah
secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara
kontinu. Contohnya, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan
sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti ini, biasanya
dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran dibandingkan
dengan masukannya berupa sebuah grafik. Gambar . memperlihatkan
hubungan antara dua buah sensor panas yang berbeda. Garis lurus pada
Gambar . a menunjukkan tanggapan linear, sedangkan pada gambar .
b menunjukkan hubungan nonlinear.
Gambar .. Keluaran dari alat ukur sensor panas D Sharon dkk,
b. Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukkan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap
kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan
yang menunjukan perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan
masukan. Misalnya, beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang
dinyatakan dengan satu volt per derajat, yang berarti perubahan satu
derajat pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada
keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan dua volt
per derajat, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor yang
pertama. Linearitas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor.
Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk
jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan pada gambar
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
m
a
s
u
k
a
n
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
m
a
s
u
k
a
n
Tegangan keluaran
a. Hubungan linear b. Hubungan nonlinear
Tegangan keluaran
. b akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada temperatur
yang rendah D Sharon dkk, .
c. Resolusi
Nilai resolusi sistem sensor adalah satuan ukuran terendah yang dapat
dibaca oleh sensor, atau dengan kata lain resolusi merupakan nilai
perubahan terkecil dari input sensor yang dapat mengubah output sensor
Joseph J. Carr, .
d. Tanggapan waktu
Secara umum sensor tidak mengubah parameter keluaran segera ketika
perubahan parameter masukan terjadi. Sebaliknya, itu akan berubah menjadi
keluaran baru selama periode waktu tertentu yang disebut tanggapan waktu.
Tanggapan waktu dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk
output sensor untuk berubah dari keadaan sebelumnya ke nilai parameter
keluaran.
Gambar .. a Definisi waktu bangkit b Definisi waktu turun Joseph J.
Carr, .
Perkembangan sensor sekarang ini sangat pesat sesuai dengan kemajuan
teknologi otomasi, semakin komplek suatu sistem otomasi dibangun maka
semakin banyak pula jenis sensor yang digunakan. Maka secara umum sensor
dapat dikelompokkan menjadi bagian berdasarkan fungsi dan
penggunaannya, yaitu
a Sensor Thermal panas
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
gejala perubahan panas, temperatur, suhu pada suatu dimensi benda
atau dimensi ruang tertentu. Contohnya bimetal, termistor,
termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier,
photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
b Sensor Mekanis
Sensor mekanis adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan, pergeseran, posisi,
gerak lurus dan melingkar, tekanan, laju aliran. Contohnya strain
gage, linear variable deferential transformer LVDT, proximity,
potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.
c Sensor Optis cahaya
Sensor optik adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
perubahan cahaya dari sumber cahaya dengan memanfaatkan
peristiwa pantulan atau pembiasan cahaya yang mengenai benda
ataupun ruangan. Contohnya photo cell, photo transistor, photo diode,
fiber optik, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.
. Sensor Pergeseran
Desain fiber coupler sebagai sensor pergeseran terdiri dari laser, detektor,
fiber coupler dan cermin target yang diperlihatkan pada gambar .. Kanal
sensing berfungsi sebagai pemancar sekaligus penerima berkas cahaya
pentulan dari cermin.
Gambar .. Desain sensor pergeseran menggunakan multimode fiber
coupler Samian, dkk, .
Prinsip kerja fiber coupler sebagai sensor pergeseran berbasis modulasi
intensitas adalah sebagai berikut, kanal sensing fiber coupler berperan sebagai
penyampai berkas laser terhadap cermin sekaligus pengumpul berkas laser
yang dipantulkan balik oleh cermin. Pergeseran cermin akan menyebabkan
perbedaan banyak cahaya yang diterima kanal sensing. Banyaknya cahaya
yang diterima kanal sensing fiber coupler dapat dideteksi pada kanal deteksi.
Berkas laser yang keluar dari kanal deteksi akan ditangkap oleh detektor optik
untuk dikonversi menjadi besaran listrik berupa tegangan. Tegangan keluaran
berkas laser diukur dengan menggunakan mikrovoltmeter. Dengan mengukur
tegangan keluaran berkas laser tiap pergeseran cermin akan diperoleh
hubungan antara daya optik laser akibat pergeseran cermin Samian, dkk,
.
Gambar .. Skema berkas cahaya yang diemisi dan diterima oleh kanal
sensing dengan metode bayangan Samian, dkk, .
Hubungan perubahan daya optik cahaya akibat pergeseran cermin dapat
dianalisis dengan menggunakan pendekatan berkas Gaussian. Gambar di atas
menunjukkan skema perjalanan berkas cahaya yang diemisi dan diterima kanal
sensing dengan menggunakan metode bayangan. Untuk memperoleh hubungan
antara daya optik dan pergeseran cahaya, ada beberapa asumsi yang digunakan,
antara lain penampang serat optik pada kanal sensing dianggap rata dan sejajar
dengan permukaan cermin, dan berkas keluaran dari kanal sensing dianggap
berbentuk kerucut simetri dengan sudut . Wz adalah jarijari berkas dan a
adalah jarijari serat optik. Hubungan tersebut dapat dirumuskan dalam
persamaan . berikut Samian, dkk, .
.
exp
zW
a
PP
tb
.
Dari gambar dapat diperoleh,
a z z W u tan
.
Dengan substitusi persamaan . ke persamaan ., maka diperoleh
.
exp
cz
PP
tb
.
Dengan Pb, Pt dan z masingmasing menyatakan daya optik cahaya yang
diterima kanal deteksi, daya total cahaya dan pergeseran cermin. Sedangkan
konstanta a NA c
sin tan
dengan NA dan a masingmasing adalah
numerical aperture dan jarijari serat optik Samian, dkk, . Dari desain
sensor pergeseran ini dapat dihasilkan data yang dapat dimuat pada sebuah
pola grafik yang ditampilkan dalam Gambar . dan daerah liniernya dari
Gambar . ditampilkan oleh Gambar .
Gambar .. Plot grafik tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran
cermin Samian, dkk, .
Gambar .. Daerah linier dari plot grafik tegangan keluaran detektor
terhadap pergeseran cermin Samian, dkk, .
. Laser HeNe
Laser HeNe diciptakan pertama kali pada tahun oleh Ali Javan.
Berkas laser HeNe mempunyai keistimewaan dibanding dengan sumber
cahaya konvensional, yaitu berkasnya kecil dan sangat terarah, monokromatik,
koheren, dan kecerahannya tinggi. Komponen utama laser HeNe adalah zat
aktif, cermincermin resonator, dan pemompa energi. Bahan aktif yang
dipergunakan adalah campuran gas Helium He dan Neon Ne dengan
perbandingan . Zat aktif ini ditempatkan pada sebuah tabung dengan
tekanan torr. Resonator terdiri dari dua buah cermin. Cermin pertama
memiliki koefisien reflektivitas sampai , dan cermin kedua yang disebut
dengan cermin keluaran adalah cermin penerus sebagian partially
transmitting Rohman, .
Masalah utama dalam laser gas adalah bagaimana atom dapat dirangsang
secara terpilih ke tingkat tertentu dalam jumlah yang cukup untuk mencapai
pembalikan populasi. Pemompaan elektrik ke dalam zat aktif akan
menghasilkan populasi elektron tereksitasi yang cukup memadai. Atom He
ternyata lebih siap terangsang oleh kejutan elektron daripada atomatom Ne.
Interaksi antara elektronelektron yang dihasilkan oleh lucutan antara anoda
dan katoda akan menghasilkan atomatom He yang elektronelektronnya
tereksitasi. Aras yang dihuni oleh elektronelektron ini adalah s
dan s
yang
metastabil. Jika suatu atom He dalam keadaan metastabil membentur atom Ne
dalam keadaan dasar, maka akan terjadi pertukaran energi sehingga atom Ne
akan naik ke tingkat s atau s dan atom He akan kembali ke keadaan dasar.
Hal ini memungkinkan mekanisme populasi terpilih yang secara terusmenerus
memberikan atomatom Ne ke tingkattingkat s dan s yang akan menaikkan
populasinya. Menurut Sirohi , aras s dan s dari atomatom Ne yang
memiliki umur sekitar
detik merupakan kondisi yang amat sesuai untuk
terjadinya aksi laser Rohman, . Mekanisme pembalikan populasi pada
zat aktif dapat diamati pada Gambar .,
Gambar .. Skema tingkat energi HeNe Laud,
dengan transisitransisi energi yang mungkin seperti telah dijelaskan di atas,
aksi laser dari campuran atomatom He dan Ne dapat menghasilkan keluaran
laser dengan panjang gelombang , m , m dan , m.
. Serat optik
Serat optik adalah pandu gelombang dielektrik atau media transmisi
gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica atau plastik berbentuk
silinder. Serat optik terdiri dari bagian teras core yang dikelilingi oleh bagian
yang disebut selubung cladding. Bagian core memiliki fungsi untuk
menentukan cahaya yang merambat dari satu ujung ke ujung yang lain.
Sedangkan bagian cladding berfungsi sebagai cermin untuk memantulkan
cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Bagian terluar dari serat optik
disebut jaket coating yang berfungsi sebagai pelindung. Bagian teras core
merupakan jalur utama pemandu gelombang cahaya yang mempunyai indeks
bias terbesar n
. Sedangkan bagian cladding mempunyai indeks bias
n yang
nilainya sedikit lebih rendah dibandingkan n Keiser,
Gambar .. Skema bagian penyusun serat optik Keiser,
Ada beberapa jenis serat optik, yaitu
Multimode Step Indeks
Pada jenis Multimode step indeks ini, diameter core lebih besar dari
diameter cladding. Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan
rugirugi dispersi pada waktu transmisi. Penambahan prosentase bahan
silika pada waktu pembuatan, tidak terlalu berpengaruh dalam menekan
rugirugi dispersi pada waktu transmisi.
Berikut adalah gambar dari perambatan gelombang dalam serat
optik Multimode Step Indeks
Gambar .. Perambatan Gelombang pada Multimode Step Indeks
Ismiatun, .
Multimode Graded Indeks
Pada jenis serat optik multimode graded indeks ini, core terdiri dari
sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias
tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsurangsur turun sampai ke
batas corecladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang
merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaaan. Berikut adalah gambar perambatan gelombang dalam
Multimode Graded Indeks
Gambar .. Perambatan Gelombang pada Multimode Graded Indeks
Ismiatun, .
Singlemode Step Indeks
Pada jenis Singlemode Step Indeks, baik core maupun claddingnya
dibuat dari bahan silica glass dengan ukuran core yang jauh lebih kecil
dari cladding sehingga transmisi data hanya menggunakan satu lintasan
cahaya. Metode semacam ini dapat menghindarkan ketidak akuratan yang
dapat terjadi dalam penyaluran data. Seperti ditunjukkan gambar berikut
Gambar .. Perambatan Gelombang pada Singlemode Step Indeks
Ismiatun, .
Mekanisme pemanduan gelombang cahaya dalam serat optik berdasar
pada prinsip pemantulan dalam total pada bidang batas core dan cladding
sesuai Hukum Snellius. Untuk memudahkan pemahaman mekanisme
pemanduan gelombang cahaya dalam serat optik stepindeks, digunakan teori
sinar dalam mendeskripsikan perambatan muka gelombang cahaya seperti yang
diperlihatkan pada Gambar . berikut.
Gambar .. Sketsa perambatan sinar pada serat optik stepindex
Keiser, .
Penerapan hukum Snellius dilakukan pada proses pemantulan dan
pembiasan sinar pada bidang batas antara dua medium yang berbeda. Sinar
yang datang dari medium rapat n
ke medium kurang rapat n
akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang batas antara core dan cladding
dalam Gambar ., jika sudut diperbesar secara gradual maka pada sudut
tertentu, sinar akan dirambatkan pada bidang batas kedua medium yaitu bidang
batas core dan cladding sinar tidak dibiaskan pada cladding. Pada saat
mencapai kondisi ini dinamakan sudut kritis
.
dengan n
dan n
menunjukkan indeks bias core dan indeks bias cladding.
Untuk nilai sudut
dalam Gambar ., tidak ada sinar yang dibiaskan ke
dalam cladding, sehingga seluruh sinar akan terpandu dalam core serat optik.
Untuk mengetahui sudut sinar masukan pada bagian core serat optik agar
sinar dapat terpandu, diterapkan hukum Snellius pada bidang batas antara core
dan udara. Agar sinar dapat terpandu, maka sudut
dengan
demikian persamaan Snellius menjadi
t
sin
C
u.
dengan
adalah indeks bias udara yang nilainya , maka dengan
menggabungkan persamaan . dan . dapat dituliskan kembali menjadi
persamaan berikut.
.
Persamaan . menunjukkan hubungan antara sudut masukan sinar
dengan indeks bias ketiga medium yang berinteraksi. Hubungan tersebut
dinyatakan sebagai tingkap numeris atau NA numerical aperture, sehingga
nilai NA serat optik dapat ditulis sebagai berikut
.
didefinisikan beda indeks bias antara core dan selubung A menurut
persamaan
.
perbedaan nilai n
dan n
sangat kecil sehingga
, oleh sebab
itu
n.
Nilai berkisar sampai untuk serat optik multimode dan
sampai untuk serat optik singlemode Keiser, . Nilai NA untuk serat
optik stepindex berkisar antara . Untuk serat optik stepindex
multimode dari bahan plastik berdiameter core besar, nilai NA antara
Krohn, .
. Fiber Coupler
Fiber coupler adalah divais optik yang berfungsi sebagai pembagi daya
optik power divider. Fiber coupler dapat dibuat dari serat optik multimode
dengan cara menggabungkan fused kedua buah serat optik tersebut dengan
panjang lintasan kopling dan lebar gap tertentu Samian.dkk, .
Proses perpindahan daya gelombang optik antar pandu gelombang dapat
dijelaskan menggunakan teori moda tergandeng couple mode theory.
Berdasarkan teori moda tergandeng couple mode theory, bila lebar gab antara
dua pandu gelombang sangat kecil akan mengakibatkan gelombang evanescent
dari kedua buah pandu gelombang disepanjang daerah gab saling memberikan
gangguan perturbation, kopling antar keduanya akan menyebabkan
amplitudo gelombang optik yang merambat pada masingmasing pandu
gelombang berubah sepanjang jarak rambatnya. Jika ke dalam pandu
gelombang pertama ditransmisikan gelombang optik, maka sebagian berkasnya
terevanescant ke pandu gelombang kedua. Berkas pada pandu gelombang
tersebut terpandu dan sebagian berkasnya akan terevanescant ke pandu
gelombang pertama lagi. Overlaping antar gelombang evanescent yang saling
berinterferensi mengakibatkan terjadinya proses perpindahan daya antar pandu
gelombang optik. Jika interferensinya saling menguatkan akan terbentuk
gelombang optik simetri dengan tetapan perambatan
b
, dan ketika
interferensinya saling melemahkan maka akan terbentuk gelombang optik
asimetri dengan tetapan perambatannya
a
.
Serat optik multimode dipilih sebagai bahan utama fiber coupler karena
memiliki gejala evanescent, yaitu penetrasi gelombang pada daerah selubung
cukup besar untuk modamoda orde tinggi, sehingga transfer daya optik antara
serat optik cukup tinggi Allard, . Fiber coupler yang tersusun dari dua
buah serat optik mempunyai empat buah port dan disebut fiber coupler struktur
simetri . Skema fiber coupler struktur simetri x dari bahan serat optik
dengan metode fused diperlihatkan pada gambar . berikut.
