Panduan Investasi

advertisement
Panduan Investasi
PERENCANAAN INVESTASI SEPANJANG HIDUP
Ketika kita mulai secara serius memikirkan masa depan finansial, seringkali begitu banyak
persoalan yang segera menghantui seluruh angan-angan kita. Sebenarnya apakah yang
menyebabkan tidak tercapainya semua keinginan dan mimpi-mimpi itu? Faktor-faktor apakah
yang secara dominan menghambat untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan kita?
Memang tidak semua pertanyaan-pertanyaan itu akan mudah untuk dijawab, tetapi paling tidak
kami ingin menyajikan satu bagian yang cukup penting, kalau tidak bisa dikatakan ‘sentral’ bagi
pencapaian cita-cita keuangan.
Memang banyak hal di sekitar kehidupan kita yang tidak mudah diduga, tarnsparan ataupun
kondusif untuk merencanakan keuangan masa depan. Di sisi sosial masyarakat kitapun belum
terbiasa, ditambah lagi contoh dari pemerintahan yang kurang memberikan teladan yang baik,
seperti keputusan senantiasa menambah utang dari tahun ke tahun serta selalu dengan mudah
menaikkan berbagai kebutuhan primer seperti listrik, telepon, BBM untuk membayar utang yang
semakin bertambah.
Sistem edukasi kita selama ini juga gagal memberikan jawaban yang berkaitan dengan
“Bagaimana mendapatkan kebahagian dalam kehidupan?” dan “Bagaimana kita dapat menjadi
kaya bukan hanya fisik tetapi juga moral? Di sekolah kita belajar mengenai berbagai ilmu sejarah
dari masa penjajahan dulu sampai bagaimana para pelopor kemerdekaan memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Tetapi tidak ada sekolah yang berorientasi mengajarkan kehidupan
nyata, masa depan, seperti bagaimana mensiasati kehidupan untuk mencapai kehidupan tanpa
kesusahan finansial?
Keadaan ini ditambah lagi oleh perilaku konsumtif yang telah mendarah daging di masyarakat
kita. Orientasi masyarakat kita selalu konsumtif dan bukan produktif. Sehingga banyak orang
yang tersesat serta kehilangan hak kelahirannya yaitu berupa kesenangan atau kegembiraan dan
kesejahteraan.
Itulah yang menyebabkan kami tidak bosan-bosannya dan akan terus meneriakkan pentingnya
pemasyarakatan pengetahuan mengenai keuangan, khususnya keuangan individu (personal
finance) dalam perspektif keluarga.
Menurut hemat kami, perencanaan keuangan keluarga adalah salah satu pilar utamanya, dan
perencanaan investai yang tepat dan berkesinambungan akan menjadi salah satu kuncinya.
Dasar Perencanaan Investasi
Mimpi yang dapat diformulasikan menjadi tujuan keuangan yang sangat diinginkan adalah dasar
utama dalam perencanaan investasi. Tujuan keuangan masa depan ini akan menjadi pendorong
untuk semua strategi perencanaan investasi yang akan dijalankan. Perencanaan investasi yang
kami maksudkan adalah perencanaan dengan jangka waktu seumur hidup, sehingga dalam
merencanakannya janganlah keputusan yang diambil didasarkan tebakan di mana pasar dalam
keadaaan terendah dan tertinggi, akan tetapi buatlah keputusan berdasarkan ‘term’ yang dipilih
yaitu term yang berkaitan dengan 4 kriteria yang sangat personal:
o. Tujuan keuangan spesifik (needs and expectations)
o. Jangka waktu yang dibutuhkan (time horizon)
o. Toleransi terhadap risiko
o. Pilihan berbagai investasi berdasarkan kebijakan investasi
Tujuan Keuangan Spesifik
Dalam sebuah perencanaan investasi seumur hidup, yang paling utama diperlukan adalah
tujuan, dengan dasar tujuan ini maka kita mulai membuat rencana dan strateginya. Menetapkan
tujuan hidup tidak semudah membalikkan tangan, karena kebanyakan orang tidak memahami
tujuan hidupnya, hanya ikut arus saja. Tetapi ada cara yang menurut kami dapat membantu
dalam menetapkan tujuan keuangan Anda yang sekaligus menajamkan tujuan hidup. Cara ini
kami kutip dari buku Personal Financial Planning Guide (Ernst & Young’s), di mana kita memakai
momen hidup sebagai dasar perencanaan investasi.
Momen dalam hidup dapat diartikan sebagai kejadian-kejadian dalam hidup, baik dilakukan
secara sengaja atau tidak, yang memberikan kesan dan kenangan yang mendalam, yang
seringkali melibatkan titik emosional, saat kita menangis, terharu, bahagia, marah, atau tertawa.
Momen hidup itu bisa kita ciptakan, misalnya berlibur ke Eropa dengan istri dan anak-anak, saya
yakin momen seperti ini bila tercapai akan menjadi kenangan selama hidup. Untuk mencapai
momen hidup tersebut diperlukan dana. Sehingga apabila ingin mencapainya maka harus
dipersiapkan, direncanakan dana yang diperlukan. Karena momen hidup atau tujuan tersebut
mempengaruhi secara langsung terhadap kondisi keuangan keluarga sekarang dan masa depan.
Ada beberapa contoh lain momen hidup yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
investasi yang mempengaruh kondisi keuangan , yaitu:
-. Menikah
-. Memiliki tempat tinggal sendiri
-. Memiliki anak
-. Menyekolahkan anak
-. Memulai bisnis baru/merencanakan karir
-. Naik haji bagi umat Islam atau ziarah ke holy land bagi kaum Kristiani
-. Pensiun
Jadi momen-momen hidup di atas dapat diambil sebagai dasar perencanaan investasi, di
manapun posisi keuangan dan usia anda saat ini. Setelah menetapkan momen-momen hidup
yang ingin dicapai maka hal selanjutnya adalah menetapkan jangka waktu (time horizon) yang
dibutuhkan dan berapa nilai yang ingin dicapai (rupiah) serta tingkat toleransi Anda terhadap
risiko. Ketiga hal ini terkait satu dengan yang lain.
Jangka Waktu (Time Horizon)
Begitu tujuan spesifik yang ingin dicapai ditetapkan, hal selanjutnya adalah dengan menentukan
kapan tujuan tersebut ingin dicapai? dan berapa dana yang dibutuhkan?. Jangka waktu investasi
serta besarnya dana yang dibutuhkan sangat terkait langsung dengan berapa besar dana yang
harus disisihkan tiap bulan atau secara berkala guna mencapai tujuan tersebut.
Semakin panjang jangka waktu investasi yang diinginkan seperti misalnya menyiapkan dana
pensiun, apabila Anda berumur 30 tahun sekarang ini, maka dana yang harus disisihkan secara
berkala akan lebih kecil dibandingkan dengan bila menyiapkannya saat telah berumur 40 tahun,
dengan waktu pensiun yang sama di usia 55 tahun.
Keterkaitan lain adalah dengan tingkat risiko yang mungkin dapat dipilih. Apabila sejak masih
muda telah menyiapkan dana pensiun maka instrumen investasi dengan tingkat pengembalian
yang tinggi yang tentunya berkaitan dengan tingkat risiko yang tinggi pula dapat dipilih.
Mengapa? Karena dengan jangka waktu lebih panjang perubahan tingkat pengembalian (risiko)
M. Hadi Purnama, Page 2
akan tetap lebih besar dengan tingkat pengembalian bunga-berbunga (compound rate)
dibandingkan dengan investasi dengan tingkat risiko rendah (tingkat pengembalian rendah).
Jadi dengan menentukan jangka waktu investasi yang dibutuhkan dan besarnya dana yang ingin
dicapai dapat dihitung berapa besar dana yang harus disisihkan dengan instrumen investasi yang
telah dipilih secara berkala.
Sebagai contoh, orang yang berusia 30 tahun dan ingin pensiun di usia 60 tahun. Maka jangka
waktu investasinya adalah 30 tahun. Dana yang dibutuhkan selama Anda pensiun sebesar 2
miliar. Maka dapat dihitung besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulannya. Dari hasil
perhitungan contoh ini maka besarnya dana yang perlu disisihkan sekitar Rp. 85,750/bulan
selama 30 tahun dengan asumsi bunga 20 persen. Sangat jelaslah bahwa dengan
merencanakan jauh hari sebelumnya, kesejahteraan finansial akan lebih mudah dicapai.
Toleransi Terhadap Risiko
Penjelasan mengenai tingkat toleransi individu terhadap risiko sangat terkait dengan
pengetahuan yang berhubungan resiko (risk) dan tingkat pengembalian (return). Investasi akan
selalu memiliki tingkat resiko yang berbanding lurus dengan tingkat pengembaliannya. Risiko dan
tingkat pengembalian sudah sangat ‘biasa’ di dalam lingkungan investasi. Apabila anda
menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi anda juga harus menerima tingginya tingkat
resiko. Setiap individu memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap risiko, ada yang
senang dengan risiko atau berani mengambil risiko atau malah ada yang takut akan risiko.
Kita harus mengenali kondisi diri sendiri, apabila seseorang menginginkan tingkat pengembalian
yang tinggi akan tetapi ia sendiri termasuk orang yang memiliki tingkat toleransi rendah terhadap
resiko maka akan timbul konflik di dalam dirinya dalam berinvestasi. Hal ini sangat penting untuk
memahami tingkat toleransi terhadap risiko, karena bila orang dalam kategori tingkat toleransi
rendah terhadap risiko maka dengan menginginkan tingkat pengembalian tinggi, hal itu hanya
akan mengakibatkan timbulnya strees, karena perbedaan tingkat toleransi terhadap risiko dengan
tingkat pengembalian yang dinginkannya. Sehingga sesuaikan instrumen investasi dengan
tingkat toleransi diri sendiri.
Pilihan Berbagai Investasi
Pengetahuan dasar mengenai investasi menjadi sangat dibutuhkan dalam memutuskan untuk
merencanakan investasi sepanjang hidup. Ketersedian berbagai alternatif instrumen investasi di
pasar haruslah dipelajari serta dicermati guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang
diinginkan. Beberapa instrumen investasi dasar yang perlu diketahui antara lain deposito
(instrumen perbankan), obligasi, saham, reksadana (instrumen perusahaan sekuritas atau pasar
modal), property dan emas.
Secara singkat, deposito adalah merupakan instrumen investasi yang paling aman serta memiliki
tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah pula, biasanya anda dapat memulai
investasi hanya dengan investasi awal sekitar Rp1 juta. Jangka waktu penempatan deposito
umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Obligasi, pada dasarnya adalah surat utang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau
institusi kepada investor dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu
serta membayar nilai nominalnya pada saat jatuh tempo. Obligasi bisa menjadi alternatif investasi
jangka panjang dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Untuk berinvestasi
di obligasi, investor harus memiliki dana yang cukup besar umumnya transaksi obligasi satu
perusahaan dilakukan dalam kelipatan Rp 1 miliar.
Saham, adalah merupakan surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan yang telah go public.
Saham dapat diperoleh pada saat IPO (Initial Public Offering) atau di pasar sekunder. Investasi
awal yang harus dikeluarkan relatif beragam, hampir berlainan di setiap perusahaan sekuritas,
M. Hadi Purnama, Page 3
misal Rp. 25 juta. Investor memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan jangka
panjang dari laba perusahaan dalam bentuk dividen dan capital gain dari kenaikan harga saham
di kemudian hari.
Reksadana, adalah suatu wadah yang digunakan oleh perusahaan sekuritas untuk
mengumpulkan dana dari masyarakat untuk diinvestasikan di dalam berbagai instrumen investasi
dalam suatu portofolio investasi oleh manager investasi. Reksadana merupakan instrumen
investasi yang memiliki resiko yang terbatas dengan tingkat pengembalian yang relatif cukup
besar.
Investasi awal dari reksadana cukup murah di mana dengan hanya Rp. 500,000 Anda sudah
dapat membeli produk reksadana dengan membeli unit penyertaan dari produk reksadana
tersebut.
Reksadana merupakan instrumen investasi alternatif yang sangat bagus karena memberikan
beberapa manfaat bagi investor antara lain adalah akses kepada instrumen investasi seperti
saham atau obligasi, pengelolaan oleh profesional manager investasi, diversifikasi investasi
dengan dana relatif kecil, hasil investasi dari reksadana bukan merupakan objek pajak dan
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
Properti, adalah investasi dalam asset tangible bisa berupa tanah atau bangunan. Masyarakat
yang menginvestasikan dananya di dalam properti biasanya melihat akan banyaknya permintaan
akan tanah serta bangunan di masa datang di suatu daerah. Tingkat pengembalian dari investasi
di bidang properti cukup tinggi akan tetapi tingkat likuiditasnya tidak. Apabila di pasar modal
instrumennya sangat likuid di mana Anda dapat menjualnya dalam waktu singkat, tidak demikian
dengan properti, tingkat likuiditasnya tidak secepat investasi di pasar modal.. Tetapi sebagai
instrumen jangka panjang properti merupakan investasi yang menjanjikan.
Emas, sudah merupakan pilihan investasi masyarakat tradisional di Indonesia. Banyak
masyarakat yang menyimpan uangnya dalam bentuk emas perhiasaan bukan saja bisa menjadi
sarana investasi, tetapi juga menjadi perhiasaan yang bisa dipakai. Dengan investasi jenis ini
harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu biaya ongkos pembuatannya. Ada lagi yang investasi
dalam bentuk batangan maupun investasi dalam emas yang tidak konvensional, melalui future
traiding atau bursa perdagangan berjangka. Investasi di emas sangat baik dalam keadaan di
mana tingkat inflasi suatu negara sangat besar seperti yang terjadi di Indonesia beberapa tahun
yang lalu. Di tahun 1993 harga emas murni 24 karat sekitar Rp 24,000 dan di tahun 1998 harga
emas melonjak sangat tinggi sampai mencapai Rp. 140,000/gram. Jadi selama masih adanya
tingkat inflasi maka harga emas akan selalu meningkat.
Hal selanjutnya yang diperlukan sebelum mengambil keputusan investasi untuk masa datang
adalah memahami akan kebijakan investasi. Secara umum tidak ada investasi yang paling benar
dan tepat karena hal itu akan sangat tergantung dari keadaan keuangan, tolerensi terhadap
resiko serta tujuan yang telah ditentukan.
Salah satu metode dalam menentukan kebijakan investasi adalah dengan melihat faktor-faktor
sebagai berikut:
Liquidity; Dapat dicairkan dalam waktu singkat tanpa ada pengurangan inestasi awal
Anti inflation; Menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang
Capital growth; Lebih mengutamakan penambahan/perkembangan pada modal
Principal protection; Menhindari resiko berkurangnya modal selama masa investasi
Ease of management; Menghindari keputusan dan pemantauan harian
Dengan penjelasan ini kami ingin memotivasi atau memberdayakan keluarga agar setiap
keluarga memiliki perencanaan investasi yang dinamis, berkelanjutan dan dilaksanakan secara
konsisten. Semoga dapat menambah wawasan dalam merealisasikan berbagai tujuan keuangan
keluarga melalui perencanaan investasi sepanjang hidup.
M. Hadi Purnama, Page 4
MARI BERINVESTASI
Bila Anda melakukan investasi, ada dua pilihan: melakukan investasi secara periodik, atau
investasi sekali saja. Keduanya memberikan nilai investasi yang sama berarti. Tinggal Anda pilih
mana yang sesuai dengan kekuatan dana yang Anda miliki.
Periodik
Bila berinvestasi secara periodik, maka ini berarti Anda melakukan investasi secara rutin. Anda
bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali.
Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di
sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin.
Biasanya, berinvestasi secara periodik adalah cara yang paling ampuh untuk mengejar target
dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi Anda
cukup hanya menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk lalu diinvestasikan ke dalam
sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar,
karena Anda juga mendapatkan bunga.
Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat
dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen,
lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya di
sebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu
lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan
dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya.
Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda
berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan
bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah
seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikitsedikit, akan menjadi bukit.
Sekali Saja
Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang
sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Deposito, umpamanya, Anda endapkan selama katakanlah- sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga yang bisa ditambahkan
ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi,
selama Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun,
Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.
Berinvestasi secara lump sum persis seperti kalau Anda naik ke sebuah gunung bersalju. Dari
atas, Anda ambil sekumpulan salju dengan tangan Anda, lalu membentuknya menjadi sebuah
bola. Setelah itu, Anda lepaskan bola salju itu dari atas, untuk digelindingkan ke bawah. Apa
yang terjadi? Dalam perjalanannya dari atas sampai bawah, bola salju itu makin lama akan makin
besar. Dan pertumbuhan bola salju itu persis seperti deret ukur:
1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya.
Nah, seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara lump sum.
Gunakan Hukum 72
Kapan investasi Anda berlipat menjadi dua? Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka
ada saatnya jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda
M. Hadi Purnama, Page 5
menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di-roll
over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun.
Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan "Hukum 72". Bagi angka 72 dengan suku
bunga (misalnya 12%) dari produk investasi Anda. Sebagai contoh: (72/12) x 1 tahun = 6 tahun.
Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.
KAPAN NILAI INVESTASI BERLIPAT MENJADI DUA?
GUNAKAN HUKUM 72
Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya dimana jumlah investasi Anda akan berlipat dua.
Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per
tahun (di roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun.
Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan Hukum 72. Bagi angka 72 dengan suku bunga dari produk
investasi Anda. Ini berarti:
= 72 : 12
= 6 tahun.
Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.
Tentunya, semakin tinggi hasil investasi Anda, maka akan semakin cepat juga investasi Anda berlipat dua.
Sebagai contoh, kalau suku bunga deposito Anda adalah 24% per tahun (di roll over setiap tahun), maka uang
Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu 3 tahun (72 : 24 = 3). Bandingkan apabila suku bunga deposito
Anda cuma 12%, dimana butuh 6 tahun agar uang Rp 1 juta Anda menjadi berlipat dua.
M. Hadi Purnama, Page 6
EMPAT PERTIMBANGAN SEBELUM BERINVESTASI
Santi baru saja pulang dari bank. Ibu muda ini baru saja mengambil sejumlah uang untuk
digunakannya membiayai pengeluaran rumah tangganya. Ia melihat buku tabungannya, dan
memperhatikan jumlah bunga yang ia dapatkan dalam rekeningnya. Melihat besarnya bunga,
Santi merasa tidak puas. Bayangkan, bunga yang ia dapatkan hanya sekitar 10 - 12 persen per
tahun. Baginya, jumlah itu terlalu sedikit. Ia menginginkan lebih banyak. Ketika membaca
tentang berbagai macam investasi usaha, terpikirlah olehnya kenapa ia tidak mencobanya.
Hanya saja ia masih bingung usaha apa.
Beberapa waktu yang lalu Santi membaca tentang bagaimana menyikapi tawaran investasi di
media massa. Santi berlangganan sebuah harian Ibu Kota dan di situ terdapat berbagai macam
iklan tawaran investasi usaha. Santi lalu menghitung tabungannya, ada sekitar Rp 25 juta. Itu
simpanan pribadinya sejak dia kuliah dulu. Di koran ia baru saja membaca sebuah tawaran untuk
berinvestasi pada sebuah Usaha Agribisnis. Investasi minimalnya sekitar Rp 10 juta, dan tawaran
keuntungannya bisa sekitar 40 persen setahun. Ambil enggak, ya?
Beberapa dari Anda mungkin sedang berada pada situasi yang mirip dengan Santi sekarang.
Anda punya uang, tapi Anda bingung tentang apa yang akan Anda lakukan terhadap uang Anda
itu. Apakah didiamkan saja, atau diinvestasikan saja ke deposito, atau malah ke dalam usaha?
Nah, bila Anda memang berniat melakukan investasi, ada sejumlah hal yang harus
dipertimbangkan sebelum Anda melakukannya. Yakni:
1. Bila penghasilan Anda selama ini adalah dari gaji atau komisi, dan Anda tidak punya
persediaan uang yang lain, maka mungkin tak ada salahnya bila Anda menyisihkan dulu
sejumlah uang untuk Dana Cadangan.
Guna Dana Cadangan itu adalah untuk berjaga-jaga kalau-kalau Anda harus kehilangan
penghasilan Anda. Setelah itu, barulah sisanya Anda investasikan. Ingat, investasi usaha
adalah investasi yang risikonya cukup besar sehingga pastikan bahwa Anda sudah
memiliki persediaan dana yang cukup bila Anda terpaksa harus kehilangan penghasilan.
2. Jangan lupa untuk menyisihkan juga sejumlah uang untuk diinvestasikan pada Produk
Investasi bukan usaha, seperti pada Deposito atau Tabungan. Jangan 100 persen
menggunakan uang Anda untuk investasi usaha. Risikonya akan menjadi terlalu besar.
Komposisi 30 : 70 juga sudah cukup baik kok, yaitu 30 persen untuk Deposito dan 70
persen untuk Investasi Usaha.
3. Bila penghasilan Anda selama ini adalah juga dari usaha, maka dengan mengambil
sebuah Tawaran Investasi Usaha, sama dengan bila Anda memiliki dua macam usaha.
Yakinkan bahwa Anda memang bisa berkonsentrasi pada kedua usaha tersebut,
walaupun sebenarnya salah satu di antaranya tidak dikelola langsung oleh Anda.
Bila Anda hanya bisa fokus kepada satu macam usaha saja, jangan ragu-ragu untuk
menolak sebuah tawaran investasi usaha, betapapun bagusnya itu.
4. Bagaimana bila simpanan Anda terbatas dan langsung habis digunakan untuk Dana
Cadangan? Jawabannya jelas, jangan dulu berinvestasi pada tawaran usaha yang ada.
Prioritaskan untuk memiliki Dana Cadangan terlebih dahulu. Barulah setelah itu, kalau
ada uang lebih, gunakan untuk usaha.
Mudah-mudahan berbagai pertimbangan ini mempermudah Anda mengambil keputusan.
M. Hadi Purnama, Page 7
3 RISIKO INVESTASI YANG PALING DITAKUTI
"Beranikah saya mengambil risiko dalam berinvestasi?" Pertanyaan ini mungkin sering terlontar
bila Anda sedang menimbang-nimbang untuk melakukan investasi. Katakan Anda punya uang
Rp 10 juta, dan Anda bingung apakah akan menaruhnya di bank atau di tempat lain. Kalau
ditaruh di bank, Anda mungkin merasa aman. Tetapi kadang-kadang, tawaran investasi di tempat
lain seringkali cukup besar dan sangat menggoda, sehingga ini kadang-kadang menakutkan
Anda.
Yang namanya investasi pasti ada risikonya. Nah, dari pengalaman saya selama ini, biasanya
hanya ada tiga (3) risiko yang paling ditakutkan orang ketika mereka berinvestasi:
1. Turunnya Nilai Investasi
Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah "Apakah uang
saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab "tidak" kalau ditanya seperti
itu. Iyalah, mana ada, sih orang yang mau kehilangan uangnya? Akan tetapi,
masalahnya, yang namanya risiko pasti ada dalam setiap investasi. Hanya bedanya
adalah di ukurannya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang
sedang, ada yang kecil. Itu mungkin butuh pembahasan yang khusus di NOVA nomornomor mendatang. Yang jelas, satu hal yang paling ditakuti orang, sekali lagi adalah:
"Apakah uang saya akan hilang?"
Oke, sekarang kalau Anda berinvestasi, seberapa besar penurunan nilai yang bersedia
Anda tanggung bila Anda mengalami kerugian? 10 persen? 30 persen? 50 persen? Atau
100 persen? Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah, itu
adalah bagian dari berinvestasi. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terusmenerus untung. Yang namanya kerugian, sesekali memang harus dialami. Kalau
enggak mengalami, ya enggak belajar, kan?
2. Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
Risiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk
investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual kembali. Beberapa orang mungkin
senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Akan
tetapi, ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar
tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke bank. Ini karena bila dolar itu disimpan di lemari,
maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun, dan itu kadang-kadang
akan menyulitkan bila suatu saat dolar itu hendak dijual kembali. Maklum, beberapa bank
seringkali tidak mau membeli mata uang asing Anda bila kondisi uang kertasnya robek,
rusak atau kumal.
Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah
barang-barang Koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak selalu mudah dijual
kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Lukisan misalnya.
Karena pasarnya yang spesifik, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi, sekali terjual,
bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan untung yang lumayan buat orang yang
menjualnya.
M. Hadi Purnama, Page 8
Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, ketahui lebih dulu seberapa
mudahnya produk investasi Anda bisa dijual kembali. Jangan sampai Anda berinvestasi
tapi tidak bisa menjualnya, karena barangnya memang sulit dijual.
3. Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Bayangkan kalau Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen
setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini
seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi
karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai.
Iya dong, beberapa dari Anda mungkin menginginkan produk investasi yang aman dan
konservatif. Tetapi, konsekuensinya adalah bahwa Hasil Investasi yang didapat mungkin
saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus Anda alami
dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi risiko ini? Jangan menutup diri
terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin Anda belum tahu,
dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan mempertimbangkan segala
konsekuensinya. Lama-kelamaan, Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga
barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa
memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding kenaikan harga barang.
Selamat berinvestasi!
Mitos Para Investor yang Salah Kaprah
Dalam dunia investasi pasar bursa, banyak beredar mitos atau teori-teori yang diyakini memiliki
nilai kebenarannya oleh para investor. Dari sekian banyak yang beredar, pada kesempatan kali
ini kita akan tampilkan beberapa mitos yang menurut kami adalah mitos yang salah. Hal ini
penting untuk dibahas karena jika seorang investor memiliki persepsi yang benar dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar bursa, maka ia akan memiliki mental yang
M. Hadi Purnama, Page 9
matang dalam menghadapi segala resiko yang akan timbul akibat dari investasinya tersebut.
Dengan memiliki mental yang matang, maka tingkat toleransi terhadap resiko juga akan semakin
tinggi, akibatnya anda dapat tidur dengan pulas tanpa perlu dirisaukan oleh aktivitas investasi
anda tersebut. Mari kita lihat satu per satu mitos tersebut.
Berinvestasi di saham sama dengan berjudi
Banyak kalang berpendapat bahwa berinvestasi di pasar modal sama saja dengan bermain judi,
harga saham yang hari ini naik, besok turun, bergerak secara fluktuatif dapat menyebabkan
kerugian yang besar. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri, dan memang dapat menyebabkan
kerugian bagi anda bila pola investasi yang diterapkan tidak benar. Investasi saham adalah
investasi yang bersifat jangka panjang, dengan pendekatan strategi jangka pendek dapat
menyebabkan kerugian, apalagi untuk investor pemula. Jadi kerugian yang timbul bukan karena
sifat investasinya yang seperti judi, tetapi cara pendekatannya yang tidak tepat. Mari kita lihat
lebih dalam lagi perbedaan antara berinvestasi saham dengan berjudi.
Untung mengerti perbedaan mendasar diantara keduanya tersebut, pertama-tama kita akan
membahas pengertian dari saham atau pemegang saham itu sendiri. Dalam pengertiannya para
pemegang saham yang dapat diartikan sebagai pemilik dari perusahaan akan mendapatkan sisa
dari penghasilan perusahaan setelah melunasi semua kewajibannya seperti pembayaran bahan
baku, gaji pegawai, bunga, pajak dan lain-lain. Sisa yang akan didapat ini bisa saja dalam jumlah
yang besar, kecil, bahkan negatif tergantung dari baik atau tidaknya kondisi perusahaan.
Karena akan mendapatkan sisa dari pendapatan itulah, para pemegang saham memiliki resiko
yang lebih besar dibandingkan dengan pihak lain yang terlibat dalam perusahaan itu. Oleh
karenanya para pemegang saham (investor) akan memiliki harapan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Dalam dunia usaha, perubahan kondisi selalu
berubah dari waktu ke waktu, demikian juga dengan pandangan atau harapan dari para investor
terhadap sisa yang akan didapat tadi juga selalu berubah, oleh karena itu harga saham yang juga
merupakan cermin dari harapan para investor juga selalu berfluktuasi. Tapi ada suatu hal yang
diyakini, dalam jangka panjang investasi yang telah mereka tanamkan akan membawa hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lain yang lebih aman seperti tabungan, deposito,
obligasi dan lain-lain. Oleh karena itu investasi dalam bursa saham merupakan investasi yang
memerlukan pendekatan waktu yang panjang.
Dengan pendekatan yang kita sebutkan di atas, maka pola bermain saham sudah sangat jauh
berbeda dengan main judi. Anda dapat membeli sejumlah saham, simpanlah dalam jangka waktu
yang lama, walaupun harganya berfluktuatif, kemungkinan anda akan mendapatkan hasil yang
besar dalam periode waktu tersebut. Lagi pula, tidak akan ada satu orangpun yang akan
dirugikan akibat keuntungan anda dalam berinvestasi tersebut. Sedangkan pada permainan judi,
setiap keuntungan rupiah yang didapat akan mengakibatkan kerugian pada pihak lain. Hal ini
terjadi karena judi tidak menghasilkan apa-apa, tidak memproduksi barang, dan karenanya
keuntungan yang didapat hanya berasal dari kerugian pihak lain. Sedangkan dalam berinvestasi
di perusahaan (saham), keuntungan yang terjadi (harga saham naik) dikarena perusahaan
memproduksi sesuatu sehingga nilai perusahaannya meningkat karena keuntungan yang
diperoleh, jadi dalam hal ini tidak ada pihak lain yang dirugikan. Sampai disini, tentulah sudah
semakin jelas perbedaan antara investasi saham dengan main judi.
Dari rangkaian cerita di atas dapat kita simpulkan dua hal yang penting mengenai perbedaan
antara investasi saham denga judi:
· Pada permainan judi, terjadi transfer kekayaan dari pihak yang kalah kepada pihak yang
menang karena judi tidak memproduksi apa-apa. Sedangkan kenaikan harga saham
disebabkan oleh nilai perusahaan yang meningkat karena keuntungan yang diperoleh karena
memproduksi sesuatu.
· Investasi saham memerlukan pendekatan waktu jangka panjang, karena walaupun harga
saham bergerak secara fluktuatif, dalam jangka panjang akan memiliki trend yang meningkat.
M. Hadi Purnama, Page 10
Dengan menyadari perbedaan di atas, diharapkan para investor akan memiliki kepercayaan diri
untuk memiliki horison investasi jangka panjang dan tidak panik mengambil keputusan yang
salah melihat fluktuasi harga saham yang terjadi.
Perkiraan pergerakan harga merupakan kunci sukses berinvestasi
Mitos ini juga termasuk salah satu mitos yang sangat populer diantara investor. Banyak yang
beranggapan untuk sukses berinvestasi di pasar modal, seseorang harus memiliki kemampuan
untuk memperkirakan kemana arah pergerakan harga suatu saham. Mengapa ini dapat terjadi?
Karena banyak yang beranggapan bahwa harga saham selalu bergerak dalam kisaran tertentu,
dengan kemampuan memprediksi arah pergerakan harga maka dapat melakukan pembelian
pada harga dibawah kisaran dan menjual pada harga di atas kisaran. Hal ini memang merupakan
sifat dari manusia, yang cenderung ingin mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Dan ini menyebabkan banyak investor pemula beranggapan bahwa kunci sukses
berinvestasi adalah pada kemampuan menebak pergerakan harga saham. Jelas mitos ini
merupakan suatu kesalahan.
Tapi mengapa banyak sekali tersedia informasi mengenai prediksi pergerakkan harga saham
yang disediakan untuk para investor? Sebagian besar sekuritas-sekuritas menyediakan tenaga
analis untuk memberikan informasi kepada nasabahnya mengenai prediksi harga saham. Hal ini
terjadi karena bagi mereka jauh lebih mudah untuk menyediakan informasi tersebut dari pada
berusaha untuk merubah cara berpikir yang sudah terlanjur salah kaprah ini. Disamping itu juga
dengan memperoleh nasabah yang aktif bertransaksi berdasarkan informasi yang diberikan akan
menghasilkan keuntungan yang besar juga bagi sekuritas tersebut. Tetapi sejujurnya, cara yang
paling tepat untuk mendapatkan uang melalui pasar modal adalah menggunakan metode beli
dan disimpan untuk jangka panjang dan hindarilah strategi beli dan jual berdasarkan informasi
prediksi harga saham.
Mudah-mudahan anda tidak salah paham, bukannya kami merendahkan kemampuan dari para
analis atau pakar yang selalu memberikan informasi kepada para investor. Dan juga tidak dapat
disangkal bila ada seseorang yang mampu dengan tepat memprediksi pergerakan harga dengan
tepat, maka ia atau pengikutnya akan mendapatkan keuntungan yang besar dari hasil
ramalannya tersebut. Tetapi kalau kita mau bersikap realistis, mana ada orang yang selalu
berhasil memprediksi pergerakan harga dengan tepat. Seseorang yang sudah sangat
berpengalaman pun pasti pernah meleset dalam memperkirakan pergerakan harga saham.
Mengapa? Seperti yang sudah kita bahas di depan, bahwa perubahan harga saham disebabkan
oleh persepsi atau harapan dari para investor atas return yang akan mereka dapatkan dari
investasi mereka. Dan persepsi ini merupakan suatu kejadian yang berdiri sendiri di antara para
investor tanpa berkaitan satu sama lain. Dari macam-macam investor yang memiliki latar
belakang yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula atas suatu kejadian,
sehingga sulit bagi kira untuk menebak apa yang ada di benak orang lain. Selain itu, suatu
kejadian yang akan mempengaruhi persepsi para investor yang nantinya juga mempengaruhi
pergerakan harga saham, seringkali datang tanpa diduga sama sekali, misalnya bencana alam,
kebakaran, aksi mogok, peristiwa politik dll. Jadi kesimpulannya akan sulit bagi seseorang untuk
memperkirakan secara pasti kemana arah pergerakan harga saham.
Kembali akan timbul pertanyaan, kalau saya tidak memonitor perkembangan pasar bursa,
bagaimana saya akan berhasil sebagai investor?
Memonitor dan mengawasi perkembangan adalah hal yang baik. Yang menjadi tidak baik adalah
reaksi kita atas perkembangan yang terjadi sehingga menjadi panik dan mengambil keputusan
yang salah. Yang perlu disadari adalah yang mengatur portofolio anda adalah anda sendiri,
bukannya pasar. Dengan memiliki disiplin dalam berinvestasi akan memberikan katahanan
mental yang baik bagi anda. Untuk membantu anda dalam menentukan sikap, anda dapat baca
lebih jauh artikel kami mengenai kapan menjual?
M. Hadi Purnama, Page 11
Percayalah, apabila anda memilih saham dengan baik, maka anda tidak perlu dikhawatirkan
dengan kejadian-kejadian jangka pendek yang membuat anda tidak dapat tidur dengan tenang.
Apabila anda yakin perusahaan yang telah anda pilih memiliki manajemen yang baik, mereka
akan keluar dari setiap kesulitan dan membuat uang untuk anda. Dan perlu kami tekankan sekali
lagi, bahwa investasi saham merupakan investasi jangka panjang.
Yang sudah naik akan turun, yang sudah turun akan naik
Banyak sekali investor yang percaya akan mitos ini, sehingga menghasilkan sikap untuk membeli
pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi. Mari kita lihat lebih dalam lagi, bagaimana
mitos ini dapat menyebabkan anda salah dalam mengambil keputusan.
Mungkin anda pernah mengalami hal ini, suatu hari anda amati bahwa harga saham suatu
perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, langka berikutnya tentu anda cari tahu
alasan dibalik kenaikan harga tersebut dan dengan melakukan analisa anda berkesimpulan
bahwa saham tersebut memiliki fundamental yang baik. Selanjutnya pada saat hendak membeli,
timbul keraguan bahwa harganya sudah keburu naik, mungkin sudah ketinggian, akhirnya anda
mengambil keputusan untuk menunggu harga sahamnya turun dulu. Tapi ternyata harganya tidak
turun-turun dan anda sudah melewatkan suatu kesempatan yang baik. Hal ini dikarenakan anda
percaya pada mitos bahwa apa yang sudah naik akan turun.
Perlu diketahui bahwa tidak berarti bahwa suatu harga saham yang telah naik banyak tidak dapat
naik lebih tinggi lagi. Perusahaan yang memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan dimasa
yang akan datang akan memiliki saham yang harganya terus meningkat di kemudian hari. Inti
yang dapat dipetik dari cerita ini adalah, sekali menemukan suatu saham yang memiliki
fundamental yang baik, jangan menunggu harganya turun untuk mengambil posisi.
Cerita yang lain lagi adalah anda melihat harga saham suatu perusahaan telah mengalami
penurunan yang signifikan, karena anda percaya pada mitos apa yang sudah turun akan naik,
maka anda membeli saham tersebut dengan harapan bahwa harganya akan kembali ke posisi
semula. Ternyata saham yang telah anda beli harganya bukannya naik tetapi semakin turun. Apa
yang salah?
Proses investasi di bursa saham memerlukan strategi yang benar, jangan sekali-kali melakukan
pembelian hanya berdasarkan mitos atau kepercayaan yang berlaku umum yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Tidak ada jaminan bahwa harga yang sudah naik akan turun dan tidak
ada jaminan bahwa harga yang sudah turun akan naik.
Suatu perusahaan yang kinerjanya buruk akan menyebabkan harganya turun dan selama pihak
manajemen tidak memperbaiki kondisi perusahaan maka harga sahamnya tidak akan naik
kembali.
Intisari yang ingin kami sampaikan kepada anda adalah, bila anda telah mengambil keputusan
untuk berinvestasi di bursa pasar modal, maka jadilah investor yang profesional. Jangan
bertindak berdasarkan mitos-mitos tetapi berdasarkan pertimbangan profesional yang bisa
dipertanggungjawabkan sehingga anda mengerti betul resiko apa yang dihadapi dan dapat
mengambil sikap yang bijaksana atas resiko yang timbul dari aksi investasi tersebut.
M. Hadi Purnama, Page 12
MENYIKAPI IKLAN (TAWARAN) INVESTASI DI MEDIA MASSA
Kalau Anda perhatikan dalam beberapa tahun terakhir ini, ada banyak sekali iklan yang muncul di
koran-koran menawarkan berbagai macam kesempatan berinvestasi. Dari mulai iklan yang
berukuran kecil, sedang sampai besar. Bagaimana Anda sebagai anggota masyarakat menyikapi
hal tersebut?
Masih segar dalam ingatan kita tentang bangkrutnya perusahaan Gee Cosmos baru-baru ini.
Kalau Anda ingat, Gee Cosmos adalah sebuah perusahaan yang menawarkan kesempatan
berinvestasi kepada masyarakat Indonesia. Iklannya terpasang di mana-mana, termasuk di
berbagai media cetak nasional. Tapi kalau Anda perhatikan, Gee Cosmos sebetulnya bukan
satu-satunya perusahaan yang menawarkan kesempatan berinvestasi bagi masyarakat. Ada
banyak sekali iklan-iklan investasi yang muncul di berbagai media.
Berbagai Jenis Iklan Investasi
Iklan (atau saya sering menyebutnya "tawaran") Investasi seperti itu biasanya dipasang oleh
sebuah perusahaan tertentu, di mana iklan itu memberikan kesempatan bagi Anda untuk bisa
berinvestasi dan mendapatkan keuntungan dari investasi itu. Kalau dilihat, biasanya investasi
yang ditawarkan dalam iklan-iklan tersebut bisa dibagi ke dalam beberapa jenis tertentu :

