Untitled - Kinarya Rumah Kita

advertisement
1
Pesan – Pesan
Alquran
Alquran terdiri dari 114 surah dan sebagai surah pembuka adalah surat Al
Fatihah yang sering disebut sebagai induk Alquran sedangkan, sebagai surah
penutup antara lain; Al Ikhlash, Al Falaq, dan An Naas.
Surah Al Falaq dan An Naas disebut Mu-Awwidzatain ( dua permohonan
perlindungan). Kelompok surah penutup termasuk kelompok 11 surah dimana surah
1 sampai surah 111 dibagi dalam 10 kelompok.
Kelompok urutan ayat pada tiap surah sesuai urutan wahyu yang diterima dan
disiarkan beliau ( talqifi) adalah :
Kelompok 1:
•
Pandangan umum tentang kejadian manusia, kedudukan, serta peranannya.
•
Sejarah agama termasuk Alkitab
Qs: Al Baqarah (2), Ali Imran (3), An Nisaa (4), Al Maa-idah (5), Al - An ‘aam (6) dan
Al - A’Raaf (7)
Kelompok 2:
•
Konsolidasi umat, bimbingan untuk kehidupan bersama, penegakkan keadilan,
pembagian rizki yang wajar, perlindungan kaum miskin, anak terlantar, anak
yatim, janda, korban perang yang dilakukan dengan ketaatan, kesadaran iman
dan rasa syukur.
Qs: Al Anfaal (8), At Taubah (9), Yunus (10), Huud (11), Yusuf (12), Ar Ra’du 13),
Ibrahiim (14), Al Hijr (15) dan Nahl (16).
Kelompok 3:
•
Peningkatan hidup beragama ( kerohanian) antara lain:
•
Isra Mi’raj, perjalanan jiwa demi pertumbuhan rohani, sikap moral, hubungan
baik dalam keluarga, amal kebajikan bagi sesama, ketegaran menghadapi
bahaya, rasa tanggung jawab, penghayatan kehadiran Ilahi dengan cara
hablum minallah dan hablum minannas, kemandirian, adil, jujur, rendah hati
2
dan menghargai harkat dan martabat manusia, perenungan kisah para nabi
dan kaum yang terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia.
Qs: Al Isra (17), Al kahfi (18), Maryam (19), dan Thaahaa (20), Al Ambiyaa’ (21), Al
Hajj (22), Al Mu’minuun (23), An Nuur (24), Al Furqaan (25), As Syu’ araa’ (26), An
Naml (27), Al Qashash (28), dan Al Ankabuut (29).
Kelompok 4:
•
Lanjutan Qs An Nahl (16) mengenai akhirat, timbulnya hubungan sejarah
manusia dengan evolusi dunia, hubungan antar kehidupan dan perilaku
manusia pada masa terdahulu dan masa depan, tidak adanya kemampuan
manusia memmahami dunia spiritual dan dunia kebendaan yang mendekatkan
manusia kepada Tuhan.
Qs: Ar Ruum (30), Lukman (31), As Sajdah (32) dan Al Ahzab (33)
Kelompok 5:
•
Rangkuman kerohanian: kerunia, kekuasaan dan kebenaran Allah S.W.T
yang diakui para malaikat, perbedaan antara: kebencian, dan kejahatan,
keadilan dan ke dzoliman, kebenaran dan kepalsuan. Merenungkan serta
menjadikan pelajaran kisah-kisah terdahulu.
Qs: Saba’ (34), Fathir (35), YaaSiin (36), Ash-Shaaffaat (37), Shad (38), Az – Zumar
(39),
Kelompok 6:
•
Mengenai hubungan antara iman dan kafir, wahyu dan pengingkarannya,
perbedaan antara perbuatan positif dan negatif, kebenaran lebih penting
daripada kejahatan dan kenikmatan, dan di akhirat, manusia akan mendapat
tempat yang berbeda-beda.
Qs: Al mu’min (40), Fushshilat (41), Asy – syura (42), Az – Zukhruf (43), Ad – Dukhan
(44), A’l – Yatsiyah (45) dan Al – Ahkaf (46)
Kelompok 7:
•
Kesiapan umat islam di Madinnah dari ancaman serangan kaum Quraisy
Makah, Yahudi dan Musyrikin. Keberanian, kesabaran, ketabahan, keyakinan
dan pengabdian dalam mengikuti kebijaksanaan Nabi Muhammad yang
sangat memperhatikan etika dan etiket dalam pergaulan yang sopan.
Qs: Muhammad (47), Fath (48), dan Al – Hujarat (49).