Gambar .. Fiber coupler struktur simetri x berbahan serat
optik dengan metode fused Fernando, .
Berdasarkan gambar . diatas, jika port Al bertindak sebagai port
masukan, dengan mengambil analogi teori moda terkopel untuk pandu
gelombang planar singlemode, maka sebagian berkas cahaya akan terkopel
menuju port keluaran B dengan rasio kopling ratio coupling tertentu saat
melewati daerah interaksi kopling sepanjang Lc. Berkas cahaya yang tidak
terkopel akan keluar menuju port A. Rasio kopling ditentukan oleh panjang
daerah interaksi kopling
dan lebar gap antar core serat optik g yang
digabungkan. Akibat struktur penggabungan serat optik, sebagian kecil berkas
cahaya dipantulkan menuju port Al dan Bl. Rasio daya optik berkas cahaya
pantulan yang menuju port B I terbadap daya optik masukan disebut Crosstalk.
Proses kopling berkas cahaya diantara kedua serat optik menyebabkan rugi
losses akibat struktur fiber coupler. Rugi tersebut adalah rugi keluaran atau
excess loss yaitu fraksi daya optik keluaran terhadap daya optik masukan dan
rugi sisipan atau insertion loss yaitu fraksi daya optik pada port keluaran B
terhadap daya optik masukan Samian.dkk, .
Parameterparameter fiber coupler sebagai divais optik yang perlu
diketahui adalah couplingatio CR,insertion loss Lins , excess loss Le dan
crosstalk Ct. Dengan mengacu pada gambar . parameterparameter
tersebut dituliskan dalam persamaanpersamaan sebagai berikut.
.
.
.
.
jika P P, maka nilai CR ., disebut coupler dB Fernando,
. Tekanan p
Secara umum tekanan didefinisikan sebagai gaya ratarata F per satuan
luas A Alonso and Finn, . Perumusan tekanan dapat dinyatakan
dengan
.
Tekanan harus dinyatakan sebagai satuan gaya dibagi dengan satuan luas.
Dalam satuan SI, tekanan diukur dalam newton per meter kuadrat atau
,
untuk menghargai seorang ilmuwan Perancis bernama Blaise Pascal
, satuan tekanan ini dinamakan pascal Pa Alonso and Finn, .
Dalam satuan CGS satuannya adalah
.
Untuk kasus fluida, tekanan dipancarkan dengan kekuatan sama ke
semua arah dan bekerja tegak lurus pada suatu bidang. Dalam bidang datar
yang sama kekuatan tekan dalam suatu fluida akan sama Ranald V.Giles,
. Tekanan yang disebabkan oleh zat cair diam sebanding dengan
kedalaman cairan dan massa jenisnya. Sebuah cairan akan berubah bentuk
sesuai dengan wadahnya, tetapi tidak akan termampatkan. Hal ini disebabkan
oleh cairan tersebut akan menggunakan gaya dari dasar wadah yang diberikan
pada cairan tepat diatas permukaan wadah cairan tersebut. Karena kontinuitas
alami cairan sebanding dengan gaya per satuan luasnya tekanan. Tekanan
dalam cairan sebenarnya memiliki berat yang sebanding dengan
kedalamannya, karena gaya berat sebanding dengan kedalaman Carl R Nave,
. Hal itu tentu sebanding pula dengan massa jenis cairan. Jika cairan
tersebut berada dalam bentuk ruang volume maka berat cairan tersebut
diperoleh
.
dimana adalah massa jenis, g adalah percepatan gravitasi, h adalah
kedalaman cairan, dan A luas area dasar wadah cairan. Dari persamaan .
dan ., diperoleh tekanan cairan dari dasar wadah adalah
.
dimana tekanan cairan
adalah tekanan relatif terhadap tekanan udara yang
biasanya disebut sebagai tekanan gauge .
Persamaan . bukan suatu tekanan mutlak/absolut dari dasar wadah
karena tidak diperhitungkan adanya tekanan udara yang mempengaruhi cairan
tersebut. Tekanan mutlak adalah penjumlahan tekanan udara/atmosfir dengan
tekanan cairan yang memiliki persamaan sebagai berikut,
.
dengan
, , , dan h, masingmasing adalah tekanan atmosfir, kerapatan zat
cair, percepatan gravitasi, dan tinggi zat cair.
Dari pemaparan di atas, bila dapat dibuat suatu sensor yang dapat
mengukur tekanan hidrostatis pada dasar suatu tangki, maka dapat ditentukan
level ketinggian zat cair. Suatu membran elastis yang diletakkan pada sisi
samping dekat dasar tangki akan dapat mengalami tekanan hidrostatis.
Sehingga perubahan bentuk membran akibat tekanan hidrostatis di dasar tangki
dapat dimanfaatkan untuk sensor ketinggian zat cair.
. Bensin
Bensin, atau Petrol biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan
Kanada adalah cairan bening, agak kekuningkuningan. Bensin berasal dari
minyak mentah crude oil yang diproses melalui destilasi bertingkat, dimana
minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompokkelompok fraksi dengan titik
didih tertentu. Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih
komponen zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destilasi
dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut
didinginkan kembali agar menjadi cairan dengan bantuan kondensor. Dalam
proses destilasi, suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap volatilitas bahan. Dalam destilasi,
campuran zat dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan
kembali kedalam bentuk cairan, zat yang memiliki titik didih rendah akan
menguap lebih dulu. Untuk mendapatkan senyawa bensin ini diperlukan
temperatur sekitar
o
C dalam proses destilasi Suyanto, .
Bensin tersusun atas gugus hidrokarbon yang bergantung dari jenis
bensin. Pada umumnya, bensin merupakan suatu campuran blend dari hasil
pengilangan yang mengandung paraffin C
n
H
n
, naphthene C
n
H
n
dan
aromatic C
n
H
n
dengan perbandingan yang bervariasi Suyanto, ..
Karena tersusun atas gugus hidrokarbon ini, bensin dapat digunakan sebagai
pelarut, misal untuk cat, tinta,dll. Sebagai bahan bakar, bensin memiliki
bilangan oktan yang tergolong baik yakni sekitar bergantung dari jenis
campuran yang ditambahkan di dalam bensin. Bilangan oktan adalah angka
yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bahan
bakar terbakar secara spontan. Semakin tinggi bilangan oktan yang dimiliki
suatu bahan bakar maka semakin baik kualitasnya. Di Indonesia, bensin
diperdagangkan dalam dua kelompok besar campuran standar premium, dan
bensin super pertamax dan pertamax plus.
. Oli Pelumas
Pelumas konvensional, umumnya terdiri atas minyak dasar crude
oil, hasil penyulingan minyak bumi, ditambah campuran bahan kimia
aditif guna meningkatkan kinerjanya. Bahan kimia yang dipakai sebagai
campuran biasanya detergen pembersih, antioksidasi dan Index Viscosity
Improver campuran peningkat kekentalan. Penggabungan unsurunsur itu
membentuk oli yang mampu melumasi mesin Warsowiwoho ,dkk, .
Berikut merupakan jenis oli berdasarkan penyusunnya
Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar base oil yang diambil dari
minyak bumi crude oil yang telah diolah dan disempurnakan serta
ditambah dengan zat zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya.
Oli Sintetis
Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja
yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral. Pelumas sintetis,
sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahanbahan aditif.
Jumlahnya menentukan jenis oli sintetisnya. Oli sintetis penuh full
synthetic oil mengandung bahan aditif, yaitu minyak dasar
bahan kimia yang bukan dihasilkan dari penyulingan minyak bumi.
Sedangkan oli semi sintetis dibuat dengan menggunakan minyak dasar
bahan kimia yang dicampur dengan minyak mineral. Mengingat proses
pengolahannya tidak lagi mengandalkan minyak dasar, bahan kimia
yang banyak diaplikasi sebagai pengganti antara lain ester asam
berbasa dua, ester organo fosfat, estersilikat, glicolpolialkilena,
silikon, klorida, dan fluor.
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang banyak
ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang
membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai
life time mesin. Semua jenis oli pada dasarnya sama yakni sebagai bahan
pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan serta berfungsi sebagai
pendingin. Oli mengandung lapisanlapisan halus, berfungsi mencegah
terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal
mungkin, mencegah goresan atau keausan mesin. Untuk beberapa keperluan
tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah
fungsifungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada
kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mesin bensin.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode
fiber coupler sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli berbasis sensor
pergeseran yang meliputi waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian, peralatan
dan bahan yang digunakan dalam penelitian, desain sensor, prosedur penelitian
dan pengambilan data, serta analisis data yang diperoleh dari penelitian.
. Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan selama sekitar enam bulan, dimulai bulan
September sampai dengan bulan Januari dan dilaksanakan di
Laboratorium Optik Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga.
.. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
. Laser HeNe.
Sumber cahaya yang digunakan adalah laser HeNe dengan panjang
gelombang , nm dan daya keluaran mW.
. Atenuator
Atenuator ini berfungsi sebagai pereduksi intensitas dari laser HeNe,
karena laser yang digunakan memiliki daya keluaran yang lebih besar
dibandingkan laser HeNe biasa yang hanya memiliki tegangan keluaran
sebesar mW.
. Multimode Fiber Coupler.
Multimode Fiber coupler yang digunakan berstruktur x dari bahan
serat optik plastik berdiameter mm diameter core m, tebal
cladding m dan panjang cm. Nilai coupling ratio, directivity dan
exces loss dari Multimode Fiber coupler yang digunakan masingmasing
sebesar ,, dB, dan , dB.
. Mikrometer posisi Uniphase
Mikrometer posisi ini berfungsi untuk menggeser kanal sensing serat optik
Multimode Fiber coupler.
. Tangki
Tangki ini dari bahan gelas berdiameter , cm dan tinggi cm yang
dilengkapi dengan skala skala terkecil mm. Selain itu, tangki ini juga
dilengkapi dengan pipa sebagai tempat untuk mengikatkan membran yang
memiliki diameter , mm dan panjang , mm serta tangki ini juga
memiiki keran yang memudahkan saat proses pengurangan volume zat
cair di dalam tangki.
. Membran berbahan Nitrile polymer
Membran ini berfungsi sebagai media yang mengalami tekanan hidrostatik
zat cair di dasar tangki. Membran yang dipakai merupakan sarung tangan /
gloves yang terbuat dari nitrile polymer yang diproduksi oleh PT. Harada
Indonesia yang memiliki ketebalan sebesar m.
. Aluminium Foil
Aluminium Foil ini direkatkan pada permukaan membran yang berfungsi
sebagai reflektor/pemantul kembali sinar yang dipancarkan melalui
Multimode Fiber Coupler
. Detektor OPT Burr Brown.
Detektor OPT merupakan foto detektor yang beroperasi baik pada
daya optik yang rendah dan mempunyai kepekaan yang tinggi pada daerah
dekat panjang gelombang cahaya merah. Detektor ini berfungsi untuk
mendeteksi perubahan daya optik cahaya pada port deteksi akibat
pergeseran cermin yang disebabkan oleh muai panjang logam aluminium.
. Mikrovoltmeter tipe LH
Mikrovoltmeter berfungsi untuk membaca tegangan keluaran detektor
optis OPT saat terkena cahaya dari sumber cahaya.
. Perangkat pendukung
Perangkat pendukung yang dibutuhkan berupa bangku optik, holder, serta
kabelkabel pendukung.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
. Bahan bakar Bensin / Premium
Bahan bakar bensin yang digunakan adalah bensin yang diproduksi oleh
Pertamina sebanyak , liter liter. Secara umum bensin ini
memiliki massa jenis , kg/l.
. Bahan Oli pelumas PRIMAXP
Bahan pelumas Oli yang digunakan adalah oli PRIMAXP untuk kendaraan
bermotor yang diproduksi PT. Pertamina sebanyak , liter liter.
Oli PRIMAXP ini memiiki massa jenis , kg/l.
. Prosedur Penelitian
.. Desain Sensor
Rancangan multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian zat cair
berdasarkan prinsip hidrostatis serta sensor pergeseran yang berbasis
modulasi intensitas diperlihatkan pada gambar berikut
Gambar .. Rancangan sensor level ketinggian Samian dan Supadi,
Pada gambar tersebut, berkas cahaya masukan dari laser Pin
sebagian dipancarkan melalui kanal sensing Pe menuju membran yang
dilapisi bahan reflektor pada bagian tengahnya. Berkas cahaya pantulan dari
membran sebagian akan masuk kembali ke kanal sensing sebagai berkas
balik Pb. Berkas balik tersebut kemudian sebagian akan terkopel menuju
ke kanal deteksi Pd dan terbaca oleh detektor optis. Besarnya daya optis
berkas balik bergantung pada posisi membran terhadap kanal sensing. Disisi
lain, tekanan zat cair pada bagian bawah tangki akan mendorong membran
menjadi lebih cembung, sehingga terjadi pergeseran permukaan pantul
membran terhadap kanal sensing z, dalam hal ini jika diameter pipa tempat
membran berada jauh lebih kecil dari ketinggian zat cair, maka dapat
diasumsikan bahwa tekanan zat cair pada seluruh bagian membran
homogen. Kemudian, posisi permukaan membran tersebut akan
menyebabkan perubahan daya optis berkas balik. Seperti diketahui bahwa
tekanan zat cair bagian bawah tangki dipengaruhi oleh ketinggian zat cair.
Dengan demikian ketinggian zat cair dapat dideteksi melalui perubahan
daya optis yang terbaca pada detektor optis.
.. Pengambilan Data
Karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sensor level ketinggian
Sebelum melakukan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan
setup alat seperti gambar berikut
Gambar .. Setup alat percobaan
Selanjutnya, mendekatkan mikrometer posisi berhimpit dengan membran,
sehingga diperoleh posisi awal mikrometer adalah , mm. Kemudian,
menggeser mundur mikrometer posisi hingga beberapa milimeter lalu
mengisi tangki dengan zat cair yang digunakan sampai dengan ketinggian
cm, yang pertama dimasukkan adalah oli. Setelah itu, menggeser
kembali mikrometer posisi sampai berhimpit dengan membran, sehingga
diperoleh posisi mikrometer setelah membran bergeser akibat tekanan oli
yakni , mm. Langkah berikutnya adalah menggeser mundur
mikrometer sejauh sejauh , mm, sehingga diperoleh posisi akhir
mikrometer sebesar , mm.
Gambar .. Setup alat karakteristik multimode fiber coupler sebagai
sensor ketinggian permukaan
Setelah itu, proses karakterisasi multimode fiber coupler sebagai
sensor ketinggian permukaan dilakukan dengan memasukkan berkas
cahaya laser ke kanal masukan fiber coupler dan mencatat daya optis
berkas balik akibat terpantul oleh permukaan membran yang sebagian
terkopling pada kanal deteksi. Daya optis tersebut terbaca melalui
tegangan keluaran detektor optis Vd dan tertera pada mikrovoltmeter.
Selanjutnya, tegangan keluaran detektor optis dicatat setiap ketinggian
bahan diturunkan sebesar mm. Ketinggian bahan dikurangi dengan cara
membuka keran tangki secara perlahan. Setelah ketinggian bahan turun
mm, keran ditutup dan tegangan keluaran detektor dicatat. Demikian
langkah tersebut dilakukan sampai ketinggian bahan cm, yang mana
pada ketinggian ini merupakan batas bawah yang bisa diamati.
