1 Pesan – Pesan Alquran Alquran terdiri dari 114 surah dan sebagai surah pembuka adalah surat Al Fatihah yang sering disebut sebagai induk Alquran sedangkan, sebagai surah penutup antara lain; Al Ikhlash, Al Falaq, dan An Naas. Surah Al Falaq dan An Naas disebut Mu-Awwidzatain ( dua permohonan perlindungan). Kelompok surah penutup termasuk kelompok 11 surah dimana surah 1 sampai surah 111 dibagi dalam 10 kelompok. Kelompok urutan ayat pada tiap surah sesuai urutan wahyu yang diterima dan disiarkan beliau ( talqifi) adalah : Kelompok 1: • Pandangan umum tentang kejadian manusia, kedudukan, serta peranannya. • Sejarah agama termasuk Alkitab Qs: Al Baqarah (2), Ali Imran (3), An Nisaa (4), Al Maa-idah (5), Al - An ‘aam (6) dan Al - A’Raaf (7) Kelompok 2: • Konsolidasi umat, bimbingan untuk kehidupan bersama, penegakkan keadilan, pembagian rizki yang wajar, perlindungan kaum miskin, anak terlantar, anak yatim, janda, korban perang yang dilakukan dengan ketaatan, kesadaran iman dan rasa syukur. Qs: Al Anfaal (8), At Taubah (9), Yunus (10), Huud (11), Yusuf (12), Ar Ra’du 13), Ibrahiim (14), Al Hijr (15) dan Nahl (16). Kelompok 3: • Peningkatan hidup beragama ( kerohanian) antara lain: • Isra Mi’raj, perjalanan jiwa demi pertumbuhan rohani, sikap moral, hubungan baik dalam keluarga, amal kebajikan bagi sesama, ketegaran menghadapi bahaya, rasa tanggung jawab, penghayatan kehadiran Ilahi dengan cara hablum minallah dan hablum minannas, kemandirian, adil, jujur, rendah hati 2 dan menghargai harkat dan martabat manusia, perenungan kisah para nabi dan kaum yang terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia. Qs: Al Isra (17), Al kahfi (18), Maryam (19), dan Thaahaa (20), Al Ambiyaa’ (21), Al Hajj (22), Al Mu’minuun (23), An Nuur (24), Al Furqaan (25), As Syu’ araa’ (26), An Naml (27), Al Qashash (28), dan Al Ankabuut (29). Kelompok 4: • Lanjutan Qs An Nahl (16) mengenai akhirat, timbulnya hubungan sejarah manusia dengan evolusi dunia, hubungan antar kehidupan dan perilaku manusia pada masa terdahulu dan masa depan, tidak adanya kemampuan manusia memmahami dunia spiritual dan dunia kebendaan yang mendekatkan manusia kepada Tuhan. Qs: Ar Ruum (30), Lukman (31), As Sajdah (32) dan Al Ahzab (33) Kelompok 5: • Rangkuman kerohanian: kerunia, kekuasaan dan kebenaran Allah S.W.T yang diakui para malaikat, perbedaan antara: kebencian, dan kejahatan, keadilan dan ke dzoliman, kebenaran dan kepalsuan. Merenungkan serta menjadikan pelajaran kisah-kisah terdahulu. Qs: Saba’ (34), Fathir (35), YaaSiin (36), Ash-Shaaffaat (37), Shad (38), Az – Zumar (39), Kelompok 6: • Mengenai hubungan antara iman dan kafir, wahyu dan pengingkarannya, perbedaan antara perbuatan positif dan negatif, kebenaran lebih penting daripada kejahatan dan kenikmatan, dan di akhirat, manusia akan mendapat tempat yang berbeda-beda. Qs: Al mu’min (40), Fushshilat (41), Asy – syura (42), Az – Zukhruf (43), Ad – Dukhan (44), A’l – Yatsiyah (45) dan Al – Ahkaf (46) Kelompok 7: • Kesiapan umat islam di Madinnah dari ancaman serangan kaum Quraisy Makah, Yahudi dan Musyrikin. Keberanian, kesabaran, ketabahan, keyakinan dan pengabdian dalam mengikuti kebijaksanaan Nabi Muhammad yang sangat memperhatikan etika dan etiket dalam pergaulan yang sopan. Qs: Muhammad (47), Fath (48), dan Al – Hujarat (49). 3 Kelompok 8: • Tiap manusia harus bertanggung jawab atas perilakunya kelak di hari akhirat yang pasti terjadi dan datang secara tiba-tiba. Qs: Qaaf (50), Adz - Dzaariyaat (51), Ath - Thuur (52), An-Najm (53), Al-Qamar (54), Ar-Rahmaan (55) dan Al-Waaqi’ah ( 56). Kelompok 9: • Perilaku terhadap perempuan dengan tidak boleh merendahkan martabatnya dan menyengsarakan serta hak-hak perempuan yang diceraikan harus dipenuhi, jujur serta menjunjung tinggi integritas dan saling percaya untuk mengembangkan kesejahteraan bersama. Qs; Al Hadiid (57), Al Mujaadilah (58), Al-Hasyr (59), Al- Mumtahanah (60), Ash Shaff (61), Al - Jumuah (62), Al Munaafiquun (63), At Taghaabun (64), Ath Thalaaq (65), dan At - Tahriim (66). Kelompok 10: • Allah yang Maha Kuasa yang mengatur alam semesta serta mendorong manusia untuk mengejar ilmu dan yakin akan kepastian terjadinya hari kebangkitan yang datangnya tiba-tiba, menggugah kesadaran moral demi meningkatkan kehidupan rohaninya. Qs; Al - Mulk (67), Al - Qalam (68), Al - Haaqqah (69), Al - ma’aarij (70), Nuh (71), Al Jin (72), Al - Muzzammil (73), Al – Muddats-tsir (74), Al-Qiyaamah (75), Al - Insaan (76), dan Al - Mursalat (77). Kelompok 11: • Kesadaran akan kepastian adanya hari kebangkitan menjadikan manusia bertanggung jawab, membangun masyarakat yang terdidik, berperilaku positif, membangun kebersamaan, jujur, mengendalikan hawa nafsu, perhatian pada orang miskin, anak yatim, menghargai keragaman keagamaan, tidak sewenang-wenang dan senantiasa ingat Allah. Qs: An - Naba (78), An – Naaziwa(79), A’basa (80), Takwiir (81), Al infithaar (82), Al Muthaffifiin (83), Al Insyiqaaq (84), Al Buruuj (85), Ath-Thaariq (86), Al A’laa (87), Al Ghaasyiyah (88), Al - Fajr (89), Al - Balad (90), Asy – Syams (91), Al – lai’l (92), Ad – Dhuhaa (93), Alam Nasyrah (94), at - Tiin (95), Al – A’laq (96), Al – Qadr (97), Al – Bayyinah (98), Az – Zalzalah (99), Al – Aadiyaat (100), Al – Qaari’ah (101), At – 4 Takaatsur (102), Al – A’shr (103), Al – Humazah (104), Al – Fiil (105), Quraish (106), Al – Maa’uun (107), Al – Kautsar (108), Al – Kaafiruun (109), An – Nashr (110), Al – Lahab (111). Kelompok 1 Al Fatihah (1): Pembuka Sebagai Ummul atau Induk Quran berisi ringkasan seluruh kandungan Alquran disebut juga Sa’ban minal matsani atau 7 ayat yg diulang-ulang yaitu surah yang terdiri dari 7 ayat yang selalu dibaca saat melaksanakan sholat 5 waktu pada tiap rakaatnya. Selain sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan: Ash-Shalah/doa, Al-Hamd/pujian, Al-Asas/ dasar, Al-kaaz/ perbendaharaan, AlKafiah / yang mencukupi dan Asy-Syifa/ yang menyembuhkan. Beberapa kata penting dalam surah Al Fatihah: Rabb: Yang Maha Menciptakan sesuatu serta menyempurnakannya secara bertahap ( sifat Rabubiah). Rahman: Yang Maha Pengasih (sifat Rahmaniah). Rahim: Yang Maha Pemurah (sifat Rahimiah). Malik: Maha Pengatur Serta mengawasi (sifat Hakikiyah). Permohonan bimbingan utuk sampai kepadaNya (jalan yang benar dan lurus). Keimanan (ketauhidan) merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya mengharap nikmat dan takut kepada siksaanNya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadah pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah. Al Baqarah (2): Sapi Betina Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya Sapi Betina karena di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74). 5 Dalam surah ini dijelaskan bahwa Alquran adalah petunjuk bagi umat manusia yang ingin mencapai derajat muttaqin atau tingkat ketakwaan dan petunjuk untuk memelihara diri dari perilaku buruk yang hina dan penuh noda. Alquran adalah kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi. Dijelaskan pula tentang Nabi Muhammad SAW yaitu seorang nabi yang mengajarkan pada manusia mengenai iman, amal, kepercayaan dan perbuatan baik. Di dalam surah ini diterangkan bahwa dalam kehidupan manusia terdapat manusia mukmin, manusia kafir dan manusia munafik. Adam diciptakan sebagai khafilah Tuhan yang kedudukannya melebihi malaikat, sementara manusia diciptakan memiliki kemampuan untuk mencari ilmu pengetahuan sehingga berpotensi menguasai dan memanfaatkan bumi. Tetapi manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri atau hawa nafsunya sehingga dapat berakibat pada terpuruknya martabat manusia. Nafsu manusia seperti; amarah, tidak mengenal batas halal dan haram, batas antara baik dan buruk, yang hak dan yang bukan hak, semua itu dapat mengarahkan manusia pada kejahatan atau dikenal dengan nafsu lawwamah. Dengan petunjuk dan bimbingan Tuhan, batin manusia menjadi tenang sehingga dapat mencapai kehidupan surgawi yang dikenal dengan nafsu mutmainah. Dikisahkan tentang Adam, dan penindasan firaun terhadap Bani Israil serta penolakan kaum Yahudi terhadap dakwah nabi Musa As, yang hendaknya dapat dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin. Alquran mengajarkan manusia tentang kesabaran diri dan bagaimana dapat membina hubungan dengan Tuhan (Hablumminnallah) antara lain dengan shalat, membayar zakat, takwa serta beriman kepada Allah dan Rasulnya. Janji Allah tidaklah berlaku bagi orang yang zalim. Dalam surah ini, Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat umat islam dari Baitul Maqdis (Yerusalem) ke Ka’bah (Makah) yang dibangun oleh Nabi Ibrahim bersama dengan putranya Nabi Ismail ketika sedang shalat di masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Qiblatain. Umat islam adalah umatan wasathan (unggul) dan berprestasi, yang diajarkan untuk menegakkan kebenaran dan selalu berdoa dengan penuh kesabaran. Berbagai pembahasan lain adalah manusia yang diharapkan dapat mencermati keadaan dan kejadian alam serta merenungkannya dan menjadikannya sebagai pelajaran hidup, tentang kesetaraan kedudukan kaum perempuan dan kaum pria, juga memberikan pengertian bahwa Tuhan membebani manusia dengan cobaan yang disesuaikan dengan kemampuan manusia itu sendiri. Ali Imraan (3): Keluarga imraan Dinamakan Al-'Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam binti Imran, ibu Nabi Isa. 6 Nama lain: Al Kanz / perbendaharaan Al – Amin / keamanan Surah Al Baqarah dan Ali Imraan disebut Az-Zahrawan atau 2 surah yang cemerlang, maksudnya adalah terdapat 2 orang dengan nama Imraan. Imraan yang pertama adalah ayah nabi Musa AS dan nabi Harun AS sedangkan Imraan yang kedua adalah Ayah Maryam (bunda nabi Isa) serta kerabat nabi Zakaria AS dan nabi Yahya AS. Surah ini merujuk pada ayah Maryam, yang telah mengemukakan keberadaan Ahli Kitab umat Yahudi, umat Nasrani dan umat Islam, serta menekankan pada penegakkan kebenaran, keadilan, keimanan, doa dan meneguhkan bahwa kitab suci sebelumnya adalah juga pembeda ( Al-Furqaan) antara kebaikan dan kejahatan, antara keadilan dan kezaliman. Dalam surah ini terdapat ayat-ayat: -Muhkamah, yang jelas makna dan pengertiannya -Mutasyabihat, yang memiliki beberapa makna. Diceritakan juga tentang Nabi Zakaria AS, yang telah mengasuh Maryam dan dikaruniai seorang putera yang bernama nabi Yahya pembabtis yang telah membabtis nabi Isa ketika bayi. Surah ini memuat perintah Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengajak umat Yahudi dan umat Nasrani dan semua keturunan yang berasal dari milah Ibrahim agar tidak menyembah selain Allah SWT dan tidak mempersekutukanNya.Terdapat juga kisah kemenangan umat Islam dalam perang Badar yang mendapat pertolongan dari Allah SWT. An-Nisaa (4): Perempuan Dinamakan An- Nisa (wanita) karena dalam surat ini banyak membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Berisi tentang pentingnya menjunjung tinggi martabat dan kesetaraan kedudukan kaum perempuan dalam keluarga dan masyarakat, serta kesadaran akan kesetaraan dan ikatan persaudaraan umat sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena pada dasarnya manusia saling tergantung dan saling mendukung dalam kehidupan pergaulannya. Dikemukakan mengenai hukum poligami, bahwa seorang pria muslim diperkenankan beristri kembali, dengan beberapa persyaratan yang salah satunya jika ia menikahi janda korban perang dan bukan karena nafsu sahwat. Juga terdapat ajaran untuk berlaku adil terhadap para istri dan untuk bertanggung jawab terhadap keturunannya. 