Investasi dalam Usaha Agribisnis. Iklan investasi ini menawarkan kepada Anda untuk
berinvestasi ke dalam bidang-bidang usaha seperti perkebunan, di mana hasil
perkebunan itu nanti bisa dijual dan dari situlah Anda sebagai investor akan ikut
mendapatkan keuntungan.

Investasi dalam Usaha Peternakan. Ada juga iklan investasi yang menawarkan kepada
Anda untuk berinvestasi ke usaha pengembangbiakan ternak, seperti itik, ayam, dan lain
M. Hadi Purnama, Page 13
sebagainya. Nantinya, telur-telur yang dihasilkan oleh ternak itulah yang akan dijual, atau
malah (tergantung jenis ternaknya), ternak itu sendirilah yang dijual, dan Anda sebagai
investor akan mendapatkan pembagian keuntungannya.

Investasi dalam Usaha Perdagangan. Anda juga bisa ikut berinvestasi dalam sebuah
usaha perdagangan, seperti toko atau usaha apapun yang melibatkan jual beli barang.

Investasi dalam Usaha Jasa. Ini adalah tawaran untuk berinvestasi pada usaha-usaha
jasa seperti warnet, bimbingan belajar, dan sebagainya yang bersifat jasa.
Di luar itu, biasanya ada dua investasi lain, yang kalau diteliti sebetulnya merupakan investasi
yang harus diwaspadai, yaitu:

Money Game
Ini adalah sebuah skema investasi di mana Anda diminta memasukkan sejumlah uang,
dan dengan mensponsori sejumlah orang, serta apabila pensponsoran itu sudah sampai
pada level tertentu, Anda akan mendapatkan sejumlah uang.
Skema seperti ini biasanya sama dengan skema piramid. Anda hanya untung kalau Anda
join lebih dulu. Sedangkan kalau Anda join belakangan, seringkali Anda sulit untuk bisa
memiliki penghasilan yang lebih besar daripada orang diatas Anda yang sudah lebih
dulu.
Terserah Anda apakah Anda akan ikut dalam Money Game atau tidak, mengingat di
Indonesia belum ada undang-undang yang melarangnya. Tapi tak ada salahnya Anda
mempelajari dulu skema investasi tersebut
hingga
berkali-kali,
dengan
mempertimbangkan segala macam risiko dan potensi keuntungannya, sebelum Anda
memutuskan untuk ikut di dalamnya.