3
Kelompok 8:
•
Tiap manusia harus bertanggung jawab atas perilakunya kelak di hari akhirat
yang pasti terjadi dan datang secara tiba-tiba.
Qs: Qaaf (50), Adz - Dzaariyaat (51), Ath - Thuur (52), An-Najm (53), Al-Qamar (54),
Ar-Rahmaan (55) dan Al-Waaqi’ah ( 56).
Kelompok 9:
•
Perilaku terhadap perempuan dengan tidak boleh merendahkan martabatnya
dan menyengsarakan serta hak-hak perempuan yang diceraikan harus
dipenuhi, jujur serta menjunjung tinggi integritas dan saling percaya untuk
mengembangkan kesejahteraan bersama.
Qs; Al Hadiid (57), Al Mujaadilah (58), Al-Hasyr (59), Al- Mumtahanah (60), Ash Shaff (61), Al - Jumuah (62), Al Munaafiquun (63), At Taghaabun (64), Ath Thalaaq
(65), dan At - Tahriim (66).
Kelompok 10:
•
Allah yang Maha Kuasa yang mengatur alam semesta serta mendorong
manusia untuk mengejar ilmu dan yakin akan kepastian terjadinya hari
kebangkitan yang datangnya tiba-tiba, menggugah kesadaran moral demi
meningkatkan kehidupan rohaninya.
Qs; Al - Mulk (67), Al - Qalam (68), Al - Haaqqah (69), Al - ma’aarij (70), Nuh (71), Al Jin (72), Al - Muzzammil (73), Al – Muddats-tsir (74), Al-Qiyaamah (75), Al - Insaan
(76), dan Al - Mursalat (77).
Kelompok 11:
•
Kesadaran akan kepastian adanya hari kebangkitan menjadikan manusia
bertanggung jawab, membangun masyarakat yang terdidik, berperilaku positif,
membangun kebersamaan, jujur, mengendalikan hawa nafsu, perhatian pada
orang miskin, anak yatim, menghargai keragaman keagamaan, tidak
sewenang-wenang dan senantiasa ingat Allah.
Qs: An - Naba (78), An – Naaziwa(79), A’basa (80), Takwiir (81), Al infithaar (82), Al
Muthaffifiin (83), Al Insyiqaaq (84), Al Buruuj (85), Ath-Thaariq (86), Al A’laa (87), Al
Ghaasyiyah (88), Al - Fajr (89), Al - Balad (90), Asy – Syams (91), Al – lai’l (92), Ad –
Dhuhaa (93), Alam Nasyrah (94), at - Tiin (95), Al – A’laq (96), Al – Qadr (97), Al –
Bayyinah (98), Az – Zalzalah (99), Al – Aadiyaat (100), Al – Qaari’ah (101), At –
4
Takaatsur (102), Al – A’shr (103), Al – Humazah (104), Al – Fiil (105), Quraish (106),
Al – Maa’uun (107), Al – Kautsar (108), Al – Kaafiruun (109), An – Nashr (110), Al –
Lahab (111).
Kelompok 1
Al Fatihah (1): Pembuka
Sebagai Ummul atau Induk Quran berisi ringkasan seluruh kandungan Alquran
disebut juga Sa’ban minal matsani atau 7 ayat yg diulang-ulang yaitu surah yang
terdiri dari 7 ayat yang selalu dibaca saat melaksanakan sholat 5 waktu pada tiap
rakaatnya. Selain sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan:
Ash-Shalah/doa, Al-Hamd/pujian, Al-Asas/ dasar, Al-kaaz/ perbendaharaan, AlKafiah / yang mencukupi dan Asy-Syifa/ yang menyembuhkan.
Beberapa kata penting dalam surah Al Fatihah:
Rabb: Yang Maha Menciptakan sesuatu serta menyempurnakannya secara bertahap
( sifat Rabubiah).
Rahman: Yang Maha Pengasih (sifat Rahmaniah).
Rahim: Yang Maha Pemurah (sifat Rahimiah).
Malik: Maha Pengatur Serta mengawasi (sifat Hakikiyah).
Permohonan bimbingan utuk sampai kepadaNya (jalan yang benar dan lurus).
Keimanan (ketauhidan) merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat
Al-Faatihah ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka
nasta'iin (hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik
dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Yang dimaksud dengan Yang
Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala
sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya mengharap nikmat dan takut kepada siksaanNya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang
baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadah pada ayat 5 semata-mata
ditujukan kepada Allah.
