Panduan Investasi PERENCANAAN INVESTASI SEPANJANG HIDUP Ketika kita mulai secara serius memikirkan masa depan finansial, seringkali begitu banyak persoalan yang segera menghantui seluruh angan-angan kita. Sebenarnya apakah yang menyebabkan tidak tercapainya semua keinginan dan mimpi-mimpi itu? Faktor-faktor apakah yang secara dominan menghambat untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan kita? Memang tidak semua pertanyaan-pertanyaan itu akan mudah untuk dijawab, tetapi paling tidak kami ingin menyajikan satu bagian yang cukup penting, kalau tidak bisa dikatakan ‘sentral’ bagi pencapaian cita-cita keuangan. Memang banyak hal di sekitar kehidupan kita yang tidak mudah diduga, tarnsparan ataupun kondusif untuk merencanakan keuangan masa depan. Di sisi sosial masyarakat kitapun belum terbiasa, ditambah lagi contoh dari pemerintahan yang kurang memberikan teladan yang baik, seperti keputusan senantiasa menambah utang dari tahun ke tahun serta selalu dengan mudah menaikkan berbagai kebutuhan primer seperti listrik, telepon, BBM untuk membayar utang yang semakin bertambah. Sistem edukasi kita selama ini juga gagal memberikan jawaban yang berkaitan dengan “Bagaimana mendapatkan kebahagian dalam kehidupan?” dan “Bagaimana kita dapat menjadi kaya bukan hanya fisik tetapi juga moral? Di sekolah kita belajar mengenai berbagai ilmu sejarah dari masa penjajahan dulu sampai bagaimana para pelopor kemerdekaan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi tidak ada sekolah yang berorientasi mengajarkan kehidupan nyata, masa depan, seperti bagaimana mensiasati kehidupan untuk mencapai kehidupan tanpa kesusahan finansial? Keadaan ini ditambah lagi oleh perilaku konsumtif yang telah mendarah daging di masyarakat kita. Orientasi masyarakat kita selalu konsumtif dan bukan produktif. Sehingga banyak orang yang tersesat serta kehilangan hak kelahirannya yaitu berupa kesenangan atau kegembiraan dan kesejahteraan. Itulah yang menyebabkan kami tidak bosan-bosannya dan akan terus meneriakkan pentingnya pemasyarakatan pengetahuan mengenai keuangan, khususnya keuangan individu (personal finance) dalam perspektif keluarga. Menurut hemat kami, perencanaan keuangan keluarga adalah salah satu pilar utamanya, dan perencanaan investai yang tepat dan berkesinambungan akan menjadi salah satu kuncinya. Dasar Perencanaan Investasi Mimpi yang dapat diformulasikan menjadi tujuan keuangan yang sangat diinginkan adalah dasar utama dalam perencanaan investasi. Tujuan keuangan masa depan ini akan menjadi pendorong untuk semua strategi perencanaan investasi yang akan dijalankan. Perencanaan investasi yang kami maksudkan adalah perencanaan dengan jangka waktu seumur hidup, sehingga dalam merencanakannya janganlah keputusan yang diambil didasarkan tebakan di mana pasar dalam keadaaan terendah dan tertinggi, akan tetapi buatlah keputusan berdasarkan ‘term’ yang dipilih yaitu term yang berkaitan dengan 4 kriteria yang sangat personal: o. Tujuan keuangan spesifik (needs and expectations) o. Jangka waktu yang dibutuhkan (time horizon) o. Toleransi terhadap risiko o. Pilihan berbagai investasi berdasarkan kebijakan investasi Tujuan Keuangan Spesifik Dalam sebuah perencanaan investasi seumur hidup, yang paling utama diperlukan adalah tujuan, dengan dasar tujuan ini maka kita mulai membuat rencana dan strateginya. Menetapkan tujuan hidup tidak semudah membalikkan tangan, karena kebanyakan orang tidak memahami tujuan hidupnya, hanya ikut arus saja. Tetapi ada cara yang menurut kami dapat membantu dalam menetapkan tujuan keuangan Anda yang sekaligus menajamkan tujuan hidup. Cara ini kami kutip dari buku Personal Financial Planning Guide (Ernst & Young’s), di mana kita memakai momen hidup sebagai dasar perencanaan investasi. Momen dalam hidup dapat diartikan sebagai kejadian-kejadian dalam hidup, baik dilakukan secara sengaja atau tidak, yang memberikan kesan dan kenangan yang mendalam, yang seringkali melibatkan titik emosional, saat kita menangis, terharu, bahagia, marah, atau tertawa. Momen hidup itu bisa kita ciptakan, misalnya berlibur ke Eropa dengan istri dan anak-anak, saya yakin momen seperti ini bila tercapai akan menjadi kenangan selama hidup. Untuk mencapai momen hidup tersebut diperlukan dana. Sehingga apabila ingin mencapainya maka harus dipersiapkan, direncanakan dana yang diperlukan. Karena momen hidup atau tujuan tersebut mempengaruhi secara langsung terhadap kondisi keuangan keluarga sekarang dan masa depan. Ada beberapa contoh lain momen hidup yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan investasi yang mempengaruh kondisi keuangan , yaitu: -. Menikah -. Memiliki tempat tinggal sendiri -. Memiliki anak -. Menyekolahkan anak -. Memulai bisnis baru/merencanakan karir -. Naik haji bagi umat Islam atau ziarah ke holy land bagi kaum Kristiani -. Pensiun Jadi momen-momen hidup di atas dapat diambil sebagai dasar perencanaan investasi, di manapun posisi keuangan dan usia anda saat ini. Setelah menetapkan momen-momen hidup yang ingin dicapai maka hal selanjutnya adalah menetapkan jangka waktu (time horizon) yang dibutuhkan dan berapa nilai yang ingin dicapai (rupiah) serta tingkat toleransi Anda terhadap risiko. Ketiga hal ini terkait satu dengan yang lain. Jangka Waktu (Time Horizon) Begitu tujuan spesifik yang ingin dicapai ditetapkan, hal selanjutnya adalah dengan menentukan kapan tujuan tersebut ingin dicapai? dan berapa dana yang dibutuhkan?. Jangka waktu investasi serta besarnya dana yang dibutuhkan sangat terkait langsung dengan berapa besar dana yang harus disisihkan tiap bulan atau secara berkala guna mencapai tujuan tersebut. Semakin panjang jangka waktu investasi yang diinginkan seperti misalnya menyiapkan dana pensiun, apabila Anda berumur 30 tahun sekarang ini, maka dana yang harus disisihkan secara berkala akan lebih kecil dibandingkan dengan bila menyiapkannya saat telah berumur 40 tahun, dengan waktu pensiun yang sama di usia 55 tahun. Keterkaitan lain adalah dengan tingkat risiko yang mungkin dapat dipilih. Apabila sejak masih muda telah menyiapkan dana pensiun maka instrumen investasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi yang tentunya berkaitan dengan tingkat risiko yang tinggi pula dapat dipilih. Mengapa? Karena dengan jangka waktu lebih panjang perubahan tingkat pengembalian (risiko) M. Hadi Purnama, Page 2 akan tetap lebih besar dengan tingkat pengembalian bunga-berbunga (compound rate) dibandingkan dengan investasi dengan tingkat risiko rendah (tingkat pengembalian rendah). Jadi dengan menentukan jangka waktu investasi yang dibutuhkan dan besarnya dana yang ingin dicapai dapat dihitung berapa besar dana yang harus disisihkan dengan instrumen investasi yang telah dipilih secara berkala. Sebagai contoh, orang yang berusia 30 tahun dan ingin pensiun di usia 60 tahun. Maka jangka waktu investasinya adalah 30 tahun. Dana yang dibutuhkan selama Anda pensiun sebesar 2 miliar. Maka dapat dihitung besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulannya. Dari hasil perhitungan contoh ini maka besarnya dana yang perlu disisihkan sekitar Rp. 85,750/bulan selama 30 tahun dengan asumsi bunga 20 persen. Sangat jelaslah bahwa dengan merencanakan jauh hari sebelumnya, kesejahteraan finansial akan lebih mudah dicapai. Toleransi Terhadap Risiko Penjelasan mengenai tingkat toleransi individu terhadap risiko sangat terkait dengan pengetahuan yang berhubungan resiko (risk) dan tingkat pengembalian (return). Investasi akan selalu memiliki tingkat resiko yang berbanding lurus dengan tingkat pengembaliannya. Risiko dan tingkat pengembalian sudah sangat ‘biasa’ di dalam lingkungan investasi. Apabila anda menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi anda juga harus menerima tingginya tingkat resiko. Setiap individu memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap risiko, ada yang senang dengan risiko atau berani mengambil risiko atau malah ada yang takut akan risiko. Kita harus mengenali kondisi diri sendiri, apabila seseorang menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi akan tetapi ia sendiri termasuk orang yang memiliki tingkat toleransi rendah terhadap resiko maka akan timbul konflik di dalam dirinya dalam berinvestasi. Hal ini sangat penting untuk memahami tingkat toleransi terhadap risiko, karena bila orang dalam kategori tingkat toleransi rendah terhadap risiko maka dengan menginginkan tingkat pengembalian tinggi, hal itu hanya akan mengakibatkan timbulnya strees, karena perbedaan tingkat toleransi terhadap risiko dengan tingkat pengembalian yang dinginkannya. Sehingga sesuaikan instrumen investasi dengan tingkat toleransi diri sendiri. Pilihan Berbagai Investasi Pengetahuan dasar mengenai investasi menjadi sangat dibutuhkan dalam memutuskan untuk merencanakan investasi sepanjang hidup. Ketersedian berbagai alternatif instrumen investasi di pasar haruslah dipelajari serta dicermati guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Beberapa instrumen investasi dasar yang perlu diketahui antara lain deposito (instrumen perbankan), obligasi, saham, reksadana (instrumen perusahaan sekuritas atau pasar modal), property dan emas. Secara singkat, deposito adalah merupakan instrumen investasi yang paling aman serta memiliki tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah pula, biasanya anda dapat memulai investasi hanya dengan investasi awal sekitar Rp1 juta. Jangka waktu penempatan deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Obligasi, pada dasarnya adalah surat utang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau institusi kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh tempo. Obligasi bisa menjadi alternatif investasi jangka panjang dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Untuk berinvestasi di obligasi, investor harus memiliki dana yang cukup besar umumnya transaksi obligasi satu perusahaan dilakukan dalam kelipatan Rp 1 miliar. Saham, adalah merupakan surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang telah go public. Saham dapat diperoleh pada saat IPO (Initial Public Offering) atau di pasar sekunder. Investasi awal yang harus dikeluarkan relatif beragam, hampir berlainan di setiap perusahaan sekuritas, M. Hadi Purnama, Page 3 misal Rp. 25 juta. Investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari laba perusahaan dalam bentuk dividen dan capital gain dari kenaikan harga saham di kemudian hari. Reksadana, adalah suatu wadah yang digunakan oleh perusahaan sekuritas untuk mengumpulkan dana dari masyarakat untuk diinvestasikan di dalam berbagai instrumen investasi dalam suatu portofolio investasi oleh manager investasi. Reksadana merupakan instrumen investasi yang memiliki resiko yang terbatas dengan tingkat pengembalian yang relatif cukup besar. Investasi awal dari reksadana cukup murah di mana dengan hanya Rp. 500,000 Anda sudah dapat membeli produk reksadana dengan membeli unit penyertaan dari produk reksadana tersebut. Reksadana merupakan instrumen investasi alternatif yang sangat bagus karena memberikan beberapa manfaat bagi investor antara lain adalah akses kepada instrumen investasi seperti saham atau obligasi, pengelolaan oleh profesional manager investasi, diversifikasi investasi dengan dana relatif kecil, hasil investasi dari reksadana bukan merupakan objek pajak dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Properti, adalah investasi dalam asset tangible bisa berupa tanah atau bangunan. Masyarakat yang menginvestasikan dananya di dalam properti biasanya melihat akan banyaknya permintaan akan tanah serta bangunan di masa datang di suatu daerah. Tingkat pengembalian dari investasi di bidang properti cukup tinggi akan tetapi tingkat likuiditasnya tidak. Apabila di pasar modal instrumennya sangat likuid di mana Anda dapat menjualnya dalam waktu singkat, tidak demikian dengan properti, tingkat likuiditasnya tidak secepat investasi di pasar modal.. Tetapi sebagai instrumen jangka panjang properti merupakan investasi yang menjanjikan. Emas, sudah merupakan pilihan investasi masyarakat tradisional di Indonesia. Banyak masyarakat yang menyimpan uangnya dalam bentuk emas perhiasaan bukan saja bisa menjadi sarana investasi, tetapi juga menjadi perhiasaan yang bisa dipakai. Dengan investasi jenis ini harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu biaya ongkos pembuatannya. Ada lagi yang investasi dalam bentuk batangan maupun investasi dalam emas yang tidak konvensional, melalui future traiding atau bursa perdagangan berjangka. Investasi di emas sangat baik dalam keadaan di mana tingkat inflasi suatu negara sangat besar seperti yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Di tahun 1993 harga emas murni 24 karat sekitar Rp 24,000 dan di tahun 1998 harga emas melonjak sangat tinggi sampai mencapai Rp. 140,000/gram. Jadi selama masih adanya tingkat inflasi maka harga emas akan selalu meningkat. Hal selanjutnya yang diperlukan sebelum mengambil keputusan investasi untuk masa datang adalah memahami akan kebijakan investasi. Secara umum tidak ada investasi yang paling benar dan tepat karena hal itu akan sangat tergantung dari keadaan keuangan, tolerensi terhadap resiko serta tujuan yang telah ditentukan. Salah satu metode dalam menentukan kebijakan investasi adalah dengan melihat faktor-faktor sebagai berikut: Liquidity; Dapat dicairkan dalam waktu singkat tanpa ada pengurangan inestasi awal Anti inflation; Menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang Capital growth; Lebih mengutamakan penambahan/perkembangan pada modal Principal protection; Menhindari resiko berkurangnya modal selama masa investasi Ease of management; Menghindari keputusan dan pemantauan harian Dengan penjelasan ini kami ingin memotivasi atau memberdayakan keluarga agar setiap keluarga memiliki perencanaan investasi yang dinamis, berkelanjutan dan dilaksanakan secara konsisten. Semoga dapat menambah wawasan dalam merealisasikan berbagai tujuan keuangan keluarga melalui perencanaan investasi sepanjang hidup. M. Hadi Purnama, Page 4 MARI BERINVESTASI Bila Anda melakukan investasi, ada dua pilihan: melakukan investasi secara periodik, atau investasi sekali saja. Keduanya memberikan nilai investasi yang sama berarti. Tinggal Anda pilih mana yang sesuai dengan kekuatan dana yang Anda miliki. Periodik Bila berinvestasi secara periodik, maka ini berarti Anda melakukan investasi secara rutin. Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin. Biasanya, berinvestasi secara periodik adalah cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi Anda cukup hanya menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk lalu diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga. Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya di sebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya. Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikitsedikit, akan menjadi bukit. Sekali Saja Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Deposito, umpamanya, Anda endapkan selama katakanlah- sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga yang bisa ditambahkan ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar. Berinvestasi secara lump sum persis seperti kalau Anda naik ke sebuah gunung bersalju. Dari atas, Anda ambil sekumpulan salju dengan tangan Anda, lalu membentuknya menjadi sebuah bola. Setelah itu, Anda lepaskan bola salju itu dari atas, untuk digelindingkan ke bawah. Apa yang terjadi? Dalam perjalanannya dari atas sampai bawah, bola salju itu makin lama akan makin besar. Dan pertumbuhan bola salju itu persis seperti deret ukur: 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya. Nah, seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara lump sum. Gunakan Hukum 72 Kapan investasi Anda berlipat menjadi dua? Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda M. Hadi Purnama, Page 5 menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di-roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun. Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan "Hukum 72". Bagi angka 72 dengan suku bunga (misalnya 12%) dari produk investasi Anda. Sebagai contoh: (72/12) x 1 tahun = 6 tahun. Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua. KAPAN NILAI INVESTASI BERLIPAT MENJADI DUA? GUNAKAN HUKUM 72 Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya dimana jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun. Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan Hukum 72. Bagi angka 72 dengan suku bunga dari produk investasi Anda. Ini berarti: = 72 : 12 = 6 tahun. Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua. Tentunya, semakin tinggi hasil investasi Anda, maka akan semakin cepat juga investasi Anda berlipat dua. Sebagai contoh, kalau suku bunga deposito Anda adalah 24% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu 3 tahun (72 : 24 = 3). Bandingkan apabila suku bunga deposito Anda cuma 12%, dimana butuh 6 tahun agar uang Rp 1 juta Anda menjadi berlipat dua. M. Hadi Purnama, Page 6 EMPAT PERTIMBANGAN SEBELUM BERINVESTASI Santi baru saja pulang dari bank. Ibu muda ini baru saja mengambil sejumlah uang untuk digunakannya membiayai pengeluaran rumah tangganya. Ia melihat buku tabungannya, dan memperhatikan jumlah bunga yang ia dapatkan dalam rekeningnya. Melihat besarnya bunga, Santi merasa tidak puas. Bayangkan, bunga yang ia dapatkan hanya sekitar 10 - 12 persen per tahun. Baginya, jumlah itu terlalu sedikit. Ia menginginkan lebih banyak. Ketika membaca tentang berbagai macam investasi usaha, terpikirlah olehnya kenapa ia tidak mencobanya. Hanya saja ia masih bingung usaha apa. Beberapa waktu yang lalu Santi membaca tentang bagaimana menyikapi tawaran investasi di media massa. Santi berlangganan sebuah harian Ibu Kota dan di situ terdapat berbagai macam iklan tawaran investasi usaha. Santi lalu menghitung tabungannya, ada sekitar Rp 25 juta. Itu simpanan pribadinya sejak dia kuliah dulu. Di koran ia baru saja membaca sebuah tawaran untuk berinvestasi pada sebuah Usaha Agribisnis. Investasi minimalnya sekitar Rp 10 juta, dan tawaran keuntungannya bisa sekitar 40 persen setahun. Ambil enggak, ya? Beberapa dari Anda mungkin sedang berada pada situasi yang mirip dengan Santi sekarang. Anda punya uang, tapi Anda bingung tentang apa yang akan Anda lakukan terhadap uang Anda itu. Apakah didiamkan saja, atau diinvestasikan saja ke deposito, atau malah ke dalam usaha? Nah, bila Anda memang berniat melakukan investasi, ada sejumlah hal yang harus dipertimbangkan sebelum Anda melakukannya. Yakni: 1. Bila penghasilan Anda selama ini adalah dari gaji atau komisi, dan Anda tidak punya persediaan uang yang lain, maka mungkin tak ada salahnya bila Anda menyisihkan dulu sejumlah uang untuk Dana Cadangan. Guna Dana Cadangan itu adalah untuk berjaga-jaga kalau-kalau Anda harus kehilangan penghasilan Anda. Setelah itu, barulah sisanya Anda investasikan. Ingat, investasi usaha adalah investasi yang risikonya cukup besar sehingga pastikan bahwa Anda sudah memiliki persediaan dana yang cukup bila Anda terpaksa harus kehilangan penghasilan. 2. Jangan lupa untuk menyisihkan juga sejumlah uang untuk diinvestasikan pada Produk Investasi bukan usaha, seperti pada Deposito atau Tabungan. Jangan 100 persen menggunakan uang Anda untuk investasi usaha. Risikonya akan menjadi terlalu besar. Komposisi 30 : 70 juga sudah cukup baik kok, yaitu 30 persen untuk Deposito dan 70 persen untuk Investasi Usaha. 3. Bila penghasilan Anda selama ini adalah juga dari usaha, maka dengan mengambil sebuah Tawaran Investasi Usaha, sama dengan bila Anda memiliki dua macam usaha. Yakinkan bahwa Anda memang bisa berkonsentrasi pada kedua usaha tersebut, walaupun sebenarnya salah satu di antaranya tidak dikelola langsung oleh Anda. Bila Anda hanya bisa fokus kepada satu macam usaha saja, jangan ragu-ragu untuk menolak sebuah tawaran investasi usaha, betapapun bagusnya itu. 4. Bagaimana bila simpanan Anda terbatas dan langsung habis digunakan untuk Dana Cadangan? Jawabannya jelas, jangan dulu berinvestasi pada tawaran usaha yang ada. Prioritaskan untuk memiliki Dana Cadangan terlebih dahulu. Barulah setelah itu, kalau ada uang lebih, gunakan untuk usaha. Mudah-mudahan berbagai pertimbangan ini mempermudah Anda mengambil keputusan. M. Hadi Purnama, Page 7 3 RISIKO INVESTASI YANG PALING DITAKUTI "Beranikah saya mengambil risiko dalam berinvestasi?" Pertanyaan ini mungkin sering terlontar bila Anda sedang menimbang-nimbang untuk melakukan investasi. Katakan Anda punya uang Rp 10 juta, dan Anda bingung apakah akan menaruhnya di bank atau di tempat lain. Kalau ditaruh di bank, Anda mungkin merasa aman. Tetapi kadang-kadang, tawaran investasi di tempat lain seringkali cukup besar dan sangat menggoda, sehingga ini kadang-kadang menakutkan Anda. Yang namanya investasi pasti ada risikonya. Nah, dari pengalaman saya selama ini, biasanya hanya ada tiga (3) risiko yang paling ditakutkan orang ketika mereka berinvestasi: 1. Turunnya Nilai Investasi Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah "Apakah uang saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab "tidak" kalau ditanya seperti itu. Iyalah, mana ada, sih orang yang mau kehilangan uangnya? Akan tetapi, masalahnya, yang namanya risiko pasti ada dalam setiap investasi. Hanya bedanya adalah di ukurannya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, ada yang kecil. Itu mungkin butuh pembahasan yang khusus di NOVA nomornomor mendatang. Yang jelas, satu hal yang paling ditakuti orang, sekali lagi adalah: "Apakah uang saya akan hilang?" Oke, sekarang kalau Anda berinvestasi, seberapa besar penurunan nilai yang bersedia Anda tanggung bila Anda mengalami kerugian? 10 persen? 30 persen? 50 persen? Atau 100 persen? Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah, itu adalah bagian dari berinvestasi. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terusmenerus untung. Yang namanya kerugian, sesekali memang harus dialami. Kalau enggak mengalami, ya enggak belajar, kan? 2. Sulitnya Produk Investasi itu Dijual Risiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual kembali. Beberapa orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Akan tetapi, ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke bank. Ini karena bila dolar itu disimpan di lemari, maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun, dan itu kadang-kadang akan menyulitkan bila suatu saat dolar itu hendak dijual kembali. Maklum, beberapa bank seringkali tidak mau membeli mata uang asing Anda bila kondisi uang kertasnya robek, rusak atau kumal. Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang Koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak selalu mudah dijual kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Lukisan misalnya. Karena pasarnya yang spesifik, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi, sekali terjual, bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan untung yang lumayan buat orang yang menjualnya. M. Hadi Purnama, Page 8 Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, ketahui lebih dulu seberapa mudahnya produk investasi Anda bisa dijual kembali. Jangan sampai Anda berinvestasi tapi tidak bisa menjualnya, karena barangnya memang sulit dijual. 3. Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa Bayangkan kalau Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai. Iya dong, beberapa dari Anda mungkin menginginkan produk investasi yang aman dan konservatif. Tetapi, konsekuensinya adalah bahwa Hasil Investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus Anda alami dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut. Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi risiko ini? Jangan menutup diri terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin Anda belum tahu, dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Lama-kelamaan, Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding kenaikan harga barang. Selamat berinvestasi! Mitos Para Investor yang Salah Kaprah Dalam dunia investasi pasar bursa, banyak beredar mitos atau teori-teori yang diyakini memiliki nilai kebenarannya oleh para investor. Dari sekian banyak yang beredar, pada kesempatan kali ini kita akan tampilkan beberapa mitos yang menurut kami adalah mitos yang salah. Hal ini penting untuk dibahas karena jika seorang investor memiliki persepsi yang benar dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar bursa, maka ia akan memiliki mental yang M. Hadi Purnama, Page 9 matang dalam menghadapi segala resiko yang akan timbul akibat dari investasinya tersebut. Dengan memiliki mental yang matang, maka tingkat toleransi terhadap resiko juga akan semakin tinggi, akibatnya anda dapat tidur dengan pulas tanpa perlu dirisaukan oleh aktivitas investasi anda tersebut. Mari kita lihat satu per satu mitos tersebut. Berinvestasi di saham sama dengan berjudi Banyak kalang berpendapat bahwa berinvestasi di pasar modal sama saja dengan bermain judi, harga saham yang hari ini naik, besok turun, bergerak secara fluktuatif dapat menyebabkan kerugian yang besar. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri, dan memang dapat menyebabkan kerugian bagi anda bila pola investasi yang diterapkan tidak benar. Investasi saham adalah investasi yang bersifat jangka panjang, dengan pendekatan strategi jangka pendek dapat menyebabkan kerugian, apalagi untuk investor pemula. Jadi kerugian yang timbul bukan karena sifat investasinya yang seperti judi, tetapi cara pendekatannya yang tidak tepat. Mari kita lihat lebih dalam lagi perbedaan antara berinvestasi saham dengan berjudi. Untung mengerti perbedaan mendasar diantara keduanya tersebut, pertama-tama kita akan membahas pengertian dari saham atau pemegang saham itu sendiri. Dalam pengertiannya para pemegang saham yang dapat diartikan sebagai pemilik dari perusahaan akan mendapatkan sisa dari penghasilan perusahaan setelah melunasi semua kewajibannya seperti pembayaran bahan baku, gaji pegawai, bunga, pajak dan lain-lain. Sisa yang akan didapat ini bisa saja dalam jumlah yang besar, kecil, bahkan negatif tergantung dari baik atau tidaknya kondisi perusahaan. Karena akan mendapatkan sisa dari pendapatan itulah, para pemegang saham memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan pihak lain yang terlibat dalam perusahaan itu. Oleh karenanya para pemegang saham (investor) akan memiliki harapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Dalam dunia usaha, perubahan kondisi selalu berubah dari waktu ke waktu, demikian juga dengan pandangan atau harapan dari para investor terhadap sisa yang akan didapat tadi juga selalu berubah, oleh karena itu harga saham yang juga merupakan cermin dari harapan para investor juga selalu berfluktuasi. Tapi ada suatu hal yang diyakini, dalam jangka panjang investasi yang telah mereka tanamkan akan membawa hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lain yang lebih aman seperti tabungan, deposito, obligasi dan lain-lain. Oleh karena itu investasi dalam bursa saham merupakan investasi yang memerlukan pendekatan waktu yang panjang. Dengan pendekatan yang kita sebutkan di atas, maka pola bermain saham sudah sangat jauh berbeda dengan main judi. Anda dapat membeli sejumlah saham, simpanlah dalam jangka waktu yang lama, walaupun harganya berfluktuatif, kemungkinan anda akan mendapatkan hasil yang besar dalam periode waktu tersebut. Lagi pula, tidak akan ada satu orangpun yang akan dirugikan akibat keuntungan anda dalam berinvestasi tersebut. Sedangkan pada permainan judi, setiap keuntungan rupiah yang didapat akan mengakibatkan kerugian pada pihak lain. Hal ini terjadi karena judi tidak menghasilkan apa-apa, tidak memproduksi barang, dan karenanya keuntungan yang didapat hanya berasal dari kerugian pihak lain. Sedangkan dalam berinvestasi di perusahaan (saham), keuntungan yang terjadi (harga saham naik) dikarena perusahaan memproduksi sesuatu sehingga nilai perusahaannya meningkat karena keuntungan yang diperoleh, jadi dalam hal ini tidak ada pihak lain yang dirugikan. Sampai disini, tentulah sudah semakin jelas perbedaan antara investasi saham dengan main judi. Dari rangkaian cerita di atas dapat kita simpulkan dua hal yang penting mengenai perbedaan antara investasi saham denga judi: · Pada permainan judi, terjadi transfer kekayaan dari pihak yang kalah kepada pihak yang menang karena judi tidak memproduksi apa-apa. Sedangkan kenaikan harga saham disebabkan oleh nilai perusahaan yang meningkat karena keuntungan yang diperoleh karena memproduksi sesuatu. · Investasi saham memerlukan pendekatan waktu jangka panjang, karena walaupun harga saham bergerak secara fluktuatif, dalam jangka panjang akan memiliki trend yang meningkat. M. Hadi Purnama, Page 10 Dengan menyadari perbedaan di atas, diharapkan para investor akan memiliki kepercayaan diri untuk memiliki horison investasi jangka panjang dan tidak panik mengambil keputusan yang salah melihat fluktuasi harga saham yang terjadi. Perkiraan pergerakan harga merupakan kunci sukses berinvestasi Mitos ini juga termasuk salah satu mitos yang sangat populer diantara investor. Banyak yang beranggapan untuk sukses berinvestasi di pasar modal, seseorang harus memiliki kemampuan untuk memperkirakan kemana arah pergerakan harga suatu saham. Mengapa ini dapat terjadi? Karena banyak yang beranggapan bahwa harga saham selalu bergerak dalam kisaran tertentu, dengan kemampuan memprediksi arah pergerakan harga maka dapat melakukan pembelian pada harga dibawah kisaran dan menjual pada harga di atas kisaran. Hal ini memang merupakan sifat dari manusia, yang cenderung ingin mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dan ini menyebabkan banyak investor pemula beranggapan bahwa kunci sukses berinvestasi adalah pada kemampuan menebak pergerakan harga saham. Jelas mitos ini merupakan suatu kesalahan. Tapi mengapa banyak sekali tersedia informasi mengenai prediksi pergerakkan harga saham yang disediakan untuk para investor? Sebagian besar sekuritas-sekuritas menyediakan tenaga analis untuk memberikan informasi kepada nasabahnya mengenai prediksi harga saham. Hal ini terjadi karena bagi mereka jauh lebih mudah untuk menyediakan informasi tersebut dari pada berusaha untuk merubah cara berpikir yang sudah terlanjur salah kaprah ini. Disamping itu juga dengan memperoleh nasabah yang aktif bertransaksi berdasarkan informasi yang diberikan akan menghasilkan keuntungan yang besar juga bagi sekuritas tersebut. Tetapi sejujurnya, cara yang paling tepat untuk mendapatkan uang melalui pasar modal adalah menggunakan metode beli dan disimpan untuk jangka panjang dan hindarilah strategi beli dan jual berdasarkan informasi prediksi harga saham. Mudah-mudahan anda tidak salah paham, bukannya kami merendahkan kemampuan dari para analis atau pakar yang selalu memberikan informasi kepada para investor. Dan juga tidak dapat disangkal bila ada seseorang yang mampu dengan tepat memprediksi pergerakan harga dengan tepat, maka ia atau pengikutnya akan mendapatkan keuntungan yang besar dari hasil ramalannya tersebut. Tetapi kalau kita mau bersikap realistis, mana ada orang yang selalu berhasil memprediksi pergerakan harga dengan tepat. Seseorang yang sudah sangat berpengalaman pun pasti pernah meleset dalam memperkirakan