Bank Gelap
Ini adalah sebuah tawaran untuk berinvestasi pada sebuah lembaga, untuk lalu uang
tersebut akan diinvestasikan entah kemana oleh lembaga tersebut, dan si nasabah nanti
akan mendapatkan janji untuk menerima hasil yang cukup tinggi setiap bulannya. Persis
seperti praktek dari sebuah bank, tapi tanpa memiliki izin praktek seperti sebuah bank.
Karena itu namanya Bank Gelap. Investasi pada Bank Gelap sebaiknya diwaspadai,
mengingat banyak pelaku bank gelap yang kabur membawa uang nasabah.
Keuntungan yang Ditawarkan
Kalau Anda perhatikan, iklan-iklan investasi itu banyak yang menawarkan hasil investasi yang
cukup tinggi. Bisa sampai 5 persen sebulan, bahkan 10 persen. Kalau misalnya hasil Investasi
yang didapat benar bisa mencapai --katakan-- 5 persen sebulan, itu berarti dalam setahun Anda
bisa mendapatkan sekitar 60 persen!
"Masak iya sih? Wong bunga deposito saja jauh di bawah itu, kok." Begitu mungkin Anda
berpikir. Ya, jangan disamakan. Ini kan usaha. Yang namanya usaha, beda dengan kalau Anda
berinvestasi lewat deposito bank. Hasil investasi yang tinggi mungkin tidak bisa Anda dapatkan di
deposito, tapi kalau Anda buka usaha, katering misalnya, hasil investasi sebesar itu bisa saja
dicapai. Memang, risikonya juga harus Anda pertimbangkan. Umumnya, hasil investasi yang
tinggi bisa didapat dengan risiko yang besar pula. Sama sajalah kalau Anda buka usaha. Ada
risiko usaha Anda tidak laku dan Anda merugi kan?
Tips Sebelum Berinvestasi
Ada empat langkah yang harus Anda lalui sebelum Anda memutuskan untuk mengambil sebuah
tawaran investasi.
M. Hadi Purnama, Page 14
1. Tentukan terlebih dahulu investasi jenis apakah itu. Bedakan apakah itu betul-betul
sebuah investasi ataukah hanya sekadar money game atau bank gelap. Kita sudah
membahas tentang macam-macam iklan investasi yang umumnya ada. Pastikan Anda
mengetahui investasi apa yang ditawarkan. Jangan sampai Anda menaruh uang pada
investasi yang tidak Anda kenal dan ketahui seluk-beluknya.
2. Setelah Anda mengetahui jenis investasinya, lihat seberapa besar keuntungan investasi
yang ditawarkan oleh mereka. Kemudian pastikan Anda memahami bagaimana
keuntungan yang besar itu bisa didapat, dan apakah Anda memang menguasai
perhitungannya bagaimana keuntungan besar itu bisa didapat. Jangan lupa bahwa orang
seringkali terlena dengan tawaran hasil investasi yang mungkin didapat, tanpa
mempelajari lebih dulu apakah hasil investasi yang ditawarkan masuk akal atau tidak.
3. Lihat juga lokasi di mana usaha itu dilakukan. Pikir dua tiga kali dulu kalau memang
lokasi usahanya jauh dari tempat Anda tinggal sehingga sulit untuk Anda pantau.
Kadang-kadang, jauhnya lokasi usaha dari tempat Anda tinggal bisa membuat Anda sulit
mengetahui kebenaran tentang benar tidaknya keberadaan usaha Anda dan apakah
usaha Anda memang betul-betul menguntungkan atau tidak.
4.
Yang terakhir, lihat kredibilitas dari perusahaan yang menawarkan investasi itu kepada
Anda. Datangi kantornya. Kenali orang-orangnya. Minta bertemu dengan bosnya kalau
perlu. Anda perlu mengenal perusahaan tersebut dari dekat. Kalau Anda tidak yakin
terhadap kredibilitas perusahaan tersebut, lupakan investasi itu. Selamat berinvestasi.
BELAJAR DARI GEE COSMOS INDONESIA
Bangkrutnya perusahaan Gee Cosmos Indonesia, yang telah banyak memakan korban dari para
anggota masyarakat. Rubrik Ulas Uang kali ini akan membahas tentang pelajaran apa yang bisa
kita ambil dari peristiwa tersebut, agar hal itu tidak perlu terulang lagi kepada kita.
Tahun 2001 lalu, muncul sebuah perusahaan yang menawarkan konsep baru dalam perbaikan
hidup melalui sebuah tawaran inves-tasi. Perusahaan tersebut bernama Gee Cosmos Indonesia.
Bentuk tawaran investasinya boleh dikatakan baru dan bisa dikatakan sebagai suatu inovasi
dalam berinvestasi.
Yang mereka tawarkan persisnya adalah kerja sama pembiayaan iklan, dimana Anda bisa
membiayai iklan dari suatu produk, dan apabila penjualan produk itu mendapatkan keuntungan,
Anda sebagai investor iklannya akan mendapatkan pembagian keuntungan yang besarnya
tergantung dari barang apa yang diiklankan, dan berapa besar uang yang Anda investasikan.
Anda sendirilah yang memilih produk apa yang ingin Anda iklankan dan media apa yang ingin
digunakan untuk mempromosikan produk tersebut. Kemudian, Anda tinggal menyetorkan
sejumlah dana yang besarnya tergantung dari media apa yang dipilih (media yang paling mahal
tentunya media televisi).
MARI KITA PELAJARI
Kalau kita perhatikan, sebuah perusahaan yang mengeluarkan sebuah produk tentunya
membutuhkan promosi agar produknya dapat dikenal oleh masyarakat. Dan promosi, tentunya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika dana perusahaan tidak dapat mencukupi untuk biaya
promosi produknya, tentunya dia akan mencari dana dari luar perusahaannya. Caranya tentu
bermacam-macam, bisa dengan meminjam uang ke bank, menerbitkan saham atau obligasi,
atau menggunakan dana dari sebuah lembaga keuangan. Setiap cara mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Termasuk mencari dana dengan menawarkan tawaran investasi
kepada masyarakat. Inilah yang dilakukan oleh Gee Cosmos. Sayangnya, ada beberapa
kelemahan dalam Gee Cosmos Indonesia ini:
M. Hadi Purnama, Page 15
1. Kriteria Untung Rugi yang tidak jelas
Gee Cosmos tidak memiliki kriteria yang transparan mengenai bagaimana suatu produk
yang diiklankan (oleh investor) mengalami untung atau rugi. Dia juga tidak menjelaskan
bagaimana hubungan antara promosi dengan laba yang dihasilkan. Maksudnya begini,
kalau investasi untuk biaya promosi sebesar 1 milyar dan laba yang dihasilkan adalah 2
milyar, bagaimana menghitung partisipasi promosi dalam menghasilkan laba tersebut?
Ini karena laba yang dihasilkan tidak hanya didasarkan oleh besarnya promosi yang
dilakukan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor politik, kualitas produk, atau sistem
distribusinya. Kalau untung saja belum ada kriterianya, bagaimana kalau rugi?
2. Pengawasan & Pengetahuan
Dana yang dikumpulkan oleh Gee Cosmos Indonesia akan digunakan di Jepang, sebuah
negara yang jauh dari Indonesia. Tentunya ini akan menyulitkan kita dalam mengawasi
perkembangan dana yang diinvestasikan. Iya, dong, ongkos pulang pergi ke Jepang saja
mungkin tidak sebanding dengan hasil yang kita terima. Atau kalau kita menggunakan
Internet, rasanya kita perlu belajar bahasa dan tulisan Jepang.
Selain masalah pengawasan, kita juga tidak tahu mengenai produk yang kita biayai
iklannya, karena yang dikirimkan hanya brosurnya saja. Bagaimana dengan kualitasnya?
Atau bagaimana dengan kapasitas perusahaan memproduksi produknya, karena
percuma juga kalau kita gencar promosi, tetapi perusahaan tidak dapat memenuhi
jumlah produk yang dibutuhkan oleh pasar.
PELAKUNYA YANG NAKAL
Saya turut prihatin dengan para korban penipuan Gee Cosmos Indonesia. Menurut saya, konsep
investasi untuk membiayai iklan memang bagus, tetapi sayangnya pelakunya yang nakal. Inilah
yang terjadi dengan Gee Cosmos.
Memang, terkadang suatu musibah dapat memberikan hikmah yang lebih baik. Mudah-mudahan
kelak ada sebuah perusahaan yang benar-benar bertujuan baik untuk memberikan tawaran
investasi dalam bentuk pembiayaan iklan. Dan ketika saat itu muncul, saya juga berharap
pemerintah sudah menyiapkan segala perangkatnya agar masyarakat tidak lagi dirugikan seperti
sekarang ini.
Sekali lagi saya turut prihatin, semoga musibah ini dapat memberikan hikmah kepada kita agar
lebih cermat dalam memilih media investasi.
PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL
Lalu, pelajaran apa yang bisa diambil dari Gee Cosmos? Ini dia:
1. Pelajari terlebih dahulu setiap tawaran investasi yang datang kepada Anda. Jangan
terlalu terpengaruh apakah tawaran investasi itu memang gencar diiklankan dimanamana. Yang paling penting adalah apakah Anda menguasai 'permainannya'. Jangan
berinvestasi sebelum Anda memang betul-betul mengerti cara kerja dari investasi
tersebut. Ingat, risiko investasi bisa ditekan bila Anda memang menguasai seluk-beluk
investasinya.
2. Bila Anda memang sudah menguasai cara kerjanya, perhatikan apakah Anda memang
bisa setiap saat memantau investasi Anda. Investasi yang dilakukan jauh dari rumah
seringkali sulit dipantau, sehingga risiko investasi Anda bisa jadi jauh lebih besar
dibanding bila investasi tersebut berada pada jarak yang memang bisa Anda awasi. Pikir
M. Hadi Purnama, Page 16
dulu dua tiga kali sebelum Anda melakukan investasi di tempat yang jaraknya jauh dari
Anda dan sulit untuk dipantau.
3. Perhatikan kredibilitas dan bonadifiditas dari perusahaan yang menawarkan investasi
tersebut. Sebuah perusahaan yang memberikan tawaran investasi kepada masyarakat
seharusnya memiliki kredibilitas dan bonafiditas yang baik. Termasuk dari segi tempat
dan orang-orang yang berada di dalamnya, seperti siapa direksi dan pemegang
sahamnya. Selain itu, juga perlu dilihat bagaimana laporan keuangannya. Dan jangan
berinvestasi sebelum Anda betul-betul yakin dengan perusahaannya.
Perilaku Keuangan dan Keputusan Investasi
Anda pasti mengikuti, apa yang terjadi dengan PT. Qurnia Subur Alam Raya, yang banyak
diberitakan dan diulas oleh media cetak beberapa minggu lalu. Perusahaan agrobisnis yang
menawarkan investasi bagi hasil bagi para investornya dengan tingkat pengembalian yang
diberikan sangat fantastis dalam situasi investasi di sektor lain sangat terbatas. Banyak investor
terbuai oleh janji-janji keuntungan berlipat, tapi apa yang terjadi? Yang didapat hanyalah kerugian
malah kehilangan modal investasi yang Anda tanamkan.
Masyarakat Indonesia seringkali mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang
tinggi tanpa mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut dapat memberikan
keuntungan. Satu hal yang juga dilupakan oleh mereka para investor bahwa, sisi mata uang
lainnya dalam berinvestasi adalah resiko. Karena hampir dipastikan bahwa tidak ada investasi
yang memberikan keuntungan sangat fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali. Oleh
karenya, dalam artikel kali ini kami ingin berbagi pengetahuan berkenaan dengan prilaku atau
psikologi keuangan individu dalam berinvestasi. Yang mana akan memberikan masukan
mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan sekarang dalam berinvestasi.
Bila Anda mengikuti perkembangan investasi atau penelitian berkenaan dengan investasi,
ternyata prilaku keuangan sangat berperan dalam pengambilan keputusan seseorang mengenai
investasi. Terkadang sikap atau keputusan itu mengakibatkan kerugian bagi investor.
Sebetulnya, sebelum pengambilan keputusan keuangan, Anda akan sangat dipengaruhi oleh
prilaku emosi atau pengetahuan Anda berkenaan dengan investasi. Dengan mengikut sertakan
emosi dalam pengambilan keputusan keuangan yang Anda lakukan tanpa sadar terkadang
malah mengakibatkan kerugian. Sehingga menurut hemat kami perlunya pengetahuan
berkenaan dengan hal ini sehingga Anda dapat menelaah lebih dalam sebelum Anda terjerumus
kedalam investasi yang salah atau harapan mendapatkan keuntungan yang ada hanyalah
kerugian.
Dari beberapa buku mengenai keuangan ada kurang lebih 9 permasalah prilaku yang
mempengaruhi Anda dalam pengambilan keputusan, yang biasanya diluar kesadaran Anda.
dalam artikel kali ini kami akan berbagi beberapa prilaku sehingga dapat membantu Anda dalam
pengambilan keputusan berinvestasi.
Ketakutan (fear)
Dalam kaitannya dengan investasi rasa takut diartikan dengan tidak adanya rasa percaya
terhadap pasar modal. Banyak orang merasa bahwa dengan berinvestasi di pasar modal mereka
takau akan terjadi penurunan pasar yang sangat drastis yang mengakibatkan kerugian atau
M. Hadi Purnama, Page 17
malah kehilangan dan yang dimiliki. Tapi Anda juga tau bahwa penurunan darstis yang terjadi di
pasar modal pastinya dipengaruhi oleh sebab lain yang juga besar. Seperti halnya yang terjadi di
Indonesia beberapa waktu lalu dimana terjadi penurunan indeks yang sangat tajam selama
periode Gus Dur dan setelahnya dari kisaran 700 sampai sekitar 400-an. Kemudian pasar
bergerak kembali dan mencapai indeks 500-an walau terlihat keadaan ini belum stabil. Seperti
halnya yang terjadi di Amerika sekarang ini dimana indeks Dow turun sangat drastis dari kisaran
10,000 sampai 11,000 menjadi hanya dikisaran 8,000 sampai 9,000. Tapi akankan pasar kembali
normal dan memperlihatkan pertumbuhan yang kita semua inginkan. Jawabannya, bisa iya tapi
bisa juga tidak. Tapi yang lebih mendasar bahwa setiap terjadi penurunan dalam pasar modal
akan selalu dipengaruhi oleh kejadian lainnya.
Ketakutan individu yang lain untuk berinvestasi di pasar modal adalah tingginya tingkat
volatilitasnya. Atau perubahan harga naik dan turun sangat besar dan cepat. Mungkin ini ada
benarnya, tapi saya ingin berbagi pandangan dan pengetahun berkenaan dengan hal ini. Satu
illustrasi, bagaimana Anda akan mengukur jarak dari rumah Anda ke kantor, apakah dalam mm
atau dalam km? Bagi mereka yang melihat perubahan harga dari hari-kehari dana bulan kebulan
mungkin akan berkesimpulan bahwa berinvestasi di pasar modal sangat riskan karena
perubahan naik dan turunnya sangat besar dan cepat.
Dalam jangka pendek memang terlihat bahwa pasar sangat besar perubahan naik dan turunnya.
Tapi bila ditarik jangka waktu investasinya maka akan terlihat bahwa pasar modal tidaklah
beresiko seperti yang Anda bayangkan. Setiap investasi pastinya beresiko, demikian pula
dengan berinvestasi di pasar modal, tapi dengan jangka waktu yang lebih panjang, pasar modal
memberikan peluang untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup dengan resiko tetap
terukur. Kebanyakan para pemain atau investor di pasar modal di Indonesia adalah pemain
jangka pendek. Sehingga mereka sangat percaya bahwa pasar modal sangat tinggi
volatilitasnya. Sekarang cobalah melihat dari jangka waktu yang lebih panjang, dan terus
berinvestasi.
Keserakahan (Greed)
Keserakahan dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang terlalu tinggi terhadap pasar
modal maupun sarana investasi lain dan hal ini sangat berbahaya terhadap kesehatan keuangan
keluarga Anda sama halnya seperti ketakutan.
Investor yang sudah lama berkecimpung di pasar modal seringkali merasa sangat yakin dengan
pilihan investasinya, sehingga mereka sering mengabaikan bahwa harga saham dari suatu
saham juga mengalami penurunan. Bila Anda membeli saham dengan harga Rp.2,000 persahamnya, maka di harga berapa mereka akan menjualnya? Tentunya dengan keyakinan bahwa
harga saham akan meningkat mereka mematok keuntungan untuk saham ini, misalnya mereka
akan menjual di harga Rp.2,500 atau 25%. Paling tidak Anda mengharapkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Karena Anda mengatakan bahwa tingkat resiko
bermain saham lebih tinggi dari deposito. Memang itu ada benarnya, tapi bila ditanyakan
pertanyaan selanjutnya yang berbunyi seperti ini, bagaimana bila harga turun, akankan kamu
menjual diharga lebih murah dari Rp.2,000? Kami yakin tidak banyak investor yang akan
menjualnya. Sepertinya mereka meluapkan bahwa harga saham mungkin malah sangat mungkin
untuk mengalami penurunan.
Bila berinvestasi di saham banyak orang yang sangat yakin dan hanya terfokus pada tingkat
pengembalian yang diharapkan dan melupakan resiko yang juga terkandung di dalamnya.
Mungkin hal ini juga terjadi dengan para investor yang menanamkan uangnya di PT. QSAR
dimana mereka hanya melihat satu sisi mata koin investasi dan terfokus dengan tingkat
pengembalian yang fantastis dan melupakan bahwa sebenarnya bisnis agrobisnis juga mungkin
mengalami kerugian, malah Bob Sadino mengatakan, berinvestasi di agrobisnis harus siap
mengalami kerugian. Setelah semuanya menjadi bubur, uang investasi masyarakat yang
jumlahnya tidak kurang dari Rp.500 milyar menguap, investor baru sibuk menanyakan uang
investasinya. Menurut hemat kami, Anda sebagai individu harus sadar dan melihat kedua sisi
M. Hadi Purnama, Page 18
mata uang investasi. Tingkat pengembalian tinggi pastinya diimbangi dengan tingkat resiko yang
sesuai. Jangan mudah terbuai hanya dengan bujukan atau rayuan penjual tapi pelajari dan telaah
terlebih dahulu, jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi Anda.
Penyesalan (Regret)
Satu hal lain yang menurut kami juga sangat berpengaruh adalah rasa penyesalan. Dalam hal ini
dapat diartikan sebagai harapan bahwa Anda tidak melakukan apa yang pernah Anda lakukan
dalam berinvestasi. Seperti halnya, para investor di PT. QSAR. Esensinya, bahwa dengan
kesalahan serta rasa penyesalan ini membuat Anda merasa bodoh. Oleh karenanya banyak
orang mencoba untuk menghindari penyesalan. Penyesalan merupakan prilaku emosi yang
sangat berpengaruh terhadap prilaku keuangan Anda.
Sebagai illustrasi, kami mencoba memberikan contoh apa yang dilakukan orang untuk
menghindari penyesalan. Katakanlah bahwa Anda dan kakak Anda dalam situasi keuangan yang
sama dan dalam prilaku investasi yang sama pula. Tiba-tiba, Orang tua Anda meninggal dan
mewariskan Rp.100 juta dalam bentuk deposito untuk Anda dan Rp.100 juta dalam bentuk
saham untuk kakak Anda. Anda dan kakak Anda tidak merasa nyaman dengan investasi ini,
investasi dalam bentuk deposito terlalu konservatif untuk Anda dan bermain di saham terlalu
beresiko untuk kakak Anda, apa yang menurut Anda akan dilakukan oleh kakak beradik ini?
Kemungkinan terbesar adalah bahwa mereka tidak akan melakukan apa-apa dengan investasi
tersebut.
Mengapa? karena disatu sisi Anda merasa apabila dipindahkan dalam investasi jenis lain dan
ternyata mengalami kerugian, maka Anda akan merasa bahwa Anda salah dalam mengambil
tindakan dan akan merasa penyesalan. Untuk menghindarinya mereka tidak melakukan apa-apa.
Demikian pula dengan kakak Anda, dengan memindahkan investasi dari saham, kakak Anda
takut pasar modal akan memberikan keuntungan besar didepan, yang nantinya membuat
penyesalan. Dengan pemikiran untuk menghindari penyesalan kakak Anda juga tidak melakukan
apa-apa dengan investasi dari warisan tersebut. Ini merupakan illustasi dan sangat mungkin
terjadi.
Banyak investor yang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal untuk menghindari penyesalan.
Banyak dari mereka yang mempertahankan saham yang menurun dari nilainya dengan tajam
dengan harapan akan kembali naik dan mendapatkan kembali modalnya. Mereka beranggapan
bahwa apabila mereka belum menjual saham tersebut, mereka merasa bahwa mereka belum
merasa rugi. Dengan menjual saham tersebut sama saja dengan mengatakan bahwa mereka
gagal dan kegagalan tersebut mengakitkan rasa penyesalan.
Tindakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan emosi sangat riskan dan dapat
mengakibatkan kerugian. Misalkan saja, Anda menginvestasikan Rp.10 juta dalam bentuk
saham, dan saham tersebut mengalami penurunan drastis yang mengakibatkan penurunan nilai
sampai 50% menjadi Rp.5 juta. Anda tidak akan menjualnya, dengan beranggapan bahwa
dengan menjualnya Anda mengakui kesalahan Anda. dengan begitu Anda tetap
mempertahankannya dan menunggu sampai saham tersebut kembali ke level harga sebelumnya.
Ada beberapa masalah dengan strategi ini:
1. Dengan investasi yang telah menjadi Rp5 juta dari sebelumnya Rp.10 juta, Anda
mengharapkan untuk kembali ke nilai asal maka investasi tersebut harus memperoleh
tingkat pengembalian 100% walau sebelumnya Anda hanya kehilangan 50% dari
penurunan harga saham yang Anda miliki. Jadi dua kali lipat untuk bertumbuh daripada
menurun.
M. Hadi Purnama, Page 19
2. Mungkin memang investasi itu mendapatkan 100% tapi itu pastinya membutuhkan waktu
yang panjang. atau Anda dapat memilih invetasi lain dengan kemungkinan mendapatkan
hasil yang sama akan lebih besar.
3. Dengan perasaan bahwa sebelum Anda menjualnya, Anda tidak merugi menjadi sangat
membahayakan.
Contoh lainnya adalah bila Anda memiliki dana yang cukup besar, dan Anda beranggapan bahwa
sebaiknya menginvestasikannya secara berkala-dollar cost averaging-tapi hal ini bukanlah
investasi dollar cost averaging yang benar. Bila Anda memiliki dana yang besar dan
menginvestasikan dengan mencicil dan merasa takut dimana pasar akan turun dengan drastis
dan membuat Anda merugi. Untuk itu mungkin bsia dilakukan, tapi hal ii tidak akan membuat
Anda menjadi kaya. hal ini dilakukan karena takut adanya penyesalan di kemudian hari.
Kami berharap dengan paparan ini, dan penjelasan beberapa prilaku keuangan yang dipengaruhi
oleh emosi seperti diatas dapat membantu anda dalam mengenali prilaku tersebut sehingga
dapat mengurangi pengambilan keputusan keuangan berdasarkan emosi semata dan mulai
menghitungnya secara keuangan.
Semoga bermanfaat.
POJOK 'PESAN' (PEtuah Solusi KeuangAN) EUREKA
1. Jangan mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang tinggi tanpa
mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut dapat memberikan keuntungan.
2. Hampir bisa dipastikan bahwa tidak ada investasi yang memberikan keuntungan sangat
fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali.
3. Keputusan keuangan Anda sangat dipengaruhi oleh prilaku emosi atau pengetahuan Anda
berkenaan dengan investasi. Dengan mengikuti emosi dalam pengambilan keputusan
keuangan yang Anda lakukan tanpa sadar terkadang malah mengakibatkan kerugian.
4. Ketakutan biasanya sangat mempengaruhi Anda dalam pengambilan keputusan. Sebaiknya
lakukan telaah dan analisa perhitungan dengan cukup baik dan ambilah keputusan
berdasarkan hal itu. Jangan hanyan mengikuti emosi semata.
5.
Keserakahan terkadang menyelimuti atau menutupi Anda dari kenyataan. Terkadang Anda
hanya melihat satu sisi mata uang karena tingkat pengembalian yang sangat fantastis, tapi
Anda melupakan sisi mata uang lainnya, yaitu resiko.
6. Kesalahan dalam mengambil keputusan berinvestasi dapat mengakibatkan penyesalan yang
dalam. Sehingga secara naluri mereka akan melakukan hal-hal yang menghindari mereka
utnuk merasakan penyesalan. Walau terkadang hal ini merusak tatanan keuangan Anda.
M. Hadi Purnama, Page 20
Adakah Investasi Profit Tinggi Tanpa Resiko?
Pelajaran berharga dari investasi bagi hasil PT. Qurnia Subur Alam Raya
Hukum yang sangat popular dalam sektor investasi, menyatakan bahwa high risk high return,
ternyata tidak selamanya diterima oleh masyarakat apalagi mereka yang sekedar tau mengenai
investasi.
Beberapa minggu ini, banyak sekali diberitakan oleh media masa mengenai kebangkrutan PT.
Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) yang merugikan lebih dari 6000 investor dengan jumlah total
dana yang diinvestasikan tidak kurang dari Rp.500 miliar. Keinginan untuk mendapatkan profit
tinggi, ternyata yang didapat malah kerugian bahkan kehilangan modal ditempatkan.
PT. QSAR merupakan salah datu dari lebih kurang 45 perusahaan yang bergerak dalam
agrobisnis yang menawarkan investasi bagi hasil bagi investor yang tertarik. Umumnya tingkat
pengembalian yang ditawarkan diluar akal sehat, jauh lebih tinggi dari tingkat pengembalian
tabungan maupun deposito. Dalam klosal kerjasama yang dikeluarkan, PT. QSAR selalu
menjanjikan tingkat pengembalian antara 15-20% perbulannya. Ditambah lagi bahwa investor
tidak akan pernah kehilangan dananya walau perusahaan dalam hal ini gagal panen (keuntungan
dalam bisnis di sektor agrobisnis sangat tergantung dengan keberhasilan panen). Kerugian
mungkin terjadi bila terjadi bencana dimana itu semua diluar dari kuasa manjemen.
Menurut penuturan beberapa investor yang menginvestasikan dananya, dalam beberapa bulan
pertama mereka menempatkan uang, PT. QSAR selalu memberikan keuntungan setiap
bulannya. Dari pengalaman itu mereka selalu saja menambah dana yang ditempatkan dan
mengajak banyak orang baik saudara maupun teman sejwat untuk juga ikut menginvestasikan
dananya di PT. QSAR. Tanpa diduga sebelumnya, PT. QSAR dinyatakan bangkrut dibulan Mei
2002, yang mengakibatkan hampir semua dana yang dikelola tidak dapat dikembalikan.
Keuntungan yang diharapkan tidak kunjung datang, apalagi dana yang ditempatkan.
Fenomena investasi seperti ini selalu terulang lagi di Indonesia. Masyarakat kita tidak belajar dari
berbagai investasi yang menjerumuskan sebelumnya. Dimasa-masa krisis, berbagai bentuk
investasi yang tidak masuk akal tumbuh subur bagai jamur di musim penghujan. Sebenarnya,
kemungkinan apa saja yang dapat menyebabkan tumbuh suburnya investasi yang menawarkan
tingkat pengembalian fantastis tanpa resiko?
Beberapa Sebab Menjamurnya Investasi "Pepesam Kosong"
Kondisi perekonomian yang tidak kunjung pulih dari krisis, menyebabkan masyarakat khususnya
yang berduit untuk mencari alternatif investasi. Investasi dengan tingkat pengembalian tinggi
menjadi sangat digemari oleh masyarakat berduit walau banyak kejadian dimana perusahaan
M. Hadi Purnama, Page 21
sejenis hanyalah memberikan janji bukan bukti. Mungkin dalam jangka waktu pendek masih
dapat memenuhi janjinya tapi dalam jangka panjang bagaimana? Karena kebanyak dari jenis
investasi seperti ini hanyalah "gali lubang tutup lubang" yaitu memberikan hasil keuntungan dari
dana yang disetor oleh investor yang masuk belakangan. Sehingga sampai suatu waktu dimana
perusahaan tidak dapat lagi mengatasi kebutuhan akan uang tunai yang pada akhirnya bangkrut
dan merugikan banyak orang atau investor.
Ditambah lagi dengan belum pulihnya sektor perbankan yang menjadi salah satu perantara
masyarakat dengan investasi. Dengan banyaknya pelajaran yang diambil dimasa krisis dimana
bank bisa dilikuidasi dan mengalami kebangkrutan menyebabkan banyak orang yang menjadi
takut untuk menempatkan danannya di bank. Walau pemerintah sampai saat ini masih
memberlakukan jaminan dana yang ditempatkan di bank, tapi bila melihat kejadian bank yang
dilikuidasi sulit sangat untuk mendapatkan uang yang Anda tabung kembali.
Sektor investasi yang lainnya adalah pasar modal. Di masa krisis yang melanda Indonesia,
kegiatan investor yang bermain di pasar modal semakin menurun setiap waktu, bukan hanya
investor asing tapi juga sudah menular ke para investor lokal. Para pemodal mencari alternatif
investasi yang dapat memenuhi keinginan mereka. Penurunya animo masyarakat terhadap pasar
modal diakibatkan juga oleh penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di pasar modal yang
secara langsung merugikan masyarakat pemodal.
Demikianlah beberapa kemungkinan yang menyebabkan tumbuh suburnya investasi yang
menawarkan mimpi. Masyarkat kita yang kurang belajar serta emosi dan ketamakan dalam
berinvestasi dapat mengakibatkan kerugian yang disesali kemudian.
Kebutuhan Akan Pengetahuan
Kejadian PT.QSAR yang mengakibatkan lebih dari 6000 investor yang dirugikan, haruslah
diambil pelajaran serta hikmahnya. Berpangku tangan hanya kepada pemerintah tidaklah cukup.
Anda sebagai individu yang berpendidikan sudah seharusnyalah Anda mempertimbangkan
masak-masak sebelum kerugian menimpa Anda. Ada beberapa indikasi atau pengetahun yang
Anda butuhkan sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi. Antara lain:
Anda sebagai pemodal haruslah berhati-hati dalam memilih investasi yang ingingkan. Jangan
mudah terperangkap atau terbujuk dengan investasi penjual mimpi, yang sebenarnya sangat
tidak wajar dan tidak masuk akal. Bayangkan saja, tingkat pengembalian yang ditawarkan
sangatlah tinggi, jauh melebihi tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor perbankan. Anehnya,
orang masih saja percaya dengan hal-hal yang spektakuler walau tidak masuk akal. Seakan
terhipnotis mereka berbondong-bondong menyetorkan dananya dengan harapan mendapatkan
pengembalian tinggi.
Satu hal yang banyak dilupakan oleh para individu adalah resiko. Dengan tingkat pengembalian
yang spektakuler, masyarakat melupakan satu mata koin penting lainnya, yaitu resiko. Dimana
hukum investasi menyatakan bahwa dengan tingkat resiko tinggi maka tingkat pengembaliannya
juga tinggi. Dalam hal PT.QSAR, dimana dengan tingkat pengembalian yang spektakuler terlihat
membuat buta sebagian masyarakat untuk tetap menempatkan dananya disana dan melupakan
satu poin pentign lainnya, resiko. Padahal banyak sekali hal-hal yang perlu Anda perhatikan
sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Jangan latah dalam mengambil keputusan
berkaitan dengan investasi, jangan sampai untung yang diharap, buntung yang datang.
Dalam mengambil keputusan investasi Anda perlu melakukan penelaahan sehingga keputusan
yang diambil dapat memenuhi keinginan Anda. Satu hal yang sangat janggal dalam pengelolaan
bisnis PT. QSAR adalah bentuk pendanaanya. Logika akal sehat akan mempertanyakan,
mengapa pengelola atau pemilik usaha mencari dana yang lebih mahal dari masyakarat (harus
memberikan tingkat pengembalian diatas 50%), sementara suku bunga kredit bank hanyalah
M. Hadi Purnama, Page 22
berada dibawah 25%? Kejanggalan ini sepertinya tidak diambil pusing oleh masyarakat pemodal.
Yang ada dalam benak mereka hanyalah keuntungan fantastis dalam waktu pendek.
Hal lain yang perlu diperhatikan dan dipelajari dengan benar adalah jangan mudah terpengaruh
karena perkataan atau pernyataan seseorang. Dalam hal PT. QSAR, banyak para pejabat dan
tokoh politik yang turut mendukung (walau secara tidak langsung) dengan ikut datang dalam
peresmian serta peninjauan bisnis yang dilakukan. Mereka-mereka ini dipakai sebagai salah satu
ajang promosi sehingga pengelola mendapatkan kepercayaan melalui kejadian ini.
Dengan tumbuhnya kepercayaan masyarakat, maka dengan sangat mudah bagi pengelola untuk
mendapatkan aliran dana dari masyarakat guna menunjang usahanya. PT. QSAR sangat sukses
dalam menggunakan strategi ini, dimana masyarakat berbondong-bondong menempatkan
dananya yang menurut pemberitaan totalnya lebih dari Rp.500 miliar. Dalam hal ini, masyarakat
pemodal sangat tidak rasional dan menjadi seorang pemimpi.
Pengetahuan akan investasi yang Anda pilih menjadi sangat penting bagi keuangan Anda
dimasa depan. Salah satu faktor yang perlu pertimbangan dalam adalah memahami bagaimana
pengelola investasi dapat memberikan tingkat pengembalian serta dana yang Anda tempatkan
disaat waktu jatuh tempo. Dalam hal ini Anda sebagai pemodal harus menanyakan arus kas yang
dilakukan oleh pengelola investasi. Sebagai pemodal Anda harus mengetahui bagaimana dana
Anda dikelola untuk mendapatkan arus kas bagi keuntungan Anda. arus kas ini sangat diperlukan
agar Anda mendapatkan keuntungan yang Anda harapkan, bukannya kerugian atau kehilangan.
Salah satu hal lainnya adalah prospektus. Sebagai sebuah perusahaan yang mengumpulkan
dana masyarakat maka sudah seharusnya mereka memberikan penjelasan mengenai bisnis
yang dilakukan. Informasi yang harus diberikan mulai dari rencana penggunaan dana yang
terkumpul, bagaimana dana tersebut dioperasikan, bagaimana mekanisme penggunaanya, apa
saj resiko yang terkandung, berapa besar potensi keuntungannya, dan lainnya. Dalam hal ini PT.
QSAR tidak melakukan hal ini, yang ada hanyalah saling percaya antara pengelola dan Anda
sebagai pemodal.
Hikmah dan Pelajaran yang Dapat Diambil
Dalam melihat dan menelaah kejadian bangkrutnya PT. QSAR yang beberapa minggu ini
menjadi berita utama hampir di semua media cetak, kita sebagai masyarakat harus dapat
mengambil pelajaran serta hikmah dari semua kejadian ini. Jangan sampai kejadian yang
merugikan banyak orang ini terulang dan mengakibatkan kerugian besar bagi pemodal.
Sebagai masyarakat pemodal, Anda seharusnya jangan mudah untuk tergiur dan latah dalam
melakukan investasi. Dengan iklan atau promosi yang jor-joran menawarkan sebuah investasi
dengan keuntungan spektakuler berhati-hatilah, jangan sampai Anda terjerumus dalam investasi
pepesan kosong. Filter utama yang harus Anda ketahui, jangan menggunakan emosi dalam
mengambil keputusan berkenaan dengan investasi tapi gunakan perhitungan rasional dalam
mengambil tindakan. Ketamakan masyarakat yang menginginkan tingkat pengembalian fantastis
dalam waktu pendek dan tanpa resiko harus dapat diatasi oleh diri mereka sendiri. Bersikap
rasionalah dalam mengambil keputusan investasi, apalagi yang menyangkut kelangsungan
hiduap keluarga Anda.
Dalam berinvestasi, Anda sebagai investor haruslah mempelajari seluk beluk investasi yang ingin
Anda pilih. Pertimbangan serta pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan Anda akan
jenis investasi tertentu harus dilakukan dan tentunya ketahui secara detail bagaimana investasi
tersebut dioperasikan. Seperti halnya PT. QSAR, dari dana yang Anda setorkan, pengelola
menginvestasikan dengan pola seperti apa, apakah hasil panen pertanian atau peternakan itu di
ekspor? Kemana? Bagaimana bila gagal panen? Walau dijamin oleh pengelola, bagaiman bentuk
jaminannnya? Serta perlu juga Anda mengentahui secara nyata bahwa tanah, tempat berkebun
dan berternak haruslah Anda periksa dengan sesungguhnya.
M. Hadi Purnama, Page 23
Nah akhirnya, Anda sebagai pemodal yang dalam jumlah kecil maupun yang besar pastinya
memiliki apa yang biasa disebut dalam investasi toleransi Anda terhadap resiko. Ada masyarakat
yang berani mengambil resiko tinggi tentunya dengan tingkat pengembalian yang tinggi pula.
Anda yang berprilakuk seperti ini biasanya disebut investor agresif. Dan ada klasifikasil lain yaitu,
konservatif dan moderat.
Seperti halnya PT. QSAR jelas bahwa ini merupakan investasi yang sangat tinggi resikonya.
Mengapa? Karena dalam bisnis agrobisnis, keuntungan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
dari panen. Dalam hal ini pengaruh alam menjadi faktor utama selain tentunya kejelian pengelola
dalam memilih bahan pangan apa yang akan ditaman serta penegtahun pengelola mengenai
agrobisnis. Sekali saja Anda mengalami gagal panen, maka sudah hilang semua uang yang
Anda tempatkan. Harus diingat bahwa dalam berinvestasi selalu saja ada dua mata uang, yaitu
tingkat pengembalian dan resiko. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Demikianlah ulasan keuangan kali ini. Kami sangat prihatin atas segala kerugian yang dialami
oleh para investor. Dalam kaitannya dengan ini, kami tidak dapat memberikan solusi tapi yang
sudah seharunya kami lakukan adalah dengan memberikan gambaran serta menarik pelajaran
dari kejadian bangkrutnya PT. QSAR. Semoga cukup bermanfaat.
POJOK 'PESAN' (PEtuah Solusi KeuangAN) EUREKA
1. Harus diingat bahwa dalam berinvestasi selalu saja ada dua sisi mata uang, yaitu tingkat
pengembalian dan resiko. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Jangan hanya melihat tingkat
pengembalian spektakuler.
2. Kuasailah emosi Anda dalam menelaah atau mempertimbangkan pilihan investasi. Gunakan
perhitungan rasional.
3. Keinginan menjadi kaya dalam waktu singkat atau ketamakan haruslah Anda kendalikan,
jangan sampai investasi yang tadinya memberikan jeminan keuntungan berlipat, ternyata
kebuntungan yang didapat.
4. Dalam berinvestasi, Anda sebagai investor haruslah mempelajari seluk beluk investasi yang
pertimbangkan. Pelajari secara dalam, jangan sampai kejadian tak terduga yang merugikan
Anda menimpa Anda.
5. Filter utama dalam mengatasi berbagai promosi yang dikeluarkan perusahaan yang kurang
bertanggung jawab adalah diri Anda sendiri. Jangan hanya bertumpu kepada pemerintah
untuk penanggulangan.
6. Sesuaikan toleransi Anda terhadap tingkat resiko yang terkandung, dan ambil keputusan
berdasarkan hal itu. Jangan hanya berkeinginan menjadi kaya dalam waktu singkat.
M. Hadi Purnama, Page 24
Dasar-Dasar Investasi
Mengapa harus pusing menghadapi karyawan yang mogok kerja? Adakah cara berinvestasi yang
lebih menyenangkan, yang tidak perlu memikirkan keruwetan administrasi di kantor atau di
pabrik? Dimana setelah melakukan investasi, anda dapat melakukan hal-hal yang
menyenangkan, dan membiarkan uang yang ditanamkan "bekerja" sendiri.
Pada kesempatan kali ini, kami akan menyampaikan dasar-dasar berinvestasi bagi anda. Artikel
ini lebih kami tujukan kepada para investor pemula. Dengan mengikuti artikle demi artikle, maka
akan menambah wawasan anda dalam berinvestasi. Karena topiknya cukup panjang, maka kami
pecah menjadi beberapa bagian, dan akan kami keluarkan secara bertahap. Topik-topik tersebut
terdiri dari:
1. Mari Menjadi Investor.
2. Konsep Investasi.
3. Mari Bermain Saham.
4. Dasar-dasar Analisa.
5. Memilih Broker.
6. Langkah Menuju Sukses .
Mari Menjadi Investor
Pernahkah anda berpikir tentang masa pensiun yang menyenangkan? Di mana anda tinggal di
rumah yang nyaman dengan halaman yang luas, mengerjakan hobi anda dan tidak terganggu
dengan sejumlah masalah, seperti: biaya kesehatan, biaya kuliah anak, hutang yang belum lunas
dan lain lain.
Mungkin dalam benak anda pernah terkilas, setelah sekian lama bekerja keras, jumlah tabungan
tidak bertambah tetapi malah berkurang. Bagaimana bisa mendapatkan masa pensiun yang
menyenangkan? Berpikir untuk menggantungkan masa tua anda pada anak-anak anda, rasanya
tidak mungkin. Jangan khawatir! Tetaplah bersama kami, kami akan membantu anda
merencanakan investasi yang matang untuk membangun masa depan yang baik.
Berikut adalah contoh sederhana untuk ilustrasi anda. Nathalia, umur 25 tahun, mendepositokan
Rp. 10.000.000 pada sebuah bank, dengan asumsi bunga bersih 10% per tahun, 30 tahun
kemudian uangnya akan menjadi Rp. 174.494.000. Atau mungkin Nathalia tidak mempunyai
uang sebanyak Rp. 10.000.000, namun apabila ia menabung Rp. 10.000 setiap hari, dengan
asumsi bunga bersih 10% per tahun, setahun 300 hari kerja, setelah 30 tahun kemudian, maka
pada saat umurnya mencapai 55 tahun, uangnya telah menjadi Rp. 1.644.940.000.
Kekuatan bunga majemuk
Mari kita bahas lebih lanjut, dari mana datangnya uang sebanyak itu. Untuk lebih jelas,
perhatikan tabel di bawah ini:
M. Hadi Purnama, Page 25
Catatan :
-rata bunga deposito per tahun.
-rata tingkat pengembalian investasi saham secara konservatif
per tahun.
Dari tabel di atas ada dua hal yang dapat dipelajari:
-rata 10% per tahun, setelah 25 tahun, return (tingkat pengembalian) dapat
mencapai 983%. Hal ini dikarenakan setiap bunga yang diterima diinvestasikan kembali sehingga
dapat menghasilkan bunga lagi. Sistem ini disebut bunga majemuk atau bunga berbunga.
a perbedaan bunga yang kecil (2x), setelah mencapai waktu yang lama (25
tahun), hasil yang dicapai mengalami perbedaan sampai dengan 8,8x. Ini juga merupakan
kekuatan bunga majemuk.
Untuk kasus lain, lihat berapa banyak uang yang dapat diperoleh dengan kekuatan bunga
majemuk apabila Nathalia menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 1.000.000 pada umur 15
tahun pada tabel di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu contoh lagi untuk melihat perbedaan kedua cara
investasi tersebut. Nathalia memulai investasi pada umur 15 tahun di bursa saham dengan ratarata pendapatan 20% per tahun dengan menanamkan uang sebanyak Rp. 500.000 setiap tahun.
Setelah 10 tahun Nathalia tidak menambahkan uangnya lagi. Bandingkan dengan Kartika, ia
memulai investasinya pada umur 40 tahun, dengan menginvestasikan uang sebanyak Rp.
40.000.000 setiap tahun selama 26 tahun. Coba tebak, siapa yang akan mendapatkan uang lebih
banyak pada umur 65 tahun? Betul! Nathalia, dengan total investasi hanya Rp. 5.000.000, ia
mendapat Rp.22.900.000.000. Sedangkan Kartika yang menginvestasikan uang lebih banyak
dengan Rp. 1 miliar lebih, hanya mendapat Rp. 22.600.000.000.
Yang menjadi inti pelajaran dari beberapa kasus di atas adalah, semakin awal anda memulai
investasi, semakin banyak return (tingkat pengembalian) yang akan didapat. Pada saat anda
M. Hadi Purnama, Page 26
melakukan investasi, uang yang ditanamkan akan bekerja untuk anda. Oleh sebab itu, mulailah
dari sekarang!
Jenis-jenis investasi
Setelah anda memahami konsep yang dibahas di atas, sekarang permasalahannya adalah
sarana apa yang dapat dipakai? Jenis-jenis investasi yang umum dilakukan terdiri dari beberapa
golongan besar, diantaranya:
Investasi jangka pendek
 Tabungan di bank.
Investasi ini sifatnya lebih aman, tetapi memberikan tingkat pengembalian yang relatif kecil.
 Deposito.
Jenis investasi ini memberikan tingkat pengembalian yang relatif lebih besar dibandingkan
dengan investasi di tabungan. Tetapi mempunyai kelemahan, yaitu uang yang telah ditanam
tidak bisa ditarik atau dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
 Instrumen Pasar Uang (Money Market Instruments).
Produk-produk money market fund yang populer di Indonesia adalah sertifikat Bank Indonesia
(SBI), repurchase-SBI, overnight interbank, negotiable certificate of deposit (NCD). Untuk
membeli produk-produk tersebut dibutuhkan dana yang relatif besar. Tingkat pengembalian
yang dapat diperoleh pada umumnya lebih besar dari deposito dan dalam hal produk seperti
SBI sangat aman, karena mendapat jaminan dari pemerintah.
Investasi jangka panjang
 Obligasi (Bonds).
Merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan dana.
Tingkat pengembalian yang ditawarkan umumnya lebih besar dari bunga deposito, tetapi resiko
bagi investor juga lebih besar karena adanya kemungkinan setelah jatuh tempo perusahaan
tidak dapat membayar hutangnya. Umumnya nilai (nominal) dari obligasi cukup besar sehingga
hanya sedikit investor individu yang mampu membelinya.
 Saham.
Perusahaan bisa juga mendapatkan dana dari para investor dengan menerbitkan saham.
Berbeda dengan obligasi, saham merupakan sebuah penyertaan, bukan surat hutang dan tidak
ditebus penerbitnya.
 Reksa Dana (Mutual Funds).
Para investor dapat saja melakukan investasi secara tidak langsung yaitu melalui perantaraan
perusahaan reksa dana. Dana-dana yang terkumpul dari para investor dalam jumlah yang
besar akan menaikkan posisi tawar menawar dari perusahaan reksa dana.
Investasi program pensiun
Ada banyak perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan beragam produk asuransi yang
dikombinasikan dengan program investasi dana pensiun. Apabila sampai masa pensiun, investor
akan mendapatkan sejumlah dana yang berasal dari hasil "pengembangan" dari perusahaan
asuransi. Investasi ini umumnya memberikan tingkat pengembalian yang lebih kecil dibandingkan
M. Hadi Purnama, Page 27
dengan investasi di tabungan dan bersifat tidak pasti, tergantung dari besarnya keuntungan yang
diperoleh dari perusahaan asuransi.
Selain itu, masih terdapat jenis investasi yang lain, yang tidak dapat kita bahas satu persatu pada
kesempatan ini.
Unsur-unsur penting dalam investasi
Pada saat anda memutuskan untuk melakukan investasi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehingga anda tidak melakukan kesalahan:
 Berdiam diri
Tidak ada jaminan bahwa investasi yang tertanam akan menghasilkan dalam satu hari, bulan
atau tahun. Tetapi ada satu jaminan yang pasti: apabila anda berdiam diri maka anda tidak
akan menghasilkan apa-apa.
 Terlambat memulai
Semakin terlambat anda memulai, maka semakin sedikit kesempatan return yang akan
didapatkan. (ingat kasus Nathalia dan Kartika)
 Jangka waktu investasi
Umumnya untuk mendapatkan hasil yang besar pada investasi di saham, dibutuhkan waktu
investasi tiga tahun atau lebih. Dibutuhkan kesabaran dalam hal ini. Sisakan uang yang tidak
terpakai dalam jangka pendek untuk keperluan tersebut. Sedangkan apabila uang tersebut
dibutuhkan untuk keperluan jangka pendek, maka pilihan investasi jangka pendek, seperti
tabungan atau deposito, merupakan pilihan yang lebih tepat.
 Jangan ikut-ikutan
Dalam melakukan investasi, diperlukan kesiapan mental yang matang. Tidak setiap investasi
cocok untuk setiap orang. Jadi sesuaikan dengan kondisi anda.
 "Trade In and Out of the market"
Sering menjual dan membeli dalam investasi saham akan menghasilkan return yang kecil dan
membuang-buang biaya komisi broker. Strategi ini hanya cocok untuk investor yang telah
berpengalaman dan sudah mengetahui kondisi market.
Bagi investor pemula, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk berinvestasi
saham yang "fundamentalnya" baik dan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.
 "Pay yourself first"
Seperti yang telah dibahas diatas, anda telah melakukan kerja keras, tetapi jumlah tabungan
tidak bertambah. Hal ini disebabkan oleh pemakaian sejumlah pendapatan untuk membayar
biaya rumah tangga, cicilan bank, kartu kredit dan lainnya. Apabila anda berada dalam kondisi
seperti ini, maka yang anda harus lakukan adalah membayar diri anda terlebih dahulu. Sisakan
sebagian dari pendapatan untuk ditabung, sisanya kemudian dapat dipergunakan untuk
keperluan lain. Akan tetapi, apa yang dapat anda lakukan apabila pendapatan anda pas-
M. Hadi Purnama, Page 28
pasan? Ada dua hal. Pertama, carilah sumber penghasilan tambahan. Kedua, kurangilah
pengeluaran yang tidak perlu. Atau lakukanlah kedua hal tersebut secara bersamaan, sehingga
anda dapat memiliki tabungan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk investasi.
Hal terakhir yang juga penting adalah apabila anda memiliki tunggakan hutang, segeralah lunasi
hutang tersebut. Karena sesuai yang telah dibahas terdahulu, prinsip bunga majemuk juga
berlaku di sini. Bunga berbunga dari hutang tersebut akan menghapus semua hasil investasi
anda.
JANGAN GUNAKAN STRATEGI TIMING
DALAM BERINVESTASI
Strategi yang paling sering digunakan orang dalam berinvestasi adalah dengan memperkirakan
terlebih dahulu kapan harga dari sebuah produk investasi akan naik, untuk lalu dibeli karena
memang diperkirakan harganya akan naik. Dalam Bahasa Inggris, strategi ini disebut timing.
Sebagai contoh, Anda memperkirakan bahwa karena kondisi ekonomi dan lain sebagainya,
investasi dalam bentuk properti akan sangat baik untuk waktu mendatang. Anda perkirakan,
dalam dua tahun, nilai properti akan naik sekitar 50%. Disinilah Anda putuskan untuk membeli
properti. Dalam waktu dua tahun, bila memang nilai properti Anda ternyata naik 50%, Anda
menjualnya dan mendapatkan untung dari situ, karena Anda perkirakan, bahwa setelah itu harga
properti akan turun lagi sehingga sangat tepat untuk menjualnya setelah dua tahun. Strategi ini
disebut timing (memperkirakan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual suatu produk
investasi).
Strategi timing adalah strategi investasi yang sangat populer. Ini karena kalau Anda bisa
melakukan perkiraan dengan benar, maka Anda bisa mengalami untung besar dari investasi
Anda. Dalam prakteknya, hanya sedikit saja orang yang betul-betul bisa melakukan perkiraan
dengan benar. Kebanyakan orang salah dalam melakukan perkiraan. Nilai dari sebuah produk
investasi yang diperkirakan akan naik, ternyata turun. Sebaliknya, ada juga produk investasi yang
diperkirakan akan turun nilainya, ternyata malah naik. Contoh di atas tadi, misalnya, dimana
Anda memperkirakan nilai properti Anda akan naik dalam dua tahun. Bila ternyata setelah dua
tahun, nilai properti tidak naik, maka Anda akan rugi. Apabila kebetulan Anda sedang
membutuhkan uangnya, maka Anda mungkin akan menjual properti itu dengan harga yang lebih
rendah dibanding ketika Anda membelinya.
Kebanyakan orang tidak bisa memperkirakan dengan benar. Kalau Anda mau melakukan
investasi dengan membeli saham pada hari ini, dengan perkiraan bahwa harga saham itu akan
naik besok, maka pertanyaan saya sekarang adalah: "Kalau begitu, Anda juga bisa
memperkirakan kapan tepatnya Anda akan mengalami sakit. Betul, kan?". Jelas. Bila Anda bisa
memperkirakan apa yang akan terjadi pada negara ini setahun, lima atau sepuluh tahun
mendatang, maka Anda bisa melakukan investasi dengan strategi timing. Bila tidak, jangan
menggunakan strategi timing dalam melakukan investasi.
Realistis saja. Bila Anda memang tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di Indonesia
dalam waktu enam atau duabelas bulan dari sekarang, lalu apa yang membuat Anda berpikir
bahwa Anda bisa memperkirakan naik turunnya harga dari sebuah produk investasi? Apa yang
membuat Anda berpikir bahwa harga rumah atau saham akan mencapai titik terendah atau titik
tertinggi dalam beberapa waktu mendatang? Jelas, Anda tidak bisa melakukannya. Saya juga
tidak bisa, dan tidak ada siapapun yang bisa. Kita bukan peramal, kan?
Tetapi satu hal yang pasti: pasar akan bergerak. Entah turun, entah naik. Masalahnya sekarang
adalah Anda tidak tahu kapan itu akan terjadi, dan seberapa besar turun naiknya. Itulah
M. Hadi Purnama, Page 29
sebabnya, saya tidak menyarankan Anda untuk melakukan investasi dengan menggunakan
strategi timing. Memang ada beberapa orang yang bisa melakukan itu, tetapi mereka pun
kadang-kadang juga sering salah. Jadi, jangan coba-coba memperkirakan kapan harga dari
suatu produk investasi akan naik atau turun dalam mengambil suatu keputusan investasi.
Konsep Investasi
Selamat datang pada bagian pembahasan konsep investasi. Suatu konsep yang akan
memberikan return yang menguntungkan pada anda.
Sebelumnya, kami ingin memperjelas pengertian dari investasi terlebih dahulu. Setiap anda
melakukan investasi, maka anda telah mengalokasikan sesuatu dari diri anda ke sesuatu yang
lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Anda dapat menginvestasikan waktu anda ke hal
yang positif, kepintaran anda di tempat kerja, suara anda, bakat anda dan lain lain. Jika anda
melakukan investasi ke pasar modal, tentu anda mengharapkan return yang baik dalam jangka
waktu tertentu.
Menginvestasikan uang anda, berarti merubah bentuk uang anda ke dalam bentuk yang lain,
dengan harapan akan memberikan return yang baik dalam periode tertentu. Misalnya investasi
M. Hadi Purnama, Page 30
ke dalam bursa saham, valuta asing, sertifikat deposito, tabungan dan lain lain. Dari sekian
banyak jenis investasi, masing-masing memerlukan pendekatan yang berbeda-beda.
Investasi bukanlah spekulasi
Banyak orang menyangka bahwa mereka adalah seorang investor, tetapi sebenarnya mereka
adalah spekulator. Tidak tertutup kemungkinan bahwa seorang spekulator dapat menghasilkan
return yang besar dari aksi spekulasi, tetapi besar juga kemungkinannya ia akan kehilangan uang
yang telah ia tanam. Spekulator bertindak berdasarkan insting, informasi-informasi yang tidak
didukung dengan data yang akurat. Sedangkan seorang investor lebih bertindak berdasarkan
konsep teknis yang matang, pengetahuan dan kesabaran sehingga mendapatkan hasil yang
lebih pasti.
Bagaimana menjadi investor yang baik? Ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan antara
lain:
A. Perencanaan dan penetapan tujuan investasi.
Melakukan investasi dapat dianalogikan seperti melakukan sebuah perjalanan jauh. Dimana
diperlukan banyak persiapan dan perencanaan, misalnya:




Berapa lama perjalanannya
Bekal apa yang mesti dibawa (jenis investasi apa yang dipilih)
Berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan (berapa modal yang akan diinvestasikan)
Apakah perlu menginap di beberapa tempat sebelum sampai ketujuan (apakah dibutuhkan
dana dalam jangka pendek)
Kekurangan bahan bakar, terlalu sering berhenti atau beristirahat, mengendarai tanpa henti
dapat merusak perjalanan anda yang pada akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.
Beberapa pertanyaan yang harus anda jawab dalam membuat perencanaan, antara lain:
 Apakah tujuan investasi anda?
 Apakah untuk pensiun, uang sekolah anak, rumah ke dua?
 Berapa uang yang akan ditanamkan?
 Berapa jumlah yang diharapkan?
 Apakah saya memiliki mental seorang investor? Bila tidak, jangan khawatir, kami akan
membimbing anda. Tetaplah selalu bersama kami.
B. Menentukan corak investasi anda
Sebelum memulai investasi, anda harus menentukan corak investasi anda. Ada dua hal utama
yang akan mempengaruhi corak anda.
Pertama adalah toleransi anda terhadap resiko dan berapa waktu yang akan anda pergunakan
untuk melakukan investasi.
Apakah anda tahan melihat perubahan harga yang naik dan turun secara drastis?
Ada teori yang mengatakan, semakin tinggi resiko, maka akan semakin tinggi kemungkinan
return yang akan didapat.
 Anda harus menentukan, seberapa tahan anda melihat nilai saham yang anda investasikan
turun drastis, misalnya tinggal 50% dalam waktu satu hari. Tetapi janganlah lupa, bahwa
anda tidak akan kehilangan uang kecuali anda menjual saham tersebut (cut loss). Apabila
anda panik dan menjual saham tersebut, anda mungkin akan kecewa untuk mengetahui
setelah beberapa bulan atau tahun kemudian, nilai saham tersebut telah naik berlipat.
M. Hadi Purnama, Page 31
 Apabila anda tidak tahan melihat naik-turunnya harga saham selama berinvestasi, pilihlah
produk-produk yang tidak membuat jantung anda bergoyang samba, misalnya dalam bentuk
tabungan yang saat ini dijamin oleh pemerintah atau dalam bentuk obligasi yang dikeluarkan
oleh pemerintah.
 Berdasarkan data-data yang ada, untuk melakukan investasi di bursa saham, akan
dibutuhkan waktu investasi yang panjang. Janganlah anda menggunakan uang untuk
keperluan jangka pendek untuk melakukan investasi di bursa saham.
 Apabila anda sudah pahami konsep investasi, anda akan belajar untuk lebih "berani" melihat
naik-turunnya nilai investasi anda. Karena berdasar data-data yang ada, apabila anda dapat
memilih saham-saham yang fundamentalnya baik, maka dalam periode yang panjang,
saham-saham tersebut akan memberikan return yang baik.
Hal kedua yang menentukan corak investasi adalah waktu.
Apabila anda menyediakan waktu hanya setengah jam untuk berkonsultasi dengan penasehat
investasi untuk mencari tahu saham mana yang memiliki fundamental yang bagus, setelah
berinvestasi kemudian melakukan hal-hal lain, dan melihat perkembangan hasil investasi
tersebut setelah setahun atau beberapa tahun kemudian. Cara berinvestasi seperti ini disebut
berinvestasi secara pasif.