Setelah proses diatas, tangki dikosongkan sehingga tidak ada oli
yang tersisa di dalam tangki, selanjutnya mengisi kembali tangki dengan
bensin. Proses karakterisasi yang dilakukan sama dengan proses yang
dilakukan terhadap oli. Selanjutnya, kembali mengosongkan tangki dan
mengisinya dengan air yang kemudian dilakukan proses karakterisasi
sebagaimana dilakukan terhadap zat cair sebelumnya.
. Metode Analisis Data
Karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sensor level ketinggian
Pengukuran ketinggian permukaan zat cair menggunakan multimode
fiber coupler merupakan pengembangan dari aplikasi sensor pergeseran
dengan modulasi intensitas terhadap tekanan hidrostatik oleh zat cair statis,
dimana setiap perubahan ketinggian menyebabkan perubahan tekanan
bagian dasar tangki yang berisi zat cair. Sehingga dari sini akan diperoleh
bahwa perubahan ketinggian akan mengakibatkan perubahan intensitas
sinar yang diterima detektor sebagai tegangan keluaran. Dari langkah yang
dilakukan akan didapatkan data perubahan keluaran tegangan detektor
terhadap perubahan ketinggian bensin, oli, dan air yang terbaca oleh
mikrovoltmeter, hasil tersebut ditampilkan pada tabel Lampiran .
Untuk mengetahui hubungan tegangan keluaran detektor terhadap
perubahan ketinggian, maka dilakukan plot data tegangan keluaran
detektor terhadap perubahan ketinggian. Dari grafik tersebut dicari daerah
yang diperkirakan merupakan daerah linier yang kemudian diuji dengan
menggunakan persamaan garis linier. Sehingga diperoleh koefisien
korelasi . Jika nilai koefisien korelasi semakin mendekati ,
maka hubungan antara data ketinggian zat cair terhadap tegangan keluaran
detektor adalah linear. Linieritas tersebut merupakan syarat utama sensor
yang menunjukkan bahwa satuan yang disensing sebanding dengan satuan
keluaran dari sensor tersebut, dalam hal ini adalah tegangan keluaran
detektor sesuai dengan tinggi zat cair.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diperlihatkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber
coupler sebagai sensor ketinggian permukaan dengan menggunakan tiga jenis
cairan, yaitu bensin, oli dan air. Penggunaan air dalam penelitian dimaksudkan
sebagai data pembanding selain yang diperoleh dari bensin dan oli. Data hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk plot data penelitian, analisis regresi linier
serta pembahasannya.
. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian aplikasi multimode fiber coupler sebagai sensor
ketinggian permukaan bensin dan oli berbasis sensor pergeseran adalah
berupa data tegangan keluaran detektor sebagai fungsi ketinggian bensin,
oli, dan air. Data tersebut diperlihatkan pada Lampiran . Plot grafik data
tegangan keluaran detektor terhadap perubahan tinggi permukaan bensin,
oli, dan air dapat dilihat pada Gambar ..
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Bensin, Oli, dan Air
. Pembahasan
Dari grafik pada Gambar . menunjukkan rentang pengukuran
ketinggian yang dilakukan sebesar cm cm. Batas bawah yang terukur
sebesar cm dikarenakan pada rentang pengukuran cm cm membran
tidak mengalami perubahan bentuk cembung sebab tekanan pada ketinggian
ini terlalu kecil sehingga tegangan keluaran detektor tidak mengalami
perubahan. Sedangkan batas atas sebesar cm dikarenakan tangki yang
tersedia memiliki ketinggian tersebut. Dari grafik terlihat bahwa daerah dengan
ketinggian cm cm, hubungan antara tegangan keluaran detektor antara
bensin, oli, dan air tidak linier. Hal tersebut tidak dapat dianalisis secara teoritis
karena hubungan antara tingkat kecembungan membran dengan daya optis
berkas cahaya pantulan dari membran yang terkopel ke fiber coupler belum
dapat dirumuskan. Namun, jika dikaitkan dengan sensor pergeseran
menggunakan fiber coupler dengan target cermin datar dalam hal ini
ditunjukkan oleh persamaan . terlihat bahwa hubungan antara daya optis
.
.
.
.
.
.
.
.
.........
T
e
g
a
n
g
a
n
K
e
l
u
a
r
a
n
D
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi m
Air
Oli
Bensin
berkas cahaya pantulan dari cermin yang terkopel ke fiber coupler tidaklah
linier, akan tetapi dari hasil eksperimen masih dapat ditemukan daerah yang
linier Gambar .. Dengan demikian, dapat dipahami grafik data hasil
eksperimen yaitu data tegangan keluaran detektor terhadap ketinggian bensin,
oli, dan air memiliki daerah yang linier. Untuk rentang ketinggian antara cm
cm terdapat hubungan yang linier antara tegangan keluaran detektor
terhadap ketinggian bensin, oli, dan air yang hasilnya ditampilkan pada
Gambar ., Gambar ., dan Gambar .. Untuk daerah linier yang lain yaitu
rentang ketinggian antara cm cm juga terdapat hubungan yang linier
antara tegangan keluaran detektor dengan ketinggian bensin, oli, dan air yang
hasilnya ditampilkan pada Gambar ., Gambar ., dan Gambar ..
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Bensin
y .x .
R.
.
.
.
.
.
.
.
....
T
e
g
a
n
g
a
n
k
e
l
u
a
r
a
n
d
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi Bensin m
..m
cm
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Oli
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Air
y .x .
R.
.
.
.
.
.
.
.
....
T
e
g
a
n
g
a
n
k
e
l
u
a
r
a
n
d
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi Oli m
..m
y .x .
R.
.
.
.
.
.
.
.
....
T
e
g
a
n
g
a
n
k
e
l
u
a
r
a
n
d
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi Air m
..m
cm
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Bensin
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Oli
y .x .
R.
.
.
.
.
.
.
.
.........
T
e
g
a
n
g
a
n
k
e
l
u
a
r
a
n
d
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi Bensin m
..m
cm
y .x .
R.
.
.
.
.
.
.
.
.
.........
T
e
g
a
n
g
a
n
k
e
l
u
a
r
a
n
d
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi Oli m
..m
Gambar .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan
Ketinggian Permukaan Air
Pada plot grafik daerah linier tegangan keluaran detektor terhadap
ketinggian bensin, oli, dan air diatas, untuk ketinggian antara cm cm
diperoleh persamaan regresi linier untuk bensin y .x . dengan
koefisien korelasinya adalah R ., untuk oli diperoleh persamaan
regresi linier y .x . dengan koefisien korelasinya adalah R
., dan untuk air diperoleh persamaan regresi linier y .x .
dengan koefisien korelasinya adalah R .. Sedangkan untuk ketinggian
cm cm, diperoleh persamaan regresi linier untuk bensin y .x
. dengan koefisien korelasinya adalah R ., untuk oli diperoleh
persamaan regresi linier y .x . dengan koefisien korelasinya
adalah R ., dan untuk air diperoleh persamaan regresi linier y
.x . dengan koefisien korelasinya adalah R .. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa nilai ratarata koefisien korelasi mendekati
untuk tiga jenis zat cair, yang artinya hubungan antara tegangan keluaran
y .x .
R.
.
.
.
.
.
.
.
.
.........
T
e
g
a
n
g
a
n
k
e
l
u
a
r
a
n
d
e
t
e
k
t
o
r
V
Tinggi air m
..m
cm
detektor terhadap perubahan tinggi permukaan adalah linier. Adanya linieritas
dari penelitian ini sangat penting, karena linieritas adalah persyaratan umum
sebuah sensor yang menjelaskan bahwa sensor dapat menghasilkan tegangan
keluaran detektor yang berubah secara kontinu sebagai tanggapan terhadap
tinggi permukaan zat cair sebagai masukan yang juga berubah secara kontinu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya linieritas dalam penelitian ini adalah
sebagai parameter keberhasilan dari penelitian sistem sensor ketinggian
permukaan zat cair ini. Semakin linier data hubungan antara tegangan keluaran
detektor terhadap perubahan tinggi permukaan zat cair, maka semakin baik
pula sensor tersebut.
Selain itu, dari hasil regresi linier di atas didapatkan bahwa daerah
dengan rentang ketinggian antara cm cm memiliki sudut kemiringan
grafik slope lebih kecil dibandingkan daerah dengan rentang ketinggian
antara cm cm. Dalam hal ini sudut kemiringan grafik slope dapat
diartikan sebagai sensitivitas dari sensor. Sensitivitas sensor adalah
kemampuan sensor untuk mendeteksi perubahan keluaran dibandingkan satuan
perubahan masukan. Sensitivitas akan menunjukkan seberapa jauh kepekaan
sensor terhadap kuantitas yang diukur. Semakin besar nilai sensitivitas sebuah
sensor, maka semakin peka sensor tersebut terhadap masukannya, sehingga
semakin baik pula kualitas sensor tersebut. Dengan demikian, daerah dengan
rentang ketinggian antara cm cm dipilih karena memiliki sensitivitas
yang besar serta rentang daerah cm cm merupakan daerah kerja sensor.
Nilai sensitivitas sensor dapat diketahui dari gradien persamaan garis linier
yang sudah diperoleh pada Gambar ., Gambar . dan Gambar .. Dari
persamaan tersebut diperoleh nilai sensitivitas sensor untuk bensin sebesar
. V/m, untuk oli sebesar . V/m, dan untuk air sebesar . V/m.
Artinya jika detektor dan mikrovoltmeter yang digunakan mampu membaca
perubahan tegangan sebesar mV, maka sensor memiliki kemampuan
mendeteksi perubahan ketinggian permukaan sebesar , mm untuk bensin,
untuk oli , mm, dan untuk air , mm.
Dari Gambar ., Gambar . dan Gambar ., selain menunjukkan
karakteristik membran yang dipengaruhi oleh ketinggian zat cair, juga
menunjukkan karakteristik membran yang dipengaruhi oleh jenis zat cair
yang memiliki massa jenis berbeda. Antara tiga jenis zat cair yang dipakai
yakni bensin, oli dan air dengan massa jenis masing masing , kg/l, ,
kg/l dan kg/l, zat cair dengan massa jenis tinggi akan memiliki pola
kemiringan grafik yang lebih tajam dibandingkan dengan zat cair dengan
massa jenis lebih rendah. Hal ini sesuai dengan perumusan tekanan pada
persamaan ., yakni tekanan selain dipengaruhi oleh ketinggian zat cair juga
dipengaruhi oleh massa jenis zat cair, yang berarti bahwa semakin besar massa
jenis zat cair maka tekanan pada dasar tangki juga akan semakin tinggi. Hal ini
diperlihatkan juga pada grafik Gambar ., Gambar ., dan Gambar ., yang
menunjukkan pada ketinggian cm cm dari ketiga jenis zat cair yang
dipakai, air memiliki pola grafik dengan sudut kemiringan yang lebih tinggi,
kemudian oli dan bensin.
Dari pembahasan diatas juga dapat diketahui nilai resolusi dari sistem
sensor ketinggian permukaan ini. Nilai resolusi sistem sensor adalah satuan
ukuran terendah yang dapat dibaca oleh sensor, dalam hal ini adalah satuan
tinggi permukaan terkecil yang terbaca oleh sensor. Untuk bensin, oli, dan air
memiliki nilai resolusi yang sama yakni , cm.
Karakterisasi pada penelitian ini dilakukan untuk mencari parameter
parameter sensor sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Nilainilai tersebut
dapat dirangkum yang ditampilkan pada tabel ..
Tabel .. Karakteristik Multimode Fiber Coupler sebagai Sistem Sensor
Ketinggian Permukaan.
Zat
Cair
Resolusi
Rentang
pengukuran
Daerah Linier
Sensitivitas
Bensin ,
.
Oli ,
.
Air ,
.
berdasar pada Tabel . dapat disimpulkan bahwa sensor ketinggian
permukaan dengan memanfaatkan multimode fiber coupler sangat baik
diaplikasikan sebagai sistem sensor.
Selain itu, dalam perancangan sistem sensor ini juga tidak terlepas dari
peran membran yang digunakan yakni membran yang terbuat dari bahan nitrile
polymer. Membran ini terbukti tahan atau resistif terhadap bensin, dimana
pada kebanyakan polymer biasanya tidak tahan terhadap bensin yang ketika
berinteraksi dengan bensin akan mengalami kerusakan struktur pada bahan
tersebut sehingga terjadi pemelaran atau paling buruk adalah bahan/material
polymer tersebut akan hancur. Disamping itu, sifat elastisitas membran juga
berpengaruh terhadap respon ketinggian zat cair. Membran dengan elastisitas
tinggi hanya akan sangat responsif untuk tekanan yang rendah, sebaliknya
membran dengan elastisitas rendah hanya akan sangat responsif terhadap
tekanan yang tinggi. Hal ini tentunya diakibatkan oleh sifat yang dimiliki oleh
bahan/material membran tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen, hasil, dan pembahasan yang telah dilakukan
dalam penelitian Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor
Ketinggian Permukaan Bensin Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseran,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
. Dengan memanfaatkan prinsip hidrostatik dan sensor pergeseran yang
menggunakan Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile
polymer dapat dikonstruksi sensor ketinggian permukaan bensin dan oli.
Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan sensor yang dapat mensensing
perubahan ketinggian sebagai input dan merubahnya menjadi tegangan
keluaran detektor sebagai output.
. Sensor ketinggian permukaan dengan memanfaatkan multimode fiber
coupler dan membran berbahan nitrile polymer memililki nilai resolusi
sebesar , cm, jangkauan cm cm, dan daerah linier sebesar
cm cm serta nilai sensitivitas sensor untuk bensin dan oli masing
masing sebesar . dan . .
. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan bahwa
. Membran yang digunakan harus sesuai dengan sampel, sehingga dipilih
material membran yang tidak berinteraksi dengan sampel
. Sebaiknya memilih membran dengan elastisitas sesuai dengan
ketinggian yang diinginkan, untuk ketinggian yang besar sebaiknya
dipilih membran dengan elastisitas rendah dan sebaliknya untuk
ketinggian yang rendah dipilih membran dengan elastisitas tinggi,
dikarenakan elastisitas membran dapat mempengaruhi respon sensor
terhadap perubahan ketinggian sampel
DAFTAR PUSTAKA
Allard, F., , Fiber Optic Handbook, Mc Graw Hill, New York.
Alonso, Marcelo, Edward J.Finn, , DasarDasar Fisika Universitas Edisi
Kedua Jilid Mekanika Dan Termodinamika, hal ,
ErlanggaJakarta
Binu, S. V.P. Mahadevan Pillai, N. Chandrasekaran, , Fiber Optic
Displacement Sensor for Measurement Amplitude and Frequency of
Vibration, Optic amp Laser Technology, . University of
Kerala, Kariavattom, Thiruvananthapuram , Kerala, India
Bongsoo, LEE, Gye Rae, SoonCheol CHUNG and Jeong Han Yi., , Journal
Korean Physical Society.
C. D. Singh and Karan Singh, , Optical and Quantum Electronic
C. Vzquez, A.B. Gonzalo, S. Vargas, J. Montalvo, , Multisensor System
Using Plastic Optical Fibers For Intrinsically Safe Level
Measurements, Sensors and Actuators, A . Universidad
Carlos III Madrid Avenida Universidad , Legans, Madrid
,Spain
Carr, Joseph J. and John M. Brown, , Introduction to Biomedical Equipment
Technology, Third Edition, Prentice Hall Inc., A Pearson Education
Company, Upper Saddle River, New Jersey .
D. Inaudi, B. Glisic, , Field Applications of Fiber Optic Strain and
Temperature Monitoring Systems, The st International Workshop on
Optoelectronic Sensorbased Monitoring in Geoengineering st
OSMG, Pages , Nanjing, China.
