BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Sawi Hijau Dalam ilmu

advertisement
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Sawi Hijau
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio
: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisio
: Angiospermae
Classis
: Magnoliophyta
Ordo
: Brassicales
Familia
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica rapa L (Cahyono 2003).
Tanaman sawi hijau (Brassica rapa L) termasuk jenis tanaman
sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek).
Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 20 cm-33 cm atau
lebih, tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi mempunyai daun
panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang
tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga perakarannya sangat
dangkal pada kedalaman 5 cm. Perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah
menyerap air, dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan
berdirinya batang tanaman. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang
berwarna keputih-putihan dengan ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 3,5
cm (Mandha, 2010).
Struktur bunga sawi terdiri dari 4 helai daun kelopak berwarna hijau, 4
helai daun mahkota berwarna kuning, 4 helai benang sari bertangkai
panjang, 2 helai benang sari bertangkai pendek dan satu buah putik yang
beruang 2. Selama 1-2 bulan tanaman sawi dapat berbunga terus dan
jumlah bunga yang dihasilkan mencapai lebih dari 500 kuntum. Tanaman
sawi termasuk mudah sekali kawin silang, tetapi sukar untuk mengadakan
peniyerbukan sendiri. Buah-buah sawi berbentuk polong, panjang dan
ramping berisi biji. Biji-bijinya bulat kecil berwarna coklat sampai
5
6
kehitam-hitaman.
Biji-biji
inilah
yang
digunakan
sebagai
bahan
perbanyakan tanaman sawi. Biji tanaman sawi berbentuk bulat dengan
ukuran yang sangat kecil. Biji tanaman sawi berwarna kehitaman, dalam 1
bunga terbentuk berpuluh-puluh biji (Rubatzky 1997).
Pertumbuhan sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar
antara 19ºC - 21ºC. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat
dengan ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl).
Daerah yang
memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang
ketinggiannya 1000 – 1200 m dpl. Semakin tinggi letak suatu daerah dari
permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah. Sementara itu
pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Suhu yang ditanam
melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dpat tumbuh
dengan baik. Terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan
terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi meningkat lebih
besar. Jika sesuai dengan daerah yang dia kehendaki, maka tanaman dapat
melakukan fotosintesis dengan baikuntuk pembentukan karbohidrat dalam
jumlah yang besar. Sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses
pernapasan
(respirasi),
pertumbuhan
tanaman
(pembesaran
dan
pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun), dan produksi (kualitas
daun baik) (Cahyono 2003).
Sawi dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun untuk
pertumbuhan yang paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti
tanah andosol. Pada tanah- tanah yang mengandung liat perlu pengolahan
lahan secara sempurna antara lain pengolahan tanah yang cukup. Tanah
yang cocok untuk ditanami saei adalah tanah yang subur, gembur, dan
banyak mengandung bahan organik (humus), tidak menggenang (becek),
tata aerasi dalam tanah berjalan dengan baik. Derajat kemasaman (pH)
tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH
7 (Haryanto dkk, 2006)
7
B. Pupuk Padat
Pemupukan yang umum dilakukan hanya mengandung unsur hara
makro saja yaitu N, P, dan K yang diberikan melalui tanah (diserap oleh
akar). Sedangkan unsur-unsur hara lain yang tidak kalah pentingnya bagi
tanaman sering tidak diperhatikan. Padahal, jika salah satu dari unsur
tersebut tidak ada maka pertumbuhan tanaman akan terganggu. Oleh
karena itu oemakaian pupuk N, P , dan K yang diberikan lewat akar perlu
diimbangi dengan pemakaian pupuk daun yang banyak mengandung unsur
hara mikro. Pemberian pupuk pelengkap cair melalui daun lebih efektif,
karena unsur hara mikro yang dikandungnya sepat diserap sehingga
memacu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi metabolisme pada daun
(Evita 2009).