pergerakan harga saham. Mengapa? Seperti yang sudah kita bahas di depan, bahwa perubahan harga saham disebabkan oleh persepsi atau harapan dari para investor atas return yang akan mereka dapatkan dari investasi mereka. Dan persepsi ini merupakan suatu kejadian yang berdiri sendiri di antara para investor tanpa berkaitan satu sama lain. Dari macam-macam investor yang memiliki latar belakang yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula atas suatu kejadian, sehingga sulit bagi kira untuk menebak apa yang ada di benak orang lain. Selain itu, suatu kejadian yang akan mempengaruhi persepsi para investor yang nantinya juga mempengaruhi pergerakan harga saham, seringkali datang tanpa diduga sama sekali, misalnya bencana alam, kebakaran, aksi mogok, peristiwa politik dll. Jadi kesimpulannya akan sulit bagi seseorang untuk memperkirakan secara pasti kemana arah pergerakan harga saham. Kembali akan timbul pertanyaan, kalau saya tidak memonitor perkembangan pasar bursa, bagaimana saya akan berhasil sebagai investor? Memonitor dan mengawasi perkembangan adalah hal yang baik. Yang menjadi tidak baik adalah reaksi kita atas perkembangan yang terjadi sehingga menjadi panik dan mengambil keputusan yang salah. Yang perlu disadari adalah yang mengatur portofolio anda adalah anda sendiri, bukannya pasar. Dengan memiliki disiplin dalam berinvestasi akan memberikan katahanan mental yang baik bagi anda. Untuk membantu anda dalam menentukan sikap, anda dapat baca lebih jauh artikel kami mengenai kapan menjual? M. Hadi Purnama, Page 11 Percayalah, apabila anda memilih saham dengan baik, maka anda tidak perlu dikhawatirkan dengan kejadian-kejadian jangka pendek yang membuat anda tidak dapat tidur dengan tenang. Apabila anda yakin perusahaan yang telah anda pilih memiliki manajemen yang baik, mereka akan keluar dari setiap kesulitan dan membuat uang untuk anda. Dan perlu kami tekankan sekali lagi, bahwa investasi saham merupakan investasi jangka panjang. Yang sudah naik akan turun, yang sudah turun akan naik Banyak sekali investor yang percaya akan mitos ini, sehingga menghasilkan sikap untuk membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi. Mari kita lihat lebih dalam lagi, bagaimana mitos ini dapat menyebabkan anda salah dalam mengambil keputusan. Mungkin anda pernah mengalami hal ini, suatu hari anda amati bahwa harga saham suatu perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, langka berikutnya tentu anda cari tahu alasan dibalik kenaikan harga tersebut dan dengan melakukan analisa anda berkesimpulan bahwa saham tersebut memiliki fundamental yang baik. Selanjutnya pada saat hendak membeli, timbul keraguan bahwa harganya sudah keburu naik, mungkin sudah ketinggian, akhirnya anda mengambil keputusan untuk menunggu harga sahamnya turun dulu. Tapi ternyata harganya tidak turun-turun dan anda sudah melewatkan suatu kesempatan yang baik. Hal ini dikarenakan anda percaya pada mitos bahwa apa yang sudah naik akan turun. Perlu diketahui bahwa tidak berarti bahwa suatu harga saham yang telah naik banyak tidak dapat naik lebih tinggi lagi. Perusahaan yang memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang akan memiliki saham yang harganya terus meningkat di kemudian hari. Inti yang dapat dipetik dari cerita ini adalah, sekali menemukan suatu saham yang memiliki fundamental yang baik, jangan menunggu harganya turun untuk mengambil posisi. Cerita yang lain lagi adalah anda melihat harga saham suatu perusahaan telah mengalami penurunan yang signifikan, karena anda percaya pada mitos apa yang sudah turun akan naik, maka anda membeli saham tersebut dengan harapan bahwa harganya akan kembali ke posisi semula. Ternyata saham yang telah anda beli harganya bukannya naik tetapi semakin turun. Apa yang salah? Proses investasi di bursa saham memerlukan strategi yang benar, jangan sekali-kali melakukan pembelian hanya berdasarkan mitos atau kepercayaan yang berlaku umum yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada jaminan bahwa harga yang sudah naik akan turun dan tidak ada jaminan bahwa harga yang sudah turun akan naik. Suatu perusahaan yang kinerjanya buruk akan menyebabkan harganya turun dan selama pihak manajemen tidak memperbaiki kondisi perusahaan maka harga sahamnya tidak akan naik kembali. Intisari yang ingin kami sampaikan kepada anda adalah, bila anda telah mengambil keputusan untuk berinvestasi di bursa pasar modal, maka jadilah investor yang profesional. Jangan bertindak berdasarkan mitos-mitos tetapi berdasarkan pertimbangan profesional yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga anda mengerti betul resiko apa yang dihadapi dan dapat mengambil sikap yang bijaksana atas resiko yang timbul dari aksi investasi tersebut. M. Hadi Purnama, Page 12 MENYIKAPI IKLAN (TAWARAN) INVESTASI DI MEDIA MASSA Kalau Anda perhatikan dalam beberapa tahun terakhir ini, ada banyak sekali iklan yang muncul di koran-koran menawarkan berbagai macam kesempatan berinvestasi. Dari mulai iklan yang berukuran kecil, sedang sampai besar. Bagaimana Anda sebagai anggota masyarakat menyikapi hal tersebut? Masih segar dalam ingatan kita tentang bangkrutnya perusahaan Gee Cosmos baru-baru ini. Kalau Anda ingat, Gee Cosmos adalah sebuah perusahaan yang menawarkan kesempatan berinvestasi kepada masyarakat Indonesia. Iklannya terpasang di mana-mana, termasuk di berbagai media cetak nasional. Tapi kalau Anda perhatikan, Gee Cosmos sebetulnya bukan satu-satunya perusahaan yang menawarkan kesempatan berinvestasi bagi masyarakat. Ada banyak sekali iklan-iklan investasi yang muncul di berbagai media. Berbagai Jenis Iklan Investasi Iklan (atau saya sering menyebutnya "tawaran") Investasi seperti itu biasanya dipasang oleh sebuah perusahaan tertentu, di mana iklan itu memberikan kesempatan bagi Anda untuk bisa berinvestasi dan mendapatkan keuntungan dari investasi itu. Kalau dilihat, biasanya investasi yang ditawarkan dalam iklan-iklan tersebut bisa dibagi ke dalam beberapa jenis tertentu : Investasi dalam Usaha Agribisnis. Iklan investasi ini menawarkan kepada Anda untuk berinvestasi ke dalam bidang-bidang usaha seperti perkebunan, di mana hasil perkebunan itu nanti bisa dijual dan dari situlah Anda sebagai investor akan ikut mendapatkan keuntungan. Investasi dalam Usaha Peternakan. Ada juga iklan investasi yang menawarkan kepada Anda untuk berinvestasi ke usaha pengembangbiakan ternak, seperti itik, ayam, dan lain M. Hadi Purnama, Page 13 sebagainya. Nantinya, telur-telur yang dihasilkan oleh ternak itulah yang akan dijual, atau malah (tergantung jenis ternaknya), ternak itu sendirilah yang dijual, dan Anda sebagai investor akan mendapatkan pembagian keuntungannya. Investasi dalam Usaha Perdagangan. Anda juga bisa ikut berinvestasi dalam sebuah usaha perdagangan, seperti toko atau usaha apapun yang melibatkan jual beli barang. Investasi dalam Usaha Jasa. Ini adalah tawaran untuk berinvestasi pada usaha-usaha jasa seperti warnet, bimbingan belajar, dan sebagainya yang bersifat jasa. Di luar itu, biasanya ada dua investasi lain, yang kalau diteliti sebetulnya merupakan investasi yang harus diwaspadai, yaitu: Money Game Ini adalah sebuah skema investasi di mana Anda diminta memasukkan sejumlah uang, dan dengan mensponsori sejumlah orang, serta apabila pensponsoran itu sudah sampai pada level tertentu, Anda akan mendapatkan sejumlah uang. Skema seperti ini biasanya sama dengan skema piramid. Anda hanya untung kalau Anda join lebih dulu. Sedangkan kalau Anda join belakangan, seringkali Anda sulit untuk bisa memiliki penghasilan yang lebih besar daripada orang diatas Anda yang sudah lebih dulu. Terserah Anda apakah Anda akan ikut dalam Money Game atau tidak, mengingat di Indonesia belum ada undang-undang yang melarangnya. Tapi tak ada salahnya Anda mempelajari dulu skema investasi tersebut hingga berkali-kali, dengan mempertimbangkan segala macam risiko dan potensi keuntungannya, sebelum Anda memutuskan untuk ikut di dalamnya. Bank Gelap Ini adalah sebuah tawaran untuk berinvestasi pada sebuah lembaga, untuk lalu uang tersebut akan diinvestasikan entah kemana oleh lembaga tersebut, dan si nasabah nanti akan mendapatkan janji untuk menerima hasil yang cukup tinggi setiap bulannya. Persis seperti praktek dari sebuah bank, tapi tanpa memiliki izin praktek seperti sebuah bank. Karena itu namanya Bank Gelap. Investasi pada Bank Gelap sebaiknya diwaspadai, mengingat banyak pelaku bank gelap yang kabur membawa uang nasabah. Keuntungan yang Ditawarkan Kalau Anda perhatikan, iklan-iklan investasi itu banyak yang menawarkan hasil investasi yang cukup tinggi. Bisa sampai 5 persen sebulan, bahkan 10 persen. Kalau misalnya hasil Investasi yang didapat benar bisa mencapai --katakan-- 5 persen sebulan, itu berarti dalam setahun Anda bisa mendapatkan sekitar 60 persen! "Masak iya sih? Wong bunga deposito saja jauh di bawah itu, kok." Begitu mungkin Anda berpikir. Ya, jangan disamakan. Ini kan usaha. Yang namanya usaha, beda dengan kalau Anda berinvestasi lewat deposito bank. Hasil investasi yang tinggi mungkin tidak bisa Anda dapatkan di deposito, tapi kalau Anda buka usaha, katering misalnya, hasil investasi sebesar itu bisa saja dicapai. Memang, risikonya juga harus Anda pertimbangkan. Umumnya, hasil investasi yang tinggi bisa didapat dengan risiko yang besar pula. Sama sajalah kalau Anda buka usaha. Ada risiko usaha Anda tidak laku dan Anda merugi kan? Tips Sebelum Berinvestasi Ada empat langkah yang harus Anda lalui sebelum Anda memutuskan untuk mengambil sebuah tawaran investasi. M. Hadi Purnama, Page 14 1. Tentukan terlebih dahulu investasi jenis apakah itu. Bedakan apakah itu betul-betul sebuah investasi ataukah hanya sekadar money game atau bank gelap. Kita sudah membahas tentang macam-macam iklan investasi yang umumnya ada. Pastikan Anda mengetahui investasi apa yang ditawarkan. Jangan sampai Anda menaruh uang pada investasi yang tidak Anda kenal dan ketahui seluk-beluknya. 2. Setelah Anda mengetahui jenis investasinya, lihat seberapa besar keuntungan investasi yang ditawarkan oleh mereka. Kemudian pastikan Anda memahami bagaimana keuntungan yang besar itu bisa didapat, dan apakah Anda memang menguasai perhitungannya bagaimana keuntungan besar itu bisa didapat. Jangan lupa bahwa orang seringkali terlena dengan tawaran hasil investasi yang mungkin didapat, tanpa mempelajari lebih dulu apakah hasil investasi yang ditawarkan masuk akal atau tidak. 3. Lihat juga lokasi di mana usaha itu dilakukan. Pikir dua tiga kali dulu kalau memang lokasi usahanya jauh dari tempat Anda tinggal sehingga sulit untuk Anda pantau. Kadang-kadang, jauhnya lokasi usaha dari tempat Anda tinggal bisa membuat Anda sulit mengetahui kebenaran tentang benar tidaknya keberadaan usaha Anda dan apakah usaha Anda memang betul-betul menguntungkan atau tidak. 4. Yang terakhir, lihat kredibilitas dari perusahaan yang menawarkan investasi itu kepada Anda. Datangi kantornya. Kenali orang-orangnya. Minta bertemu dengan bosnya kalau perlu. Anda perlu mengenal perusahaan tersebut dari dekat. Kalau Anda tidak yakin terhadap kredibilitas perusahaan tersebut, lupakan investasi itu. Selamat berinvestasi. BELAJAR DARI GEE COSMOS INDONESIA Bangkrutnya perusahaan Gee Cosmos Indonesia, yang telah banyak memakan korban dari para anggota masyarakat. Rubrik Ulas Uang kali ini akan membahas tentang pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa tersebut, agar hal itu tidak perlu terulang lagi kepada kita. Tahun 2001 lalu, muncul sebuah perusahaan yang menawarkan konsep baru dalam perbaikan hidup melalui sebuah tawaran inves-tasi. Perusahaan tersebut bernama Gee Cosmos Indonesia. Bentuk tawaran investasinya boleh dikatakan baru dan bisa dikatakan sebagai suatu inovasi dalam berinvestasi. Yang mereka tawarkan persisnya adalah kerja sama pembiayaan iklan, dimana Anda bisa membiayai iklan dari suatu produk, dan apabila penjualan produk itu mendapatkan keuntungan, Anda sebagai investor iklannya akan mendapatkan pembagian keuntungan yang besarnya tergantung dari barang apa yang diiklankan, dan berapa besar uang yang Anda investasikan. Anda sendirilah yang memilih produk apa yang ingin Anda iklankan dan media apa yang ingin digunakan untuk mempromosikan produk tersebut. Kemudian, Anda tinggal menyetorkan sejumlah dana yang besarnya tergantung dari media apa yang dipilih (media yang paling mahal tentunya media televisi). MARI KITA PELAJARI Kalau kita perhatikan, sebuah perusahaan yang mengeluarkan sebuah produk tentunya membutuhkan promosi agar produknya dapat dikenal oleh masyarakat. Dan promosi, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika dana perusahaan tidak dapat mencukupi untuk biaya promosi produknya, tentunya dia akan mencari dana dari luar perusahaannya. Caranya tentu bermacam-macam, bisa dengan meminjam uang ke bank, menerbitkan saham atau obligasi, atau menggunakan dana dari sebuah lembaga keuangan. Setiap cara mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Termasuk mencari dana dengan menawarkan tawaran investasi kepada masyarakat. Inilah yang dilakukan oleh Gee Cosmos. Sayangnya, ada beberapa kelemahan dalam Gee Cosmos Indonesia ini: M. Hadi Purnama, Page 15 1. Kriteria Untung Rugi yang tidak jelas Gee Cosmos tidak memiliki kriteria yang transparan mengenai bagaimana suatu produk yang diiklankan (oleh investor) mengalami untung atau rugi. Dia juga tidak menjelaskan bagaimana hubungan antara promosi dengan laba yang dihasilkan. Maksudnya begini, kalau investasi untuk biaya promosi sebesar 1 milyar dan laba yang dihasilkan adalah 2 milyar, bagaimana menghitung partisipasi promosi dalam menghasilkan laba tersebut? Ini karena laba yang dihasilkan tidak hanya didasarkan oleh besarnya promosi yang dilakukan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor politik, kualitas produk, atau sistem distribusinya. Kalau untung saja belum ada kriterianya, bagaimana kalau rugi? 2. Pengawasan & Pengetahuan Dana yang dikumpulkan oleh Gee Cosmos Indonesia akan digunakan di Jepang, sebuah negara yang jauh dari Indonesia. Tentunya ini akan menyulitkan kita dalam mengawasi perkembangan dana yang diinvestasikan. Iya, dong, ongkos pulang pergi ke Jepang saja mungkin tidak sebanding dengan hasil yang kita terima. Atau kalau kita menggunakan Internet, rasanya kita perlu belajar bahasa dan tulisan Jepang. Selain masalah pengawasan, kita juga tidak tahu mengenai produk yang kita biayai iklannya, karena yang dikirimkan hanya brosurnya saja. Bagaimana dengan kualitasnya? Atau bagaimana dengan kapasitas perusahaan memproduksi produknya, karena percuma juga kalau kita gencar promosi, tetapi perusahaan tidak dapat memenuhi jumlah produk yang dibutuhkan oleh pasar. PELAKUNYA YANG NAKAL Saya turut prihatin dengan para korban penipuan Gee Cosmos Indonesia. Menurut saya, konsep investasi untuk membiayai iklan memang bagus, tetapi sayangnya pelakunya yang nakal. Inilah yang terjadi dengan Gee Cosmos. Memang, terkadang suatu musibah dapat memberikan hikmah yang lebih baik. Mudah-mudahan kelak ada sebuah perusahaan yang benar-benar bertujuan baik untuk memberikan tawaran investasi dalam bentuk pembiayaan iklan. Dan ketika saat itu muncul, saya juga berharap pemerintah sudah menyiapkan segala perangkatnya agar masyarakat tidak lagi dirugikan seperti sekarang ini. Sekali lagi saya turut prihatin, semoga musibah ini dapat memberikan hikmah kepada kita agar lebih cermat dalam memilih media investasi. PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL Lalu, pelajaran apa yang bisa diambil dari Gee Cosmos? Ini dia: 1. Pelajari terlebih dahulu setiap tawaran investasi yang datang kepada Anda. Jangan terlalu terpengaruh apakah tawaran investasi itu memang gencar diiklankan dimanamana. Yang paling penting adalah apakah Anda menguasai 'permainannya'. Jangan berinvestasi sebelum Anda memang betul-betul mengerti cara kerja dari investasi tersebut. Ingat, risiko investasi bisa ditekan bila Anda memang menguasai seluk-beluk investasinya. 2. Bila Anda memang sudah menguasai cara kerjanya, perhatikan apakah Anda memang bisa setiap saat memantau investasi Anda. Investasi yang dilakukan jauh dari rumah seringkali sulit dipantau, sehingga risiko investasi Anda bisa jadi jauh lebih besar dibanding bila investasi tersebut berada pada jarak yang memang bisa Anda awasi. Pikir M. Hadi Purnama, Page 16 dulu dua tiga kali sebelum Anda melakukan investasi di tempat yang jaraknya jauh dari Anda dan sulit untuk dipantau. 3. Perhatikan kredibilitas dan bonadifiditas dari perusahaan yang menawarkan investasi tersebut. Sebuah perusahaan yang memberikan tawaran investasi kepada masyarakat seharusnya memiliki kredibilitas dan bonafiditas yang baik. Termasuk dari segi tempat dan orang-orang yang berada di dalamnya, seperti siapa direksi dan pemegang sahamnya. Selain itu, juga perlu dilihat bagaimana laporan keuangannya. Dan jangan berinvestasi sebelum Anda betul-betul yakin dengan perusahaannya. Perilaku Keuangan dan Keputusan Investasi Anda pasti mengikuti, apa yang terjadi dengan PT. Qurnia Subur Alam Raya, yang banyak diberitakan dan diulas oleh media cetak beberapa minggu lalu. Perusahaan agrobisnis yang menawarkan investasi bagi hasil bagi para investornya dengan tingkat pengembalian yang diberikan sangat fantastis dalam situasi investasi di sektor lain sangat terbatas. Banyak investor terbuai oleh janji-janji keuntungan berlipat, tapi apa yang terjadi? Yang didapat hanyalah kerugian malah kehilangan modal investasi yang Anda tanamkan. Masyarakat Indonesia seringkali mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang tinggi tanpa mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut dapat memberikan keuntungan. Satu hal yang juga dilupakan oleh mereka para investor bahwa, sisi mata uang lainnya dalam berinvestasi adalah resiko. Karena hampir dipastikan bahwa tidak ada investasi yang memberikan keuntungan sangat fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali. Oleh karenya, dalam artikel kali ini kami ingin berbagi pengetahuan berkenaan dengan prilaku atau psikologi keuangan individu dalam berinvestasi. Yang mana akan memberikan masukan mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan sekarang dalam berinvestasi. Bila Anda mengikuti perkembangan investasi atau penelitian berkenaan dengan investasi, ternyata prilaku keuangan sangat berperan dalam pengambilan keputusan seseorang mengenai investasi. Terkadang sikap atau keputusan itu mengakibatkan kerugian bagi investor. Sebetulnya, sebelum pengambilan keputusan keuangan, Anda akan sangat dipengaruhi oleh prilaku emosi atau pengetahuan Anda berkenaan dengan investasi. Dengan mengikut sertakan emosi dalam pengambilan keputusan keuangan yang Anda lakukan tanpa sadar terkadang malah mengakibatkan kerugian. Sehingga menurut hemat kami perlunya pengetahuan berkenaan dengan hal ini sehingga Anda dapat menelaah lebih dalam sebelum Anda terjerumus kedalam investasi yang salah atau harapan mendapatkan keuntungan yang ada hanyalah kerugian. Dari beberapa buku mengenai keuangan ada kurang lebih 9 permasalah prilaku yang mempengaruhi Anda dalam pengambilan keputusan, yang biasanya diluar kesadaran Anda. dalam artikel kali ini kami akan berbagi beberapa prilaku sehingga dapat membantu Anda dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Ketakutan (fear) Dalam kaitannya dengan investasi rasa takut diartikan dengan tidak adanya rasa percaya terhadap pasar modal. Banyak orang merasa bahwa dengan berinvestasi di pasar modal mereka takau akan terjadi penurunan pasar yang sangat drastis yang mengakibatkan kerugian atau M. Hadi Purnama, Page 17 malah kehilangan dan yang dimiliki. Tapi Anda juga tau bahwa penurunan darstis yang terjadi di pasar modal pastinya dipengaruhi oleh sebab lain yang juga besar. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu dimana terjadi penurunan indeks yang sangat tajam selama periode Gus Dur dan setelahnya dari kisaran 700 sampai sekitar 400-an. Kemudian pasar bergerak kembali dan mencapai indeks 500-an walau terlihat keadaan ini belum stabil. Seperti halnya yang terjadi di Amerika sekarang ini dimana indeks Dow turun sangat drastis dari kisaran 10,000 sampai 11,000 menjadi hanya dikisaran 8,000 sampai 9,000. Tapi akankan pasar kembali normal dan memperlihatkan pertumbuhan yang kita semua inginkan. Jawabannya, bisa iya tapi bisa juga tidak. Tapi yang lebih mendasar bahwa setiap terjadi penurunan dalam pasar modal akan selalu dipengaruhi oleh kejadian lainnya. Ketakutan individu yang lain untuk berinvestasi di pasar modal adalah tingginya tingkat volatilitasnya. Atau perubahan harga naik dan turun sangat besar dan cepat. Mungkin ini ada benarnya, tapi saya ingin berbagi pandangan dan pengetahun berkenaan dengan hal ini. Satu illustrasi, bagaimana Anda akan mengukur jarak dari rumah Anda ke kantor, apakah dalam mm atau dalam km? Bagi mereka yang melihat perubahan harga dari hari-kehari dana bulan kebulan mungkin akan berkesimpulan bahwa berinvestasi di pasar modal sangat riskan karena perubahan naik dan turunnya sangat besar dan cepat. Dalam jangka pendek memang terlihat bahwa pasar sangat besar perubahan naik dan turunnya. Tapi bila ditarik jangka waktu investasinya maka akan terlihat bahwa pasar modal tidaklah beresiko seperti yang Anda bayangkan. Setiap investasi pastinya beresiko, demikian pula dengan berinvestasi di pasar modal, tapi dengan jangka waktu yang lebih panjang, pasar modal memberikan peluang untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup dengan resiko tetap terukur. Kebanyakan para pemain atau investor di pasar modal di Indonesia adalah pemain jangka pendek. Sehingga mereka sangat percaya bahwa pasar modal sangat tinggi volatilitasnya. Sekarang cobalah melihat dari jangka waktu yang lebih panjang, dan terus berinvestasi. Keserakahan (Greed) Keserakahan dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang terlalu tinggi terhadap pasar modal maupun sarana investasi lain dan hal ini sangat berbahaya terhadap kesehatan keuangan keluarga Anda sama halnya seperti ketakutan. Investor yang sudah lama berkecimpung di pasar modal seringkali merasa sangat yakin dengan pilihan investasinya, sehingga mereka sering mengabaikan bahwa harga saham dari suatu saham juga mengalami penurunan. Bila Anda membeli saham dengan harga Rp.2,000 persahamnya, maka di harga berapa mereka akan menjualnya? Tentunya dengan keyakinan bahwa harga saham akan meningkat mereka mematok keuntungan untuk saham ini, misalnya mereka akan menjual di harga Rp.2,500 atau 25%. Paling tidak Anda mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Karena Anda mengatakan bahwa tingkat resiko bermain saham lebih tinggi dari deposito. Memang itu ada benarnya, tapi bila ditanyakan pertanyaan selanjutnya yang berbunyi seperti ini, bagaimana bila harga turun, akankan kamu menjual diharga lebih murah dari Rp.2,000? Kami yakin tidak banyak investor yang akan menjualnya. Sepertinya mereka meluapkan bahwa harga saham mungkin malah sangat mungkin untuk mengalami penurunan. Bila berinvestasi di saham banyak orang yang sangat yakin dan hanya terfokus pada tingkat pengembalian yang diharapkan dan melupakan resiko yang juga terkandung di dalamnya. Mungkin hal ini juga terjadi dengan para investor yang menanamkan uangnya di PT. QSAR dimana mereka hanya melihat satu sisi mata koin investasi dan terfokus dengan tingkat pengembalian yang fantastis dan melupakan bahwa sebenarnya bisnis agrobisnis juga mungkin mengalami kerugian, malah Bob Sadino mengatakan, berinvestasi di agrobisnis harus siap mengalami kerugian. Setelah semuanya menjadi bubur, uang investasi masyarakat yang jumlahnya tidak kurang dari Rp.500 milyar menguap, investor baru sibuk menanyakan uang investasinya. Menurut hemat kami, Anda sebagai individu harus sadar dan melihat kedua sisi M. Hadi Purnama, Page 18 mata uang investasi. Tingkat pengembalian tinggi pastinya diimbangi dengan tingkat resiko yang sesuai. Jangan mudah terbuai hanya dengan bujukan atau rayuan penjual tapi pelajari dan telaah terlebih dahulu, jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi Anda. Penyesalan (Regret) Satu hal lain yang menurut kami juga sangat berpengaruh adalah rasa penyesalan. Dalam hal ini dapat diartikan sebagai harapan bahwa Anda tidak melakukan apa yang pernah Anda lakukan dalam berinvestasi. Seperti halnya, para investor di PT. QSAR. Esensinya, bahwa dengan kesalahan serta rasa penyesalan ini membuat Anda merasa bodoh. Oleh karenanya banyak orang mencoba untuk menghindari penyesalan. Penyesalan merupakan prilaku emosi yang sangat berpengaruh terhadap prilaku keuangan Anda. Sebagai illustrasi, kami mencoba memberikan contoh apa yang dilakukan orang untuk menghindari penyesalan. Katakanlah bahwa Anda dan kakak Anda dalam situasi keuangan yang sama dan dalam prilaku investasi yang sama pula. Tiba-tiba, Orang tua Anda meninggal dan mewariskan Rp.100 juta dalam bentuk deposito untuk Anda dan Rp.100 juta dalam bentuk saham untuk kakak Anda. Anda dan kakak Anda tidak merasa nyaman dengan investasi ini, investasi dalam bentuk deposito terlalu konservatif untuk Anda dan bermain di saham terlalu beresiko untuk kakak Anda, apa yang menurut Anda akan dilakukan oleh kakak beradik ini? Kemungkinan terbesar adalah bahwa mereka tidak akan melakukan apa-apa dengan investasi tersebut. Mengapa? karena disatu sisi Anda merasa apabila dipindahkan dalam investasi jenis lain dan ternyata mengalami kerugian, maka Anda akan merasa bahwa Anda salah dalam mengambil tindakan dan akan merasa penyesalan. Untuk menghindarinya mereka tidak melakukan apa-apa. Demikian pula dengan kakak Anda, dengan memindahkan investasi dari saham, kakak Anda takut pasar modal akan memberikan keuntungan besar didepan, yang nantinya membuat penyesalan. Dengan pemikiran untuk menghindari penyesalan kakak Anda juga tidak melakukan apa-apa dengan investasi dari warisan tersebut. Ini merupakan illustasi dan sangat mungkin terjadi. Banyak investor yang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal untuk menghindari penyesalan. Banyak dari mereka yang mempertahankan saham yang menurun dari nilainya dengan tajam dengan harapan akan kembali naik dan mendapatkan kembali modalnya. Mereka beranggapan bahwa apabila mereka belum menjual saham tersebut, mereka merasa bahwa mereka belum merasa rugi. Dengan menjual saham tersebut sama saja dengan mengatakan bahwa mereka gagal dan kegagalan tersebut mengakitkan rasa penyesalan. Tindakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan emosi sangat riskan dan dapat mengakibatkan kerugian. Misalkan saja, Anda menginvestasikan Rp.10 juta dalam bentuk saham, dan saham tersebut mengalami penurunan drastis yang mengakibatkan penurunan nilai sampai 50% menjadi Rp.5 juta. Anda tidak akan menjualnya, dengan beranggapan bahwa dengan menjualnya Anda mengakui kesalahan Anda. dengan begitu Anda tetap mempertahankannya dan menunggu sampai saham tersebut kembali ke level harga sebelumnya. Ada beberapa masalah dengan strategi ini: 1. Dengan investasi yang telah menjadi Rp5 juta dari sebelumnya Rp.10 juta, Anda mengharapkan untuk kembali ke nilai asal maka investasi tersebut harus memperoleh tingkat pengembalian 100% walau sebelumnya Anda hanya kehilangan 50% dari penurunan harga saham yang Anda miliki. Jadi dua kali lipat untuk bertumbuh daripada menurun. M. Hadi Purnama, Page 19 2. Mungkin memang investasi itu mendapatkan 100% tapi itu pastinya membutuhkan waktu yang panjang. atau Anda dapat memilih invetasi lain dengan kemungkinan mendapatkan hasil yang sama akan lebih besar. 3. Dengan perasaan bahwa sebelum Anda menjualnya, Anda tidak merugi menjadi sangat membahayakan. Contoh lainnya adalah bila Anda memiliki dana yang cukup besar, dan Anda beranggapan bahwa sebaiknya menginvestasikannya secara berkala-dollar cost averaging-tapi hal ini bukanlah investasi dollar cost averaging yang benar. Bila Anda memiliki dana yang besar dan menginvestasikan dengan mencicil dan merasa takut dimana pasar akan turun dengan drastis dan membuat Anda merugi. Untuk itu mungkin bsia dilakukan, tapi hal ii tidak akan membuat Anda menjadi kaya. hal ini dilakukan karena takut adanya penyesalan di kemudian hari. Kami berharap dengan paparan ini, dan penjelasan beberapa prilaku keuangan yang dipengaruhi oleh emosi seperti diatas dapat membantu anda dalam mengenali prilaku tersebut sehingga dapat mengurangi pengambilan keputusan keuangan berdasarkan emosi semata dan mulai menghitungnya secara keuangan. Semoga bermanfaat. POJOK 'PESAN' (PEtuah Solusi KeuangAN) EUREKA 1. Jangan mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang tinggi tanpa mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut dapat memberikan keuntungan. 2. Hampir bisa dipastikan bahwa tidak ada investasi yang memberikan keuntungan sangat fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali. 3. Keputusan keuangan Anda sangat dipengaruhi oleh prilaku emosi atau pengetahuan Anda berkenaan dengan investasi. Dengan mengikuti emosi dalam pengambilan keputusan keuangan yang Anda lakukan tanpa sadar terkadang malah mengakibatkan kerugian. 4. Ketakutan biasanya sangat mempengaruhi Anda dalam pengambilan keputusan. Sebaiknya lakukan telaah dan analisa perhitungan dengan cukup baik dan ambilah keputusan berdasarkan hal itu. Jangan hanyan mengikuti emosi semata. 5. Keserakahan terkadang menyelimuti atau menutupi Anda dari kenyataan. Terkadang Anda hanya melihat satu sisi mata uang karena tingkat pengembalian yang sangat fantastis, tapi Anda melupakan sisi mata uang lainnya, yaitu resiko. 6. Kesalahan dalam mengambil keputusan berinvestasi dapat mengakibatkan penyesalan yang dalam. Sehingga secara naluri mereka akan melakukan hal-hal yang menghindari mereka utnuk merasakan penyesalan. Walau terkadang hal ini merusak tatanan keuangan Anda. M. Hadi Purnama, Page 20 Adakah Investasi Profit Tinggi Tanpa Resiko? Pelajaran berharga dari investasi bagi hasil PT. Qurnia Subur Alam Raya Hukum yang sangat popular dalam sektor investasi, menyatakan bahwa high risk high return, ternyata tidak selamanya diterima oleh masyarakat apalagi mereka yang sekedar tau mengenai investasi. Beberapa minggu ini, banyak sekali diberitakan oleh media masa mengenai kebangkrutan PT. Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) yang merugikan lebih dari 6000 investor dengan jumlah total dana yang diinvestasikan tidak kurang dari Rp.500 miliar. Keinginan untuk mendapatkan profit tinggi, ternyata yang didapat malah kerugian bahkan kehilangan modal ditempatkan. PT. QSAR merupakan salah datu dari lebih kurang 45 perusahaan yang bergerak dalam agrobisnis yang menawarkan investasi bagi hasil bagi investor yang tertarik. Umumnya tingkat pengembalian yang ditawarkan diluar akal sehat, jauh lebih tinggi dari tingkat pengembalian tabungan maupun deposito. Dalam klosal kerjasama yang dikeluarkan, PT. QSAR selalu menjanjikan tingkat pengembalian antara 15-20% perbulannya. Ditambah lagi bahwa investor tidak akan pernah kehilangan dananya walau perusahaan dalam hal ini gagal panen (keuntungan dalam bisnis di sektor agrobisnis sangat tergantung dengan keberhasilan panen). Kerugian mungkin terjadi bila terjadi bencana dimana itu semua diluar dari kuasa manjemen. Menurut penuturan beberapa investor yang menginvestasikan dananya, dalam beberapa bulan pertama mereka menempatkan uang, PT. QSAR selalu memberikan keuntungan setiap bulannya. Dari pengalaman itu mereka selalu saja menambah dana yang ditempatkan dan mengajak banyak orang baik saudara maupun teman sejwat untuk juga ikut menginvestasikan dananya di PT. QSAR. Tanpa diduga sebelumnya, PT. QSAR dinyatakan bangkrut dibulan Mei 2002, yang mengakibatkan hampir semua dana yang dikelola tidak dapat dikembalikan. Keuntungan yang diharapkan tidak kunjung datang, apalagi dana yang ditempatkan. Fenomena investasi seperti ini selalu terulang lagi di Indonesia. Masyarakat kita tidak belajar dari berbagai investasi yang menjerumuskan sebelumnya. Dimasa-masa krisis, berbagai bentuk investasi yang tidak masuk akal tumbuh subur bagai jamur di musim penghujan. Sebenarnya, kemungkinan apa saja yang dapat menyebabkan tumbuh suburnya investasi yang menawarkan tingkat pengembalian fantastis tanpa resiko? Beberapa Sebab Menjamurnya Investasi "Pepesam Kosong" Kondisi perekonomian yang tidak kunjung pulih dari krisis, menyebabkan masyarakat khususnya yang berduit untuk mencari alternatif investasi. Investasi dengan tingkat pengembalian tinggi menjadi sangat digemari oleh masyarakat berduit walau banyak kejadian dimana perusahaan M. Hadi Purnama, Page 21 sejenis hanyalah memberikan janji bukan bukti. Mungkin dalam jangka waktu pendek masih dapat memenuhi janjinya tapi dalam jangka panjang bagaimana? Karena kebanyak dari jenis investasi seperti ini hanyalah "gali lubang tutup lubang" yaitu memberikan hasil keuntungan dari dana yang disetor oleh investor yang masuk belakangan. Sehingga sampai suatu waktu dimana perusahaan tidak dapat lagi mengatasi kebutuhan akan uang tunai yang pada akhirnya bangkrut dan merugikan banyak orang atau investor. Ditambah lagi dengan belum pulihnya sektor perbankan yang menjadi salah satu perantara masyarakat dengan investasi. Dengan banyaknya pelajaran yang diambil dimasa krisis dimana bank bisa dilikuidasi dan mengalami kebangkrutan menyebabkan banyak orang yang menjadi takut untuk menempatkan danannya di bank. Walau pemerintah sampai saat ini masih memberlakukan jaminan dana yang ditempatkan di bank, tapi bila melihat kejadian bank yang dilikuidasi sulit sangat untuk mendapatkan uang yang Anda tabung kembali. Sektor investasi yang lainnya adalah pasar modal. Di masa krisis yang melanda Indonesia, kegiatan investor yang bermain di pasar modal semakin menurun setiap waktu, bukan hanya investor asing tapi juga sudah menular ke para investor lokal. Para pemodal mencari alternatif investasi yang dapat memenuhi keinginan mereka. Penurunya animo masyarakat terhadap pasar modal diakibatkan juga oleh penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di pasar modal yang secara langsung merugikan masyarakat pemodal. Demikianlah beberapa kemungkinan yang menyebabkan tumbuh suburnya investasi yang menawarkan mimpi. Masyarkat kita yang kurang belajar serta emosi dan ketamakan dalam berinvestasi dapat mengakibatkan kerugian yang disesali kemudian. Kebutuhan Akan Pengetahuan Kejadian PT.QSAR yang mengakibatkan lebih dari 6000 investor yang dirugikan, haruslah diambil pelajaran serta hikmahnya. Berpangku tangan hanya kepada pemerintah tidaklah cukup. Anda sebagai individu yang berpendidikan sudah seharusnyalah Anda mempertimbangkan masak-masak sebelum kerugian menimpa Anda. Ada beberapa indikasi atau pengetahun yang Anda butuhkan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi. Antara lain: Anda sebagai pemodal haruslah berhati-hati dalam memilih investasi yang ingingkan. Jangan mudah terperangkap atau terbujuk dengan investasi penjual mimpi, yang sebenarnya sangat tidak wajar dan tidak masuk akal. Bayangkan saja, tingkat pengembalian yang ditawarkan sangatlah tinggi, jauh melebihi tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor perbankan. Anehnya, orang masih saja percaya dengan hal-hal yang spektakuler walau tidak masuk akal. Seakan terhipnotis mereka berbondong-bondong menyetorkan dananya dengan harapan mendapatkan pengembalian tinggi. Satu hal yang banyak dilupakan oleh para individu adalah resiko. Dengan tingkat pengembalian yang spektakuler, masyarakat melupakan satu mata koin penting lainnya, yaitu resiko. Dimana hukum investasi menyatakan bahwa dengan tingkat resiko tinggi maka tingkat pengembaliannya juga tinggi. Dalam hal PT.QSAR, dimana dengan tingkat pengembalian yang spektakuler terlihat membuat buta sebagian masyarakat untuk tetap menempatkan dananya disana dan melupakan satu poin pentign lainnya, resiko. Padahal banyak sekali hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Jangan latah dalam mengambil keputusan berkaitan dengan investasi, jangan sampai untung yang diharap, buntung yang datang. Dalam mengambil keputusan investasi Anda perlu melakukan penelaahan sehingga keputusan yang diambil dapat memenuhi keinginan Anda. Satu hal yang sangat janggal dalam pengelolaan bisnis PT. QSAR adalah bentuk pendanaanya. Logika akal sehat akan mempertanyakan, mengapa pengelola atau pemilik usaha mencari dana yang lebih mahal dari masyakarat (harus memberikan tingkat pengembalian diatas 50%), sementara suku bunga kredit bank hanyalah M. Hadi Purnama, Page 22 berada dibawah 25%? Kejanggalan ini sepertinya tidak diambil pusing oleh masyarakat pemodal. Yang ada dalam benak mereka hanyalah keuntungan fantastis dalam waktu pendek. Hal lain yang perlu diperhatikan dan dipelajari dengan benar adalah jangan mudah terpengaruh karena perkataan atau pernyataan seseorang. Dalam hal PT. QSAR, banyak para pejabat dan tokoh politik yang turut mendukung (walau secara tidak langsung) dengan ikut datang dalam peresmian serta peninjauan bisnis yang dilakukan. Mereka-mereka ini dipakai sebagai salah satu ajang promosi sehingga pengelola mendapatkan kepercayaan melalui kejadian ini. Dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat, maka dengan sangat mudah bagi pengelola untuk mendapatkan aliran dana dari masyarakat guna menunjang usahanya. PT. QSAR sangat sukses dalam menggunakan strategi ini, dimana masyarakat berbondong-bondong menempatkan dananya yang menurut pemberitaan totalnya lebih dari Rp.500 miliar. Dalam hal ini, masyarakat pemodal sangat tidak rasional dan menjadi seorang pemimpi. Pengetahuan akan investasi yang Anda pilih menjadi sangat penting bagi keuangan Anda dimasa depan. Salah satu faktor yang perlu pertimbangan dalam adalah memahami bagaimana pengelola investasi dapat memberikan tingkat pengembalian serta dana yang Anda tempatkan disaat waktu jatuh tempo. Dalam hal ini Anda sebagai pemodal harus menanyakan arus kas yang dilakukan oleh pengelola investasi. Sebagai pemodal Anda harus mengetahui bagaimana dana Anda dikelola untuk mendapatkan arus kas bagi keuntungan Anda. arus kas ini sangat diperlukan agar Anda mendapatkan keuntungan yang Anda harapkan, bukannya kerugian atau kehilangan. Salah satu hal lainnya adalah prospektus. Sebagai sebuah perusahaan yang mengumpulkan dana masyarakat maka sudah seharusnya mereka memberikan penjelasan mengenai bisnis yang dilakukan. Informasi yang harus diberikan mulai dari rencana penggunaan dana yang terkumpul, bagaimana dana tersebut dioperasikan, bagaimana mekanisme penggunaanya, apa saj resiko yang terkandung, berapa besar potensi keuntungannya, dan lainnya. Dalam hal ini PT. QSAR tidak melakukan hal ini, yang ada hanyalah saling percaya antara pengelola dan Anda sebagai pemodal. Hikmah dan Pelajaran yang Dapat Diambil Dalam melihat dan menelaah kejadian bangkrutnya PT. QSAR yang beberapa minggu ini menjadi berita utama hampir di semua media cetak, kita sebagai masyarakat harus dapat mengambil pelajaran serta hikmah dari semua kejadian ini. Jangan sampai kejadian yang merugikan banyak orang ini terulang dan mengakibatkan kerugian besar bagi pemodal. Sebagai masyarakat pemodal, Anda seharusnya jangan mudah untuk tergiur dan latah dalam melakukan investasi. Dengan iklan atau promosi yang jor-joran menawarkan sebuah investasi dengan keuntungan spektakuler berhati-hatilah, jangan sampai Anda terjerumus dalam investasi pepesan kosong. Filter utama yang harus Anda ketahui, jangan menggunakan emosi dalam mengambil keputusan berkenaan dengan investasi tapi gunakan perhitungan rasional dalam mengambil tindakan. Ketamakan masyarakat yang menginginkan tingkat pengembalian fantastis dalam waktu pendek dan tanpa resiko harus dapat diatasi oleh diri mereka sendiri. Bersikap rasionalah dalam mengambil keputusan investasi, apalagi yang menyangkut kelangsungan hiduap keluarga Anda. Dalam berinvestasi, Anda sebagai investor haruslah mempelajari seluk beluk investasi yang ingin Anda pilih. Pertimbangan serta pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan Anda akan jenis investasi tertentu harus dilakukan dan tentunya ketahui secara detail bagaimana investasi tersebut dioperasikan. Seperti halnya PT. QSAR, dari dana yang Anda setorkan, pengelola menginvestasikan dengan pola seperti apa, apakah hasil panen pertanian atau peternakan itu di ekspor? Kemana? Bagaimana bila gagal panen? Walau dijamin oleh pengelola, bagaiman bentuk jaminannnya? Serta perlu juga Anda mengentahui secara nyata bahwa tanah, tempat berkebun dan berternak haruslah Anda periksa dengan sesungguhnya. M. Hadi Purnama, Page 23 Nah akhirnya, Anda sebagai pemodal yang dalam jumlah kecil maupun yang besar pastinya memiliki apa yang biasa disebut dalam investasi toleransi Anda terhadap resiko. Ada masyarakat yang berani mengambil resiko tinggi tentunya dengan tingkat pengembalian yang tinggi pula. Anda yang berprilakuk seperti ini biasanya disebut investor agresif. Dan ada klasifikasil lain yaitu, konservatif dan moderat. Seperti halnya PT. QSAR jelas bahwa ini merupakan investasi yang sangat tinggi resikonya. Mengapa? Karena dalam bisnis agrobisnis, keuntungan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dari panen. Dalam hal ini pengaruh alam menjadi faktor utama selain tentunya kejelian pengelola dalam memilih bahan pangan apa yang akan ditaman serta penegtahun pengelola mengenai agrobisnis. Sekali saja Anda mengalami gagal panen, maka sudah hilang semua uang yang Anda tempatkan. Harus diingat bahwa dalam berinvestasi selalu saja ada dua mata uang, yaitu tingkat pengembalian dan resiko. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Demikianlah ulasan keuangan kali ini. Kami sangat prihatin atas segala kerugian yang dialami oleh para investor. Dalam kaitannya dengan ini, kami tidak dapat memberikan solusi tapi yang sudah seharunya kami lakukan adalah dengan memberikan gambaran serta menarik pelajaran dari kejadian bangkrutnya PT. QSAR. Semoga cukup bermanfaat. POJOK 'PESAN' (PEtuah Solusi KeuangAN) EUREKA 1. Harus diingat bahwa dalam berinvestasi selalu saja ada dua sisi mata uang, yaitu tingkat pengembalian dan resiko. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Jangan hanya melihat tingkat pengembalian spektakuler. 2. Kuasailah emosi Anda dalam menelaah atau mempertimbangkan pilihan investasi. Gunakan perhitungan rasional. 3. Keinginan menjadi kaya dalam waktu singkat atau ketamakan haruslah Anda kendalikan, jangan sampai investasi yang tadinya memberikan jeminan keuntungan berlipat, ternyata kebuntungan yang didapat. 4. Dalam berinvestasi, Anda sebagai investor haruslah mempelajari seluk beluk investasi yang pertimbangkan. Pelajari secara dalam, jangan sampai kejadian tak terduga yang merugikan Anda menimpa Anda. 5. Filter utama dalam mengatasi berbagai promosi yang dikeluarkan perusahaan yang kurang bertanggung jawab adalah diri Anda sendiri. Jangan hanya bertumpu kepada pemerintah untuk penanggulangan. 6. Sesuaikan toleransi Anda terhadap tingkat resiko yang terkandung, dan ambil keputusan berdasarkan hal itu. Jangan hanya berkeinginan menjadi kaya dalam waktu singkat. M. Hadi Purnama, Page 24 Dasar-Dasar Investasi Mengapa harus pusing menghadapi karyawan yang mogok kerja? Adakah cara berinvestasi yang lebih menyenangkan, yang tidak perlu memikirkan keruwetan administrasi di kantor atau di pabrik? Dimana setelah melakukan investasi, anda dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan, dan membiarkan uang yang ditanamkan "bekerja" sendiri. Pada kesempatan kali ini, kami akan menyampaikan dasar-dasar berinvestasi bagi anda. Artikel ini lebih kami tujukan kepada para investor pemula. Dengan mengikuti artikle demi artikle, maka akan menambah wawasan anda dalam berinvestasi. Karena topiknya cukup panjang, maka kami pecah menjadi beberapa bagian, dan akan kami keluarkan secara bertahap. Topik-topik tersebut terdiri dari: 1. Mari Menjadi Investor. 2. Konsep Investasi. 3. Mari Bermain Saham. 4. Dasar-dasar Analisa. 5. Memilih Broker. 6. Langkah Menuju Sukses . Mari Menjadi Investor Pernahkah anda berpikir tentang masa pensiun yang menyenangkan? Di mana anda tinggal di rumah yang nyaman dengan halaman yang luas, mengerjakan hobi anda dan tidak terganggu dengan sejumlah masalah, seperti: biaya kesehatan, biaya kuliah anak, hutang yang belum lunas dan lain lain. Mungkin dalam benak anda pernah terkilas, setelah sekian lama bekerja keras, jumlah tabungan tidak bertambah tetapi malah berkurang. Bagaimana bisa mendapatkan masa pensiun yang menyenangkan? Berpikir untuk menggantungkan masa tua anda pada anak-anak anda, rasanya tidak mungkin. Jangan khawatir! Tetaplah bersama kami, kami akan membantu anda merencanakan investasi yang matang untuk membangun masa depan yang baik. Berikut adalah contoh sederhana untuk ilustrasi anda. Nathalia, umur 25 tahun, mendepositokan Rp. 10.000.000 pada sebuah bank, dengan asumsi bunga bersih 10% per tahun, 30 tahun kemudian uangnya akan menjadi Rp. 174.494.000. Atau mungkin Nathalia tidak mempunyai uang sebanyak Rp. 10.000.000, namun apabila ia menabung Rp. 10.000 setiap hari, dengan asumsi bunga bersih 10% per tahun, setahun 300 hari kerja, setelah 30 tahun kemudian, maka pada saat umurnya mencapai 55 tahun, uangnya telah menjadi Rp. 1.644.940.000. Kekuatan bunga majemuk Mari kita bahas lebih lanjut, dari mana datangnya uang sebanyak itu. Untuk lebih jelas, perhatikan tabel di bawah ini: M. Hadi Purnama, Page 25 Catatan : -rata bunga deposito per tahun. -rata tingkat pengembalian investasi saham secara konservatif per tahun. Dari tabel di atas ada dua hal yang dapat dipelajari: -rata 10% per tahun, setelah 25 tahun, return (tingkat pengembalian) dapat mencapai 983%. Hal ini dikarenakan setiap bunga yang diterima diinvestasikan kembali sehingga dapat menghasilkan bunga lagi. Sistem ini disebut bunga majemuk atau bunga berbunga. a perbedaan bunga yang kecil (2x), setelah mencapai waktu yang lama (25 tahun), hasil yang dicapai mengalami perbedaan sampai dengan 8,8x. Ini juga merupakan kekuatan bunga majemuk. Untuk kasus lain, lihat berapa banyak uang yang dapat diperoleh dengan kekuatan bunga majemuk apabila Nathalia menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 1.000.000 pada umur 15 tahun pada tabel di bawah ini. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu contoh lagi untuk melihat perbedaan kedua cara investasi tersebut. Nathalia memulai investasi pada umur 15 tahun di bursa saham dengan ratarata pendapatan 20% per tahun dengan menanamkan uang sebanyak Rp. 500.000 setiap tahun. Setelah 10 tahun Nathalia tidak menambahkan uangnya lagi. Bandingkan dengan Kartika, ia memulai investasinya pada umur 40 tahun, dengan menginvestasikan uang sebanyak Rp. 40.000.000 setiap tahun selama 26 tahun. Coba tebak, siapa yang akan mendapatkan uang lebih banyak pada umur 65 tahun? Betul! Nathalia, dengan total investasi hanya Rp. 5.000.000, ia mendapat Rp.22.900.000.000. Sedangkan Kartika yang menginvestasikan uang lebih banyak dengan Rp. 1 miliar lebih, hanya mendapat Rp. 22.600.000.000. Yang menjadi inti pelajaran dari beberapa kasus di atas adalah, semakin awal anda memulai investasi, semakin banyak return (tingkat pengembalian) yang akan didapat. Pada saat anda M. Hadi Purnama, Page 26 melakukan investasi, uang yang ditanamkan akan bekerja untuk anda. Oleh sebab itu, mulailah dari sekarang! Jenis-jenis investasi Setelah anda memahami konsep yang dibahas di atas, sekarang permasalahannya adalah sarana apa yang dapat dipakai? Jenis-jenis investasi yang umum dilakukan terdiri dari beberapa golongan besar, diantaranya: Investasi jangka pendek Tabungan di bank. Investasi ini sifatnya lebih aman, tetapi memberikan tingkat pengembalian yang relatif kecil. Deposito. Jenis investasi ini memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih besar dibandingkan dengan investasi di tabungan. Tetapi mempunyai kelemahan, yaitu uang yang telah ditanam tidak bisa ditarik atau dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Instrumen Pasar Uang (Money Market Instruments). Produk-produk money market fund yang populer di Indonesia adalah sertifikat Bank Indonesia (SBI), repurchase-SBI, overnight interbank, negotiable certificate of deposit (NCD). Untuk membeli produk-produk tersebut dibutuhkan dana yang relatif besar. Tingkat pengembalian yang dapat diperoleh pada umumnya lebih besar dari deposito dan dalam hal produk seperti SBI sangat aman, karena mendapat jaminan dari pemerintah. Investasi jangka panjang Obligasi (Bonds). Merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan dana. Tingkat pengembalian yang ditawarkan umumnya lebih besar dari bunga deposito, tetapi resiko bagi investor juga lebih besar karena adanya kemungkinan setelah jatuh tempo perusahaan tidak dapat membayar hutangnya. Umumnya nilai (nominal) dari obligasi cukup besar sehingga hanya sedikit investor individu yang mampu membelinya. Saham. Perusahaan bisa juga mendapatkan dana dari para investor dengan menerbitkan saham. Berbeda dengan obligasi, saham merupakan sebuah penyertaan, bukan surat hutang dan tidak ditebus penerbitnya. Reksa Dana (Mutual Funds). Para investor dapat saja melakukan investasi secara tidak langsung yaitu melalui perantaraan perusahaan reksa dana. Dana-dana yang terkumpul dari para investor dalam jumlah yang besar akan menaikkan posisi tawar menawar dari perusahaan reksa dana. Investasi program pensiun Ada banyak perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan beragam produk asuransi yang dikombinasikan dengan program investasi dana pensiun. Apabila sampai masa pensiun, investor akan mendapatkan sejumlah dana yang berasal dari hasil "pengembangan" dari perusahaan asuransi. Investasi ini umumnya memberikan tingkat pengembalian yang lebih kecil dibandingkan M. Hadi Purnama, Page 27 dengan investasi di tabungan dan bersifat tidak pasti, tergantung dari besarnya keuntungan yang diperoleh dari perusahaan asuransi. Selain itu, masih terdapat jenis investasi yang lain, yang tidak dapat kita bahas satu persatu pada kesempatan ini. Unsur-unsur penting dalam investasi Pada saat anda memutuskan untuk melakukan investasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga anda tidak melakukan kesalahan: Berdiam diri Tidak ada jaminan bahwa investasi yang tertanam akan menghasilkan dalam satu hari, bulan atau tahun. Tetapi ada satu jaminan yang pasti: apabila anda berdiam diri maka anda tidak akan menghasilkan apa-apa. Terlambat memulai Semakin terlambat anda memulai, maka semakin sedikit kesempatan return yang akan didapatkan. (ingat kasus Nathalia dan Kartika) Jangka waktu investasi Umumnya untuk mendapatkan hasil yang besar pada investasi di saham, dibutuhkan waktu investasi tiga tahun atau lebih. Dibutuhkan kesabaran dalam hal ini. Sisakan uang yang tidak terpakai dalam jangka pendek untuk keperluan tersebut. Sedangkan apabila uang tersebut dibutuhkan untuk keperluan jangka pendek, maka pilihan investasi jangka pendek, seperti tabungan atau deposito, merupakan pilihan yang lebih tepat. Jangan ikut-ikutan Dalam melakukan investasi, diperlukan kesiapan mental yang matang. Tidak setiap investasi cocok untuk setiap orang. Jadi sesuaikan dengan kondisi anda. "Trade In and Out of the market" Sering menjual dan membeli dalam investasi saham akan menghasilkan return yang kecil dan membuang-buang biaya komisi broker. Strategi ini hanya cocok untuk investor yang telah berpengalaman dan sudah mengetahui kondisi market. Bagi investor pemula, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk berinvestasi saham yang "fundamentalnya" baik dan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. "Pay yourself first" Seperti yang telah dibahas diatas, anda telah melakukan kerja keras, tetapi jumlah tabungan tidak bertambah. Hal ini disebabkan oleh pemakaian sejumlah pendapatan untuk membayar biaya rumah tangga, cicilan bank, kartu kredit dan lainnya. Apabila anda berada dalam kondisi seperti ini, maka yang anda harus lakukan adalah membayar diri anda terlebih dahulu. Sisakan sebagian dari pendapatan untuk ditabung, sisanya kemudian dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Akan tetapi, apa yang dapat anda lakukan apabila pendapatan anda pas- M. Hadi Purnama, Page 28 pasan? Ada dua hal. Pertama, carilah sumber penghasilan tambahan. Kedua, kurangilah pengeluaran yang tidak perlu. Atau lakukanlah kedua hal tersebut secara bersamaan, sehingga anda dapat memiliki tabungan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk investasi. Hal terakhir yang juga penting adalah apabila anda memiliki tunggakan hutang, segeralah lunasi hutang tersebut. Karena sesuai yang telah dibahas terdahulu, prinsip bunga majemuk juga berlaku di sini. Bunga berbunga dari hutang tersebut akan menghapus semua hasil investasi anda. JANGAN GUNAKAN STRATEGI TIMING DALAM BERINVESTASI Strategi yang paling sering digunakan orang dalam berinvestasi adalah dengan memperkirakan terlebih dahulu kapan harga dari sebuah produk investasi akan naik, untuk lalu dibeli karena memang diperkirakan harganya akan naik. Dalam Bahasa Inggris, strategi ini disebut timing. Sebagai contoh, Anda memperkirakan bahwa karena kondisi ekonomi dan lain sebagainya, investasi dalam bentuk properti akan sangat baik untuk waktu mendatang. Anda perkirakan, dalam dua tahun, nilai properti akan naik sekitar 50%. Disinilah Anda putuskan untuk membeli properti. Dalam waktu dua tahun, bila memang nilai properti Anda ternyata naik 50%, Anda menjualnya dan mendapatkan untung dari situ, karena Anda perkirakan, bahwa setelah itu harga properti akan turun lagi sehingga sangat tepat untuk menjualnya setelah dua tahun. Strategi ini disebut timing (memperkirakan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual suatu produk investasi). Strategi timing adalah strategi investasi yang sangat populer. Ini karena kalau Anda bisa melakukan perkiraan dengan benar, maka Anda bisa mengalami untung besar dari investasi Anda. Dalam prakteknya, hanya sedikit saja orang yang betul-betul bisa melakukan perkiraan dengan benar. Kebanyakan orang salah dalam melakukan perkiraan. Nilai dari sebuah produk investasi yang diperkirakan akan naik, ternyata turun. Sebaliknya, ada juga produk investasi yang diperkirakan akan turun nilainya, ternyata malah naik. Contoh di atas tadi, misalnya, dimana Anda memperkirakan nilai properti Anda akan naik dalam dua tahun. Bila ternyata setelah dua tahun, nilai properti tidak naik, maka Anda akan rugi. Apabila kebetulan Anda sedang membutuhkan uangnya, maka Anda mungkin akan menjual properti itu dengan harga yang lebih rendah dibanding ketika Anda membelinya. Kebanyakan orang tidak bisa memperkirakan dengan benar. Kalau Anda mau melakukan investasi dengan membeli saham pada hari ini, dengan perkiraan bahwa harga saham itu akan naik besok, maka pertanyaan saya sekarang adalah: "Kalau begitu, Anda juga bisa memperkirakan kapan tepatnya Anda akan mengalami sakit. Betul, kan?". Jelas. Bila Anda bisa memperkirakan apa yang akan terjadi pada negara ini setahun, lima atau sepuluh tahun mendatang, maka Anda bisa melakukan investasi dengan strategi timing. Bila tidak, jangan menggunakan strategi timing dalam melakukan investasi. Realistis saja. Bila Anda memang tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di Indonesia dalam waktu enam atau duabelas bulan dari sekarang, lalu apa yang membuat Anda berpikir bahwa Anda bisa memperkirakan naik turunnya harga dari sebuah produk investasi? Apa yang membuat Anda berpikir bahwa harga rumah atau saham akan mencapai titik terendah atau titik tertinggi dalam beberapa waktu mendatang? Jelas, Anda tidak bisa melakukannya. Saya juga tidak bisa, dan tidak ada siapapun yang bisa. Kita bukan peramal, kan? Tetapi satu hal yang pasti: pasar akan bergerak. Entah turun, entah naik. Masalahnya sekarang adalah Anda tidak tahu kapan itu akan terjadi, dan seberapa besar turun naiknya. Itulah M. Hadi Purnama, Page 29 sebabnya, saya tidak menyarankan Anda untuk melakukan investasi dengan menggunakan strategi timing. Memang ada beberapa orang yang bisa melakukan itu, tetapi mereka pun kadang-kadang juga sering salah. Jadi, jangan coba-coba memperkirakan kapan harga dari suatu produk investasi akan naik atau turun dalam mengambil suatu keputusan investasi. Konsep Investasi Selamat datang pada bagian pembahasan konsep investasi. Suatu konsep yang akan memberikan return yang menguntungkan pada anda. Sebelumnya, kami ingin memperjelas pengertian dari investasi terlebih dahulu. Setiap anda melakukan investasi, maka anda telah mengalokasikan sesuatu dari diri anda ke sesuatu yang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Anda dapat menginvestasikan waktu anda ke hal yang positif, kepintaran anda di tempat kerja, suara anda, bakat anda dan lain lain. Jika anda melakukan investasi ke pasar modal, tentu anda mengharapkan return yang baik dalam jangka waktu tertentu. Menginvestasikan uang anda, berarti merubah bentuk uang anda ke dalam bentuk yang lain, dengan harapan akan memberikan return yang baik dalam periode tertentu. Misalnya investasi M. Hadi Purnama, Page 30 ke dalam bursa saham, valuta asing, sertifikat deposito, tabungan dan lain lain. Dari sekian banyak jenis investasi, masing-masing memerlukan pendekatan yang berbeda-beda. Investasi bukanlah spekulasi Banyak orang menyangka bahwa mereka adalah seorang investor, tetapi sebenarnya mereka adalah spekulator. Tidak tertutup kemungkinan bahwa seorang spekulator dapat menghasilkan return yang besar dari aksi spekulasi, tetapi besar juga kemungkinannya ia akan kehilangan uang yang telah ia tanam. Spekulator bertindak berdasarkan insting, informasi-informasi yang tidak didukung dengan data yang akurat. Sedangkan seorang investor lebih bertindak berdasarkan konsep teknis yang matang, pengetahuan dan kesabaran sehingga mendapatkan hasil yang lebih pasti. Bagaimana menjadi investor yang baik? Ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan antara lain: A. Perencanaan dan penetapan tujuan investasi. Melakukan investasi dapat dianalogikan seperti melakukan sebuah perjalanan jauh. Dimana diperlukan banyak persiapan dan perencanaan, misalnya: Berapa lama perjalanannya Bekal apa yang mesti dibawa (jenis investasi apa yang dipilih) Berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan (berapa modal yang akan diinvestasikan) Apakah perlu menginap di beberapa tempat sebelum sampai ketujuan (apakah dibutuhkan dana dalam jangka pendek) Kekurangan bahan bakar, terlalu sering berhenti atau beristirahat, mengendarai tanpa henti dapat merusak perjalanan anda yang pada akhirnya tidak menghasilkan apa-apa. Beberapa pertanyaan yang harus anda jawab dalam membuat perencanaan, antara lain: Apakah tujuan investasi anda? Apakah untuk pensiun, uang sekolah anak, rumah ke dua? Berapa uang yang akan ditanamkan? Berapa jumlah yang diharapkan? Apakah saya memiliki mental seorang investor? Bila tidak, jangan khawatir, kami akan membimbing anda. Tetaplah selalu bersama kami. B. Menentukan corak investasi anda Sebelum memulai investasi, anda harus menentukan corak investasi anda. Ada dua hal utama yang akan mempengaruhi corak anda. Pertama adalah toleransi anda terhadap resiko dan berapa waktu yang akan anda pergunakan untuk melakukan investasi. Apakah anda tahan melihat perubahan harga yang naik dan turun secara drastis? Ada teori yang mengatakan, semakin tinggi resiko, maka akan semakin tinggi kemungkinan return yang akan didapat. Anda harus menentukan, seberapa tahan anda melihat nilai saham yang anda investasikan turun drastis, misalnya tinggal 50% dalam waktu satu hari. Tetapi janganlah lupa, bahwa anda tidak akan kehilangan uang kecuali anda menjual saham tersebut (cut loss). Apabila anda panik dan menjual saham tersebut, anda mungkin akan kecewa untuk mengetahui setelah beberapa bulan atau tahun kemudian, nilai saham tersebut telah naik berlipat. M. Hadi Purnama, Page 31 Apabila anda tidak tahan melihat naik-turunnya harga saham selama berinvestasi, pilihlah produk-produk yang tidak membuat jantung anda bergoyang samba, misalnya dalam bentuk tabungan yang saat ini dijamin oleh pemerintah atau dalam bentuk obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Berdasarkan data-data yang ada, untuk melakukan investasi di bursa saham, akan dibutuhkan waktu investasi yang panjang. Janganlah anda menggunakan uang untuk keperluan jangka pendek untuk melakukan investasi di bursa saham. Apabila anda sudah pahami konsep investasi, anda akan belajar untuk lebih "berani" melihat naik-turunnya nilai investasi anda. Karena berdasar data-data yang ada, apabila anda dapat memilih saham-saham yang fundamentalnya baik, maka dalam periode yang panjang, saham-saham tersebut akan memberikan return yang baik. Hal kedua yang menentukan corak investasi adalah waktu. Apabila anda menyediakan waktu hanya setengah jam untuk berkonsultasi dengan penasehat investasi untuk mencari tahu saham mana yang memiliki fundamental yang bagus, setelah berinvestasi kemudian melakukan hal-hal lain, dan melihat perkembangan hasil investasi tersebut setelah setahun atau beberapa tahun kemudian. Cara berinvestasi seperti ini disebut berinvestasi secara pasif. Apabila anda menyediakan waktu 3 jam sehari untuk melakukan riset dan analisa terhadap emiten-emiten yang ada dan dengan asyik mengikuti perkembangan saham yang telah anda investasikan. Cara ini berarti anda berinvestasi secara aktif. Untuk melakukan investasi secara aktif, selain dibutuhkan investasi waktu dan perhatian yang lebih lama juga dibutuhkan informasi-informasi yang akurat. Cara ini lebih tepat bila dilakukan oleh investor yang telah berpengalaman, dimana anda harus tahu kapan harus menjual dan kapan harus membeli, sebab naik-turunnya harga saham selain tergantung dari kondisi perusahan (mikro), juga tergantung dari kondisi makro misalnya kondisi perkembangan politik dan perekonomian nasional bahkan juga tergantung pada kondisi dan perkembangan regional dan internasional. Untuk investor pemula, cara ini sering memberikan return negatif, disamping karena belum berpengalaman juga membuang-buang biaya membayar komisi broker. MARI MENGENAL SAHAM Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh pengeboman Gedung Bursa Efek Jakarta. Di gedung inilah saham diperdagangkan. Mungkin ada di antara Anda bertanya, apa sih yang dimaksud dengan saham? Bagaimana cara bekerjanya? Mari kita berkenalan dengannya. Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki sebuah usaha? Katakan saja Anda ingin memiliki usaha berupa sebuah toko. Apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat memiliki toko tersebut? Bila Anda punya modal, maka Anda bisa membeli atau menyewa sebuah bangunan dan membeli barang-barang yang akan dijual. Bila toko Anda masih baru, tentu ada risiko tertentu, semisal belum dikenalnya toko Anda oleh masyarakat. Artinya, toko Anda belum dikunjungi banyak pembeli. Kalau begitu, sebagai alternatif, kenapa tidak mencoba membeli toko lain yang sudah lebih dulu berdiri? Anda bisa memilih-milih toko mana yang akan Anda beli, dan tentu saja Anda pasti akan memilih toko yang kelihatannya sudah cukup dikenal dan laris, bukan? M. Hadi Purnama, Page 32 Bila demikian, maka uang yang harus Anda bayarkan ke pemilik lama toko tersebut biasanya adalah senilai harga bangunan (bila bangunan toko itu dimiliki sendiri) dan barang-barang yang dijual didalamnya. Dengan kata lain, Anda telah membeli kepemilikan toko tersebut, di mana yang Anda beli adalah modalnya. PECAHAN-PECAHAN KECIL Perlu diketahui, dalam dunia usaha tidak hanya toko yang bisa memberikan keuntungan. Usaha lain yang tidak berbentuk toko juga banyak yang bisa memberi keuntungan. Usaha tersebut biasanya adalah dalam bentuk badan usaha, atau istilah populernya: perusahaan. Sama dengan toko, kepemilikan perusahaan juga bisa dibeli. Jadi Anda bisa memilih perusahaan mana yang kira-kira selalu menguntungkan pada tahun-tahun lalu, dan Anda bisa membeli kepemilikan (modal) dari perusahaan tersebut. Berbeda dari toko, pada umumnya modal sebuah perusahaan jauh lebih besar daripada modal dari sebuah toko. Sebagai contoh, modal dari toko yang ingin Anda beli mungkin Rp 30 juta, namun modal dari perusahaan yang hendak Anda beli bisa saja mencapai Rp 300 juta. Masalahnya, tidak semua orang memiliki uang kontan Rp 300 juta. Mungkin saja orang hanya punya Rp 3 juta sehingga ini berarti ia hanya mendapatkan kepemilikan sebesar satu persen saja dari semua nilai kepemilikan perusahaan tersebut. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat membeli kepemilikan yang cuma sebesar satu persen itu? Oleh hukum, diaturlah suatu cara: kepemilikan perusahaan dibagi ke dalam pecahan-pecahan kecil yang disebut saham. Sebagai contoh, kepemilikan perusahaan senilai Rp 300 juta tadi dibagi ke dalam saham di mana satu saham diberi nilai katakan Rp 1.000. Dengan demikian, bila Anda hanya punya Rp 3 juta, maka Anda hanya bisa membeli 3.000 lembar saham. KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan dengan membeli saham atau kepemilikan dari sebuah perusahaan? 1. Yang pertama, kalau perusahaan mengalami untung (laba), maka biasanya Anda mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Ambil contoh, bila dari per lembar saham Anda mendapat dividen Rp 100 per lembar sahamnya, maka dengan 3.000 saham yang Anda miliki, total dividen yang Anda dapatkan adalah Rp 300.000. Tentu saja patokan besarnya dividen berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Tapi prinsipnya kurang lebih sama saja. Makin banyak saham yang Anda miliki, makin besar pula dividen yang Anda dapat bila memang perusahaan untung. 2. Keuntungan kedua, bisa saja nilai saham Anda naik. Kembali kita misalkan Anda membeli saham seharga Rp 1.000. Nah, bila kemudian makin banyak yang ingin membeli saham perusahaan, maka mungkin saja harga saham tersebut meningkat jadi katakan Rp 1.400 per lembar. Dengan demikian, bila Anda menjualnya, ini berarti Anda mendapatkan keuntungan sebesar 40 persen. Keuntungan seperti ini disebut capital gain. Ke mana Anda menjual saham itu? Bukan ke perusahaan yang menerbitkan saham bersangkutan, tapi pada orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut. Tentu saja investasi dalam bentuk saham juga berisiko. Yakni, turunnya harga saham yang Anda miliki. Misalnya saja dari Rp 1.000 turun jadi Rp 600 per lembar saham. Bila Anda menjualnya, maka Anda akan rugi Rp 400 per lembar sahamnya. Kerugian seperti ini biasa disebut capital loss. Ke mana Anda menjualnya? Juga ke orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut. Dalam prakteknya, tiap hari ada banyak orang menjual atau membeli saham. Namun transaksi jual beli ini tidak bisa di sembarang tempat. Peraturan mengharuskan, penjualan dan pembelian M. Hadi Purnama, Page 33 saham harus dilakukan di sebuah tempat khusus yang disebut bursa. Bursa kurang lebih sama artinya dengan pasar, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Bursa ini disebut bursa saham, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bursa efek (dalam Kamus Bahasa Indonesia, efek adalah surat berharga). Kenapa dinamakan bursa efek? Ini karena dalam bursa ini kita tidak hanya bisa menjual atau membeli saham, tapi juga surat berharga lain selain saham (kita akan bahas di lain waktu). Di Indonesia, Bursa Efek ini dipusatkan di Jakarta, dan bertempat di gedung yang dinamakan Gedung BEJ (Bursa Efek Jakarta). Gedung itulah yang dibom pada beberapa bulan yang lalu. Peledakan itu sendiri tidak mengenai lokasi bursa, tapi tempat parkirnya. Gedung Bursa Efek Jakarta sendiri juga memiliki banyak sekali ruang kantor yang disewakan, jadi tidak hanya terdapat bursa. Orang-orang yang memperjualbelikan saham ini disebut investor (pemodal). Apakah seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham harus datang langsung ke Bursa Efek untuk bisa bertransaksi? Tidak. Dalam prakteknya, investor cukup menggunakan jasa perantara yang disebut dengan pialang. Di BEJ ada banyak perusahaan jasa pialang yang beroperasi. Mereka menjadi anggota BEJ. Keuntungan memakai jasa pialang adalah di mana pun Anda berada di seluruh Indonesia, Anda tetap bisa menelepon Perusahaan Pialang Anda dan memberikan order jual atau beli, sehingga pialang Anda yang melakukan transaksi jual beli itu untuk Anda. Anda sendiri sebagai investor tidak perlu tahu dari investor mana Anda membeli saham Anda. Begitu pula kepada investor mana Anda menjual saham Anda. Ini karena investor harus menggunakan jasa pialang, dan antarpialang-lah yang saling bertemu. MEMANFAATKAN JASA PIALANG Berapa jumlah transaksi minimal dalam membeli saham? Beberapa perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli saham dengan jumlah minimal tertentu. Bila Anda ingin membeli di bawah jumlah minimal tersebut, maka pialang tidak akan menjalankan order transaksi Anda. Karena itulah, untuk memudahkan transaksi pembelian dengan jumlah minimal tersebut, BEJ memberlakukan jumlah minimal tertentu yang dinamakan lot. Satu lot sama dengan 500 lembar saham. Khusus untuk saham-saham perbankan, satu lot sama dengan 100 lembar saham. Jadi Anda bisa hitung sendiri, bila saham yang Anda incar berharga misalnya Rp 2.000, maka ini berarti Anda harus bertransaksi minimal sebesar Rp 10 juta. Kalau saham itu adalah sahamsaham perbankan, maka transaksi minimalnya Rp 2 juta. Sekali lagi, tidak semua perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli dengan jumlah minimal satu lot. Ada juga yang memberi pengecualian, bisa membeli di bawah jumlah tersebut. Ini dikenal dengan istilah odd lot. Anda bisa membeli saham dengan datang ke sebuah perusahaan pialang. Perusahaan ini biasa disebut "perusahaan perantara pedagang efek". Di halaman kuning Buku Petunjuk Telepon (yellow pages), Anda bisa mencari perusahaan seperti ini di bagian kata broker. Ada banyak sekali broker yang jadi anggota Bursa Efek Jakarta pada saat ini. Jadi pastikan Anda memilih broker seteliti mungkin. Apa yang harus Anda lakukan bila ingin membeli saham? Biasanya adalah dengan membuka rekening di perusahaan pialang tersebut dan memasukkan uang senilai jumlah tertentu. Uang M. Hadi Purnama, Page 34 itulah nanti yang akan digunakan oleh pialang Anda untuk bertransaksi saham. Jadi bukan beli saham dulu baru uangnya Anda kasih belakangan. DIGOLONGKAN TINGKAT RISIKONYA Perlu diketahui bahwa dengan membeli saham, ini berarti Anda membeli kepemilikan dari sebuah perusahaan. Bedanya dengan memiliki perusahaan sendiri, Anda dalam hal ini membeli kepemilikan usaha yang sudah berjalan. Anda tidak perlu repot-repot mendirikan usaha baru dalam bentuk PT, misalnya, karena Anda tinggal membeli PT yang sudah berjalan dan beroperasi. Mungkin Anda bertanya, dari mana saya tahu perusahaan yang sudah berjalan tersebut mengalami untung atau rugi? Jawabannya: dari Laporan Keuangan yang diterbitkan secara rutin oleh perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut haruslah sudah diperiksa oleh seorang akuntan independen yang berizin. Seperti telah disinggung, investasi dalam saham juga berisiko. Saham yang Anda beli bisa menurun. Inilah yang membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham. Kita sering mendengar ada orang yang mengalami kerugian jutaan rupiah, tapi ada juga orang yang mengalami keuntungan jutaan rupiah juga. Dan itu membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham. Jadi sebetulnya, risiko dalam membeli saham di BEJ sama saja dengan risiko kalau Anda mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian. Meski begitu, jangan takut, karena saham di BEJ sudah digolong-golongkan berdasar tingkat risikonya. Mulai dari saham-saham yang risiko ruginya memang kecil tapi keuntungannya juga kecil, sampai saham-saham yang risiko ruginya besar tetapi kemungkinan untungnya juga besar. Tanyakan kepada bagian riset/analis di perusahaan pialang Anda tentang saham-saham mana saja yang tergolong ke dalam penggolongan-penggolongan tersebut. Oh ya, tidak semua perusahaan pialang memiliki bagian riset/analis. Jadi pastikan perusahaan pialang Anda memiliki bagian tersebut. Sekali lagi: risiko investasi saham sebetulnya sama saja dengan kalau Anda mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian. Tak kenal maka tak sayang: kalau Anda tidak mengetahui risiko apa yang Anda hadapi, maka Anda pasti tidak akan berani melakukan investasi ke dalam saham. Maksud dari tulisan ini adalah agar Anda mengenal investasi saham, sehingga dengan demikian Anda bisa menjadikan saham sebagai alternatif investasi Anda. Mari Bermain Saham Mengapa berinvestasi di saham? Saat ini mungkin sebagian besar uang anda sedang "nganggur" tersimpan di bank, baik dalam bentuk tabungan atau deposito, dengan rata-rata suku bunga saat ini sekitar 10% per tahun. Ada sebagian investor yang sudah puas dengan investasi ini, tetapi mungkin anda tidak. M. Hadi Purnama, Page 35 Investasi di saham merupakan salah satu alternatif bagi anda untuk mendapatkan return yang lebih besar dibandingkan menabung di bank, disamping relatif tidak membutuhkan dana yang terlalu besar dibandingkan dengan investasi di obligasi. Sangat sesuai untuk investor pemula. Ada dua keuntungan yang dapat diharapkan dari investasi ini. Pertama, mendapat keuntungan dari naiknya nilai saham yang diinvestasikan dan kedua, mendapatkan deviden pada saat emiten memutuskan memberikan deviden yang biasanya satu tahun sekali. 1. Data historis (Historical record) Jika kita perhatikan data indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak tahun 1985-1999 di Bursa Efek Jakarta dari grafik di bawah ini, maka akan terlihat bahwa indeks cenderung menguat sampai dengan semester kedua tahun 1997, yaitu mencapai 724 poin, kemudian mengalami penurunan sampai dengan saat ini karena kondisi politik dan ekonomi yang tidak menentu. Kami percaya apabila kondisi sudah mendukung, maka indeks akan naik kembali. Pada grafik selanjutnya, yang menunjukkan perjalanan panjang indeks Dow Jones Industrial Average dari tahun 1920-1990, terlihat jelas bahwa dalam jangka panjang investasi di pasar modal akan memberikan return yang memuaskan anda. M. Hadi Purnama, Page 36 Walaupun dibeberapa kurun waktu terjadi penurunan yang signifikan, tetapi indeks cenderung kembali normal dan menunjukkan peningkatan yang sehat. 2. Pelaku pasar modal a. Pemodal (Investor) Investor adalah individu atau lembaga yang melakukan investasi di pasar modal. Tanpa mereka pasar modal akan sama saja seperti kuburan di malam hari, sepi. Yang dimaksud dengan investor individu adalah pelaku investor perorangan, sedangkan investor lembaga adalah pelaku investor melalui suatu badan, misalnya lembaga dana pensiun, perusahaan asuransi, reksa dana, perusahaan manajemen investasi, dan lain lain. Lembaga mempunyai dana yang sangat besar, sehingga kadangkala mereka mampu menggerakkan harga saham. Hal ini dapat terjadi karena sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Apabila satu pihak membeli atau menjual dalam jumlah yang sangat besar, di mana pasar tidak mampu menyediakan permintaan dalam jumlah yang sebanding, maka harga akan naik atau turun. Berdasarkan peraturan di Indonesia, lembaga-lembaga yang dianggap mewakili kepentingan publik mempunyai hak istimewa, yaitu apabila dalam suatu proses penawaran perdana (initial public offering) dimana mengalami jumlah peminat lebih besar daripada jumlah saham yang ditawarkan (oversubscribed), maka lembaga ini berhak atas penjatahan tetap. Investor besar memiliki kemampuan untuk menentukan arah pergerakan harga saham. Apabila anda termasuk dalam investor yang bercorak melakukan strategi investasi secara aktif, maka anda harus pasang mata dan telinga lebar-lebar untuk mencari tahu aksi mereka. Seperti halnya dengan bursa di negara berkembang lainnya, para investor besar didominasi oleh investor asing. Pasar modal di Indonesia didominasi oleh transaksi investor asing yang mencapai 60% - 70% dari nilai perdagangan saham di pasar bursa sampai tahun 1996. Setelah itu persentasenya berkurang setelah reksa dana dan investor lokal berkembang. M. Hadi Purnama, Page 37 b. Perusahaan Sekuritas Perusahaan sekuritas dapat diibaratkan seperti pasar bagi orang-orang yang mau berbelanja dimana pihak pembeli dan penjual akan bertemu. Jika dilihat lebih dalam lagi, fungsi dari perusahaan lebih luas dari sekedar pasar, yaitu meliputi: Perantara Pedagang Efek (Broker Dealer) Walaupun penjual dan pembeli saham dapat bertemu secara langsung, tetapi mereka tidak dapat melakukan transaksi/pemesanan tanpa perantaraan dari broker dealer. Untuk melakukan fungsi ini pihak penjual maupun pembeli akan dibebani biaya komisi yang saat ini berkisar antara 0,03% dan 0,05%. Para investor umumnya akan berhubungan dengan sales atau marketing dari perusahaan sekuritas apabila akan melakukan transaksi. Oleh sales, order tersebut akan diteruskan ke dealer dan kemudian diteruskan lagi ke floor trader untuk dijalankan. Umumnya pihak investor akan diberikan informasi dari perusahaan sekuritas yang berupa hasil riset dari para analis untuk rekomendasi atas emiten-emiten yang sahamnya layak untuk diinvestasikan. Penjamin Emisi Efek Fungsi penjamin emisi efek atau underwriter diperlukan jika suatu perusahaan merencanakan untuk menjual efeknya kepada masyarakat yang lebih dikenal dengan istilah go public atau IPO. Dalam menjalankan fungsi sebagai underwriter, perusahaan sekuritas sebagai imbalannya akan menerima fee dari emiten atau perusahaan yang diwakilinya. c. Bursa Efek Dalam transaksi efek yang rumit dan melibatkan banyak pihak tentulah dibutuhkan suatu pihak yang dapat mengatur sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini yang berperan adalah bursa efek, dengan cara mengeluarkan berbagai peraturan bagi anggotanya. Pada dasarnya fungsi dari bursa efek adalah mengorganisasi dan memberikan fasilitas bagi anggotanya. Dengan beberapa kegiatan meliputi: pencatatan transaksi yang terjadi, penyediaan informasi untuk umum serta pengawasan atas semua transaksi yang terjadi. d. KPEI (PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia) Untuk menjamin hak dan keamanan dari pembeli dan penjual, berupa uang untuk penjual dan saham bagi pembeli, dibutuhkan suatu proses penyelesaian transaksi atau settlement. Proses ini M. Hadi Purnama, Page 38 mengambil waktu 4 hari setelah hari transaksi (T plus 4) artinya jika anda membeli saham pada hari ini maka uangnya harus efektif masuk ke rekening broker 4 hari kemudian. Selain berfungsi sebagai pelaksana kliring seperti yang diuraikan di atas, KPEI juga berfungsi sebagai penjamin setiap transaksi di bursa efek. Dalam hal ini, apabila ada anggota bursa yang gagal dalam melaksanakan tugasnya, KPEI akan membeli atau menjual efek pada pasar tunai kepada anggota bursa agar para investor memperoleh haknya. e. KSEI (PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia) Berfungsi sebagai tempat penitipan efek yang aman dan efektif bagi perusahaan efek, investor lembaga dan bank kustodian. Selain itu berfungsi juga sebagai penatausahaan rekening efek, penerima dan pendistribusian deviden, saham bonus, mentransfer efek dan dana dari satu rekening anggota bursa ke rekening anggota bursa yang lain berdasarkan instruksi dari KPEI. f. Bapepam Untuk melindungi para pelaku pasar modal, dibutuhkan suatu badan pengawas yang akan menjaga supaya tidak terjadi tindakan-tindakan yang dapat merugikan para pelaku pasar modal. Tugas tersebut dilaksanakan oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Fungsi lain dari Bapepam yaitu menguji setiap personal yang aktif di pasar modal, seperti pialang, manajer investasi, penasehat investasi, disamping memberikan izin kegiatan usaha pada perusahaan efek, serta pemeriksaan/penelaahan pada perusahaan yang akan go public. Sebagai patokan aturan bagi Bapepam dan semua pelaku pasar modal, pemerintah telah mengeluarkan Undang Undang Pasar Modal No. 8 pada tahun 1995. Berdasarkan undangundang tersebut, kebijaksanaan di bidang pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 3. Jenis-jenis saham Dari sekian banyak saham yang diperdagangkan di bursa efek, tidak semuanya diperdagangkan secara aktif. Para investor umumnya akan memilih saham-saham yang lebih mudah dijualbelikan atau liquid. Untuk mudahnya, berikut adalah klasifikasi awam dari beberapa saham: Blue chip Saham yang umumnya diterbitkan oleh perusahaan besar dan dalam jumlah yang sangat banyak. Karena jumlah saham yang beredar sangat besar dan dimiliki oleh banyak investor maka jenis saham ini sifatnya sangat liquid. Kelompok saham inilah yang paling banyak mendominasi perdagangan di bursa dan paling berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. M. Hadi Purnama, Page 39 Second liners Dibandingkan dengan saham blue chip, kelompok kedua ini memiliki kapitalisasi dan frekwensi perdagangan yang lebih kecil. Umumnya saham ini dimiliki oleh perusahaan yang sedang tumbuh. Kinerja saham dan keuangannya belum terbukti kuat. Investor pemula pada umumnya menyukai jenis saham ini karena harganya yang cukup rendah. Third Liners Merupakan saham yang jarang ditransaksikan dan berkapitalisasi kecil. Selain klasifikasi di atas juga masih ada istilah lain, misalnya saham tidur, yaitu saham yang sangat jarang ditransaksikan (tidak liquid atau tidak aktif), apabila ada transaksi pun, sering kali dilakukan oleh pihak intern supaya tetap bisa tercatat di bursa. Selain itu, ada istilah saham gorengan, yaitu saham (umumnya berada pada klasifikasi kedua dan ketiga) yang sering dipergunakan oleh para investor untuk dinaikkan atau diturunkan harganya tanpa melihat fundamentalnya untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. 4. IPO & Pasar sekunder Ada dua cara umum bagi para investor untuk memiliki saham dari perusahaan yang go public. a. IPO (Initial Public Offering) Pada saat suatu perusahaan akan go public, maka proses penawaran sahamnya disebut IPO atau penawaran umum saham perdana. Banyak investor yang berinvestasi melalui IPO karena umumnya dapat memberikan kesempatan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari apresiasi harga sahamnya. Dalam proses IPO, perusahaan tidak dapat langsung menawarkan sahamnya kepada calon investor/publik, tetapi harus melalui perantaraan pihak lain yang berfungsi sebagai penjamin pelaksana emisi (lead underwriter) yang selain bertanggung jawab atas seluruh proses emisi juga menjamin agar penawaran saham tersebut laku terjual seluruhnya (full commitment). Namun lead underwriter tidak selalu berkewajiban untuk membeli saham perusahaan yang dijamin apabila jumlah saham yang ditawarkan tidak terserap oleh pasar (undersubscribed). Apabila terjadi undersubscribed maka sisa saham yang tidak terjual dikembalikan kepada perusahaan. Sebaliknya jika kondisi yang terjadi adalah jumlah permintaan lebih besar dari saham yang ditawarkan (oversubscribed), maka seperti yang telah dibahas di muka, ada investor lembaga tertentu yang berhak mendapatkan penjatahan tetap. Sering kali karyawan dari perusahaan yang akan go public juga mendapat penjatahan tetap. Sisa saham dibagi ke investor umum berdasarkan kebijaksanaan dari underwriter. Sistem yang digunakan, bisa saja berdasarkan semua permintaan yang masuk kemudian dibagi rata sehingga semua investor umum menerima alokasi standar, atau juga bisa dengan cara yang M. Hadi Purnama, Page 40 sifatnya lebih memprioritaskan investor kecil, misalnya investor yang memesan 1 lot mendapat jatah 100% dari pemesanannya. Kedua cara di atas dikenal dengan istilah sistim pooling. b. Pasar sekunder Apabila saham mulai di catat di bursa, maka investor dapat membelinya di pasar sekunder. Berbeda dengan IPO dimana para investor membeli saham dari perusahaan emiten, maka di pasar sekunder, para investor membeli saham dari investor lain melalui perantaraan broker dealer. Di pasar perdana dan sekunder, satuan standar yang diperdagangkan disebut dengan istilah lot. Satu lot saham mewakili 500 lembar saham, kecuali untuk saham perbankan dimana satu lot mewakili 5.000 lembar saham. Kelipatan harga saham yang diperdagangkan untuk setiap naik atau turun adalah kelipatan Rp. 5 yang disebut juga satu poin. 5. Tindakan Korporasi Adakalanya setelah sahamnya di catat di bursa, emiten melakukan beberapa corporate action sehingga sahamnya menjadi lebih menarik untuk diperdagangkan atau juga bertujuan untuk mendapatkan dana segar dari para investor. Beberapa tindakan korporasi / corporate action yang umum dilakukan antara lain: a. Penerbitan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Tujuan dari rights issue adalah mendapatkan dana segar bagi perusahaan, baik untuk melakukan ekspansi usaha atau juga untuk memperkuat struktur keuangan, misalnya melunasi pinjaman perusahaan kepada pihak lain yang berbunga tinggi. Prinsip yang dianut oleh negara kita, juga oleh banyak negara lain adalah hak prioritas/terlebih dahulu (preemptive right), yaitu jika sebuah emiten menerbitkan saham baru, maka pertamatama saham baru tersebut harus ditawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham yang lama. Proses rights issue dimulai dengan permintaan persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan penerbitan saham baru guna mendapatkan dana segar. Kemudian, setelah mendapatkan persetujuan, ditawarkan kepada pemegang saham lama yang mempunyai hak untuk membeli saham yang baru. Hak pembelian ini biasanya sudah diformulasikan oleh perusahaan, misalnya, pemegang selembar saham lama dapat membeli lima saham baru atau dengan kata lain rasio satu banding lima. Tetapi bisa juga dengan formulasi lain, misalnya rasio tiga banding dua, lima banding tiga dan seterusnya. Yang penting untuk diketahui oleh para investor adalah biasanya setelah penerbitan saham baru akan terjadi dilusi harga, yaitu penyesuaian harga. Karena pada umumnya harga saham baru yang ditawarkan akan lebih rendah dari harga pasar, dengan tujuan untuk memberikan rangsangan pada para pemegang saham lama untuk turut serta memiliki saham yang baru. M. Hadi Purnama, Page 41 Secara teoritis, mekanisme terjadi dilusi harga dapat dilihat pada ilustrasi ini. Misalnya PT. XYZ yang sahamnya dihargai saat ini Rp 3.000 akan menerbitkan 30 juta lembar saham baru seharga Rp 2.500. Saham baru ini ditawarkan dengan rasio lima banding tiga atau setiap pemegang saham lama yang memiliki lima lembar saham berhak membeli tiga lembar saham baru. Maka dilusi harga terjadi sebagai berikut: Itulah sebabnya untuk proses rights issue, pemegang saham lama mendapat hak untuk membeli terlebih dahulu. Apabila penerbitan saham baru ditawarkan langsung ke publik, maka akan terjadi transfer nilai dari pemegang saham yang lama ke pemegang saham baru. Apabila pemegang saham yang lama tidak mau membeli saham yang baru, mereka dapat menjual hak tersebut. Dalam contoh di atas hak pemegang saham lama bernilai Rp 300 per lembar yang merupakan selisih harga teoritis Rp 2.800 dengan harga penawaran Rp 2.500. Contoh diatas dilakukan berdasarkan hitungan teoritis. Dalam praktek, hak tersebut bisa saja tidak laku dijual, tergantung dari prediksi market apakah setelah melakukan rights issue kinerja perusahaan akan semakin baik dan menguntungkan para pemegang saham. Naik turunnya harga saham tergantung oleh kondisi market, ada kalanya setelah melakukan rights issue, harga saham kembali ke harga semula, ke level sebelum terdilusi. b. Pemecahan nilai nominal (Stock Split) Suatu perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil dengan tujuan untuk membuat harga saham lebih murah (dalam nilai absolut) sehingga lebih terjangkau oleh para investor kecil yang pada akhirnya dapat meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya. Pada corporate action ini, tidak terjadi dilusi harga saham. Sebagai contoh, suatu perusahaan melakukan stock split dari saham dengan nilai nominal sebesar Rp 500 setiap saham menjadi nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham. Dalam hal ini nilai investasi tidak mengalami perubahan karena setiap investor yang mempunyai 1 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 akan menjadi 5 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. c. Pembagian saham bonus dan deviden saham Tujuan dari corporate action ini adalah untuk memperbesar jumlah saham yang beredar menjadi lebih likuid dan terjangkau. Cara yang dilakukan adalah dengan membagikan / mendistribusikan laba ditahan berupa saham baru bukan tunai. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat ilustrasi berikut ini. PT. XYZ didirikan dengan modal disetor sebesar Rp 50 miliar yang terdiri dari 100 juta lembar dengan nilai nominal Rp 500 setiap saham. M. Hadi Purnama, Page 42 Harga saham PT. XYZ saat ini adalah Rp 5.000 dan struktur dana pemegang saham adalah sebagai berikut: PT. XYZ bermaksud merubah sebagian dari cadangan labanya menjadi saham baru. Misalnya sebesar Rp 50 miliar dari cadangan laba menjadi 100 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 500. Saham baru tersebut kemudian dibagikan kepada pemegang saham (misalnya dengan rasio 1 banding 1) dan dana pemegang saham tetap sama yaitu: Akibat dari corporate action ini adalah, bertambahnya jumlah saham yang beredar dan terjadinya penyesuaian harga pasar. Pemegang saham yang pada mulanya memiliki 1 saham senilai Rp 5.000, setelah pembagian saham bonus, memiliki 2 saham dengan nilai Rp 2.500 setiap saham. d. Waran (Warrant) Cara lain bagi suatu perusahaan untuk menerbitkan saham baru adalah melalui penerbitan waran. Dalam hal ini perusahaan memberikan hak kepada investor untuk membeli saham di masa mendatang, misalnya 3 atau 5 tahun kedepan di harga tertentu. Biasanya waran diterbitkan sebagai pemanis (sweetener) dalam penerbitan rights issue atau efek lainnya. Sebagai contoh, PT. XYZ yang saat ini mengeluarkan waran dengan nilai Rp 100, dengan jangka waktu penebusan 3 tahun dan harga pelaksanaan (exercise price) sebesar Rp 350. Saat ini harga saham di pasar adalah Rp 300. Dalam masa 3 tahun kedepan pemegang waran berhak untuk menukar waran tersebut menjadi saham berdasarkan harga pelaksanaan. Misalnya harga saham naik menjadi Rp 600 maka pemegang waran cukup membayar saham di harga pelaksanaan dan menikmati keuntungan. 6. Faktor-faktor penggerak harga Beli pada harga rendah dan jual pada harga tinggi. Anak kecil juga mengerti. Permasalahannya ialah, para investor sering menghadapi kendala untuk menentukan, apakah saat ini harga sudah rendah atau masih tinggi? Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yang harus diperhatikan oleh investor antara lain adalah: M. Hadi Purnama, Page 43 Fundamental Apabila anda ingin melakukan investasi jangka panjang, maka saham yang harus dipilih adalah saham dari perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, atau dengan kata lain perusahaan yang memiliki fundamental yang baik. Yang dimaksud adalah, suatu perusahaan yang diproyeksikan mampu menghasilkan keuntungan dari hasil usahanya serta memiliki arus kas yang likuid sehingga dapat memberi keuntungan berupa dari apresiasi harga saham maupun deviden bagi para investor. Faktor fundamental ini merupakan analisa dari segi mikro, analisa dari kinerja perusahaan yang bersangkutan. Faktor eksternal Selain itu ada faktor yang berada diluar kontrol para pelaku pasar. Faktor ini kadang-kadang membingungkan para investor untuk bagaimana harus bersikap. Misalnya, pada saat mantan presiden Soeharto sakit, indeks saham langsung merosot. Padahal, apa hubungan sakitnya Soeharto dengan kinerja perusahaan. Tetapi pada kenyataannya, faktor eksternal, baik berupa rumor-rumor politik maupun ekonomi yang positif maupun yang negatif, besar sekali pengaruhnya terhadap naik-turunnya harga saham. Pengaruh kurs mata uang Secara umum, dapat dilihat ada korelasi antara pergerakan mata uang dengan indeks saham. Apabila rupiah melemah terhadap US$, maka indeks saham juga akan melemah. Secara sederhana dapat dipahami, contohnya, apabila kondisi eksternal sedang dipenuhi dengan berita negatif, maka para investor akan berbondong-bondong membeli US$ karena ada antisipasi kurs akan naik. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, apabila permintaan terhadap US$ meningkat, maka harga US$ akan naik terhadap rupiah. Pada saat itu pula, para investor akan melepaskan sahamnya untuk memperoleh rupiah yang akan dipergunakannya untuk membeli dolar. Sehingga indeks akan melemah. Hukum ini juga berlaku sebaliknya, yaitu apabila rupiah menguat terhadap US$, maka indeks saham juga akan menguat. Perubahan suku bunga Kondisi ini mudah untuk dipahami, investor cenderung memilih investasi yang memberikan return yang lebih besar. Apabila suku bunga meningkat sampai pada level tertentu, maka investor akan lebih tertarik menanamkan uangnya di bank daripada saham, dengan pertimbangan menabung di bank menghasilkan return yang lebih tinggi dengan resiko yang lebih kecil. Demikian juga sebaliknya, apabila suku bunga turun sampai pada level tertentu, maka para investor akan menarik uangnya yang tersimpan di tabungan untuk diinvestasikan ke saham. Hal ini akan menyebabkan indeks menguat. Dari ilustrasi di atas, jelaslah bahwa suku bunga sangat berpengaruh bagi investor untuk menentukan pilihannya. Hal ini sering di manfaatkan pemerintah untuk menetapkan kebijaksanaan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya untuk mengendalikan inflasi supaya tidak terlalu tinggi. M. Hadi Purnama, Page 44 Rekomendasi analis Bagi investor awam yang tidak mengerti kondisi fundamental dari masing-masing perusahaan yang akan dipilih, jalan yang paling mudah adalah melalui rekomendasi para analis bursa. Terkadang rekomendasi dari seorang analis yang sudah terkenal, walau belum tentu benar, dapat menjadi faktor pemicu bagi naik atau turunnya harga saham. Faktor teknis Yang dimaksud dengan faktor teknis adalah faktor yang tidak ada hubungannya dengan faktor fundamental perusahaan. Yang berlaku disini semata-mata asumsi dari para investor terhadap saham suatu perusahaan, apakah harganya akan bergerak naik atau turun. Tanpa memperdulikan apakah fundamental perusahaan tersebut baik atau tidak, jika mereka memprediksikan bahwa harga akan naik, maka mereka akan membeli saham tersebut atau sebaliknya, jika mereka memprediksikan harga akan turun maka sahamnya akan dilepas. Faktor teknis merupakan pendekatan strategi jangka pendek. Faktor teknis banyak dipengaruhi oleh rumor-rumor yang beredar di market. Rumor yang umumnya berkembang di market adalah seputar corporate action yang akan dilakukan misalnya, stock split, rights issue, pembagian deviden, merger, ekspansi usaha dan lain lain. Disamping itu juga rumor-rumor kebijaksanaan pemerintah, baik politik maupun ekonomi, juga berpengaruh terhadap analisa teknis. Beberapa faktor yang mempengaruhi faktor teknis antara lain: Hukum permintaan dan penawaran Hal ini mudah untuk dipahami. Apabila investor beramai-ramai membeli saham, maka permintaan akan lebih besar dari penawaran saham, maka harga saham akan naik. Demikian pula sebaliknya, apabila permintaan berkurang maka harga saham akan turun. Faktor pemicunya adalah rumor-rumor yang telah di bahas di atas, tergantung dari tanggapan dari market apakah rumor ini akan berdampak positif atau negatif bagi investor. Manuver para investor Para investor yang memiliki dana besar, mampu menggerakkan harga saham. Beberapa teknik yang sering dipergunakan para investor untuk menggerakkan harga dengan tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek, diantaranya: Bearish market, sesuai dengan namanya yaitu beruang yang mempunyai sifat menurunkan kepalanya, maka investor menginginkan harga saham menjadi turun. Aneh bukan? Penjelasannya begini, apabila investor berasumsi bahwa harga saham suatu perusahaan sudah tinggi (overvalued), atau ada rumor-rumor negatif yang beredar, maka harga saham tersebut akan turun. Mereka akan menjual besar-besaran saham tersebut walaupun tidak memiliki saham yang akan dijual. Hal ini akan menyebabkan mereka mengalami posisi yang terbuka (open position). Dengan harapan harga saham akan turun, kemudian mereka membeli di harga yang lebih rendah untuk menutupi posisi. Selisih harga jual dan harga beli merupakan keuntungan dari investor. Proses ini juga dikenal sebagai short selling. Transaksi ini sering dilakukan oleh para investor walaupun sebenarnya tidak diperbolehkan karena mengandung resiko yang cukup besar. Misalnya setelah melakukan penjualan, harga saham bukannya turun malah naik, maka investor terpaksa harus membeli untuk menutupi posisi sehingga dapat menyebabkan kerugian. Dan lebih parah lagi apabila posisi yang terbuka ini M. Hadi Purnama, Page 45 tidak mampu ia tutupi karena tidak terdapat saham yang akan dibeli. Hal ini akan menyebabkan gagal serah yang berakibat investor akan dikenakan penalti. Bullish market, kebalikan dengan bearish market, para investor yang telah memprediksi harga saham akan naik, maka akan membeli saham-saham tersebut. Untuk mendukung aksinya, mereka akan meniupkan rumor-rumor positif sehingga market akan bereaksi dan mengakibatkan harga naik. Intervensi pemerintah Intervensi pemerintah bertujuan untuk menjaga indeks saham supaya tidak anjlok. Bisa juga bertujuan untuk mengantar suatu proses IPO dari perusahaan BUMN tertentu menjadi sukses. Chartis Chartis atau dikenal juga sebagai analis teknikal merupakan suatu cara pendekatan dalam memprediksi pergerakan harga saham berdasarkan data harga saham sebelumnya. Cara ini menggunakan pendekatan grafik untuk melihat asumsi harga. Apabila harga sudah dianggap murah, maka investor akan ramai-ramai membeli sehingga grafik akan bergerak naik ke atas atau disebut juga support level, sedangkan apabila harga sudah dianggap mahal maka investor akan beramai-ramai menjual sehingga grafik akan kembali bergerak ke bawah atau disebut juga resistance level. Dari bentuk grafik yang naik-turun berulang-ulang maka akan mudah terlihat dimana support level dan resistance level dari suatu saham. Dasar-Dasar Analisa Sudah kepingin beli saham? Sebaiknya ditunda dulu sampai anda selesai membaca bab ini. Mengapa? Tentunya anda bukan tipe pembeli kucing dalam karung. Sebelum anda memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan, harus ada keyakinan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang baik sehingga anda diuntungkan dalam dua hal, yaitu harga saham naik (capital gain) dan mendapat pembagian deviden. Bukankah ini yang anda inginkan? Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi suatu perusahaan, para analis mempelajari kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan melakukan proyeksi kondisi perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam suatu laporan riset perusahaan. Untuk menghasilkan suatu riset yang baik, seorang analis harus mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas mengenai kondisi ekonomi mikro, makro, peraturan-peraturan yang berlaku, perilaku konsumen dan lain lain. Disamping itu, dibutuhkan juga waktu dan tenaga dalam mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam proses analisa. Namun anda tidak perlu repot-repot dalam membuat analisa tersebut, karena keterbatasan waktu dan tenaga yang anda miliki. Merupakan tugas kami dalam menyediakan hasil analisa yang mendalam dan bermutu. Bekal yang kami berikan pada kesempatan ini adalah pengetahuan dasar dalam memahami laporan riset yang telah ada sehingga informasi tersebut dapat bermanfaat bagi anda dalam mengambil keputusan. Untuk memahami angka-angka yang tercantum dalam laporan riset, kami akan membaginya menjadi dua kategori, yaitu: M. Hadi Purnama, Page 46 A. Rasio valuasi B. Data fundamental Rasio-rasio valuasi Rasio-rasio valuasi memberikan gambaran apakah harga saham suatu perusahaan wajar, terlalu tinggi atau terlalu rendah. Rasio ini memudahkan calon investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Rasio-rasio valuasi meliputi: 1. Price/Earnings (PER) 2. Price/Earnings Growth (PEG) 3. Price/Sales (PSR) 4. Price/Cash Flow (PCF) 5. Enterprise Value/EBITDA (EV/EBITDA) 6. Price/Book Value (PBV) Price/Earnings (PER) PER merupakan rasio yang paling populer di kalangan investor. Rasio ini memberikan gambaran berapa harga yang dibayar oleh para investor untuk pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. PER didapat dari harga saham di bursa dibagi dengan laba bersih per saham. Sebagai contoh, misalnya Telkom diperdagangkan pada harga Rp. 3.600 per saham, laba bersih per saham Rp. 290, maka PER sebesar 12,4x. Angka ini mencerminkan bahwa investor bersedia membayar sebesar Rp. 12,4 untuk setiap Rp. 1 yang dihasilkan oleh perusahaan. Secara umum saham dengan PER rendah sering dikatakan sebagai saham yang murah. Rendahnya PER bisa diakibatkan dari menurunnya harga saham atau meningkatnya laba bersih. Dan sebaliknya PER yang tinggi bisa diakibatkan oleh apresiasi harga saham sebagai akibat tingginya minat para investor atau menurunnya laba bersih. Pada umumnya PER yang biasa anda temukan, merupakan PER "kebelakang" (trailing PER), yaitu harga saham perusahaan dibagi laba bersih yang tercatat untuk masa 12 bulan yang lalu. Namun, ada juga yang dikenal sebagai PER "kedepan" (forward P/E), yaitu harga saham perusahaan dibagi laba bersih yang diproyeksikan oleh para analis untuk tahun berjalan. Diantara kedua versi PER, mana yang lebih baik? PER "kebelakang" memiliki keunggulan sebagai data aktual, dimana laba bersih yang digunakan telah diaudit oleh akuntan dan dilaporkan kepada Bapepam. Namun kekurangannya adalah laba bersih tersebut tidak menjamin perolehan laba bersih yang sama untuk masa mendatang, bisa lebih baik atau lebih buruk. M. Hadi Purnama, Page 47 Dengan menggunakan PER "kedepan", investor lebih dapat mengantisipasi pendapatan suatu perusahaan dimasa mendatang dengan memperhitungkan faktor pertumbuhan. Walaupun perkiraan/proyeksi tersebut kadangkala tidak tepat, setidaknya dapat memberi gambaran lebih jelas mengenai arah suatu perusahaan. Kelemahan terbesar dari kedua versi PER ini adalah tidak memperhatikan kualitas atas pendapatan (quality of earnings). Perusahaan juga terkadang mempermainkan angka dari pendapatannya dengan kecanggihannya "memanipulasi" pembukuan agar terlihat lebih baik, terutama data pada laporan keuangan yang dikeluarkan setiap kwartal, yang tidak teraudit. Pada akhirnya, walau populer, rasio PER sama seperti rasio lainnya, merupakan faktor penuntun yang hanya akan berarti bila didukung oleh pengetahuan mendalam dari suatu perusahaan dari sisi lainnya. Price/Earnings Growth (PEG) Perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang baik akan diminati oleh banyak investor. Pada umumnya harga saham perusahaan yang terus berkembang akan naik karena laba bersih per saham juga akan mengalami peningkatan. Rasio PEG akan memberi ide bagi anda, bagaimana menilai harga saham suatu perusahaan dikaitkan dengan pertumbuhan perusahaan tersebut. Angka PEG didapat dengan cara membagi PER dengan proyeksi tingkat pertumbuhan. Apabila suatu perusahaan dengan PER 12,5x dan analis memperkirakan perusahaan akan tumbuh sebesar 20% pada tahun depan, maka PEG adalah sebesar 0,61. Sebagai patokan, para investor pada umumnya menyukai saham dengan PEG di bawah satu. Bila PEG di atas satu, maka saham tersebut diperdagangkan di atas nilai pertumbuhannya. Namun seperti biasanya, kunci dalam mengevaluasi satu saham adalah dengan membandingkannya dengan saham sejenis. Sebagai contoh, katakanlah menurut para analis proyeksi PER tahun 2001 PT. Telkom adalah 7,2x, jika dibandingkan dengan PER PT. Indosat tahun 2001 yang sebesar 6,7x. Sepintas terlihat bahwa harga saham Telkom lebih mahal. Tetapi apabila dilihat dari proyeksi pertumbuhan Telkom tahun 2001 sebesar 40%, sedangkan Indosat sebesar 10%, maka PEG Telkom menjadi sebesar 0,18 dan Indosat sebesar 0,67. Bukankah dengan demikian harga Telkom menjadi lebih menarik. Price/Sales (PSR) Rasio antara harga saham dengan penjualan akan memberi suatu gambaran alternatif bagi para investor. Berbeda dengan PER, dimana banyak investor tidak begitu saja percaya dengan laba suatu perusahaan karena kemungkinan ada manipulasi/pembukuan oleh pihak perusahaan supaya kinerja perusahaan kelihatan lebih bagus. Sedangkan penjualan perusahaan lebih sulit untuk dimanipulasi, sehingga angka ini lebih dapat dipercaya. Lagi pula akhir-akhir ini, dengan banyaknya perusahaan internet dan perusahaan yang baru dimulai (start up companies) yang belum memiliki track record keuntungan/laba karena biaya promosi dan sebagainya yang besar, rasio ini banyak membantu para investor dalam mengevaluasi. Rasio ini didapat dari harga saham di bursa dibagi dengan nilai penjualan per saham perusahaan. Atau untuk lebih mudahnya, Total Market Value di bagi dengan total penjualan M. Hadi Purnama, Page 48 perusahaan dalam 12 bulan terakhir. (Total Market Value = harga saham x jumlah saham yang diterbitkan). Pada umumnya, suatu perusahaan dengan PSR lebih kecil dari satu, merupakan perusahaan yang menarik. Mengapa? Apabila suatu perusahaan dengan total penjualan Rp. 200 miliar, market value Rp. 160 miliar, akan memiliki PSR 0,8x. Ini berarti anda dapat membeli Rp 10 penjualan perusahaan hanya dengan membayar Rp 8. Sebagai acuan, PSR yang biasa diminati adalah di bawah 1x, walaupun rasio tersebut sangat tergantung oleh masing-masing industri dan posisi perusahaan tersebut di industri yang bersangkutan. Price/Cash Flow (PCF) Sama seperti PSR, rasio ini juga dipergunakan oleh investor yang meragukan akan laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Tetapi permasalahannya adalah ada berbagai cara untuk menghitung arus kas dan sedikit rumit dalam perhitungannya. Untuk mengerti cara kerjanya, anda harus memahami dulu sedikit cara baku pencatatan pembukuan yang berlaku. Dalam proses pencatatan laba rugi suatu perusahaan yang disajikan sesuai dengan standar akuntansi, bagian yang paling atas dari laporan laba rugi merupakan total penjualan, kemudian disusul dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bagian yang paling bawah merupakan laba bersih perusahaan. Beberapa dari biaya-biaya yang tercatat merupakan biaya langsung dari proses produksi atau jasa pelayanan, yang berakibat langsung terhadap pengurangan saldo kas perusahaan. Selain itu juga ada biaya-biaya yang tidak berakibat terhadap pengurangan saldo kas seperti biaya depresiasi dan amortisasi. Semakin ke bawah dari laporan keuangan akan semakin banyak dijumpai akun-akun yang bisa "dipoles" oleh para akuntan perusahaan untuk "mempercantik" laba perusahaan, seperti akun pajak dan lain-lain. Oleh karena itu para analis menggunakan arus kas dimana angka ini mencerminkan berapa besar uang yang benar-benar dihasilkan oleh perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang menggunakan teknologi tinggi akan membutuhkan pinjaman yang sangat besar untuk membiayai pembangunan infrastrukturnya, sehingga untuk menganalisa kinerja perusahaan tersebut, para analis akan menggunakan rumusan arus kas dengan mengeluarkan unsur biaya yang timbul akibat hutang perusahaan. Mereka ingin mengetahui berapa besar uang yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tanpa dibebani oleh unsur biaya bunga pinjaman. Apa yang menjadi tolak ukur terhadap rasio ini? Tergantung dari jenis industri yang anda pelajari. Seperti rasio-rasio sebelumnya, anda sebaiknya membandingkan dengan perusahaan sejenis pada industri yang sama. Enterprise Value/EBITDA (EV/EBITDA) Bentuk lain dari Price/Cash Flow yang sering dipergunakan oleh para analis adalah EV/EBITDA. EV (Enterprise Value) adalah penjumlahan dari Nilai Kapitalisasi Pasar (Market Capitalisation) yang diperoleh dari harga saham x jumlah saham yang beredar, dengan Net Debt (Total hutang M. Hadi Purnama, Page 49 dikurangi dengan kas dan setara kas). EBITDA di dapat dari laba bersih ditambah dengan biaya bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Rasio ini membandingkan biaya yang telah diinvestasikan (modal sendiri dan hutang) dengan arus kas yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan. Seperti rasio Return On Asset (ROA), rasio ini menggambarkan kinerja dari suatu perusahaan dikaitkan dengan dana yang telah ditanamkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini: Apabila kita menggunakan rasio PCF, terlihat bahwa perusahaan B lebih murah dan menarik, tetapi pendekatan ini mengesampingkan unsur pinjaman yang dapat memberikan beban dan resiko tinggi bagi pemegang saham. Apabila kita menggunakan pendekatan EV/EBITDA maka akan terlihat bahwa penilaian kedua perusahaan di atas adalah sama. Price/Book Value (PBV) Nilai buku (Book Value) merupakan aset perusahaan dikurangi dengan kewajiban perusahaan atau dengan kata lain merupakan nilai yang tersisa bagi pemegang saham apabila perusahaan dijual dan semua kewajiban dilunasi. Rasio ini mengukur berapa harga yang dibayar oleh investor terhadap nilai yang tersisa tersebut. Semakin rendah angkanya, semakin bagus bagi investor. Rasio ini lebih cocok dipergunakan untuk industri yang memiliki aktiva tetap yang bernilai tinggi seperti pabrik. Sedangkan bagi perusahaan yang memiliki aset bernilai yang tidak tampak di neraca (intangible assets/good will), seperti perusahaan berbasis teknologi tinggi dan bidang jasa, akan memberikan rasio yang tidak bagus. Keunggulan dari rasio ini adalah mudah untuk dipahami dan dihitung, sehingga gampang untuk dipergunakan dalam membandingkan saham-saham industri yang sejenis. Disamping itu karena tidak berhubungan dengan sistem akunting, maka rasio ini dapat dipergunakan dengan luas. Data-data fundamental Data-data fundamental akan memberikan gambaran bagi anda tentang kinerja dari suatu perusahaan. Dari sini anda dapat membandingkan tingkat efisiensi satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Data-data fundamental meliputi: 1. Marjin 2. Hutang jangka panjang 3. Persediaan 4. Aktiva lancar/kewajiban lancar M. Hadi Purnama, Page 50 5. Rasio efisiensi 6. Tingkat pengembalian dari deviden (Dividend yield) Marjin (Margin) Marjin merupakan suatu angka untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dibandingkan dengan total penjualannya. Dengan menggunakan angka ini anda dapat membandingkan tingkat efisiensi suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Sebagai contoh, perusahaan A mempunyai total penjualan Rp. 200 miliar per tahun, demikian juga dengan perusahaan B. Untuk mengetahui perusahaan mana yang lebih efisien, coba perhatikan lagi laba bersih perusahaan A mendapat Rp. 10 miliar, sedangkan perusahaan B sebesar Rp. 6 miliar. Dengan demikian marjin perusahaan A adalah 5%, sedangkan perusahaan B sebesar 3%. Dengan membandingan kedua angka ini, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan A lebih efisien. Para analis membagi marjin menjadi beberapa kategori, seperti marjin laba kotor (gross margin), marjin laba operasi (operating margin), marjin laba sebelum pajak (pretax margin) dan marjin laba bersih (net margin). Marjin Kotor (Gross margin) Angka ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang didapat dari perusahaan dari "basic business". Pendekatan ini hanya memperhatikan biaya produksi (harga pokok), tanpa memperhatikan biaya administrasi dan pemasaran. Marjin Operasi (Operating margin) Apabila anda ingin mengetahui seberapa efisiennya suatu perusahaan jika ditambah lagi dengan biaya pemasaran dan administrasi, konsep yang dipergunakan adalah sama dengan pendekatan arus kas, yaitu untuk mengetahui berapa arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari penjualannya. Atau dikenal juga dengan istilah EBITDA (earnings before interest, tax, depreciation and amortization). Marjin sebelum pajak (Pre-tax margin) Lebih jauh lagi, apabila anda ingin mengetahui apakah perusahaan masih efisien bila ditambah lagi dengan unsur biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, maka digunakan pretax margin. Marjin Bersih (Net margin) Setelah dikurangi dengan semua biaya, maka yang tersisa adalah laba bersih perusahaan, dengan membagikannya dengan total sales, maka akan didapat net margin perusahaan yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi secara keseluruhan dari suatu perusahaan setelah di tambahkan semua unsur biaya. M. Hadi Purnama, Page 51 Selain anda dapat membandingkan dengan perusahaan lain, anda juga dapat membandingkan tingkat efisiensi suatu perusahaan dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui apakah perusahaan tersebut bertambah maju atau malah mengalami kemunduran. Analisa ini dikenal dengan analisa trend. Hutang jangka panjang Mengapa seorang investor perlu memperhatikan hutang suatu perusahaan. Sampai saat ini masih kita rasakan pahitnya pengalaman yang dialami dimasa krisis ekonomi yang berkepanjangan. Mengapa banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan? Umumnya perusahaan yang mengalami kesulitan adalah perusahaan yang memiliki banyak pinjaman sehingga mengalami kesulitan cash flow pada saat suku bunga mengalami peningkatan yang tinggi. Memang, hutang juga merupakan unsur yang penting bagi suatu perusahaan guna melakukan ekspansi lebih cepat dan menciptakan suatu kesempatan atau peluang baru. Tetapi apabila pihak manajemen tidak berhati-hati dalam mengelola hutangnya, maka yang akan terjadi adalah bencana dimasa datang. Untuk mengetahui berapa jumlah hutang yang ideal bagi suatu perusahaan, maka para analis menggunakan rasio debt/total capital. Angka ini mengukur berapa besar kapitalisasi suatu perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Menurut pengalaman yang ada, suatu perusahaan sebaiknya jangan meminjam lebih dari 50% dari total nilai kapitalisasi. Disamping itu, perlu diperhatikan apakah setelah mendapatkan pinjaman, perusahaan mampu menciptakan laba yang lebih besar dan tetap efisien. Bila tidak, sebaiknya anda berinvestasi di perusahaan yang lain. Persediaan (Inventory) Apa yang dapat diketahui dengan memperhatikan angka persediaan yang tercantum dalam neraca suatu perusahaan. Pertumbuhan angka penjualan yang pesat akan diikuti oleh peningkatan angka persediaan, yang digunakan untuk mendukung penjualan tersebut. Dilain pihak apabila angka persediaan meningkat dengan pesat tetapi tidak diikuti dengan peningkatan volume penjualan, maka anda harus memberi perhatian khusus. Untuk melihat tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam mengatur persediaannya, tidak dapat dilihat hanya dengan memperhatikan angka persediaan itu sendiri, tetapi juga harus dikaitkan dengan tingkat penjualan. Dengan membagi nilai penjualan dengan nilai persediaan, maka akan didapat rasio perputaran persediaan (inventory turnover) yang memberikan gambaran berapa lama persediaan disimpan sampai terjual. Dengan rasio ini, anda dapat membandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak pada bidang yang sama, sehingga dapat diketahui mana yang lebih efisien. Anda harus hati-hati bila melihat suatu perusahaan yang memiliki persediaan yang terus bertambah tanpa diikuti dengan pertumbuhan penjualan, apalagi jenis persediaannya merupakan barang yang cepat kadaluarsa atau cepat ketinggalan model dan teknologi. M. Hadi Purnama, Page 52 Aktiva lancar/kewajiban lancar Rasio ini dikenal juga sebagai rasio likuiditas yaitu dengan membagi aktiva lancar (kas dan setara kas, ditambah piutang perusahaan dan persediaan) dengan kewajiban lancar (hutang jangka pendek). Rasio ini memberikan gambaran apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara cepat. Terkadang para analis yang lebih konservatif mengeluarkan angka persediaan sebagai pembilang, rasio ini dikenal dengan "quick ratio". Anda harus memberikan perhatian khusus pada sisi aktiva lancar, karena mungkin saja kualitas piutangnya sudah tidak bagus karena tidak tertagih, demikian juga dengan persediaannya, mungkin ada sebagian yang merupakan persediaan yang tidak dapat terjual. (lihat kembali pada bagian persediaan di atas). Rasio efisiensi Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang dapat memberikan hasil yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang sama dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang lain. Para analis sering menggunakan parameter Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA) untuk mengukur tingkat efisiensi ini. ROE adalah rasio antara laba bersih dengan ekuitas/modal sendiri perusahaan yang biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Sedangkan ROA adalah rasio antara laba bersih dengan total aktiva. Dividend yield Salah satu harapan dari investor dalam membeli saham adalah mendapatkan deviden. Dividend yield berguna untuk mengetahui berapa besar return yang akan diperoleh dari nilai investasi. Sebagai contoh, apabila harga saham pada saat pembelian sebesar Rp 3.000 dan deviden yang diperoleh sebesar Rp 150 per saham, maka dividend yield yang diperoleh sebesar 5%. Bila rasio ini menghasilkan angka yang kecil, tidak berarti sahamnya tidak bagus, karena terkadang suatu perusahaan mempunyai kebijaksanaan untuk tidak membagi deviden kepada pemegang saham karena laba usaha dipergunakan lagi untuk investasi kembali. Tetapi investor masih dapat menikmati keuntungan dari naiknya harga saham di market apabila para pelaku pasar memberikan sentimen positif terhadap ekspansi perusahaan. Di lain pihak, deviden yang tinggi juga tidak berarti bagus apabila pihak perusahaan salah perhitungan dalam pemberian deviden. Hasil yang didapat dari deviden akan hilang akibat dari persentase penurunan harga saham lebih besar dari return yang didapat dari deviden. M. Hadi Purnama, Page 53 Memilih Broker Dengan sampainya anda pada bagian ini, tentu anda sudah lebih siap pula baik dalam modal pengetahuan dasar maupun secara mental. Tetapi jangan terburu-buru untuk melakukan transaksi. Masih ada satu langkah lagi yang harus anda lakukan, yaitu memilih broker/perusahaan sekuritas. Mengapa ini penting? Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa anda tidak dapat melakukan transaksi langsung antar investor tanpa perantaraan dari broker. Selain itu, broker akan membantu anda dalam menyediakan informasi yang anda butuhkan dalam proses berinvestasi. Ada banyak broker yang terdaftar di bursa, bagaimana anda akan memilih mereka? Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan: Bonafiditas Mengapa ini penting? Apa yang menjadi resiko anda? Bisa saja broker anda bangkrut karena modalnya cekak. Sebagai contoh, apabila ada investor yang telah memesan pembelian saham dalam jumlah besar, pada saat penyerahan pembayaran (T+4), harga saham yang dipesan mengalami penurunan dan investor tersebut mangkir. Dalam hal ini merupakan tanggung jawab dari broker untuk menebus saham yang telah dipesan. Apabila kondisi cashflow dari broker tidak kuat, maka akan mempengaruhi kinerja dari broker anda. Karena itu, sebelum menentukan pilihan, sebaiknya anda melakukan penelitian atas latar belakang dan kondisi keuangan broker tertentu. Pelayanan Bonafid saja belum cukup, apabila tidak didukung dengan pelayanan yang baik. Apa tolak ukurnya? Minimal anda harus mendapatkan informasi yang cukup dan berbobot. Apabila broker anda mempunyai tenaga analis dan sales yang handal, maka anda akan mendapatkan informasi yang cukup memadai untuk mendukung langkah investasi anda. Ingat! Informasi yang dibutuhkan berupa data fundamental perusahaan, rumor mengenai kondisi politik, kebijaksanaan perekonomian, kondisi regional dan lain lain. sangat diperlukan sebagai pertimbangan dalam mengambil tindakan. Semakin cepat anda mendapatkan informasi dibandingkan orang lain, semakin besar kemungkinan bagi anda untuk memperoleh keuntungan. Biaya Tanyakan terlebih dahulu biaya apa saja yang akan dibebankan ke rekening anda dan berapa besar biaya tersebut. Secara umum biaya yang akan dibebankan ke anda adalah 0,3% untuk transaksi pembelian dan 0,4% untuk transaksi penjualan. Angka ini adalah angka patokan karena anda masih dapat melakukan negosiasi harga dengan broker anda. Disamping itu, mungkin masih ada biaya lain yang masih harus anda tanyakan, misalnya apabila transaksi anda tidak aktif, anda akan dibebankan biaya. Batas limit transaksi Tanyakan pada broker anda mengenai prosedur dari perusahaannya dalam pemberian limit/plafon untuk bertransaksi. Berapa besar deposit yang perlu anda setor untuk mendapatkan plafon tersebut. Masing-masing broker umumnya mempunyai peraturan yang berbeda-beda dalam hal ini. Setelah anda memilih broker yang sesuai dengan kondisi anda, maka anda harus membina hubungan baik dengan mereka, karena merekalah yang secara aktif mengikuti perkembangan M. Hadi Purnama, Page 54 pasar. Mungkin mereka memiliki informasi yang sangat berharga dan mereka membagikan informasi tersebut kepada anda terlebih dahulu karena hubungan yang baik. Langkah Menuju Sukses Selamat bagi anda yang telah membaca bab-bab terdahulu karena anda telah mempunyai bekal untuk melangkah. Apa yang telah MainSaham.com berikan merupakan pengetahuan dasar. Masih banyak lagi pengetahuan dan teknik-teknik investasi yang bisa anda dapatkan dari literatur-literatur yang terdapat pada toko buku atau perpustakaan yang dapat membahas investasi secara mendalam. Sebelum anda melangkah lebih jauh, MainSaham.com masih mempunyai bekal untuk menemani perjalanan anda. Apakah itu? Beberapa tips lanjutan yang perlu anda simak yaitu: Atur portfolio investasi anda Janganlah menaruh semua telur dalam satu keranjang. Apabila keranjangnya jatuh maka anda tidak memiliki telur lagi. Demikianlah pepatah yang sering kita dengar. Pepatah ini sungguh dapat diterapkan dalam strategi investasi. Janganlah anda menaruh semua uang anda ke dalam satu jenis investasi . Sebagai contoh apabila anda menaruh semua uang anda ke investasi saham, apabila dalam kondisi bursa saham sedang hancur dan kebetulan anda membutuhkan uang, maka anda "terpaksa" menjual saham anda sehingga dapat mengakibatkan kerugian, padahal bisa saja setelah beberapa waktu kemudian bursa saham sudah bagus kembali. Contoh lain, apabila anda menginvestasikan semua uang anda dalam bentuk tabungan atau deposito di bank, dalam hal ini uang anda relatif lebih aman, tetapi return yang akan anda peroleh tentulah belum optimal. Dalam hal berinvestasi di saham, pepatah di atas masih juga dapat diterapkan. Janganlah menaruh semua anggaran anda di saham pada satu saham saja. Apabila saham tersebut "hancur", maka anda akan mengalami kerugian yang besar. Lebih bijaksana apabila anda mengatur portfolio saham anda. Setelah menetapkan besarnya anggaran anda untuk investasi di saham, maka pilihlah beberapa saham yang berlainan sektor ekonominya. Jika ada satu sektor ekonomi yang terpukul, misalnya properti, maka anda masih memiliki saham di sektor lain yang masih bagus, misalnya sektor barang konsumsi. Kapan harus menjual? Tentulah anda harus menjual pada harga yang paling tinggi, sehingga anda akan memperoleh keuntungan maksimal. Tetapi persoalannya bagaimana menentukan harga tertinggi tersebut? Karena harga terbentuk oleh pasar berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Untuk menjawab pertanyaan di atas, kembalilah ke bab dasar-dasar analisa. Alasan yang tepat bagi anda untuk menjual saham, selain membutuhkan dana kas adalah apabila berdasarkan hasil analisa, saham tersebut sudah overvalued. Jika menurut kalkulasi, saham yang anda pegang sudah terlalu tinggi sehingga peluangnya kecil untuk naik lagi dan laju pertumbuhan industrinya sudah terbatas, maka jualah saham anda untuk dialihkan ke saham lain yang potensi pertumbuhannya masih besar. Sebelum kami akhiri sesi ini, perlu kami ingatkan kembali, jangan menggunakan uang untuk keperluan jangka pendek untuk investasi jangka panjang. Dan satu hal lagi ialah, setelah menaruh investasi anda, maka sediakanlah sedikit waktu untuk memberikan perhatian untuk M. Hadi Purnama, Page 55 menelaah kembali portfolio anda. Memang tidak disarankan bagi anda untuk setiap saat melotot di monitor bursa untuk mengikuti perkembangan harga saham dari detik ke detik, tetapi tidak memperdulikan sama sekali juga bukanlah merupakan ide yang baik. Nah, pembaca yang budiman, kami mengajak anda untuk menjadi investor yang bijaksana. Dimana anda bertindak berdasarkan perhitungan dan bukanlah berdasarkan insting. Tetaplah bersama kami, karena kami akan terus memberikan informasi yang berguna dalam langkah investasi anda. Memahami Diri Anda Dalam Berinvestasi Di dalam dunia keuangan ada dua paham mengenai pola investor membuat keputusan investasi. Satu dikenal dengan nama 'Classical Decision Making' dan yang lain dikenal dengan nama 'Behavioral Decision Making'. Classical (Rational) Decision Making Dalam paham ini ada tiga asumsi tentang proses pengambilan keputusan investasi seorang investor. (1) Investor memilih diantara sejumlah investasi beresiko dengan membandingkan hasil investasi yang diperoleh jika memasukkan investasi tsb sebagai bagian dari total asset mereka, (2) Investor akan memilih probabilitas hasil yang lebih tinggi untuk investasi yang memiliki resiko dan kemungkinan hasil yang sama, dan (3) investor dapat membuat keputusan yang rasional, tidak bias, dan konsisten. Behavioral Decision Making Paham ini mengkritik kelemahan paham klasik karena menurut mereka (1) investor cenderung untuk memisahkan keputusan investasi mereka dan dibandingkan dengan posisi 'status quo' daripada mengintegrasikan keputusan tersebut dengan melihat total asset mereka. Investor cenderung melihat investasi dalam term 'rugi atau untung' tanpa melihat pengaruh investasi tersebut dalam total portfolio mereka. (2) Investor cenderung untuk 'cari aman' dalam posisi untung dan 'berani bertaruh' dalam posisi rugi. (3) Investor merasakan kesedihan yang lebih berat jika menderita rugi dibanding perasaan gembira jika untung untuk jumlah yang sama. Arti Resiko dalam Behavioral Decision Making Jika dalam 'classical' resiko dihitung melalui standar deviasi, atau perhitungan statistik lainnya, maka dalam 'behavioral' resiko adalah: 1. Rugi Uang Kebanyakan investor berpendapat kehilangan uang adalah resiko terbesar. Definisi kehilangan uang ini adalah (1) dihitung dari biaya pembelian, (2) dalam nominal dan bukan persentase, (3) baru terjadi jika dijual. 