Fernando, X. , Adroit Group, Lecture Handout WDM Concept and
Component, Ryerson University.
Giles, Ranald V, . Mekanika Fluida amp Hidrolika. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hossein Golnabi, , Design and Operation of A Fiber Optic Sensor For Liquid
Level Detection, Optics and Lasers in Engineering, .
Sharif University of Technology, Tehran, Iran
Ismiatun, , Aplikasi multimode Fiber Coupler Sebagai Sistem Sensor Suhu
dengan Menggunakan Probe Aluminium, Skripsi S, Universitas
Airlangga, Surabaya.
Karyono, Iwan Yudi, , Analisa Aliran Berkembang Penuh Dalam Pipa,
Universitas Indonesia.
Keiser, G, , Optical Fiber Communication, Mc Graw Hill Book Co.
Krohn, D.A, , Fiber Optic Sensor, Fundamental and Application,
rd
, ISA,
New York.
KyungRak Sohn, JoonHwan Shim, , LiquidLevel Monitoring Sensor
Systems Using Fiber Bragg Grating Embedded In Cantilever, Sensors
and Actuators, A , Korea Maritime University,
DongsanDong, YoungdoGu, Busan , South Korea.
Laud, B.B, Penterjemah Susanto, , Laser dan Optik Non Linier, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Lomer, M., J. Arrue , C. Jauregui, P. Aiestaran, J. Zubia, J.M. LopezHiguera,
, Lateral Polishing of Bends In Plastic Optical Fibres Applied to
A Multipoint LiquidLevel measurement sensor, Sensors and
Actuators, A , Spain.
Nave, Carl. R, , Physics for The Health Sciences
rd
Edition, Saunders
Company Philadelphia.
Negara, Anugrah P., Ashariyanto, Rudy, , Aplikasi Gelombang Ultrasonik
Untuk Mengukur Level Ketinggian Air, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Pekka Raatikainen , Ivan Kassamakov , Roumen Kakanakov , Mauri Luukkala,
, FiberOptic LiquidLevel Sensor, Sensors and Actuators, A
, Bulgarian Academy of Science, Institute of Applied Physics,
Plovdiv, Bulgaria.
Reza, S. A., N. A. Riza, , Agile LensingBased NonContact Liquid Level
Optical Sensor For Extreme Environments, Optics Communications,
, The College of Optics amp Photonics University of
Central Florida, Central Florida Boulevard, Orlando, FL
, USA.
Rohman, M. Nurur, , Rekonstruksi Numerik Holografi Digital, Skripsi S,
Universitas Airlangga, Surabaya.
Samian dan Supadi, , Sensor Ketinggian Air Menggunakan Multimode Fiber
Coupler, Departemen Fisika,Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga, Surabaya
Samian, , Direction Coupler Sebagai Sensor Pergeseran Mikro, Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Fotonika, Surabaya.
Samian, , Performansi Multimode Fiber Coupler Dengan Parameter
Coupler Berbeda Sebagai Sensor Pergeseran, Jurnal Ilmu Dasar.
.
Samian, Gatut Yudoyono, , Aplikasi Multimode Fiber Coupler sebagai
Sensor Temperatur, Jurnal Fisika da Aplikasinya, .
Samian, Yono Hadi Pramono, Ali Yunus Rohedi, Febdian Rusydi, AH Zaidan,
, Theoretical and Experimental Study of FiberOptic
Displacement Sensor Using Multimode Fiber Coupler. Journal of
Optoelectronics and Biomedical Materials, .
Sharon,D., William, D. C., , Sensor and Tranducer,
http//journal.mercubuana.ac.id/data/SensorampTranduser.pdf.
Diakses pada tanggal Juli .
Sirohi, RS., , A Course of Experiments With He Ne Laser, Wiley Eastern
Limited, New Delhi.
Sklodowski, M., . Theory and Aplication of Fiber Optics Sensor to
Settlement of Historical Structure, Proceeding AMAS Workshop,
Jadwisun, .
Suyanto, . Bahan Bakar dan Minyak Lumas, Sekolah Tinggi Perikanan,
Jakarta.
Warsowiwoho dan Gandhi Harahap, . Bahan Bakar, Pelumas, Pelumasan dan
Servis, Pradnya Paramita, Jakarta.
LAMPIRAN
Data karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sistem sensor ketinggian
permukaan
Tinggi m
Oli Air Bensin
Tegangan V Tegangan V Tegangan V
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
Tinggi m
Oli Air Bensin
Tegangan V Tegangan V Tegangan V
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
Tinggi m
Oli Air Bensin
Tegangan V Tegangan V Tegangan V
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
Tinggi m
Oli Air Bensin
Tegangan V Tegangan V Tegangan V
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
LAMPIRAN
Data Spesifikasi Oli PRIMAXP Hasil Produksi PT. PERTAMINA
PRIMA XP SAE W
APLIKASI MULTIMODE FIBER COUPLER SEBAGAI SENSOR KETINGGIAN
PERMUKAAN BENSIN DAN OLI BERBASIS SENSOR PERGESERAN
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Fisika Pada
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Disetujui Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Samian, S.Si, M.Si NIP.
Supadi, S.Si, M.Si NIP.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor Ketinggian Permukaan Bensin Dan Oli
Berbasis Sensor Pergeseran Hadi Suntaya Februari
Penyusun NIM Tanggal Ujian
Disetujui Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Samian, S.Si, M.Si NIP.
Supadi, S.Si, M.Si NIP.
Mengetahui Ketua Program Studi S Fisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Drs. Siswanto, M.Si NIP.
diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan. Dokumen skripsi ini
merupakan hak milik Universitas Airlangga . tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan
harus menyebutkan sumbernya sesuai keabiasaan ilmiah. namun tersedia di perpustakaan
dalam lingkungan Universitas Airlangga.PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI Skripsi ini
tidak dipublikasikan.
Prinsip kerja sensor berdasarkan tekanan hidrostatik dan sensor pergeseran menggunakan
fiber coupler. dan Supadi. S. cm cm untuk bensin dan oli. dan daerah linier masing masing
sebesar .Si. Perubahan daya optis terbaca melalui tegangan keluaran detektor optis. S.
jangkauan. untuk bensin serta . Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.Si.Hadi Suntaya. untuk oli.Si. cm cm.. Skripsi dibawah bimbingan Samian.Si. Nilai
sensitivitas sensor diperoleh sebesar . Perubahan bentuk membran tersebut menyebabkan
perubahan daya optis cahaya pantulan dari membran yang diterima oleh kanal sensing fiber
coupler. Parameter sensor yang dihasilkan berupa resolusi. Artinya multimode fiber coupler
dan membran berbahan nitrile polymer dapat diaplikasikan sebagai sensor ketinggian
permukaan bensin dan oli. Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor Ketinggian
Permukaan Bensin Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseran. M. Perubahan tekanan pada
membran mengakibatkan perubahan bentuk membran dari datar menjadi cembung. . cm.
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian aplikasi multimode fiber coupler dan membran
berbahan nitrile polymer sebagai sensor untuk mendeteksi ketinggian permukaan bensin dan
oli. sensor ketinggian permukaan bensin dan oli v . M. Mekanisme deteksi dilakukan dengan
mendeteksi perubahan tekanan bensin dan oli pada membran di dasar tangki akibat
perubahan ketinggian bensin dan oli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang linier antara perubahan ketinggian permukaan bensin dan oli terhadap
tegangan keluaran detektor.. Kata kunci Multimode fiber coupler.
The mechanism of detection is done by detecting the pressure changes of gasoline and oil
on the membrane which located at the base of the tank due to the changes of height of
gasoline and oil. M. . ABSTRACT A research about application of multimode fiber coupler
and a membrane which made from nitrile polymer as detection sensor of the height level of
gasoline and oil have been done. Aplication of Multimode Fiber Coupler as a Height Level
Sensor for Gasoline and Oil Based on Displacement Sensor. and the linear region
respectively are . Sensor parameters that obtained is resolution. The changes of optical
power are read through the optical detectors output voltage. M..Si. The value of sensitivity of
sensor for gasoline is . S. This means that multimode fiber coupler and a membrane made
from nitrile polymer can be applied as a height level sensor of gasoline and oil. height level
sensor of gasoline and oil vi . cm cm.. The results show that there is a linear relationship
between height level of gasoline and oil toward to the change of detectors output voltage. .
dynamic range. The changes of pressure on the membrane cause the membranes shape
change from flat to convex. Department of Physics Faculty of Science and Technology
University of Airlangga.Si. Keywords Multimode fiber coupler. and for oil is .Hadi Suntaya.
This thesis is under guidance of Samian. and Supadi.Si. The change of membranes shape
cause the changes of optical power of reflected light from membrane that received by the
sensing port of fiber coupler. The working principle of sensor based on the hydrostatic
pressure and displacement sensor using fiber coupler. S.Si. cm. cm cm for gasoline and oil.
Si.Si. . Keponakanku Nea tercinta yang telah memberikan senyumannya yang terindah serta
tingkah laku yang lucu sehingga sangat menghibur di saat penulis dilanda kegalauan.
Engkau terlalu berarti bagiku. motivasi. untuk itu secara khusus penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesarbesarnya kepada . selaku dosen pembimbing I yang dengan
penuh keikhlasan. doa. M. pikiran. Ibu dan abah tersayang yang selalu memberikan kasih
sayang. . kesabaran. S. dan keteguhan telah mencurahkan tenaga. . kekuatan. sehingga tak
cukup rasanya seisi bumi dan langit ini untuk membalasnya. Serta sholawat serta salam
tercurah atas Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengajarkan kebenaran. dan
materi di setiap langkah penulis. Bapak Samian. vii . Kakak dan kakak ipar yang selalu
memberikan pengarahan dalam memecahkan permasalahan yang penulis hadapi.KATA
PENGANTAR Ucapan rasa syukur yang tiada terkira kami haturkan kepada Allah SWT
karena atas limpahan karunia hidayah serta rahmatNya sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul quotAplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor Ketinggian Permukaan
Bensin Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseranquot ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
dan perjuangan kepada seluruh ummat manusia.
ilmu serta meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.Si selaku dosen wali yang telah memberi saran dan dukungan pada penulis selama
menempuh kuliah. Bapak Drs. ilmu dan dengan sabar membimbing penulis hingga
terselesainya skripsi ini. Bapak Drs. Siswanto. M. Randis. Yuni. Bapak Drs. Irul. . . . M. Imam
dan Yopy. Dita. yang telah memberi pengarahan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi
ini. .Si selaku penguji II yang membantu kelancaran selama sidang skripsi dan revisi skripsi
ini.Si. Djoni Izak R.Si. S.Si selaku Ketua Departemen Fisika yang telah memberi banyak
kemudahan pada penyusunan skripsi ini maupun dalam persoalan akademik. Bapak Supadi.
. . Rohman. . Adam dan Mbah Riki yang rela ngebossi saat karaokean. Linggar. viii . Teman
senasib sepenanggungan. saran. selaku penguji I. M. Kiki. Arek Koz yang telah
menyediakan kamarnya kalau penulis sedang pulang kemalaman. M. Romi. Pujiyanto MS.
Sahabat setia BACKPACKERS dan Teman NGOPI PLUS PLUS.Si. Arif Wibowo M. Zulmy.
Teman KARAOKE. yang telah menemani pada saat melakukan pengambilan data skripsi. R.
Chandra. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan. .Si dan Bapak
Supadi S.. Irul. AYO KITA JELAJAHI amp TAKLUKKAN DUNIA. Afif. Bapak Drs. Erik. .
Semoga skripsi ini membawa hikmah dan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Mas Deni.. Pak Samidi. Mas Fajar. Temanteman angkatan . yang banyak memberikan
inspirasi dan bantuannya saat kuliah. sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan skripsi ini. ruang kuliah dan kampus yang memberi
kepercayaan di dalam penggunaan laboratorium.Bengkel Fisika. . terima kasih atas segala
macam bentuk bantuan dan dukungan yang telah diberikan pada penulis..Optika amp
Aplikasi Laser. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita
semua. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. dan Pak Satpam
selaku petugas Lab. Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangan. Februari Penulis HADI SUNTAYA ix . Surabaya. Halimah dan Mirza yang telah
memberikan support semangat dan doanya. . Lab. Teman SPESIAL.
................................... Batasan Masalah .....
........................................................................................................................ Tujuan
Penelitian ... x .................... Sensor ........ v ABSTRACT
......................................................................................................
....................................................................................................................................................
............................. ......................................................................... vii DAFTAR ISI ... BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................. Rumusan Masalah
.............................................................................................................
.......................................................................................................................................
............................................................................................................ ...................................
Sensor Pergeseran ...................................................... vi KATA PENGANTAR
....................................................................... ....................... ...................... x DAFTAR
GAMBAR .......... iii PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ............................ iv ABSTRAK
.................. i LEMBAR PERSETUJUAN ...
................................................................................... Fiber coupler
.........................................................................................................DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR JUDUL ......... Serat Optik
...................................................................................................... Manfaat Penelitian ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................. ii LEMBAR PENGESAHAN
...................................................... Latar Belakang Masalah ........................ xii DAFTAR
LAMPIRAN ..........................................................
............................................................................................................................. Laser HeNe
.......................................................................................................
...................................................... BAB III METODE PENELITIAN ...
......................................................... Pembahasan .............. Kesimpulan .................. Tekanan
........................................................ ................................................... Waktu Tempat
Penelitian ................ Bensin
....................................................................................................................................................
.................................... Desain Sensor
....................................................................................................................................................
............. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................... BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ...... ....................... .............. Peralatan Dan Bahan ............... Oli
..................................................... .................... Hasil Penelitian
........................................................................... ............................... Prosedur Penelitian
................................................................. Metode Analisis Data ................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi ............... ... ............. Saran
.......................................................................... ... .............................. Pengambilan Data
...................................................................
............................................................................................................. ....................................
. Keluaran dari alat ukur sensor panas a Definisi waktu bangkit b Definisi waktu turun Desain
sensor pergeseran menggunakan multimode fiber coupler Skema berkas cahaya yang
diemisi dan diterima oleh kanal sensing dengan metode bayangan . . Skema tingkat energi
HeNe Penampang Serat Optik Perambatan Gelombang pada Multimode Step Indeks
Perambatan Gelombang pada Multimode Graded Indeks Perambatan Gelombang pada
Singlemode Step Indeks Sketsa perambatan sinar pada serat optik stepindex Fiber coupler
struktur simetri x berbahan serat optik dengan metode fused . Rancangan sensor level
ketinggian Setup alat percobaan Setup alat karakteristik multimode fiber coupler sebagai
sensor ketinggian permukaan xii .DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman . . . . . .
. Plot grafik tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin Daerah linier dari plot
grafik tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin . . . . .
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Lampiran Data karakterisasi multimode fiber coupler
sebagai sistem sensor ketinggian permukaan Data Spesifikasi Oli PRIMAXP Hasil Produksi
PT. PERTAMINA PRIMA XP SAE W xiii .
maka tekanan pada bidang dasar zat cair juga akan semakin meningkat. sebaliknya
semakin dekat permukaan suatu zat cair terhadap bidang dasarnya. Untuk zat cair yang
diam fluida statis memiliki beberapa sifat. Zat padat tidak termasuk fluida karena zat padat
tidak dapat mengalir serta zat padat dianggap sebagai bahan yang reaksi deformasinya
terbatas ketika menerima atau mengalami suatu gaya geser. Semakin tinggi permukaan
suatu zat cair terhadap bidang dasar tempatnya. fluida dapat digolongkan menjadi dua
macam yakni fluida statis dan fluida dinamis. Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat .
Dari definisi fluida tersebut yang termasuk dalam kategori fluida adalah zat cair dan gas.
Yang dimaksud dengan gaya geser adalah suatu gaya yang menyebabkan sesuatu berubah
arah momennya. atau dengan kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adalah suatu zat
yang tidak mampu menahan gaya geser tanpa berubah bentuk. sedangkan fluida dinamis
adalah fluida dalam keadaan bergerak.menerus berubah bentuk apabila mengalami gaya
geser shearing force Iwan. salah satunya yakni tekanan. fluida memperlihatkan fenomena
sebagai zat yang terus . . Berdasarkan prinsip hidrostatik.BAB I PENDAHULUAN . maka .
Berdasarkan sifatnya. Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam. Selain itu.zat yang
mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. tekanan pada
suatu titik dalam suatu zat cair bergantung pada ketinggian zat cair tersebut.
Beberapa metode untuk mengukur ketinggian zat cair telah banyak dilakukan selain
berdasarkan prinsip hidrostatis. dengan prinsip gelombang ultrasonik telah berhasil
dikembangkan untuk mengukur ketinggian air Negara. radiometri dan optik. Sebagai contoh.
inframerah. . kemudian gelombang pantulan diterima receiver Rx dan diumpankan ke sistem
upcounter. teknik optofluidic dengan electronically controlled variable fokus lens atau ECVFL
juga berhasil dikembangkan Reza. Ketinggian cairan ditentukan dengan cara
membandingkan ukuran spot berkas dengan panjang fokus lensa pada tabel ECVFL. Serat
optik menjadi salah satu pilihan . elektromekanik. Selisih waktu tempuh penjalaran
gelombang ultrasonik dari transmitter Tx sampai dengan diterima kembali oleh receiver Rx
berbanding lurus dengan ketinggian air. Sehingga kita bisa mengetahui ketinggian suatu zat
cair yang diam apabila kita mengetahui tekanan pada bidang dasar zat cair tersebut. Salah
satunya adalah dengan menggunakan serat optik fiber optic. ultrasonik. Deteksi dilakukan
dengan merekam profil spasial intensitas berkas cahaya berdaya rendah yang merupakan
pantulan dari permukaan cairan sebagai fokus lensa ECVFL. Usahausaha untuk membuat
sensor sebagai alat ukur dalam sebuah pengukuran telah banyak dilakukan dewasa ini.
Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmitter Tx dengan frekuensi KHz. gelombang
mikro. diantaranya yakni dengan prinsip kapasitif. Prinsip kerja sensor ketinggian zat cair
tersebut dapat bersifat kontak langsung intrusive maupun tidak langsung nonintrusive
dengan zat cair. tekanan pada bidang dasar zat cair akan semakin menurun. Kemudian.dkk.
.dkk.
Prinsip kerja sensor serat optik dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu berbasis
pada modulasi panjang gelombang. . Teknik ini tidak dapat mendeteksi ketinggian zat cair
secara kontinu. dapat dihubungkan dengan sistem komunikasi data serta dimensinya yang
kecil dan ringan memudahkan penginstalannya Krohn. Prinsip kerjanya adalah perubahan
daya optis cahaya pantulan total di dalam probe akibat perubahan indeks bias medium di
sekitar probe. vibrasi Binu et al. konsentrasi gas Singh and Karan. Teknik yang lebih
sederhana juga berhasil dilakukan dengan mendeteksi rugi daya optis cahaya dalam serat
optik yang dipoles dan dilengkungkan sebagai sensor yang kontak secara langsung dengan
zat cair Lomer et al. . akurasi pengukuran yang tinggi. serta parameter fisis lainnya. .
maupun elemen sensitif berbentuk kerucut Pekka et al. Sensor serat optik telah digunakan
untuk mendeteksi beberapa parameter fisis diantaranya adalah deformasi bahan
Sklodowski. diantaranya yang berhasil diteliti adalah sensor ketinggian zat cair
menggunakan serat optik dengan probe berupa prisma Hossein. suhu Bongsoo et al.
pengembangan sensor yang menjanjikan karena memiliki keunggulan diantaranya yaitu
tidak kontak langsung dengan obyek pengukuran. . . tidak menggunakan sinyal listrik. .. .
immun terhadap induksi listrik maupun magnet... . . Disamping itu. Penggunaan serat optik
sebagai sensor level ketinggian zat cair telah banyak dilakukan. pergeseran Samian et al.
dapat dimonitor dari jarak jauh. strain bahan Inaudi and Glisic. modulasi fase dan modulasi
intensitas Krohn. ... tetapi hanya dapat mendeteksi pada titiktitik tertentu yang menandakan
ketinggian zat cair.
dkk .. dengan teknik yang sederhana telah dikembangkan juga sensor level ketinggian air
berdasarkan sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas menggunakan fiber coupler
serta menggunakan prinsip hidrostatis. Vazquez et al. . Modulasi intensitas yang dipantulkan
kembali ke fiber coupler dapat mendeteksi secara kontinyu ketinggian air. sistem sensor
tidak kontak langsung dengan zat cair. sebagaimana dilakukan Samian. pada penelitian
sebelumnya. . Teknik lain yang berhasil dikembangkan adalah menggunakan dua buah serat
optik sebagai pemancar dan penerima berkas cahaya melalui sebuah lensa head sensor.. .
Prinsip kerjanya adalah tekanan hidrostatis yang bergantung pada ketinggian permukaan air
akan dimanfaatkan untuk menekan membran. Kelebihan yang dimiliki sensor ini adalah
mampu mensensing perubahan ketinggian secara kontinyu. Akan tetapi. Pergeseran
panjang gelombang Bragg terjadi karena perubahan panjang FBG akibat terdorong atau
tertarik oleh pelampung yang berada pada permukaan zat cair. zat cair yang digunakan
adalah air. deteksi ketinggian zat cair melalui pergeseran panjang gelombang Bragg yang
dihasilkan dari Fiber Bragg Grating FBG telah berhasil dilakukan KyungRak et al. Kemudian.
Pada penelitian sebelumnya. Amplitudo berkas cahaya pantulan dari permukaan zat cair
yang diterima serat optik penerima melalui lensa dapat mengindikasikan ketinggian zat cair
C. Pergeseran membran akibat tekanan tersebut dapat dideteksi menggunakan fiber coupler
Samian dan Supadi. sehingga dari kesamaan sifat sebagai fluida serta prinsip tekanan
hidrostatik yang dimiliki oleh fluida maka konsep sensor ini memungkinkan dilakukan
terhadap bensin dan oli. membran yang digunakan sebagai media yang .
Dari latar belakang tersebut maka dengan desain sensor yang dihasilkan dengan serat optik
Multimode fiber coupler. hal ini diduga dari adanya hubungan singkat arus listrik pada
instalasi pengukur ketinggian bensin dari tempat penyimpanan tersebut. Penggunaan
sampel berupa bensin dan oli dalam penelitian ini. tentunya dengan terjaminnya keamanan
penggunaan yang berkaitan dengan ledakan bahan tersebut khususnya bensin. Apakah
Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer dapat digunakan sebagai
sensor ketinggian permukaan bensin dan oli . sehingga dalam penelitian ini digunakan
membran yang terbuat dari bahan nitrile polymer yang tidak mengalami kerusakan ketika
berinteraksi dengan bensin maupun oli. maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut . membran berbahan nitrile polymer serta menggunakan prinsip hidrostatis ini dapat
dihasilkan sensor ketinggian pada bensin dan oli. Rumusan Masalah Dari latar belakang
penelitian ini. . Pada beberapa waktu yang lalu telah terjadi ledakan dan kebakaran pada
area penyimpanan bahan bakar bensin yang terdapat pada perusahaan kilang minyak
sehingga banyak menimbulkan korban jiwa. mengalami tekanan hidrostatik terbuat dari
bahan latex yang akan mengalami kerusakan apabila berinteraksi dengan zat cair yang
mengandung gugus hidrokarbon semisal bensin dan oli. dikarenakan pentingnya manfaat
yang dimiliki kedua cairan ini dalam kehidupan manusia. karena sensor ini tidak mengalami
kontak langsung dengan zat cair yang digunakan serta tidak menggunakan isyarat listrik
sebagai sinyal sensor.
Digunakannya serat optik ini karena memiliki performasi yang paling baik diantara serat
optik lain yang dimiliki Laboratorium Optik Dan Laser. . directivity dan exces loss dari
Multimode Fiber coupler yang digunakan masingmasing sebesar . dan sensitivitas sensor
ketinggian permukaan Multimode fiber coupler. Nilai coupling ratio. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut . Jenis serat optik yang digunakan adalah Multimode
Fiber coupler berstruktur x dari bahan serat optik plastik berdiameter mm diameter core m. . .
Merancang bangun Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer sebagai
sensor ketinggian permukaan pada bensin dan oli. nm. . rentang pengukuran. dB.
Menentukan nilai resolusi. Membran yang digunakan adalah membran berbahan nitrile
polymer. Uniphase dengan daya keluaran mW. dan sensitivitas sensor ketinggian
permukaan menggunakan Multimode fiber coupler . dB. Karena membran jenis ini yang
mampu diperoleh saat akan melakukan penelitian. . dan . Berapakah resolusi. Laser yang
digunakan adalah laser HeNe Klasse DIN . . rentang pengukuran.. tebal cladding m dan
panjang cm. . Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah .
dengan metode ini didapatkan pengukuran yang akurat. . meskipun rancang bangun sensor
ketinggian bensin dan oli yang dihasilkan masih dalam skala laboratorium. . namun prinsip
sensor yang dihasilkan berpotensi untuk dikembangkan sebagai sensor ketinggian bensin
dan oli dalam skala yang sesungguhnya karena dari hasil penelitian telah terbukti faktor
keamanannya dari kebakaran maupun ledakan. dan teknik pengoperasian yang mudah.
Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini. Selain itu. beresolusi tinggi. sebab tidak
menggunakan isyarat listrik sebagai sinyal.
seperti energi listrik. maka persyaratan umum sensor yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut. dasar sensor pergeseran. a. kulit sebagai sensor peraba. misalnya tentang
pengertian sensor. serta teoriteori pendukung lain yang diperlukan. telinga sebagai sensor
pendengaran. Contohnya. Dalam memilih peralatan sensor yang tepat dan sesuai dengan
sistem yang akan di sensor. . Sensor Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi gejalagejala atau sinyalsinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan teori dan konsep yang mendukung
percobaan. energi biologi. LDR light dependent resistance sebagai sensor cahaya. energi
fisika. sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang
dirasakannya. Contohnya Camera sebagai sensor penglihatan. kualifikasi alat alat dan
bahan yang digunakan pada percobaan. energi kimia. Linearitas Ada banyak sensor yang
menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap
masukan yang berubah secara kontinu. biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana
perubahan keluaran dibandingkan . dan lainnya. Dalam kasus seperti ini. energi mekanik
dan sebagainya D Sharon dkk. .
Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan perubahan keluaran
dibandingkan unit perubahan masukan. yang berarti perubahan satu derajat pada masukan
akan menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. beberepa sensor panas dapat
memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan satu volt per derajat. maka sensitivitasnya juga
akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. dengan masukannya berupa sebuah
grafik. a menunjukkan tanggapan linear. yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor
yang pertama. b menunjukkan hubungan nonlinear. Temperatur masukan Temperatur
masukan Tegangan keluaran Tegangan keluaran a. Linearitas sensor juga mempengaruhi
sensitivitas dari sensor. Sensor dengan tanggapan pada gambar . memperlihatkan
hubungan antara dua buah sensor panas yang berbeda. Misalnya. Hubungan linear b.
sedangkan pada gambar . Garis lurus pada Gambar . Hubungan nonlinear Gambar . Apabila
tanggapannya linier. Keluaran dari alat ukur sensor panas D Sharon dkk.. Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukkan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang
diukur. Gambar . b. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan dua volt per derajat.
Tanggapan waktu dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk output sensor
untuk berubah dari keadaan sebelumnya ke nilai parameter keluaran. Sebaliknya. Carr. . .
Resolusi Nilai resolusi sistem sensor adalah satuan ukuran terendah yang dapat dibaca oleh
sensor. atau dengan kata lain resolusi merupakan nilai perubahan terkecil dari input sensor
yang dapat mengubah output sensor Joseph J. c. . Tanggapan waktu Secara umum sensor
tidak mengubah parameter keluaran segera ketika perubahan parameter masukan terjadi.
Gambar . d.. a Definisi waktu bangkit b Definisi waktu turun Joseph J. Carr. itu akan berubah
menjadi keluaran baru selama periode waktu tertentu yang disebut tanggapan waktu. . . b
akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada temperatur yang rendah D Sharon
dkk.
pergeseran. photo transistor. dsb. RTD. temperatur. posisi. Maka secara umum sensor
dapat dikelompokkan menjadi bagian berdasarkan fungsi dan penggunaannya. semakin
komplek suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak pula jenis sensor yang
digunakan. Contohnya bimetal. photo multiplier. gerak lurus dan melingkar. dsb. load cell.
photo multiplier. bourdon tube. photo dioda. Contohnya photo cell. Perkembangan sensor
sekarang ini sangat pesat sesuai dengan kemajuan teknologi otomasi. dsb. laju aliran.
Contohnya. infrared pyrometer. strain gage. yaitu a Sensor Thermal panas Sensor thermal
adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas. tekanan. seperti
perpindahan. fiber optik. proximity. linear variable deferential transformer LVDT. photo
transistor. . pyrometer optic. photovoltaik. photo voltaic. c Sensor Optis cahaya Sensor optik
adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya
dengan memanfaatkan peristiwa pantulan atau pembiasan cahaya yang mengenai benda
ataupun ruangan. termokopel. b Sensor Mekanis Sensor mekanis adalah sensor yang
digunakan untuk mendeteksi perubahan gerak mekanis. termistor. hygrometer. photo diode.
suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. potensiometer.
dkk. Desain sensor pergeseran menggunakan multimode fiber coupler Samian. . kanal
sensing fiber coupler berperan sebagai penyampai berkas laser terhadap cermin sekaligus
pengumpul berkas laser yang dipantulkan balik oleh cermin. Dengan mengukur tegangan
keluaran berkas laser tiap pergeseran cermin akan diperoleh hubungan antara daya optik
laser akibat pergeseran cermin Samian. Kanal sensing berfungsi sebagai pemancar
sekaligus penerima berkas cahaya pentulan dari cermin. . dkk. Gambar . . Sensor
Pergeseran Desain fiber coupler sebagai sensor pergeseran terdiri dari laser. Pergeseran
cermin akan menyebabkan perbedaan banyak cahaya yang diterima kanal sensing. detektor.
Berkas laser yang keluar dari kanal deteksi akan ditangkap oleh detektor optik untuk
dikonversi menjadi besaran listrik berupa tegangan. Tegangan keluaran berkas laser diukur
dengan menggunakan mikrovoltmeter.. . Prinsip kerja fiber coupler sebagai sensor
pergeseran berbasis modulasi intensitas adalah sebagai berikut. fiber coupler dan cermin
target yang diperlihatkan pada gambar .. Banyaknya cahaya yang diterima kanal sensing
fiber coupler dapat dideteksi pada kanal deteksi.
Gambar di atas menunjukkan skema perjalanan berkas cahaya yang diemisi dan diterima
kanal sensing dengan menggunakan metode bayangan. a Pb Pt exp W z . Hubungan
tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan . Gambar . Dari gambar dapat diperoleh.