7 Al Maidah (5): Hidangan Surah ini terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surah Madaniyah. Sekalipun ada ayat-ayatnya yang turun di Mekkah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu di waktu peristiwa Haji Wada'. Surah ini dinamakan Al-Ma'idah (hidangan) karena memuat kisah pengikutpengikut setia Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan untuk mereka Al-Ma'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Nama lain dari surah ini Al-Uqud (berbagai perjanjian /ikatan) karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, dimana Allah menyuruh agar hamba-hambaNya memenuhi janji terhadap Allah dan perjanjian-perjanjian yang telah mereka buat dengan sesamanya. Al-Akhyar (orang yg baik/memenuhi janji). Surah ini mengajarkan manusia untuk tidak hidup konsumtif dan tidak memimpikan hasil jika tidak berusaha. Mengajarkan manusia untuk menegakkan keadilan, tidak melakukan perbuatan yang meresahkan, menganjurkan kebaikan, mencegah kejahatan, dapat bekerjasama dalam kebaikan, dan tidak berlaku aniaya terhadap siapapun. Anjuran dalam islam yang paling utama adalah menegakkan keadilan. Dijelaskan hukum perkawinan dengan ahlil kitab, dimana umat islam diperkenankan menjalin hubungan akrab bahkan perkawinan dengan ahlil kitab (seorang ahli kitab). Terdapat juga ajaran teologi dan pengecaman terhadap penolakan dari umat kristiani, juga kisah kaum bani Israil yang tidak patuh pada ajakan Nabi Musa yang telah menyelamatkan mereka dari Firaun, untuk kembali ke tanah suci. Mengharamkan apa yang dihalalkan Tuhan adalah berlebih-lebihan dalam beragama. Menerangkan bahwa pembunuhan adalah dosa besar, sedang menyelamatkan jiwa, adalah seolah-olah menyelamatkan seluruh umat. Siapapun yang beriman kepada Allah, RasulNya, dan hari kebangkitan serta beramal kebajikan akan mengalami kehidupan yang bahagia kelak. Al An’Am (6): Ternak Dinamakan Al-An'am (hewan ternak) karena di dalamnya disebut kata An'am dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrik, yang menurut mereka binatangbinatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Mengisahkan tentang ritual paganisme adalah aliran penyembah berhala dengan sesajian berupa hewan ternak. Hal ini ditolak oleh Alquran, karena bertentangan dengan ilmu tauhid dan merendahkan martabat manusia. Pada hari kiamat manusia dikumpulkan untuk diazab bagi yang menolak kebenaran dan mendapat pahala bagi orang yang beriman. Diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bukan pemaksa, tetapi hanya menyampaikan wahyu Allah seperti Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa As yang berhasil meyakinkan umatnya akan keEsaan Allah. Dalam surah ini Allah mengajak manusia untuk memperhatikan 8 berbagai kejadian alam juga mengingatkan manusia akan kebutuhan makan dan menjaga yang halal dan haram serta tidak hidup berlebih-lebihan. Sebagai wujud dari keimanan seorang muslim adalah bertakwa dan tidak menyekutukan Allah, berbuat baik pada kedua orang tua dan sesamanya, tidak durhaka, berbuat adil selalu jujur, menepati janji, tidak berbuat keburukan, curang, memperbudak orang, memanfaatkan harta yatim, dan membunuh sesamanya. Al Araaf (7) : Tempat yang Mulia (Tertinggi) Dinamakan Al-A'raf karena perkataan Al-A'raf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A'raf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka. Termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Adalah sebuah tempat yang disediakan bagi mereka yang menerima risalah Tuhan yang diturunkan sebagai petunjuk dan peringatan bagi umat manusia. Setiap perbuatan kelak akan dan harus dipertanggungjawabkan, sedangkan sebagai perwujudan atas pesan dari wahyu Allah adalah dengan melakukan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Terdapat kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW memiliki kesamaan dengan Nabi Musa AS saat menghadapi Firaun. Kisah bagaimana Iblis sang pengoda berhasil menggelincirkan Nabi Adam dan Hawa, hingga terlepas pakaian batin mereka (tidak memelihara diri dari perbuatan noda dan dosa), ini adalah peringatan bagi kita manusia jangan sampai berlebihan dalam memenuhi hajat hidup kita karena bisa tergelincir kedalam perbuatan fahsya (korupsi), merugikan orang lain (munkar), merugikan dan mengganggu masyarakat (baghyu). Hendaknya umat manusia meresapi nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam Asmaul Husna dan shalat. Kelompok 2 Al – Anfaal (8) : Dana suka rela / Rampasan Perang Dalam perang Badar, harta rampasan adalah milik umat yang digunakan untuk kepentingan orang miskin, anak yatim, janda dan sisanya dibagikan secara adil kepada prajurit-prajurit yang telah berjuang dijalan Allah dan RasulNya. Perang Badar disebut Yaumul Furqaan (Hari perbedaan antara masa lalu yang gelap dan masa depan yang cerah). Peperangan ini sangat penting artinya, karena merupakan peristiwa yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum musyrik yang berjumlah besar dan memiliki perlengkapan yang cukup, dan mereka dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu, maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surah ini. 9 Pada prinsipnya kaum muslimin hanya berjuang demi melawan penindasan dan ketidak adilan. Peperangan hanya dibenarkan sepanjang untuk mempertahankan diri dan diwajibkan untuk tidak menolak tawaran damai. At-Taubah (9) : Pengampunan Berbeda dengan surah-surah yang lain maka pada permulaan surat ini tidak terdapat ucapan basmalah, karena surah ini adalah pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah. Nama lain : Al Bar’ah / Pembebasan / berlepas diri Al - Fadhilah / Pembuka Rahasia Al - Munaqqirah / Terkuaknya tipu daya orang Munafik Al – Muqasyqishah / Membersihkan diri dari penyakit Syirik Surah ini menggambarkan tentang pertahanan, penggalangan aksi bersama, pemberian ampun, sikap terhadap pengkhianat, rongrongan dari dalam dan pembagian rampasan perang. Pada dasarnya perdamaian lebih diutamakan kecuali terhadap orang-orang kafir yang telah tidak setia pada perjanjian, ditetapkan juga bahwa kaum muslimin tidak bisa bebas menyerang selama mereka tidak menyerang kaum muslimin. Beberapa hal yang harus dihindari oleh umat manusia antara lain; memakan harta yang bukan miliknya, menghalangi orang yang ingin berjalan di jalan Allah, menimbun kekayaan tanpa mendermakannya. Ammar ma’ruf nahi mungkar, yaitu menegakkan kebajikan, mencegah kejahatan, shalat, berzakat, dan taat kepada Allah dan RasulNya. Manusia dianjurkan tidak mengabaikan pendidikan. Perbuatan khianat seperti dilakukan kaum munafik adalah perbuatan tercela dan membahayakan. Yunus (10) : Surah ini dinamakan Yunus merupakan sebuah simbolikal dan bukan berarti surah ini berisi kisah Yunus. Bahkan, kisah terpanjang dalam surah ini adalah kisah Musa dan Bani Israil dengan Fir'aun yaitu pada ayat 75 hingga 93. Hanya ayat ke-98 dari surah inilah yang menyebut kata "Yunus". Surah Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim dan Al Hijr mengemukakan adanya ancaman dari luar dan hubungan dengan Allah, yaitu mengenai bagaimana peranan sebuah wahyu Allah dan apa makna dari dicabutnya rahmat Allah. Manusia hendaknya merenungkan Alquran yang banyak mengandung hikmah dan memberi pelajaran serta memperhatikan kejadian alam yang menunjukkan Allah Maha Besar, Maha Kuasa dan Maha Kebaikan, sehingga kehidupan manusia dapat tercerahkan. Kebanyakan manusia hanya ingat pada Tuhan jika ditimpa musibah dan hanya mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat. 10 Menceritakan perjuangan Nabi Muhammad SAW sebagai penyampai risalah Allah. Kisah pengalaman Nabi terdahulu dalam menghadapi perlawanan dari umatnya dan hal tersebut telah memberikan pelajaran berharga bagi Nabi Muhammad SAW. Hud (11) : Surah ini dinamai surah Hud karena ada hubungan dengan terdapatnya kisah Nabi Hud dan kaumnya dalam surah ini terdapat juga kisah-kisah Nabi yang lain, seperti kisah Nuh, Shaleh, Ibrahim, Luth, Syu'aib, dan Musa. Surah ini menceritakan bagaimana kaum ‘Ad dilahirkan yang merupakan generasi keempat dari Nabi Nuh AS. Kaum ini dikenal sebagai ahli bangunan yang membangun irigasi di padang pasir. Mereka akhirnya binasa karena menolak dakwah Nabi Hud AS dan tetap menganut kepercayaan lama yang akhirnya digantikan oleh kaum Tsamud yang dianggap sebagai kaum’Ad kedua. Surah ini menegaskan bahwa Tuhan sebagai pengawas segala-galanya yang membangkitkan manusia setelah matinya. Manusia hendaknya memikirkan kehidupan di akhirat. Dikemukakan pula adanya penolakkan oleh umat terhadap dakwah para nabi seperti Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Syuaib dan Musa untuk meneguhkan hati para pengikut nabi. Yusuf (12) : Nabi Yusuf, seorang anak yang berbakti. Ia putera nabi Yakub cucu Nabi Ishak, dan cicit Nabi Ibrahim AS. Nabi Yusuf adalah korban iri hati kakak-kakaknya. Kisah perjalanan memberi pesan dan inspirasi untuk berbuat dan berprestasi dalam kedudukan dan keadaan apapun, dimanapun, dan kapanpun selama hidup di dunia. Nabi Yusuf AS yang tampan dan berbudi luhur adalah nabi yang setia pada amanah. Dari cerita Yusuf ini, Nabi Muhammad mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya. Ar-Raad (13) : Guruh Surah ini dinamakan Ar-Ra'd yang berarti Guruh (Petir) karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya, menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah SWT. Bukti-bukti yang dapat dilihat pada alam dan pada dunia kebendaan menunjukkan kebenaran kitab yang mengandung wahyu Illahi. Ilmu Allah, kekuasaanNya, dan kebaikkanNYa, meliputi segala sesuatu bagi mereka yang berbuat baik dan mencari keridhoanNya sehingga tercipta kedamaian. Agar kehidupan manusia tertib dan teratur hendaknya kita merenung, memperhatikan alam dan mengikuti hukum Tuhan/Sunnatullah. 11 Mengingatkan kisah para nabi dan tentang penolakkan umat-umatnya atas kedatangan rasul-rasul Tuhan dimana mereka tidak berkecil hati dalam menghadapi perlawanan kaumnya. Tuhan tidak akan mengubah keadaan umatnya kecuali mereka sendiri yang mengubahnya dimulai dari diri mereka sendiri. Diperintahkan oleh Allah supaya manusia mengadakan hubungan denganNya dan dengan sesamaNYa serta melakuakn shalat, zakat, dan berbuat kebaikkan. Ibrahim (14) : Sejumlah nabi dan rasul berasal dari millah (keturunan nabi Ibrahim AS). Allah menurunkan wahyu untuk membimbing manusia. Diingatkan bahwa umat yang pandai bersyukur akan memperoleh kenikmatan sedangkan yang kufur akan mendapatkan kemalangan. Terdapat kisah nabi Ibrahim, yang diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan Siti Hajar dan nabi Ismail di sebuah padang pasir tandus, sedangkan nabi Ibrahim kembali ke Yerusalem agar dapat membawa umatnya ke padang tandus tersebut dan membangun sebuah kota yang kini dikenal sebagai kota Makkah. Nabi Ibrahim berdoa agar kota Makkah menjadi kota yang aman dan keturunannya tidak menyembah berhala. Doa Nabi Ibrahim ini telah diperkenankan oleh Allah sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Al – Hijr (15): Gunung Batu Al-Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu yang terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, sehubungan dengan nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud yang diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah, karena mendustakan Nabi Shaleh dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Wahyu yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah ayat - ayat Alquran yang jelas. Menceritakan perjuangan para nabi yang hampir berputus asa dalam menghadapi berbagai penolakan seperti; Nabi Ibrahim, Luth dan Syuaib, tetapi mereka diingatkan untuk tidak ragu – ragu dan berputus asa. Mengisahkan bagaimana iblis yang selalu berusaha menyesatkan manusia dan tidak mengakui bahwa posisi manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani memiliki posisi diatas malaikat. Surah ini juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran. 12 An – Nahl (16): Lebah Surah ini terdiri atas 128 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah SWT ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah". Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ketentuan Allah pasti dan tidak perlu diragukan lagi, hendaknya manusia tidak merasa serba bisa dan merasa paling benar serta memandang rendah sesamanya, karena sehebat apapun, kemampuan manusia sangat terbatas. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan kelebihan bagi dirinya dan bagi orang lain, sebagaimana lebah dalam memproduksi madu yang berguna bagi mahluk lain diantaranya bagi kehidupan manusia juga. Tuhan telah mengaruniai manusia rahmat berupa kehidupan jasmani dan rohani, tetapi manusia cenderung tidak mensyukurinya. Hendaknya kita menjauhi keburukan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain dan seharusnya melakukan kebaikan. Berbagai tingkat amal kebaikan dalam surah An - Nahl: 1. Al – Adl : kebaikan yang setara dengan apa yang diterimanya. 2. Al – Ihsan : kebaikan yang tanpa mengharapkan balasan apapun. 