Apabila anda menyediakan waktu 3 jam sehari untuk melakukan riset dan analisa terhadap
emiten-emiten yang ada dan dengan asyik mengikuti perkembangan saham yang telah anda
investasikan. Cara ini berarti anda berinvestasi secara aktif.
 Untuk melakukan investasi secara aktif, selain dibutuhkan investasi waktu dan perhatian yang
lebih lama juga dibutuhkan informasi-informasi yang akurat. Cara ini lebih tepat bila dilakukan
oleh investor yang telah berpengalaman, dimana anda harus tahu kapan harus menjual dan
kapan harus membeli, sebab naik-turunnya harga saham selain tergantung dari kondisi
perusahan (mikro), juga tergantung dari kondisi makro misalnya kondisi perkembangan
politik dan perekonomian nasional bahkan juga tergantung pada kondisi dan perkembangan
regional dan internasional. Untuk investor pemula, cara ini sering memberikan return negatif,
disamping karena belum berpengalaman juga membuang-buang biaya membayar komisi
broker.
MARI MENGENAL SAHAM
Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh pengeboman Gedung Bursa Efek Jakarta. Di gedung
inilah saham diperdagangkan. Mungkin ada di antara Anda bertanya, apa sih yang dimaksud
dengan saham? Bagaimana cara bekerjanya? Mari kita berkenalan dengannya.
Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki sebuah usaha? Katakan saja Anda ingin memiliki usaha
berupa sebuah toko. Apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat memiliki toko tersebut?
Bila Anda punya modal, maka Anda bisa membeli atau menyewa sebuah bangunan dan membeli
barang-barang yang akan dijual. Bila toko Anda masih baru, tentu ada risiko tertentu, semisal
belum dikenalnya toko Anda oleh masyarakat. Artinya, toko Anda belum dikunjungi banyak
pembeli.
Kalau begitu, sebagai alternatif, kenapa tidak mencoba membeli toko lain yang sudah lebih dulu
berdiri? Anda bisa memilih-milih toko mana yang akan Anda beli, dan tentu saja Anda pasti akan
memilih toko yang kelihatannya sudah cukup dikenal dan laris, bukan?
M. Hadi Purnama, Page 32
Bila demikian, maka uang yang harus Anda bayarkan ke pemilik lama toko tersebut biasanya
adalah senilai harga bangunan (bila bangunan toko itu dimiliki sendiri) dan barang-barang yang
dijual didalamnya. Dengan kata lain, Anda telah membeli kepemilikan toko tersebut, di mana
yang Anda beli adalah modalnya.
PECAHAN-PECAHAN KECIL
Perlu diketahui, dalam dunia usaha tidak hanya toko yang bisa memberikan keuntungan. Usaha
lain yang tidak berbentuk toko juga banyak yang bisa memberi keuntungan. Usaha tersebut
biasanya adalah dalam bentuk badan usaha, atau istilah populernya: perusahaan. Sama dengan
toko, kepemilikan perusahaan juga bisa dibeli. Jadi Anda bisa memilih perusahaan mana yang
kira-kira selalu menguntungkan pada tahun-tahun lalu, dan Anda bisa membeli kepemilikan
(modal) dari perusahaan tersebut.
Berbeda dari toko, pada umumnya modal sebuah perusahaan jauh lebih besar daripada modal
dari sebuah toko. Sebagai contoh, modal dari toko yang ingin Anda beli mungkin Rp 30 juta,
namun modal dari perusahaan yang hendak Anda beli bisa saja mencapai Rp 300 juta.
Masalahnya, tidak semua orang memiliki uang kontan Rp 300 juta. Mungkin saja orang hanya
punya Rp 3 juta sehingga ini berarti ia hanya mendapatkan kepemilikan sebesar satu persen saja
dari semua nilai kepemilikan perusahaan tersebut. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat
membeli kepemilikan yang cuma sebesar satu persen itu?
Oleh hukum, diaturlah suatu cara: kepemilikan perusahaan dibagi ke dalam pecahan-pecahan
kecil yang disebut saham. Sebagai contoh, kepemilikan perusahaan senilai Rp 300 juta tadi
dibagi ke dalam saham di mana satu saham diberi nilai katakan Rp 1.000. Dengan demikian,
bila Anda hanya punya Rp 3 juta, maka Anda hanya bisa membeli 3.000 lembar saham.
KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM
Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan dengan membeli saham atau kepemilikan dari
sebuah perusahaan?
1. Yang pertama, kalau perusahaan mengalami untung (laba), maka biasanya Anda
mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Ambil contoh, bila dari per
lembar saham Anda mendapat dividen Rp 100 per lembar sahamnya, maka dengan
3.000 saham yang Anda miliki, total dividen yang Anda dapatkan adalah Rp 300.000.
Tentu saja patokan besarnya dividen berbeda-beda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Tapi prinsipnya kurang lebih sama saja. Makin banyak saham yang
Anda miliki, makin besar pula dividen yang Anda dapat bila memang perusahaan untung.
2. Keuntungan kedua, bisa saja nilai saham Anda naik. Kembali kita misalkan Anda
membeli saham seharga Rp 1.000. Nah, bila kemudian makin banyak yang ingin
membeli saham perusahaan, maka mungkin saja harga saham tersebut meningkat jadi
katakan Rp 1.400 per lembar. Dengan demikian, bila Anda menjualnya, ini berarti Anda
mendapatkan keuntungan sebesar 40 persen. Keuntungan seperti ini disebut capital
gain. Ke mana Anda menjual saham itu? Bukan ke perusahaan yang menerbitkan saham
bersangkutan, tapi pada orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut.
Tentu saja investasi dalam bentuk saham juga berisiko. Yakni, turunnya harga saham
yang Anda miliki. Misalnya saja dari Rp 1.000 turun jadi Rp 600 per lembar saham. Bila
Anda menjualnya, maka Anda akan rugi Rp 400 per lembar sahamnya. Kerugian seperti
ini biasa disebut capital loss. Ke mana Anda menjualnya? Juga ke orang lain yang
memang ingin memiliki saham tersebut.
Dalam prakteknya, tiap hari ada banyak orang menjual atau membeli saham. Namun transaksi
jual beli ini tidak bisa di sembarang tempat. Peraturan mengharuskan, penjualan dan pembelian
M. Hadi Purnama, Page 33
saham harus dilakukan di sebuah tempat khusus yang disebut bursa. Bursa kurang lebih sama
artinya dengan pasar, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli.
Bursa ini disebut bursa saham, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bursa efek (dalam
Kamus Bahasa Indonesia, efek adalah surat berharga). Kenapa dinamakan bursa efek? Ini
karena dalam bursa ini kita tidak hanya bisa menjual atau membeli saham, tapi juga surat
berharga lain selain saham (kita akan bahas di lain waktu).
Di Indonesia, Bursa Efek ini dipusatkan di Jakarta, dan bertempat di gedung yang dinamakan
Gedung BEJ (Bursa Efek Jakarta). Gedung itulah yang dibom pada beberapa bulan yang lalu.
Peledakan itu sendiri tidak mengenai lokasi bursa, tapi tempat parkirnya. Gedung Bursa Efek
Jakarta sendiri juga memiliki banyak sekali ruang kantor yang disewakan, jadi tidak hanya
terdapat bursa.
Orang-orang yang memperjualbelikan saham ini disebut investor (pemodal). Apakah seorang
investor yang ingin membeli atau menjual saham harus datang langsung ke Bursa Efek untuk
bisa bertransaksi? Tidak. Dalam prakteknya, investor cukup menggunakan jasa perantara yang
disebut dengan pialang. Di BEJ ada banyak perusahaan jasa pialang yang beroperasi. Mereka
menjadi anggota BEJ.
Keuntungan memakai jasa pialang adalah di mana pun Anda berada di seluruh Indonesia, Anda
tetap bisa menelepon Perusahaan Pialang Anda dan memberikan order jual atau beli, sehingga
pialang Anda yang melakukan transaksi jual beli itu untuk Anda. Anda sendiri sebagai investor
tidak perlu tahu dari investor mana Anda membeli saham Anda. Begitu pula kepada investor
mana Anda menjual saham Anda. Ini karena investor harus menggunakan jasa pialang, dan
antarpialang-lah yang saling bertemu.
MEMANFAATKAN JASA PIALANG
Berapa jumlah transaksi minimal dalam membeli saham? Beberapa perusahaan pialang
mengharuskan Anda membeli saham dengan jumlah minimal tertentu. Bila Anda ingin membeli di
bawah jumlah minimal tersebut, maka pialang tidak akan menjalankan order transaksi Anda.
Karena itulah, untuk memudahkan transaksi pembelian dengan jumlah minimal tersebut, BEJ
memberlakukan jumlah minimal tertentu yang dinamakan lot. Satu lot sama dengan 500 lembar
saham. Khusus untuk saham-saham perbankan, satu lot sama dengan 100 lembar saham. Jadi
Anda bisa hitung sendiri, bila saham yang Anda incar berharga misalnya Rp 2.000, maka ini
berarti Anda harus bertransaksi minimal sebesar Rp 10 juta. Kalau saham itu adalah sahamsaham perbankan, maka transaksi minimalnya Rp 2 juta.
Sekali lagi, tidak semua perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli dengan jumlah
minimal satu lot. Ada juga yang memberi pengecualian, bisa membeli di bawah jumlah tersebut.
Ini dikenal dengan istilah odd lot.
Anda bisa membeli saham dengan datang ke sebuah perusahaan pialang. Perusahaan ini biasa
disebut "perusahaan perantara pedagang efek". Di halaman kuning Buku Petunjuk Telepon
(yellow pages), Anda bisa mencari perusahaan seperti ini di bagian kata broker. Ada banyak
sekali broker yang jadi anggota Bursa Efek Jakarta pada saat ini. Jadi pastikan Anda memilih
broker seteliti mungkin.
Apa yang harus Anda lakukan bila ingin membeli saham? Biasanya adalah dengan membuka
rekening di perusahaan pialang tersebut dan memasukkan uang senilai jumlah tertentu. Uang
M. Hadi Purnama, Page 34
itulah nanti yang akan digunakan oleh pialang Anda untuk bertransaksi saham. Jadi bukan beli
saham dulu baru uangnya Anda kasih belakangan.
DIGOLONGKAN TINGKAT RISIKONYA
Perlu diketahui bahwa dengan membeli saham, ini berarti Anda membeli kepemilikan dari sebuah
perusahaan. Bedanya dengan memiliki perusahaan sendiri, Anda dalam hal ini membeli
kepemilikan usaha yang sudah berjalan. Anda tidak perlu repot-repot mendirikan usaha baru
dalam bentuk PT, misalnya, karena Anda tinggal membeli PT yang sudah berjalan dan
beroperasi.
Mungkin Anda bertanya, dari mana saya tahu perusahaan yang sudah berjalan tersebut
mengalami untung atau rugi? Jawabannya: dari Laporan Keuangan yang diterbitkan secara rutin
oleh perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut haruslah sudah diperiksa oleh
seorang akuntan independen yang berizin.
Seperti telah disinggung, investasi dalam saham juga berisiko. Saham yang Anda beli bisa
menurun. Inilah yang membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham. Kita sering
mendengar ada orang yang mengalami kerugian jutaan rupiah, tapi ada juga orang yang
mengalami keuntungan jutaan rupiah juga. Dan itu membuat tidak semua orang mau berinvestasi
ke dalam saham.
Jadi sebetulnya, risiko dalam membeli saham di BEJ sama saja dengan risiko kalau Anda
mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian.
Meski begitu, jangan takut, karena saham di BEJ sudah digolong-golongkan berdasar tingkat
risikonya. Mulai dari saham-saham yang risiko ruginya memang kecil tapi keuntungannya juga
kecil, sampai saham-saham yang risiko ruginya besar tetapi kemungkinan untungnya juga besar.
Tanyakan kepada bagian riset/analis di perusahaan pialang Anda tentang saham-saham mana
saja yang tergolong ke dalam penggolongan-penggolongan tersebut. Oh ya, tidak semua
perusahaan pialang memiliki bagian riset/analis. Jadi pastikan perusahaan pialang Anda memiliki
bagian tersebut.
Sekali lagi: risiko investasi saham sebetulnya sama saja dengan kalau Anda mendirikan usaha
baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya
dengan kemungkinan mengalami kerugian.
Tak kenal maka tak sayang: kalau Anda tidak mengetahui risiko apa yang Anda hadapi, maka
Anda pasti tidak akan berani melakukan investasi ke dalam saham. Maksud dari tulisan ini
adalah agar Anda mengenal investasi saham, sehingga dengan demikian Anda bisa menjadikan
saham sebagai alternatif investasi Anda.
Mari Bermain Saham
Mengapa berinvestasi di saham?
Saat ini mungkin sebagian besar uang anda sedang "nganggur" tersimpan di bank, baik dalam
bentuk tabungan atau deposito, dengan rata-rata suku bunga saat ini sekitar 10% per tahun. Ada
sebagian investor yang sudah puas dengan investasi ini, tetapi mungkin anda tidak.
M. Hadi Purnama, Page 35
Investasi di saham merupakan salah satu alternatif bagi anda untuk mendapatkan return yang
lebih besar dibandingkan menabung di bank, disamping relatif tidak membutuhkan dana yang
terlalu besar dibandingkan dengan investasi di obligasi. Sangat sesuai untuk investor pemula.
Ada dua keuntungan yang dapat diharapkan dari investasi ini. Pertama, mendapat keuntungan
dari naiknya nilai saham yang diinvestasikan dan kedua, mendapatkan deviden pada saat emiten
memutuskan memberikan deviden yang biasanya satu tahun sekali.
1. Data historis (Historical record)
Jika kita perhatikan data indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak tahun 1985-1999 di Bursa
Efek Jakarta dari grafik di bawah ini, maka akan terlihat bahwa indeks cenderung menguat
sampai dengan semester kedua tahun 1997, yaitu mencapai 724 poin, kemudian mengalami
penurunan sampai dengan saat ini karena kondisi politik dan ekonomi yang tidak menentu. Kami
percaya apabila kondisi sudah mendukung, maka indeks akan naik kembali.
Pada grafik selanjutnya, yang menunjukkan perjalanan panjang indeks Dow Jones Industrial
Average dari tahun 1920-1990, terlihat jelas bahwa dalam jangka panjang investasi di pasar
modal akan memberikan return yang memuaskan anda.
M. Hadi Purnama, Page 36
Walaupun dibeberapa kurun waktu terjadi penurunan yang signifikan, tetapi indeks cenderung
kembali normal dan menunjukkan peningkatan yang sehat.
2. Pelaku pasar modal
a. Pemodal (Investor)

Investor adalah individu atau lembaga yang melakukan investasi di pasar modal. Tanpa
mereka pasar modal akan sama saja seperti kuburan di malam hari, sepi. Yang dimaksud
dengan investor individu adalah pelaku investor perorangan, sedangkan investor lembaga
adalah pelaku investor melalui suatu badan, misalnya lembaga dana pensiun, perusahaan
asuransi, reksa dana, perusahaan manajemen investasi, dan lain lain.

Lembaga mempunyai dana yang sangat besar, sehingga kadangkala mereka mampu
menggerakkan harga saham. Hal ini dapat terjadi karena sesuai dengan hukum permintaan
dan penawaran. Apabila satu pihak membeli atau menjual dalam jumlah yang sangat besar,
di mana pasar tidak mampu menyediakan permintaan dalam jumlah yang sebanding, maka
harga akan naik atau turun.

Berdasarkan peraturan di Indonesia, lembaga-lembaga yang dianggap mewakili kepentingan
publik mempunyai hak istimewa, yaitu apabila dalam suatu proses penawaran perdana (initial
public offering) dimana mengalami jumlah peminat lebih besar daripada jumlah saham yang
ditawarkan (oversubscribed), maka lembaga ini berhak atas penjatahan tetap.

Investor besar memiliki kemampuan untuk menentukan arah pergerakan harga saham.
Apabila anda termasuk dalam investor yang bercorak melakukan strategi investasi secara
aktif, maka anda harus pasang mata dan telinga lebar-lebar untuk mencari tahu aksi mereka.
Seperti halnya dengan bursa di negara berkembang lainnya, para investor besar didominasi
oleh investor asing. Pasar modal di Indonesia didominasi oleh transaksi investor asing yang
mencapai 60% - 70% dari nilai perdagangan saham di pasar bursa sampai tahun 1996.
Setelah itu persentasenya berkurang setelah reksa dana dan investor lokal berkembang.
M. Hadi Purnama, Page 37
b. Perusahaan Sekuritas
Perusahaan sekuritas dapat diibaratkan seperti pasar bagi orang-orang yang mau berbelanja
dimana pihak pembeli dan penjual akan bertemu. Jika dilihat lebih dalam lagi, fungsi dari
perusahaan lebih luas dari sekedar pasar, yaitu meliputi:
Perantara Pedagang Efek (Broker Dealer)
Walaupun penjual dan pembeli saham dapat bertemu secara langsung, tetapi mereka tidak dapat
melakukan transaksi/pemesanan tanpa perantaraan dari broker dealer. Untuk melakukan fungsi
ini pihak penjual maupun pembeli akan dibebani biaya komisi yang saat ini berkisar antara 0,03%
dan 0,05%.
Para investor umumnya akan berhubungan dengan sales atau marketing dari perusahaan
sekuritas apabila akan melakukan transaksi. Oleh sales, order tersebut akan diteruskan ke dealer
dan kemudian diteruskan lagi ke floor trader untuk dijalankan.
Umumnya pihak investor akan diberikan informasi dari perusahaan sekuritas yang berupa hasil
riset dari para analis untuk rekomendasi atas emiten-emiten yang sahamnya layak untuk
diinvestasikan.
Penjamin Emisi Efek
Fungsi penjamin emisi efek atau underwriter diperlukan jika suatu perusahaan merencanakan
untuk menjual efeknya kepada masyarakat yang lebih dikenal dengan istilah go public atau IPO.
Dalam menjalankan fungsi sebagai underwriter, perusahaan sekuritas sebagai imbalannya akan
menerima fee dari emiten atau perusahaan yang diwakilinya.
c. Bursa Efek
Dalam transaksi efek yang rumit dan melibatkan banyak pihak tentulah dibutuhkan suatu pihak
yang dapat mengatur sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini
yang berperan adalah bursa efek, dengan cara mengeluarkan berbagai peraturan bagi
anggotanya.
Pada dasarnya fungsi dari bursa efek adalah mengorganisasi dan memberikan fasilitas bagi
anggotanya. Dengan beberapa kegiatan meliputi: pencatatan transaksi yang terjadi, penyediaan
informasi untuk umum serta pengawasan atas semua transaksi yang terjadi.
d. KPEI (PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia)
Untuk menjamin hak dan keamanan dari pembeli dan penjual, berupa uang untuk penjual dan
saham bagi pembeli, dibutuhkan suatu proses penyelesaian transaksi atau settlement. Proses ini
M. Hadi Purnama, Page 38
mengambil waktu 4 hari setelah hari transaksi (T plus 4) artinya jika anda membeli saham pada
hari ini maka uangnya harus efektif masuk ke rekening broker 4 hari kemudian.
Selain berfungsi sebagai pelaksana kliring seperti yang diuraikan di atas, KPEI juga berfungsi
sebagai penjamin setiap transaksi di bursa efek. Dalam hal ini, apabila ada anggota bursa yang
gagal dalam melaksanakan tugasnya, KPEI akan membeli atau menjual efek pada pasar tunai
kepada anggota bursa agar para investor memperoleh haknya.
e. KSEI (PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia)
Berfungsi sebagai tempat penitipan efek yang aman dan efektif bagi perusahaan efek, investor
lembaga dan bank kustodian. Selain itu berfungsi juga sebagai penatausahaan rekening efek,
penerima dan pendistribusian deviden, saham bonus, mentransfer efek dan dana dari satu
rekening anggota bursa ke rekening anggota bursa yang lain berdasarkan instruksi dari KPEI.
f. Bapepam
Untuk melindungi para pelaku pasar modal, dibutuhkan suatu badan pengawas yang akan
menjaga supaya tidak terjadi tindakan-tindakan yang dapat merugikan para pelaku pasar modal.
Tugas tersebut dilaksanakan oleh Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).
Fungsi lain dari Bapepam yaitu menguji setiap personal yang aktif di pasar modal, seperti
pialang, manajer investasi, penasehat investasi, disamping memberikan izin kegiatan usaha pada
perusahaan efek, serta pemeriksaan/penelaahan pada perusahaan yang akan go public.
Sebagai patokan aturan bagi Bapepam dan semua pelaku pasar modal, pemerintah telah
mengeluarkan Undang Undang Pasar Modal No. 8 pada tahun 1995. Berdasarkan undangundang tersebut, kebijaksanaan di bidang pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
3. Jenis-jenis saham
Dari sekian banyak saham yang diperdagangkan di bursa efek, tidak semuanya diperdagangkan
secara aktif. Para investor umumnya akan memilih saham-saham yang lebih mudah dijualbelikan
atau liquid. Untuk mudahnya, berikut adalah klasifikasi awam dari beberapa saham:
Blue chip
Saham yang umumnya diterbitkan oleh perusahaan besar dan dalam jumlah yang sangat
banyak. Karena jumlah saham yang beredar sangat besar dan dimiliki oleh banyak investor maka
jenis saham ini sifatnya sangat liquid. Kelompok saham inilah yang paling banyak mendominasi
perdagangan di bursa dan paling berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan.
M. Hadi Purnama, Page 39
Second liners
Dibandingkan dengan saham blue chip, kelompok kedua ini memiliki kapitalisasi dan frekwensi
perdagangan yang lebih kecil. Umumnya saham ini dimiliki oleh perusahaan yang sedang
tumbuh. Kinerja saham dan keuangannya belum terbukti kuat. Investor pemula pada umumnya
menyukai jenis saham ini karena harganya yang cukup rendah.
Third Liners
Merupakan saham yang jarang ditransaksikan dan berkapitalisasi kecil.
Selain klasifikasi di atas juga masih ada istilah lain, misalnya saham tidur, yaitu saham yang
sangat jarang ditransaksikan (tidak liquid atau tidak aktif), apabila ada transaksi pun, sering kali
dilakukan oleh pihak intern supaya tetap bisa tercatat di bursa. Selain itu, ada istilah saham
gorengan, yaitu saham (umumnya berada pada klasifikasi kedua dan ketiga) yang sering
dipergunakan oleh para investor untuk dinaikkan atau diturunkan harganya tanpa melihat
fundamentalnya untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek.
4. IPO & Pasar sekunder
Ada dua cara umum bagi para investor untuk memiliki saham dari perusahaan yang go public.
a. IPO (Initial Public Offering)
Pada saat suatu perusahaan akan go public, maka proses penawaran sahamnya disebut IPO
atau penawaran umum saham perdana. Banyak investor yang berinvestasi melalui IPO karena
umumnya dapat memberikan kesempatan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari
apresiasi harga sahamnya.
Dalam proses IPO, perusahaan tidak dapat langsung menawarkan sahamnya kepada calon
investor/publik, tetapi harus melalui perantaraan pihak lain yang berfungsi sebagai penjamin
pelaksana emisi (lead underwriter) yang selain bertanggung jawab atas seluruh proses emisi juga
menjamin agar penawaran saham tersebut laku terjual seluruhnya (full commitment). Namun lead
underwriter tidak selalu berkewajiban untuk membeli saham perusahaan yang dijamin apabila
jumlah saham yang ditawarkan tidak terserap oleh pasar (undersubscribed). Apabila terjadi
undersubscribed maka sisa saham yang tidak terjual dikembalikan kepada perusahaan.
Sebaliknya jika kondisi yang terjadi adalah jumlah permintaan lebih besar dari saham yang
ditawarkan (oversubscribed), maka seperti yang telah dibahas di muka, ada investor lembaga
tertentu yang berhak mendapatkan penjatahan tetap. Sering kali karyawan dari perusahaan yang
akan go public juga mendapat penjatahan tetap. Sisa saham dibagi ke investor umum
berdasarkan kebijaksanaan dari underwriter.
Sistem yang digunakan, bisa saja berdasarkan semua permintaan yang masuk kemudian dibagi
rata sehingga semua investor umum menerima alokasi standar, atau juga bisa dengan cara yang
M. Hadi Purnama, Page 40
sifatnya lebih memprioritaskan investor kecil, misalnya investor yang memesan 1 lot mendapat
jatah 100% dari pemesanannya. Kedua cara di atas dikenal dengan istilah sistim pooling.
b. Pasar sekunder
Apabila saham mulai di catat di bursa, maka investor dapat membelinya di pasar sekunder.
Berbeda dengan IPO dimana para investor membeli saham dari perusahaan emiten, maka di
pasar sekunder, para investor membeli saham dari investor lain melalui perantaraan broker
dealer.
Di pasar perdana dan sekunder, satuan standar yang diperdagangkan disebut dengan istilah lot.
Satu lot saham mewakili 500 lembar saham, kecuali untuk saham perbankan dimana satu lot
mewakili 5.000 lembar saham. Kelipatan harga saham yang diperdagangkan untuk setiap naik
atau turun adalah kelipatan Rp. 5 yang disebut juga satu poin.
5. Tindakan Korporasi
Adakalanya setelah sahamnya di catat di bursa, emiten melakukan beberapa corporate action
sehingga sahamnya menjadi lebih menarik untuk diperdagangkan atau juga bertujuan untuk
mendapatkan dana segar dari para investor. Beberapa tindakan korporasi / corporate action yang
umum dilakukan antara lain:
a. Penerbitan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue).
Tujuan dari rights issue adalah mendapatkan dana segar bagi perusahaan, baik untuk melakukan
ekspansi usaha atau juga untuk memperkuat struktur keuangan, misalnya melunasi pinjaman
perusahaan kepada pihak lain yang berbunga tinggi.
Prinsip yang dianut oleh negara kita, juga oleh banyak negara lain adalah hak prioritas/terlebih
dahulu (preemptive right), yaitu jika sebuah emiten menerbitkan saham baru, maka pertamatama saham baru tersebut harus ditawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham yang
lama.
Proses rights issue dimulai dengan permintaan persetujuan dari para pemegang saham untuk
melakukan penerbitan saham baru guna mendapatkan dana segar. Kemudian, setelah
mendapatkan persetujuan, ditawarkan kepada pemegang saham lama yang mempunyai hak
untuk membeli saham yang baru. Hak pembelian ini biasanya sudah diformulasikan oleh
perusahaan, misalnya, pemegang selembar saham lama dapat membeli lima saham baru atau
dengan kata lain rasio satu banding lima. Tetapi bisa juga dengan formulasi lain, misalnya rasio
tiga banding dua, lima banding tiga dan seterusnya.
Yang penting untuk diketahui oleh para investor adalah biasanya setelah penerbitan saham baru
akan terjadi dilusi harga, yaitu penyesuaian harga. Karena pada umumnya harga saham baru
yang ditawarkan akan lebih rendah dari harga pasar, dengan tujuan untuk memberikan
rangsangan pada para pemegang saham lama untuk turut serta memiliki saham yang baru.
M. Hadi Purnama, Page 41
Secara teoritis, mekanisme terjadi dilusi harga dapat dilihat pada ilustrasi ini. Misalnya PT. XYZ
yang sahamnya dihargai saat ini Rp 3.000 akan menerbitkan 30 juta lembar saham baru seharga
Rp 2.500. Saham baru ini ditawarkan dengan rasio lima banding tiga atau setiap pemegang
saham lama yang memiliki lima lembar saham berhak membeli tiga lembar saham baru. Maka
dilusi harga terjadi sebagai berikut:
Itulah sebabnya untuk proses rights issue, pemegang saham lama mendapat hak untuk membeli
terlebih dahulu. Apabila penerbitan saham baru ditawarkan langsung ke publik, maka akan terjadi
transfer nilai dari pemegang saham yang lama ke pemegang saham baru. Apabila pemegang
saham yang lama tidak mau membeli saham yang baru, mereka dapat menjual hak tersebut.
Dalam contoh di atas hak pemegang saham lama bernilai Rp 300 per lembar yang merupakan
selisih harga teoritis Rp 2.800 dengan harga penawaran Rp 2.500.
Contoh diatas dilakukan berdasarkan hitungan teoritis. Dalam praktek, hak tersebut bisa saja
tidak laku dijual, tergantung dari prediksi market apakah setelah melakukan rights issue kinerja
perusahaan akan semakin baik dan menguntungkan para pemegang saham. Naik turunnya
harga saham tergantung oleh kondisi market, ada kalanya setelah melakukan rights issue, harga
saham kembali ke harga semula, ke level sebelum terdilusi.
b. Pemecahan nilai nominal (Stock Split)
Suatu perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih
kecil dengan tujuan untuk membuat harga saham lebih murah (dalam nilai absolut) sehingga
lebih terjangkau oleh para investor kecil yang pada akhirnya dapat meningkatkan likuiditas
perdagangan sahamnya. Pada corporate action ini, tidak terjadi dilusi harga saham.
Sebagai contoh, suatu perusahaan melakukan stock split dari saham dengan nilai nominal
sebesar Rp 500 setiap saham menjadi nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham. Dalam hal ini
nilai investasi tidak mengalami perubahan karena setiap investor yang mempunyai 1 lembar
saham dengan nilai nominal Rp 500 akan menjadi 5 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100.
c. Pembagian saham bonus dan deviden saham
Tujuan dari corporate action ini adalah untuk memperbesar jumlah saham yang beredar menjadi
lebih likuid dan terjangkau. Cara yang dilakukan adalah dengan membagikan / mendistribusikan
laba ditahan berupa saham baru bukan tunai.
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat ilustrasi berikut ini. PT. XYZ didirikan dengan modal disetor
sebesar Rp 50 miliar yang terdiri dari 100 juta lembar dengan nilai nominal Rp 500 setiap saham.
M. Hadi Purnama, Page 42
Harga saham PT. XYZ saat ini adalah Rp 5.000 dan struktur dana pemegang saham adalah
sebagai berikut:
PT. XYZ bermaksud merubah sebagian dari cadangan labanya menjadi saham baru. Misalnya
sebesar Rp 50 miliar dari cadangan laba menjadi 100 juta saham baru dengan nilai nominal Rp
500. Saham baru tersebut kemudian dibagikan kepada pemegang saham (misalnya dengan rasio
1 banding 1) dan dana pemegang saham tetap sama yaitu:
Akibat dari corporate action ini adalah, bertambahnya jumlah saham yang beredar dan terjadinya
penyesuaian harga pasar. Pemegang saham yang pada mulanya memiliki 1 saham senilai Rp
5.000, setelah pembagian saham bonus, memiliki 2 saham dengan nilai Rp 2.500 setiap saham.
d. Waran (Warrant)
Cara lain bagi suatu perusahaan untuk menerbitkan saham baru adalah melalui penerbitan
waran. Dalam hal ini perusahaan memberikan hak kepada investor untuk membeli saham di
masa mendatang, misalnya 3 atau 5 tahun kedepan di harga tertentu. Biasanya waran diterbitkan
sebagai pemanis (sweetener) dalam penerbitan rights issue atau efek lainnya.
Sebagai contoh, PT. XYZ yang saat ini mengeluarkan waran dengan nilai Rp 100, dengan jangka
waktu penebusan 3 tahun dan harga pelaksanaan (exercise price) sebesar Rp 350. Saat ini
harga saham di pasar adalah Rp 300. Dalam masa 3 tahun kedepan pemegang waran berhak
untuk menukar waran tersebut menjadi saham berdasarkan harga pelaksanaan. Misalnya harga
saham naik menjadi Rp 600 maka pemegang waran cukup membayar saham di harga
pelaksanaan dan menikmati keuntungan.
6. Faktor-faktor penggerak harga
Beli pada harga rendah dan jual pada harga tinggi. Anak kecil juga mengerti. Permasalahannya
ialah, para investor sering menghadapi kendala untuk menentukan, apakah saat ini harga sudah
rendah atau masih tinggi? Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yang harus
diperhatikan oleh investor antara lain adalah:
M. Hadi Purnama, Page 43
Fundamental
Apabila anda ingin melakukan investasi jangka panjang, maka saham yang harus dipilih adalah
saham dari perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, atau dengan kata lain perusahaan yang
memiliki fundamental yang baik. Yang dimaksud adalah, suatu perusahaan yang diproyeksikan
mampu menghasilkan keuntungan dari hasil usahanya serta memiliki arus kas yang likuid
sehingga dapat memberi keuntungan berupa dari apresiasi harga saham maupun deviden bagi
para investor. Faktor fundamental ini merupakan analisa dari segi mikro, analisa dari kinerja
perusahaan yang bersangkutan.
Faktor eksternal
Selain itu ada faktor yang berada diluar kontrol para pelaku pasar. Faktor ini kadang-kadang
membingungkan para investor untuk bagaimana harus bersikap. Misalnya, pada saat mantan
presiden Soeharto sakit, indeks saham langsung merosot. Padahal, apa hubungan sakitnya
Soeharto dengan kinerja perusahaan. Tetapi pada kenyataannya, faktor eksternal, baik berupa
rumor-rumor politik maupun ekonomi yang positif maupun yang negatif, besar sekali
pengaruhnya terhadap naik-turunnya harga saham.
Pengaruh kurs mata uang
Secara umum, dapat dilihat ada korelasi antara pergerakan mata uang dengan indeks saham.
Apabila rupiah melemah terhadap US$, maka indeks saham juga akan melemah.
Secara sederhana dapat dipahami, contohnya, apabila kondisi eksternal sedang dipenuhi dengan
berita negatif, maka para investor akan berbondong-bondong membeli US$ karena ada antisipasi
kurs akan naik. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, apabila permintaan terhadap
US$ meningkat, maka harga US$ akan naik terhadap rupiah. Pada saat itu pula, para investor
akan melepaskan sahamnya untuk memperoleh rupiah yang akan dipergunakannya untuk
membeli dolar. Sehingga indeks akan melemah.
Hukum ini juga berlaku sebaliknya, yaitu apabila rupiah menguat terhadap US$, maka indeks
saham juga akan menguat.
Perubahan suku bunga
Kondisi ini mudah untuk dipahami, investor cenderung memilih investasi yang memberikan return
yang lebih besar. Apabila suku bunga meningkat sampai pada level tertentu, maka investor akan
lebih tertarik menanamkan uangnya di bank daripada saham, dengan pertimbangan menabung di
bank menghasilkan return yang lebih tinggi dengan resiko yang lebih kecil.
Demikian juga sebaliknya, apabila suku bunga turun sampai pada level tertentu, maka para
investor akan menarik uangnya yang tersimpan di tabungan untuk diinvestasikan ke saham. Hal
ini akan menyebabkan indeks menguat.
Dari ilustrasi di atas, jelaslah bahwa suku bunga sangat berpengaruh bagi investor untuk
menentukan pilihannya. Hal ini sering di manfaatkan pemerintah untuk menetapkan
kebijaksanaan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya untuk mengendalikan
inflasi supaya tidak terlalu tinggi.
M. Hadi Purnama, Page 44
Rekomendasi analis
Bagi investor awam yang tidak mengerti kondisi fundamental dari masing-masing perusahaan
yang akan dipilih, jalan yang paling mudah adalah melalui rekomendasi para analis bursa.
Terkadang rekomendasi dari seorang analis yang sudah terkenal, walau belum tentu benar,
dapat menjadi faktor pemicu bagi naik atau turunnya harga saham.
Faktor teknis
Yang dimaksud dengan faktor teknis adalah faktor yang tidak ada hubungannya dengan
faktor fundamental perusahaan. Yang berlaku disini semata-mata asumsi dari para investor
terhadap saham suatu perusahaan, apakah harganya akan bergerak naik atau turun. Tanpa
memperdulikan apakah fundamental perusahaan tersebut baik atau tidak, jika mereka
memprediksikan bahwa harga akan naik, maka mereka akan membeli saham tersebut atau
sebaliknya, jika mereka memprediksikan harga akan turun maka sahamnya akan dilepas. Faktor
teknis merupakan pendekatan strategi jangka pendek.
Faktor teknis banyak dipengaruhi oleh rumor-rumor yang beredar di market. Rumor yang
umumnya berkembang di market adalah seputar corporate action yang akan dilakukan misalnya,
stock split, rights issue, pembagian deviden, merger, ekspansi usaha dan lain lain. Disamping itu
juga rumor-rumor kebijaksanaan pemerintah, baik politik maupun ekonomi, juga berpengaruh
terhadap analisa teknis. Beberapa faktor yang mempengaruhi faktor teknis antara lain:
Hukum permintaan dan penawaran
Hal ini mudah untuk dipahami. Apabila investor beramai-ramai membeli saham, maka permintaan
akan lebih besar dari penawaran saham, maka harga saham akan naik. Demikian pula
sebaliknya, apabila permintaan berkurang maka harga saham akan turun. Faktor pemicunya
adalah rumor-rumor yang telah di bahas di atas, tergantung dari tanggapan dari market apakah
rumor ini akan berdampak positif atau negatif bagi investor.
Manuver para investor
Para investor yang memiliki dana besar, mampu menggerakkan harga saham. Beberapa teknik
yang sering dipergunakan para investor untuk menggerakkan harga dengan tujuan memperoleh
keuntungan jangka pendek, diantaranya:
Bearish market, sesuai dengan namanya yaitu beruang yang mempunyai sifat menurunkan
kepalanya, maka investor menginginkan harga saham menjadi turun. Aneh bukan?
Penjelasannya begini, apabila investor berasumsi bahwa harga saham suatu perusahaan
sudah tinggi (overvalued), atau ada rumor-rumor negatif yang beredar, maka harga saham
tersebut akan turun. Mereka akan menjual besar-besaran saham tersebut walaupun tidak
memiliki saham yang akan dijual. Hal ini akan menyebabkan mereka mengalami posisi yang
terbuka (open position). Dengan harapan harga saham akan turun, kemudian mereka
membeli di harga yang lebih rendah untuk menutupi posisi. Selisih harga jual dan harga beli
merupakan keuntungan dari investor. Proses ini juga dikenal sebagai short selling. Transaksi
ini sering dilakukan oleh para investor walaupun sebenarnya tidak diperbolehkan karena
mengandung resiko yang cukup besar. Misalnya setelah melakukan penjualan, harga saham
bukannya turun malah naik, maka investor terpaksa harus membeli untuk menutupi posisi
sehingga dapat menyebabkan kerugian. Dan lebih parah lagi apabila posisi yang terbuka ini
M. Hadi Purnama, Page 45
tidak mampu ia tutupi karena tidak terdapat saham yang akan dibeli. Hal ini akan
menyebabkan gagal serah yang berakibat investor akan dikenakan penalti.