2. Investasi dalam Instrumen yang tidak Familier 3. Pengalaman Rugi dalam Investasi yang Familier M. Hadi Purnama, Page 56 4. Investasi yang Melawan Arus 5. Potensial vs Actual. Investor sering lupa bahwa resiko di masa depan jauh lebih penting dari resiko di masa lalu Apa yang harus dilakukan Investor yang ideal adalah investor yang rasional. Oleh karena itu sebisa mungkin ciri-ciri behavioral diminimisasi. Pola rasional umumnya dimiliki oleh kalangan institusi, sementara pola behavioral umumnya terjadi di kalangan individu. Pengaturan Uang Keluarga Sesungguhnya artikel ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan strategi berinvestasi. Tetapi kenapa artikel ini perlu disampaikan? Permasalahannya adalah banyak konflik atau sumber pertengkaran antara suami-isteri berakar dari masalah keuangan keluarga! Kesulitan financial dapat menjadi pemicu ketidakharmonisan keluarga anda. Melalui artikel ini kita mencoba untuk mencari solusi untuk bersama-sama membahas cara pengaturan keuangan keluarga yang tepat, sehingga kesulitan financial tidak terjadi pada keluarga anda karena salah dalam pengaturannya. Pada artikel ini tidak dibahas bagaimana strategi berinvestasi sehingga mendapatkan sejumlah uang, tetapi akan dibahas sisi lainnya yaitu bagaimana cara mengurangi pengeluaran serta perlindungan terhadap aset yang anda miliki sehingga pada akhirnya akan menghasilkan buah yang sama yaitu kesejahteraan keluarga. Neraca keuangan keluarga terdiri dari dua sisi, yaitu sisi pendapatan dan sisi pengeluaran. Pada kebanyakan keluarga sisi pendapatan bersifat tetap atau terbatas, misalnya gaji yang diterima setiap bulannya sudah terukur. Sedangkan pada sisi pengeluaran bersifat lebih tidak pasti, misalnya dana yang harus dikeluarkan apabila ada anggota keluarga yang sakit, kerusakan kendaraan, perbaikan bagian rumah yang rusak dan lain-lain. Ide yang paling sederhana adalah bagaimana dengan pendapatan yang terbatas ini dapat dialokasikan dengan benar antara pengeluaran-pengeluaran yang ada dan keperluan berinvestasi sehingga setiap bulannya masih ada dana yang ditabung untuk menambah kekayaan anda. Di bawah ini kami sampaikan beberapa ide yang dapat membantu anda untuk mengatur neraca keuangan keluarga dengan baik. 1. Skala prioritas Susun daftar prioritas pengeluaran anda. Dahulukan hal yang penting dan mendesak dalam penyusunan daftar tersebut. Misalnya pertama biaya pendidikan dan kesehatan anak, kedua beli rumah, ketiga beli mobil, keempat tour ke luar negeri. Dengan adanya daftar prioritas ini maka hal-hal yang sudah masuk dalam daftar harus diutamakan sedangkan hal yang diluar daftar harus dikesampingkan. Membuat daftar adalah perkara yang mudah, tetapi disiplin dalam menjalankan apa yang telah ditetapkan merupakan persoalan yang lain. Sering pada saat jalan-jalan ke mall, kita melenceng dari prioritas yang telah disusun, misalnya tergoda untuk membeli baju buat anak, mainan untuk anak, nonton film bagus, makan di restoran mahal, beli baju dan lain sebagainya. 2. Buat list pembelanjaan Buatlah rincian dari pengeluaran yang telah dikeluarkan dalam sebulan dan anda akan terkejut setelah menemukan bahwa 70% dari pengeluaran anda merupakan item-item yang berada diluar M. Hadi Purnama, Page 57 daftar prioritas yang telah disusun. Pelajari secara seksama list pembelanjaan tersebut, batasi hal-hal yang tidak perlu untuk bulan-bulan berikutnya, maka niscaya surplus neraca keuangan anda akan semakin besar. 3. Sediakan dana untuk menabung Dari dana hasil pendapatan yang ada, selalu harus disediakan untuk keperluan berinvestasi atau menabung. Semakin besar dana yang berhasil anda hemat dari sisi pengeluaran maka semakin besar dana yang tersedia untuk keperluan berinvestasi. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana caranya melakukan penghematan yang baik? Selama pendapatan masih pas-pasan, pemikiran sederhana ini sangat bermanfaat untuk diterapkan. Kembali lagi pada daftar prioritas dan daftar pengeluaran yang telah dibahas di atas. Setelah anda melakukan seleksi ulang maka akan tertinggal suatu daftar yang sudah merupakan kebutuhan pokok yang sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Dari daftar prioritas dan kebutuhan yang tersisa, masih ada kemungkinan bagi anda untuk melakukan penghematan lagi. Sebagai contoh, rumah tinggal merupakan suatu kebutuhan, seandainya saat ini anda memiliki uang di tangan sebesar Rp 500 juta. Tentulah tidak bijaksana jika anda menghabiskan semuanya untuk membeli rumah dan segala isinya. Pikirkan Apabila saat ini anda cukup tinggal di rumah beserta isinya yang seharga Rp 250 juta, maka masih akan tersisa Rp 250 juta untuk dikembangkan kembali. Demikian juga dengan Mobil, bahkan untuk hal kecil pun seperti membeli pakaian, tersedia banyak sekali merk-merk mulai dari yang biasa sampai merk terkenal. Dengan menghindari keinginan untuk selalu hidup mewah seperti tinggal dirumah yang besar, mobil mewah dan pakaian bermerk terkenal, maka harta yang anda miliki akan semakin cepat bertambah karena anda selalu mengalihkan dananya untuk berinvestasi. 4. Anda harus dibayar lebih dahulu Masih berkaitan dengan topik di atas bahwa anda selalu harus mempunya dana untuk menabung. Banyak diantara kita memiliki impian suatu saat nanti saya akan mempunyai rumah yang besar, mobil yang nyaman atau menginginkan sejumlah uang dimasa pensiun. Tetapi apabila anda tidak menabung atau berinvestasi dari sekarang, apakah impiannya akan terwujud? Banyak orang menerapkan konsep yang salah dalam hal menabung, yaitu misalnya anda berdua suami-isteri memiliki penghasilan gabungan sebesar Rp 5 juta per bulan. Setelah dipotong keperluan belanja bulanan berupa pembayaran iuran sekolah anak, listrik, air, telpon dan keperluan lain, maka yang tersisi sebesar Rp 500 rubu untuk keperluan menabung atau berinvestasi. Bahkan kadang kala tidak tersisa sama sekali untuk keperluan menabung. Dengan cara menabung seperti di atas maka akan sulit bagi anda untuk mewujudkan impian anda. Seharusnya anda dibayar telebih dahulu sebelum segala biaya lainnya yang muncul. Maksudnya adalah begini, misalnya anda menetapkan untuk menyisihkan 20% dari penghasilan anda untuk berinvestasi, pada saat gajian, maka sisihkan Rp 1 juta untuk ditabung atau diinvestasikan. Jika anda memulainya dari sekarang maka 30 tahun kemudian setelah anda pensiun, dengan asumsi suku bunga bersih per tahun sebesar 10%, maka tabungan anda akan menjadi Rp 2,2 miliar. Pada kenyataannya dengan semakin bertambah usia, maka karir juga akan semakin mapan sehingga jumlah yang ditabung atau diinvestasikan juga akan semakin besar, maka saldo pensiun juga akan semakin besar. Tetapi yang paling penting adalah anda yang harus mendapat pembayaran terlebih dahulu. Bagaimana kalau setelah anda mendapatkan pembayaran, sisanya tidak cukup untuk keperluan yang lain, maka ada dua kemungkinan yang dapat anda lakukan. Pertama adalah mengurangi pengeluaran rutin anda, misalnya biaya telpon dengan cara menghindari percakapan yang tidak perlu, potong anggaran makan di luar rumah dan lain sebagainya. Kedua, anda harus mencari tambahan pendapatan. Misalnya dengan memanfaatkan waktu luang anda untuk mencari pekerjaan sampingan. M. Hadi Purnama, Page 58 5. Lindungi harta anda Bagaimana kalau terjadi musibah? Rumah terbakar, anggota keluarga terkena penyakit, kecurian. Semua kejadian di atas akan menyebabkan aset yang telah terkumpul menjadi berkurang bahkan habis sama sekali. Dan jangan lupa bahwa harta yang terpenting adalah anda sendiri, apa yang akan terjadi kalau anda suatu waktu kehilangan kemampuan untuk menghasilkan uang. Ini bukan untuk menakut-nakuti anda. Tapi hal seperti ini dapat terjadi pada siapa saja. Maka dalam melakukan perencana keuangan juga harus dipikirkan faktor ini. Harta yang telah anda miliki saat ini perlu untuk dilindungi. Banyak sekali program perlindungan aset yang ditawarkan oleh perusahaan. Sekarang yang perlu dipertimbangkan adalah jenis produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan anda dan juga pertimbangan bonafiditas dari perusahaan tersebut. 6. Review kembali secara berkala Apa yang telah disusun bukanlah harga mati, review kembali bersama pasangan anda setelah beberapa waktu untuk mengetahui apakah semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Lakukan komunikasi secara terbuka untuk membahas kondisi keuangan keluarga anda. Segala sesuatu dapat berubah dengan cepat, inflasi yang tinggi, kenaikan harga barang dan lain sebagainya. Mungkin anda perlu merubah prioritas yang telah disusun sebelumnya. 7. Disiplin yang tinggi Rencana sebagus apapun tidak akan berjalan dengan baik tanpa dilandasi dengan disiplin yang tinggi dan kerja keras. Dengan menjalankan langkah-langkah di atas dengan benar disertai strategi berinvestasi yang benar maka kami yakin masa depan yang baik ada dalam genggaman anda sekarang. MENGHITUNG PERKEMBANGAN DANA INVESTASI Pada nomor yang lalu, Anda telah belajar tentang bagaimana mengetahui posisi keuangan Anda pada saat ini. Bahkan sebelum- nya Anda juga sudah belajar tentang bagaimana menyusun sebuah Anggaran Keluarga. Sekarang, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan investasi untuk memperbesar nilai harta Anda. Dari jumlah harta yang Anda miliki, Anda mungkin memiliki sejumlah uang menganggur yang bisa Anda investasikan. Dari anggaran keuangan, Anda mungkin juga memiliki sekitar Rp 300 ribu per bulan yang bisa diinvestasikan. Masalahnya, Anda mungkin tahu bagaimana cara menghitung keuntungan dalam melakukan investasi. Banyak orang yang melakukan investasi, tapi tidak tahu bagaimana cara menghitung keuntungan yang sudah dia dapatkan. M. Hadi Purnama, Page 59 Untuk mengetahuinya, Anda perlu belajar tentang konsep bunga (interest). Konsep bunga, sering disebut juga dengan konsep hasil investasi (return). Keduanya memiliki prinsip yang sama. Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana sejumlah Rp 1 juta. Anda pergi ke bank, menemui customer servicenya, dan mengutarakan maksud Anda. Dia mengatakan bahwa bank akan memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen per tahun bila Anda membuka deposito di situ. Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda dapatkan pada akhir tahun, dan berapa saldo investasi Anda bila Anda membiarkan saja investasi berputar selama sepuluh tahun. Untuk itu, ada beberapa pilihan sistem bunga: 1. Bunga Sederhana (simple interest) 2. Bunga Berbunga (compound interest) Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni: * Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest) * Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest) * Bunga Berbunga Harian (daily compound interest) Saya akan menunjukkan bagaimana cara menghitung untuk masing-masing sistem bunga tersebut. Suka atau tidak suka, saya rasa akan sangat penting apabila Anda mengetahuinya. BUNGA SEDERHANA Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir tahun pertama, Anda akan mendapatkan bunga sebesar: Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000. Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar: Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000. Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar Rp 1 juta x 12 = Rp 120.000. Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan mendapatkan total bunga sebesar: Rp 120.000 x 10 = Rp 1.200.000. Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000 (dana awal) + Rp 1.200.000 (jumlah total bunga) = Rp 2.200.000. Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini disebut Bunga Sederhana. BUNGA BERBUNGA Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang Anda dapatkan akan ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga bunga yang dihasilkan pada tahun berikutnya akan lebih besar lagi. Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit salju. Makin ke bawah makin besar. Sekarang kita kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda membuka deposito senilai Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per tahun, maka saldo investasi Anda pada setiap akhir tahun adalah sebagai berikut: Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah: Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 12 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 120.000 = Rp 1.120.000 M. Hadi Purnama, Page 60 Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi: Rp 1.120.000 + (Rp 1.120.000 x 12 persen) = Rp 1.120.000 + Rp 134.400 = Rp 1.254.400. Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi: Rp 1.254.400 + (Rp 1.254.400 x 12 persen) = Rp 1.254.400 + Rp 150.528 = Rp 1.404.928. Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10 saldo saldo investasi Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Jauh lebih banyak dibanding apabila Anda memakai metode bunga sederhana tadi (yang hanya Rp 2.200.000). BUNGA BERBUNGA BULANAN Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang bunganya dibayarkan setiap tahun (yearly compound interest). Namun demikian, ada juga bunga berbunga yang bunganya dibayarkan setiap bulan (monthly compound interest). Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan contoh di atas, di mana Anda memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya bedanya, Anda tidak membukanya dalam bentuk rekening deposito, tapi tabungan. Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12 persen per tahun, dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap akhir bulan, bunga yang Anda dapatkan bukan 12 persen, melainkan 12 persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada 12 bulan dalam setahun. Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan pertama adalah: Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 1 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 10.000 = Rp 1.010.000. Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi: Rp 1.010.000 + (Rp 1.010.000 x 1 persen) = Rp 1.010.000 + Rp 10.100 = Rp 1.020.100 Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda menjadi: Rp 1.115.668 + (Rp 1.115.668 x 1 persen) = Rp 1.115.668 + Rp 11.157 = Rp 1.126.825. Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120), saldo investasi Anda menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan apabila Anda memakai sistem bunga berbunga tahunan. BUNGA BERBUNGA HARIAN Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara harian (daily compound interest)? Banyak iklan bank menawarkan produk tabungan yang memberikan bunga secara harian seperti ini. Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga bulanan. Bedanya, bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun), hingga besarnya adalah 0.03 persen per hari. Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan. Sekali lagi, kita gunakan contoh seperti di atas. Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah: Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 0,03 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 329 = Rp 1.000.329. Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo Anda menjadi: Rp 1.127.104 + (Rp 1.127.104 x 0,03 persen) = Rp 1.127.104 + Rp 371 = Rp 1.127.475. M. Hadi Purnama, Page 61 Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo Anda akan menjadi Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem bunga berbunga bulanan. Pekan lalu Anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem bunga dapat mempengaruhi saldo investasi Anda pada akhir tahun, walaupun semuanya sama-sama menjanjikan bunga 12 persen per tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang Anda terima juga berbeda. Berbedanya bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan istilah "suku bunga efektif" (effective rate). Yaitu perbandingan jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun, dengan jumlah uang yang Anda masukkan. Cara menghitung bunga efektif sangat mudah: bunga yang Anda terima pada akhir tahun dibagi dengan nilai nominal uang Anda pada awal tahun. Jadi, kalau ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga 12 persen per tahun, maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12 persen. Apa yang Anda terima pada akhir tahun mungkin lebih dari 12 persen. Dengan mengetahui suku bunga efektif, maka perbedaan yang Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat. Selain itu, suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk mempercepat perhitungan Anda. Artinya, kalau tadi kita menggunakan contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal investasi Anda, maka untuk selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp 5.000.000. Anda pun tidak perlu menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang Anda dapatkan bila menggunakan sistem bunga berbunga harian, misalnya. Anda tidak perlu menghitung bunga secara berulang-ulang sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74 persen, atau kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen. MAKIN DINI MAKIN BAIK Pernah ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga adalah suatu penemuan terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan. Sebagai contoh kalau Anda memasukkan Rp 1.000.000 pada saat ini ke dalam deposito yang memberikan 12 persen per tahun (dengan sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun pertama saldo Anda akan menjadi Rp 1.120.000. Pada akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Pada akhir tahun ke-20, saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu pada akhir tahun ke-100, saldo Anda akan menjadi Rp 289.002.190. Apa yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu besar? Waktu. Semakin lama uang Anda berputar dalam sistem bunga berbunga, makin besar bunga yang Anda dapatkan. Kalau menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi puncak gunung salju, maka semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika sampai di dasar gunung. Ini karena semakin tinggi gunung salju itu, semakin banyak pula perputaran bola salju itu sebelum ia sampai di dasar gunung. Artinya, semakin panjang jangka waktu investasi Anda, maka semakin besar pula saldo investasi Anda kelak. Kebanyakan investasi meng-gunakan sistem perhitungan bunga berbunga. Sebagai contoh, kalau Anda membeli rumah yang saat ini baru bernilai Rp 100 juta, maka pada akhir tahun, katakan saja rumah itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan nilai 20 persen). Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah menjadi Rp 120 juta dikali 20 persen. Begitu seterusnya, walaupun sampai 100 tahun sekalipun. Konsep ini sama untuk hampir semua produk investasi. M. Hadi Purnama, Page 62 Apa hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk tujuan tertentu kelak, maka semakin dini Anda mulai, maka semakin panjang pula jangka waktu investasi Anda, sehingga ini akan makin baik untuk Anda. BEDA KECIL BERARTI BESAR Perlu pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil sekalipun bisa berbeda jauh pengaruhnya terhadap saldo investasi Anda. Sebagai contoh, misalkan saja pada saat ini Anda punya Rp 2 juta. Anda lantas membuka deposito 12 bulan pada dua bank, Bank A dan Bank B. Masing-masing Rp 1 juta. Katakan saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun, sedangkan di Bank B adalah 10 persen per tahun (bedanya 1 persen saja). Artinya, pada akhir tahun pertama, Bank A akan memberikan bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu. Bedanya Rp 10 ribu. Kecil? Memang. Tapi bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada kedua deposito itu akan sangat besar. Makin lama waktunya, makin besar perbedaan itu. Pada akhir tahun ke-20, misalnya, saldo Anda di Bank A sudah Rp 5.604.411 dan Bank B Rp 6.727.500. Berarti ada perbedaan Rp 1.123.089. Pada akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520, sedangkan di Bank B mencapai Rp 117.390.853. Jadi perbedaan saldo di kedua bank adalah Rp 43.033.333. Besar sekali! PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI Contoh-contoh di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali saja (lump sum), di mana Anda memasukkan uang sekali saja, dan mendiamkannya selama bertahun-tahun, sampai 50 atau 100 tahun. Tapi bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi rutin setiap tahun? Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan Rp 1 juta. Setelah 50 tahun, jumlah yang Anda setorkan menjadi Rp 50 juta. Tapi karena Anda memasukkannya dalam investasi bunga berbunga, maka saldo investasi Anda setelah 50 tahun menjadi Rp 2.688.020.438! Besar sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50 tahun itu hanya Rp 50 juta. Coba Anda bandingkan dengan investasi sekali saja (Rp 1 juta), dan hasil yang Anda dapatkan setelah 50 tahun adalah Rp 289 juta. Karena itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan panjangnya jangka waktu investasi yang Anda miliki, akan menghasilkan saldo investasi yang betul-betul dahsyat besarnya. Jadi, bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi? BISA PERIODIK ATAU SEKALI SAJA Bila Anda melakukan investasi, maka ada dua pilihan, bisa melakukan secara periodik, atau sekali saja. Untuk investasi secara periodik, Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin. Biasanya, berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk diinvestasikan ke dalam sebuah M. Hadi Purnama, Page 63 produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga. Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya. Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit. Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi, deposito misalnya, lalu Anda diamkan selama katakanlah sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang bisa Anda tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi, sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar. Kesalahan Umum Para Investor Pelajari baik-baik, mungkin salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh para investor pemula, juga anda sering lakukan sampai saat ini. Bila sudah dapat terhindari dari kesalahan umum ini tentu akan memberikan hasil yang nyata atas investasi yang anda tanamkan. Tidak memiliki konsep kapan harus menjual Mengetahui kapan harus menjual sama pentingnya dengan mengetahui kapan harus membeli suatu saham. Banyak investor tidak memiliki rencana kapan harus menjual (exit plan) pada saat mereka memutuskan untuk membeli. Padahal waktu sebelum anda memutuskan untuk membeli merupakan waktu yang paling tepat untuk membuat rencana kapan harus menjual. Mengapa? Karena pada saat sebelum membeli, anda tidak memiliki keterikatan emosional dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan anda untuk exit akan didasari oleh pemikiran yang lebih rasional. Sebaliknya, pada saat anda telah memiliki saham tersebut, akan timbul keputusan emosional untuk segera menjual kembali baik dikarenakan takut rugi atau juga rakus untuk mendapatkan untung secepat-cepatnya sehingga anda akan kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Para investor yang telah berpengalaman selalu memiliki exit plan sebelum membeli suatu saham. Hal ini sangatlah penting dan anda harus disiplin pada rencana tersebut. Jika tidak, maka akan timbul keputusan-keputusan yang bersifat emosional dan tidak rasional. Semakin besar nilai investasi yang ditanamkan akan menyebabkan orang cenderung bersifat tidak rasional. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memiliki exit plan pada saat sebelum anda memutuskan untuk membeli sehingga keputusan menjual tidak didasari oleh keputusan emosional (rasa takut atau rakus). Setiap keputusan emosional akan berakibat buruk bagi investasi anda. Dikarenakan tidak memiliki konsep kapan harus menjual, banyak investor pemula kehilangan pegangan dan tergantung pada nasehat dari teman, broker dan para analis. Akibatnya, banyak investor pemula mengalami kerugian yang seharusnya dapat dihindarkan, karena tidak tahan melihat harga saham yang telah dibelinya mengalami penurunan. Memiliki rencana kapan menjual bukan semata-mata menetapkan target pada harga berapa saham tersebut akan dijual, tetapi dibutuhkan suatu pengetahuan mengenai kapan saat yang M. Hadi Purnama, Page 64 tepat untuk menjual saham tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dibaca pada artikel kapan menjual? Membeli terlalu banyak pada satu jenis saham Coba bayangkan apa yang akan terjadi, apabila anda memiliki hanya satu jenis saham dalam portofolio investasi anda. Tentu akan timbul keputusan emosional dalam proses investasi anda. Umumnya investor yang melakukan kesalahan ini juga tidak memiliki exit plan yang baik. Akibatnya adalah apabila harga saham turun, maka secara keseluruhan kualitas portofolio anda juga akan mengalami penurunan, sehingga timbul rasa khawatir akan mengalami kerugian yang lebih besar mendorong anda untuk menjual di harga yang rendah. Atau bila sebaliknya yang terjadi, apabila harga saham meningkat akan timbul keinginan untuk segera merealisasikan keuntungan sehingga menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam teori investasi yang benar, selalu berlaku hukum diversifikasi atau penyebaran resiko. Dengan kata lain, jangan hanya mengandalkan satu jenis saham saja dalam portofolio anda, sebarkan kebeberapa jenis saham berdasarkan sektor industri yang berbeda. Jika ada salah satu sektor industri yang mengalami kehancuran, portofolio anda masih akan ditopang oleh sektor yang lain. Pepatah lama selalu berlaku disini, jangan menyimpan semua telur dalam satu keranjang. Takut menjual rugi Tidak tertutup kemungkinan, anda telah salah menilai atau salah memilih suatu saham dalam portofolio yang anda miliki. Setelah melihat harga saham yang telah anda pilih mengalami penurunan yang signifikan, caritahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bila ternyata anda telah melakukan kesalahan dalam menilai fundamental perusahaan tersebut atau fundamentalnya telah mengalami perubahan sehingga mengakibatkan kondisi perusahaan sudah tidak baik lagi. Maka jangan ragu-ragu untuk menjual saham tersebut. Jangan terpengaruh pada mitos bahwa yang sudah turun akan naik kembali. Walaupun ada kemungkinan harga saham tersebut akan naik kembali bila manajemen mampu memperbaiki fundamental perusahaan, tapi umumnya akan memakan waktu yang cukup lama. Tapi perlu diingat, bahwa waktu adalah uang. Anda harus mencegah penurunan nilai investasi anda secepat mungkin. Adapun alasan yang menyebabkan para investor enggan untuk melakukan cut loss (jual rugi) yaitu mereka takut menghadapi kenyataan bahwa mereka telah mengambil keputusan yang salah. Dengan tetap menahan saham tersebut, mereka menipu diri sendiri bahwa sebenarnya mereka belum mengalami kerugian, padahal kenyataannya nilai portofolio mereka adalah berdasarkan harga market saat ini. Alasan yang mendukung untuk melakukan cut loss dengan melakukan penjualan secepatnya setelah menyadari bahwa telah terjadi kesalahan penilaian adalah untuk menyelamatkan sisa nilai yang masih ada. Dengan sisa nilai tersebut anda dapat melakukan investasi pada saham lain yang memiliki fundamental lebih baik untuk menutupi kerugian yang telah timbul. Tentunya akan lebih mudah bagi anda untuk mendapatkan keuntungan pada saham yang sedang mengalami trend meningkat dibandingkan menunggu para manajer melakukan pemulihan atas kinerja perusahaan yang telah anda salah pilih sebelumnya. Menjual terlalu cepat Kesalahan yang satu ini memang susah diterima, dengan menjual saham yang dalam posisi untung akan mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk menikmati keuntungan yang secara teori tidak ada batasnya. Dalam berinvestasi di pasar modal, kerugian yang mungkin terjadi M. Hadi Purnama, Page 65 adalah sebatas nilai yang diinvestasikan (100%), tetapi keuntungan yang mungkin diperoleh adalah tidak ada batasannya. Bagaimana mungkin memperoleh keuntungan yang besar kalau baru untung sedikit saja sudah tergiur untuk merealisasikannya. Banyak investor tidak menyadari besarnya keuntungan yang mungkin diperoleh dari berinvestasi disaham, mereka beranggapan apabila harga sahamnya sudah berlipat sudah merupakan saat yang tepat untuk merealisasikan keuntungan. Apabila anda pelajari sejarah yang terjadi, harga saham yang telah mengalami kenaikan berlipat dapat saja mengalami kenaikan lagi, walaupun mungkin membutuhkan waktu yang tidak singkat. Alasan yang sering digunakan oleh para investor dalam menjual sahamnya secara cepat adalah harga tersebut telah mencapai target yang telah ditetapkan. Biasanya target tersebut ditentukan berdasarkan berapa persen di atas harga beli atau bisa juga berdasarkan rekomendasi dari para analis. Pelajaran yang dapat ditarik adalah jangan mencoba untuk menebak berapa besar harga saham dapat meningkat. Bila anda tidak memberi ruang yang cukup untuk pergerakan harga saham yang anda miliki, maka anda akan kehilangan peluang untuk menikmati keuntungan yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya. Membeli suatu saham pada saat harga terendahnya Umumnya para investor pemula berpendapat jika membeli suatu saham pada harga terendahnya merupakan suatu perbuatan investasi yang aman. Benarkah demikian? Hal ini akan menjadi benar apabila anda benar-benar tahu bahwa harga pembelian tersebut merupakan harga yang sudah di bawah dan trend penurunan harga sudah berhenti. Tetapi menurut kami tidak ada seorangpun yang benar-benar tahu kapan harga suatu saham sudah berapa pada level terbawah. Banyak investor pemula beranggapan bahwa membeli saham pada harga terendah, misalnya mendekati harga terendah dalam satu tahun sudah tidak akan mengalami penurunan lagi. Tindakan ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena tidak ada jaminan bahwa harga tesebut tidak akan turun lagi dan jangan terkejut kalau harganya terus turun membentuk harga terendah yang lain dalam satu tahun. Kami tidak mengatakan bahwa membeli saham pada posisi terendah tidak akan memberikan keuntungan, asalkan telah melakukan penelitian terhadap fundamental perusahaan tersebut dan memperoleh keyakinan bahwa apa yang dipilih tersebut memang memiliki prospek ke depan yang baik. Dalam hal ini pun diperlukan pemikiran yang matang, karena mungkinan saja pasar memiliki persepsi yang salah terhadap fundamental saham tersebut, tetapi kemungkinannya kecil karena anda merupakan salah satu dari ribuan orang yang