3. Ita idzil – qurba : Kebaikan dilakukan tanpa pamrih. Sedangkan berbagai tingkat amal keburukan: 1. Al-Fahsya :Perbuatan jorok / tak senonoh yang merugikan diri 2. Al-Mungkar :Perbuatan yang merugikan orang lain. 3. Al-Baghyu :Perbuatan yang merugikan masyarakat /kerusakan. Mengajarkan manusia untuk tidak saling menipu tetapi saling mengingatkan satu dengan lainnya. Mengenai kemelekatan harta benda pada diri manusia yang lebih memilih kehidupan duniawi terkadang membuat manusia lupa untuk beriman kepada Tuhan. Hendaknya kita mengikuti nabi Ibrahim AS yang bersikap lurus, menjaga diri dari kemusyrikan, mensyukuri anugerah Tuhan, berlaku adil, sabar, tidak berbuat dosa melainkan hanyalah kebaikan. Kelompok 3 Al – Isra’ (17): Bani Israil Surah ini banyak mengisahkan tentang Bani Israil dalam peristiwa Isra Mi’raj yaitu peristiwa perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW dari Baitul Haram ke Baitul Muqadis yang dilanjutkan naik kehadirat Tuhan. 13 Mengenai kedatangan nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT yang terdapat dalam Kitab Ulangan nurbuat Nabi Musa AS dan surah Al – Muzammil (ayat 15). Nasihat bagi umat islam agar tidak meniru perilaku buruk kaum Bani Israil, dan menceritakan bagaimana kaum Muthafin yang hidupnya berfoya – foya dalam kemewahan. Memuat ajaran budi pekerti seperti berbakti, sopan pada orang tua, menolong orang miskin, kerabat, anak jalanan, tidak mengorbankan anak karena takut miskin, menjauhi berbagai perbuatan amoral seperti seks diluar nikah, judi, dan minuman keras. Menjauhi larangan Allah disebut sebagai realisasi kimanan manusia pada Allah Yang Maha Kuasa. Mengajarkan manusia bahwa jika menentang risalah yang diajarkan oleh Nabi akan mengakibatkan keburukan di dunia dan akhirat, dan manusia diperingatkan agar jangan sampai tergelincir seperti Adam dan Hawa. Manusia pada dasarnya dituntut untuk dapat bersikap kritis dan rasional berdasarkan tingkat pemahaman spiritualitas dan keimanannya masing - masing. Al Kahfi (18): Gua Mengisahkan keteladanan dan keteguhan hati sejumlah pemuda yang terpaksa bersembunyi dalam gua demi mempertahankan iman dan keyakinan mereka dari penguasa yang kejam. Akhirnya dakwah Rasul dapat diterima oleh banyak orang. Jelas tergambar bahwa materi atau harta kekayaan tidaklah bersifat kekal dan yang kekal adalah amal saleh seseorang dan Alquran telah mengajarkan kebenaran dan kebebasan umat dalam berkeyakinan. Dikisahkan bagaimana Musa walaupun telah menjadi nabi tetapi masih diuji kesabarannya oleh Allah dalam menghadapi nabi Khidhr seorang guru rohani. Nabi Khidr melakukan berbagai perbuatan yang menurut nabi Musa tidak semestinya dilakukan seorang guru rohani. Tidakannya antara lain merusak kapal nelayan miskin, membunuh anak mukmin, dan menghancurkan sebuah tembok yang dibawahnya terdapat harta. Semua tindakannya tersebut mengandung makna yang lebih berarti dan kesemuanya itu ternyata dilakukannya atas perintah Allah. Disini ternyata semua tindakan nabi Khidr selain untuk menyelamatkan nelayan dan anak mukmin tersebut, juga untuk menguji kesabaran Musa. Ada juga kisah Dzulqarnaen seorang raja yang bijaksana dan perkasa. Diceritakan raja Dzul-qarnaen bertemu dengan suatu kaum penduduk yang masih terbelakang dengan bahasa yang sulit dimengerti. Dan mengajaknya bicara dengan bahasa yang sulit dimengertinya tersebut dan memohon bantuannya untuk menyelamatkan kaum tersebut dari ya’juj dan ma’juj. Raja Dzul-qarnaen akhirnya menolong mereka, maka jelas dan nyata bahwa ketentuan Allah pasti berlaku dan tidak ada pelindung yang sempurna selain Allah SWT. Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid 14 dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara. Maryam (19): Maryam adalah puteri dari Ali Imraan seorang perempuan suci yang kemudian diasuh oleh Zakaria. Ia dikaruniai seorang putra Isa. Sebelumnya Zakaria dikaruniai seorang putera yang diberi nama Yahya. Kemudian dikenal sebagai Yahya sang Pembabtis karena saat dewasa dirinya membabtis Isa Almasih. Nabi Isa AS, membawa risalah yang membawa pencerahan kepada umatnya yaitu Alkitab. Selain Ali Imraan ayah Maryam, terdapat Ali Imraan lainnya yaitu ayah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Harun. Mengisahkan Nabi Ibrahim yang dikaruniai seorang putera yaitu Nabi Ishak AS yang kelak bercucu Nabi Ya’qub dan bercicit Nabi Yusuf, kemudian dari isterinya yang lain Nabi Ibrahim memiliki putera yaitu Nabi Ismail. Dikisahkan bagaimana agama berkembang bahwa dari Nabi Ibrahim AS dan keturunannya telah lahir 3 agama yaitu, Yahudi, Kristen dan Islam. Dari kisah ini seolah-olah pemberitahuan bagi Nabi Muhammad, bahwa beliau adalah penerus risalah yang telah diajarkan oleh Nabi sebelumnya yaitu Nabi Ibrahim. Tha – Ha (20): Hai Manusia Kemurkaan dari Umar Ibnu Khatab alias Abu Yalal (nyala api) adalah seorang tokoh suku Quraisy yang berpengaruh dan disegani yang telah menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, terlebih saat mengetahui bahwa Fatimah adiknya dan iparnya juga telah menganut agama islam, tetapi kemurkaannya menjadi cair dan hatinya menjadi luluh saat mendengar adiknya membaca surah Tha-Ha. Lalu segera ia menemui Nabi Muhammad dan menyatakan dirinya menjadi penganut islam. Gambaran dari cerita diatas adalah Alquran sebagai peringatan dan petunjuk sangat jelas. Dikisahkan pula dalam surah ini, mengenai Nabi Musa yang menerima wahyu di sebuah lembah yang suci yang bernama Thuwa. Nabi Musa dan saudaranya Nabi Harun mendapat perintah Allah untuk menemui Fi’raun yang saat itu menolak dakwahnya bahkan berniat membunuhnya, tetapi Nabi Musa dan Nabi Harun bersama umatnya berhasil selamat. Kisah ini merupakan pelajaran bagi Nabi Muhammad SAW untuk tetap berjuang menyelamatkan kaum muslimin kaum Quraisy Mekkah dengan hijrah ke Madinah. Pengulangan kisah Adam dan Hawa yang digelincirkan Iblis karena memiliki hasrat ingin berkuasa dan berumur panjang turun temurun, diingatkan bahwa kesengsaraan akan menimpa mereka yang mengabaikan perintah Allah. 15 Al Anbiya’ (21): Para Nabi Surah ini seperti surah sebelumnya Al-Isra’, Al Kahfi, dan Maryam banyak mengisahkan tentang perjuangan para nabi yang berdakwah tentang kebenaran dan perlawanan terhadap kejahatan. Berisi juga tentang himbauan agar manusia merenungi keadaan alam dan kejadian di alam raya serta yang terjadi dengan bumi guna meyakinkan kebenaran wahyu Allah. Terakhir kisah diselamatkannya nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim AS merusak seluruh patung berhala milik kaumnya yang tidak percaya allah dan kaumnya tersebut membakar Nabi Ibrahim. Tetapi Allah telah menyelamatkan nabi Ibrahim dan kemarahan Tuhan pada kaum tersebut membuktikan sikap kasih sayangNya. Kedatangan para Nabi merupakan rahmat bagi manusia dan alam semesta. kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan bagi manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti Al-Hajj (22): Haji Sebagai bagian dari rukun Islam yang terakhir dan secara simbolis merupakan puncak dari pengalaman rohani manusia. Kaum muslimin berkewajiban berjihad membela kebenaran, mengajarkan kesabaran , menumbuhkan keikhlasan, mengingkari kepalsuan, pantang melakukan kekerasan dan kerusakan. Berhaji itu ibarat orang yang sudah siap meninggalkan dunia yang diwujudkan dengan hanya menggunakan dua helai kain putih untuk membalut badan manusia selama prosesi haji dilakukan. Sikap takwa diwujudkan dengan menjauhi perbuatan hina dan dosa. Istiqomah berbuat kebajikan adalah penghayatan iman yang teguh. Ibadah haji adalah sumber pemersatu bagi umat muslim dunia. Pelaksanaan ibadah kurban dapat meneguhkan hubungan antara manusia dengan Allah. Hal ini merupakan bukti dari ketakwaan manusia yang merupakan sikap konsisten dalam menjaga diri dari perbuatan yang mencemarkan diri sendiri dan orang lain. Pelaksanaan ibadah kurban mengingatkan manusia agar menjauhi nafsu hawaniyah dan sikap serakah. Manusia dihimbau agar menjaga keamanan dan memelihara tempat ibadah (tempat mengagungkan Tuhan) baik itu mesjid, gereja, biara ataupun sinagog dan memelihara juga Hablum Minallah agar tidak bertindak sewenang-wenang, dan menjauhi kejahatan. Keragaman manusia di bumi ini juga jangan sampai menimbulkan perselisihan dan permusuhan. 16 Al Muminun(23): Orang – orang Mukmin Hablum Minallah yang dilakukan dengan khusyu adalah manifestasi keimanan manusia yang tulus. Kesuksesan seorang mukmin karena mereka dapat menghayati nilai-nilai spiritual, moral dan sosial. Perwujudan keimanan seseorang dalam kehidupan yang berkualitas antara lain: kekhsyuan dalam shalat, rajin berzakat, konsisten menjaga kesucian diri, memenuhi janji-janjinya dan berperilaku positif. Dikisahkan tentang proses terciptanya manusia yang dimulai dari zigot yaitu hasil pembuahan sperma yang bertemu dengan indung telur dan secara bertahap disempurnakan sehingga menjadi badan manusia yang diiringi dengan pertumbuhan rohaninya juga. Allah telah menyediakan segala sesuatunya untuk kehidupan manusia di dunia. Beberapa petunjuk Allah bagi kehidupan manusia yaitu untuk menjaga kesehatan dengan memakan makanan yang baik dan untuk kesejahteraan manusia hendaknya melakukan amal kebajikan. Diingatkan pada manusia bahwa perilaku yang mendustakan hari kebangkitan akan menimbulkan penyesalan disaat ajal menjemput manusia. Kematian bukanlah akhir dari perjalanan hidup manusia, karena kelak manusia akan dibangkitkan kembali untuk diminta pertanggung jawaban dari segala perilakunya selama hidup di dunia. An Nur (24): Cahaya Dalam surah ini, Allah SWT menjelaskan tentang Nur Ilahi, yakni Al-Quran yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan dan rumah tangga. Dikemukakan bahwa pengaruh lingkungan dan sosial kerap kali menodai perkembangan dan kemajuan rohani manusia seperti seks, narkoba, minuman keras, fitnah, dan perbuatan yang tidak menghormati sesamanya. Agar tidak terjerumus dalam tindakan amoral kita harus mengembangkan kemampuan untuk menjaga diri demi pencerahan. Alquran merupakan peringatan dan petunjuk bagi kaum muslimin. Berisi penjelasan tentang hukuman terhadap perilaku hubungan badan diluar nikah dan fitnah terhadap perbuatan zinah seseorang yang tidak disertai bukti, termasuk juga etika sopan santun dalam pergaulan. Orang yang mampu memelihara kesucian dirinya, berperilaku baik terhadap sesama dan tidak gila harta dapat mencapai cahaya Ilahi dan akan menerima kebahagiaan di akhirat kelak. 