Pupuk SP36 mengandung 36 phosphor dalam bentuk . Pupuk ini
terbuat dari phosphate alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna
abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat
sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya
tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar. SP 36
merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.
kandungan Phosphor (P) yang cukup tinggi dalam bentuk P2O5 yakni
sebesar 36%. Fosfor yang dilarutkan dengan ammonium sulfat akan
menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan
dan produksi tanaman rendah (Hakim 1986).
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara
utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 %
dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 %
dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam
bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno 2002).
Fungsi Nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai
berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan
8
pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman,
meningkatkan
kualitas
tanaman
penghasil
daun,
meningkatkan
perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Tanaman akan tumbuh
dengan lambat bilamana kekurangan Nitrogen, tampak kurus, kerdil dan
berwarna pucat dibanding dengan tanaman sehat. Kekurangan Nitrogen
membatasi produksi protein dan bahan-bahan penting lainnya dalam
pembentukan sel-sel baru. Kecepatan pertumbuhan tanaman berjalan
proporsional dengan suplai Nitrogen (Hasibuan 2008).
Peran pupuk Fosfor untuk tanaman antara lain : dapat mempercepat
dan memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman tua pada
umumnya, dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau
gabah, dapat meningkatkan produksi biji-bijian. Di dalam tanah, fungsi
Fosfor terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam
senyawa-senyawa organis dengan demikian adalah statis, hanya sebagian
kecil saja yang tersedia dalam bentuk anorganis sebagai ion-ion fosfat,
sebagai bahan pembentuk pospor yang terpencar-pencar dalam tubuh
tanaman (Rosmarkam 2002).
Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti
fotosintesis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan sel.
Gejala kekurangan kalium yaitu daun menjadi kecil, memutih,
kekuningan, atau kemerahan, bagian pingggir daun berwarna kuning atau
kemerahan, menjadi coklat, terbakar, dan akhirnya mati. Gejala kelebihan
kalium
yaitu menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu,
pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman mengalami defisiensi
(Rosmarkam 2002).
C. Pupuk Cair
Pupuk cair adalah larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa
unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair
adalah lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan dengan pupuk padat
yang disebar pada media tanam. Pemberian pupuk cair juga dapat
9
dilakukan dengan lebih merata dan kepekatannya dapat diatur dengan
mudah sesuai dengan kebutuhan tanaman (Evita 2009).
Pemberian pupuk cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis
yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair melalui daun
memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada
pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan
maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin
tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk
daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga
semakin tinggi (Suriadikarta 2006).
Pemupukan lewat daun sekarang secara luas diterapkan dalam aplikasi
hara mikro pada banyak tanaman pohon dan sayuran. Pemupukan lewat
daun utama umumnya belum berhasil dan belum banyak mendapatkan
perhatian. Penelitian telah menunjukan bahwa selama pengisian biji terjadi
akumulasi unsur hara yang cukup berarti dalam biji-biji yang sedang
berkembang, translokasi dari dua pengurasan beberapa unsur hara (
khususnya N , P , K dan S) dalam daun-daun dan bagian vegetatif lainya,
dan suatu penurunan laju fotosintesis dalam daun dengan sesuatu
penurunan
dalam
gula-gula
terlarut
diberbagai
bagian
tanaman
(Engelstand 2007).
Daun diberi pupuk yang mempunyai konsentrasi yang tepat dan dapat
dimanfaatkan maka akan merangsang pembelahan sel, sehingga dapat
meningkatkan panjang tanaman. Jumlah daun berperan penting dalam
proses fotosintesis dan absorbsi makanan dari luar. Pemberian pupuk akan
lebih efektif diberikan melalui daun daripada melalui media tanam,
disebabkan daun dapat menyerap pupuk sekitar 90% sedangkan akar
mampu menyerap pupuk sekitar 10% (Triwanto dan Syarifudin 2003).
D. Pemasaran dan Analisis Usaha
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
10
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba.
Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada
keahlian pengusaha dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun
bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk
mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat
berjalan lancar (Ernie 2010).
