II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Pakcoy (Brassica chinensis L.) Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadangkadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica chinensis L.) kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau (caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica chinensis L.) kelompok pekinensis, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi sendok adalah pakcoy (Yudharta 2009). Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah pakcoy. Karena pakcoy ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan memiliki prospek sangat baik (Widya 2010). Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya pakcoy (Brassica chinensis L.) sangat mendukung untuk dibudidayakan dan memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard (Rianto 2009). Pakcoy (Brassica chinensis L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang 4 5 dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina, Malaysia, Indonesia dan Thailand (Adiwilaga 2010). Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Dicotyledonae Ordo : Rhoeadales Familia : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica chinensis L. B. Syarat Tumbuh Pakcoy (Brassica chinensis L.) Semua tanah yang digunakan lahan pertanian cocok untuk di tanami pakcoy. Supaya produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman pakcoy membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tidak menggenang dan memiliki pH 6 – 7 (Sarief, 1986). Tanah yang memiliki sifat kimia dan biologinya kurang baik sering kali menghambat pertumbuhan pakcoy sehingga produksinya menurun dan kualitasnya merendah. Pada tanah masam (di bawah 5) dapat menyebabkan tanaman pakcoy kekurangan unsur hara dan garam-garam mineral. Tanah yang becek dapat memudahkan terjangkitnya penyakit layu bakteri. Oleh karena itu pengolahan lahan untuk tanaman pakcoy perlu perbaikan drainase, pengolahan tanah, pemberian bahan organik dan pengapuran (Hardjowigeno 1997). Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok untuk ditanami pakcoy. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman pakcoy membutuhkan tanah yang subur dan gembur, kaya akan bahan organik, tidak tergenang, pH-nya 5-6. Namun masih toleran terhadap pH 5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman akan terserang penyakit klorosis (Rukmana 1994). 6 Tanaman pakcoy mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuh dan tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat ditanam mulai dataran rendah samapai dataran tinggi 1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Selama masa pertumbuhannya, tanaman pakcoy membutuhkan iklim, sinar matahari cukup (tempat terbuka) serta temperatur berkisar 21,1 – 26,7º C (Prajnanta 2001). Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman pakcoy untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang diinginkan 200-400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman pakcoy, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena 2001). Pakcoy / sawi sendok tergolong tanaman yang dapat ditanam pada berbagai musim, baik musim hujan maupun musim panas dan dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Oleh karena itu, sayuran ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Jika budidaya sawi dilakukan didataran tinggi, umumnya akan cepat berbunga, karena dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk/lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak baik pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan (Haryanto 2006). C. Pupuk Padat dan Pupuk Cair a. Pupuk Padat Pupuk Padat, yaitu pupuk yang berbentuk padat baik berupa butir (granule) atau kristal. Pupuk padat ada yang diaplikasikan secara langsung pada media tanam ada juga yang dicampur dengan air untuk kemudian disemprotkan ke tanaman ataupun media tanam. Seiring waktu, teknologi pupuk menjadi lebih halus (Ardian 2000). Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk 7 urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill (Rianto 2000). Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya : (1) Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa. (2) Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain). (3) Menambah kandungan protein tanaman. (4) Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan. (5) Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur, tanaman akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak merusak struktur tanah (Rianto 2000). b. Pupuk Cair Pupuk cair anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan mineral yang telah diubah melalui proses produksi, sehingga menjadi senyawa kimia yang diserap tanaman. Pupuk anorganik juga bisa diproduksi dengan pengolahan pabrik. Pupuk anorganik lebih banyak digunakan oleh para petani Karena memperolehnya mudah dan harganya relative murah (Narsi 2004). Pupuk Gandasil D merupakan pupuk foliar untuk tanaman hias dan daun yang sering direkomendasikan para pakar nutrisi tumbuhan. Sangat baik untuk memacu munculnya daun pada tanaman, dengan pemberian pupuk ini maka pertumbuhan yang diutamakan adalah daun.. Gandasil D mempunyai susunan yang khusus diciptakan untuk pertumbuhan daun, pembentukan bunga dan buah (Reta 2003). merangsang 8 Gandasil D cocok digunakan pada vase vegetative, saat tanaman dalam masa pertumbuhan dan pemulihan setelah berbuah. Makna D dari Gandasil D adalah daun, dengan pemberian pupuk gandasil D maka pertumbuhan yang diutamakan adalah daun, terlihat dari kandungan Nitrogrn (N) yang lebih dominan dibandingkan unsur dan senyawa lainnya (Reta 2003). D. Budidaya Tanaman Pakcoy (Brassica chinensis L.) Persemaian atau pembibitan dilakukan dengan menggunakan polybag persemaian kemudian disiram merata dengan menggunakan alat penyiraman, yaitu gembor yang semburan airnya halus. Selanjutnya meletakkan persemaian pada tempat teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung ataupun hujan secara langsung, yang mengakibatkan persemaian tidak baik. Setelah benih berumur 10 – 12 hari sejak biji disemaikan atau bibit berdaun 3 – 5 helai daun, bibit sayur pakcoy dapat dipindahkan kebedengan yang sudah disediakan agar dapat tumbuh dengan baik (Wudianto 1990). Kegiatan pengolahan lahan atau tanah dilakukan agar struktur tanah menjadi baik sehingga tanah menjadi gembur, aerasi dan drainase lebih baik, serta membentuk bedengan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, sehingga kondisi lahan dapat ditanami sesuai persyaratan tumbuh tanaman. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dicangkul sedalam 20 – 30 cm, selanjutnya bongkaran tanah dihaluskan, dibiarkan selama 1 – 2 hari. Pembuatan bedengan dengan panjang 15 m, lebar 100 cm dan tinggi 30 cm (Susila 2009). Seminggu sebelumnya untuk mengembalikan kegemburan tanah, perlu dilakukan pencangkulan lahan terlebih dahulu dan pemberian pupuk kandang 20 ton per hektar, Urea 100 kg per hektar, dan 75 kg per hektar. Langkah selanjutnya ialah pembuatan bedengan dengan tinggi 40 cm, lebar 120 cm, dan panjang 100 meter. Sedangkan jarak antar bedengan yaitu 30 cm, yang kemudian dibuat parit dengan diisi air setinggi (Pratiwi 2014). 20 cm untuk penyediaan air bagi tanaman 9 Bibit pakcoy ditanam dan dilakukan pemeliharaan, meliputi penyiraman, penjarangan, penyulaman, pembersihan dari gulma, dan pemupukan tambahan. Penyiraman dilakukan setiap hari, waktu penyiraman pagi atau sore hari tetapi intensitas penyiraman disesuaikan dengan curah hujan yang ada. Pemeliharaan lainnya adalah penjarangan yaitu mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman sawi. Selanjutnya adalah penyulaman, yaitu penggantian tanaman mati atau rusak akibat terserang hama dengan tanaman yang baru yang diambil dari anakan dari bibit tanaman sawi di sekitarnya. Dalam satu rumpun tanaman biasanya akan tumbuh 2-3 anakan yang dipelihara dan bila lebih dari 3 anakan, maka sisanya dibuang (Jitunews 2014). Pakcoy merupakan tanaman yang tahan terhadap air hujan. Pada musim kemarau, jika penyiraman dilakukan dengan teratur dan dengan air yang cukup, tanaman dapat tumbuh sebaik pada musim penghujan. Jadi, jika budidaya sawi dilakukan di dataran tinggi, tanaman ini tidak perlu air yang banyak, sebaliknya jika ditanam di dataran rendah diperlukan air lebih banyak. Berhubung selama pertumbuhannya tanaman ini memerlukan hawa yang sejuk maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Namun tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan (Haryanto 2003). Tanaman sayuran merupakan komoditi yang sebagian besar dikonsumsi dalam keadaan segar yang merupakan sumber protein dan mineral bagi manusia, bahkan beberapa diantaranya mengandung antioksidan yang dipercaya dapat menghambat sel kanker. Dalam sistem budidaya sayuran secara umum di Indonesia masih memanfaatkan input produksi seperti pupuk dan pestisida dari bahan-bahan anorganik sintetis dan diaplikasikan secara intensif. Hal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa semakin banyak menggunakan input akan semakin baik, ditambah lagi dengan fakta bahwa pada tanaman sayuran terdapat banyak gangguan 10 hama dan penyakit yang apabila tidak dikendalikan akan menurunkan hasil secara signifikan (Haryanto et al 2014). Budidaya tanaman pakcoy dapat memamen lebih cepat. Panen tanaman pakcoy secara konvensional sekitar kurang lebih 45 hari, dengan menggunakan sistem yang baik, dapat lebih cepat yaitu sekitar empat minggu. Penunjang