17 Al Furqon (25): Pembeda Surah ini terdiri atas 77 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir / Lanabia ba’dah yaitu Nabi yang telah diutus Allah untuk segala umat (universal). Kehadirannya berperan untuk memberikan pencerahan bagi manusia, baik dari segi intelektual, moral, dan spiritual. Nabi membawa pesan spiritual dan membawa pesan perdamaian serta bersikap rendah hati yang senantiasa mengucapkan salam pada siapapun. Ilmu Tauhid adalah yang membebaskan manusia dari penyembahan berhala merupakan inti risalah seperti yang dibawa nabi terdahulu. Para nabi selalu ditentang tetapi bagi mereka Tuhan sudah cukup sebagai penunjuk jalan dan pelindung, sehingga usaha para penentang akhirnya gagal (ingat kisah nabi Musa AS dan nabi Nuh AS serta kaum ‘Ad dan Tsamud. Diingatkan para nabi dan umatnya agar memperhatikan keadaan alam (macrokosmos) dan diri sendiri (microkosmos) untuk dijadikan pelajaran. Manusia dihimbau untuk bersikap wajar, ramah, rendah hati, sederhana, tidak boros, tidak kikir, dan tidak aniaya. Sementara itu manusia juga dianjurkan untuk berbuat jujur, mempunyai perilaku yang benar, dan dapat menjadi teladan. Al-Quran dinamakan Al-Furqan karena dia membedakan antara yang haq dengan yang batil. Maka pada surat ini pun terdapat ayat-ayat yang membedakan antara kebenaran ke-esaan Allah SWT dengan kebatilan kepercayaan syirik. Asy – Syu’ara (26): Penyair – penyair Kisah para nabi terdahulu melukiskan perbedaan antara ruh kenabian, cahaya rohani dan dampaknya dalam masyarakat. Adanya penolakan oleh manusia terhadap adanya ajakan untuk mengadakan perubahan adalah sifat konservatif manusia. Karena manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan pola hidup lamanya, di jaman dulu yaitu pola hidup dengan menyembah berhala dan beberapa perilaku yang dijaman kini dianggap sebagai perilaku negatif. Hendaknya manusia merenungkan pesan – pesan moral yang terkandung di dalam kisah – kisah perjuangan Nabi Ibrahim AS, Nabi Nuh AS, Hud AS, Shaleh AS, Luth AS dan Syu’aib AS yang datang untuk mereformasi umat. Terdapat juga anjuran kepada para nabi agar dapat berdakwah secara konsisten dan bertawakal kepada Allah SWT. Jaminan Allah akan kemenangan perjuangan rasul - rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu Allah yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya Allah yang wajib disembah. An Naml (27): Semut An-Naml yang berarti semut, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan An-Naml (semut) 18 Surah ini dinamai juga Sulaiman dan Hud. Hud adalah suatu jenis burung. Dikisahkan perjalanan Nabi yang juga seorang raja yaitu Sulaiman putra dari Nabi raja Daud yang pergi ke kerajaan Ratu Shaba untuk menjumpai sebuah kafilah dilembah yang diberi nama Wadin Naml. Sifat dan sikap Nabi Sulaiman yang tidak sombong dan tidak berbuat sewenang – wenang serta menyadari bahwa kedudukannya itu berkat anugerah Tuhan, telah membuat hati Ratu Shaba luluh dan akhirnya menerima ajaran agama yang dianut oleh Nabi Sulaiman. Kisah Nabi Musa diulang pula dalam surah ini. Alquran adalah sebuah kitab pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira bagi orang – orang yang beriman (mereka yang mendirikan shalat, membayar zakat, dan meyakini akan adanya hari kebanngkitan). Al – Qashash (28): Kisah – kisah Sebagian utama surah ini menceritakan tentang riwayat hidup Nabi Musa dari peristiwa yang terjadi di masa kelahirannya serta menunjukkan kekejaman Fir'aun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil saat Nabi Musa mulai menerima wahyu. Keyakinan nabi Musa akan pertolongan Allah untuk berhijrah ke Madinah telah memperkuat batin beliau. Kisah mengenai Fir’aun yang sewenang – wenang dan membuat berbagai kerusakan akhirnya pun binasa. Bagaimanapun hebatnya kekuatan untuk menentang kebenaran, menindas warga yang tak berdaya seperti yang dilakukan Fir’aun pasti dapat digagalkan. Dikisahkan agar para pemimpin meneladani kepemimpinan Nabi Musa AS. Diceritakan pula dalam surah ini tentang seseorang yang bernama Qarun yang kaya raya dan tidak memiliki tenggang rasa serta senang memamerkan kekayaannya dan cerita ini mengingatkan manusia untuk tidak mencontoh dirinya. Telah jelas bahwa nabi diutus untuk menyampaikan risalah Tuhan. Nabi telah mengajak kaumnya untuk berpikir dengan menggunakan akal dan merenungkan pesan – pesan Tuhan yang telah disampaikannya. Ajaran nabi disampaikan tanpa paksaan yang diorientasikan pada kehidupan akhirat dan tanpa melupakan kehidupan duniawi dan selalu ingat untuk berbuat kebajikan dan terutama tidak mempersekutukan Allah. Al ‘ Ankabut (29): Laba – laba Pengakuan iman tanpa perbuatan amal saleh dan kehidupan yang tidak berorientasi kepada Allah sangatlah rapuh. Hal ini diumpamakan bagai sarang laba – laba yang tidak mempunyai kekuatan. Kaum muslimin dianjurkan untuk dapat meresapi makna Alquran dan melakukan berbagai amalan antara lain; menegakkan shalat, menunaikan zakat, tidak berperilaku buruk, tidak mungkar, dapat berkomunikasi dengan umat bergama lain, dapat bermusyawarah, beriman kepada wahyu yang diturunkan para Nabi terdahulu, serta tidak melupakan akhirat karena Allah telah menjanjikan kehidupan surgawi kelak. 19 Kelompok 4 Ar Rum (30): Bangsa Romawi Dinamakan Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi (Bizantium), karena pada permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 (30:2-30:4) terdapat ramalan Al-Qur'an tentang kekalahan dan kemudian kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia. Diawali dengan kemenangan kekaisaran Persia terhadap kekaisaran Romawi (penganut kristen) telah membuat sedih umat islam, karena saat itu bangsa Romawi termasuk ahli kitab sehingga kaum muslimin merasa dekat dengan mereka dibanding dengan bangsa Persi yang menyembah api (musyrik). Kemenangan bangsa Persia justru menggembirakan bagi kaum Quraisy yang sama – sama musyrik, lalu mereka memperolok –olok kaum muslimin karena merasa turut menang. Disaat itu Allah justru menurunkan ayat yang menjelaskan kemenangan bangsa Romawi dan ternyata beberapa tahun kemudian Romawi berhasil mengalahkan Persia dan Allah SWT telah meyakinkan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau pasti berhasil. Hal ini merupakan kebenaran dari kebatilan. Diterangkan beberapa kisah antara lain; diciptakannya keberagaman umat manusia yang diciptakan berpasang-pasangan, juga digambarkan telah terciptanya sarana – sarana transportasi di perairan berupa kapal layar dan di darat berupa kuda, unta, dan keledai. Hadirnya awan dan hujan melukiskan kebesaran dan kekayaan Allah SWT. Penolakan terhadap Alquran menjadikan manusia berorientasi kepada kebendaan dan kekuasaan akibatnya terjadi kerusakan di bumi. Diingatkan agar manusia menuruti ajaran agama yang fitrah dan nabi diharapkan bersabar terutama dalam menghadapi ingkarnya sebagian manusia di bumi ini. Luqman (31): Alquran adalah kitab wahyu yang penuh kebijaksanaan. Alquran mengandung rahmat dan hidayah bagi mereka yang beriman kepada Tuhan, dan meyakini adanya akhirat serta rajin mendirikan shalat. Luqman mengajarkan agar manusia melaksanakan segala kewajibannya terhadap Tuhan, Orangtua, terutama ibu dan manusia hendaknya bersikap rendah hati, sopan, berbuat baik dan bermanfaat bagi sesamanya. Seorang yang beriman tidak boleh pasif dan egois tetapi harus aktif dan dinamis mengajak orang disekitarnya untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk. Manusia harus menggunakan pikiran yang jernih dan rasional dalam melihat keadaan alam dan segala kejadian yang berhubungan dengan dirinya sendiri. 20 As – Sajdah (32): Sujud Surah Al - Ankabut, Ar – Rum, Lukman dan As – Sajdah adalah surah – surah yang memiliki tema kebangkitan kembali, adanya kemerosotan moral dengan bagaimana menjunjung tinggi nilai akhlak yang luhur berdasarkan Alquran. Kebenaran Alquran yang telah diturunkan Allah SWT tak diragukan sebagai pembimbing manusia menuju kesempurnaan lahir dan batin secara bertahap. Wahyu Ilahi menjadikan kebudayaan dan peradaban manusia tidak lagi hanya bertumpu pada kebendaan saja, tetapi juga pada kehidupan rohani. Pada dasarnya manusia semestinya belajar dari perjuangan Nabi Musa dan kehidupan Bani Israil. Al – Ahzab (33): Pasukan Sekutu Dinamai Al-Ahzab yang berarti golongan-golongan yang bersekutu karena dalam surah ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang berhubungan dengan peperangan Al-Ahzab, yaitu peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum munafik serta orang-orang musyrik terhadap orang-orang mukmin di Madinah. Dikisahkan dalam surah ini tentang kepemimpinan nabi dengan bantuan Allah SWT yang berhasil melawan kekuatan pasukan sekutu yang terdiri dari: suku Quraisy Mekkah, Bani Nadzir ( bangsa Yahudi golongan pengkhianat yang terusir dari Madinah) dan Yahudi Bani Quraizah atas ajakan Bani Nadzir. Nabi diperintahkan Allah agar tidak tunduk kepada orang –orang kafir dan munafik, tetapi bertawakal dan mengikuti wahyu Allah. Dikemukakan bahwa nabi memiliki isteri – isteri yang aktivis dan figur publik di masanya, sementara hubungan dekat antara nabi dengan isteri – isterinya dan umat beliau diceritakan melebihi kedekatan antara umat dengan keluarganya sendiri. Juga meluruskan perihal praktek zihar yaitu dulu seorang arab bila ingin mengharamkan dirinya dari isterinya, maka dia akan mengatakan lafaz zhihar ini. Sehingga hukum menggauli isterinya menjadi haram seperti haramnya seseorang menggauli ibunya sendiri. Namun saat itu hukumnya terbatas pada menjadikan seorang wanita tidak halal bagi suaminya dan juga dia tidak bisa menikah dengan laki-laki lain ( lihat pada QS. Al-Mujadalah: 3). Sedangkan ungkapan kemiripan antara anak dan ibu, bila tidak diniatkan zhihar, maka tentu bukan termasuk zhihar. Seperti kata-kata seorang suami kepada isterinya, "Kecantikanmu seperti kecantikan ibumu." Ini jelas bukan zhihar melainkan pujian, kalau ibunya memang cantik. Tapi bisa menjadi hinaan kalau kebetulan ibunya tidak cantik. Tetapi yang jelas bukan zhihar. Karena zhihar itu tujuannya adalah mengharamkan isteri dari persetubuhan. Dan baru masuk hukum zhihar bila lafadznya memenuhi syarat, atau niatnya memang mendukung. Hal yang patut dicontoh umat muslim dalam surah ini adalah Nabi memiliki kepribadian sederhana yang memberi teladan untuk tidak hidup dengan berorientasi pada kekayaan duniawi. 21 Kelompok 5 Saba’(34): Kaum Saba Dinamakan Saba' karena dalam surah terdapat kisah kaum Saba'. Saba' adalah nama suatu kafilah dari kafilah-kafilah Arab yang tinggal di daerah Yaman sekarang ini. Segala yang ada di bumi dan di langit adalah kekayaan Allah Yang Maha Besar. Dikisahkan betapa orang kafir telah menolak risalah yang diajarkan Nabi dan tidak mempercayai akan hari kebangkitan, dimana semua orang akan diminta pertanggung jawabannya. Pada masa pemerintahan Nabi yang sekaligus seorang raja yaitu Daud dan puteranya Sulaiman, kejayaan dan kebesaran kaum bani Israil mencapai puncaknya, hal ini membuat mereka tidak setia pada pesan, akhirnya kehidupan mereka bercerai berai karena adanya penindasan. Demikian pula dengan umat Saba’ dibawah pemerintahan Ratu Bilqis hidup subur, makmur dan berbudaya tetapi senang mabuk, berlimpah harta yang kemudian lupa dan ingkar kepada Allah yang telah melimpahkan nikmatnya kepada mereka, serta mereka mengingkari pula seruan para rasul. Akhirnya Allah menimpahkan kepada mereka azab berupa banjir yang besar yang ditimbulkan oleh bobolnya bendungan Ma'rib, bendungan yang merupakan simbol kebanggaan rakyat setempat. Setelah bendungan ma'rib bobol negeri Saba' menjadi kering dan kerajaan mereka hancur. Pada dasarnya kehidupan tanpa dilandasi oleh keimanan kepada Allah tidak dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia, karena kehidupan yang kekal hanyalah milik Allah yang Maha Kuasa dan Maha Adil Fathir / Al – Mala’ikah (35): Pemecah / pembelah Segala kekuasaan, kebesaran, keindahan dan kebenaran adalah milik Allah SWT dan hanya kepadaNya lah semua akan kembali. Surah ini menerangkan tentang malaikat, bahwa ada malaikat yang bersayap dua, tiga, dan empat. Hal tersebut mengingatkan kita akan jumlah rakaat dalam shalat fardhu, dimana terdiri juga atas dua, tiga dan empat rakaat. Shalat adalah sarana bagi manusia untuk meningkatkan moral dan spiritual sehingga dapat tercapai mi’raj (naik) kehadirat Illahi. Dalam hal ini manusia adalah pengemban misi sosial untuk dapat mewujudkan kehidupan yang damai, dirahmati dan diberkati Allah, yang diisyaratkan dalam bacaan salam sebagai penutup shalat. Diterangkan bahwa alam senantiasa konsisten mengikuti sunnatullah yang telah digariskan Allah. Hal ini merupakan bukti bahwa Allah Maha kuasa, Maha Bijaksana dan selalu membimbing manusia kejalan yang lurus. 