juga melakukan pengamatan atau penelitian terhadap persoalan yang sama. Lagi pula harga terbentuk dari hukum penawaran dan permintaan, jika jumlah orang yang berpikiran bahwa perusahaan tersebut tidak bagus lebih banyak dari yang berpikiran sebaliknya, maka harga akan terus tertekan. Jadi tanamkanlah dalam benak anda, bahwa tujuan dari investasi adalah menghasilkan keuntungan yang maksimum, bukan bertujuan untuk menentang pasar. Menambah modal pada saham yang merugi Kesalahan umum lain yang sering dilakukan adalah menambahkan sejumlah uang pada portofolio saham yang mengalami posisi rugi. Sebagai contoh bila anda membeli saham pada harga Rp 1.000 dan sejalan dengan waktu harga saham tersebut mengalami penurunan hingga mencapai Rp 800, maka anda berpikiran bahwa pada harga Rp 1.000 saja berani membeli, kenapa tidak masuk lagi di harga Rp 800. Dengan demikian harga rata-rata per unit saham akan menjadi lebih rendah. Apakah tindakan ini dapat dibenarkan? Konsep yang dilakukan di atas dikenal dengan istilah cost averaging, ada dua cara dalam penerapan metode tersebut, pertama adalah time-based cost averaging dimana seorang investor M. Hadi Purnama, Page 66 akan menambah portofolionya disaham tertentu dalam waktu tertentu, misalnya Rp 10 juta per tiga bulan tanpa memperdulikan berapapun harga saham tersebut. Sedangkan cara kedua adalah price-based cost averaging, dimana seorang investor akan terus menambah portofolionya disaham yang mengalami penurunan level tertentu, misalnya Rp 10 juta setiap penurunan harga mencapai 10%. Konsep pertama masih dapat diterima karena prosesnya seperti menabung, dimana anda melihat ada suatu prospek yang bagus dari suatu perusahaan tetapi uang anda tidak cukup banyak untuk berinvestasi sekaligus, sehingga anda memutuskan untuk menyisihkan penghasilan yang anda miliki secara berkala untuk tujuan investasi tersebut. Sedangkan konsep yang kedua merupakan tindakan yang tidak masuk akal, bagaimana anda terus menyemplungkan uang yang anda miliki untuk sesuatu yang harganya terus mengalami penurunan. Mengapa dikatakan tidak masuk akal? Memutuskan untuk berinvestasi disuatu saham harus berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan yang dipilih memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Keputusan untuk melakukan averaging bukanlah tindakan yang mutlak salah, asalkan didasari pada pertimbangan bahwa prospek perusahaan tersebut memang masih bagus dan harus merupakan keputusan yang tidak ada hubungan dengan investasi sebelumnya. Apabila seorang investor telah memutuskan sejak semula untuk menambahkan uang sewaktu harga sahamnya mengalami penurunan tanpa didasari dengan penelitian lebih lanjut, bukankah ini merupakan perbuatan yang konyol? Jatuh cinta pada saham tertentu Walaupun investasi di saham merupakan investasi jangka panjang, tentulah tidak bijaksana jika saham yang telah anda beli disimpan terus menerus. Ucapkanlah janji setia anda hanya pada pasangan hidup perkawinan, jangan pada saham yang telah dimiliki. Bahkan investor yang memiliki horison jangka waktu yang panjang seperti Warren Buffett juga melakukan cash out (penjualan) terhadap saham yang telah diinvestasikan apabila prospek pertumbuhan saham tersebut sudah tidak sebesar saham lainnya. Untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk menjual, ada baiknya anda mengerti mengenai siklus perusahaan tempat anda berinvestasi. Umumnya siklus perusahaan terdiri dari fase pendirian, perkembangan, stabil dan penurunan. Pada fase satu dan dua, harga saham akan meningkat dengan pesat sehingga investor bisa mengharapkan capital gain yang tinggi. Sedangkan pada fase tiga, pertumbuhan harga saham sudah tidak begitu tinggi lagi, tetapi investor masih boleh mengharapkan return dari pembagian dividen. Nah, apabila perusahaan tidak terus melakukan ide-ide inovatif dan sudah mulai kalah bersaing dengan perusahaan lain, maka ia akan masuk ke dalam fase keempat atau fase penurunan, saat inilah anda harus mengucapkan kata "hasta la vista", atau selamat tinggal buat saham kesayangan anda ini. Balas dendam Salah satu tindakan tidak rasional yang dilakukan oleh investor adalah balas dendam. Karena pernah mengalami kerugian pada saham tertentu, maka mereka berusaha untuk mendapatkan kembali uangnya pada saham yang sama. Hal ini didasari dari sifat egois dari manusia yang tidak mau menerima kalah sehingga cenderung ingin menyelamatkan muka supaya tidak dicap telah melakukan keputusan yang salah. Yang perlu disadari oleh seorang investor yang bijak adalah jangan menutup mata bahwa banyak saham-saham lain yang tersedia yang akan menawarkan keuntungan yang besar, mengapa harus terpaku pada saham-saham tertentu karena terikat secara emosional. Demikian juga sering terjadi, bila seorang investor pernah mempunyai pengalaman mendapatkan keuntungan pada saham tertentu, maka saham tersebut menjadi saham favorit dalam menu portofolionya. M. Hadi Purnama, Page 67 Yang perlu menjadi pegangan anda adalah, sekali anda menjual suatu saham, lupakanlah saham tersebut, terlepas dijual untung atau rugi. Bila suatu saat harus membeli kembali, harus berdasarkan keputusan yang independen dan rasional. Kapan Menjual? Mengetahui saat yang tepat untuk menjual saham sama pentingnya dengan mengetahui saat yang tepat untuk membelinya. Seorang investor yang baik memiliki beberapa set kondisi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan saat yang tepat untuk menjual suatu saham. Pengetahuan yang baik dalam hal ini akan membantu anda memperoleh keuntungan maksimal. Seperti kebanyakan keputusan dalam berinvestasi, menjual merupakan perpaduan antara ilmu dan seni. Sayangnya, bagi sejumlah besar investor, keputusan yang diambil biasanya berdasarkan kepanikan belaka. Mereka menjual pada saat harga saham melaju turun dan pasar memburuk. Mereka menjual ketika mendengar rumor negatif yang seringkali tidak berhubungan dengan investasi mereka. Singkatnya, mereka menjual dengan alasan-alasan yang bersifat emosional. Para ekonom dan psikolog telah banyak mempelajari perilaku para investor dalam mengambil keputusan investasi. Dari hasil penelitian, mereka melihat bahwa kebanyakan investor, dalam mengambil keputusan menjual, lebih termotivasi oleh rasa takut rugi atau takut menyesal dan bukan berdasarkan pemikiran rasional. Keputusan yang emosional dan tidak rasional ini sebenarnya harus dihindari oleh para investor yang ingin meraih sukses. Justru yang harus dimiliki adalah disiplin dalam mempelajari beberapa rangkaian kondisi sebelum mengambil keputusan untuk menjual. Selanjutnya, kami akan bersama-sama membahas beberapa indikasi yang harus anda tanggapi sebelum memutuskan untuk menjual. Apa yang biasanya dilakukan para pakar investasi Para manajer investasi profesional pada umumnya menerapkan dua disiplin yang berbeda dalam menentukan penjualan saham-saham di portofolionya. Yang pertama adalah mereka yang menargetkan harga jual berdasarkan evaluasi terhadap nilai wajar, misalnya setelah membeli suatu saham pada harga di Rp 1.000 mereka menjual pada saat harga mencapai Rp 2.000 (nilai wajar yang telah ditargetkan sebelumnya). Yang kedua adalah mereka yang membeli pada saat momentum pasar sedang baik dan menjual jika momentum berbalik arah. Agar tidak terjebak pasar, penganut strategi ini biasanya bermain aman dengan menjual saham lebih dini dibandingkan para investor pasar lainnya. Kedua disiplin ini kedengarannya mudah. Namun tetap membingungkan bagi para investor individu terutama investor pemula. Membeli saham suatu perusahaan dengan fundamental baik pada saat harganya sedang terpuruk rendah memerlukan keyakinan yang mantap akan pulihnya harga saham tersebut ke nilai wajar, jika sentimen membaik. Menjual pada harga yang tertinggi berarti anda harus mengetahui bagaimana menganalisa perusahaan tersebut sehingga anda dapat menentukan harga wajarnya. Untuk membaca momentum juga tidak mudah, anda harus meluangkan banyak waktu untuk memonitor pergerakan saham sehari-hari. Strategi ini hanya dapat dilaksanakan oleh seorang trader. M. Hadi Purnama, Page 68 Jadi untuk investor pemula, apa yang dapat digunakan dalam menentukan saat yang tepat untuk menjual? Anggaplah, anda seorang long term investor (investor jangka panjang). Anda mengumpulkan sejumlah saham untuk dipegang dalam jangka waktu yang lama, percaya bahwa perusahaan-perusahaan tersebut memiliki prospek jangka panjang yang baik. Sekarang, yang anda butuhkan adalah kedisiplinan dalam menjual. Seorang investor yang telah berpengalaman akan membeli saham suatu perusahaan jika ada cerita yang bagus mengenai perusahaan tersebut, seperti mempunyai tim manajemen yang mantap, kreatif dan inovatif. Dan merevaluasi ulang investasinya apabila cerita tersebut mengalami perubahan. Pekerjaan anda sebagai seorang investor adalah memutuskan apabila cerita tersebut berpengaruh terhadap investasi anda. Dibawah ini kami berikan beberapa indikasi/keadaan untuk menilai kembali suatu saham: 1. Perusahaan merubah manajemennya. 2. Perusahaan mengakuisisi atau merger dengan perusahaan lain. 3. Adanya pesaing kuat baru yang masuk dalam pasar. 4. Beberapa top esekutif yang dikenal sebagai "orang dalam perusahaan" menjual sebagian besar saham mereka. 5. Anda perlu menyeimbangkan portofolio anda untuk tujuan investasi jangka panjang 6. Harga saham telah melampaui harga target. Munculnya satu atau dua faktor diatas belum cukup untuk menjadi alasan dasar dalam menjual suatu saham, karena masih adanya faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Faktor diatas hanyalah merupakan bahan pertimbangan dalam menilai suatu investasi. Sebagai contoh yang nyata, misalkan anda membeli Pfizer (produsen obat Viagra). Perkenalan obat "ajaib" menyebabkan harga saham melambung. Lalu pada suatu hari anda membaca koran dan dikabarkan beberapa orang meninggal setelah menkonsumsi obat tersebut. Apakah anda langsung menjual sahamnya? Tidak. Karena ada faktor lain yang harus diperiksa pula, seperti kenyataan bahwa kebanyakan pemakai obat Viagra adalah orang tua yang memiliki masalah kesehatan. Kematian orang-orang ini tidak harus dikarenakan oleh pemakaian Viagra. Keperluan untuk melakukan pengkajian ulang Jadi anda harus mengambil keputusan, sebagai investor jangka panjang anda tidak boleh berdiam diri, apabila ada perubahan cerita. Anda harus mereview ulang portofolio anda dan memastikan apakah masih tetap sesuai dengan strategi investasi anda. Jadi intinya adalah, anda perlu memiliki strategi, sesuatu yang dapat menjadi pegangan pada saat pasar turun atau naik. M. Hadi Purnama, Page 69 JUAL INVESTASI, BILA NILAINYA MENURUN Sungguh mengherankan melihat banyak orang mengaitkan egonya dengan produk investasi yang dia beli. Bila seseorang membeli sebuah produk investasi dan produk investasi itu menurun nilainya, seringkali mereka merasa gagal. Tetapi, bukannya menjual investasi tersebut, mereka malah menolak menjualnya hanya karena bila mereka menjualnya, berarti mereka mengakui dan menunjukkan pada orang lain bahwa diri mereka telah gagal. Di pikiran mereka, bila mereka tidak menjualnya dan malah mempertahankan investasi tersebut, mungkin saja investasi itu bisa naik kembali nilainya, bahkan diharapkam menghasilkan keuntungan. Dan bila itu terjadi, tentu saja kebanggaan dirinya akan muncul lagi. Sayangnya, investasi tidak peduli terhadap bagaimana perasaan Anda terhadapnya. Secara matematis investasi Anda lebih sulit naik nilainya dibanding untuk turun. Contohnya begini: Anda berinvestasi ke dalam - misalnya - saham. Harga saham Anda adalah Rp 750,- per lembarnya. Kemudian harga saham Anda turun 50 persen menjadi Rp 375,-. Nah masalahnya, agar saham Anda bisa naik kembali ke harga Rp 750, saham itu harus naik sebesar 100 persen, Jadi, perlu kenaikan sebesar 100 persen untuk bisa mengembalikan kerugian sebesar 50 persen. Inilah sebabnya kenapa produk investasi yang nilainya jatuh seringkali tidak bisa begitu saja naik kembali ke harga awal. Kalaupun bisa, biasanya akan perlu waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya tidak perlu ragu menjual investasi Anda bila nilainya menurun. Saya tidak mengatakan semua investasi Anda yang merugi saat ini harus segera dijual. Tetapi maksud saya adalah: Anda tentu bisa melihat investasi mana saat ini, dari yang Anda miliki sekarang, yang pantas Anda jual dan mana yang tidak. Tidak seharusnya Anda melibatkan ego dalam menghadapi investasi Anda yang merugi. Tidak hanya investasi di saham, tetapi produk investasi apapun juga: Jangan ragu untuk segera menjual investasi Anda yang merugi tersebut, apalagi bila ada peluang berinvestasi di lain tempat yang mungkin lebih baik. M. Hadi Purnama, Page 70 Transaksi Marjin Pendahuluan Bayangkan anda sedang duduk di meja kartu black jack di sebuah kasino. Setelah mengalami banyak kekalahan, tiba-tiba anda diberikan kartu As oleh bandar. Dengan kartu tersebut anda mendapatkan peluang untuk melakukan double down, namun dikarenakan oleh kekalahankekalahan sebelumnya anda kehabisan uang. Untungnya, di sebelah duduk seorang teman yang bersedia untuk meminjamkan anda uang sebesar Rp 5 juta agar anda dapat menerusi permainan dengan syarat anda harus mengembalikannya jika menang atau kalah. Sangat menggiurkan bukan? Bagaimana jika anda tidak mendapatkan kartu yang diharapkan untuk menjadi black jack? Anda akan kalah dan seluruh uang anda di meja akan habis. Disamping itu anda juga harus membayar hutang kepada teman sebesar Rp 5 juta. Akan tetapi, bagaimana kalau anda mendapatkan kartu black jack dan menang? Anda akan mendapatkan Rp 20 juta dan dengan mudah akan dapat mengembalikan hutang anda kepada teman sebesar Rp 5 juta, yang berarti anda masih tersisa dengan Rp 15 juta. Lumayan juga! Walaupun kami bersikeras bahwa menanam modal di saham bukan merupakan suatu tindakan perjudian, contoh diatas cukup tepat dalam menggambarkan kesamaan antara keduanya. Di dalam melakukan transaksi marjin terdapat resiko yang besar yang belum tentu sesuai dengan gaya investasi anda, namun bagi anda yang dapat menggunakannya dengan tepat, transaksi marjin dapat memberikan keuntungan yang berlipat ganda pula. Mekanisme Transaksi Margin Marjin merupakan penggunaan uang pinjaman dalam pembelian saham dan lebih dikenal sebagai margin trading (transaksi marjin). Para investor yang melakukan margin trading menggunakan pinjaman untuk mendanai sebagian dari pembelian saham mereka. Pinjaman tersebut biasanya diberikan oleh broker-broker dimana mereka melakukan transaksi perdagangan dalam bentuk fasilitas marjin. Pada umumnya, tidak semua nasabah dapat melakukan transaksi marjin. Fasilitas marjin biasanya hanya diberikan kepada nasabah-nasabah lama yang memiliki kredibilitas dan telah mendapatkan persetujuan dari masing-masing broker dengan ketentuan yang berbeda. Dana yang digunakan oleh broker-broker untuk mendanai fasilitas marjin didapatkan dari lembaga keuangan seperti bank dan sebagainya, dengan suku bunga pinjaman umum. Dalam penyaluran dana tersebut, para broker mengambil keuntungan dengan menaikkan dan mengambil selisih dari perbedaan suku bunga. Dengan demikian suku bunga yang dikenakan oleh broker ke nasabahnya dalam pemberian fasilitas marjin biasanya lebih tinggi dari suku bunga pinjaman bank. Oleh karena itu, pembelian saham dengan marjin terutama hanya cocok untuk pendanaan investasi jangka pendek dan sangat bahaya untuk investasi jangka panjang yang akan terbebankan oleh suku bunga yang relatif tinggi. Marjin dapat dianggap sebagai semacam hutang dimana agunan yang digunakan berupa saham yang dibeli. Jika harga saham yang dibeli dengan marjin tersebut ternyata jatuh ke level dimana nilai keseluruhan saham yang diagunkan berada dibawah nilai marjin, maka anda akan terkena margin call. Disamping diawasi oleh peraturan Bapepam dan BEJ, para broker sering kali juga mengeluarkan batasan-batasan atas perlakuan margin trading. Kebanyakan broker tidak memperkenankan anda untuk membeli misalnya saham gorengan, saham yang tidak likuid atau saham IPO karena tingginya resiko atas saham-saham tersebut. Disamping itu, biasanya broker juga mengharuskan anda untuk menanamkan uang jaminan dan sebagainya. M. Hadi Purnama, Page 71 Peraturan Transaksi Margin Transaksi marjin dibatasi oleh Peraturan Bapepam Nomor V.D.6, mengenai pembiayaan transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah. Pada peraturan di atas terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan: · Perusahaan efek yang dapat memberikan fasilitas margin adalah perusahaan yang harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya mempunyai izin usaha dari Bapepam, mempunyai modal kerja bersih sekurang-kurangnya Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan mempunyai surat pernyataan dari akuntan yang ditunjuk bahwa perusahaan efek tersebut memenuhi syarat tertentu. · Nasabah yang dapat memperoleh fasilitas marjin adalah nasabah yang mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan mempunyai pendapatan tahunan lebih dari Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). · Efek yang dapat dibeli dengan fasilitas marjin adalah efek yang diperdagangankan setiap hari bursa untuk periode 6 bulan terakhir dengan nilai rata-rata per hari sekurang-kurangnya Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan dimiliki lebih dari 4.000 pihak untuk 6 bulan terakhir. · Efek yang dimaksudkan di atas akan diumumkan oleh Bursa efek pada hari kerja terakhir setiap bulan. · Nasabah wajib menyediakan jaminan atas fasilitas marjin yang diberikan baik berupa uang tunai maupun efek yang dimilikinya. · Nilai pembiayaan marjin tidak melebihi 50% dari nilai jaminan yang dimaksud di atas. Margin Call (Panggilan Margin) Seperti yang telah kami bahas sebelumnya, saham yang dibeli dengan marjin merupakan agunan atas fasilitas yang diberikan. Jika sewaktu-waktu nilai saham tersebut tidak mencukupi nilai fasilitas, maka broker yang memberikan marjin akan melakukan margin call, dimana investor atau pemilik saham dikabari dan diminta untuk melikuidasi posisi sahamnya atau menambah uang untuk menutupi kekurangan yang terjadi. Biasanya nasabah yang terkena margin call diberi batas waktu hanya beberapa hari untuk bertindak. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sangat penting: apa yang harus anda lakukan selanjutnya? Berdasarkan pengalaman, anda seharusnya jangan menambah uang untuk menutupi kekurangan yang timbul akibat turunnya harga saham. Kemungkinan besar anda akan lebih terpuruk jika mencoba untuk tetap mempertahankan saham yang terkena margin call, dikarenakan sentimen maupun fundamental terhadap saham tersebut biasanya sudah tidak mendukung. Mengapa anda harus tetap bersikeras menghamburkan dana segar untuk memulihkan investasi yang buruk? Margin call merupakan salah satu faktor terbesar pengaruh kinerja dan pergejolakan pasar modal. Sewaktu pasar terkena tekanan jual, ratusan bahkan ribuan investor yang memiliki fasilitas marjin terkena margin call. Dapat dibayangkan efek domino yang diciptakan oleh penjualan posisi para investor yang diakibatkan oleh margin call. Dengan resiko yang sedemikian besar, kenapa masih ada juga investor yang menggunakan fasilitas marjin? Mari kita cari tahu. Alasan Untuk Menggunakan Fasilitas Marjin M. Hadi Purnama, Page 72 Menggunakan fasilitas marjin dan melakukan transaksi marjin tidak selalu sebaliknya, jika digunakan dengan tepat dapat melipat gandakan potensi Sebelum mencoba-coba untuk membeli saham dengan marjin sebaiknya waktu lebih dahulu untuk mempelajari pergerakan dan karakteristik pasar, resiko yang ada dan terutama saham-saham yang anda targetkan. berbahaya, malah keuntungan anda. anda meluangkan memahami resiko- Para pakar berpendapat bahwa waktu yang paling tepat untuk menggunakan marjin adalah pada tahap awalnya bull market, terutama karena potensi kenaikan yang dijanjikan paling tinggi pada saat ini. Sebaliknya, bear market merupakan musuh utama investor marjin. Sebagai contoh, misalnya anda memiliki uang sebesar Rp 40 juta dan berminat untuk membeli saham PT XYZ yang saat ini diperdagangkan di harga Rp 5,000 per lembar. Dengan uang tersebut anda dapat membeli sebanyak 8,000 lembar saham. Namun, dengan keyakinan bahwa harga saham tersebut akan naik secara dramatis, anda menggunakan fasilitas marjin dan membeli 12,000 lembar saham, dimana 4,000 lembar saham lebihnya, senilai Rp 20 juta diperoleh dengan menggunakan fasilitas marjin. <> Dapat dilihat dari contoh di atas bahwa dengan menggunakan fasilitas marjin dengan rasio 67% uang sendiri dan 33% fasilitas marjin, anda dapat menikmati keuntungan 90% walaupun harga saham hanya meningkat sebesar 60% dari Rp 5,000 ke Rp 8,000 per lembar. Hah inilah merupakan keunggulan marjin. Sekarang, apa kelemahan marjin? Resiko Penggunaan Marjin Transaksi marjin sangat beresiko dan mungkin tidak sesuai untuk semua investor. Sebelum mendapatkan fasilitas marjin dan melalukan transaksi, anda harus memahami dengan baik beberapa hal dibawah: Jika harga saham di portofolio anda turun secara signifikan, kerugian yang dialami dapat lebih besar dan menghapus uang modal yang di investasikan pada awalnya. Dalam kata lain, anda mungkin akan berhutang untuk melunasi fasilitas marjin. Dalam posisi dimana nilai portofolio anda sudah jatuh dibawah, broker anda mungkin akan secara sepihak menjual sebagian atau seluruh saham yang ada di portofolio anda untuk menutupi hutang-hutang anda. Satu-satunya cara untuk melindungi diri adalah dengan mempelajari cara kerja transaksi marjin dan resiko-resiko yang dapat timbul bila harga saham turun. Secara terus-menerus memantau pergerakan harga saham merupakan saran terbaik, mengingat labilnya harga-harga saham. Merupakan ide yang baik pula untuk berkonsultasi dengan broker mengenai niat anda untuk menjalani transaksi marjin, dengan pertimbangan sumber dana, tujuan investasi, dan toleransi resiko yang anda miliki. M. Hadi Purnama, Page 73 Hitungan Merger Sederhana Merger terjadi jika dalam proses penyatuan terdapat surviving dan dead entity. Sedangkan untuk konsolidasi, semua entiti menyatu menjadi satu dibawah perusahaan baru. Konsolidasi biasanya dilakukan jika terdapat banyak perusahaan yang akan disatukan atau jika terdapat 2 perusahaan yang tidak mempunyai perbedaan size yang signifikan. Jika merger antara bank Danamon (BDMN) dan Bank Universal (BUNI) terjadi, kemungkinan besar yang akan terjadi adalah merger (horizontal). BDMN menjadi surviving entity dan BUNI menjadi dead entity. Ingat, perbedaan size (aset dan kapitalisasi pasar) yang mencolok diantara keduanya. Kapitalisasi pasar BDMN saat ini sekitar Rp17,2 tril dan BUNI kurang lebih Rp 1,1 tril. Berikut adalah contoh sederhana dari suatu merger horizontal yang bukan konsolidasi, dimana perusahaan A akan selamat (surviving entity) dan perusahaan B akan mati (target entity). Perusahaan A PER = 10 EPS = Rp200 Harga saham = Rp 2.000 Jumlah saham = 10jt Laba bersih = Rp2m Perusahaan B PER = 5 EPS = Rp1.000 Harga saham = Rp5.000 Jumlah saham = 1jt Laba bersih = Rp1m Perusahaan A menawarkan seluruh pemegang saham B untuk menjual sahamnya pada PER 6x (20% premium) atau pada harga Rp 6.000 melalui stock financing. Hasilnya, setiap 1 saham B akan ditukar dengan 3 saham baru A, membuat total saham perusahaan A menjadi 13jt lembar. Laba bersih setelah merger menjadi Rp3m dan EPS menjadi Rp 231 (Rp3m dibagi dengan 13jt lembar saham). Jika kondisi pasar sedang bullish, biasanya PER perusahaan A setelah merger tidak berubah, walaupun hal ini sangat tergantung pada kualitas dari deal valuation dan perusahaan B itu sendiri. Jika PER tetap, harga saham A setelah merger akan menjadi Rp2.310. Kalau harganya yang tidak berubah di Rp 2.000, artinya PER turun menjadi 8,7x. Kesimpulannya adalah jumlah saham baru dari surviving entity yang akan diterima oleh pemegang saham perusahaan target sangat tergantung pada valuasi dari deal tersebut. Mencari Tempat Berteduh pada Saat Market Runtuh Kondisi pasar modal di Indonesia dalam waktu satu tahun terakhir ini telah membuat banyak investor kehilangan gairah dan frustrasi dalam menentukan sikap. Para investor kebingunan mengenai apa yang harus dilakukan dalam menghadapi market seperti ini. Jika kita berbincang dengan para investor, pertanyaan yang banyak mereka ajukan adalah mengenai arah pergerakan indeks ke depan. Apa yang harus dilakukan terhadap saham yang telah dibeli pada harga tinggi, dijual atau disimpan? Kalau dijual, takut harga akan naik, tapi sebaliknya jika M. Hadi Purnama, Page 74 disimpan, bagaimana kalau harga makin turun? Memang tidak mudah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Tetapi bila kita melihat sejarah yang telah dialami oleh pasar modal di negara lain, mungkin jawaban yang paling baik adalah untuk menyimpan saham yang telah anda miliki. Kondisi perekonomian dunia telah mengalami banyak pasang dan surut selama beberapa dekade. Pada saat kondisi perekonomian sedang lesu, merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan bila hal tersebut mempengaruhi pasar modal. Pertanyaannya adalah, apa yang harus dilakukan oleh seorang investor pada saat hal tersebut terjadi. Jawaban yang paling mudah adalah keluar dari pasar modal dan menginvestasikan uang tersebut pada alat investasi lain yang lebih aman, seperti tabungan, deposito, (yang sebenarnya merupakan jalan keluar yang baik), namun bagaimana jika anda masih berniat untuk tetap berinvestasi di pasar modal? Boleh percaya atau tidak, ditengah lesunya kondisi perekonomian ada juga saham yang memiliki kinerja yang baik. Saham-saham tersebut dikenal dengan istilah saham defensif (defensive stocks), saham yang berasal dari industri yang mampu mencetak keuntungan bagaimanapun kondisi perekonomian saat itu. Industri makanan dan jasa, yang selalu dibutuhkan ramai orang, masuk ke dalam kategori saham defensif. Barang dan jasa dalam bentuk makanan, rokok, peritel, air merupakan kebutuhan mendasar manusia. Alasan yang mendasar adalah dalam kondisi ekonomi yang kepepet, orang akan lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu dibanding membeli barang-barang mewah. Review Portofolio Tinjaulah kembali portofolio anda, keluarkan saham-saham yang tidak memiliki prospek kedepan yang jelas, misalnya untuk saat ini, saham-saham di sektor properti, perbankan atau bisa juga saham-saham gorengan yang telah kehilangan momentum. Alihkan investasi anda ke sahamsaham yang dikategorikan sebagai defensif. Tindakan yang anda lakukan walau harus dilaksanakan dengan segera namun harus didasari oleh kehati-hatian. Lakukanlah riset pendahuluan terhadap saham yang akan dibeli sesuai dengan artikel-artikel yang telah kami sajikan sebelumnya. Walaupun suatu industri bergerak dalam bidang yang dapat dikategorikan sebagai sektor defensif, tetapi jika perusahaan tersebut sarat dengan permasalahan, misalnya hutang yang besar, masalah manejemen, bukan merupakan market leader dan lain sebagainya, tetaplah harus dihindari. Bebas dari pinjaman Perekonomian yang lesu menyebabkan banyak perusahaan gagal dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar bunga maupun pokok pinjaman kepada bank. Apabila kondisi perusahaan sedang lesu, ditambah lagi harus membayar bunga bank, maka akan menyebabkan daya saing perusahaan akan semakin kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki pinjaman bank. Untuk alternatif lain adalah pilihlah perusahaan yang telah menyelesaikan proses restrukturisasi hutangnya, dengan catatan hutang yang masih tersisa tidak terlalu besar. Kondisi bebas pinjaman juga berlaku pada diri anda. Pada kondisi market bursa yang lesuh, hindarilah berinvestasi menggunakan dana pinjaman. Karena dengan dana pinjaman anda akan dibebani dengan biaya bunga yang berjalan terus menerus tanpa peduli apakah investasi anda dalam posisi untung atau rugi. Selain itu dengan menggunakan dana pinjaman membuat anda tidak leluasa dalam mengambil keputusan. Apabila pemilik dana hendak menarik dananya kembali sewaktu-waktu, terpaksa anda harus menjual saham yang telah anda beli walaupun pada kondisi rugi. Sejarah yang selalu berulang M. Hadi Purnama, Page 75 Sayangnya umur bursa di Indonesia masih relatif muda sehingga belum banyak yang dapat diceritakan, tapi bila melihat bursa yang berada diluar negeri. Sebagai contoh, bursa Amerika yang mengalami resesi pada tahun 1987, telah mengalami pemulihan pada tahun 1990. Bayangkan, apabila pada tahun 1987 orang-orang pada panik meninggalkan bursa, sedangkan pada saat itu anda masuk ke saham-saham defensive, sudah pasti uang berada di tangan anda. Diluar negeri terdapat saham-saham yang telah membuktikan kekuatannya dalam mengatasi masa-masa krisis tidak hanya sekali tetapi mereka mampu keluar dari beberapa kali krisis misalnya General Electric, Citigroup, Ford dll. Kami percaya di Indonesia juga memiliki perusahaan yang mampu bertahan diterpa badai krisis. Sekarang tinggal siapkan mental anda dan pilihlah saham-saham yang bernilai seperti yang telah kami gambarkan. TRIK INVESTASI MENGHADAPI SERANGAN INFLASI DAN PAJAK Kebanyakan orang menaruh dananya di tempat yang 'aman-aman' saja. Kenapa mereka menaruh 100% -bahkan dana nganggurnya- ke dalam produk investasi yang 'aman' seperti tabungan atau deposito di bank? Jawabannya adalah karena orang-orang seperti ini takut kehilangan uangnya. Bila Anda masih muda (katakanlah masih berada di bawah umur 40), maka ini sebetulnya ironis sekali dan sangat disayangkan. Karena apa yang mereka pikir investasi yang 'aman' seperti tabungan atau deposito, sebetulnya malahan tidak 'aman'. Lho, bagaimana mungkin? Sederhana. Kalau Anda punya uang Rp 100 juta yang ditaruh dalam deposito, maka mungkin pada saat ini Anda akan mendapatkan bunga sebesar 12% per tahun. Betul? Jadi, jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun adalah: Rp 100 juta x 12% = Rp 12 juta. Tetapi, bila dipotong pajak bunga deposito sebesar 15%, maka bunga yang Anda dapatkan adalah Rp 10.200.000 pada akhir tahun. Sehingga sebetulnya, suku bunga yang Anda dapatkan setelah pajak adalah 10,2% per tahun. Sekarang masalahnya, apakah bunga yang besarnya Rp 10,2 juta tersebut bisa terus menerus membeli barang dan jasa yang harganya Rp 10,2 juta setiap tahunnya? Jawabannya jelas tidak. Kenapa? Soalnya, dalam 12 tahun terakhir rata-rata kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di Indonesia adalah 13,35% per tahunnya. Kenaikan barang dan jasa secara agregat selalu ditunjukkan lewat perhitungan inflasi yang diumumkan pemerintah tiap bulannya. Di bawah ini adalah tabel lengkapnya: Tahun 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 = = = = = = = = = = = = 5,47% 5,97% 9,53% 9,52% 4,94% 9,77% 9,24% 8,64% 6,47% 11,06% 77,63% 2,01% M. Hadi Purnama, Page 76 Rata-rata = 13,35% Dengan asumsi ini maka sebetulnya suku bunga riil yang Anda dapatkan adalah: suku bunga setelah pajak (10,2%) dikurangi inflasi (13,35%) sama dengan minus 3,15%. Artinya, bila pada saat ini Anda menginvestasikan uang Rp 100 juta, maka deposito yang memberikan bunga 12% per tahun sebelum pajak, setelah 10 tahun saldo riil Anda pada akhir tahun ke 10 adalah Rp 72.609.969. Dengan kata lain, uang Anda menyusut sebesar 3,15% per tahunnya. Inilah kenapa banyak orang yang gagal secara keuangan. Mereka terlalu fokus pada masalah keamanan