Hubungan perubahan daya optik cahaya akibat pergeseran cermin dapat dianalisis dengan
menggunakan pendekatan berkas Gaussian. Untuk memperoleh hubungan antara daya
optik dan pergeseran cahaya. Skema berkas cahaya yang diemisi dan diterima oleh kanal
sensing dengan metode bayangan Samian. dan berkas keluaran dari kanal sensing
dianggap berbentuk kerucut simetri dengan sudut . . .. Wz adalah jarijari berkas dan a adalah
jarijari serat optik. . dkk. ada beberapa asumsi yang digunakan. dkk. antara lain penampang
serat optik pada kanal sensing dianggap rata dan sejajar dengan permukaan cermin. berikut
Samian.
Dengan substitusi persamaan . Sedangkan konstanta c tan sin NA a dengan NA dan a
masingmasing adalah numerical aperture dan jarijari serat optik Samian. . ditampilkan oleh
Gambar . Gambar . Dengan Pb. daya total cahaya dan pergeseran cermin.. Dari desain
sensor pergeseran ini dapat dihasilkan data yang dapat dimuat pada sebuah pola grafik
yang ditampilkan dalam Gambar . Pt dan z masingmasing menyatakan daya optik cahaya
yang diterima kanal deteksi. dkk. W z z tan a .. maka diperoleh Pb Pt exp cz . Plot grafik
tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin Samian. ke persamaan . . . dkk.
dan daerah liniernya dari Gambar .
dan cermin kedua yang disebut dengan cermin keluaran adalah cermin penerus sebagian
partially transmitting Rohman. Gambar . dkk. Komponen utama laser HeNe adalah zat aktif.
yaitu berkasnya kecil dan sangat terarah. . cermincermin resonator. . Berkas laser HeNe
mempunyai keistimewaan dibanding dengan sumber cahaya konvensional. Bahan aktif yang
dipergunakan adalah campuran gas Helium He dan Neon Ne dengan perbandingan . Laser
HeNe Laser HeNe diciptakan pertama kali pada tahun oleh Ali Javan. Daerah linier dari plot
grafik tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin Samian. Masalah utama
dalam laser gas adalah bagaimana atom dapat dirangsang secara terpilih ke tingkat tertentu
dalam jumlah yang cukup untuk mencapai . dan pemompa energi. monokromatik. Cermin
pertama memiliki koefisien reflektivitas sampai . Zat aktif ini ditempatkan pada sebuah
tabung dengan tekanan torr. koheren. Resonator terdiri dari dua buah cermin. dan
kecerahannya tinggi.. .
maka akan terjadi pertukaran energi sehingga atom Ne akan naik ke tingkat s atau s dan
atom He akan kembali ke keadaan dasar. Atom He ternyata lebih siap terangsang oleh
kejutan elektron daripada atomatom Ne. Mekanisme pembalikan populasi pada zat aktif
dapat diamati pada Gambar . .. Pemompaan elektrik ke dalam zat aktif akan menghasilkan
populasi elektron tereksitasi yang cukup memadai. Interaksi antara elektronelektron yang
dihasilkan oleh lucutan antara anoda dan katoda akan menghasilkan atomatom He yang
elektronelektronnya tereksitasi. Jika suatu atom He dalam keadaan metastabil membentur
atom Ne dalam keadaan dasar.. Hal ini memungkinkan mekanisme populasi terpilih yang
secara terusmenerus memberikan atomatom Ne ke tingkattingkat s dan s yang akan
menaikkan populasinya. Gambar . Menurut Sirohi . Skema tingkat energi HeNe Laud. .
pembalikan populasi. Aras yang dihuni oleh elektronelektron ini adalah s dan s yang
metastabil. aras s dan s dari atomatom Ne yang memiliki umur sekitar detik merupakan
kondisi yang amat sesuai untuk terjadinya aksi laser Rohman.
Serat optik terdiri dari bagian teras core yang dikelilingi oleh bagian yang disebut selubung
cladding. Gambar . m . yaitu Multimode Step Indeks Pada jenis Multimode step indeks ini.
dan . Bagian core memiliki fungsi untuk menentukan cahaya yang merambat dari satu ujung
ke ujung yang lain. dengan transisitransisi energi yang mungkin seperti telah dijelaskan di
atas.. m . . Skema bagian penyusun serat optik Keiser. Bagian teras core merupakan jalur
utama pemandu gelombang cahaya yang mempunyai indeks bias terbesar n. Sedangkan
bagian cladding berfungsi sebagai cermin untuk memantulkan cahaya agar dapat merambat
ke ujung lainnya. m. Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan . Ada beberapa
jenis serat optik. Serat optik Serat optik adalah pandu gelombang dielektrik atau media
transmisi gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica atau plastik berbentuk silinder. .
Sedangkan bagian cladding mempunyai indeks bias n yang nilainya sedikit lebih rendah
dibandingkan n Keiser. aksi laser dari campuran atomatom He dan Ne dapat menghasilkan
keluaran laser dengan panjang gelombang . Bagian terluar dari serat optik disebut jaket
coating yang berfungsi sebagai pelindung. diameter core lebih besar dari diameter cladding.
core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda. Berikut
adalah gambar dari perambatan gelombang dalam serat optik Multimode Step Indeks
Gambar . tidak terlalu berpengaruh dalam menekan rugirugi dispersi pada waktu transmisi. .
rugirugi dispersi pada waktu transmisi. Penambahan prosentase bahan silika pada waktu
pembuatan. indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsurangsur turun
sampai ke batas corecladding. Berikut adalah gambar perambatan gelombang dalam
Multimode Graded Indeks . Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat
berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Multimode Graded
Indeks Pada jenis serat optik multimode graded indeks ini. Perambatan Gelombang pada
Multimode Step Indeks Ismiatun..
. . Seperti ditunjukkan gambar berikut Gambar . digunakan teori . Perambatan Gelombang
pada Singlemode Step Indeks Ismiatun. baik core maupun claddingnya dibuat dari bahan
silica glass dengan ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding sehingga transmisi data
hanya menggunakan satu lintasan cahaya. Mekanisme pemanduan gelombang cahaya
dalam serat optik berdasar pada prinsip pemantulan dalam total pada bidang batas core dan
cladding sesuai Hukum Snellius. Perambatan Gelombang pada Multimode Graded Indeks
Ismiatun. Singlemode Step Indeks Pada jenis Singlemode Step Indeks. Gambar . Metode
semacam ini dapat menghindarkan ketidak akuratan yang dapat terjadi dalam penyaluran
data... Untuk memudahkan pemahaman mekanisme pemanduan gelombang cahaya dalam
serat optik stepindeks.
Gambar . jika sudut diperbesar secara gradual maka pada sudut tertentu.. berikut.. Pada
bidang batas antara core dan cladding dalam Gambar . Sketsa perambatan sinar pada serat
optik stepindex Keiser. Pada saat mencapai kondisi ini dinamakan sudut kritis . sinar akan
dirambatkan pada bidang batas kedua medium yaitu bidang batas core dan cladding sinar
tidak dibiaskan pada cladding. sinar dalam mendeskripsikan perambatan muka gelombang
cahaya seperti yang diperlihatkan pada Gambar . Penerapan hukum Snellius dilakukan pada
proses pemantulan dan pembiasan sinar pada bidang batas antara dua medium yang
berbeda. Sinar yang datang dari medium rapat n ke medium kurang rapat n akan dibiaskan
menjauhi garis normal. . .
dengan n dan n menunjukkan indeks bias core dan indeks bias cladding. maka dengan
menggabungkan persamaan . Untuk mengetahui sudut sinar masukan pada bagian core
serat optik agar sinar dapat terpandu. tidak ada sinar yang dibiaskan ke dalam cladding.
adalah indeks bias udara yang nilainya . . Agar sinar dapat terpandu. sehingga nilai NA serat
optik dapat ditulis sebagai berikut .. . maka sudut demikian persamaan Snellius menjadi
dengan sin dengan C . diterapkan hukum Snellius pada bidang batas antara core dan udara.
sehingga seluruh sinar akan terpandu dalam core serat optik. Persamaan . menunjukkan
hubungan antara sudut masukan sinar dengan indeks bias ketiga medium yang berinteraksi.
dapat dituliskan kembali menjadi persamaan berikut. Hubungan tersebut dinyatakan sebagai
tingkap numeris atau NA numerical aperture. dan . Untuk nilai sudut dalam Gambar .
dkk. didefinisikan beda indeks bias antara core dan selubung menurut persamaan .
perbedaan nilai n dan n sangat kecil sehingga itu . Proses perpindahan daya gelombang
optik antar pandu gelombang dapat dijelaskan menggunakan teori moda tergandeng couple
mode theory. . Nilai NA untuk serat . Untuk serat optik stepindex optik stepindex berkisar
antara multimode dari bahan plastik berdiameter core besar. . untuk serat optik singlemode
Keiser. Fiber Coupler Fiber coupler adalah divais optik yang berfungsi sebagai pembagi
daya optik power divider. Fiber coupler dapat dibuat dari serat optik multimode dengan cara
menggabungkan fused kedua buah serat optik tersebut dengan panjang lintasan kopling dan
lebar gap tertentu Samian. . . oleh sebab n Nilai berkisar sampai sampai untuk serat optik
multimode dan . . nilai NA antara Krohn.
Jika interferensinya saling menguatkan akan terbentuk gelombang optik simetri dengan
tetapan perambatan b. . Overlaping antar gelombang evanescent yang saling berinterferensi
mengakibatkan terjadinya proses perpindahan daya antar pandu gelombang optik. sehingga
transfer daya optik antara serat optik cukup tinggi Allard. dan ketika interferensinya saling
melemahkan maka akan terbentuk gelombang optik asimetri dengan tetapan perambatannya
a. Berdasarkan teori moda tergandeng couple mode theory. maka sebagian berkasnya
terevanescant ke pandu gelombang kedua. Skema fiber coupler struktur simetri x dari bahan
serat optik dengan metode fused diperlihatkan pada gambar . berikut. Berkas pada pandu
gelombang tersebut terpandu dan sebagian berkasnya akan terevanescant ke pandu
gelombang pertama lagi. . kopling antar keduanya akan menyebabkan amplitudo gelombang
optik yang merambat pada masingmasing pandu gelombang berubah sepanjang jarak
rambatnya. Fiber coupler yang tersusun dari dua buah serat optik mempunyai empat buah
port dan disebut fiber coupler struktur simetri . Serat optik multimode dipilih sebagai bahan
utama fiber coupler karena memiliki gejala evanescent. Jika ke dalam pandu gelombang
pertama ditransmisikan gelombang optik. yaitu penetrasi gelombang pada daerah selubung
cukup besar untuk modamoda orde tinggi. bila lebar gab antara dua pandu gelombang
sangat kecil akan mengakibatkan gelombang evanescent dari kedua buah pandu gelombang
disepanjang daerah gab saling memberikan gangguan perturbation.
Fiber coupler struktur simetri x berbahan serat optik dengan metode fused Fernando. diatas.
Akibat struktur penggabungan serat optik. Berkas cahaya yang tidak terkopel akan keluar
menuju port A. Proses kopling berkas cahaya diantara kedua serat optik menyebabkan rugi
losses akibat struktur fiber coupler. Rasio daya optik berkas cahaya pantulan yang menuju
port B I terbadap daya optik masukan disebut Crosstalk. Parameterparameter fiber coupler
sebagai divais optik yang perlu diketahui adalah couplingatio CR. Berdasarkan gambar
.insertion loss Lins . dengan mengambil analogi teori moda terkopel untuk pandu gelombang
planar singlemode. . Gambar . . maka sebagian berkas cahaya akan terkopel menuju port
keluaran B dengan rasio kopling ratio coupling tertentu saat melewati daerah interaksi
kopling sepanjang Lc. Rugi tersebut adalah rugi keluaran atau excess loss yaitu fraksi daya
optik keluaran terhadap daya optik masukan dan rugi sisipan atau insertion loss yaitu fraksi
daya optik pada port keluaran B terhadap daya optik masukan Samian. sebagian kecil
berkas cahaya dipantulkan menuju port Al dan Bl. jika port Al bertindak sebagai port
masukan.. excess loss Le dan . Rasio kopling ditentukan oleh panjang daerah interaksi
kopling dan lebar gap antar core serat optik g yang digabungkan.dkk.
tekanan dipancarkan dengan kekuatan sama ke semua arah dan bekerja tegak lurus pada
suatu bidang. disebut coupler dB Fernando. maka nilai CR . . Dalam bidang datar .. Tekanan
harus dinyatakan sebagai satuan gaya dibagi dengan satuan luas. Untuk kasus fluida.
Perumusan tekanan dapat dinyatakan untuk menghargai seorang ilmuwan Perancis
bernama Blaise Pascal . Dalam satuan SI. tekanan diukur dalam newton per meter kuadrat
atau . . dengan . Dengan mengacu pada gambar . crosstalk Ct. . parameterparameter
tersebut dituliskan dalam persamaanpersamaan sebagai berikut. . satuan tekanan ini
dinamakan pascal Pa Alonso and Finn. . Dalam satuan CGS satuannya adalah . . Tekanan p
Secara umum tekanan didefinisikan sebagai gaya ratarata F per satuan luas A Alonso and
Finn. . jika P P.
. bukan suatu tekanan mutlak/absolut dari dasar wadah karena tidak diperhitungkan adanya
tekanan udara yang mempengaruhi cairan tersebut.. dimana tekanan cairan adalah tekanan
relatif terhadap tekanan udara yang biasanya disebut sebagai tekanan gauge . Tekanan
mutlak adalah penjumlahan tekanan udara/atmosfir dengan tekanan cairan yang memiliki
persamaan sebagai berikut. karena gaya berat sebanding dengan kedalaman Carl R Nave. .
Jika cairan tersebut berada dalam bentuk ruang volume maka berat cairan tersebut
diperoleh . Hal ini disebabkan oleh cairan tersebut akan menggunakan gaya dari dasar
wadah yang diberikan pada cairan tepat diatas permukaan wadah cairan tersebut. tetapi
tidak akan termampatkan. Hal itu tentu sebanding pula dengan massa jenis cairan. h adalah
kedalaman cairan. Sebuah cairan akan berubah bentuk sesuai dengan wadahnya. . dimana
adalah massa jenis. Tekanan dalam cairan sebenarnya memiliki berat yang sebanding
dengan kedalamannya. Persamaan . Karena kontinuitas alami cairan sebanding dengan
gaya per satuan luasnya tekanan. diperoleh tekanan cairan dari dasar wadah adalah . yang
sama kekuatan tekan dalam suatu fluida akan sama Ranald V.Giles. Tekanan yang
disebabkan oleh zat cair diam sebanding dengan kedalaman cairan dan massa jenisnya.
dan . Dari persamaan . g adalah percepatan gravitasi. dan A luas area dasar wadah cairan.
Sehingga perubahan bentuk membran akibat tekanan hidrostatis di dasar tangki dapat
dimanfaatkan untuk sensor ketinggian zat cair. . zat yang memiliki titik didih rendah akan .
maka dapat ditentukan level ketinggian zat cair. Bensin Bensin. . Destilasi merupakan suatu
proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan pada titik didih. kerapatan
zat cair. agak kekuningkuningan. . atau Petrol biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan
Kanada adalah cairan bening. . masingmasing adalah tekanan atmosfir. Secara sederhana
destilasi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan
kembali agar menjadi cairan dengan bantuan kondensor. Suatu membran elastis yang
diletakkan pada sisi samping dekat dasar tangki akan dapat mengalami tekanan hidrostatis.
dan h. dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompokkelompok fraksi dengan titik
didih tertentu. Dalam destilasi. Dari pemaparan di atas. Bensin berasal dari minyak mentah
crude oil yang diproses melalui destilasi bertingkat. Dalam proses destilasi. dan tinggi zat
cair. percepatan gravitasi. suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap volatilitas bahan. bila dapat dibuat suatu sensor yang
dapat mengukur tekanan hidrostatis pada dasar suatu tangki. campuran zat dididihkan
sehingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan.
dengan .