Bullish market, kebalikan dengan bearish market, para investor yang telah memprediksi
harga saham akan naik, maka akan membeli saham-saham tersebut. Untuk mendukung
aksinya, mereka akan meniupkan rumor-rumor positif sehingga market akan bereaksi dan
mengakibatkan harga naik.
Intervensi pemerintah
Intervensi pemerintah bertujuan untuk menjaga indeks saham supaya tidak anjlok. Bisa juga
bertujuan untuk mengantar suatu proses IPO dari perusahaan BUMN tertentu menjadi sukses.
Chartis
Chartis atau dikenal juga sebagai analis teknikal merupakan suatu cara pendekatan dalam
memprediksi pergerakan harga saham berdasarkan data harga saham sebelumnya. Cara ini
menggunakan pendekatan grafik untuk melihat asumsi harga. Apabila harga sudah dianggap
murah, maka investor akan ramai-ramai membeli sehingga grafik akan bergerak naik ke atas
atau disebut juga support level, sedangkan apabila harga sudah dianggap mahal maka investor
akan beramai-ramai menjual sehingga grafik akan kembali bergerak ke bawah atau disebut juga
resistance level. Dari bentuk grafik yang naik-turun berulang-ulang maka akan mudah terlihat
dimana support level dan resistance level dari suatu saham.
Dasar-Dasar Analisa
Sudah kepingin beli saham? Sebaiknya ditunda dulu sampai anda selesai membaca bab ini.
Mengapa? Tentunya anda bukan tipe pembeli kucing dalam karung. Sebelum anda memutuskan
untuk membeli saham suatu perusahaan, harus ada keyakinan bahwa perusahaan tersebut
adalah perusahaan yang baik sehingga anda diuntungkan dalam dua hal, yaitu harga saham naik
(capital gain) dan mendapat pembagian deviden. Bukankah ini yang anda inginkan?
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi suatu perusahaan, para
analis mempelajari kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan melakukan proyeksi kondisi
perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam suatu
laporan riset perusahaan. Untuk menghasilkan suatu riset yang baik, seorang analis harus
mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas mengenai kondisi ekonomi mikro, makro,
peraturan-peraturan yang berlaku, perilaku konsumen dan lain lain. Disamping itu, dibutuhkan
juga waktu dan tenaga dalam mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam proses analisa.
Namun anda tidak perlu repot-repot dalam membuat analisa tersebut, karena keterbatasan waktu
dan tenaga yang anda miliki. Merupakan tugas kami dalam menyediakan hasil analisa yang
mendalam dan bermutu.
Bekal yang kami berikan pada kesempatan ini adalah pengetahuan dasar dalam memahami
laporan riset yang telah ada sehingga informasi tersebut dapat bermanfaat bagi anda dalam
mengambil keputusan. Untuk memahami angka-angka yang tercantum dalam laporan riset, kami
akan membaginya menjadi dua kategori, yaitu:
M. Hadi Purnama, Page 46
A. Rasio valuasi
B. Data fundamental
Rasio-rasio valuasi
Rasio-rasio valuasi memberikan gambaran apakah harga saham suatu perusahaan wajar, terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Rasio ini memudahkan calon investor untuk mengambil keputusan
dalam berinvestasi. Rasio-rasio valuasi meliputi:
1. Price/Earnings (PER)
2. Price/Earnings Growth (PEG)
3. Price/Sales (PSR)
4. Price/Cash Flow (PCF)
5. Enterprise Value/EBITDA (EV/EBITDA)
6. Price/Book Value (PBV)
Price/Earnings (PER)
PER merupakan rasio yang paling populer di kalangan investor. Rasio ini memberikan gambaran
berapa harga yang dibayar oleh para investor untuk pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan.
PER didapat dari harga saham di bursa dibagi dengan laba bersih per saham. Sebagai contoh,
misalnya Telkom diperdagangkan pada harga Rp. 3.600 per saham, laba bersih per saham Rp.
290, maka PER sebesar 12,4x. Angka ini mencerminkan bahwa investor bersedia membayar
sebesar Rp. 12,4 untuk setiap Rp. 1 yang dihasilkan oleh perusahaan.
Secara umum saham dengan PER rendah sering dikatakan sebagai saham yang murah.
Rendahnya PER bisa diakibatkan dari menurunnya harga saham atau meningkatnya laba bersih.
Dan sebaliknya PER yang tinggi bisa diakibatkan oleh apresiasi harga saham sebagai akibat
tingginya minat para investor atau menurunnya laba bersih.
Pada umumnya PER yang biasa anda temukan, merupakan PER "kebelakang" (trailing PER),
yaitu harga saham perusahaan dibagi laba bersih yang tercatat untuk masa 12 bulan yang lalu.
Namun, ada juga yang dikenal sebagai PER "kedepan" (forward P/E), yaitu harga saham
perusahaan dibagi laba bersih yang diproyeksikan oleh para analis untuk tahun berjalan.
Diantara kedua versi PER, mana yang lebih baik? PER "kebelakang" memiliki keunggulan
sebagai data aktual, dimana laba bersih yang digunakan telah diaudit oleh akuntan dan
dilaporkan kepada Bapepam. Namun kekurangannya adalah laba bersih tersebut tidak menjamin
perolehan laba bersih yang sama untuk masa mendatang, bisa lebih baik atau lebih buruk.
M. Hadi Purnama, Page 47
Dengan menggunakan PER "kedepan", investor lebih dapat mengantisipasi pendapatan suatu
perusahaan dimasa mendatang dengan memperhitungkan faktor pertumbuhan. Walaupun
perkiraan/proyeksi tersebut kadangkala tidak tepat, setidaknya dapat memberi gambaran lebih
jelas mengenai arah suatu perusahaan.
Kelemahan terbesar dari kedua versi PER ini adalah tidak memperhatikan kualitas atas
pendapatan (quality of earnings). Perusahaan juga terkadang mempermainkan angka dari
pendapatannya dengan kecanggihannya "memanipulasi" pembukuan agar terlihat lebih baik,
terutama data pada laporan keuangan yang dikeluarkan setiap kwartal, yang tidak teraudit. Pada
akhirnya, walau populer, rasio PER sama seperti rasio lainnya, merupakan faktor penuntun yang
hanya akan berarti bila didukung oleh pengetahuan mendalam dari suatu perusahaan dari sisi
lainnya.
Price/Earnings Growth (PEG)
Perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang baik akan diminati oleh banyak investor. Pada
umumnya harga saham perusahaan yang terus berkembang akan naik karena laba bersih per
saham juga akan mengalami peningkatan.
Rasio PEG akan memberi ide bagi anda, bagaimana menilai harga saham suatu perusahaan
dikaitkan dengan pertumbuhan perusahaan tersebut. Angka PEG didapat dengan cara membagi
PER dengan proyeksi tingkat pertumbuhan. Apabila suatu perusahaan dengan PER 12,5x dan
analis memperkirakan perusahaan akan tumbuh sebesar 20% pada tahun depan, maka PEG
adalah sebesar 0,61. Sebagai patokan, para investor pada umumnya menyukai saham dengan
PEG di bawah satu. Bila PEG di atas satu, maka saham tersebut diperdagangkan di atas nilai
pertumbuhannya. Namun seperti biasanya, kunci dalam mengevaluasi satu saham adalah
dengan membandingkannya dengan saham sejenis.
Sebagai contoh, katakanlah menurut para analis proyeksi PER tahun 2001 PT. Telkom adalah
7,2x, jika dibandingkan dengan PER PT. Indosat tahun 2001 yang sebesar 6,7x. Sepintas terlihat
bahwa harga saham Telkom lebih mahal. Tetapi apabila dilihat dari proyeksi pertumbuhan
Telkom tahun 2001 sebesar 40%, sedangkan Indosat sebesar 10%, maka PEG Telkom menjadi
sebesar 0,18 dan Indosat sebesar 0,67. Bukankah dengan demikian harga Telkom menjadi lebih
menarik.
Price/Sales (PSR)
Rasio antara harga saham dengan penjualan akan memberi suatu gambaran alternatif bagi para
investor. Berbeda dengan PER, dimana banyak investor tidak begitu saja percaya dengan laba
suatu perusahaan karena kemungkinan ada manipulasi/pembukuan oleh pihak perusahaan
supaya kinerja perusahaan kelihatan lebih bagus. Sedangkan penjualan perusahaan lebih sulit
untuk dimanipulasi, sehingga angka ini lebih dapat dipercaya. Lagi pula akhir-akhir ini, dengan
banyaknya perusahaan internet dan perusahaan yang baru dimulai (start up companies) yang
belum memiliki track record keuntungan/laba karena biaya promosi dan sebagainya yang besar,
rasio ini banyak membantu para investor dalam mengevaluasi.
Rasio ini didapat dari harga saham di bursa dibagi dengan nilai penjualan per saham
perusahaan. Atau untuk lebih mudahnya, Total Market Value di bagi dengan total penjualan
M. Hadi Purnama, Page 48
perusahaan dalam 12 bulan terakhir. (Total Market Value = harga saham x jumlah saham yang
diterbitkan).
Pada umumnya, suatu perusahaan dengan PSR lebih kecil dari satu, merupakan perusahaan
yang menarik. Mengapa? Apabila suatu perusahaan dengan total penjualan Rp. 200 miliar,
market value Rp. 160 miliar, akan memiliki PSR 0,8x. Ini berarti anda dapat membeli Rp 10
penjualan perusahaan hanya dengan membayar Rp 8. Sebagai acuan, PSR yang biasa diminati
adalah di bawah 1x, walaupun rasio tersebut sangat tergantung oleh masing-masing industri dan
posisi perusahaan tersebut di industri yang bersangkutan.
Price/Cash Flow (PCF)
Sama seperti PSR, rasio ini juga dipergunakan oleh investor yang meragukan akan laba yang
dilaporkan oleh perusahaan. Tetapi permasalahannya adalah ada berbagai cara untuk
menghitung arus kas dan sedikit rumit dalam perhitungannya. Untuk mengerti cara kerjanya,
anda harus memahami dulu sedikit cara baku pencatatan pembukuan yang berlaku.
Dalam proses pencatatan laba rugi suatu perusahaan yang disajikan sesuai dengan standar
akuntansi, bagian yang paling atas dari laporan laba rugi merupakan total penjualan, kemudian
disusul dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bagian yang paling bawah
merupakan laba bersih perusahaan.
Beberapa dari biaya-biaya yang tercatat merupakan biaya langsung dari proses produksi atau
jasa pelayanan, yang berakibat langsung terhadap pengurangan saldo kas perusahaan. Selain
itu juga ada biaya-biaya yang tidak berakibat terhadap pengurangan saldo kas seperti biaya
depresiasi dan amortisasi. Semakin ke bawah dari laporan keuangan akan semakin banyak
dijumpai akun-akun yang bisa "dipoles" oleh para akuntan perusahaan untuk "mempercantik"
laba perusahaan, seperti akun pajak dan lain-lain. Oleh karena itu para analis menggunakan arus
kas dimana angka ini mencerminkan berapa besar uang yang benar-benar dihasilkan oleh
perusahaan.
Sebagai contoh, suatu perusahaan yang menggunakan teknologi tinggi akan membutuhkan
pinjaman yang sangat besar untuk membiayai pembangunan infrastrukturnya, sehingga untuk
menganalisa kinerja perusahaan tersebut, para analis akan menggunakan rumusan arus kas
dengan mengeluarkan unsur biaya yang timbul akibat hutang perusahaan. Mereka ingin
mengetahui berapa besar uang yang dapat dihasilkan oleh perusahaan tanpa dibebani oleh
unsur biaya bunga pinjaman.
Apa yang menjadi tolak ukur terhadap rasio ini? Tergantung dari jenis industri yang anda pelajari.
Seperti rasio-rasio sebelumnya, anda sebaiknya membandingkan dengan perusahaan sejenis
pada industri yang sama.
Enterprise Value/EBITDA (EV/EBITDA)
Bentuk lain dari Price/Cash Flow yang sering dipergunakan oleh para analis adalah EV/EBITDA.
EV (Enterprise Value) adalah penjumlahan dari Nilai Kapitalisasi Pasar (Market Capitalisation)
yang diperoleh dari harga saham x jumlah saham yang beredar, dengan Net Debt (Total hutang
M. Hadi Purnama, Page 49
dikurangi dengan kas dan setara kas). EBITDA di dapat dari laba bersih ditambah dengan biaya
bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.
Rasio ini membandingkan biaya yang telah diinvestasikan (modal sendiri dan hutang) dengan
arus kas yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan. Seperti rasio Return On Asset (ROA),
rasio ini menggambarkan kinerja dari suatu perusahaan dikaitkan dengan dana yang telah ditanamkan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini:
Apabila kita menggunakan rasio PCF, terlihat bahwa perusahaan B lebih murah dan menarik,
tetapi pendekatan ini mengesampingkan unsur pinjaman yang dapat memberikan beban dan
resiko tinggi bagi pemegang saham. Apabila kita menggunakan pendekatan EV/EBITDA maka
akan terlihat bahwa penilaian kedua perusahaan di atas adalah sama.
Price/Book Value (PBV)
Nilai buku (Book Value) merupakan aset perusahaan dikurangi dengan kewajiban perusahaan
atau dengan kata lain merupakan nilai yang tersisa bagi pemegang saham apabila perusahaan
dijual dan semua kewajiban dilunasi. Rasio ini mengukur berapa harga yang dibayar oleh
investor terhadap nilai yang tersisa tersebut. Semakin rendah angkanya, semakin bagus bagi
investor.
Rasio ini lebih cocok dipergunakan untuk industri yang memiliki aktiva tetap yang bernilai tinggi
seperti pabrik. Sedangkan bagi perusahaan yang memiliki aset bernilai yang tidak tampak di
neraca (intangible assets/good will), seperti perusahaan berbasis teknologi tinggi dan bidang
jasa, akan memberikan rasio yang tidak bagus.
Keunggulan dari rasio ini adalah mudah untuk dipahami dan dihitung, sehingga gampang untuk
dipergunakan dalam membandingkan saham-saham industri yang sejenis. Disamping itu karena
tidak berhubungan dengan sistem akunting, maka rasio ini dapat dipergunakan dengan luas.
Data-data fundamental
Data-data fundamental akan memberikan gambaran bagi anda tentang kinerja dari suatu
perusahaan. Dari sini anda dapat membandingkan tingkat efisiensi satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain. Data-data fundamental meliputi:
1. Marjin
2. Hutang jangka panjang
3. Persediaan
4. Aktiva lancar/kewajiban lancar
M. Hadi Purnama, Page 50
5. Rasio efisiensi
6. Tingkat pengembalian dari deviden (Dividend yield)
Marjin (Margin)
Marjin merupakan suatu angka untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dibandingkan dengan
total penjualannya. Dengan menggunakan angka ini anda dapat membandingkan tingkat efisiensi
suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Sebagai contoh, perusahaan A mempunyai total
penjualan Rp. 200 miliar per tahun, demikian juga dengan perusahaan B. Untuk mengetahui
perusahaan mana yang lebih efisien, coba perhatikan lagi laba bersih perusahaan A mendapat
Rp. 10 miliar, sedangkan perusahaan B sebesar Rp. 6 miliar. Dengan demikian marjin
perusahaan A adalah 5%, sedangkan perusahaan B sebesar 3%. Dengan membandingan kedua
angka ini, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan A lebih efisien.
Para analis membagi marjin menjadi beberapa kategori, seperti marjin laba kotor (gross margin),
marjin laba operasi (operating margin), marjin laba sebelum pajak (pretax margin) dan marjin
laba bersih (net margin).
Marjin Kotor (Gross margin)
Angka ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang didapat dari perusahaan dari "basic
business". Pendekatan ini hanya memperhatikan biaya produksi (harga pokok), tanpa
memperhatikan biaya administrasi dan pemasaran.
Marjin Operasi (Operating margin)
Apabila anda ingin mengetahui seberapa efisiennya suatu perusahaan jika ditambah lagi dengan
biaya pemasaran dan administrasi, konsep yang dipergunakan adalah sama dengan pendekatan
arus kas, yaitu untuk mengetahui berapa arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari
penjualannya. Atau dikenal juga dengan istilah EBITDA (earnings before interest, tax,
depreciation and amortization).
Marjin sebelum pajak (Pre-tax margin)
Lebih jauh lagi, apabila anda ingin mengetahui apakah perusahaan masih efisien bila ditambah
lagi dengan unsur biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, maka digunakan pretax margin.
Marjin Bersih (Net margin)
Setelah dikurangi dengan semua biaya, maka yang tersisa adalah laba bersih perusahaan,
dengan membagikannya dengan total sales, maka akan didapat net margin perusahaan yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi secara keseluruhan dari suatu perusahaan setelah di
tambahkan semua unsur biaya.
M. Hadi Purnama, Page 51
Selain anda dapat membandingkan dengan perusahaan lain, anda juga dapat membandingkan
tingkat efisiensi suatu perusahaan dari tahun ke tahun sehingga dapat diketahui apakah
perusahaan tersebut bertambah maju atau malah mengalami kemunduran. Analisa ini dikenal
dengan analisa trend.
Hutang jangka panjang
Mengapa seorang investor perlu memperhatikan hutang suatu perusahaan. Sampai saat ini
masih kita rasakan pahitnya pengalaman yang dialami dimasa krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Mengapa banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan? Umumnya
perusahaan yang mengalami kesulitan adalah perusahaan yang memiliki banyak pinjaman
sehingga mengalami kesulitan cash flow pada saat suku bunga mengalami peningkatan yang
tinggi.
Memang, hutang juga merupakan unsur yang penting bagi suatu perusahaan guna melakukan
ekspansi lebih cepat dan menciptakan suatu kesempatan atau peluang baru. Tetapi apabila
pihak manajemen tidak berhati-hati dalam mengelola hutangnya, maka yang akan terjadi adalah
bencana dimasa datang.
Untuk mengetahui berapa jumlah hutang yang ideal bagi suatu perusahaan, maka para analis
menggunakan rasio debt/total capital. Angka ini mengukur berapa besar kapitalisasi suatu
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Menurut pengalaman yang ada, suatu perusahaan
sebaiknya jangan meminjam lebih dari 50% dari total nilai kapitalisasi.
Disamping itu, perlu diperhatikan apakah setelah mendapatkan pinjaman, perusahaan mampu
menciptakan laba yang lebih besar dan tetap efisien. Bila tidak, sebaiknya anda berinvestasi di
perusahaan yang lain.
Persediaan (Inventory)
Apa yang dapat diketahui dengan memperhatikan angka persediaan yang tercantum dalam
neraca suatu perusahaan. Pertumbuhan angka penjualan yang pesat akan diikuti oleh
peningkatan angka persediaan, yang digunakan untuk mendukung penjualan tersebut.
Dilain pihak apabila angka persediaan meningkat dengan pesat tetapi tidak diikuti dengan
peningkatan volume penjualan, maka anda harus memberi perhatian khusus.
Untuk melihat tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam mengatur persediaannya, tidak dapat
dilihat hanya dengan memperhatikan angka persediaan itu sendiri, tetapi juga harus dikaitkan
dengan tingkat penjualan. Dengan membagi nilai penjualan dengan nilai persediaan, maka akan
didapat rasio perputaran persediaan (inventory turnover) yang memberikan gambaran berapa
lama persediaan disimpan sampai terjual. Dengan rasio ini, anda dapat membandingkan dengan
perusahaan lain yang bergerak pada bidang yang sama, sehingga dapat diketahui mana yang
lebih efisien.
Anda harus hati-hati bila melihat suatu perusahaan yang memiliki persediaan yang terus
bertambah tanpa diikuti dengan pertumbuhan penjualan, apalagi jenis persediaannya merupakan
barang yang cepat kadaluarsa atau cepat ketinggalan model dan teknologi.
M. Hadi Purnama, Page 52
Aktiva lancar/kewajiban lancar
Rasio ini dikenal juga sebagai rasio likuiditas yaitu dengan membagi aktiva lancar (kas dan
setara kas, ditambah piutang perusahaan dan persediaan) dengan kewajiban lancar (hutang
jangka pendek). Rasio ini memberikan gambaran apakah perusahaan mempunyai kemampuan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara cepat. Terkadang para analis yang lebih
konservatif mengeluarkan angka persediaan sebagai pembilang, rasio ini dikenal dengan "quick
ratio".
Anda harus memberikan perhatian khusus pada sisi aktiva lancar, karena mungkin saja kualitas
piutangnya sudah tidak bagus karena tidak tertagih, demikian juga dengan persediaannya,
mungkin ada sebagian yang merupakan persediaan yang tidak dapat terjual. (lihat kembali pada
bagian persediaan di atas).
Rasio efisiensi
Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang dapat memberikan hasil yang lebih banyak
dengan menggunakan sumber daya yang sama dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang
lain. Para analis sering menggunakan parameter Return On Equity (ROE) dan Return On
Asset (ROA) untuk mengukur tingkat efisiensi ini.
ROE adalah rasio antara laba bersih dengan ekuitas/modal sendiri perusahaan yang biasanya
disajikan dalam bentuk persentase. Sedangkan ROA adalah rasio antara laba bersih dengan
total aktiva.
Dividend yield
Salah satu harapan dari investor dalam membeli saham adalah mendapatkan deviden. Dividend
yield berguna untuk mengetahui berapa besar return yang akan diperoleh dari nilai investasi.
Sebagai contoh, apabila harga saham pada saat pembelian sebesar Rp 3.000 dan deviden yang
diperoleh sebesar Rp 150 per saham, maka dividend yield yang diperoleh sebesar 5%.
Bila rasio ini menghasilkan angka yang kecil, tidak berarti sahamnya tidak bagus, karena
terkadang suatu perusahaan mempunyai kebijaksanaan untuk tidak membagi deviden kepada
pemegang saham karena laba usaha dipergunakan lagi untuk investasi kembali. Tetapi investor
masih dapat menikmati keuntungan dari naiknya harga saham di market apabila para pelaku
pasar memberikan sentimen positif terhadap ekspansi perusahaan.
Di lain pihak, deviden yang tinggi juga tidak berarti bagus apabila pihak perusahaan salah
perhitungan dalam pemberian deviden. Hasil yang didapat dari deviden akan hilang akibat dari
persentase penurunan harga saham lebih besar dari return yang didapat dari deviden.
M. Hadi Purnama, Page 53
Memilih Broker
Dengan sampainya anda pada bagian ini, tentu anda sudah lebih siap pula baik dalam modal
pengetahuan dasar maupun secara mental. Tetapi jangan terburu-buru untuk melakukan
transaksi. Masih ada satu langkah lagi yang harus anda lakukan, yaitu memilih
broker/perusahaan sekuritas. Mengapa ini penting?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa anda tidak dapat melakukan transaksi
langsung antar investor tanpa perantaraan dari broker. Selain itu, broker akan membantu anda
dalam menyediakan informasi yang anda butuhkan dalam proses berinvestasi. Ada banyak
broker yang terdaftar di bursa, bagaimana anda akan memilih mereka? Ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan:
Bonafiditas
Mengapa ini penting? Apa yang menjadi resiko anda? Bisa saja broker anda bangkrut karena
modalnya cekak. Sebagai contoh, apabila ada investor yang telah memesan pembelian saham
dalam jumlah besar, pada saat penyerahan pembayaran (T+4), harga saham yang dipesan
mengalami penurunan dan investor tersebut mangkir. Dalam hal ini merupakan tanggung jawab
dari broker untuk menebus saham yang telah dipesan. Apabila kondisi cashflow dari broker tidak
kuat, maka akan mempengaruhi kinerja dari broker anda. Karena itu, sebelum menentukan
pilihan, sebaiknya anda melakukan penelitian atas latar belakang dan kondisi keuangan broker
tertentu.
Pelayanan
Bonafid saja belum cukup, apabila tidak didukung dengan pelayanan yang baik. Apa tolak
ukurnya? Minimal anda harus mendapatkan informasi yang cukup dan berbobot. Apabila broker
anda mempunyai tenaga analis dan sales yang handal, maka anda akan mendapatkan informasi
yang cukup memadai untuk mendukung langkah investasi anda. Ingat! Informasi yang
dibutuhkan berupa data fundamental perusahaan, rumor mengenai kondisi politik, kebijaksanaan
perekonomian, kondisi regional dan lain lain. sangat diperlukan sebagai pertimbangan dalam
mengambil tindakan. Semakin cepat anda mendapatkan informasi dibandingkan orang lain,
semakin besar kemungkinan bagi anda untuk memperoleh keuntungan.
Biaya
Tanyakan terlebih dahulu biaya apa saja yang akan dibebankan ke rekening anda dan berapa
besar biaya tersebut. Secara umum biaya yang akan dibebankan ke anda adalah 0,3% untuk
transaksi pembelian dan 0,4% untuk transaksi penjualan. Angka ini adalah angka patokan karena
anda masih dapat melakukan negosiasi harga dengan broker anda. Disamping itu, mungkin
masih ada biaya lain yang masih harus anda tanyakan, misalnya apabila transaksi anda tidak
aktif, anda akan dibebankan biaya.
Batas limit transaksi
Tanyakan pada broker anda mengenai prosedur dari perusahaannya dalam pemberian
limit/plafon untuk bertransaksi. Berapa besar deposit yang perlu anda setor untuk mendapatkan
plafon tersebut. Masing-masing broker umumnya mempunyai peraturan yang berbeda-beda
dalam hal ini.
Setelah anda memilih broker yang sesuai dengan kondisi anda, maka anda harus membina
hubungan baik dengan mereka, karena merekalah yang secara aktif mengikuti perkembangan
M. Hadi Purnama, Page 54
pasar. Mungkin mereka memiliki informasi yang sangat berharga dan mereka membagikan
informasi tersebut kepada anda terlebih dahulu karena hubungan yang baik.
Langkah Menuju Sukses
Selamat bagi anda yang telah membaca bab-bab terdahulu karena anda telah mempunyai bekal
untuk melangkah. Apa yang telah MainSaham.com berikan merupakan pengetahuan dasar.
Masih banyak lagi pengetahuan dan teknik-teknik investasi yang bisa anda dapatkan dari
literatur-literatur yang terdapat pada toko buku atau perpustakaan yang dapat membahas
investasi secara mendalam.
Sebelum anda melangkah lebih jauh, MainSaham.com masih mempunyai bekal untuk menemani
perjalanan anda. Apakah itu? Beberapa tips lanjutan yang perlu anda simak yaitu:
Atur portfolio investasi anda
Janganlah menaruh semua telur dalam satu keranjang. Apabila keranjangnya jatuh maka anda
tidak memiliki telur lagi. Demikianlah pepatah yang sering kita dengar. Pepatah ini sungguh dapat
diterapkan dalam strategi investasi. Janganlah anda menaruh semua uang anda ke dalam satu
jenis investasi . Sebagai contoh apabila anda menaruh semua uang anda ke investasi saham,
apabila dalam kondisi bursa saham sedang hancur dan kebetulan anda membutuhkan uang,
maka anda "terpaksa" menjual saham anda sehingga dapat mengakibatkan kerugian, padahal
bisa saja setelah beberapa waktu kemudian bursa saham sudah bagus kembali.
Contoh lain, apabila anda menginvestasikan semua uang anda dalam bentuk tabungan atau
deposito di bank, dalam hal ini uang anda relatif lebih aman, tetapi return yang akan anda
peroleh tentulah belum optimal.
Dalam hal berinvestasi di saham, pepatah di atas masih juga dapat diterapkan. Janganlah
menaruh semua anggaran anda di saham pada satu saham saja. Apabila saham tersebut
"hancur", maka anda akan mengalami kerugian yang besar. Lebih bijaksana apabila anda
mengatur portfolio saham anda. Setelah menetapkan besarnya anggaran anda untuk investasi di
saham, maka pilihlah beberapa saham yang berlainan sektor ekonominya. Jika ada satu sektor
ekonomi yang terpukul, misalnya properti, maka anda masih memiliki saham di sektor lain yang
masih bagus, misalnya sektor barang konsumsi.
Kapan harus menjual?
Tentulah anda harus menjual pada harga yang paling tinggi, sehingga anda akan memperoleh
keuntungan maksimal. Tetapi persoalannya bagaimana menentukan harga tertinggi tersebut?
Karena harga terbentuk oleh pasar berdasarkan hukum permintaan dan penawaran.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kembalilah ke bab dasar-dasar analisa. Alasan yang tepat
bagi anda untuk menjual saham, selain membutuhkan dana kas adalah apabila berdasarkan
hasil analisa, saham tersebut sudah overvalued. Jika menurut kalkulasi, saham yang anda
pegang sudah terlalu tinggi sehingga peluangnya kecil untuk naik lagi dan laju pertumbuhan
industrinya sudah terbatas, maka jualah saham anda untuk dialihkan ke saham lain yang potensi
pertumbuhannya masih besar.
Sebelum kami akhiri sesi ini, perlu kami ingatkan kembali, jangan menggunakan uang untuk
keperluan jangka pendek untuk investasi jangka panjang. Dan satu hal lagi ialah, setelah
menaruh investasi anda, maka sediakanlah sedikit waktu untuk memberikan perhatian untuk
M. Hadi Purnama, Page 55
menelaah kembali portfolio anda. Memang tidak disarankan bagi anda untuk setiap saat melotot
di monitor bursa untuk mengikuti perkembangan harga saham dari detik ke detik, tetapi tidak
memperdulikan sama sekali juga bukanlah merupakan ide yang baik.
Nah, pembaca yang budiman, kami mengajak anda untuk menjadi investor yang bijaksana.
Dimana anda bertindak berdasarkan perhitungan dan bukanlah berdasarkan insting. Tetaplah
bersama kami, karena kami akan terus memberikan informasi yang berguna dalam langkah
investasi anda.
Memahami Diri Anda Dalam Berinvestasi
Di dalam dunia keuangan ada dua paham mengenai pola investor membuat keputusan investasi.
Satu dikenal dengan nama 'Classical Decision Making' dan yang lain dikenal dengan nama
'Behavioral Decision Making'.
Classical (Rational) Decision Making
Dalam paham ini ada tiga asumsi tentang proses pengambilan keputusan investasi seorang
investor.
(1) Investor memilih diantara sejumlah investasi beresiko dengan membandingkan hasil
investasi yang diperoleh jika memasukkan investasi tsb sebagai bagian dari total asset
mereka,
(2) Investor akan memilih probabilitas hasil yang lebih tinggi untuk investasi yang memiliki
resiko dan kemungkinan hasil yang sama, dan
(3) investor dapat membuat keputusan yang rasional, tidak bias, dan konsisten.
Behavioral Decision Making
Paham ini mengkritik kelemahan paham klasik karena menurut mereka
(1) investor cenderung untuk memisahkan keputusan investasi mereka dan dibandingkan
dengan posisi 'status quo' daripada mengintegrasikan keputusan tersebut dengan
melihat total asset mereka. Investor cenderung melihat investasi dalam term 'rugi atau
untung' tanpa melihat pengaruh investasi tersebut dalam total portfolio mereka.
(2) Investor cenderung untuk 'cari aman' dalam posisi untung dan 'berani bertaruh' dalam
posisi rugi.
(3) Investor merasakan kesedihan yang lebih berat jika menderita rugi dibanding perasaan
gembira jika untung untuk jumlah yang sama.
Arti Resiko dalam Behavioral Decision Making
Jika dalam 'classical' resiko dihitung melalui standar deviasi, atau perhitungan statistik lainnya,
maka dalam 'behavioral' resiko adalah:
1. Rugi Uang Kebanyakan investor berpendapat kehilangan uang adalah resiko terbesar.
Definisi kehilangan uang ini adalah (1) dihitung dari biaya pembelian, (2) dalam nominal dan
bukan persentase, (3) baru terjadi jika dijual.
2. Investasi dalam Instrumen yang tidak Familier
3. Pengalaman Rugi dalam Investasi yang Familier
M. Hadi Purnama, Page 56
4. Investasi yang Melawan Arus
5. Potensial vs Actual. Investor sering lupa bahwa resiko di masa depan jauh lebih penting dari
resiko di masa lalu
Apa yang harus dilakukan
Investor yang ideal adalah investor yang rasional. Oleh karena itu sebisa mungkin ciri-ciri
behavioral diminimisasi. Pola rasional umumnya dimiliki oleh kalangan institusi, sementara pola
behavioral umumnya terjadi di kalangan individu.
Pengaturan Uang Keluarga
Sesungguhnya artikel ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan strategi berinvestasi.
Tetapi kenapa artikel ini perlu disampaikan? Permasalahannya adalah banyak konflik atau
sumber pertengkaran antara suami-isteri berakar dari masalah keuangan keluarga! Kesulitan
financial dapat menjadi pemicu ketidakharmonisan keluarga anda. Melalui artikel ini kita mencoba
untuk mencari solusi untuk bersama-sama membahas cara pengaturan keuangan keluarga yang
tepat, sehingga kesulitan financial tidak terjadi pada keluarga anda karena salah dalam
pengaturannya.
Pada artikel ini tidak dibahas bagaimana strategi berinvestasi sehingga mendapatkan sejumlah
uang, tetapi akan dibahas sisi lainnya yaitu bagaimana cara mengurangi pengeluaran serta
perlindungan terhadap aset yang anda miliki sehingga pada akhirnya akan menghasilkan buah
yang sama yaitu kesejahteraan keluarga.
Neraca keuangan keluarga terdiri dari dua sisi, yaitu sisi pendapatan dan sisi pengeluaran. Pada
kebanyakan keluarga sisi pendapatan bersifat tetap atau terbatas, misalnya gaji yang diterima
setiap bulannya sudah terukur. Sedangkan pada sisi pengeluaran bersifat lebih tidak pasti,
misalnya dana yang harus dikeluarkan apabila ada anggota keluarga yang sakit, kerusakan
kendaraan, perbaikan bagian rumah yang rusak dan lain-lain.
Ide yang paling sederhana adalah bagaimana dengan pendapatan yang terbatas ini dapat
dialokasikan dengan benar antara pengeluaran-pengeluaran yang ada dan keperluan
berinvestasi sehingga setiap bulannya masih ada dana yang ditabung untuk menambah
kekayaan anda. Di bawah ini kami sampaikan beberapa ide yang dapat membantu anda untuk
mengatur neraca keuangan keluarga dengan baik.
1. Skala prioritas
Susun daftar prioritas pengeluaran anda. Dahulukan hal yang penting dan mendesak dalam
penyusunan daftar tersebut. Misalnya pertama biaya pendidikan dan kesehatan anak, kedua beli
rumah, ketiga beli mobil, keempat tour ke luar negeri. Dengan adanya daftar prioritas ini maka
hal-hal yang sudah masuk dalam daftar harus diutamakan sedangkan hal yang diluar daftar
harus dikesampingkan.
Membuat daftar adalah perkara yang mudah, tetapi disiplin dalam menjalankan apa yang telah
ditetapkan merupakan persoalan yang lain. Sering pada saat jalan-jalan ke mall, kita melenceng
dari prioritas yang telah disusun, misalnya tergoda untuk membeli baju buat anak, mainan untuk
anak, nonton film bagus, makan di restoran mahal, beli baju dan lain sebagainya.
2. Buat list pembelanjaan
Buatlah rincian dari pengeluaran yang telah dikeluarkan dalam sebulan dan anda akan terkejut
setelah menemukan bahwa 70% dari pengeluaran anda merupakan item-item yang berada diluar
M. Hadi Purnama, Page 57
daftar prioritas yang telah disusun. Pelajari secara seksama list pembelanjaan tersebut, batasi
hal-hal yang tidak perlu untuk bulan-bulan berikutnya, maka niscaya surplus neraca keuangan
anda akan semakin besar.
3. Sediakan dana untuk menabung
Dari dana hasil pendapatan yang ada, selalu harus disediakan untuk keperluan berinvestasi atau
menabung. Semakin besar dana yang berhasil anda hemat dari sisi pengeluaran maka semakin
besar dana yang tersedia untuk keperluan berinvestasi. Permasalahannya sekarang adalah
bagaimana caranya melakukan penghematan yang baik?
Selama pendapatan masih pas-pasan, pemikiran sederhana ini sangat bermanfaat untuk
diterapkan. Kembali lagi pada daftar prioritas dan daftar pengeluaran yang telah dibahas di atas.
Setelah anda melakukan seleksi ulang maka akan tertinggal suatu daftar yang sudah merupakan
kebutuhan pokok yang sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Dari daftar prioritas dan kebutuhan yang tersisa, masih ada kemungkinan bagi anda untuk
melakukan penghematan lagi. Sebagai contoh, rumah tinggal merupakan suatu kebutuhan,
seandainya saat ini anda memiliki uang di tangan sebesar Rp 500 juta. Tentulah tidak bijaksana
jika anda menghabiskan semuanya untuk membeli rumah dan segala isinya. Pikirkan Apabila
saat ini anda cukup tinggal di rumah beserta isinya yang seharga Rp 250 juta, maka masih akan
tersisa Rp 250 juta untuk dikembangkan kembali. Demikian juga dengan Mobil, bahkan untuk hal
kecil pun seperti membeli pakaian, tersedia banyak sekali merk-merk mulai dari yang biasa
sampai merk terkenal. Dengan menghindari keinginan untuk selalu hidup mewah seperti tinggal
dirumah yang besar, mobil mewah dan pakaian bermerk terkenal, maka harta yang anda miliki
akan semakin cepat bertambah karena anda selalu mengalihkan dananya untuk berinvestasi.
4. Anda harus dibayar lebih dahulu
Masih berkaitan dengan topik di atas bahwa anda selalu harus mempunya dana untuk
menabung. Banyak diantara kita memiliki impian suatu saat nanti saya akan mempunyai rumah
yang besar, mobil yang nyaman atau menginginkan sejumlah uang dimasa pensiun. Tetapi
apabila anda tidak menabung atau berinvestasi dari sekarang, apakah impiannya akan terwujud?
Banyak orang menerapkan konsep yang salah dalam hal menabung, yaitu misalnya anda berdua
suami-isteri memiliki penghasilan gabungan sebesar Rp 5 juta per bulan. Setelah dipotong
keperluan belanja bulanan berupa pembayaran iuran sekolah anak, listrik, air, telpon dan
keperluan lain, maka yang tersisi sebesar Rp 500 rubu untuk keperluan menabung atau
berinvestasi. Bahkan kadang kala tidak tersisa sama sekali untuk keperluan menabung.
Dengan cara menabung seperti di atas maka akan sulit bagi anda untuk mewujudkan impian
anda. Seharusnya anda dibayar telebih dahulu sebelum segala biaya lainnya yang muncul.
Maksudnya adalah begini, misalnya anda menetapkan untuk menyisihkan 20% dari penghasilan
anda untuk berinvestasi, pada saat gajian, maka sisihkan Rp 1 juta untuk ditabung atau
diinvestasikan. Jika anda memulainya dari sekarang maka 30 tahun kemudian setelah anda
pensiun, dengan asumsi suku bunga bersih per tahun sebesar 10%, maka tabungan anda akan
menjadi Rp 2,2 miliar. Pada kenyataannya dengan semakin bertambah usia, maka karir juga
akan semakin mapan sehingga jumlah yang ditabung atau diinvestasikan juga akan semakin
besar, maka saldo pensiun juga akan semakin besar. Tetapi yang paling penting adalah anda
yang harus mendapat pembayaran terlebih dahulu.
Bagaimana kalau setelah anda mendapatkan pembayaran, sisanya tidak cukup untuk keperluan
yang lain, maka ada dua kemungkinan yang dapat anda lakukan. Pertama adalah mengurangi
pengeluaran rutin anda, misalnya biaya telpon dengan cara menghindari percakapan yang tidak
perlu, potong anggaran makan di luar rumah dan lain sebagainya. Kedua, anda harus mencari
tambahan pendapatan. Misalnya dengan memanfaatkan waktu luang anda untuk mencari
pekerjaan sampingan.
M. Hadi Purnama, Page 58
5. Lindungi harta anda
Bagaimana kalau terjadi musibah? Rumah terbakar, anggota keluarga terkena penyakit,
kecurian. Semua kejadian di atas akan menyebabkan aset yang telah terkumpul menjadi
berkurang bahkan habis sama sekali. Dan jangan lupa bahwa harta yang terpenting adalah anda
sendiri, apa yang akan terjadi kalau anda suatu waktu kehilangan kemampuan untuk
menghasilkan uang.
Ini bukan untuk menakut-nakuti anda. Tapi hal seperti ini dapat terjadi pada siapa saja. Maka
dalam melakukan perencana keuangan juga harus dipikirkan faktor ini. Harta yang telah anda
miliki saat ini perlu untuk dilindungi. Banyak sekali program perlindungan aset yang ditawarkan
oleh perusahaan. Sekarang yang perlu dipertimbangkan adalah jenis produk yang ditawarkan
harus sesuai dengan kebutuhan anda dan juga pertimbangan bonafiditas dari perusahaan
tersebut.
6. Review kembali secara berkala
Apa yang telah disusun bukanlah harga mati, review kembali bersama pasangan anda setelah
beberapa waktu untuk mengetahui apakah semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Lakukan
komunikasi secara terbuka untuk membahas kondisi keuangan keluarga anda. Segala sesuatu
dapat berubah dengan cepat, inflasi yang tinggi, kenaikan harga barang dan lain sebagainya.
Mungkin anda perlu merubah prioritas yang telah disusun sebelumnya.
7. Disiplin yang tinggi
Rencana sebagus apapun tidak akan berjalan dengan baik tanpa dilandasi dengan disiplin yang
tinggi dan kerja keras. Dengan menjalankan langkah-langkah di atas dengan benar disertai
strategi berinvestasi yang benar maka kami yakin masa depan yang baik ada dalam genggaman
anda sekarang.
MENGHITUNG PERKEMBANGAN DANA INVESTASI
Pada nomor yang lalu, Anda telah belajar tentang bagaimana mengetahui posisi keuangan Anda
pada saat ini. Bahkan sebelum- nya Anda juga sudah belajar tentang bagaimana menyusun
sebuah Anggaran Keluarga.
Sekarang, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan investasi untuk memperbesar nilai harta
Anda. Dari jumlah harta yang Anda miliki, Anda mungkin memiliki sejumlah uang menganggur
yang bisa Anda investasikan. Dari anggaran keuangan, Anda mungkin juga memiliki sekitar Rp
300 ribu per bulan yang bisa diinvestasikan.
Masalahnya, Anda mungkin tahu bagaimana cara menghitung keuntungan dalam melakukan
investasi. Banyak orang yang melakukan investasi, tapi tidak tahu bagaimana cara menghitung
keuntungan yang sudah dia dapatkan.
M. Hadi Purnama, Page 59
Untuk mengetahuinya, Anda perlu belajar tentang konsep bunga (interest). Konsep bunga, sering
disebut juga dengan konsep hasil investasi (return). Keduanya memiliki prinsip yang sama.
Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana sejumlah Rp 1 juta. Anda
pergi ke bank, menemui customer servicenya, dan mengutarakan maksud Anda. Dia
mengatakan bahwa bank akan memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen per tahun bila
Anda membuka deposito di situ.
Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda dapatkan pada akhir tahun, dan
berapa saldo investasi Anda bila Anda membiarkan saja investasi berputar selama sepuluh
tahun. Untuk itu, ada beberapa pilihan sistem bunga:
1. Bunga Sederhana (simple interest)
2. Bunga Berbunga (compound interest)
Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni:
* Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest)
* Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest)
* Bunga Berbunga Harian (daily compound interest)
Saya akan menunjukkan bagaimana cara menghitung untuk masing-masing sistem bunga
tersebut. Suka atau tidak suka, saya rasa akan sangat penting apabila Anda mengetahuinya.
BUNGA SEDERHANA
Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir tahun pertama, Anda
akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.
Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.
Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar
Rp 1 juta x 12 = Rp 120.000.
Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan mendapatkan total bunga sebesar:
Rp 120.000 x 10 = Rp 1.200.000.
Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000 (dana awal) + Rp 1.200.000
(jumlah total bunga) = Rp 2.200.000.
Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini disebut Bunga Sederhana.
BUNGA BERBUNGA
Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang Anda dapatkan akan
ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga bunga yang dihasilkan pada tahun berikutnya akan
lebih besar lagi. Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit salju. Makin ke
bawah makin besar.
Sekarang kita kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda membuka deposito senilai
Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per tahun, maka saldo investasi Anda pada setiap akhir tahun
adalah sebagai berikut:
Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 12 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 120.000 = Rp 1.120.000
M. Hadi Purnama, Page 60
Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.120.000 + (Rp 1.120.000 x 12 persen) = Rp 1.120.000 + Rp 134.400 = Rp 1.254.400.
Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi:
Rp 1.254.400 + (Rp 1.254.400 x 12 persen) = Rp 1.254.400 + Rp 150.528 = Rp 1.404.928.
Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10 saldo saldo investasi Anda
akan menjadi Rp 3.105.848. Jauh lebih banyak dibanding apabila Anda memakai metode bunga
sederhana tadi (yang hanya Rp 2.200.000).
BUNGA BERBUNGA BULANAN
Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang bunganya dibayarkan
setiap tahun (yearly compound interest). Namun demikian, ada juga bunga berbunga yang
bunganya dibayarkan setiap bulan (monthly compound interest).
Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan contoh di atas, di mana Anda
memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya bedanya, Anda tidak membukanya dalam bentuk rekening
deposito, tapi tabungan.
Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12 persen per tahun,
dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap akhir bulan, bunga yang Anda dapatkan
bukan 12 persen, melainkan 12 persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada 12 bulan dalam
setahun.
Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 1 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 10.000 = Rp 1.010.000.
Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.010.000 + (Rp 1.010.000 x 1 persen) = Rp 1.010.000 + Rp 10.100 = Rp 1.020.100
Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda menjadi:
Rp 1.115.668 + (Rp 1.115.668 x 1 persen) = Rp 1.115.668 + Rp 11.157 = Rp 1.126.825.
Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120), saldo investasi Anda
menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan apabila Anda memakai sistem bunga
berbunga tahunan.
BUNGA BERBUNGA HARIAN
Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara harian (daily compound
interest)? Banyak iklan bank menawarkan produk tabungan yang memberikan bunga secara
harian seperti ini. Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga bulanan. Bedanya,
bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun), hingga besarnya adalah 0.03
persen per hari.
Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan. Sekali lagi, kita gunakan
contoh seperti di atas.
Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 0,03 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 329 = Rp 1.000.329.
Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo Anda menjadi:
Rp 1.127.104 + (Rp 1.127.104 x 0,03 persen) = Rp 1.127.104 + Rp 371 = Rp 1.127.475.
M. Hadi Purnama, Page 61
Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo Anda akan menjadi
Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem bunga berbunga
bulanan.
Pekan lalu Anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem bunga dapat
mempengaruhi saldo investasi Anda pada akhir tahun, walaupun semuanya sama-sama
menjanjikan bunga 12 persen per tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang Anda
terima juga berbeda.
Berbedanya bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan istilah "suku bunga efektif"
(effective rate). Yaitu perbandingan jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun, dengan
jumlah uang yang Anda masukkan. Cara menghitung bunga efektif sangat mudah: bunga yang
Anda terima pada akhir tahun dibagi dengan nilai nominal uang Anda pada awal tahun.
Jadi, kalau ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga 12 persen per tahun,
maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12 persen. Apa yang Anda terima pada akhir
tahun mungkin lebih dari 12 persen. Dengan mengetahui suku bunga efektif, maka perbedaan
yang Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat.
Selain itu, suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk mempercepat perhitungan Anda.
Artinya, kalau tadi kita menggunakan contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal investasi Anda,
maka untuk selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp 5.000.000.
Anda pun tidak perlu menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang Anda dapatkan bila
menggunakan sistem bunga berbunga harian, misalnya. Anda tidak perlu menghitung bunga
secara berulang-ulang sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74 persen, atau
kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen.
MAKIN DINI MAKIN BAIK
Pernah ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga adalah suatu penemuan
terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan. Sebagai contoh kalau Anda memasukkan Rp
1.000.000 pada saat ini ke dalam deposito yang memberikan 12 persen per tahun (dengan
sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun pertama saldo Anda akan menjadi Rp
1.120.000.
Pada akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Pada akhir tahun ke-20,
saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu pada akhir tahun ke-100, saldo Anda akan menjadi
Rp 289.002.190.
Apa yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu besar? Waktu. Semakin lama
uang Anda berputar dalam sistem bunga berbunga, makin besar bunga yang Anda dapatkan.
Kalau menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi puncak gunung salju, maka
semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika sampai di dasar gunung. Ini karena semakin
tinggi gunung salju itu, semakin banyak pula perputaran bola salju itu sebelum ia sampai di dasar
gunung. Artinya, semakin panjang jangka waktu investasi Anda, maka semakin besar pula saldo
investasi Anda kelak.
Kebanyakan investasi meng-gunakan sistem perhitungan bunga berbunga. Sebagai contoh,
kalau Anda membeli rumah yang saat ini baru bernilai Rp 100 juta, maka pada akhir tahun,
katakan saja rumah itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan nilai 20 persen).
Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah menjadi Rp 120 juta dikali 20 persen.
Begitu seterusnya, walaupun sampai 100 tahun sekalipun. Konsep ini sama untuk hampir semua
produk investasi.
M. Hadi Purnama, Page 62
Apa hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk tujuan tertentu kelak, maka
semakin dini Anda mulai, maka semakin panjang pula jangka waktu investasi Anda, sehingga ini
akan makin baik untuk Anda.
BEDA KECIL BERARTI BESAR
Perlu pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil sekalipun bisa berbeda jauh
pengaruhnya terhadap saldo investasi Anda. Sebagai contoh, misalkan saja pada saat ini Anda
punya Rp 2 juta. Anda lantas membuka deposito 12 bulan pada dua bank, Bank A dan Bank B.
Masing-masing Rp 1 juta.
Katakan saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun, sedangkan di Bank B adalah 10
persen per tahun (bedanya 1 persen saja). Artinya, pada akhir tahun pertama, Bank A akan
memberikan bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu. Bedanya Rp 10 ribu. Kecil?
Memang.
Tapi bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada kedua deposito itu akan
sangat besar. Makin lama waktunya, makin besar perbedaan itu. Pada akhir tahun ke-20,
misalnya, saldo Anda di Bank A sudah Rp 5.604.411 dan Bank B Rp 6.727.500. Berarti ada
perbedaan Rp 1.123.089.
Pada akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520, sedangkan di Bank B mencapai Rp
117.390.853. Jadi perbedaan saldo di kedua bank adalah Rp 43.033.333. Besar sekali!
PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI
Contoh-contoh di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali saja (lump sum), di mana
Anda memasukkan uang sekali saja, dan mendiamkannya selama bertahun-tahun, sampai 50
atau 100 tahun.
Tapi bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi rutin setiap tahun?
Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan Rp 1 juta. Setelah 50 tahun, jumlah yang
Anda setorkan menjadi Rp 50 juta. Tapi karena Anda memasukkannya dalam investasi bunga
berbunga, maka saldo investasi Anda setelah 50 tahun menjadi Rp 2.688.020.438!
Besar sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50 tahun itu hanya Rp 50 juta.
Coba Anda bandingkan dengan investasi sekali saja (Rp 1 juta), dan hasil yang Anda dapatkan
setelah 50 tahun adalah Rp 289 juta.
Karena itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan panjangnya jangka waktu
investasi yang Anda miliki, akan menghasilkan saldo investasi yang betul-betul dahsyat
besarnya. Jadi, bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi?
BISA PERIODIK ATAU SEKALI SAJA
Bila Anda melakukan investasi, maka ada dua pilihan, bisa melakukan secara periodik, atau
sekali saja. Untuk investasi secara periodik, Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam
bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau
dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik
adalah melakukan investasi secara rutin.
Biasanya, berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling ampuh untuk mengejar
target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi
cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk diinvestasikan ke dalam sebuah
M. Hadi Purnama, Page 63
produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena
Anda juga mendapatkan bunga.
Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat
dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen,
lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya
disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu
lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan
dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya. Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding.
Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya,
dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak
mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja
secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.
Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang
sekali saja ke dalam sebuah produk investasi, deposito misalnya, lalu Anda diamkan selama
katakanlah sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang bisa Anda
tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi, sehingga bunganya makin lama
makin besar. Tapi, selama itu Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun.
Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.
Kesalahan Umum Para Investor
Pelajari baik-baik, mungkin salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh para investor
pemula, juga anda sering lakukan sampai saat ini. Bila sudah dapat terhindari dari kesalahan
umum ini tentu akan memberikan hasil yang nyata atas investasi yang anda tanamkan.
Tidak memiliki konsep kapan harus menjual
Mengetahui kapan harus menjual sama pentingnya dengan mengetahui kapan harus membeli
suatu saham. Banyak investor tidak memiliki rencana kapan harus menjual (exit plan) pada saat
mereka memutuskan untuk membeli. Padahal waktu sebelum anda memutuskan untuk membeli
merupakan waktu yang paling tepat untuk membuat rencana kapan harus menjual. Mengapa?
Karena pada saat sebelum membeli, anda tidak memiliki keterikatan emosional dalam
mengambil keputusan, sehingga keputusan anda untuk exit akan didasari oleh pemikiran yang
lebih rasional. Sebaliknya, pada saat anda telah memiliki saham tersebut, akan timbul keputusan
emosional untuk segera menjual kembali baik dikarenakan takut rugi atau juga rakus untuk
mendapatkan untung secepat-cepatnya sehingga anda akan kehilangan peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal.
Para investor yang telah berpengalaman selalu memiliki exit plan sebelum membeli suatu saham.
Hal ini sangatlah penting dan anda harus disiplin pada rencana tersebut. Jika tidak, maka akan
timbul keputusan-keputusan yang bersifat emosional dan tidak rasional. Semakin besar nilai
investasi yang ditanamkan akan menyebabkan orang cenderung bersifat tidak rasional. Oleh
karena itu, sangatlah penting untuk memiliki exit plan pada saat sebelum anda memutuskan
untuk membeli sehingga keputusan menjual tidak didasari oleh keputusan emosional (rasa takut
atau rakus). Setiap keputusan emosional akan berakibat buruk bagi investasi anda.
Dikarenakan tidak memiliki konsep kapan harus menjual, banyak investor pemula kehilangan
pegangan dan tergantung pada nasehat dari teman, broker dan para analis. Akibatnya, banyak
investor pemula mengalami kerugian yang seharusnya dapat dihindarkan, karena tidak tahan
melihat harga saham yang telah dibelinya mengalami penurunan.
Memiliki rencana kapan menjual bukan semata-mata menetapkan target pada harga berapa
saham tersebut akan dijual, tetapi dibutuhkan suatu pengetahuan mengenai kapan saat yang
M. Hadi Purnama, Page 64
tepat untuk menjual saham tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dibaca pada artikel kapan
menjual?
Membeli terlalu banyak pada satu jenis saham
Coba bayangkan apa yang akan terjadi, apabila anda memiliki hanya satu jenis saham dalam
portofolio investasi anda. Tentu akan timbul keputusan emosional dalam proses investasi anda.
Umumnya investor yang melakukan kesalahan ini juga tidak memiliki exit plan yang baik.
Akibatnya adalah apabila harga saham turun, maka secara keseluruhan kualitas portofolio anda
juga akan mengalami penurunan, sehingga timbul rasa khawatir akan mengalami kerugian yang
lebih besar mendorong anda untuk menjual di harga yang rendah. Atau bila sebaliknya yang
terjadi, apabila harga saham meningkat akan timbul keinginan untuk segera merealisasikan
keuntungan sehingga menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar.
Dalam teori investasi yang benar, selalu berlaku hukum diversifikasi atau penyebaran resiko.
Dengan kata lain, jangan hanya mengandalkan satu jenis saham saja dalam portofolio anda,
sebarkan kebeberapa jenis saham berdasarkan sektor industri yang berbeda. Jika ada salah satu
sektor industri yang mengalami kehancuran, portofolio anda masih akan ditopang oleh sektor
yang lain. Pepatah lama selalu berlaku disini, jangan menyimpan semua telur dalam satu
keranjang.
Takut menjual rugi
Tidak tertutup kemungkinan, anda telah salah menilai atau salah memilih suatu saham dalam
portofolio yang anda miliki. Setelah melihat harga saham yang telah anda pilih mengalami
penurunan yang signifikan, caritahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Bila ternyata anda telah
melakukan kesalahan dalam menilai fundamental perusahaan tersebut atau fundamentalnya
telah mengalami perubahan sehingga mengakibatkan kondisi perusahaan sudah tidak baik lagi.
Maka jangan ragu-ragu untuk menjual saham tersebut. Jangan terpengaruh pada mitos bahwa
yang sudah turun akan naik kembali.
Walaupun ada kemungkinan harga saham tersebut akan naik kembali bila manajemen mampu
memperbaiki fundamental perusahaan, tapi umumnya akan memakan waktu yang cukup lama.
Tapi perlu diingat, bahwa waktu adalah uang. Anda harus mencegah penurunan nilai investasi
anda secepat mungkin.
Adapun alasan yang menyebabkan para investor enggan untuk melakukan cut loss (jual rugi)
yaitu mereka takut menghadapi kenyataan bahwa mereka telah mengambil keputusan yang
salah. Dengan tetap menahan saham tersebut, mereka menipu diri sendiri bahwa sebenarnya
mereka belum mengalami kerugian, padahal kenyataannya nilai portofolio mereka adalah
berdasarkan harga market saat ini.
Alasan yang mendukung untuk melakukan cut loss dengan melakukan penjualan secepatnya
setelah menyadari bahwa telah terjadi kesalahan penilaian adalah untuk menyelamatkan sisa
nilai yang masih ada. Dengan sisa nilai tersebut anda dapat melakukan investasi pada saham
lain yang memiliki fundamental lebih baik untuk menutupi kerugian yang telah timbul. Tentunya
akan lebih mudah bagi anda untuk mendapatkan keuntungan pada saham yang sedang
mengalami trend meningkat dibandingkan menunggu para manajer melakukan pemulihan atas
kinerja perusahaan yang telah anda salah pilih sebelumnya.
Menjual terlalu cepat
Kesalahan yang satu ini memang susah diterima, dengan menjual saham yang dalam posisi
untung akan mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk menikmati keuntungan yang secara
teori tidak ada batasnya. Dalam berinvestasi di pasar modal, kerugian yang mungkin terjadi
M. Hadi Purnama, Page 65
adalah sebatas nilai yang diinvestasikan (100%), tetapi keuntungan yang mungkin diperoleh
adalah tidak ada batasannya. Bagaimana mungkin memperoleh keuntungan yang besar kalau
baru untung sedikit saja sudah tergiur untuk merealisasikannya.
Banyak investor tidak menyadari besarnya keuntungan yang mungkin diperoleh dari berinvestasi
disaham, mereka beranggapan apabila harga sahamnya sudah berlipat sudah merupakan saat
yang tepat untuk merealisasikan keuntungan. Apabila anda pelajari sejarah yang terjadi, harga
saham yang telah mengalami kenaikan berlipat dapat saja mengalami kenaikan lagi, walaupun
mungkin membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Alasan yang sering digunakan oleh para investor dalam menjual sahamnya secara cepat adalah
harga tersebut telah mencapai target yang telah ditetapkan. Biasanya target tersebut ditentukan
berdasarkan berapa persen di atas harga beli atau bisa juga berdasarkan rekomendasi dari para
analis.
Pelajaran yang dapat ditarik adalah jangan mencoba untuk menebak berapa besar harga saham
dapat meningkat. Bila anda tidak memberi ruang yang cukup untuk pergerakan harga saham
yang anda miliki, maka anda akan kehilangan peluang untuk menikmati keuntungan yang tidak
pernah anda bayangkan sebelumnya.
Membeli suatu saham pada saat harga terendahnya
Umumnya para investor pemula berpendapat jika membeli suatu saham pada harga terendahnya
merupakan suatu perbuatan investasi yang aman. Benarkah demikian? Hal ini akan menjadi
benar apabila anda benar-benar tahu bahwa harga pembelian tersebut merupakan harga yang
sudah di bawah dan trend penurunan harga sudah berhenti. Tetapi menurut kami tidak ada
seorangpun yang benar-benar tahu kapan harga suatu saham sudah berapa pada level
terbawah.
Banyak investor pemula beranggapan bahwa membeli saham pada harga terendah, misalnya
mendekati harga terendah dalam satu tahun sudah tidak akan mengalami penurunan lagi.
Tindakan ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena tidak ada jaminan bahwa harga tesebut tidak
akan turun lagi dan jangan terkejut kalau harganya terus turun membentuk harga terendah yang
lain dalam satu tahun.
Kami tidak mengatakan bahwa membeli saham pada posisi terendah tidak akan memberikan
keuntungan, asalkan telah melakukan penelitian terhadap fundamental perusahaan tersebut dan
memperoleh keyakinan bahwa apa yang dipilih tersebut memang memiliki prospek ke depan
yang baik. Dalam hal ini pun diperlukan pemikiran yang matang, karena mungkinan saja pasar
memiliki persepsi yang salah terhadap fundamental saham tersebut, tetapi kemungkinannya kecil
karena anda merupakan salah satu dari ribuan orang yang juga melakukan pengamatan atau
penelitian terhadap persoalan yang sama. Lagi pula harga terbentuk dari hukum penawaran dan
permintaan, jika jumlah orang yang berpikiran bahwa perusahaan tersebut tidak bagus lebih
banyak dari yang berpikiran sebaliknya, maka harga akan terus tertekan. Jadi tanamkanlah
dalam benak anda, bahwa tujuan dari investasi adalah menghasilkan keuntungan yang
maksimum, bukan bertujuan untuk menentang pasar.
Menambah modal pada saham yang merugi
Kesalahan umum lain yang sering dilakukan adalah menambahkan sejumlah uang pada
portofolio saham yang mengalami posisi rugi. Sebagai contoh bila anda membeli saham pada
harga Rp 1.000 dan sejalan dengan waktu harga saham tersebut mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 800, maka anda berpikiran bahwa pada harga Rp 1.000 saja berani membeli,
kenapa tidak masuk lagi di harga Rp 800. Dengan demikian harga rata-rata per unit saham akan
menjadi lebih rendah. Apakah tindakan ini dapat dibenarkan?
Konsep yang dilakukan di atas dikenal dengan istilah cost averaging, ada dua cara dalam
penerapan metode tersebut, pertama adalah time-based cost averaging dimana seorang investor
M. Hadi Purnama, Page 66
akan menambah portofolionya disaham tertentu dalam waktu tertentu, misalnya Rp 10 juta per
tiga bulan tanpa memperdulikan berapapun harga saham tersebut. Sedangkan cara kedua
adalah price-based cost averaging, dimana seorang investor akan terus menambah portofolionya
disaham yang mengalami penurunan level tertentu, misalnya Rp 10 juta setiap penurunan harga
mencapai 10%. Konsep pertama masih dapat diterima karena prosesnya seperti menabung,
dimana anda melihat ada suatu prospek yang bagus dari suatu perusahaan tetapi uang anda
tidak cukup banyak untuk berinvestasi sekaligus, sehingga anda memutuskan untuk menyisihkan
penghasilan yang anda miliki secara berkala untuk tujuan investasi tersebut. Sedangkan konsep
yang kedua merupakan tindakan yang tidak masuk akal, bagaimana anda terus
menyemplungkan uang yang anda miliki untuk sesuatu yang harganya terus mengalami
penurunan.
Mengapa dikatakan tidak masuk akal? Memutuskan untuk berinvestasi disuatu saham harus
berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan yang dipilih memiliki prospek yang bagus di masa
yang akan datang. Keputusan untuk melakukan averaging bukanlah tindakan yang mutlak salah,
asalkan didasari pada pertimbangan bahwa prospek perusahaan tersebut memang masih bagus
dan harus merupakan keputusan yang tidak ada hubungan dengan investasi sebelumnya.
Apabila seorang investor telah memutuskan sejak semula untuk menambahkan uang sewaktu
harga sahamnya mengalami penurunan tanpa didasari dengan penelitian lebih lanjut, bukankah
ini merupakan perbuatan yang konyol?
Jatuh cinta pada saham tertentu
Walaupun investasi di saham merupakan investasi jangka panjang, tentulah tidak bijaksana jika
saham yang telah anda beli disimpan terus menerus. Ucapkanlah janji setia anda hanya pada
pasangan hidup perkawinan, jangan pada saham yang telah dimiliki. Bahkan investor yang
memiliki horison jangka waktu yang panjang seperti Warren Buffett juga melakukan cash out
(penjualan) terhadap saham yang telah diinvestasikan apabila prospek pertumbuhan saham
tersebut sudah tidak sebesar saham lainnya.
Untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk menjual, ada baiknya anda mengerti mengenai
siklus perusahaan tempat anda berinvestasi. Umumnya siklus perusahaan terdiri dari fase
pendirian, perkembangan, stabil dan penurunan. Pada fase satu dan dua, harga saham akan
meningkat dengan pesat sehingga investor bisa mengharapkan capital gain yang tinggi.
Sedangkan pada fase tiga, pertumbuhan harga saham sudah tidak begitu tinggi lagi, tetapi
investor masih boleh mengharapkan return dari pembagian dividen. Nah, apabila perusahaan
tidak terus melakukan ide-ide inovatif dan sudah mulai kalah bersaing dengan perusahaan lain,
maka ia akan masuk ke dalam fase keempat atau fase penurunan, saat inilah anda harus
mengucapkan kata "hasta la vista", atau selamat tinggal buat saham kesayangan anda ini.
Balas dendam
Salah satu tindakan tidak rasional yang dilakukan oleh investor adalah balas dendam. Karena
pernah mengalami kerugian pada saham tertentu, maka mereka berusaha untuk mendapatkan
kembali uangnya pada saham yang sama. Hal ini didasari dari sifat egois dari manusia yang tidak
mau menerima kalah sehingga cenderung ingin menyelamatkan muka supaya tidak dicap telah
melakukan keputusan yang salah. Yang perlu disadari oleh seorang investor yang bijak adalah
jangan menutup mata bahwa banyak saham-saham lain yang tersedia yang akan menawarkan
keuntungan yang besar, mengapa harus terpaku pada saham-saham tertentu karena terikat
secara emosional.
Demikian juga sering terjadi, bila seorang investor pernah mempunyai pengalaman mendapatkan
keuntungan pada saham tertentu, maka saham tersebut menjadi saham favorit dalam menu
portofolionya.
M. Hadi Purnama, Page 67
Yang perlu menjadi pegangan anda adalah, sekali anda menjual suatu saham, lupakanlah saham
tersebut, terlepas dijual untung atau rugi. Bila suatu saat harus membeli kembali, harus
berdasarkan keputusan yang independen dan rasional.
Kapan Menjual?
Mengetahui saat yang tepat untuk menjual saham sama pentingnya dengan mengetahui saat
yang tepat untuk membelinya. Seorang investor yang baik memiliki beberapa set kondisi yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan saat yang tepat untuk menjual suatu
saham. Pengetahuan yang baik dalam hal ini akan membantu anda memperoleh keuntungan
maksimal.
Seperti kebanyakan keputusan dalam berinvestasi, menjual merupakan perpaduan antara ilmu
dan seni. Sayangnya, bagi sejumlah besar investor, keputusan yang diambil biasanya
berdasarkan kepanikan belaka. Mereka menjual pada saat harga saham melaju turun dan pasar
memburuk. Mereka menjual ketika mendengar rumor negatif yang seringkali tidak berhubungan
dengan investasi mereka. Singkatnya, mereka menjual dengan alasan-alasan yang bersifat
emosional.
Para ekonom dan psikolog telah banyak mempelajari perilaku para investor dalam mengambil
keputusan investasi. Dari hasil penelitian, mereka melihat bahwa kebanyakan investor, dalam
mengambil keputusan menjual, lebih termotivasi oleh rasa takut rugi atau takut menyesal dan
bukan berdasarkan pemikiran rasional. Keputusan yang emosional dan tidak rasional ini
sebenarnya harus dihindari oleh para investor yang ingin meraih sukses. Justru yang harus
dimiliki adalah disiplin dalam mempelajari beberapa rangkaian kondisi sebelum mengambil
keputusan untuk menjual. Selanjutnya, kami akan bersama-sama membahas beberapa indikasi
yang harus anda tanggapi sebelum memutuskan untuk menjual.
Apa yang biasanya dilakukan para pakar investasi
Para manajer investasi profesional pada umumnya menerapkan dua disiplin yang berbeda dalam
menentukan penjualan saham-saham di portofolionya. Yang pertama adalah mereka yang
menargetkan harga jual berdasarkan evaluasi terhadap nilai wajar, misalnya setelah membeli
suatu saham pada harga di Rp 1.000 mereka menjual pada saat harga mencapai Rp 2.000 (nilai
wajar yang telah ditargetkan sebelumnya). Yang kedua adalah mereka yang membeli pada saat
momentum pasar sedang baik dan menjual jika momentum berbalik arah. Agar tidak terjebak
pasar, penganut strategi ini biasanya bermain aman dengan menjual saham lebih dini
dibandingkan para investor pasar lainnya.
Kedua disiplin ini kedengarannya mudah. Namun tetap membingungkan bagi para investor
individu terutama investor pemula.
Membeli saham suatu perusahaan dengan fundamental baik pada saat harganya sedang
terpuruk rendah memerlukan keyakinan yang mantap akan pulihnya harga saham tersebut ke
nilai wajar, jika sentimen membaik. Menjual pada harga yang tertinggi berarti anda harus
mengetahui bagaimana menganalisa perusahaan tersebut sehingga anda dapat menentukan
harga wajarnya. Untuk membaca momentum juga tidak mudah, anda harus meluangkan banyak
waktu untuk memonitor pergerakan saham sehari-hari. Strategi ini hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang trader.
M. Hadi Purnama, Page 68
Jadi untuk investor pemula, apa yang dapat digunakan dalam menentukan saat yang tepat untuk
menjual? Anggaplah, anda seorang long term investor (investor jangka panjang). Anda
mengumpulkan sejumlah saham untuk dipegang dalam jangka waktu yang lama, percaya bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki prospek jangka panjang yang baik. Sekarang, yang
anda butuhkan adalah kedisiplinan dalam menjual.
Seorang investor yang telah berpengalaman akan membeli saham suatu perusahaan jika ada
cerita yang bagus mengenai perusahaan tersebut, seperti mempunyai tim manajemen yang
mantap, kreatif dan inovatif. Dan merevaluasi ulang investasinya apabila cerita tersebut
mengalami perubahan. Pekerjaan anda sebagai seorang investor adalah memutuskan apabila
cerita tersebut berpengaruh terhadap investasi anda.
Dibawah ini kami berikan beberapa indikasi/keadaan untuk menilai kembali suatu saham:
1. Perusahaan merubah manajemennya.
2. Perusahaan mengakuisisi atau merger dengan perusahaan lain.
3. Adanya pesaing kuat baru yang masuk dalam pasar.
4. Beberapa top esekutif yang dikenal sebagai "orang dalam perusahaan" menjual
sebagian besar saham mereka.
5. Anda perlu menyeimbangkan portofolio anda untuk tujuan investasi jangka panjang
6. Harga saham telah melampaui harga target.
Munculnya satu atau dua faktor diatas belum cukup untuk menjadi alasan dasar dalam menjual
suatu saham, karena masih adanya faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Faktor diatas
hanyalah merupakan bahan pertimbangan dalam menilai suatu investasi.
Sebagai contoh yang nyata, misalkan anda membeli Pfizer (produsen obat Viagra). Perkenalan
obat "ajaib" menyebabkan harga saham melambung. Lalu pada suatu hari anda membaca koran
dan dikabarkan beberapa orang meninggal setelah menkonsumsi obat tersebut. Apakah anda
langsung menjual sahamnya? Tidak. Karena ada faktor lain yang harus diperiksa pula, seperti
kenyataan bahwa kebanyakan pemakai obat Viagra adalah orang tua yang memiliki masalah
kesehatan. Kematian orang-orang ini tidak harus dikarenakan oleh pemakaian Viagra.
Keperluan untuk melakukan pengkajian ulang
Jadi anda harus mengambil keputusan, sebagai investor jangka panjang anda tidak boleh
berdiam diri, apabila ada perubahan cerita. Anda harus mereview ulang portofolio anda dan
memastikan apakah masih tetap sesuai dengan strategi investasi anda.
Jadi intinya adalah, anda perlu memiliki strategi, sesuatu yang dapat menjadi pegangan pada
saat pasar turun atau naik.
M. Hadi Purnama, Page 69
JUAL INVESTASI, BILA NILAINYA MENURUN
Sungguh mengherankan melihat banyak orang mengaitkan egonya dengan produk investasi
yang dia beli. Bila seseorang membeli sebuah produk investasi dan produk investasi itu menurun
nilainya, seringkali mereka merasa gagal. Tetapi, bukannya menjual investasi tersebut, mereka
malah menolak menjualnya hanya karena bila mereka menjualnya, berarti mereka mengakui dan
menunjukkan pada orang lain bahwa diri mereka telah gagal.
Di pikiran mereka, bila mereka tidak menjualnya dan malah mempertahankan investasi tersebut,
mungkin saja investasi itu bisa naik kembali nilainya, bahkan diharapkam menghasilkan
keuntungan. Dan bila itu terjadi, tentu saja kebanggaan dirinya akan muncul lagi.
Sayangnya, investasi tidak peduli terhadap bagaimana perasaan Anda terhadapnya. Secara
matematis investasi Anda lebih sulit naik nilainya dibanding untuk turun.
Contohnya begini: Anda berinvestasi ke dalam - misalnya - saham. Harga saham Anda adalah
Rp 750,- per lembarnya. Kemudian harga saham Anda turun 50 persen menjadi Rp 375,-. Nah
masalahnya, agar saham Anda bisa naik kembali ke harga Rp 750, saham itu harus naik sebesar
100 persen, Jadi, perlu kenaikan sebesar 100 persen untuk bisa mengembalikan kerugian
sebesar 50 persen. Inilah sebabnya kenapa produk investasi yang nilainya jatuh seringkali tidak
bisa begitu saja naik kembali ke harga awal. Kalaupun bisa, biasanya akan perlu waktu yang
sangat lama.
Itulah sebabnya tidak perlu ragu menjual investasi Anda bila nilainya menurun. Saya tidak
mengatakan semua investasi Anda yang merugi saat ini harus segera dijual. Tetapi maksud saya
adalah: Anda tentu bisa melihat investasi mana saat ini, dari yang Anda miliki sekarang, yang
pantas Anda jual dan mana yang tidak. Tidak seharusnya Anda melibatkan ego dalam
menghadapi investasi Anda yang merugi. Tidak hanya investasi di saham, tetapi produk investasi
apapun juga: Jangan ragu untuk segera menjual investasi Anda yang merugi tersebut, apalagi
bila ada peluang berinvestasi di lain tempat yang mungkin lebih baik.
M. Hadi Purnama, Page 70
Transaksi Marjin
Pendahuluan
Bayangkan anda sedang duduk di meja kartu black jack di sebuah kasino. Setelah mengalami
banyak kekalahan, tiba-tiba anda diberikan kartu As oleh bandar. Dengan kartu tersebut anda
mendapatkan peluang untuk melakukan double down, namun dikarenakan oleh kekalahankekalahan sebelumnya anda kehabisan uang. Untungnya, di sebelah duduk seorang teman yang
bersedia untuk meminjamkan anda uang sebesar Rp 5 juta agar anda dapat menerusi permainan
dengan syarat anda harus mengembalikannya jika menang atau kalah.
Sangat menggiurkan bukan? Bagaimana jika anda tidak mendapatkan kartu yang diharapkan
untuk menjadi black jack? Anda akan kalah dan seluruh uang anda di meja akan habis.
Disamping itu anda juga harus membayar hutang kepada teman sebesar Rp 5 juta. Akan tetapi,
bagaimana kalau anda mendapatkan kartu black jack dan menang? Anda akan mendapatkan Rp
20 juta dan dengan mudah akan dapat mengembalikan hutang anda kepada teman sebesar Rp 5
juta, yang berarti anda masih tersisa dengan Rp 15 juta. Lumayan juga!
Walaupun kami bersikeras bahwa menanam modal di saham bukan merupakan suatu tindakan
perjudian, contoh diatas cukup tepat dalam menggambarkan kesamaan antara keduanya. Di
dalam melakukan transaksi marjin terdapat resiko yang besar yang belum tentu sesuai dengan
gaya investasi anda, namun bagi anda yang dapat menggunakannya dengan tepat, transaksi
marjin dapat memberikan keuntungan yang berlipat ganda pula.
Mekanisme Transaksi Margin
Marjin merupakan penggunaan uang pinjaman dalam pembelian saham dan lebih dikenal
sebagai margin trading (transaksi marjin). Para investor yang melakukan margin trading
menggunakan pinjaman untuk mendanai sebagian dari pembelian saham mereka. Pinjaman
tersebut biasanya diberikan oleh broker-broker dimana mereka melakukan transaksi
perdagangan dalam bentuk fasilitas marjin.
Pada umumnya, tidak semua nasabah dapat melakukan transaksi marjin. Fasilitas marjin
biasanya hanya diberikan kepada nasabah-nasabah lama yang memiliki kredibilitas dan telah
mendapatkan persetujuan dari masing-masing broker dengan ketentuan yang berbeda.
Dana yang digunakan oleh broker-broker untuk mendanai fasilitas marjin didapatkan dari
lembaga keuangan seperti bank dan sebagainya, dengan suku bunga pinjaman umum. Dalam
penyaluran dana tersebut, para broker mengambil keuntungan dengan menaikkan dan
mengambil selisih dari perbedaan suku bunga. Dengan demikian suku bunga yang dikenakan
oleh broker ke nasabahnya dalam pemberian fasilitas marjin biasanya lebih tinggi dari suku
bunga pinjaman bank. Oleh karena itu, pembelian saham dengan marjin terutama hanya cocok
untuk pendanaan investasi jangka pendek dan sangat bahaya untuk investasi jangka panjang
yang akan terbebankan oleh suku bunga yang relatif tinggi.
Marjin dapat dianggap sebagai semacam hutang dimana agunan yang digunakan berupa saham
yang dibeli. Jika harga saham yang dibeli dengan marjin tersebut ternyata jatuh ke level dimana
nilai keseluruhan saham yang diagunkan berada dibawah nilai marjin, maka anda akan terkena
margin call.
Disamping diawasi oleh peraturan Bapepam dan BEJ, para broker sering kali juga mengeluarkan
batasan-batasan atas perlakuan margin trading. Kebanyakan broker tidak memperkenankan
anda untuk membeli misalnya saham gorengan, saham yang tidak likuid atau saham IPO karena
tingginya resiko atas saham-saham tersebut. Disamping itu, biasanya broker juga mengharuskan
anda untuk menanamkan uang jaminan dan sebagainya.
M. Hadi Purnama, Page 71
Peraturan Transaksi Margin
Transaksi marjin dibatasi oleh Peraturan Bapepam Nomor V.D.6, mengenai pembiayaan
transaksi efek oleh perusahaan efek bagi nasabah. Pada peraturan di atas terdapat beberapa hal
yang penting untuk diperhatikan:
· Perusahaan efek yang dapat memberikan fasilitas margin adalah perusahaan yang harus
memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya mempunyai izin usaha dari Bapepam,
mempunyai modal kerja bersih sekurang-kurangnya Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan
mempunyai surat pernyataan dari akuntan yang ditunjuk bahwa perusahaan efek tersebut
memenuhi syarat tertentu.
· Nasabah yang dapat memperoleh fasilitas marjin adalah nasabah yang mempunyai kekayaan
bersih lebih dari Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan mempunyai pendapatan tahunan
lebih dari Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
· Efek yang dapat dibeli dengan fasilitas marjin adalah efek yang diperdagangankan setiap hari
bursa untuk periode 6 bulan terakhir dengan nilai rata-rata per hari sekurang-kurangnya
Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan dimiliki lebih dari 4.000 pihak untuk 6 bulan terakhir.
· Efek yang dimaksudkan di atas akan diumumkan oleh Bursa efek pada hari kerja terakhir
setiap bulan.
· Nasabah wajib menyediakan jaminan atas fasilitas marjin yang diberikan baik berupa uang
tunai maupun efek yang dimilikinya.
· Nilai pembiayaan marjin tidak melebihi 50% dari nilai jaminan yang dimaksud di atas.
Margin Call (Panggilan Margin)
Seperti yang telah kami bahas sebelumnya, saham yang dibeli dengan marjin merupakan
agunan atas fasilitas yang diberikan. Jika sewaktu-waktu nilai saham tersebut tidak mencukupi
nilai fasilitas, maka broker yang memberikan marjin akan melakukan margin call, dimana investor
atau pemilik saham dikabari dan diminta untuk melikuidasi posisi sahamnya atau menambah
uang untuk menutupi kekurangan yang terjadi. Biasanya nasabah yang terkena margin call diberi
batas waktu hanya beberapa hari untuk bertindak.
Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sangat penting: apa yang harus anda lakukan selanjutnya?
Berdasarkan pengalaman, anda seharusnya jangan menambah uang untuk menutupi
kekurangan yang timbul akibat turunnya harga saham. Kemungkinan besar anda akan lebih
terpuruk jika mencoba untuk tetap mempertahankan saham yang terkena margin call,
dikarenakan sentimen maupun fundamental terhadap saham tersebut biasanya sudah tidak
mendukung. Mengapa anda harus tetap bersikeras menghamburkan dana segar untuk
memulihkan investasi yang buruk?
Margin call merupakan salah satu faktor terbesar pengaruh kinerja dan pergejolakan pasar
modal. Sewaktu pasar terkena tekanan jual, ratusan bahkan ribuan investor yang memiliki
fasilitas marjin terkena margin call. Dapat dibayangkan efek domino yang diciptakan oleh
penjualan posisi para investor yang diakibatkan oleh margin call.
Dengan resiko yang sedemikian besar, kenapa masih ada juga investor yang menggunakan
fasilitas marjin? Mari kita cari tahu.
Alasan Untuk Menggunakan Fasilitas Marjin
M. Hadi Purnama, Page 72
Menggunakan fasilitas marjin dan melakukan transaksi marjin tidak selalu
sebaliknya, jika digunakan dengan tepat dapat melipat gandakan potensi
Sebelum mencoba-coba untuk membeli saham dengan marjin sebaiknya
waktu lebih dahulu untuk mempelajari pergerakan dan karakteristik pasar,
resiko yang ada dan terutama saham-saham yang anda targetkan.
berbahaya, malah
keuntungan anda.
anda meluangkan
memahami resiko-
Para pakar berpendapat bahwa waktu yang paling tepat untuk menggunakan marjin adalah pada
tahap awalnya bull market, terutama karena potensi kenaikan yang dijanjikan paling tinggi pada
saat ini. Sebaliknya, bear market merupakan musuh utama investor marjin.
Sebagai contoh, misalnya anda memiliki uang sebesar Rp 40 juta dan berminat untuk membeli
saham PT XYZ yang saat ini diperdagangkan di harga Rp 5,000 per lembar. Dengan uang
tersebut anda dapat membeli sebanyak 8,000 lembar saham. Namun, dengan keyakinan bahwa
harga saham tersebut akan naik secara dramatis, anda menggunakan fasilitas marjin dan
membeli 12,000 lembar saham, dimana 4,000 lembar saham lebihnya, senilai Rp 20 juta
diperoleh dengan menggunakan fasilitas marjin.
<>
Dapat dilihat dari contoh di atas bahwa dengan menggunakan fasilitas marjin dengan rasio 67%
uang sendiri dan 33% fasilitas marjin, anda dapat menikmati keuntungan 90% walaupun harga
saham hanya meningkat sebesar 60% dari Rp 5,000 ke Rp 8,000 per lembar. Hah inilah
merupakan keunggulan marjin.
Sekarang, apa kelemahan marjin?
Resiko Penggunaan Marjin
Transaksi marjin sangat beresiko dan mungkin tidak sesuai untuk semua investor. Sebelum
mendapatkan fasilitas marjin dan melalukan transaksi, anda harus memahami dengan baik
beberapa hal dibawah:
Jika harga saham di portofolio anda turun secara signifikan, kerugian yang dialami dapat lebih
besar dan menghapus uang modal yang di investasikan pada awalnya. Dalam kata lain, anda
mungkin akan berhutang untuk melunasi fasilitas marjin.
Dalam posisi dimana nilai portofolio anda sudah jatuh dibawah, broker anda mungkin akan
secara sepihak menjual sebagian atau seluruh saham yang ada di portofolio anda untuk
menutupi hutang-hutang anda.
Satu-satunya cara untuk melindungi diri adalah dengan mempelajari cara kerja transaksi marjin
dan resiko-resiko yang dapat timbul bila harga saham turun. Secara terus-menerus memantau
pergerakan harga saham merupakan saran terbaik, mengingat labilnya harga-harga saham.
Merupakan ide yang baik pula untuk berkonsultasi dengan broker mengenai niat anda untuk
menjalani transaksi marjin, dengan pertimbangan sumber dana, tujuan investasi, dan toleransi
resiko yang anda miliki.
M. Hadi Purnama, Page 73
Hitungan Merger Sederhana
Merger terjadi jika dalam proses penyatuan terdapat surviving dan dead entity. Sedangkan untuk
konsolidasi, semua entiti menyatu menjadi satu dibawah perusahaan baru. Konsolidasi biasanya
dilakukan jika terdapat banyak perusahaan yang akan disatukan atau jika terdapat 2 perusahaan
yang tidak mempunyai perbedaan size yang signifikan.
Jika merger antara bank Danamon (BDMN) dan Bank Universal (BUNI) terjadi, kemungkinan
besar yang akan terjadi adalah merger (horizontal). BDMN menjadi surviving entity dan BUNI
menjadi dead entity. Ingat, perbedaan size (aset dan kapitalisasi pasar) yang mencolok diantara
keduanya. Kapitalisasi pasar BDMN saat ini sekitar Rp17,2 tril dan BUNI kurang lebih Rp 1,1 tril.
Berikut adalah contoh sederhana dari suatu merger horizontal yang bukan konsolidasi, dimana
perusahaan A akan selamat (surviving entity) dan perusahaan B akan mati (target entity).
Perusahaan A