22 Ya – Sin (36): Dikenal sebagai jantung Alquran dan dipahami sebagai singkatan dari ya – insan / wahai manusia yang dimaksud ialah Nabi Muhammad SAW. Allah bersumpah dengan Al-Quran bahwa Muhammad SAW benar-benar seorang rasul yang diutusNya kepada kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul. Alquran diturunkan sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia untuk dapat keluar dari kegelapan menuju kemuliaan. Dengan adanya pergantian siang dan malam, adanya peredaran bulan dan matahari serta pergerakan awan yang mengandung hujan adalah bukti dari kekuasaan dan kasih sayang Allah. Diterangkan dalam surah ini bahwa manusia diciptakan berpasangan dan pada akhirnya akan mengalami kematian serta harus mempertanggung jawabkan perilakunya di akhirat. Ash – Shaffat (37): Orang yang berbaris Sumpah demi Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad yang berjajar dalam satu barisan yang dengan gigih menolak kejahatan serta menyampaikan petunjuk dan peringatan Tuhan YME. Dikisahkan perjuangan dalam menegakkan kebenaran pasti akan berhasil terbukti dari perjuangan para nabi terdahulu seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Ismail, Ilyas, Yunus dan Luth yang semuanya dijadikan pelajaran oleh Nabi Muhammad SAW. Hendaknya manusia memanfaatkan alam dengan sebaik – baiknya dalam kehidupan demi tercapainya kehidupan yang aman dan makmur. Telah dijelaskan adanya budaya penyembahan berhala telah merendahkan martabat manusia. Shad (38): Menerangkan bahwa nafsu kebendaan dapat menjadikan manusia menjadi mahluk yang egois dan mengabaikan orang miskin dan orang yang membutuhkan pertolongan. Hal ini terjadi pada masa kaum Bani Israil ketika mencapai kemakmuran pada masa kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman sehingga menyebabkan perpecahan dan kehancuran. Nabi Ayub mengalami cobaan dari Allah yaitu, berupa penyakit yang lama sehingga dirinya terisolasi. Hal tersebut sebagai akibat sikapnya yang telah mengabaikan orang miskin. Diakhir cerita dirinya dapat disembuhkan karena kesabarannya dalam menghadapi cobaan Allah. Dalam surah ini juga diulangi kembali kisah tentang Nabi Ibrahim, Ishak, Ismail, Yaqub, Ilyasa dan Dzulkifli AS yang ditugaskan untuk mendakwahkan risalah Tuhan. Diterangkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibanding makhluk lainnya, hal ini tidak diakui iblis, sehingga dengan berbagai usahanya senantiasa iblis hendak menggelincirkan manusia ke lembah hina. Hal tersebut merupakan sumber pelajaran, 23 bahwa berlebihan harta ataupun kekuasaan dapat menjadikan manusia sombong dan berujung pada kejatuhannya. Az – Zumar / Al – Ghura (39): Berkelompok – kelompok/ tempat yang tinggi Dinamakan Az-Zumar yang berarti Rombongan-Rombongan karena kata AzZumar terdapat pada ayat 71 dan 73 pada surah ini. Dalam ayat-ayat tersebut diterangkan keadaan manusia di hari kiamat setelah mereka dihisab, di waktu itu mereka terbagi atas dua rombongan; satu rombongan dibawa ke neraka dan satu rombongan lagi dibawa ke surga. Masing- masing rombongan memperoleh balasan dari apa yang mereka kerjakan di dunia dahulu. Alquran adalah pembawa kebenaran yang diturunkan bagi manusia agar dengan tulus mengabdi pada Allah SWT. Setiap manusia pada dasarnya bertanggung jawab atas perilakunya masing – masing. Dikisahkan bahwa manusia cenderung melupakan Tuhan, terutama saat mengalami kehidupan yang menyenangkan dan baru akan mengingat Allah saat dirinya ditimpa musibah. Diterangkan bahwa nabi hanyalah pengajak / pendakwah bukanlah pemaksa, maka beruntunglah orang – orang yang hatinya terbuka menerima Islam, karena akan memperoleh cahaya dan hidayahNya, serta celakalah orang – orang yang hatinya membatu karena telah menolak islam sehingga dapat menjerumuskan mereka kedalam kesesatan. Ketulusan, keyakinan tanpa pamrih menumbuhkan keberagaman yang hakiki. Kelompok 6 Al – Mu’min (40): Orang yang beriman Surah ini memiliki 3 nama. Nama yang sering digunakan adalah Al-Mu'min. Sedangkan 2 nama lainnya adalah Ghafir dan At-Tawl atau Zit Tawl. Ketiga nama surah ini merupakan nama resmi dan memiliki kaitan dengan surah ini. Kata Ghafir juga merupakan salah satu sifat Allah yang artinya "Mengampuni". Sedangkan nama At-Tawl memiliki arti "Mempunyai Karunia Yang Tidak Putus. Surah ini menerangkan tentang keimanan kepada Allah SWT dan Hari Akhir. Kata Al – Mukmin yang memiliki arti “orang beriman” merujuk pada kisah seorang laki – laki yang beriman yang terdapat dalam ayat 28 surah ini. Ia merupakan pengikut Fir’aun dan seorang Qibti, namun Ia menyembunyikan keimanannya. Hingga suatu hari ia menerima dakwah Nabi Musa dan membelanya. Dari kisah tersebut dapat diambil hikmahnya bahwa kita hendaknya tidak sombong dengan menolak dan menentang ayat – ayat Allah, karena kekuasaanNya, kekayaanNya dan pengaruhNya sangat besar bagi manusia. Perbuatan zalim dapat menyebabkan manusia binasa, seperti kisah Raja Fir’aun, kaum Nuh, Tsamud yang telah menentang nabi – nabi utusan Allah. Disini diajarkan agar manusia hendaknya mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang senantiasa mengawasi makhluk ciptaanNya. 24 Fushshilat (41): Dijelaskan (Dibuat terang) Kiranya manusia memperhatikan dengan sebaik – baiknya pesan didalam Alquran, yang berisi ajakan untuk beriman kepada Allah, mengikuti jalan yang lurus dan benar, mendirikan shalat, menunaikan Zakat, dan tidak mendustakan Hari Akhir supaya tidak mengalami nasib buruk baik di dunia dan akhirat. Surah ini juga mengajak manusia untuk merenungkan berbagai kejadian langit dan bumi, bahwa anggota tubuh tiap – tiap orang menjadi saksi terhadap dirinya, pada hari kiamat, azab yang ditimpakan pada kaum Ad dan Tsamud, permohonan orang – orang kafir agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal saleh, ancaman terhadap orang – orang yang mengingkari keEsaan Allah yang tergambar dari perjuangan nabi terdahulu dalam menghadapi penolakan umat terhadap ajaran tauhid. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bebas dalam menentukan perilakunya dan Tuhan tidak akan menzalimi hamba –hambanya. Asy – Syura (42): Musyawarah Dalam surah ini diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam ialah musyawarah. Manusia diajak untuk dapat memahami dan menghayati pesan – pesan Alquran sehingga dapat tercipta Hablum Minallah (hubungan dengan Tuhan) dan Hablum Minanannas (hubungan dengan manusia) serta keutuhan dan keharmonisan dalam hidup. Keberagaman umat adalah kehendak Allah. Segala keputusan mengenai perbedaan dan perselisihan dalam kehidupan terutama mengenai keyakinan, sepenuhnya berada ditangan Allah. Diwajibkan agar manusia selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan berbagai persoalan, wajib shalat dan juga berzakat. Az – Zukhruf (43): Perhiasan atau emas Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat. Kemuliaan moralitas dan perbuatan baik, lebih berharga daripada kemewahan ataupun emas. Alquran mengandung hikmah yang mencerahkan karena berisi petunjuk agar dipahami dan dihayati oleh umat manusia dalam kehidupan nyata. Allah mengutus rasul demi rasul dan yang terakhir Nabi Muhammad SAW sebagai nabi bagi seluruh umat manusia. Amal kebaikan sesama umat lebih berharga nilainya daripada harta kekayaan yang ditimbun dan tidak didermakan sebagian daripadanya. Dijelaskan bahwa kesombongan dan ketamakan adalah pangkal dari kekufuran. 25 Ad Dukhan (44): Asap/ kekeringan/ kerusakan/ kelaparan Peringatan bagi orang – orang yang ragu yang tidak sungguh – sungguh menanggapi kedatangan rasul dan tidak mau bertobat, akan mengalami musim kering dan kerusakan yang sangat hebat. sehingga menimbulkan kelaparan dan berujung pada kematian. Tuhan menurunkan Rahmatnya yaitu Alquran yang membawa cahaya pada malam penuh berkah (Lailatul Mubarokah / Lailatul Qadar). Hendaknya kaum muslimin memelihara keimanan secara konsisten dalam kehidupannya sehari – hari. Dikisahkan bahwa orang-orang kafir hanya beriman kalau mereka ditimpa bahaya, kalau bahaya telah hilang mereka kafir kembali. Azab dan penderitaan akan ditemui orang-orang kafir di akhirat dan nikmat serta kesenangan akan diterima orang-orang mukmin. Pada hari kiamat hanya amal-amal seseorang yang dapat menolongnya. Al – Yaatsiyah / Syariah (45): Yang berlutut Perkataan Jaatsiyah terdapat pada ayat 28 surah ini. Ayat tersebut menerangkan tentang keadaan manusia pada hari kiamat, yaitu semua manusia dikumpulkan ke hadapan mahkamah Allah Yang Maha Tinggi yang memberikan keputusan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. Pada hari itu semua manusia berlutut di hadapan Allah. Umat yang menolak syariat akan mendapatkan pembalasan yang setimpal pada hari akhir. Alquran diturunkan untuk diagungkan oleh manusia sebagai pedoman hidup. Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Perkasa telah mengutus rasulnya untuk membimbing manusia kejalan yang lurus serta telah menciptakan alam agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka hendaklah kita merenungkan dan dapat mengambil hikmahnya, karena tindakan penolakan merupakan perlawanan terhadap syariat Allah dan bisa membawa manusia menuju kegagalan. Al – Ahqaf (46): Deretan panjang yang berliku-liku atau Bukit pasir Kata Al-Ahqaf menggambarkan deretan panjang yang berliku – liku adalah bukit pasir tempat yang dihuni kaum Ad. Kata Al-Ahqaf terdapat pada ayat 21 surah ini. Dalam ayat tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Hud telah menyampaikan risalahnya kepada kaum ‘Ad, yaitu kaum yang tingkat ilmu pengetahuan dan teknologinya sudah maju di masa itu tetapi mereka tetap ingkar sekalipun telah diberi peringatan oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Hingga akhirnya Allah menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang. Memuat perintah kepada manusia supaya patuh kepada ibu bapak, memuliakannya dan mengerjakan apa yang diridhai Allah terhadapnya dan larangan menyakiti hatinya. 26 Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Perkasa yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya dan telah mengutus Nabi Muhammad sebagai penerus pembawa risalah Allah dari Nabi terdahulunya. Orang-orang yang tulus beriman kepada Allah dan beristiqamah dalam kehidupannya tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. Serta janji akan kehidupan surgawi bagi mereka yang menerima ajaran nabi dan tulus beriman kepada Allah dan hari Akhir. Muhammad / Al Qita’l (47): Peperangan Surah ini dinamakan juga dengan Al-Qital yang berarti Peperangan, karena sebagian besar surah ini mengutarakan tentang peperangan dan pokok-pokok hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang mukmin terhadap orangorang kafir. Surah Muhammad, berhubungan pula dengan surah Al Fath dan Al hujarat yang membicarakan penguatan solidaritas, soliditas dan pengorganisasian pertahanan umat islam dalam menghadapi serangan kaum Quraisy Makkah. Orang – orang yang menentang nabi dan menghalang – halangi kaum muslimin dari jalan Allah selalu gagal. Sementara orang – orang yang beriman kepada Allah, wahyuNya, kebenaran dan beramal saleh akan mengalami kehidupan surgawi. Allah selalu memberi cobaan kepada orang-orang mukmin, untuk mengetahui siapa yang berjihad dan siapa yang sabar. Allah melarang menjadikan tawanan sebagai budak, tetapi mereka bisa dibebaskan sebagai pengampunan atau dengan penebusan. Kaum muslimin dianjurkan menyerukan perdamaian secara konsisten dan menafkahkan sebagian rezeki yang merupakan anugerah Allah. Al - Fath (48): Kemenangan Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad SAW dalam peperangannya. Kemenangan moral Nabi Muhammad berupa terwujudnya perjanjian perdamaian dengan kaum Quraisy Makkah, di Hudaibiyah dan adanya ramalan bahwa kelak perkembangan agama islam akan melampaui agama lainnya. Sumpah setia warga Madinah untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad menjelma sebagai kaum Ansor Madinah yang kemudian diikuti orang – orang Arab padang pasir. Diikuti pula dengan sumpah setia para pengikut Nabi di Hudaibiyah yang menimbulkan ketenangan dan keutuhan kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW sangat gembira dengan turunnya ayat pertama surat ini. Kegembiraan Nabi Muhammad SAW itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan tentang kemenangan yang akan diperoleh Muhammad SAW dalam perjuangannya dan tentang kesempurnaan nikmat Allah kepadanya. 27 Al Hujarat (49): Kamar – kamar Dinamakan Al-Hujurat yang berarti Kamar-Kamar diambil dari perkataan AlHujurat yang terdapat pada ayat ke-4 surat ini. Mengisahkan tentang ruang pribadi para isteri Nabi Muhammad yang harus dihormati dan tidak boleh diganggu. Didalam kehidupan masyarakat yang beradab, beretiket dan beretika harus dapat menghormati kehidupan pribadi, keyakinan, menjaga sopan santun dalam pergaulan, tidak berprasangka buruk dan tidak aling bergosip. Sesama umat manusia dihimbau untuk tidak saling mencurigai, saling mencaci, dan mencari kesalahan sesamanya. Sebaiknya kita dapat memelihara persaudaraan dan perdamaian. Pada intinya keimanan seseorang haruslah merupakan keyakinan yang berakar dalam hatinya. Kelompok 8 Qaf / Al Bariyat (50): Yang Tinggi Anjuran untuk melihat keadaan dan kejadian di alam, peristiwa – peristiwa yang dialami para nabi terdahulu dan kehidupan setelah kematian merupakan rujukan kehidupan kaum muslimin. Alquran membimbing manusia menuju kejalan yang lurus, benar dan bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya serta Hari Akhir. Orang - orang kafir menolak nabi dan risalah Allah serta kehidupan setelah kematian. Hendaknya manusia belajar dari alam dan menyimak kisah – kisah Fir’aun, kaum Ad, kaum Tsamud, kaum nabi Luth, kaum nabi Syu’aib (kaum A’lkah penduduk Tuba’ di Yaman yang telah musnah karena mengingkari risalah Tuhan. Tuhan sangat dekat dengan manusia, bahkan lebih dekat dibandingkan dengan urat lehernya. Adz Dzariyat (51): Yang menerbangkan Allah menciptakan alam semesta serba teratur. Setiap benda alam mempunyai tempat dan kegunaan tersendiri yang saling mendukung dan saling tergantung satu dengan yang lain seperti kehidupan manusia. Allah mencipatakan jin dan manusia hanya untuk mengabdi kepadaNya dan ditegaskan bahwa semua insan hidup setara. Terdapat kisah pengulangan dari Nabi Nh, Ibrahim, Musa dan Firaun dengan pengikut – pengikutnya dan kaum Ad, tsamud yang juga mengingatkan kita supaya belajar dari lingkungan hidup dan diri pribadi. Alam diciptakanNya demi kesejahteraan jasmani manusia dan Allah telah mengutus rasul untuk membimbing rohani manusia. Janji dan ketetapan Allah pastilah benar adanya. 