Oli Pelumas Pelumas konvensional. Karena tersusun atas gugus hidrokarbon ini. hasil
penyulingan minyak bumi. umumnya terdiri atas minyak dasar crude oil. Penggabungan
unsurunsur itu membentuk oli yang mampu melumasi mesin Warsowiwoho . Pada
umumnya. Di Indonesia. ditambah campuran bahan kimia aditif guna meningkatkan
kinerjanya. .. antioksidasi dan Index Viscosity Improver campuran peningkat kekentalan.dll.
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa
diberikan sebelum bahan bakar terbakar secara spontan. Bensin tersusun atas gugus
hidrokarbon yang bergantung dari jenis bensin. Semakin tinggi bilangan oktan yang dimiliki
suatu bahan bakar maka semakin baik kualitasnya. Untuk mendapatkan senyawa bensin ini
diperlukan temperatur sekitar oC dalam proses destilasi Suyanto. .dkk. bensin
diperdagangkan dalam dua kelompok besar campuran standar premium. . . naphthene CnHn
dan aromatic CnHn dengan perbandingan yang bervariasi Suyanto. misal untuk cat. Berikut
merupakan jenis oli berdasarkan penyusunnya . tinta. dan bensin super pertamax dan
pertamax plus. bensin merupakan suatu campuran blend dari hasil pengilangan yang
mengandung paraffin CnHn. menguap lebih dulu. Sebagai bahan bakar. bensin memiliki
bilangan oktan yang tergolong baik yakni sekitar bergantung dari jenis campuran yang
ditambahkan di dalam bensin. bensin dapat digunakan sebagai pelarut. Bahan kimia yang
dipakai sebagai campuran biasanya detergen pembersih.
oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli
mineral.zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. bahan kimia yang banyak
diaplikasi sebagai pengganti antara lain ester asam berbasa dua. dan fluor. silikon. ester
organo fosfat. berfungsi mencegah . glicolpolialkilena. estersilikat. Bergantung jenis
penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau
mengawetkan usia pakai life time mesin. Oli Sintetis Pada dasarnya. Semua jenis oli pada
dasarnya sama yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas
gangguan serta berfungsi sebagai pendingin. Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal
oli mesin memang banyak ragam dan macamnya. Jumlahnya menentukan jenis oli
sintetisnya. Oli Mineral Oli mineral terbuat dari oli dasar base oil yang diambil dari minyak
bumi crude oil yang telah diolah dan disempurnakan serta ditambah dengan zat . Oli
mengandung lapisanlapisan halus. Pelumas sintetis. yaitu minyak dasar bahan kimia yang
bukan dihasilkan dari penyulingan minyak bumi. Sedangkan oli semi sintetis dibuat dengan
menggunakan minyak dasar bahan kimia yang dicampur dengan minyak mineral. sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahanbahan aditif. klorida. Mengingat proses
pengolahannya tidak lagi mengandalkan minyak dasar. Oli sintetis penuh full synthetic oil
mengandung bahan aditif.
secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mesin bensin. Untuk beberapa keperluan tertentu. terjadinya
benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin. . oli dituntut
memiliki sejumlah fungsifungsi tambahan. mencegah goresan atau keausan mesin. aplikasi
khusus pada fungsi tertentu. Mesin diesel misalnya.
karena laser yang digunakan memiliki daya keluaran yang lebih besar dibandingkan laser
HeNe biasa yang hanya memiliki tegangan keluaran sebesar mW. prosedur penelitian dan
pengambilan data. . Laser HeNe. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian
dilakukan selama sekitar enam bulan. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser HeNe
dengan panjang gelombang . peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Peralatan dan Bahan Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah .BAB III
METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi
multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli berbasis
sensor pergeseran yang meliputi waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian. serta
analisis data yang diperoleh dari penelitian. . . nm dan daya keluaran mW.. dimulai bulan
September sampai dengan bulan Januari dan dilaksanakan di Laboratorium Optik
Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. . desain sensor.
Atenuator Atenuator ini berfungsi sebagai pereduksi intensitas dari laser HeNe.
Multimode Fiber coupler yang digunakan berstruktur x dari bahan serat optik plastik
berdiameter mm diameter core m. Harada Indonesia yang memiliki ketebalan sebesar m.
Multimode Fiber Coupler. . mm serta tangki ini juga memiiki keran yang memudahkan saat
proses pengurangan volume zat cair di dalam tangki. cm dan tinggi cm yang dilengkapi
dengan skala skala terkecil mm. mm dan panjang . . . dB. directivity dan exces loss dari
Multimode Fiber coupler yang digunakan masingmasing sebesar . Membran berbahan Nitrile
polymer Membran ini berfungsi sebagai media yang mengalami tekanan hidrostatik zat cair
di dasar tangki. Membran yang dipakai merupakan sarung tangan / gloves yang terbuat dari
nitrile polymer yang diproduksi oleh PT. Selain itu.. Tangki Tangki ini dari bahan gelas
berdiameter . Mikrometer posisi Uniphase Mikrometer posisi ini berfungsi untuk menggeser
kanal sensing serat optik Multimode Fiber coupler. dan . . tebal cladding m dan panjang cm.
Nilai coupling ratio. dB. . tangki ini juga dilengkapi dengan pipa sebagai tempat untuk
mengikatkan membran yang memiliki diameter .
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah . Detektor OPT merupakan foto
detektor yang beroperasi baik pada daya optik yang rendah dan mempunyai kepekaan yang
tinggi pada daerah dekat panjang gelombang cahaya merah. Detektor ini berfungsi untuk
mendeteksi perubahan daya optik cahaya pada port deteksi akibat pergeseran cermin yang
disebabkan oleh muai panjang logam aluminium. Aluminium Foil Aluminium Foil ini
direkatkan pada permukaan membran yang berfungsi sebagai reflektor/pemantul kembali
sinar yang dipancarkan melalui Multimode Fiber Coupler . . . liter liter. holder. Detektor OPT
Burr Brown. kg/l. Secara umum bensin ini memiliki massa jenis . . Perangkat pendukung
Perangkat pendukung yang dibutuhkan berupa bangku optik. Mikrovoltmeter tipe LH
Mikrovoltmeter berfungsi untuk membaca tegangan keluaran detektor optis OPT saat
terkena cahaya dari sumber cahaya. serta kabelkabel pendukung. . Bahan bakar Bensin /
Premium Bahan bakar bensin yang digunakan adalah bensin yang diproduksi oleh
Pertamina sebanyak .
. Prosedur Penelitian . Bahan Oli pelumas PRIMAXP Bahan pelumas Oli yang digunakan
adalah oli PRIMAXP untuk kendaraan bermotor yang diproduksi PT. Pada gambar tersebut.
Berkas balik tersebut kemudian sebagian akan terkopel menuju ke kanal deteksi Pd dan
terbaca oleh detektor optis. Desain Sensor Rancangan multimode fiber coupler sebagai
sensor ketinggian zat cair berdasarkan prinsip hidrostatis serta sensor pergeseran yang
berbasis modulasi intensitas diperlihatkan pada gambar berikut Gambar . liter liter. berkas
cahaya masukan dari laser Pin sebagian dipancarkan melalui kanal sensing Pe menuju
membran yang dilapisi bahan reflektor pada bagian tengahnya. . Besarnya daya optis .
Rancangan sensor level ketinggian Samian dan Supadi. Oli PRIMAXP ini memiiki massa
jenis . Berkas cahaya pantulan dari membran sebagian akan masuk kembali ke kanal
sensing sebagai berkas balik Pb.. Pertamina sebanyak . kg/l. .
tekanan zat cair pada bagian bawah tangki akan mendorong membran menjadi lebih
cembung. Disisi lain. Seperti diketahui bahwa tekanan zat cair bagian bawah tangki
dipengaruhi oleh ketinggian zat cair. Setup alat percobaan . Dengan demikian ketinggian zat
cair dapat dideteksi melalui perubahan daya optis yang terbaca pada detektor optis. .
Pengambilan Data Karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sensor level ketinggian
Sebelum melakukan pengambilan data. terlebih dahulu dilakukan setup alat seperti gambar
berikut Gambar . maka dapat diasumsikan bahwa tekanan zat cair pada seluruh bagian
membran homogen. sehingga terjadi pergeseran permukaan pantul membran terhadap
kanal sensing z. posisi permukaan membran tersebut akan menyebabkan perubahan daya
optis berkas balik.. dalam hal ini jika diameter pipa tempat membran berada jauh lebih kecil
dari ketinggian zat cair. berkas balik bergantung pada posisi membran terhadap kanal
sensing. Kemudian..
Selanjutnya, mendekatkan mikrometer posisi berhimpit dengan membran, sehingga
diperoleh posisi awal mikrometer adalah , mm. Kemudian, menggeser mundur mikrometer
posisi hingga beberapa milimeter lalu mengisi tangki dengan zat cair yang digunakan sampai
dengan ketinggian cm, yang pertama dimasukkan adalah oli. Setelah itu, menggeser kembali
mikrometer posisi sampai berhimpit dengan membran, sehingga diperoleh posisi mikrometer
setelah membran bergeser akibat tekanan oli yakni , mm. Langkah berikutnya adalah
menggeser mundur mikrometer sejauh sejauh , mm, sehingga diperoleh posisi akhir
mikrometer sebesar , mm.
Gambar .. Setup alat karakteristik multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian
permukaan
Setelah itu, proses karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian
permukaan dilakukan dengan memasukkan berkas
cahaya laser ke kanal masukan fiber coupler dan mencatat daya optis berkas balik akibat
terpantul oleh permukaan membran yang sebagian terkopling pada kanal deteksi. Daya optis
tersebut terbaca melalui tegangan keluaran detektor optis Vd dan tertera pada
mikrovoltmeter. Selanjutnya, tegangan keluaran detektor optis dicatat setiap ketinggian
bahan diturunkan sebesar mm. Ketinggian bahan dikurangi dengan cara membuka keran
tangki secara perlahan. Setelah ketinggian bahan turun mm, keran ditutup dan tegangan
keluaran detektor dicatat. Demikian langkah tersebut dilakukan sampai ketinggian bahan cm,
yang mana pada ketinggian ini merupakan batas bawah yang bisa diamati. Setelah proses
diatas, tangki dikosongkan sehingga tidak ada oli yang tersisa di dalam tangki, selanjutnya
mengisi kembali tangki dengan bensin. Proses karakterisasi yang dilakukan sama dengan
proses yang dilakukan terhadap oli. Selanjutnya, kembali mengosongkan tangki dan
mengisinya dengan air yang kemudian dilakukan proses karakterisasi sebagaimana
dilakukan terhadap zat cair sebelumnya.
.
Metode Analisis Data Karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sensor level ketinggian
Pengukuran ketinggian permukaan zat cair menggunakan multimode fiber coupler
merupakan pengembangan dari aplikasi sensor pergeseran dengan modulasi intensitas
terhadap tekanan hidrostatik oleh zat cair statis, dimana setiap perubahan ketinggian
menyebabkan perubahan tekanan bagian dasar tangki yang berisi zat cair. Sehingga dari
sini akan diperoleh
bahwa perubahan ketinggian akan mengakibatkan perubahan intensitas sinar yang diterima
detektor sebagai tegangan keluaran. Dari langkah yang dilakukan akan didapatkan data
perubahan keluaran tegangan detektor terhadap perubahan ketinggian bensin, oli, dan air
yang terbaca oleh mikrovoltmeter, hasil tersebut ditampilkan pada tabel Lampiran . Untuk
mengetahui hubungan tegangan keluaran detektor terhadap perubahan ketinggian, maka
dilakukan plot data tegangan keluaran detektor terhadap perubahan ketinggian. Dari grafik
tersebut dicari daerah yang diperkirakan merupakan daerah linier yang kemudian diuji
dengan menggunakan persamaan garis linier. Sehingga diperoleh koefisien korelasi . Jika
nilai koefisien korelasi semakin mendekati ,
maka hubungan antara data ketinggian zat cair terhadap tegangan keluaran detektor adalah
linear. Linieritas tersebut merupakan syarat utama sensor yang menunjukkan bahwa satuan
yang disensing sebanding dengan satuan keluaran dari sensor tersebut, dalam hal ini adalah
tegangan keluaran detektor sesuai dengan tinggi zat cair.
Data tersebut diperlihatkan pada Lampiran . Penggunaan air dalam penelitian dimaksudkan
sebagai data pembanding selain yang diperoleh dari bensin dan oli. Data hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk plot data penelitian. oli dan air. oli.BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN Pada bagian ini akan diperlihatkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber
coupler sebagai sensor ketinggian permukaan dengan menggunakan tiga jenis cairan.. dan
air dapat dilihat pada Gambar . dan air. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian aplikasi
multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli berbasis
sensor pergeseran adalah berupa data tegangan keluaran detektor sebagai fungsi
ketinggian bensin. oli. Plot grafik data tegangan keluaran detektor terhadap perubahan tinggi
permukaan bensin. analisis regresi linier serta pembahasannya. yaitu bensin. . .
. Tinggi m . Pembahasan Dari grafik pada Gambar . Batas bawah yang terukur sebesar cm
dikarenakan pada rentang pengukuran cm cm membran tidak mengalami perubahan bentuk
cembung sebab tekanan pada ketinggian ini terlalu kecil sehingga tegangan keluaran
detektor tidak mengalami perubahan. hubungan antara tegangan keluaran detektor antara
bensin. terlihat bahwa hubungan antara daya optis . Dari grafik terlihat bahwa daerah
dengan ketinggian cm cm. . . Oli. Tegangan Keluaran Detektor V . . Namun. . . . dan Air . Hal
tersebut tidak dapat dianalisis secara teoritis karena hubungan antara tingkat kecembungan
membran dengan daya optis berkas cahaya pantulan dari membran yang terkopel ke fiber
coupler belum dapat dirumuskan. dan air tidak linier. . Air Oli Bensin Gambar . .. Grafik
Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan Bensin. . oli.
menunjukkan rentang pengukuran ketinggian yang dilakukan sebesar cm cm. jika dikaitkan
dengan sensor pergeseran menggunakan fiber coupler dengan target cermin datar dalam
hal ini ditunjukkan oleh persamaan . . . . . . Sedangkan batas atas sebesar cm dikarenakan
tangki yang tersedia memiliki ketinggian tersebut.
dan Gambar . .. Untuk rentang ketinggian antara cm cm terdapat hubungan yang linier
antara tegangan keluaran detektor terhadap ketinggian bensin. R . dan air yang hasilnya
ditampilkan pada Gambar . dan air memiliki daerah yang linier. Gambar . berkas cahaya
pantulan dari cermin yang terkopel ke fiber coupler tidaklah linier. . oli. Untuk daerah linier
yang lain yaitu rentang ketinggian antara cm cm juga terdapat hubungan yang linier antara
tegangan keluaran detektor dengan ketinggian bensin.. . Dengan demikian. Gambar . dapat
dipahami grafik data hasil eksperimen yaitu data tegangan keluaran detektor terhadap
ketinggian bensin. m cm . dan air yang hasilnya ditampilkan pada Gambar . Tegangan
keluaran detektor V . . dan Gambar . . .x . . ... .. Gambar .. Tinggi Bensin m y . .... oli. oli.
akan tetapi dari hasil eksperimen masih dapat ditemukan daerah yang linier Gambar . Grafik
Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan Bensin . .