PER = 10
EPS = Rp200
Harga saham = Rp 2.000
Jumlah saham = 10jt
Laba bersih = Rp2m
Perusahaan B





PER = 5
EPS = Rp1.000
Harga saham = Rp5.000
Jumlah saham = 1jt
Laba bersih = Rp1m
Perusahaan A menawarkan seluruh pemegang saham B untuk menjual sahamnya pada PER 6x
(20% premium) atau pada harga Rp 6.000 melalui stock financing. Hasilnya, setiap 1 saham B
akan ditukar dengan 3 saham baru A, membuat total saham perusahaan A menjadi 13jt lembar.
Laba bersih setelah merger menjadi Rp3m dan EPS menjadi Rp 231 (Rp3m dibagi dengan 13jt
lembar saham). Jika kondisi pasar sedang bullish, biasanya PER perusahaan A setelah merger
tidak berubah, walaupun hal ini sangat tergantung pada kualitas dari deal valuation dan
perusahaan B itu sendiri. Jika PER tetap, harga saham A setelah merger akan menjadi Rp2.310.
Kalau harganya yang tidak berubah di Rp 2.000, artinya PER turun menjadi 8,7x.
Kesimpulannya adalah jumlah saham baru dari surviving entity yang akan diterima oleh
pemegang saham perusahaan target sangat tergantung pada valuasi dari deal tersebut.
Mencari Tempat Berteduh pada Saat Market Runtuh
Kondisi pasar modal di Indonesia dalam waktu satu tahun terakhir ini telah membuat banyak
investor kehilangan gairah dan frustrasi dalam menentukan sikap. Para investor kebingunan
mengenai apa yang harus dilakukan dalam menghadapi market seperti ini. Jika kita berbincang
dengan para investor, pertanyaan yang banyak mereka ajukan adalah mengenai arah
pergerakan indeks ke depan. Apa yang harus dilakukan terhadap saham yang telah dibeli pada
harga tinggi, dijual atau disimpan? Kalau dijual, takut harga akan naik, tapi sebaliknya jika
M. Hadi Purnama, Page 74
disimpan, bagaimana kalau harga makin turun? Memang tidak mudah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas. Tetapi bila kita melihat sejarah yang telah dialami oleh pasar
modal di negara lain, mungkin jawaban yang paling baik adalah untuk menyimpan saham yang
telah anda miliki.
Kondisi perekonomian dunia telah mengalami banyak pasang dan surut selama beberapa
dekade. Pada saat kondisi perekonomian sedang lesu, merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindarkan bila hal tersebut mempengaruhi pasar modal. Pertanyaannya adalah, apa yang
harus dilakukan oleh seorang investor pada saat hal tersebut terjadi. Jawaban yang paling
mudah adalah keluar dari pasar modal dan menginvestasikan uang tersebut pada alat investasi
lain yang lebih aman, seperti tabungan, deposito, (yang sebenarnya merupakan jalan keluar yang
baik), namun bagaimana jika anda masih berniat untuk tetap berinvestasi di pasar modal?
Boleh percaya atau tidak, ditengah lesunya kondisi perekonomian ada juga saham yang memiliki
kinerja yang baik. Saham-saham tersebut dikenal dengan istilah saham defensif (defensive
stocks), saham yang berasal dari industri yang mampu mencetak keuntungan bagaimanapun
kondisi perekonomian saat itu. Industri makanan dan jasa, yang selalu dibutuhkan ramai orang,
masuk ke dalam kategori saham defensif. Barang dan jasa dalam bentuk makanan, rokok,
peritel, air merupakan kebutuhan mendasar manusia. Alasan yang mendasar adalah dalam
kondisi ekonomi yang kepepet, orang akan lebih mementingkan untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya terlebih dahulu dibanding membeli barang-barang mewah.
Review Portofolio
Tinjaulah kembali portofolio anda, keluarkan saham-saham yang tidak memiliki prospek kedepan
yang jelas, misalnya untuk saat ini, saham-saham di sektor properti, perbankan atau bisa juga
saham-saham gorengan yang telah kehilangan momentum. Alihkan investasi anda ke sahamsaham yang dikategorikan sebagai defensif. Tindakan yang anda lakukan walau harus
dilaksanakan dengan segera namun harus didasari oleh kehati-hatian. Lakukanlah riset
pendahuluan terhadap saham yang akan dibeli sesuai dengan artikel-artikel yang telah kami
sajikan sebelumnya. Walaupun suatu industri bergerak dalam bidang yang dapat dikategorikan
sebagai sektor defensif, tetapi jika perusahaan tersebut sarat dengan permasalahan, misalnya
hutang yang besar, masalah manejemen, bukan merupakan market leader dan lain sebagainya,
tetaplah harus dihindari.
Bebas dari pinjaman
Perekonomian yang lesu menyebabkan banyak perusahaan gagal dalam memenuhi
kewajibannya dalam membayar bunga maupun pokok pinjaman kepada bank. Apabila kondisi
perusahaan sedang lesu, ditambah lagi harus membayar bunga bank, maka akan menyebabkan
daya saing perusahaan akan semakin kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memiliki pinjaman bank. Untuk alternatif lain adalah pilihlah perusahaan yang telah
menyelesaikan proses restrukturisasi hutangnya, dengan catatan hutang yang masih tersisa tidak
terlalu besar.
Kondisi bebas pinjaman juga berlaku pada diri anda. Pada kondisi market bursa yang lesuh,
hindarilah berinvestasi menggunakan dana pinjaman. Karena dengan dana pinjaman anda akan
dibebani dengan biaya bunga yang berjalan terus menerus tanpa peduli apakah investasi anda
dalam posisi untung atau rugi. Selain itu dengan menggunakan dana pinjaman membuat anda
tidak leluasa dalam mengambil keputusan. Apabila pemilik dana hendak menarik dananya
kembali sewaktu-waktu, terpaksa anda harus menjual saham yang telah anda beli walaupun
pada kondisi rugi.
Sejarah yang selalu berulang
M. Hadi Purnama, Page 75
Sayangnya umur bursa di Indonesia masih relatif muda sehingga belum banyak yang dapat
diceritakan, tapi bila melihat bursa yang berada diluar negeri. Sebagai contoh, bursa Amerika
yang mengalami resesi pada tahun 1987, telah mengalami pemulihan pada tahun 1990.
Bayangkan, apabila pada tahun 1987 orang-orang pada panik meninggalkan bursa, sedangkan
pada saat itu anda masuk ke saham-saham defensive, sudah pasti uang berada di tangan anda.
Diluar negeri terdapat saham-saham yang telah membuktikan kekuatannya dalam mengatasi
masa-masa krisis tidak hanya sekali tetapi mereka mampu keluar dari beberapa kali krisis
misalnya General Electric, Citigroup, Ford dll. Kami percaya di Indonesia juga memiliki
perusahaan yang mampu bertahan diterpa badai krisis. Sekarang tinggal siapkan mental anda
dan pilihlah saham-saham yang bernilai seperti yang telah kami gambarkan.
TRIK INVESTASI MENGHADAPI SERANGAN INFLASI DAN PAJAK
Kebanyakan orang menaruh dananya di tempat yang 'aman-aman' saja. Kenapa mereka
menaruh 100% -bahkan dana nganggurnya- ke dalam produk investasi yang 'aman' seperti
tabungan atau deposito di bank? Jawabannya adalah karena orang-orang seperti ini takut
kehilangan uangnya.
Bila Anda masih muda (katakanlah masih berada di bawah umur 40), maka ini sebetulnya ironis
sekali dan sangat disayangkan. Karena apa yang mereka pikir investasi yang 'aman' seperti
tabungan atau deposito, sebetulnya malahan tidak 'aman'. Lho, bagaimana mungkin?
Sederhana. Kalau Anda punya uang Rp 100 juta yang ditaruh dalam deposito, maka mungkin
pada saat ini Anda akan mendapatkan bunga sebesar 12% per tahun. Betul? Jadi, jumlah bunga
yang Anda dapatkan pada akhir tahun adalah: Rp 100 juta x 12% = Rp 12 juta.
Tetapi, bila dipotong pajak bunga deposito sebesar 15%, maka bunga yang Anda dapatkan
adalah Rp 10.200.000 pada akhir tahun. Sehingga sebetulnya, suku bunga yang Anda dapatkan
setelah pajak adalah 10,2% per tahun.
Sekarang masalahnya, apakah bunga yang besarnya Rp 10,2 juta tersebut bisa terus menerus
membeli barang dan jasa yang harganya Rp 10,2 juta setiap tahunnya? Jawabannya jelas tidak.
Kenapa? Soalnya, dalam 12 tahun terakhir rata-rata kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi
di Indonesia adalah 13,35% per tahunnya. Kenaikan barang dan jasa secara agregat selalu
ditunjukkan lewat perhitungan inflasi yang diumumkan pemerintah tiap bulannya. Di bawah ini
adalah tabel lengkapnya:
Tahun
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
5,47%
5,97%
9,53%
9,52%
4,94%
9,77%
9,24%
8,64%
6,47%
11,06%
77,63%
2,01%
M. Hadi Purnama, Page 76
Rata-rata = 13,35%
Dengan asumsi ini maka sebetulnya suku bunga riil yang Anda dapatkan adalah: suku bunga
setelah pajak (10,2%) dikurangi inflasi (13,35%) sama dengan minus 3,15%.
Artinya, bila pada saat ini Anda menginvestasikan uang Rp 100 juta, maka deposito yang
memberikan bunga 12% per tahun sebelum pajak, setelah 10 tahun saldo riil Anda pada akhir
tahun ke 10 adalah Rp 72.609.969. Dengan kata lain, uang Anda menyusut sebesar 3,15% per
tahunnya.
Inilah kenapa banyak orang yang gagal secara keuangan. Mereka terlalu fokus pada masalah
keamanan investasinya ketimbang berusaha mengambil risiko yang lebih besar. Resiko besar
berguna untuk mendapatkan keuntungan lebih besar guna 'mengalahkan' tingkat inflasi. Dengan
fokus pada investasi yang 'aman-aman' saja, maka hasil investasi riil yang didapatkan juga tidak
besar. Bahkan cenderung minus seperti dalam contoh di atas.
Jika Anda ingin menumpuk kekayaan, maka apa yang harus Anda lakukan adalah dengan berani
mengambil risiko yang lebih besar sehingga bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih
besar. Sehingga Anda masih mendapatkan keuntungan yang bisa dibilang lumayan, walaupun
sudah dipotong pajak dan inflasi.
Online Trading
Mengapa online trading?
Para pemain saham umumnya bertransaksi melalui perusahaan atau broker dengan cara
tradisional, dimana instruksi mengenai kegiatan bertransaksi saham dilakukan melalui telepon.
Dengan menjamurnya segala sesuatu yang sifatnya elektronis, dunia pasar saham seakan tak
mau ketinggalan. Adanya terobosan baru dimana pemain saham dapat melakukan jual/beli
saham, melihat harga saham secara langsung saat itu dan dalam kurun waktu beberapa bulan
terkahir, melihat profil emiten, membuka dan memantau rekening transaksi serta pengecekan
portofolio yang semuanya cukup dilakukan melalui komputer. Layanan bertransaksi saham yang
memungkinkan anda untuk melakukan transaksi secara online ini, merupakan usaha yang
ditempuh untuk memasuki segmen pasar transaksi saham online.
Alternatif transaksi saham secara online menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari proses
untuk menjadi anggota dari broker online yang ada, pemesanan jual/beli saham yang dinginkan,
pembukaan dan pemantauan rekening transaksi, sampai pengelolaan dan pemantauan saham
yang dipesan dalam bertransaksi. Keuntungan lain yang dapat diperoleh adalah proses transaksi
yang relatif cepat, biaya komisi yang bersaing, dan anda dapat mengakses pesanan saham dan
rekening transaksi dimanapun anda berada.
M. Hadi Purnama, Page 77
Sistim keamanan
Pertanyaan yang banyak muncul dengan adanya sistem bertransaksi secara online ini adalah
dari segi keamanannya, mengingat segala jenis transaksi yang dilakukan melalui komputer atau
sistem elektronis cukup beresiko. Untuk itu diperlukan suatu sistem keamanan tingkat tinggi yang
dapat melindungi dana dan rekening pelanggan serta kegiatan bertransaksi itu sendiri.
Sistem keamanan untuk melindungi kegiatan transaksi online yang paling umum dipergunakan
saat ini adalah Sistem Secure Socket Layer (SSL) dan Sistem Pengacakan 128 bit, yaitu sistem
keamanan tingkat tinggi yang dipergunakan oleh hampir semua internet banking di Indonesia dan
menjadi standarisasi bagi keamanan bertransaksi.
Pilihan sekarang ada pada anda, ingin tetap bertransaksi saham secara tradisional yang semua
kegiatannya dilakukan melalui telepon atau kemudahan merupakan prioritas anda dalam
melaksanakan kegiatan transaksi saham?
Neural Network: Binatang apa ini?
Bagian dari Artificial Intelligence
AI yang makin banyak dipakai dalam gaming software, khususnya jenis petualangan dan strategi,
adalah teknologi yang membuat komputer mampu mensimulasi proses belajar. Komputer tidak
dapat diakali jika game tersebut mengadopsi teknologi AI. Semakin banyak dimainkan, game
jenis ini semakin pandai.
Neural network, bersama-sama dengan genetic algorithm, adalah bagian (yang paling popular)
dari AI. Neural network mampu mengolah data input dalam jumlah besar, melihat dan menguji
pola-pola (penyebaran data) yang kompleks dan bahkan tidak terlalu nyata. Kelebihan utamanya
adalah kemampuan "belajar" dan memperbaiki diri sendiri. Oleh karena itu, cocok untuk
digunakan sebagai alat bantu prediksi.
Menyontek sistem syaraf manusia
Sistem syaraf dan pengetahuan manusia didasarkan pada masukan pengalaman hidup yang
telah dilalui. Sistem ini makin piawai dengan makin banyaknya data yang diserap. Ambil contoh
yang sederhana, saat sensor syaraf kita pertama kali tersentuh korek api yang membara, output
dari proses pikiran kita adalah "jangan sentuh api karena menyakitkan". Suatu saat, sistem syaraf
menyentuh api dari kompor Elpiji, output-nya menjadi "api berwarna biru ternyata lebih
menyakitkan dari api berwarna merah". Pengetahuan (dan prediksi) kita tentang api menjadi
semakin baik, baik visual maupun rasa. Input juga dapat diperoleh melalui pengalaman belajar
empiris secara tidak langsung dari sistem syaraf tersebut.
Sesuai dengan arti harafiahnya yaitu "jaringan syaraf", neural network terdiri dari berbagai "sel
syaraf buatan" yang dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan parameter, yang
menyatakan keterkaitan diantara mereka. Neural network menganggap perbedaan antara
"prediksi"dan "kenyataan" (forecast vs. actual) sebagai "kegagalan", dan menjadikannya sebagai
input baru untuk memperbaiki diri. Oleh sebab itu, Neural network disebut sebagai sistem yang
"keep learning".
Apa bedanya dengan analisa teknikal lainnya.
M. Hadi Purnama, Page 78
Metode analisa teknikal yang tradisional pada umumnya merupakan formulasi visual dari polapola penyebaran data, dengan hasil akhir indikasi trend dan signal jual/beli. Neural network tidak
hanya mampu untuk mengolah data-data diluar pasar spot (open-high-low-close dan volume),
tetapi juga mengevaluasi keterkaitan diantara seluruh data-data tersebut. Beberapa software
neural network untuk tujuan prediksi harga saham bahkan dapat menggunakan indikator teknikal
(moving average, RSI, MACD dsb) sebagai input.
Neural network itu sendiri memiliki berbagai jenis algoritma yang membuatnya mampu untuk
"belajar" atau di-training. Untuk aplikasi bidang keuangan, khususnya pasar modal, algoritma
yang paling popular adalah "back propagation" sesuai dengan karakteristik data keuangan yang
berjenis "time series".
Sekilas, neural network tidak ubahnya bentuk yang lebih kompleks dari analisa regresi.
Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, dalam perspektif penggunaan parameter variabel, baik
linear maupun non-linear. Tidak, dalam daya adaptasi dan kemampuan belajar yang dimilikinya.
Contoh penggunaan
Mula-mula, kita mesti menentukan variabel (input) yang relevan. Karena neural network mampu
mengolah multi variabel input, akan lebih baik jika kita masukkan variabel sebanyak mungkin.
Dan, menyerahkan analisa selanjutnya kepada sistem ini, yang akan menentukan bobot
relevansi antar variabel.
Sebagai contoh, sebagai objektif kita mencoba memprediksi harga penutupan untuk memberikan
indikasi signal beli/jual untuk saham Telkom di BEJ. Data-data historis berikut ini dapat
dipertimbangkan sebagai input:





Open-High-Low-Close, dan Volume di BEJ
Open-High-Low-Close dan Volume di NYSE
Indeks IHSG dan LQ45
Indeks Dow Jones
Kurs mata uang Rupiah / US$
Walaupun lebih mempunyai dampak terhadap kondisi pasar (trading) jangka pendek, kita juga
dapat memasukkan data kualitatif yang merefleksikan sensitivitas pasar jangka pendek seperti:

Pengumuman corporate action (potensi dampak dikuantifikasi dengan rating -1 sampai 1)

Peristiwa politik (kuantifikasi potensi dampak dengan cara yang sama)
Secara konseptual hal ini masuk akal, namun apakah menerjemahkan "noise" dengan
pendekatan ini bisa dibenarkan adalah pertanyaan besar.
Setelah proses training dan validation yang menggunakan data input historis selesai, neural
network akan memprediksi harga Telkom untuk beberapa hari kedepan. Proyeksi harga ini lalu
digunakan olehnya untuk menentukan signal beli dan jual (trading strategy). Neural network akan
mempelajari (dan memvalidasi) hubungan antara trading strategy ini dengan data historis yang
ada. Proses ini terus diulang hingga "error" dari penggunaan trading strategy ini dapat
diminimalisasi.
Apa itu Greenshoe Option?
Opsi Greenshoe atau "over-allotment" namanya diambil dari nama perseroan pertama yang menggunakan
skema opsi ini di Amerika. Ide dasar Greenshoe adalah menciptakan sebuah mekanisme yang dapat
mengurangi volatilitas harga saham hingga 30 hari setelah tanggal listing di bursa. Opsi ini sudah sering
digunakan di bursa luar negri termasuk Amerika, Eropa, dan negara-negara Asia. Malah opsi ini sudah
dijadikan patokan menambah rasa aman investor.
M. Hadi Purnama, Page 79
Dan di Indonesia sendiri sudah ada beberapa perseroan terbuka yang menggunakan opsi ini meskipun
didominasi saham pemerintah dan tidak begitu dimengerti jelas oleh investor, antara lain:





IPO Bimantara Citra Juni 1995, saham pendiri diperbolehkan dijual langsung saat setelah listing
hingga sejumlah 50 juta lembar atau 5% dari saham yang ditawarkan.
Penawaran 200 juta saham Telkom November 1995, penjamin emisi mendapat opsi Greenshoe
sebesar 15% dari total saham yang ditawarkan.
Penawaran 56.277.180 saham Indosat Oktober 1994, dimana sekali lagi permerintah memeberikan
penjamin emisi opsi Greenshoe sebesar 15% dari total saham ditawarkan.
IPO BCA Mei 2000, opsi Greenshoe ini dilakukan lagi sebesar 15% dari total saham ditawarkan.
Dan baru saja dilakukan pada IPO Surya Citra Media, dimana 15% dari total saham ditawarkan ikut
dilempar ke pasar IPO.
Menstabilkan harga
Stabilisasi dilakukan oleh penjamin emisi dengan cara mensupport harga selama 30 hari setelah listing
dilakukan pada kondisi harga saham turun dibawah level penawaran. Penjamin emisi akan melakukan
pembelian saham di pasar bila harga turun di bawah harga penawaran sewaktu IPO.
Proses stabilisasi ini sangat membantu karena biasanya harga saham selama 30 hari sejak tanggal listing
bisa menjadi begitu bergejolak sementara pasar berusaha mencari harga wajar saham. Investor terutama
retail kecil mempunyai kepentingan dalam hal penjamin emisi siap mensupport bila harga turun dibawah
penawaran. Proses ini bukan manipulasi karena support hanya boleh dilakukan dibawah harga penawaran
dan tentunya detil proses stabilisasi ini harus terbuka dan di audit.
Ada 4 faktor yang terlibat dalam mekanisme Greenshoe sehubungan dengan IPO:




Alokasi-berlebih (over allotment) saham sewaktu IPO.
Pengaturan peminjaman saham sementara agar alokasi-berlebih dapat dijalankan sewaktu IPO.
Stabilisasi dibawah harga IPO dengan batas waktu 30 hari pada pasar sekunder setelah IPO.
Opsi Greenshoe yang dapat dijalankan kapan saja dari tanggal alokasi hingga 30 hari dari tanggal
pencatatan untuk memastikan penjamin emisi selalu memiliki mekanisme untuk mengakuisisi saham
alokasi-berlebih pada harga penawaran.
Motivasi penjamin emisi
Bila harga saham turun dibawah penawaran, jelas penjamin emisi tidak akan mau membeli kecuali bila si
penjamin yakin tidak akan rugi. Disini peranan alokasi-berlebih, peminjaman saham, dan opsi Greenshoe
sangat penting. Pada dasarnya alokasi-berlebih, dan peminjaman saham oleh penjamin emisi menciptakan
posisi "short" di pasar sebelum listing dilakukan, jadi penjamin memiliki insentif untuk membeli saham
tersebut dibawah harga penawaran untuk meng-cover posisi short tersebut.
Opsi Greenshoe yang nantinya memberikan proteksi kepada penjamin emisi bila harga saham tidak jatuh
dibawah harga penawaran - yang tentu saja baik untuk semua pihak, penjamin emisi memiliki opsi untuk
memperoleh saham baru dalam jumlah yang cukup dari perseroan atau pemegang saham tergantung jenis
opsi yang dilakukan untuk meng-"cover" posisi "short" pada harga penawaran.
Cara kerja Greenshoe
Proses dimulai dari penjamin emisi yang sewaktu penawaran secara sengaja mengalokasikan saham lebih
banyak dari yang sebenarnya ditawarkan perseroan - biasanya 115% dari total penawaran. Dengan begini
penjamin menciptakan posisi ?short? semu karena sebenarnya perseroan hanya menerbitkan 100 saham
dari tiap 115 yang dialokasikan oleh penjamin.
Pada tanggal penutupan penawaran dan pembayaran IPO, penjamin emisi mendapatkan uang pembayaran
secara penuh dari investor sebesar 115% dari total saham yang ditawarkan. Penjamin hanya membayar
perseroan untuk saham yang dikeluarkan perseroan yaitu 100 saham untuk tiap 115 saham.
Investor tentu saja berharap penjamin emisi sesuai janji memberikan sejumlah saham sesuai yang
dibayarkan, jadi penjamin emisi punya kewajiban memberikan 115 saham padahal yang dikeluarkan
M. Hadi Purnama, Page 80
perseroan cuma 100. Untuk mengatasi masalah tersebut, penjamin emisi melakukan perjanjian peminjaman
saham sejumlah yang diperlukan dari pemegang saham. Dalam perjanjian ini, penjamin emisi berjanji untuk
mengembalikan saham sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam jangka waktu 40 hari sejak tanggal
listing. Tidak ada uang yang berpindah tangan sewaktu saham dipinjam karena penjamin tidak membeli
saham tersebut melainkan hanya meminjam dan berjanji akan mengembalikan diakhir periode.
Intinya, penjamin emisi menunda problemnya hingga 40 hari setelah tanggal listing. Penjamin telah
memberikan 115% dari total saham yang ditawarkan kepada investor yaitu 100 saham yang ditawarkan
perseroan dan 15 saham yang dipinjam dari pemegang saham saat itu. Penjamin menerima pembayaran
penuh 115% dari total jumlah saham yang ditawarkan. Penjamin membayar 100% kepada perseroan yang
listing sesuai penawaran, jadi kewajiban penjamin kepada perseroan telah tuntas). Penjamin memiliki sisa
uang tunai sebesar 15% dari total saham ditawarkan pada harga penawaran. Penjamin harus
mengembalikan saham yang dipinjam sebesar 15% dari total saham ditawarkan dalam jangka waktu 40 hari
setelah tanggal listing.
Jadi pada waktu tanggal listing, penjamin emisi memiliki uang tunai yang hanya cukup untuk membeli
saham sebesar 15% dari total yang ditawarkan pada atau dibawah harga penawaran. Ini berarti, penjamin
hanya akan membeli di pasar reguler kalau harga saham di pasar reguler berada dibawah harga
penawaran. Jika harga di pasar reguler tidak turun dibawah harga penawaran selama 30 hari sejak tanggal
listing, pada akhir periode penjamin tinggal meng-?exercise?/menjalankan opsi Greenshoe-nya dan
membeli saham yang perlu dikembalikan dari pemegang saham sebanyak maksimum 15% dari total saham
ditawarkan pada harga penawaran. Penjamin merasa aman karena dia akan selalu mempunyai uang tunai
yang cukup untuk membayar saham yang dipinjam.
Kesimpulannya, mekanisme ini menciptakan hedging posisi ?short? yang sempurna. Penjamin emisi tidak
ada resiko sama sekali, tetapi sekaligus memiliki insentif untuk men-support harga saham di pasar reguler
bila harga saham jatuh dibawah harga penawaran IPO.
Apa yang bisa diharapkan dari penjamin emisi?
Penjamin emisi terbatas posisinya hanya dapat membeli saham sebatas 15% dari jumlah penawaran.
Sering terjadi transaksi saham perseroan yang terjadi sewaktu baru listing besar volumenya mencapai
jumlah yang ditawarkan, jadi penjamin emisi dalam proses stabilisasi harus berhati-hati. Jika harga saham
jatuh secara drastis, penjamin emisi kemungkinan besasr tidak dapat menahan jatuhnya harga sendirian
dengan bermodal kemampuan beli 15% saja. Ini berarti keputusan kapan dan pada harga berapa stabilisasi
dilakukan menjadi sangat teknis. Penjamin harus pandai-pandai membaca level support pasar yang ada
dimana stabilisasi diperkirakan dapat membantu pembelian saham nyata yang dilakukan investor.
Tujuan penjamin tidak mencoba untuk menjaga saham pada atau diatas harga penawaran melainkan
memperlambat dan berharap membalikkan jatuhnya harga saham dibawah harga penawaran. Bila penjamin
emisi terlalu agresif dan cepat, 15% bisa habis dalam sekejap. Jadi pada waktu pasar yang jatuh dengan
cepat, penjamin cenderung memantau situasi ?bid?/beli pada layar trading dan hanya membeli bila
diperkirakan ada support dari pasar dan berharap modal 15% dapat membalikkan tren yang turun.
Sebaliknya bila harga saham hanya turun sedikit dibawah harga penawaran dengan volume yang tipis,
penjamin bisa lebih agresif.
Perlu diingat bahwa penjamin emisi tidak ada kewajiban untuk menstabilisasi harga dan memulai atau
menghentikan support dapat dilakukan kapan saja. Penjamin dituntut untuk berpikir dan bertindak terbaik
tergantung keadaan. Yang pasti, penjamin memiliki insentif untuk membeli dan reputasinya dipertaruhkan
untuk memastikan harga saham berada diatas harga penawaran. Tentu saja kemampuan stabilisasi bukan
garansi harga tidak akan jatuh, melainkan mekanisme untuk memperlambat atau menghentikan jatuhnya
harga. Opsi ini juga merupakan doping untuk meningkatkan kepercayaan pasar.
Regulasi pasar vs opsi Greenshoe
Peraturan opsi Greenshoe standar di tiap negara. Secara umum peraturan tidak membeolehkan posisi
?short? lebih dari 15% dan stabilisasi diatas harga penawaran bisa dikategorikan manipulasi. Perseroan
diharuskan untuk mempublikasikan tiap kali opsi ini di-?exercise?/dijalankan. Bapepam tentunya
mengharuskan penjamin untuk menunjukkan bukti bahwa alokasi-berlebih benar-benar dilakukan dan
rekaman detil jumlah saham, harga, dan waktu pembelian sewaktu stabilisasi dilakukan.
M. Hadi Purnama, Page 81
PETUNJUK BERINVESTASI DALAM SAHAM
Bagaimana ?

Berinvestasi

Berinvestasi dalam saham

Memilih dan menghubungi perusahaan efek/pialang

Mengikuti kinerja saham
Apakah ?

Bursa efek

Saham

Biaya yang akan ditanggung
Kapan ?

Dapat menjual saham

Dapat membeli saham
Dimana ?

Dilakukannya transaksi saham
Siapa ?
M. Hadi Purnama, Page 82

Menyimpan saham Anda ?
Memulai suatu investasi
::: INVESTGUIDE
Investasi selalu terkait dengan adanya risiko, tanpa mempedulikan bentuk
investasi tersebut. Berinvestasi di Pasar Modal memiliki risiko tertentu; dan
risiko ini lebih besar dibandingkan berinvestasi di aset yang memiliki risiko
rendah (low risk) atau yang mendekati nol (risk-free), seperti deposito, dan
SBI/SBPU. Mengingat risiko yang harus ditanggung oleh seorang investor
yang akan menanamkan dananya di Pasar Modal, saran-saran berikut
mungkin dapat membantu sebelum Anda memulai kegiatan investasi di
Pasar Modal :
Jangan membeli suatu produk investasi yang tidak dimengerti betul.
Untuk itu sebelum melakukan investasi, berbagai sumber informasi
hendaknya dipelajari terlebih dahulu seperti buku referensi,
majalah/buletin bisnis dan keuangan, hasil riset dari lembaga
keuangan, atau konsultasi dengan seorang Penasihat Investasi.
Jika Anda sudah memilih produk misalnya saham, dan kemudian harus
menentukan perusahaan mana yang akan menjadi sasaran investasi Anda,
maka penyelidikan harus dilakukan pada segi fundamental perusahaan dan
kinerjanya di Bursa Efek (jika saham tersebut telah diperdagangkan di Bursa
Efek) misalnya melalui prospektus, company profile, laporan keuangan,
berita-berita pasar modal dan sebagainya.
Perusahaan sasaran investasi Anda mungkin melakukan penggabungan
usaha, reorganisasi, sasaran penawaran tender, atau melakukan tindakantindakan lain yang dapat mengurangi nilai kepemilikan kita. Untuk itu Anda
harus memiliki perhatian penuh pada berita-berita ataupun pengumuman
mengenai kemungkinan tersebut.
Kondisi Bursa Efek pada umumnya dan setiap saham pada khususnya
memiliki kecenderungan (trend) harga dan volume penjualan yang
menggambarkan saat terbaik untuk melakukan kegiatan jual/beli. Analisa
yang dikenal sebagai "analisa teknikal" ini perlu dipelajari oleh investor
karena akan sangat berpengaruh pada keputusan investor untuk melakukan
transaksi jual/beli. Untuk ini, Anda dapat memperoleh data dari lembaga
riset atau dari divisi riset Perusahaan Efek Anda.
Pada skala makro, kinerja investasi di Bursa Efek sangat dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian, stabilitas politik, dan kinerja Bursa Efek lain. Selain
itu, keadaan di Bursa pun sangat sensitif dengan berbagai hal subyektif
(rumours). Anda harus mengikuti berita-berita semacam ini yang tentunya
dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
Investasi pada perusahaan yang tidak memiliki informasi yang
dipublikasikan sebelumnya mengandung risiko yang lebih besar.
Pada saat pertama Anda membeli saham, Anda mungkin hanya membeli
saham dari satu perusahaan saja. Namun dengan berjalannya waktu Anda
M. Hadi Purnama, Page 83
mungkin ingin menambah investasi Anda. Jika sudah sampai pada tahapan
ini Anda perlu memperhatikan satu prinsip investasi yang sudah begitu
populer dan dapat mengurangi risiko investasi Anda apabila diterapkan,
yaitu "don't put all your eggs in one basket".
Prinsip tersebut berarti bahwa Anda harus melakukan diversifikasi investasi
untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi. Untuk itu, Anda dapat
menyusun portofolio investasi saham Anda yang meliputi saham-saham dari
berbagai sektor industri, dan terdiri dari perusahaan besar (blue chip),
perusahaan baru/berkembang dan juga perusahaan menengah dan kecil.
Perusahaan besar umumnya lebih aman dibandingkan perusahaan
baru/berkembang
serta
perusahaan
menengah
dan
kecil;
namun perusahaan baru/berkembang serta perusahaan menengah dan kecil
umumnya menjanjikan pertumbuhan (growth) dan penghasilan (gain) yang
lebih tinggi.
Bagaimana cara berinvestasi di Saham ?
::: INVESTGUIDE
Masih banyak orang ragu dalam berinvestasi di bursa saham karena alasan
terlalu riskan. Takut memilih saham yang salah, mereka lebih memilih
berinvestasi yang mereka pikir lebih aman. Memahami seluk beluk
perusahaan saham, seperti laporan keuangan, keadaan perusahaan dan
lain-lain, adalah kunci dari suksesnya investasi anda. Segala informasi
tentang saham anda yang anda pilih dari perusahaan efek yang anda pilih
atau dari informasi di Koran atau majalah.
Ketika anda membeli salah satu saham perusahaan yang tercatat di bursa
efek, anda menjadi salah satu pemilik dari perusahaan tersebut. Bila kinerja
perusahaan berjalan dengan baik, anda akan mendapatkan bagian dari
keuntungan seperti deviden dan harga dari saham yang anda miliki akan
naik. Tetapi jika kinerja perusahaan buruk, nilai dari investasi anda akan
turun.
Bagaimana cara menghubungi Perusahaan Pialang ?
::: INVESTGUIDE
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa untuk membeli saham, Anda harus
menghubungi salah satu Perusahaan Efek yang juga merupakan Anggota
Bursa Efek Sebelum Anda memutuskan Perusahaan Efek yang akan menjadi
pialang Anda, sebaiknya Anda menghubungi terlebih dahulu beberapa
Perusahaan Efek dan membandingkan pelayanan dan biaya yang mereka
tawarkan. Pilihan Anda pada satu Perusahaan Efek sangat tergantung pada
layanan apa yang Anda inginkan. Apakah Anda hanya mengharapkan
Perusahaan Efek melaksanakan/mengeksekusi pesanan Anda, atau Anda
juga mengharapkan suatu nasihat investasi, atau bahkan Anda
M. Hadi Purnama, Page 84
mengharapkan Perusahaan Efek tersebut yang mengelola portfolio Anda.
Jika Anda telah memilih satu Perusahaan Efek, maka beberapa hal ini perlu
diperhatikan :
Anda wajib membuka rekening. Pada umumnya suatu Perusahaan Efek
akan meminta Anda sebagai calon nasabah untuk menandatangani new
account agreement. Untuk itu, Anda harus mempelajari informasi yang
terdapat dalam dokumen ini karena di dalamnya tercantum hak dan
kewajiban Anda selaku pemegang rekening tersebut. Jelaskan dengan jujur
mengenai tujuan investasi Anda dan keadaan keuangan pribadi Anda,
termasuk pendapatan, total kekayaan, dan pengalaman investasi Anda;
berdasarkan informasi ini sales representative akan memberikan
rekomendasi investasi.
Anda perlu memutuskan siapa yang akan mengendalikan account
Anda tersebut. Apakah Anda sendiri yang mengambil keputusan investasi
atau Anda menyerahkan keputusan tersebut pada Perusahaan Efek Anda
(discretionary authority). Pada discretionary authority, Perusahaan Efek
akan melakukan keputusan investasi berdasarkan pertimbangannya tanpa
berkonsultasi terlebih dahulu pada Anda tentang harga, jenis saham,
jumlah, dan waktu jual/beli.
Bagaimana mengikuti kinerja saham Anda ?
::: INVESTGUIDE
Jika Anda telah membeli saham, Anda dapat mengikuti kinerja saham
tersebut melalui beberapa harian nasional dan melalui berbagai publikasi
yang diterbitkan oleh Bursa. Sedangkan informasi perdagangan real-time di
BES dan BEJ disebarluaskan oleh data provider yang terhubung dengan
trader workplace seperti InvestorIndonesia.com.
Apa yang dimaksud dengan Bursa Efek ?
::: INVESTGUIDE
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, definisi Bursa Efek
adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan Efek diantaranya. Dengan kata lain Bursa
Efek, adalah Pihak yang menyediakan media perdagangan Efek, antara lain
saham, dan media tersebut dipergunakan untuk memperdagangkan Efek
oleh Anggota-anggotanya (Perusahaan Efek). Agar perdagangan Efek
berjalan dengan aman, teratur, dan efisien, maka Bursa mengatur dan
mengawasi tata-cara perdagangan Efek dan juga mengatur persyaratan bagi
Efek yang dapat diperdagangkan di Bursa melalui suatu Peraturan Bursa
M. Hadi Purnama, Page 85
Efek. Pada saat ini terdapat 2 (dua) Bursa Efek di Indonesia, yakni Bursa
Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Apa yang dimaksud dengan Saham ?
::: INVESTGUIDE
Saham adalah bagian kepemilikan dari suatu badan usaha. Jika Anda
membeli atau memiliki sebagian saham dari suatu perusahaan berarti Anda
ikut serta memiliki perusahaan dan tentu saja Anda memiliki klaim baik pada
kekayaan maupun pada penghasilan perusahaan.Dengan memliki saham
yang diperjual belikan tersebut maka Anda memiliki kesempatan untuk
menjadi salah satu pemilik dari perusahaan-perusahaan besar dan blue chip
yang ada di Indonesia pada saat ini, seperti PT. Indosat, PT. Gudang Garam,
PT. Astra International, dan lain-lain. Sebagai pemilik, Anda memiliki hak
suara dalam Rapat-rapat Pemegang Saham. Sehingga Anda berhak untuk
turut menentukan kebijakan perusahaan, memilih dan memberhentikan
Direksi/Komisaris, serta menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang
dibagikan pada Pemegang Saham atau yang dikenal sebagai dividen.
Biaya apa saja yang harus Saya keluarkan ?
::: INVESTGUIDE
Membeli saham melalui pasar perdana hanya akan dikenai biaya sebesar
harga saham tersebut dikalikan jumlah saham yang dipesan dan biaya
transfer dana (dikenakan oleh Bank), karena penerapannya yang sederhana
yakni hanya mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang
telah disediakan dan mengirimkan dana.
Jika Anda melakukan kegiatan beli/jual saham melalui Perusahaan Efek
maka Anda akan dikenai biaya transaksi. Biaya ini besarnya tergantung pada
besarnya persentase komisi yang ditetapkan oleh Perusahaan Efek tersebut,
tipe pelayanan yang Anda pilih, dan besarnya transaksi yang terjadi. Jika
Anda menginginkan Saham yang bersangkutan didaftarkan (registered) atas
nama Anda, maka Perusahaan Efek Anda akan mendaftarkan Saham
tersebut atas nama Anda ke Biro Administrasi Efek (BAE), dan untuk itu
Anda dikenakan biaya balik nama. Khusus untuk transaksi penjualan saham,
dalam perhitungan biaya transaksi termasuk pula beban Pajak Penghasilan
(PPh) sebesar 0.1% dari nilai transaksi.
Kapan saatnya membeli saham ?
::: INVESTGUIDE
M. Hadi Purnama, Page 86
Cara yang paling umum digunakan investor untuk memperoleh atau
membeli saham adalah ;
Membeli pada saat penawaran umum atau biasa disebut Pasar
Perdana
Informasi mengenai suatu Perusahaan (Emiten) yang akan menawarkan
sahamnya untuk pertama kali pada masyarakat, dapat diketahui melalui
prospektus ringkas yang diiklankan minimal di 2 (dua) harian nasional,
publik ekspose, atau prospektus.
Jika Anda ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini, Anda dapat
mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang terdapat pada
prospektus ringkas atau yang terdapat pada Agen-agen Penjual yang
ditunjuk dan mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan
pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir.
Ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi
sahamnya untuk pertama kali ke masyarakat :
ketika
Emiten
menjual
 total saham yang dipesan publik kurang dari jumlah saham
yang ditawarkan Emiten (undersubscribed),
 total saham yang dipesan publik sama dengan jumlah saham
yang ditawarkan Emiten,
 total saham yang dipesan publik lebih besar dari jumlah saham
yang ditawarkan Emiten (oversubscribed).
Pada kondisi undersubscribed dan tanpa sisa, Anda akan menerima saham
sama dengan jumlah yang Anda pesan. Namun jika terjadi oversubscribed,
maka umumnya akan terjadi penjatahan melalui cara "first come first serve"
atau "diundi". Sehingga dapat terjadi jumlah saham yang diperoleh akan
lebih kecil dibandingkan jumlah yang dipesan atau bahkan Anda tidak
memperoleh saham sama sekali. Konfirmasi mengenai saham yang akan
Anda peroleh dan pengembalian uang jika terjadi kondisi oversubscribed
akan Anda terima beberapa waktu kemudian sesuai dengan jadwal yang
telah
ditetapkan
dan
tercantum
dalam
prospektus.
Membeli
saham
yang
telah
beredar.
Salah satu fungsi penting dari keberadaan Bursa Efek di Indonesia pada
saat ini adalah menyediakan jaringan perdagangan Efek atau sebagai pasar
sekunder untuk setiap Efek yang tercatat di bursa. Melalui jaringan
perdagangan inilah para Anggota Bursa melaksanakan perdagangan Efek,
diantaranya kegiatan beli dan jual Saham.
Berdasarkan peraturan yang berlaku, investor yang ingin membeli saham
tidak dapat melakukan transaksi langsung dengan Pihak yang ingin menjual
saham. Pihak-pihak yang ingin melaksanakan kegiatan jual/beli saham
harus menunjuk Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek/Pialang
yang termasuk dalam daftar Perusahaan Efek yang telah mendapat ijin dari
BAPEPAM dan telah menjadi Anggota Bursa. Pialang inilah yang nantinya
akan melaksanakan pesanan untuk kepentingan Anda dan Pihak-pihak
tersebut.
M. Hadi Purnama, Page 87
Kapan saham Saya dapat dijual ?
::: INVESTGUIDE
Ketika Anda memberikan pesanan jual pada pialang Anda. Pada saat itu
harga penjualan dapat ditentukan oleh Anda sendiri dengan/tanpa
menyebutkan batas tertinggi atau Anda meminta pialang Anda untuk
mencari harga terbaik yang mungkin terjadi. Penyelesaian transaksi saham
dilakukan pada T+4. Artinya, jika Anda melakukan transaksi pada hari
Senin, maka penyelesaian transaksi akan memakan waktu 4 Hari Bursa
berikutnya sehingga selesai pada hari Jumat. Segera setelah transaksi
selesai, dana hasil penjualan saham akan ditransfer ke rekening Anda.
Dimana dilakukannya transaksi saham ?
::: INVESTGUIDE
Pada saat ini terdapat 2 (dua) Bursa Efek di Indonesia, yakni Bursa Efek
Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Jakarta Stock Exchange
LL. Floor Jl. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Indonesia
Phone (62-21)-5150519
Surabaya Stock Exchange
LL. Floor Jl. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Indonesia
Phone (62-21)-5150519
Siapa yang akan menyimpan Saham ?
::: INVESTGUIDE
Dalam kondisi perdagangan dengan warkat yang masih membutuhkan
"physycal delivery", saham Anda dapat disimpan sendiri, atau Anda dapat
mempercayakan penyimpanan saham tersebut pada Bank Kustodian atau
pada Perusahaan Efek Anda yang selanjutnya akan menyimpannya pada
Bank Kustodian. Perusahaan Efek dimana Anda mempercayakan transaksi
saham Anda pada mereka, umumnya tidak akan memungut biaya tambahan
atas penyimpanan saham untuk kepentingan kelancaran transaksinya.
Mereka akan mengadministrasikan saham dan menyerahkan bukti
penyimpanan saham-saham Anda. Penyimpanan saham pada Perusahaan
Efek akan memudahkan pelaksanaan transaksi, terutama jika Anda
memanfaatkan
jasa
discretionary
authority.
Sedangkan dalam kondisi perdagangan tanpa warkat (scriptless), sahamsaham disimpan pada suatu lembaga penyimpanan secara terpusat (central
custodian).
M. Hadi Purnama, Page 88
Untuk keterangan dan penjelasan lebih lanjut, anda dapat mengirimkan
pertanyaan ke [email protected]
M. Hadi Purnama, Page 89
Download