investasinya ketimbang berusaha mengambil risiko yang lebih besar. Resiko besar berguna untuk mendapatkan keuntungan lebih besar guna 'mengalahkan' tingkat inflasi. Dengan fokus pada investasi yang 'aman-aman' saja, maka hasil investasi riil yang didapatkan juga tidak besar. Bahkan cenderung minus seperti dalam contoh di atas. Jika Anda ingin menumpuk kekayaan, maka apa yang harus Anda lakukan adalah dengan berani mengambil risiko yang lebih besar sehingga bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar. Sehingga Anda masih mendapatkan keuntungan yang bisa dibilang lumayan, walaupun sudah dipotong pajak dan inflasi. Online Trading Mengapa online trading? Para pemain saham umumnya bertransaksi melalui perusahaan atau broker dengan cara tradisional, dimana instruksi mengenai kegiatan bertransaksi saham dilakukan melalui telepon. Dengan menjamurnya segala sesuatu yang sifatnya elektronis, dunia pasar saham seakan tak mau ketinggalan. Adanya terobosan baru dimana pemain saham dapat melakukan jual/beli saham, melihat harga saham secara langsung saat itu dan dalam kurun waktu beberapa bulan terkahir, melihat profil emiten, membuka dan memantau rekening transaksi serta pengecekan portofolio yang semuanya cukup dilakukan melalui komputer. Layanan bertransaksi saham yang memungkinkan anda untuk melakukan transaksi secara online ini, merupakan usaha yang ditempuh untuk memasuki segmen pasar transaksi saham online. Alternatif transaksi saham secara online menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari proses untuk menjadi anggota dari broker online yang ada, pemesanan jual/beli saham yang dinginkan, pembukaan dan pemantauan rekening transaksi, sampai pengelolaan dan pemantauan saham yang dipesan dalam bertransaksi. Keuntungan lain yang dapat diperoleh adalah proses transaksi yang relatif cepat, biaya komisi yang bersaing, dan anda dapat mengakses pesanan saham dan rekening transaksi dimanapun anda berada. M. Hadi Purnama, Page 77 Sistim keamanan Pertanyaan yang banyak muncul dengan adanya sistem bertransaksi secara online ini adalah dari segi keamanannya, mengingat segala jenis transaksi yang dilakukan melalui komputer atau sistem elektronis cukup beresiko. Untuk itu diperlukan suatu sistem keamanan tingkat tinggi yang dapat melindungi dana dan rekening pelanggan serta kegiatan bertransaksi itu sendiri. Sistem keamanan untuk melindungi kegiatan transaksi online yang paling umum dipergunakan saat ini adalah Sistem Secure Socket Layer (SSL) dan Sistem Pengacakan 128 bit, yaitu sistem keamanan tingkat tinggi yang dipergunakan oleh hampir semua internet banking di Indonesia dan menjadi standarisasi bagi keamanan bertransaksi. Pilihan sekarang ada pada anda, ingin tetap bertransaksi saham secara tradisional yang semua kegiatannya dilakukan melalui telepon atau kemudahan merupakan prioritas anda dalam melaksanakan kegiatan transaksi saham? Neural Network: Binatang apa ini? Bagian dari Artificial Intelligence AI yang makin banyak dipakai dalam gaming software, khususnya jenis petualangan dan strategi, adalah teknologi yang membuat komputer mampu mensimulasi proses belajar. Komputer tidak dapat diakali jika game tersebut mengadopsi teknologi AI. Semakin banyak dimainkan, game jenis ini semakin pandai. Neural network, bersama-sama dengan genetic algorithm, adalah bagian (yang paling popular) dari AI. Neural network mampu mengolah data input dalam jumlah besar, melihat dan menguji pola-pola (penyebaran data) yang kompleks dan bahkan tidak terlalu nyata. Kelebihan utamanya adalah kemampuan "belajar" dan memperbaiki diri sendiri. Oleh karena itu, cocok untuk digunakan sebagai alat bantu prediksi. Menyontek sistem syaraf manusia Sistem syaraf dan pengetahuan manusia didasarkan pada masukan pengalaman hidup yang telah dilalui. Sistem ini makin piawai dengan makin banyaknya data yang diserap. Ambil contoh yang sederhana, saat sensor syaraf kita pertama kali tersentuh korek api yang membara, output dari proses pikiran kita adalah "jangan sentuh api karena menyakitkan". Suatu saat, sistem syaraf menyentuh api dari kompor Elpiji, output-nya menjadi "api berwarna biru ternyata lebih menyakitkan dari api berwarna merah". Pengetahuan (dan prediksi) kita tentang api menjadi semakin baik, baik visual maupun rasa. Input juga dapat diperoleh melalui pengalaman belajar empiris secara tidak langsung dari sistem syaraf tersebut. Sesuai dengan arti harafiahnya yaitu "jaringan syaraf", neural network terdiri dari berbagai "sel syaraf buatan" yang dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan parameter, yang menyatakan keterkaitan diantara mereka. Neural network menganggap perbedaan antara "prediksi"dan "kenyataan" (forecast vs. actual) sebagai "kegagalan", dan menjadikannya sebagai input baru untuk memperbaiki diri. Oleh sebab itu, Neural network disebut sebagai sistem yang "keep learning". Apa bedanya dengan analisa teknikal lainnya. M. Hadi Purnama, Page 78 Metode analisa teknikal yang tradisional pada umumnya merupakan formulasi visual dari polapola penyebaran data, dengan hasil akhir indikasi trend dan signal jual/beli. Neural network tidak hanya mampu untuk mengolah data-data diluar pasar spot (open-high-low-close dan volume), tetapi juga mengevaluasi keterkaitan diantara seluruh data-data tersebut. Beberapa software neural network untuk tujuan prediksi harga saham bahkan dapat menggunakan indikator teknikal (moving average, RSI, MACD dsb) sebagai input. Neural network itu sendiri memiliki berbagai jenis algoritma yang membuatnya mampu untuk "belajar" atau di-training. Untuk aplikasi bidang keuangan, khususnya pasar modal, algoritma yang paling popular adalah "back propagation" sesuai dengan karakteristik data keuangan yang berjenis "time series". Sekilas, neural network tidak ubahnya bentuk yang lebih kompleks dari analisa regresi. Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, dalam perspektif penggunaan parameter variabel, baik linear maupun non-linear. Tidak, dalam daya adaptasi dan kemampuan belajar yang dimilikinya. Contoh penggunaan Mula-mula, kita mesti menentukan variabel (input) yang relevan. Karena neural network mampu mengolah multi variabel input, akan lebih baik jika kita masukkan variabel sebanyak mungkin. Dan, menyerahkan analisa selanjutnya kepada sistem ini, yang akan menentukan bobot relevansi antar variabel. Sebagai contoh, sebagai objektif kita mencoba memprediksi harga penutupan untuk memberikan indikasi signal beli/jual untuk saham Telkom di BEJ. Data-data historis berikut ini dapat dipertimbangkan sebagai input: Open-High-Low-Close, dan Volume di BEJ Open-High-Low-Close dan Volume di NYSE Indeks IHSG dan LQ45 Indeks Dow Jones Kurs mata uang Rupiah / US$ Walaupun lebih mempunyai dampak terhadap kondisi pasar (trading) jangka pendek, kita juga dapat memasukkan data kualitatif yang merefleksikan sensitivitas pasar jangka pendek seperti: Pengumuman corporate action (potensi dampak dikuantifikasi dengan rating -1 sampai 1) Peristiwa politik (kuantifikasi potensi dampak dengan cara yang sama) Secara konseptual hal ini masuk akal, namun apakah menerjemahkan "noise" dengan pendekatan ini bisa dibenarkan adalah pertanyaan besar. Setelah proses training dan validation yang menggunakan data input historis selesai, neural network akan memprediksi harga Telkom untuk beberapa hari kedepan. Proyeksi harga ini lalu digunakan olehnya untuk menentukan signal beli dan jual (trading strategy). Neural network akan mempelajari (dan memvalidasi) hubungan antara trading strategy ini dengan data historis yang ada. Proses ini terus diulang hingga "error" dari penggunaan trading strategy ini dapat diminimalisasi. Apa itu Greenshoe Option? Opsi Greenshoe atau "over-allotment" namanya diambil dari nama perseroan pertama yang menggunakan skema opsi ini di Amerika. Ide dasar Greenshoe adalah menciptakan sebuah mekanisme yang dapat mengurangi volatilitas harga saham hingga 30 hari setelah tanggal listing di bursa. Opsi ini sudah sering digunakan di bursa luar negri termasuk Amerika, Eropa, dan negara-negara Asia. Malah opsi ini sudah dijadikan patokan menambah rasa aman investor. M. Hadi Purnama, Page 79 Dan di Indonesia sendiri sudah ada beberapa perseroan terbuka yang menggunakan opsi ini meskipun didominasi saham pemerintah dan tidak begitu dimengerti jelas oleh investor, antara lain: IPO Bimantara Citra Juni 1995, saham pendiri diperbolehkan dijual langsung saat setelah listing hingga sejumlah 50 juta lembar atau 5% dari saham yang ditawarkan. Penawaran 200 juta saham Telkom November 1995, penjamin emisi mendapat opsi Greenshoe sebesar 15% dari total saham yang ditawarkan. Penawaran 56.277.180 saham Indosat Oktober 1994, dimana sekali lagi permerintah memeberikan penjamin emisi opsi Greenshoe sebesar 15% dari total saham ditawarkan. IPO BCA Mei 2000, opsi Greenshoe ini dilakukan lagi sebesar 15% dari total saham ditawarkan. Dan baru saja dilakukan pada IPO Surya Citra Media, dimana 15% dari total saham ditawarkan ikut dilempar ke pasar IPO. Menstabilkan harga Stabilisasi dilakukan oleh penjamin emisi dengan cara mensupport harga selama 30 hari setelah listing dilakukan pada kondisi harga saham turun dibawah level penawaran. Penjamin emisi akan melakukan pembelian saham di pasar bila harga turun di bawah harga penawaran sewaktu IPO. Proses stabilisasi ini sangat membantu karena biasanya harga saham selama 30 hari sejak tanggal listing bisa menjadi begitu bergejolak sementara pasar berusaha mencari harga wajar saham. Investor terutama retail kecil mempunyai kepentingan dalam hal penjamin emisi siap mensupport bila harga turun dibawah penawaran. Proses ini bukan manipulasi karena support hanya boleh dilakukan dibawah harga penawaran dan tentunya detil proses stabilisasi ini harus terbuka dan di audit. Ada 4 faktor yang terlibat dalam mekanisme Greenshoe sehubungan dengan IPO: Alokasi-berlebih (over allotment) saham sewaktu IPO. Pengaturan peminjaman saham sementara agar alokasi-berlebih dapat dijalankan sewaktu IPO. Stabilisasi dibawah harga IPO dengan batas waktu 30 hari pada pasar sekunder setelah IPO. Opsi Greenshoe yang dapat dijalankan kapan saja dari tanggal alokasi hingga 30 hari dari tanggal pencatatan untuk memastikan penjamin emisi selalu memiliki mekanisme untuk mengakuisisi saham alokasi-berlebih pada harga penawaran. Motivasi penjamin emisi Bila harga saham turun dibawah penawaran, jelas penjamin emisi tidak akan mau membeli kecuali bila si penjamin yakin tidak akan rugi. Disini peranan alokasi-berlebih, peminjaman saham, dan opsi Greenshoe sangat penting. Pada dasarnya alokasi-berlebih, dan peminjaman saham oleh penjamin emisi menciptakan posisi "short" di pasar sebelum listing dilakukan, jadi penjamin memiliki insentif untuk membeli saham tersebut dibawah harga penawaran untuk meng-cover posisi short tersebut. Opsi Greenshoe yang nantinya memberikan proteksi kepada penjamin emisi bila harga saham tidak jatuh dibawah harga penawaran - yang tentu saja baik untuk semua pihak, penjamin emisi memiliki opsi untuk memperoleh saham baru dalam jumlah yang cukup dari perseroan atau pemegang saham tergantung jenis opsi yang dilakukan untuk meng-"cover" posisi "short" pada harga penawaran. Cara kerja Greenshoe Proses dimulai dari penjamin emisi yang sewaktu penawaran secara sengaja mengalokasikan saham lebih banyak dari yang sebenarnya ditawarkan perseroan - biasanya 115% dari total penawaran. Dengan begini penjamin menciptakan posisi ?short? semu karena sebenarnya perseroan hanya menerbitkan 100 saham dari tiap 115 yang dialokasikan oleh penjamin. Pada tanggal penutupan penawaran dan pembayaran IPO, penjamin emisi mendapatkan uang pembayaran secara penuh dari investor sebesar 115% dari total saham yang ditawarkan. Penjamin hanya membayar perseroan untuk saham yang dikeluarkan perseroan yaitu 100 saham untuk tiap 115 saham. Investor tentu saja berharap penjamin emisi sesuai janji memberikan sejumlah saham sesuai yang dibayarkan, jadi penjamin emisi punya kewajiban memberikan 115 saham padahal yang dikeluarkan M. Hadi Purnama, Page 80 perseroan cuma 100. Untuk mengatasi masalah tersebut, penjamin emisi melakukan perjanjian peminjaman saham sejumlah yang diperlukan dari pemegang saham. Dalam perjanjian ini, penjamin emisi berjanji untuk mengembalikan saham sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam jangka waktu 40 hari sejak tanggal listing. Tidak ada uang yang berpindah tangan sewaktu saham dipinjam karena penjamin tidak membeli saham tersebut melainkan hanya meminjam dan berjanji akan mengembalikan diakhir periode. Intinya, penjamin emisi menunda problemnya hingga 40 hari setelah tanggal listing. Penjamin telah memberikan 115% dari total saham yang ditawarkan kepada investor yaitu 100 saham yang ditawarkan perseroan dan 15 saham yang dipinjam dari pemegang saham saat itu. Penjamin menerima pembayaran penuh 115% dari total jumlah saham yang ditawarkan. Penjamin membayar 100% kepada perseroan yang listing sesuai penawaran, jadi kewajiban penjamin kepada perseroan telah tuntas). Penjamin memiliki sisa uang tunai sebesar 15% dari total saham ditawarkan pada harga penawaran. Penjamin harus mengembalikan saham yang dipinjam sebesar 15% dari total saham ditawarkan dalam jangka waktu 40 hari setelah tanggal listing. Jadi pada waktu tanggal listing, penjamin emisi memiliki uang tunai yang hanya cukup untuk membeli saham sebesar 15% dari total yang ditawarkan pada atau dibawah harga penawaran. Ini berarti, penjamin hanya akan membeli di pasar reguler kalau harga saham di pasar reguler berada dibawah harga penawaran. Jika harga di pasar reguler tidak turun dibawah harga penawaran selama 30 hari sejak tanggal listing, pada akhir periode penjamin tinggal meng-?exercise?/menjalankan opsi Greenshoe-nya dan membeli saham yang perlu dikembalikan dari pemegang saham sebanyak maksimum 15% dari total saham ditawarkan pada harga penawaran. Penjamin merasa aman karena dia akan selalu mempunyai uang tunai yang cukup untuk membayar saham yang dipinjam. Kesimpulannya, mekanisme ini menciptakan hedging posisi ?short? yang sempurna. Penjamin emisi tidak ada resiko sama sekali, tetapi sekaligus memiliki insentif untuk men-support harga saham di pasar reguler bila harga saham jatuh dibawah harga penawaran IPO. Apa yang bisa diharapkan dari penjamin emisi? Penjamin emisi terbatas posisinya hanya dapat membeli saham sebatas 15% dari jumlah penawaran. Sering terjadi transaksi saham perseroan yang terjadi sewaktu baru listing besar volumenya mencapai jumlah yang ditawarkan, jadi penjamin emisi dalam proses stabilisasi harus berhati-hati. Jika harga saham jatuh secara drastis, penjamin emisi kemungkinan besasr tidak dapat menahan jatuhnya harga sendirian dengan bermodal kemampuan beli 15% saja. Ini berarti keputusan kapan dan pada harga berapa stabilisasi dilakukan menjadi sangat teknis. Penjamin harus pandai-pandai membaca level support pasar yang ada dimana stabilisasi diperkirakan dapat membantu pembelian saham nyata yang dilakukan investor. Tujuan penjamin tidak mencoba untuk menjaga saham pada atau diatas harga penawaran melainkan memperlambat dan berharap membalikkan jatuhnya harga saham dibawah harga penawaran. Bila penjamin emisi terlalu agresif dan cepat, 15% bisa habis dalam sekejap. Jadi pada waktu pasar yang jatuh dengan cepat, penjamin cenderung memantau situasi ?bid?/beli pada layar trading dan hanya membeli bila diperkirakan ada support dari pasar dan berharap modal 15% dapat membalikkan tren yang turun. Sebaliknya bila harga saham hanya turun sedikit dibawah harga penawaran dengan volume yang tipis, penjamin bisa lebih agresif. Perlu diingat bahwa penjamin emisi tidak ada kewajiban untuk menstabilisasi harga dan memulai atau menghentikan support dapat dilakukan kapan saja. Penjamin dituntut untuk berpikir dan bertindak terbaik tergantung keadaan. Yang pasti, penjamin memiliki insentif untuk membeli dan reputasinya dipertaruhkan untuk memastikan harga saham berada diatas harga penawaran. Tentu saja kemampuan stabilisasi bukan garansi harga tidak akan jatuh, melainkan mekanisme untuk memperlambat atau menghentikan jatuhnya harga. Opsi ini juga merupakan doping untuk meningkatkan kepercayaan pasar. Regulasi pasar vs opsi Greenshoe Peraturan opsi Greenshoe standar di tiap negara. Secara umum peraturan tidak membeolehkan posisi ?short? lebih dari 15% dan stabilisasi diatas harga penawaran bisa dikategorikan manipulasi. Perseroan diharuskan untuk mempublikasikan tiap kali opsi ini di-?exercise?/dijalankan. Bapepam tentunya mengharuskan penjamin untuk menunjukkan bukti bahwa alokasi-berlebih benar-benar dilakukan dan rekaman detil jumlah saham, harga, dan waktu pembelian sewaktu stabilisasi dilakukan. M. Hadi Purnama, Page 81 PETUNJUK BERINVESTASI DALAM SAHAM Bagaimana ? Berinvestasi Berinvestasi dalam saham Memilih dan menghubungi perusahaan efek/pialang Mengikuti kinerja saham Apakah ? Bursa efek Saham Biaya yang akan ditanggung Kapan ? Dapat menjual saham Dapat membeli saham Dimana ? Dilakukannya transaksi saham Siapa ? M. Hadi Purnama, Page 82 Menyimpan saham Anda ? Memulai suatu investasi ::: INVESTGUIDE Investasi selalu terkait dengan adanya risiko, tanpa mempedulikan bentuk investasi tersebut. Berinvestasi di Pasar Modal memiliki risiko tertentu; dan risiko ini lebih besar dibandingkan berinvestasi di aset yang memiliki risiko rendah (low risk) atau yang mendekati nol (risk-free), seperti deposito, dan SBI/SBPU. Mengingat risiko yang harus ditanggung oleh seorang investor yang akan menanamkan dananya di Pasar Modal, saran-saran berikut mungkin dapat membantu sebelum Anda memulai kegiatan investasi di Pasar Modal : Jangan membeli suatu produk investasi yang tidak dimengerti betul. Untuk itu sebelum melakukan investasi, berbagai sumber informasi hendaknya dipelajari terlebih dahulu seperti buku referensi, majalah/buletin bisnis dan keuangan, hasil riset dari lembaga keuangan, atau konsultasi dengan seorang Penasihat Investasi. Jika Anda sudah memilih produk misalnya saham, dan kemudian harus menentukan perusahaan mana yang akan menjadi sasaran investasi Anda, maka penyelidikan harus dilakukan pada segi fundamental perusahaan dan kinerjanya di Bursa Efek (jika saham tersebut telah diperdagangkan di Bursa Efek) misalnya melalui prospektus, company profile, laporan keuangan, berita-berita pasar modal dan sebagainya. Perusahaan sasaran investasi Anda mungkin melakukan penggabungan usaha, reorganisasi, sasaran penawaran tender, atau melakukan tindakantindakan lain yang dapat mengurangi nilai kepemilikan kita. Untuk itu Anda harus memiliki perhatian penuh pada berita-berita ataupun pengumuman mengenai kemungkinan tersebut. Kondisi Bursa Efek pada umumnya dan setiap saham pada khususnya memiliki kecenderungan (trend) harga dan volume penjualan yang menggambarkan saat terbaik untuk melakukan kegiatan jual/beli. Analisa yang dikenal sebagai "analisa teknikal" ini perlu dipelajari oleh investor karena akan sangat berpengaruh pada keputusan investor untuk melakukan transaksi jual/beli. Untuk ini, Anda dapat memperoleh data dari lembaga riset atau dari divisi riset Perusahaan Efek Anda. Pada skala makro, kinerja investasi di Bursa Efek sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, stabilitas politik, dan kinerja Bursa Efek lain. Selain itu, keadaan di Bursa pun sangat sensitif dengan berbagai hal subyektif (rumours). Anda harus mengikuti berita-berita semacam ini yang tentunya dapat mempengaruhi nilai investasi Anda. Investasi pada perusahaan yang tidak memiliki informasi yang dipublikasikan sebelumnya mengandung risiko yang lebih besar. Pada saat pertama Anda membeli saham, Anda mungkin hanya membeli saham dari satu perusahaan saja. Namun dengan berjalannya waktu Anda M. Hadi Purnama, Page 83 mungkin ingin menambah investasi Anda. Jika sudah sampai pada tahapan ini Anda perlu memperhatikan satu prinsip investasi yang sudah begitu populer dan dapat mengurangi risiko investasi Anda apabila diterapkan, yaitu "don't put all your eggs in one basket". Prinsip tersebut berarti bahwa Anda harus melakukan diversifikasi investasi untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi. Untuk itu, Anda dapat menyusun portofolio investasi saham Anda yang meliputi saham-saham dari berbagai sektor industri, dan terdiri dari perusahaan besar (blue chip), perusahaan baru/berkembang dan juga perusahaan menengah dan kecil. Perusahaan besar umumnya lebih aman dibandingkan perusahaan baru/berkembang serta perusahaan menengah dan kecil; namun perusahaan baru/berkembang serta perusahaan menengah dan kecil umumnya menjanjikan pertumbuhan (growth) dan penghasilan (gain) yang lebih tinggi. Bagaimana cara berinvestasi di Saham ? ::: INVESTGUIDE Masih banyak orang ragu dalam berinvestasi di bursa saham karena alasan terlalu riskan. Takut memilih saham yang salah, mereka lebih memilih berinvestasi yang mereka pikir lebih aman. Memahami seluk beluk perusahaan saham, seperti laporan keuangan, keadaan perusahaan dan lain-lain, adalah kunci dari suksesnya investasi anda. Segala informasi tentang saham anda yang anda pilih dari perusahaan efek yang anda pilih atau dari informasi di Koran atau majalah. Ketika anda membeli salah satu saham perusahaan yang tercatat di bursa efek, anda menjadi salah satu pemilik dari perusahaan tersebut. Bila kinerja perusahaan berjalan dengan baik, anda akan mendapatkan bagian dari keuntungan seperti deviden dan harga dari saham yang anda miliki akan naik. Tetapi jika kinerja perusahaan buruk, nilai dari investasi anda akan turun. Bagaimana cara menghubungi Perusahaan Pialang ? ::: INVESTGUIDE Seperti telah dijelaskan di atas bahwa untuk membeli saham, Anda harus menghubungi salah satu Perusahaan Efek yang juga merupakan Anggota Bursa Efek Sebelum Anda memutuskan Perusahaan Efek yang akan menjadi pialang Anda, sebaiknya Anda menghubungi terlebih dahulu beberapa Perusahaan Efek dan membandingkan pelayanan dan biaya yang mereka tawarkan. Pilihan Anda pada satu Perusahaan Efek sangat tergantung pada layanan apa yang Anda inginkan. Apakah Anda hanya mengharapkan Perusahaan Efek melaksanakan/mengeksekusi pesanan Anda, atau Anda juga mengharapkan suatu nasihat investasi, atau bahkan Anda M. Hadi Purnama, Page 84 mengharapkan Perusahaan Efek tersebut yang mengelola portfolio Anda. Jika Anda telah memilih satu Perusahaan Efek, maka beberapa hal ini perlu diperhatikan : Anda wajib membuka rekening. Pada umumnya suatu Perusahaan Efek akan meminta Anda sebagai calon nasabah untuk menandatangani new account agreement. Untuk itu, Anda harus mempelajari informasi yang terdapat dalam dokumen ini karena di dalamnya tercantum hak dan kewajiban Anda selaku pemegang rekening tersebut. Jelaskan dengan jujur mengenai tujuan investasi Anda dan keadaan keuangan pribadi Anda, termasuk pendapatan, total kekayaan, dan pengalaman investasi Anda; berdasarkan informasi ini sales representative akan memberikan rekomendasi investasi. Anda perlu memutuskan siapa yang akan mengendalikan account Anda tersebut. Apakah Anda sendiri yang mengambil keputusan investasi atau Anda menyerahkan keputusan tersebut pada Perusahaan Efek Anda (discretionary authority). Pada discretionary authority, Perusahaan Efek akan melakukan keputusan investasi berdasarkan pertimbangannya tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada Anda tentang harga, jenis saham, jumlah, dan waktu jual/beli. Bagaimana mengikuti kinerja saham Anda ? ::: INVESTGUIDE Jika Anda telah membeli saham, Anda dapat mengikuti kinerja saham tersebut melalui beberapa harian nasional dan melalui berbagai publikasi yang diterbitkan oleh Bursa. Sedangkan informasi perdagangan real-time di BES dan BEJ disebarluaskan oleh data provider yang terhubung dengan trader workplace seperti InvestorIndonesia.com. Apa yang dimaksud dengan Bursa Efek ? ::: INVESTGUIDE Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, definisi Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantaranya. Dengan kata lain Bursa Efek, adalah Pihak yang menyediakan media perdagangan Efek, antara lain saham, dan media tersebut dipergunakan untuk memperdagangkan Efek oleh Anggota-anggotanya (Perusahaan Efek). Agar perdagangan Efek berjalan dengan aman, teratur, dan efisien, maka Bursa mengatur dan mengawasi tata-cara perdagangan Efek dan juga mengatur persyaratan bagi Efek yang dapat diperdagangkan di Bursa melalui suatu Peraturan Bursa M. Hadi Purnama, Page 85 Efek. Pada saat ini terdapat 2 (dua) Bursa Efek di Indonesia, yakni Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Apa yang dimaksud dengan Saham ? ::: INVESTGUIDE Saham adalah bagian kepemilikan dari suatu badan usaha. Jika Anda membeli atau memiliki sebagian saham dari suatu perusahaan berarti Anda ikut serta memiliki perusahaan dan tentu saja Anda memiliki klaim baik pada kekayaan maupun pada penghasilan perusahaan.Dengan memliki saham yang diperjual belikan tersebut maka Anda memiliki kesempatan untuk menjadi salah satu pemilik dari perusahaan-perusahaan besar dan blue chip yang ada di Indonesia pada saat ini, seperti PT. Indosat, PT. Gudang Garam, PT. Astra International, dan lain-lain. Sebagai pemilik, Anda memiliki hak suara dalam Rapat-rapat Pemegang Saham. Sehingga Anda berhak untuk turut menentukan kebijakan perusahaan, memilih dan memberhentikan Direksi/Komisaris, serta menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan pada Pemegang Saham atau yang dikenal sebagai dividen. Biaya apa saja yang harus Saya keluarkan ? ::: INVESTGUIDE Membeli saham melalui pasar perdana hanya akan dikenai biaya sebesar harga saham tersebut dikalikan jumlah saham yang dipesan dan biaya transfer dana (dikenakan oleh Bank), karena penerapannya yang sederhana yakni hanya mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah disediakan dan mengirimkan dana. Jika Anda melakukan kegiatan beli/jual saham melalui Perusahaan Efek maka Anda akan dikenai biaya transaksi. Biaya ini besarnya tergantung pada besarnya persentase komisi yang ditetapkan oleh Perusahaan Efek tersebut, tipe pelayanan yang Anda pilih, dan besarnya transaksi yang terjadi. Jika Anda menginginkan Saham yang bersangkutan didaftarkan (registered) atas nama Anda, maka Perusahaan Efek Anda akan mendaftarkan Saham tersebut atas nama Anda ke Biro Administrasi Efek (BAE), dan untuk itu Anda dikenakan biaya balik nama. Khusus untuk transaksi penjualan saham, dalam perhitungan biaya transaksi termasuk pula beban Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 0.1% dari nilai transaksi. Kapan saatnya membeli saham ? ::: INVESTGUIDE M. Hadi Purnama, Page 86 Cara yang paling umum digunakan investor untuk memperoleh atau membeli saham adalah ; Membeli pada saat penawaran umum atau biasa disebut Pasar Perdana Informasi mengenai suatu Perusahaan (Emiten) yang akan menawarkan sahamnya untuk pertama kali pada masyarakat, dapat diketahui melalui prospektus ringkas yang diiklankan minimal di 2 (dua) harian nasional, publik ekspose, atau prospektus. Jika Anda ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini, Anda dapat mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang terdapat pada prospektus ringkas atau yang terdapat pada Agen-agen Penjual yang ditunjuk dan mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir. Ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi sahamnya untuk pertama kali ke masyarakat : ketika Emiten menjual total saham yang dipesan publik kurang dari jumlah saham yang ditawarkan Emiten (undersubscribed), total saham yang dipesan publik sama dengan jumlah saham yang ditawarkan Emiten, total saham yang dipesan publik lebih besar dari jumlah saham yang ditawarkan Emiten (oversubscribed). Pada kondisi undersubscribed dan tanpa sisa, Anda akan menerima saham sama dengan jumlah yang Anda pesan. Namun jika terjadi oversubscribed, maka umumnya akan terjadi penjatahan melalui cara "first come first serve" atau "diundi". Sehingga dapat terjadi jumlah saham yang diperoleh akan lebih kecil dibandingkan jumlah yang dipesan atau bahkan Anda tidak memperoleh saham sama sekali. Konfirmasi mengenai saham yang akan Anda peroleh dan pengembalian uang jika terjadi kondisi oversubscribed akan Anda terima beberapa waktu kemudian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan tercantum dalam prospektus. Membeli saham yang telah beredar. Salah satu fungsi penting dari keberadaan Bursa Efek di Indonesia pada saat ini adalah menyediakan jaringan perdagangan Efek atau sebagai pasar sekunder untuk setiap Efek yang tercatat di bursa. Melalui jaringan perdagangan inilah para Anggota Bursa melaksanakan perdagangan Efek, diantaranya kegiatan beli dan jual Saham. Berdasarkan peraturan yang berlaku, investor yang ingin membeli saham tidak dapat melakukan transaksi langsung dengan Pihak yang ingin menjual saham. Pihak-pihak yang ingin melaksanakan kegiatan jual/beli saham harus menunjuk Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek/Pialang yang termasuk dalam daftar Perusahaan Efek yang telah mendapat ijin dari BAPEPAM dan telah menjadi Anggota Bursa. Pialang inilah yang nantinya akan melaksanakan pesanan untuk kepentingan Anda dan Pihak-pihak tersebut. M. Hadi Purnama, Page 87 Kapan saham Saya dapat dijual ? ::: INVESTGUIDE Ketika Anda memberikan pesanan jual pada pialang Anda. Pada saat itu harga penjualan dapat ditentukan oleh Anda sendiri dengan/tanpa menyebutkan batas tertinggi atau Anda meminta pialang Anda untuk mencari harga terbaik yang mungkin terjadi. Penyelesaian transaksi saham dilakukan pada T+4. Artinya, jika Anda melakukan transaksi pada hari Senin, maka penyelesaian transaksi akan memakan waktu 4 Hari Bursa berikutnya sehingga selesai pada hari Jumat. Segera setelah transaksi selesai, dana hasil penjualan saham akan ditransfer ke rekening Anda. Dimana dilakukannya transaksi saham ? ::: INVESTGUIDE Pada saat ini terdapat 2 (dua) Bursa Efek di Indonesia, yakni Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jakarta Stock Exchange LL. Floor Jl. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Indonesia Phone (62-21)-5150519 Surabaya Stock Exchange LL. Floor Jl. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Indonesia Phone (62-21)-5150519 Siapa yang akan menyimpan Saham ? ::: INVESTGUIDE Dalam kondisi perdagangan dengan warkat yang masih membutuhkan "physycal delivery", saham Anda dapat disimpan sendiri, atau Anda dapat mempercayakan penyimpanan saham tersebut pada Bank Kustodian atau pada Perusahaan Efek Anda yang selanjutnya akan menyimpannya pada Bank Kustodian. Perusahaan Efek dimana Anda mempercayakan transaksi saham Anda pada mereka, umumnya tidak akan memungut biaya tambahan atas penyimpanan saham untuk kepentingan kelancaran transaksinya. Mereka akan mengadministrasikan saham dan menyerahkan bukti penyimpanan saham-saham Anda. Penyimpanan saham pada Perusahaan Efek akan memudahkan pelaksanaan transaksi, terutama jika Anda memanfaatkan jasa discretionary authority. Sedangkan dalam kondisi perdagangan tanpa warkat (scriptless), sahamsaham disimpan pada suatu lembaga penyimpanan secara terpusat (central custodian). M. Hadi Purnama, Page 88 Untuk keterangan dan penjelasan lebih lanjut, anda dapat mengirimkan pertanyaan ke [email protected] M. Hadi Purnama, Page 89