dari keberhasilan budidaya ini adalah media yang bersifat porus dan aerasi baik serta tercukupinya nutrisi untuk peertumbuhan tanaman (Perwtasari et al 2012). E. Pemasaran dan Analisis Usaha Pada Budidaya Pakcoy Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar (Ernie 2010). Definisi dari pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Perusahaan harus memadukan keputusan-keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas-tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal.Hal ini menyebabkan semakin pentingnya bagian pemasaran bagi perusahaan (David 2004). Macam promosi yang dipergunakan oleh perusahaan akan sangat menentukan pemasaran produk, pemilihan jenis alat promosi yang dipergunakan perusahaan harus ditentukan dan ditetapkan memalalui kebijakan yang tepat karena hal ini akan dapat memberikan jaminan dalam kegiatan pemasaran bagi perusahaan. Penentuan macam promosi yang dipergunakan oleh perusahaan adalah salah satu bagian yang memberikan 11 dampak dalam pencapaian tujuan perusahaan baik dalammencapai tujuan jangka panjang maupun dalam mencapai tujuan jangka pendek (Purwanto 2007). Menurut Widjaya (2009), keunggulan kompetitif adalah apa yang membedakan subuah perusahaan, artinya keunggulan yang istimewa. Dengan kata lain, keunggulan kompetitif berasal dari fakta bahwa perusahaan tersebut melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan organisasi lain atau melakukanya secara lebih baik daripada perusahaanperusahaan lain (kemampuan-kemampuan perusahaan). Atau keunggulan kompetitif dapat muncul karena memiliki sesuatu yang tidak memiliki pesaing-pesaing lain (aset perusahaan atau sumberdaya perusahaan). Suatu perusahaan diyakini memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan, hanya setelah usaha pesaingnya meniru strategi mereka berakhir karena kegagalan. Walaupun suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing, biasanya perusahaan hanya dapat mempertahankan keunggulan itu dalam waktu sementara saja jika tidak ada upaya perubaha-perubahan sesuai perkembangan zaman. Dalam menciptakan pemasaran yang memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan, sebuah perusahaan harus bisa memiliki sumberdaya dan kapabilitas yang unggul yang tidak dapat ditiru oleh pesaing. Keunggulan kompetitif timbul dari nilai yang mampu diciptakan oleh suatu perusahaan bagi pembelinya melalui, apakah nilai itu didasarkan pada biaya lebih rendah (low cost) atau atas manfaat unik (differensiation) untuk produk atau jasa yang diberikan. Ada tiga landasan strategi yang membantu perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yaitu, strategi keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus (Herlambang 2002). Menurut Soekartawi (1995) analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah : 1. Biaya Tetap 12 Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konsisten tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan tertentu. b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. 2. Biaya Variabel Biaya variabel memiliki karakteristik sabagai berikut : a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proposional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variable, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel. b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan. 3. Penerimaan Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut : TR = Q x Pq Keterangan : TR = Total Penerimaan (Rp) Q = Jumlah Produk Pq = Harga Produk (Rp) 4. Keuntungan Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian 13 merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatanya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005). Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility. Produsen memaksimumkan utility dengan cara memaksimumkan keuntungan. Keuntungan (JI) merupakan hasil pengurangan dari penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk (Q) dengan harga produk (P). Jika dirumuskan yaitu : Π = R-C Π = (QxP) - C 5. R/C Ratio R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitunng untuk menentukan kelayakan usaha. R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu : R/C Ratio = 6. B/C Ratio B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang diperoleh, yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari 1 maka usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio adalah keuntungan dibagi total biaya, rumus B/C Ratio adalah : B/C Ratio = 7. BEP (Break Event Point) BEP (Break Event Point) adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah atau barang atau jasa yang harus dijual kepada 14 konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit. a. BEP Harga BEP Harga = b. BEP Produksi BEP Produksi = –