28 Ath – Thur (52): Yang dimaksud dengan bukit di sini ialah bukit Sinai yang terletak di semenanjung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Allah di lembah Tuwa’ dibukit Sinai. Kemudian Allah mengutusnya bersama saudaranya Nabi Harun A.S untuk menghadap firaun dan menyampaikan risalah Tuhan. Allah menghukum para pembangkang dan mengasihani serta menganugerahkan rahmatNya kepada mukminin. An – Najm (53): Bintang Pengalaman keagamaan sebagai penghayatan pribadi adalah anugerah Illahi dan bersifat esensial dan eksistensial bagi umat manusia yang bergama. Pengalaman Mi’raj samapai Sidratil Muntaha membuat beliau haqqul yakin dan memperteguh keimanan beliau dalam menghadapi para penolak risalah Allah yang dibawa beliau. Pintu pengampun Tuhan sangat luas. Setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan tidak bertanggung jawabatas kesalahan orang lain. Qamar (54): Bulan Insyaqqal – qamar merupakan ungkapan bahwa hari kiamat (kiamat besar) sudah dekat. Sebagai akhir dari kehidupan duniawi. Musnahnya suatu umat atau suatu peradaban seperti yang telah dialami Kaum Tsamud, kaum Ad karena umat – umatnya menolak risalah Tuhan, dapat dikatakan sebagai kiamat kecil. Alquran adalah kitab yang memberi peringatan dan petunjuk bagi umat islam. Seyiap umat islam hendaknya mempunyai kesiapan dalam menghadapi kematian. Ar – Rahman (55): Maha Pemurah Tuhan menciptakan alam demi kehidupan jasmaniah manusia dan menurunkan wahyu untuk pertumbuhan rohaniahnya. Allah mengajarkan manusia membaca, menulis dan kefasihan berbicara. Alquran mengandung ayat – ayat kauniah sebagai sumber pengetahuan dan ayat – ayat quraniyah sebagai sumber kearifan. Diajarkan bahwa keadilan and kejujuran akan membawa manusia pada kehidupan surgawi. Al – Waqi’ah (56): Hari Kiamat Amal saleh akan mengantarkan manusia pada kehidupan yang menyenangkan di Hari Akhir. Hari kiamat pasti datang, pada saat itu manusia dibagi dalam dua golongan. 29 Golongan kanan adalah mereka yang beriman yang akan menikmati kehidupan surgawi, dan golongan kiri adalah mereka yang pengingkar yang akan mengalami penderitaan. Alquran membimbing manusia ke jalan yang lurus dan benar. Kelompok 9 Al – hadid (57): Besi Pembangunan fisik masyarakat diperlukan demi terbentuknya masyarakat yang kuat (seperti besi). Allah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, yang awal dan akhir, yang tampak dan yang ghaib, yang memberi kehidupan dan mendatangkan kematian, yang mengatur segala peristiwa, yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju kehidupan yang terang, kerajaannya meliputi langit dan bumi dan kepadaNya segala urusan kembali. Diajarkan untuk memiliki perilaku yang sebaik – baiknya dan menjauhi segala nafsu kebendaan, tidak serakah, tidak kikir, tidak boros juga menghindari perilaku seksual diluar nikah adalah perwujudan dari keimanan pada Allah. Manusia yang menjalankan segala perintahnya akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Mereka yang munafik dan menjadikan nafsu kebendaan sebagai tujuan hidupnya akan mengalami kehidupan yang suram. Para nabi adalah utusan Allah yang mengajarkan kehidupan setelah kematian. Al – Mujadalah (58): Perempuan Yang Mengguggat Gugatan seorang perempuan terhadap suaminya yang menceraikannya dengan tradisi Zihar yaitu dengan mengatakan isterinya adalah bagai punggung ibunya. Maka hukuman yang ditetapkan kepada suaminya ialah sebelum kembali sebagai suami – isteri, Ia diharuskan memerdekakan seorang budak atau puasa tanpa jeda selama dua bulan atau memberi makan enam puluh orang miskin. Ketetapan tersebut mengisyaratkan bahwa perbudakan harus dihentikan dan agar memperhatikan penderitaan orang miskin dan tidak memperlakukan isteri dengan sewenang – wenang. Kaum muslimin diingatkan demi kebaikan sesama untuk selalu mengadakan permufakatan. Dijelaskan bahwa penentang nabi tidak pernah dan tidak akan menang. Al – Hasyr (59): Pengusiran Dengan hijrahnya kaum muslimin ke Madinah terbentuklah dua kelompok, yaitu kelompok pendatang (Muhajirin) dan kelompok penduduk asli (kaum Yahudi), Madinah dari Bani Na’dhir dan kaum munafik muslim yang mendukung kaum Quraish maka diusirlah kaum Yahudi, Kafilah Bani Nadhir dari Madinah. 30 Kaum muslimin diminta supaya berperilaku baik, tidak terlalu mementingkan kehidupan duniawi, selalu mengingat dan menghayati keEsaan Tuhan, mengingat kehidupan akhirat dan selalu kompak serta solider dengan sesamanya. Al – Mumtaharah (60): Perempuan yang diuji / Al – Imtiban (ujian) Dijelaskan bahwa nabi diutus membawa rahmat bagi seluruh umat manusia dengan memelihara keberagaman termasuk mereka yang berbeda agama dan keyakinan. Tetapi melarang untuk mengikat tali persahabatan dengan yang bukan muslim terutama yang telah menyerang dan memusuhi muslim. Sebaliknya muslim harus bersikap baik, berlaku adil dan tidak mengusir suatu kaum apapun selama mereka tidak memusuhi dan menyerang umat muslim. Perempuan kafir yang hijrah dan bergabung pada kaum muslim hendaknya dihormati dan dilindungi. Dijelaskan kaum lelaki non muslim tidak diperkenankan menikahi perempuan muslim. Hendaknya kaum muslim meneladani Nabi Ibrahim AS, yang memutuskan tali persahabatan dengan orang – orang yang memusuhi kaum muslim (kafir). Ash – Shaf (61): Barisan Surah ini tergolong surah Madaniyah dan terdiri atas 14 ayat. Dinamakan Ash Shaff, karena pada ayat 4 surat ini terdapat kata Shaffan yang berarti satu barisan. Disiplin, kerja yang bermanfaat, pengorbanan kekompakan dan solidaritas sesama warga saling percaya, seia – sekata membuat masyarakat kokoh dan kuat. Sedang sikap tak terpuji, berdusta, munafik dapat mengganggu hubungan persaudaraan sesama warga. Umat – umat pengikut Nabi Musa As dan Nabi Isa As dan murid – murid Nabi Isa As telah dengan sepenuh hati membela beliau dan hendaknya tindakan tersebut diteladani oleh kaum muslimin. Dengan keimanan, keyakinan yang mantap, perjuangan dan kerja keras maka keselamatan dapat dicapai. Ampunan Allah dan surga dapat dicapai dengan iman dan berjuang menegakkan kalimat Allah dengan harta dan jiwa. Al – Jumulah (62): Jum’at Seruan Allah kepada umat islam hendaknya bersegera memenuhi panggilan shalat Jumat diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya. Umat islam yang memenuhi seruan Allah tersebut tentu akan memperoleh banyak hikmah. . Hal diatas merupakan kesempatan berkumpul sesama muslim dan meningkatkan pengetahuan tentang agama. Digambarkan dalam surah ini bahwa semua yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas nabi Muhammad SAW ialah menyampaikan ayat – ayatnya, mengajar, memahami dan menghayati hikmah Al-quran untuk membersihkan diri, menambah pengetahuan dan kearifan. 31 Manusia dihimbau untuk tidak berperilaku seperti kaum Bani Israil yang karena terlalu mementingkan duniawi sehingga tidak memahami kitab sucinya. Al – Munafiqun (63): Kaum Munafik Keterangan tentang orang-orang munafik dan sifat-sifat mereka yang buruk diantaranya ialah pendusta, suka bersumpah palsu, sombong, kikir dan tidak menepati janji. Kehadiran kaum munafik di Madinah telah merusak hubungan sesama warga dan meronrong keteguhan kaum muslimin. At – Taghabun (64): Untung dan rugi Nama At -Tagabun diambil dari kata At -Tagabun yang terdapat pada ayat ke 9 yang artinya hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dijelaskan bahwa pada hari kiamat perilaku manusia yang baik maupun yang salah diperlihatkan. Hal ni dimaksud untuk mengingatkan kaum muslimin agar berbuat sesuatu yang memberikan keuntungan di hari kiamat. Terjadinya kehidupan alam yang tertib dan harmonis karena alam telah setia mengikuti hukum Allah yang abadi (sunatullah), tidak seperti sebagian manusia yang tidak mensyukuri karunia Allah. Hendaknya kaum muslim taat kepada Allah dan rasulnya, bertakwa serta menafkahkan sebagian hartanya dan menyimak kehancuran dan kebinasaan umat – umat terdahulu yang ingkar. Ath – Thalaq (65): Talak Perbuatan ini tidak dilarang asalkan tidak menimbulkan penderitaan, serta keutuhan keluarga harus lebih diutamakan. Dijelaskan isteri yang diceraikan haruslah diperlakukan dengan adil, dilindungi, martabat dan kebutuhannya, serta biaya hidup bayinya harus ditanggung. Perceraian adalah suatu perbuatan yang dibenci Allah. Dalam surah ini dijelaskan hukum – hukum talak, idhah, dan kewajiban suami dan isteri. At – Tahrim (66): Mengharamkan Allah mengingatkan nabi supaya jangan tergesa – gesa memutuskan suatu perkara dan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah, serta menjaga keluarganya dari hal – hal yang tidak baik, membebaskan para isteri dalam menentukan pilihan bagi diri mereka sendiri dan untuk menghadapi masalah rumah tangganya dengan tenang. Kita diingatkan untuk meniru segala perbuatan nabi, hanya kita dilarang meniru perbuatan beberapa isteri Nabi, yaitu Nuh AS dan Isteri Nabi Luth AS. Sementara yang patut dicontoh oleh kaum muslim adalah perbuatan Siti Maryam bunda Nabi Isa AS yang telah menjaga kehormatannya dirinya. 32 Kelompok 10 Al – Mulk (67): Kerajaan Kerajaan langit dan bumi adalah milik Allah Yang Maha Besar dan Maha Bijaksana. Hal ini mengingatkan manusia bahwa kekuasaan yang besar tidak boleh menjadikannya sombong, berperilaku buruk, dan merendahkan harkat dan martabat seseorang, karena kekuasaan itu adalah anugerah Tuhan. Allah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana dan Maha Pengampun telah menciptakan langit yang dihiasi dengan bintang – bintang dalam kesempurnaan. Hendaknya manusia memperhatikan, memahami dan merenunginya. Pemegang kekuasaan seyogyanya memahami bahwa kekuasaan adalah sarana untuk mendatangkan berkah bagi masyarakat. Al – Qalam (69): Kebenaran Kebenaran adalah realitas yang pasti yang tidak dapat dibantah seperti kehidupan setelah kematian, yaitu kehidupan di akhirat. Kekufuran, kaum nabi Nuh AS, kaum Ad’, Tsamud dan fir’aun yang telah menolak adanya kiamat mengakibatkan kebinasaan mereka dengan cara yang luar biasa. Pada hari kebangkitan manusia dibagi dalam dua kelompok: - Kelompok kanan yang akan mengalami keberuntungan - Kelompok kiri yang kufur terhadap Allah, akan mengalami kemalangan. Al - Ma’arij (70): Sarana untuk naik Dalam menjalani kehidupan kita harus berusaha mencapai keadaan yang lebih baik, tahap demi tahap. Tuhan menciptakan manusia serta membinanya menuju kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah. Secara bertahap proses rububiyah Ilahi azab itu pasti ada sebagai akibat dari ulah manusia yang mengingkari rahmaniah dan rahimiah Ilahi sebagai sunatullah. Peningkatan rohani berlangsung lama karena bertahap, sehingga memerlukan kesabaran. Sifat kebanyakan manusia itu mudah gelisah, berkeluh kesah, jika ditimpa musibah, kikir, tamak, tidak mau berbagi dengan mereka yang membutuhkan dan terutama tidak mau bersyukur. Maka kita harus sadar bahwa Tuhan itu kuasa untuk mengganti umat yang durhaka dengan umat yang lebih baik. Hendaknya kita shalat, berzakat, berkurban, jujur, memenuhi janji dan menjaga kesucian dalam kehidupan keluarga. Nuh (71): Penolakkan kaum nabi Nuh yang menolak ajarannya mengakibatkan mereka binasa diterjang banjir bandang. 