. . m Gambar . R . R . . y . . . . m cm .x . . . . . . . . y . Tinggi Air m . . . Tegangan keluaran
detektor V . Tinggi Oli m . . Gambar . . .. Tegangan keluaran detektor V . Grafik Tegangan
Keluaran Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan Air .x .... Grafik Tegangan
Keluaran Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan Oli . . .
. Tegangan keluaran detektor V . . . . .. . . . R .. . y . .. .x . . Grafik Tegangan Keluaran
Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan Bensin . . . . . . Tinggi Bensin m
Gambar . . Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan
Oli . . . . . . . y . . R . . m Gambar .. . . . Tinggi Oli m . . m cm .x . . . Tegangan keluaran
detektor V .
. untuk ketinggian antara cm cm diperoleh persamaan regresi linier untuk bensin y . Gambar
. .. Grafik Tegangan Keluaran Detektor terhadap Perubahan Ketinggian Permukaan Air Pada
plot grafik daerah linier tegangan keluaran detektor terhadap ketinggian bensin... yang
artinya hubungan antara tegangan keluaran .. Tegangan keluaran detektor V .x . . Tinggi air
m .. dengan koefisien korelasinya adalah R .x . Sedangkan untuk ketinggian cm cm. .x . . . y .
dengan koefisien korelasinya adalah R .x . diperoleh persamaan regresi linier untuk bensin y
.x . . R . dan untuk air diperoleh persamaan regresi linier y . untuk oli diperoleh persamaan
regresi linier y .. dan air diatas. . dengan koefisien korelasinya adalah R .x . . . . . untuk oli
diperoleh persamaan regresi linier y . Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai ratarata
koefisien korelasi mendekati untuk tiga jenis zat cair. . m cm . . dengan koefisien korelasinya
adalah R . .. . dengan koefisien korelasinya adalah R .x . oli. dan untuk air diperoleh
persamaan regresi linier y . . dengan koefisien korelasinya adalah R .
Dari . Sensitivitas sensor adalah kemampuan sensor untuk mendeteksi perubahan keluaran
dibandingkan satuan perubahan masukan. Semakin linier data hubungan antara tegangan
keluaran detektor terhadap perubahan tinggi permukaan zat cair. Nilai sensitivitas sensor
dapat diketahui dari gradien persamaan garis linier yang sudah diperoleh pada Gambar .
maka semakin peka sensor tersebut terhadap masukannya. detektor terhadap perubahan
tinggi permukaan adalah linier... karena linieritas adalah persyaratan umum sebuah sensor
yang menjelaskan bahwa sensor dapat menghasilkan tegangan keluaran detektor yang
berubah secara kontinu sebagai tanggapan terhadap tinggi permukaan zat cair sebagai
masukan yang juga berubah secara kontinu. Adanya linieritas dari penelitian ini sangat
penting. Dengan demikian. sehingga semakin baik pula kualitas sensor tersebut. dari hasil
regresi linier di atas didapatkan bahwa daerah dengan rentang ketinggian antara cm cm
memiliki sudut kemiringan grafik slope lebih kecil dibandingkan daerah dengan rentang
ketinggian antara cm cm. Semakin besar nilai sensitivitas sebuah sensor. daerah dengan
rentang ketinggian antara cm cm dipilih karena memiliki sensitivitas yang besar serta rentang
daerah cm cm merupakan daerah kerja sensor. dan Gambar . Gambar . maka semakin baik
pula sensor tersebut. Selain itu. Dalam hal ini sudut kemiringan grafik slope dapat diartikan
sebagai sensitivitas dari sensor. Sensitivitas akan menunjukkan seberapa jauh kepekaan
sensor terhadap kuantitas yang diukur. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya linieritas
dalam penelitian ini adalah sebagai parameter keberhasilan dari penelitian sistem sensor
ketinggian permukaan zat cair ini.
yang berarti bahwa semakin besar massa jenis zat cair maka tekanan pada dasar tangki
juga akan semakin tinggi. juga menunjukkan karakteristik membran yang dipengaruhi oleh
jenis zat cair yang memiliki massa jenis berbeda. Dari pembahasan diatas juga dapat
diketahui nilai resolusi dari sistem sensor ketinggian permukaan ini. untuk oli . Hal ini
diperlihatkan juga pada grafik Gambar . mm.. maka sensor memiliki kemampuan mendeteksi
perubahan ketinggian permukaan sebesar .. Gambar . kg/l.. dan Gambar . selain
menunjukkan karakteristik membran yang dipengaruhi oleh ketinggian zat cair. yang
menunjukkan pada ketinggian cm cm dari ketiga jenis zat cair yang dipakai. dan untuk air
sebesar . mm. Dari Gambar . V/m.. untuk oli sebesar . zat cair dengan massa jenis tinggi
akan memiliki pola kemiringan grafik yang lebih tajam dibandingkan dengan zat cair dengan
massa jenis lebih rendah. V/m. persamaan tersebut diperoleh nilai sensitivitas sensor untuk
bensin sebesar . yakni tekanan selain dipengaruhi oleh ketinggian zat cair juga dipengaruhi
oleh massa jenis zat cair. V/m. Artinya jika detektor dan mikrovoltmeter yang digunakan
mampu membaca perubahan tegangan sebesar mV. Antara tiga jenis zat cair yang dipakai
yakni bensin. dalam hal ini adalah satuan .. Nilai resolusi sistem sensor adalah satuan
ukuran terendah yang dapat dibaca oleh sensor. Gambar . . dan untuk air . dan Gambar .
kg/l dan kg/l. kemudian oli dan bensin. oli dan air dengan massa jenis masing masing . mm
untuk bensin. Hal ini sesuai dengan perumusan tekanan pada persamaan .. air memiliki pola
grafik dengan sudut kemiringan yang lebih tinggi.
Untuk bensin. dalam perancangan sistem sensor ini juga tidak terlepas dari peran membran
yang digunakan yakni membran yang terbuat dari bahan nitrile polymer. . dan air memiliki
nilai resolusi yang sama yakni . Karakterisasi pada penelitian ini dilakukan untuk mencari
parameterparameter sensor sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Nilainilai tersebut dapat
dirangkum yang ditampilkan pada tabel . . Tabel . oli. Selain itu. Membran ini terbukti tahan
atau resistif terhadap bensin. Membran dengan elastisitas tinggi hanya akan sangat
responsif untuk tekanan yang rendah. . Rentang pengukuran Zat Cair Bensin Oli Air Resolusi
. Disamping itu. berdasar pada Tabel . Daerah Linier . . . sifat elastisitas membran juga
berpengaruh terhadap respon ketinggian zat cair. dimana pada kebanyakan polymer
biasanya tidak tahan terhadap bensin yang ketika berinteraksi dengan bensin akan
mengalami kerusakan struktur pada bahan tersebut sehingga terjadi pemelaran atau paling
buruk adalah bahan/material polymer tersebut akan hancur. Sensitivitas . cm. sebaliknya ...
Karakteristik Multimode Fiber Coupler sebagai Sistem Sensor Ketinggian Permukaan. dapat
disimpulkan bahwa sensor ketinggian permukaan dengan memanfaatkan multimode fiber
coupler sangat baik diaplikasikan sebagai sistem sensor. tinggi permukaan terkecil yang
terbaca oleh sensor.
membran dengan elastisitas rendah hanya akan sangat responsif terhadap tekanan yang
tinggi. Hal ini tentunya diakibatkan oleh sifat yang dimiliki oleh bahan/material membran
tersebut. .
. dan daerah linier sebesar cm cm serta nilai sensitivitas sensor untuk bensin dan oli masing
masing sebesar . Sensor ketinggian permukaan dengan memanfaatkan multimode fiber
coupler dan membran berbahan nitrile polymer memililki nilai resolusi sebesar . . sehingga
dipilih material membran yang tidak berinteraksi dengan sampel . Membran yang digunakan
harus sesuai dengan sampel. . dapat diambil kesimpulan sebagai berikut . jangkauan cm cm.
Kesimpulan Berdasarkan eksperimen. dan pembahasan yang telah dilakukan dalam
penelitian Aplikasi Multimode Fiber Coupler Sebagai Sensor Ketinggian Permukaan Bensin
Dan Oli Berbasis Sensor Pergeseran. hasil. cm. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan
sensor yang dapat mensensing perubahan ketinggian sebagai input dan merubahnya
menjadi tegangan keluaran detektor sebagai output. Saran Untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik disarankan bahwa .BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . dan . Dengan
memanfaatkan prinsip hidrostatik dan sensor pergeseran yang menggunakan Multimode
fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer dapat dikonstruksi sensor ketinggian
permukaan bensin dan oli.
dikarenakan elastisitas membran dapat mempengaruhi respon sensor terhadap perubahan
ketinggian sampel . . Sebaiknya memilih membran dengan elastisitas sesuai dengan
ketinggian yang diinginkan. untuk ketinggian yang besar sebaiknya dipilih membran dengan
elastisitas rendah dan sebaliknya untuk ketinggian yang rendah dipilih membran dengan
elastisitas tinggi.
Edward J. . and John M. Surabaya. A . A. Sensors and Actuators. Montalvo..Finn. . Marcelo.
S. Fernando. China. Optics and Lasers in Engineering. . hal . The st International Workshop
on Optoelectronic Sensorbased Monitoring in Geoengineering st OSMG. Inaudi. Nanjing.
Penerbit Erlangga. Universidad Carlos III Madrid Avenida Universidad . Mahadevan Pillai.
Ranald V. . Upper Saddle River.. Legans. Gonzalo. . Vargas. . New Jersey . Field
Applications of Fiber Optic Strain and Temperature Monitoring Systems. Singh and Karan
Singh. B. Adroit Group. SoonCheol CHUNG and Jeong Han Yi. LEE. Optic amp Laser
Technology. Third Edition. . Mekanika Fluida amp Hidrolika. Optical and Quantum Electronic
C. . Ryerson University. Lecture Handout WDM Concept and Component. Madrid . S. Giles.
Alonso. N. Tehran.. Thiruvananthapuram . . .B. New York. Aplikasi multimode Fiber Coupler
Sebagai Sistem Sensor Suhu dengan Menggunakan Probe Aluminium. Skripsi S. Vzquez.P.
Pages .Spain Carr. Iran Ismiatun. . Fiber Optic Handbook. A Pearson Education Company.
Chandrasekaran. Gye Rae. Mc Graw Hill. Sharif University of Technology. DasarDasar
Fisika Universitas Edisi Kedua Jilid Mekanika Dan Termodinamika. Fiber Optic Displacement
Sensor for Measurement Amplitude and Frequency of Vibration. X. . Glisic. Universitas
Airlangga. ErlanggaJakarta Binu. C. Design and Operation of A Fiber Optic Sensor For
Liquid Level Detection. Brown. Prentice Hall Inc. D. . Journal Korean Physical Society. J.
India Bongsoo. F. V. University of Kerala. . Joseph J. Kariavattom. Jakarta. Hossein
Golnabi.DAFTAR PUSTAKA Allard. . Multisensor System Using Plastic Optical Fibers For
Intrinsically Safe Level Measurements. Kerala. Introduction to Biomedical Equipment
Technology. D.
A. A . . Pekka Raatikainen . Fundamental and Application. . C. Aplikasi Gelombang
Ultrasonik Untuk Mengukur Level Ketinggian Air. A . Surabaya. Universitas Airlangga. Riza.
A . New York. Zubia. J. Ashariyanto. Laud. LopezHiguera. Direction Coupler Sebagai Sensor
Pergeseran Mikro. Keiser. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Fotonika. Saunders
Company Philadelphia. LiquidLevel Monitoring Sensor Systems Using Fiber Bragg Grating
Embedded In Cantilever. . R. Lateral Polishing of Bends In Plastic Optical Fibres Applied to A
Multipoint LiquidLevel measurement sensor. Universitas Indonesia. Aiestaran. USA.
YoungdoGu. DongsanDong. A. Roumen Kakanakov . South Korea. FiberOptic LiquidLevel
Sensor. Reza. Ivan Kassamakov . rd. Jakarta.Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga. . . M. Lomer. Surabaya. Optical Fiber Communication. Nurur. Jauregui.B. Sensor
Ketinggian Air Menggunakan Multimode Fiber Coupler.Karyono. Iwan Yudi. . G. S. Optics
Communications. . Surabaya Samian. Negara. Sensors and Actuators. Skripsi S.. Samian
dan Supadi. Sensors and Actuators. Analisa Aliran Berkembang Penuh Dalam Pipa. Plovdiv.
M. . Surabaya. Penerbit Universitas Indonesia.. . Mauri Luukkala. . Orlando.. Departemen
Fisika. Busan . B. Anugrah P. Mc Graw Hill Book Co. Carl. Rohman. Nave. J. P.
Penterjemah Susanto. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. . Bulgarian Academy of
Science.A. D. . Rekonstruksi Numerik Holografi Digital. ISA.M. Institute of Applied Physics.
N. FL . The College of Optics amp Photonics University of Central Florida. Krohn. JoonHwan
Shim. Agile LensingBased NonContact Liquid Level Optical Sensor For Extreme
Environments. KyungRak Sohn. . . Physics for The Health Sciences rd Edition. Bulgaria.
Spain. . Korea Maritime University. Rudy. Central Florida Boulevard. Sensors and Actuators.
Laser dan Optik Non Linier. Fiber Optic Sensor. Arrue . J.
Sirohi. Pelumas. D. Febdian Rusydi. . .. .. Pradnya Paramita. Aplikasi Multimode Fiber
Coupler sebagai Sensor Temperatur. Wiley Eastern Limited. Samian.mercubuana. William..
Sekolah Tinggi Perikanan. Theory and Aplication of Fiber Optics Sensor to Settlement of
Historical Structure. RS. Jurnal Fisika da Aplikasinya.id/data/SensorampTranduser.
Jadwisun. Sensor and Tranducer.Ne Laser. Suyanto. . Journal of Optoelectronics and
Biomedical Materials. A Course of Experiments With He. C. Gatut Yudoyono. Diakses pada
tanggal Juli . Theoretical and Experimental Study of FiberOptic Displacement Sensor Using
Multimode Fiber Coupler. .pdf. .D. . . Pelumasan dan Servis. AH Zaidan. Jurnal Ilmu Dasar.
Performansi Multimode Fiber Coupler Dengan Parameter Coupler Berbeda Sebagai Sensor
Pergeseran. Jakarta.ac. Warsowiwoho dan Gandhi Harahap. Bahan Bakar.Samian. Ali
Yunus Rohedi. . Samian. Sklodowski. . Yono Hadi Pramono.. M. . Bahan Bakar dan Minyak
Lumas. New Delhi. . . Proceeding AMAS Workshop. Sharon. Jakarta. http//journal.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Air Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.LAMPIRAN Data karakterisasi multimode fiber coupler sebagai sistem sensor ketinggian
permukaan Tinggi m . . . . . . . . . . . . . . . . Oli Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . Bensin Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . Oli Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Bensin
Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Air Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Tinggi m . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . Oli Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Bensin Tegangan V . . . . . . . . .Tinggi m . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Air Tegangan V . . . . . . . . . . . . .
. .Tinggi m . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Bensin Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . Oli Tegangan
V . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Air Tegangan V . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPIRAN Data Spesifikasi Oli PRIMAXP Hasil Produksi PT. PERTAMINA PRIMA XP SAE
W.
Download