Definisi dari pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan
yang
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.Perusahaan
harus memadukan keputusan-keputusan pemasarannya dengan fungsi
pemasaran yang lain. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan
tugas-tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal.Hal ini
menyebabkan semakin pentingnya bagian pemasaran bagi perusahaan
(David 2004).
Macam promosi yang dipergunakan oleh perusahaan akan sangat
menentukan pemasaran produk, pemilihan jenis alat promosi yang
dipergunakan perusahaan harus ditentukan dan ditetapkan memalalui
kebijakan yang tepat karena hal ini akan dapat memberikan jaminan dalam
kegiatan pemasaran bagi perusahaan. Penentuan macam promosi yang
dipergunakan oleh perusahaan adalah salah satu bagian yang memberikan
dampak dalam pencapaian tujuan perusahaan baik dalammencapai tujuan
jangka panjang maupun dalam mencapai tujuan jangka pendek
(Purwanto 2007).
Keunggulan kompetitif adalah apa yang membedakan subuah
perusahaan, artinya keunggulan yang istimewa. Dengan kata lain,
keunggulan kompetitif berasal dari fakta bahwa perusahaan tersebut
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan organisasi lain atau
melakukannya secara lebih baik daripada perusahaan-perusahaan lain
(kemampuan-kemampuan perusahaan). Atau keunggulan kompetitif dapat
muncul karena memiliki sesuatu yang tidak dimiliki pesaing-pesaing lain
(aset perusahaan atau sumberdaya perusahaan). Suatu perusahaan diyakini
11
memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan, hanya setelah
usaha pesaingnya meniru strategi mereka berakhir karena kegagalan.
Walaupun suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing,
biasanya perusahaan hanya dapat mempertahankan keunggulan itu dalam
waktu sementara saja jika tidak ada upaya perubahan-perubahan sesuai
perkembangan zaman (Widjaya 2009),
Dalam menciptakan pemasaran yang memiliki keunggul kompetitif
yang berkesinambungan, sebuah perusahaan harus bisa memiliki
sumberdaya dan kapabilitas yang unggul yang tidak dapat ditiru oleh
pesaing. Keunggulan kompetitif timbul dari nilai yang mampu diciptakan
oleh suatu perusahaan bagi pembelinya melalui, apakah nilai itu
didasarkan pada biaya lebih rendah (low cost) atau atas manfaat unik
(differensiation) untuk produk atau jasa yang diberikan. Ada tiga landasan
strategi yang membantu perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif
yaitu,
strategi
keunggulan
biaya,
diferensiasi,
dan
fokus
(Herlambang 2002).
Menurut Soekartawi (1995) analisis usaha tani dilakukan untuk
mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini
adalah :
1. Biaya Tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konsisten tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi
volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah
volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel memiliki karakteristik sabagai berikut :
12
a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding
(proposional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variable,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya
variabel.
b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume
kegiatan, jadi biaya semakin konstan.
3. Penerimaan
Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi
berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika
produksi berlebihan. Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut :
TR = Q x Pq
Keterangan
:
TR
= Total Penerimaan (Rp)
Q
= Jumlah Produk
Pq
= Harga Produk (Rp)
4. Keuntungan
Keuntungan
adalah
selisih
lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari
pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian
merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui
secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan
likuidasi (Soemarso, 2005).
Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility.
Produsen memaksimumkan utility dengan cara memaksimumkan
keuntungan. Keuntungan (JI) merupakan hasil pengurangan dari
penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Penerimaan merupakan
hasil perkalian antara jumlah produk (Q) dengan harga produk (P).
Jika dirumuskan yaitu :
Π = R-C
13
Π = (QxP) - C
5. R/C Ratio
R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan
antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitunng
untuk menentukan kelayakan usaha. R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha
ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan
dibagi total biaya produksi.
Rumusnya yaitu :
Total Penerimaan
R/C Ratio = Total Biaya Produksi
6. B/C Ratio
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk
mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang
diperoleh, yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan
dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari 1 maka
usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio
adalah keuntungan dibagi total biaya, rumus B/C Ratio adalah :
B/C Ratio =
Keuntungan
Total biaya
Download