33 Nuh mengajak kaumnya untuk bertobat dan memikirkan berbagai kejadian alam dan diri mereka. Serta mengisyaratkan keberadaan Tuhan. Al – Jinn (72): Ungkapan jin merujuk kepada dua kelompok manusia yaitu, yang terdidik dan terpelajar, serta yang terbelakang dan tersaing seperti penduduk Thaif yang mengusir Nabi Muhammmad SAW yang sedang berdakwah. Tuhan memberitahukan kepada Muhammad bahwa dakwah beliau tidak sia – sia dan lambat launn akan diterima oleh umatnya. Jin adalah makhluk yang selalu menjerumuskan manusia kepada kejahatan, tetapi saat mendengar pembacaan ayat – ayat Alquran, akhirnya tertarik untuk mengikuti ajaran Alquran. Nabi Muhammad hanya menyampaikan risalah, bukan pemaksa dan semua bebas untuk memilih untuk mengikuti atau menolaknya. Al – Muzammil (73): Orang yang berselimut Nabi Muhammad diperintah oleh Allah untuk bangun dan mengerjakan shalat, bermunajat kepada Allah, yang dilanjutkan dengan membaca Alquran dengan perlahan, jelas dan tertib. Manusia diharapkan untuk dapat mencontoh beliau, dan dengan melakukannya manusia dengan sendirinya akan menyadari bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam kehidupannya. Untuk mendakwahkan agama Allah diperlukan batin yang tangguh. Hubungan dengan Allah dilakukan melalui shalat, zakat, berkurban, membaca serta memahami makna Alquran. Al – Mudatstsir (74): Berkemul Allah mengingatkan nabi untuk segera berdakwah setelah menerima wahyu dan tidak lupa mengagungkanNya serta tidak sombong, berbicara dengan sopan, ikhlas, sabar, menjauhi laranganNya, patuh pada perintahNya dan tidak mengharapkan keuntungan apapun bagi diri beliau. Mereka yang lalai melakukan hubungan dengan Allah, tidak mau memberi makan orang miskin, berbicara sia – sia dan mendustakan hari kabangkitan akan menerima hukuman di akhirat. Demi ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat, kita wajib membina hubungan dengan sesama dan memelihara hubungan dengan Allah. Al – Qiyaamah (75): Kiamat Pada hari kiamat, terjadi huru-hara, bumi digoncang dan laut diluapkan serta manusia dibangkitkan dari kuburnya untuk mempertanggung jawabkan kehidupannya selama di dunia. 34 Demikianlah ketetapan Tuhan supaya manusia tidak lepas kendali dalam menjalani kehidupannya di dunia. Hendaknya manusia mampu menyesali kesalahan – kesalahannya. Al – Insan / Ad – Dhar (76): Manusia Berisi proses penciptaan manusia, disebut juga Ad – Dhar mengandung arti calon / bakal manusia berupa hasil pertemuan sperma dan indung telur yaitu zigot yang menempel pada dinding sebelah dalam sebuah janin. Kejadian asal muasal manusia semestinya menyadarkan manusia akan ketergantungan kita pada sang Maha Pencipta, dan karenanya kita harus peduli terhadap penderitaan sesama. Rugilah mereka yang mengabaikan peringatan dan petunjuk Allah, sedang mereka yang patuh akan memperoleh kenikmatan. Al – Mursalat (77): Para Malaikat Yang diutus Orang yang bertakwa dan melakukan kebaikan akan selamat diakhirat. Manusia hendaknya merenungkan kejadian alam dan dirinya sendiri agar insaf pada kelemahan diri mereka dan sadar betapa besarnya anugerah Allah, yang telah mengutus para nabi dan malaikat demi keselamatan manusia di akhirat. Kelompok 11 An – Naba (78): Berita Nama lainnya ialah ‘Am ma Yatasaa-aluun atau tentang apakah mereka saling bertanya. Dalam surah ini dikisahkan adanya perbedaan pendapat tentang hari kebangkitan. Masalah ini terangkat karena hal tersebut belum pernah terjadi. Surah ini mengarahkan manusia tentang bagaimana berperilaku yang baik sebagai persiapan menuju kehidupan berikutnya setelah hari kebangkitan. Digambarkan bahwa Tuhan telah menciptakan alam beserta isinya untuk kehidupan manusia. Berbagai peristiwa alam seperti turunnya hujan yang berguna dan menggemburkan tanah hingga tanaman tumbuh subur dan menghasilkan tanaman yang berguna untuk kehidupan manusia. Dengan meneladani peristiwa tersebut, membuat manusia bermanfaat bagi masyarakat dan sekitarnya yang pada akhirnya bisa menjadi bekal bagi kehidupan di akhirat. Para muttaqin yang memelihara diri dari perbuatan dosa akan hidup nyaman di akhirat dan sebaliknya orang yang ingkar / kufur akan hidup sengsara di akhirat. Mereka yang meragukan hari kebangkitan berarti juga telah meragukan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Berita akan datangnya hari kebangkitan pastilah benar adanya. 35 An – Nazi’at (79): Para Pencabut Hari kiamat pasti datang, yaitu musnahnya suatu umat yang disebut kiamat kecil dan musnahnya seluruh alam disebut kiamat besar yang kemudaian akan diganti dengan alam lain, yaitu alam setelah kematian alias Akhirat. Kiamat kecil telah terjadi beberapa kali antara lain; musnahnya kaum Nuh AS, Fir ‘aun, dan pengikut – pengikutnya, kaum ‘Ad dan lain – lain yang telah mengingkari risalah Allah. Hanya mereka yang menerima, mematuhi pesan – pesan Tuhan serta mensyukuri nikmatNya terhindar ari Azab Akhirat. Abasa (80): Bermuka masam / cemberut Surah ini menceritakan hal yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, ketika ada seorang buta yang menyela percakapan beliau dengan tokoh – tokoh Quraisy, orang buta ini mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat-ayat Al Quran yang telah diturunkan Allah. Tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu. Manusia itu tidak boleh tebang pilih, semua harus diperlakukan setara sebagai ciptaan Allah, dengan tanpa melihat kedudukan dan pangkatnya. Manusia juga hendaknya selalu mengingat dan mensyukuri karunia Allah, serta tidak melupakan kehidupan akhirat. Kehidupan yang menyengsarakan adalah kekal bagi mereka yang kufur dan mengingkari Allah serta kehidupan surgawi adalah bagi yang tulus, ikhlas dan beriman kepada Allah, rasulnya serta hari kiamat. At – Takwir (81): Tergulung / meruntuhkan Surah ini menggambarkan zaman mutakhir, ketika gunung – gunung diratakan, dan lain – lain yang mengindikasikan peristiwa yang dahsyat menjelang hari kebangkitan. Suatu peringatan agar manusia tetap berada dijalan Allah dan selalu sadar akan kehadiran Allah yang senantiasa mengawasi ciptaanNya. Al – Infithar (82): Terbelah / Pecah Peristiwa menjelang hari kebangkitan merupakan isyarat agar umat islam menyimak pesan – pesan Allah dan siap menghadapi masa depan. Semua perilaku manusia tercatat dengan rapi di Lauhul Mahfuz dan akan dibuka pada Hari Akhir sehingga mereka mengetahui yang akan mereka terima sebagai pertanggungan jawabnya. 36 Al Mutaffifin (83): Orang – orang yang curang Curang adalah suatu perbuatan yang terkutuk yang diwujudkan dalam bentuk mengurangi hak orang lain, sedangkan meminta agar haknya dicukupi. Sifat tidak mau rugi, tetapi tega merugikan orang lain. Mereka akan menerima pembalasan yang menyakitkan di akhirat. Al – Insyiqaq (84): Pecah belah Pada hari kebangkitan, manusia akan memperoleh keadilan yang hakiki dari Allah. Kehidupan manusia pada hakikatnya adalah suatu proses penyempurnaan baik badaniah maupun rohaniah secara terus menerus. Sudah sewajarnya jika manusia berjuang dengan sungguh – sungguh untuk bertemu Allah. Yang berhasil akan menerima catatatan kehidupan di dunia pada Hari Kebangkitan melalui tangan kanannya, sebaliknya mereka yang ingkar akan menerima melalui tangan kirinya. Kejadian alam seperti pergantian malam dan siang, dan terjadinya bulan purnama yang secara bertahap mengisyaratkan bahwa manusiapun secara bertahap mencapai pencerahan. Al - Buruj (85): Gugusan Bintang Al Buruj arti sebenarnya ialah menara, bentang, lambang zodiak, bintang, susunan bintang, atau susunan berbentuk bintang. Asal kata buruj ialah baraja yang memiliki arti terang atau tinggi. Dalam perang Ahzab kaum muslim menggali parit untuk menahan serangan kaum Quraisy, yahudi dan suku Arab yang bergabung menjadi satu. Demi langit yang penuh bintang mengisyaratkan sesuatu yang mencerahkan dan al buruj mengisyaratkan sahabat – sahabat nabi Muhammad SAW yang setia mengikuti dan meneruskan dakwah beliau. Kebenaran pasti dan tetap berlaku sepanjang masa dan penolakan terhadapnya pasti menemui kegagalan. Ath – Thariq (86): Yang datang pada waktu malam / yang mengetuk Kedatangan Nabi dan Rasul bagaikan bintang yang mencerahkan kehidupan manusia. Timbulnya bintang yang menerangi kegelapan malam mengisyaratkan Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Allah pada saat manusia sedang diliputi kegelapan, merupakan penggambaran jaman jahiliyah. Disebutkan tiap jiwa mempunyai penjaga terutama diri pribadi yakni kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan di dunia dengan tersedianya sumber – sumber kehidupan dalam alam. Setiap jiwa yang tercerahkan oleh ajaran nabi pasti akan selamat. 37 Tuhan yang menciptakan manusia, mematikannya dan menghidupkannya kembali pada hari kebangkitan. Allah kuasa menghidupkan manusia kembali pada hari kiamat, pada hari itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah. Al ‘Ala (87): Yang Maha Tinggi Dengan mengikuti risalah Allah yang dibawa Nabi dan Rasul kita tidak akan tersesat. Sifat Allah, rububiyah, yaitu secara bertahap membimbing manusia kepada kesempurnaan. Ungkapan Rabb bermakna; Allah menciptakan manusia, menyempurnakannya, memberi kemampuan dan petunjuk menuju sempurna. Diingatkan agar manusia jangan sampai terbius oleh kehidupan duniawi dan dikuasai nafsu rendah yang menghalangi kemajuan rohani kita. Manusia hendaknya banyak bertasbih dan menyebut nama Allah, karena sesungguhnya kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Al – Ghasyiyah (88): Hari Kebangkitan / Hari Pembalasan Menjelang Hari Kebangkitan terjadi peristiwa yang dahsyat. Dalam menjalani kehidupannya, manusia bebas untuk mengikuti atau menolak petunjuk, peringatan dan bimbingan Allah. Pada Hari Kebangkitan, mereka yang taat, berwajah cerah dan menikmati kehidupan surgawi dan mereka yang menolak akan merunduk dan berwajah lesu karena menanggung kesengsaraan dan penderitaan yang abadi. Dengan merenungkan kejadian alam dan diri pribadi, maka kita dapat menyadari kehadiran serta kebesaran Allah. Al – Fajr (89): Fajar Mereka yang mengabaikan nasib orang – orang miskin, dan membanggakan kekayaan serta keturunannya sangat dikecam oleh Allah Allah bersumpah demi demi fajar dan malam ke Sepuluh serta hitungan genap dan ganjil telah ditujukan kepada yang berakal dan menggunakan pikiran dengan pengharapan mereka dapat mengambil pelajaran darinya hingga tercapai ketenangan batin. Penolakan risalah Tuhan pasti akan mengalami kehancuran seperti dialami oleh Fir’aun serta kaum ‘Ad dan Tsamud. Mereka yang tidak mensyukuri karunia Allah serta yang mengabaikan anak yatim dan orang miskin, serta mereka yang terlalu lekat kepada harta benda yang kemudian menghabiskan harta warisannya akan menyesal di Hari Pembalasan. 38 Al – Balad (90): Negeri Yang dimaksud dalam judul negeri adalah Negeri Mekkah. Dijelaskan dalam surah ini bahwa peningkatan badaniah dan rohaniah serta penyempurnaan diri dicapai dengan saling tolong menolong, saling menasehati, sholat, zakat, berkurban dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Sumpah demi ayah dan anaknya merujuk kepada Nabi Ibrahim dan puteranya Nabi Ismail yang membangun Ka’bah di Mekkah. Suatu saat Isteri nabi Ibrahim yang bernama hawa ditinggalkan olehnya di tempat yang terpencil dan gersang. Setelah kelahiran Ismail, Ibu Hawa berjuang keras untuk mempertahankan kehidupannya. Kisah tersebut mengingatkan kita bahwa dengan perjuangan yang keras untuk mengatasi kesulitan akan menuai hasil. Setiap orang bebas tanpa paksaan untuk memilih jalan yang benar antara lain membebaskan diri dari keterikatan kepada harta benda, menolong orang miskin, anak yatim dan terutama taat beragama. Asy – Syams (91): Matahari Dinamai Asy Syams (matahari) diambil dari perkataan Asy Syams yang terdapat pada ayat permulaan surat ini. Alam sepenuhnya mematuhi hukum alam (sunnatullah), tidak demikian dengan manusia yang sepenuhnya bebas dalam menentukan pilihannya. Benda – benda alam diciptakan Tuhan sekali jadi, sedang manusia memerlukan penyempurnaan badaniah maupun ruhaniah secara bertahap. Surat Asy Syams berisi dorongan kepada manusia untuk membersihkan jiwanya agar mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat dan menyatakan bahwa Allah akan menimpakan azab kepada orang-orang yang mengotori jiwanya seperti halnya kaum Tsamud. Kaum Tsamud telah dihancurkan Allah karena kedurhakaannya. Tuhan memberi bayangan bahwa hal ini adalah mudah bagi-Nya, sebagaimana mudahnya menciptakan benda-benda alam, siang dan malam, dan menciptakan jiwa yang tersebut dalam sumpah-Nya; Allah memberitahukan kepada manusia jalan ketakwaan dan jalan kekafiran; manusia mempunyai kebebasan memilih antara kedua jalan itu. Al – Lail (92): Malam Mereka yang gila harta, kikir, tidak mau berbagi dengan sesamanya akan merasakan balasannya di akhirat kelak, sebaliknya yang suka menolong akan mengalami kemudahan. Manusia bebas memilih jalan hidupnya. Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada 39 kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik. Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak. Adh – Dhuha (93): Waktu Duha/ Menjelang siang/ Cuaca terang Surat Adh Dhuhaa, menerangkan tentang bimbingan pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat itu. Nabi Muhammad SAW tidak akan gagal dalam berdakwah karena Allah SWT senantiasa mendampingi beliau, sehingga Nabi Muhammad menjadi optimistis. Diungkapkan dalam surah ini, bahwa Tuhan melindunginya ketika Nabi Yatim, memberinya petunjuk ketika beliau bingung dan mencukupinya ketika beliau kekurangan, sehingga Nabi menaruh perhatian kepada anak yatim dan mereka yang perlu pertolongan dan perlindungan. Al – Insyirah (94): Melapangkan Surah ini diturunkan untuk membesarkan hati atau memberi semangat kepada nabi dalam menghadapi perjuangan yang berat dalam menegakkan kebaikan, kebenaran dan keadilan. Tuhan menegaskan setelah kesukaran pasti ada kemudahan, sehingga nabi melapangkan dada. Intinya manusia tidak boleh berputus asa sebelum berjuang semaksimal mungkin. At – Tiin (95): Buah Tin Manusia diciptakan dalam wujud yang terbaik dan dianugerahi fisik, mental, moral dan spiritual hingga dapat memperoleh kemajuan dalam kehidupannya. Tetapi manusia bisa terpuruk ke tempat yang amat rendah jika tidak beribadah kepada Allah dan tidak beramal saleh. Tuhan adalah ibarat sebaik – baiknya hakim yang akan mengadili semua perilaku manusia. Al –Alaq (96): Segumpal darah / Yang tergantung Yang dimaksud adalah zigot yaitu hasil pertemuan sel telur dengan sperma dalam rahim. Surah ini adalah wahyu yang pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad berisi perintah kepada Nabi untuk menambah pengetahuannya dengan membaca. 40 Tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri anugerah Tuhan dan bersikap sombong, bertindak melampaui batas, menghalang – halangi orang untuk mengabdi kepada Tuhan. Nabi diingatkan untuk tidak tunduk pada para pembangkang dan tetap sujud serta mendekatkan diri kepadaNYa. Al – Qadr (97): Keagungan / Kemuliaan Sebuah kerja nyata untuk amal kebaikan bersama adalah bukti dari keimanan seseorang. Alquran diturunkan pertama kalinya pada malam Lailatul Qadr adalah malam kemuliaan dan penuh berkah. Malam yang damai yang jika dinilai lebih baik dari 1000 bintang. Maka kita hendaknya memanfaatkan saat itu untuk memperkuat diri dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Al – Bayyinah (98): Keterangan / Bukti Nyata Penolakkan terhadap bukti yang dibawa Nabi akan menuai azab pada hari pembalasan. Manusia diperintahkan oleh Tuhan untuk mengabdi dengan tulus dan ikhlas hanya kepadaNya. Hendaknya manusia senantiasa mengadakan hubungan denganNya dan dengan sesamanya. Orang musyrik dan ahli kitab mengingkari lembaran – lembaran suci yang mengajarkan kebenaran setelah diberi kitab suci, sebenarnya mereka hanya diperintah untuk mengabdi dengan ikhlas kepada Tuhan dan memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan. Tetapi mereka ingkar, dan akan memperoleh hukumannya, sebaliknya mereka yang beriman dan berbuat kebaikan akan mendapat pahala yang berlimpah. Al zalzalah (99): Kegoncangan / Gempa Menggambarkan suasana saat akan memasuki hari kebangkitan. Terjadinya guncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan kandungannya serta manusia dibangkitkan dari kuburnya untuk menghadap kehadirat Ilahi dan mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya di dunia. Umat manusia akan mengalami goncangan yang luar biasa ketika kehidupan lama digantikan dengan kehidupan baru, dimana keadilan dan kebenaran akan meliputi seluruh manusia. Al – A’diyaat (100): Kuda Perang / Berlari kencang Diperlukan keberanian dalam upaya penegakkan keadilan dan usaha melawan penyakit ruhani berupa hawa nafsu (serakah, curang dan lain – lain). 41 Dikisahkan betapa manusia dapat meneladani ketangguhan, kesigapan dan keberanian dari pasukan kuda yang menyerbu ke tengah-tengah medan perang dalam melawwan orang kafir. Kesenjangan, ketidakadilan sosial dan ekonomi timbul karena sebagian manusia serakah dan tidak mensyukuri anugerah Tuhan. Al – Qariah (101): Hari Kiamat Telah digambarkan bahwa pada hari kiamat, terjadi malapetaka yang maha dahsyat. Dikisahkan bahwa manusia beterbangan, gunung – gunung terangkat ke udara. Pada saat itu terjadi kehancuran kehidupan dunia dan wal dari kehidupan baru, saat manusia diminta pertanggung jawabannya dan menerima balasan yang adil. At – Takatsur (102): Bermegah – megahan Mereka yang gila harta sepanjang hidupnya dan berlomba –lomba menghimpun kekayaan, serakah dan tidak pernah puas serta lupa akan kehidupan setelah mati hingga saat masuk kubur di hari pembalasan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Al – ‘Ashr (103): Masa Seharusnya kita memperhatikan waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik – baiknya. Dalam kehidupan kita harus saling mengingatkan untuk tetap menapak jalan yang lurus agar bebas dari siksa neraka. Karena itu isilah waktu dengan membina kehidupan dengan kebenaran, keadilan, kejujuran, rendah hati, saling memperingati, saling menolong dan introspeksi diri. Al – Humazah (104): Pengumpat Kata Al Humazah berarti pengumpat dan diambil dari ayat pertama surat ini. Para penentang Nabi telah memfitnah beliau agar peziarah yang pergi ke Mekkah tidak terpengaruh oleh dakwah beliau. Dijelaskan bahwa keserakahan membuat manusia tidak menaruh perhatian terhadap penderitaan seseorang, padahal harta kekayaan tidak kekal. Pokok isi surat ini adalah ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak menafkahkannya di jalan Allah. Al – Fiil (105): Gajah Nama Al Fiil sendiri berarti Gajah yang diambil dari ayat pertama dari surat ini. 42 Mengisahkan Abrahah, seorang raja dari Yaman yang ingin menghancurkan Ka’ bah dengan pasukannya dengan beberapa ekor gajah. Dengan kuasa Allah, maka Abrahah sang penguasa yang zalim dan angkuh itu, berhasil dihancurkan sebelum ia berhasil menghancurkan Ka’bah. Tahun terjadinya peristiwa ini juga dicatat dalam sejarah Islam sebagai Tahun Gajah. Al – Quraisy (106): Suku Quraisy Kata Quraisy sendiri merujuk pada kaum Quraisy yakni kaum(suku) yang mendapat kepercayaan menjaga Ka'bah. Dengan dibangunnya Ka’bah di kota Mekkah. Menjadikan kota Mekkah, kota yang penting juga sebagai lalu lintas serta tempat singgah dan tempat perdagangan. Hal ini membuat Kota Mekkah menjadi negeri yang aman, tentram dan damai. Suku Quraisy melakukan perdagangan ke kota Yaman saat musim dingin dan ke kota Syria saat musim panas. Sudah selayaknya suku Quraisy menyembah Allah sang pemilik Ka’bah, sehingga mendapatkan ekonomi dan kehidupan yang baik. Al –Ma’un (107): Bantuan / Perbuatan Cinta Kasih Kata Al Maa'uun sendiri berarti barang-barang yang berguna, diambil dari ayat ke-7 dari surat ini. Keberagaman manusia tercermin dalam hidup kebersamaan. Yang dianggap mengingkari agama adalah mereka yang tidak menaruh perhatian terhadap anak yatim, fakir miskin serta yang riya' (ingin dipuji sesama manusia) dalam melakukan shalatnya, dan yang enggan menolong dengan barang-barang yang berguna. Hubungan manusia dengan sesamanya, mencerminkan mutu hubungan manusia dengan Penciptanya. Shalat merupakan Mi’raj yang mengantar manusia untuk bermunajat dengan Allah. Shalat yang dilakukan dengan menyebut ke Maha Besaran Allah dan diakhiri dengan perwujudan kedamaian yang diisyaratkan dengan ucapan salam sambil menengok kekanan dan kekiri. Al – Kautsar (108): Nikmat yang banyak/ Kebaikan yang berlimpah Kata Al-Kausar sendiri berarti nikmat yang banyak dan diambil dari ayat pertama dari surah ini artinya karunia Allah SWT berupa telaga Al Kautsar bagi orang-orang penghuni surga. Dengan meningkatkan mutu hidup keberagaman dan kebersamaan, kita mensyukuri anugerah nikmat yang banyak dari Allah. Shalat merupakan hubungan manusia dengan Allah dan berkurban merupakan hubungan dengan sesamanya. Pokok isi surah ini adalah perintah melaksanakan salat dan berkorban karena Allah memberikan banyak kenikmatan untuk mereka yang beriman. 43 Al – Kafiruun (109): Orang –orang kafir Wujud dari keberagaman ialah meyakini dan menjalankan agama dan kepercayaan yang dianut secara utuh dan bebas. Pada masa penyebaran Islam di Mekkah, kaum Quraisy yang menentang Rasulullah SAW tak henti-hentinya mencari cara untuk menghentikan ancaman Islam terhadap kepercayaan nenek moyang mereka. Usul kaum Quraisy kepada Nabi untuk sama – sama menyembah berhala pada tahun pertama dan tahun berikutnya sama – sama menyembah Tuhan sesuai ajaran Nabi. Jadi tidak ada saling mengganggu agama dan kepercayaan masing – masing. Kemudian surat ini diturunkan untuk mejawab hal itu. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu merupakan jawabannya. Pokok isi surat ini adalah tidak diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampuradukkan ajaran agama. An – Nashr (110): Pertolongan Surah ini berkaitan dengan topik bahwa janji berupa pertolongan Allah akan datang dan Islam akan memperoleh kemenangan. Ayat terakhir yang diterima oleh Nabi tersebut dalam ayat 3 surah Al Maidah yang berbunyi: Pada hari ini Aku sempurnakan agama kalian dan Aku lengkapi untuk kalian nikmatiKu dan Aku puas Islam sebagai agama kalian. Surah ini diturunkan menjelang turunnya ayat 3 tersebut diatas yang mengisyaratkan bahwa tugas Nabi Muhammad sebagai rasul Allah telah mendekati akhir. Keberhasilan tidak lepas dari pertolongan Allah, maka jangan lupa me Maha sucikan dan memohon ampunanNya. Al – Lahab / Al – Masad (111): Nyala api Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka. Janganlah sombong dan sewenang – wenang karena kekayaan kita. Sebab dengan kekayaan, kita tidak dapat membebaskan diri dari azab Allah. Seperti yang dialami Abdul ‘ uzza alias Abu Lahab dan isterinya sang Penghasut. Al – Ikhlas (112): Memurnikan Keesaan Allah Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah menegaskan keesaan Allah serta menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Surah ini merupakan pesan tauhid sebagai akidah kaum monoteis, yaitu tunggal, sumber kekuatan dan tidak ada yang menyerupaiNya. 44 Ungkapan lahaulawalaquwata illa billahil alliyil azhim menjadi sumber kekuatan kita. Ungkapan Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan menunjukkan KebesaranNya, kekuatanNya yang tak ada tandinganNya. Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa pahala membaca sekali surah Al-Ikhlas sama dengan membaca sepertiga AlQur'an sehingga membaca 3 kali surah ini sama dengan mengkhatam Al-Qur'an. Sedangkan hadits lain menyebutkan bahwa ketika orang membaca al-Ikhlas ketika sakit hingga ia meninggal, ia tidak membusuk dalam kubur dan akan dibawa malaikat dengan sayapnya melintasi Siratul Mustaqim menuju surga. Al – Falaq (113): Waktu Subuh Tantangan yang mengancam kehidupan manusia sirna sebagai hilangnya kegelapan malam ketika Fajar terbit. Surah ini mengandung perintah untuk berlindung kepada Allah SWT dari gelapnya malam. An – Naas (114): Manusia Surah ini adalah surah terakhir dalam Alquran. Surah ini mengandung perintah agar kita berlindung kepada Allah dari godaan syaitan baik yang berasal dari golongan manusia maupun jin. Rabb adalah Allah yang menciptakan manusia, membimbingnya menuju kesempurnaan secara bertahap. Ungkapan Rabbin – Naas mengisyaratkan berusaha menyempurnakan diri. Ungkapan Malikin – Naas mengisyaratkan harus berusaha mentaati segala aturan serta petunjukNya. Ungkapan Ilaahin – Naas mengisyaratkan mengabdilah hanya kepadaNya. Jakarta, 6 Oktober 2012 ( Ir Soeharsono) 45