Al Baqarah (2): Sapi Betina
Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya Sapi Betina karena di dalam surah
ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani
Israil (ayat 67-74).
5
Dalam surah ini dijelaskan bahwa Alquran adalah petunjuk bagi umat manusia
yang ingin mencapai derajat muttaqin atau tingkat ketakwaan dan petunjuk
untuk memelihara diri dari perilaku buruk yang hina dan penuh noda. Alquran
adalah kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi.
Dijelaskan pula tentang Nabi Muhammad SAW yaitu seorang nabi yang
mengajarkan pada manusia mengenai iman, amal, kepercayaan dan perbuatan baik.
Di dalam surah ini diterangkan bahwa dalam kehidupan manusia terdapat
manusia mukmin, manusia kafir dan manusia munafik. Adam diciptakan sebagai
khafilah Tuhan yang kedudukannya melebihi malaikat, sementara manusia diciptakan
memiliki kemampuan untuk mencari ilmu pengetahuan sehingga berpotensi
menguasai dan memanfaatkan bumi. Tetapi manusia tidak memiliki kemampuan
untuk mengendalikan diri atau hawa nafsunya sehingga dapat berakibat pada
terpuruknya martabat manusia. Nafsu manusia seperti; amarah, tidak mengenal
batas halal dan haram, batas antara baik dan buruk, yang hak dan yang bukan hak,
semua itu dapat mengarahkan manusia pada kejahatan atau dikenal dengan nafsu
lawwamah. Dengan petunjuk dan bimbingan Tuhan, batin manusia menjadi tenang
sehingga dapat mencapai kehidupan surgawi yang dikenal dengan nafsu mutmainah.
Dikisahkan tentang Adam, dan penindasan firaun terhadap Bani Israil serta
penolakan kaum Yahudi terhadap dakwah nabi Musa As, yang hendaknya dapat
dijadikan pelajaran bagi kaum muslimin.
Alquran mengajarkan manusia tentang kesabaran diri dan bagaimana dapat
membina hubungan dengan Tuhan (Hablumminnallah) antara lain dengan shalat,
membayar zakat, takwa serta beriman kepada Allah dan Rasulnya. Janji Allah
tidaklah berlaku bagi orang yang zalim.
Dalam surah ini, Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat umat islam
dari Baitul Maqdis (Yerusalem) ke Ka’bah (Makah) yang dibangun oleh Nabi Ibrahim
bersama dengan putranya Nabi Ismail ketika sedang shalat di masjid yang sekarang
dikenal dengan nama Masjid Qiblatain.
Umat islam adalah umatan wasathan (unggul) dan berprestasi, yang diajarkan
untuk menegakkan kebenaran dan selalu berdoa dengan penuh kesabaran.
Berbagai pembahasan lain adalah manusia yang diharapkan dapat
mencermati keadaan dan kejadian alam serta merenungkannya dan menjadikannya
sebagai pelajaran hidup, tentang kesetaraan kedudukan kaum perempuan dan kaum
pria, juga memberikan pengertian bahwa Tuhan membebani manusia dengan cobaan
yang disesuaikan dengan kemampuan manusia itu sendiri.
Ali Imraan (3): Keluarga imraan
Dinamakan Al-'Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisah itu
disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam, kenabian
dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam binti Imran, ibu Nabi
Isa.
6
Nama lain:
Al Kanz / perbendaharaan
Al – Amin / keamanan
Surah Al Baqarah dan Ali Imraan disebut Az-Zahrawan atau 2 surah yang
cemerlang, maksudnya adalah terdapat 2 orang dengan nama Imraan. Imraan yang
pertama adalah ayah nabi Musa AS dan nabi Harun AS sedangkan Imraan yang
kedua adalah Ayah Maryam (bunda nabi Isa) serta kerabat nabi Zakaria AS dan nabi
Yahya AS. Surah ini merujuk pada ayah Maryam, yang telah mengemukakan
keberadaan Ahli Kitab umat Yahudi, umat Nasrani dan umat Islam, serta
menekankan pada penegakkan kebenaran, keadilan, keimanan, doa dan
meneguhkan bahwa kitab suci sebelumnya adalah juga pembeda ( Al-Furqaan)
antara kebaikan dan kejahatan, antara keadilan dan kezaliman.
Dalam surah ini terdapat ayat-ayat:
-Muhkamah, yang jelas makna dan pengertiannya
-Mutasyabihat, yang memiliki beberapa makna.
Diceritakan juga tentang Nabi Zakaria AS, yang telah mengasuh Maryam dan
dikaruniai seorang putera yang bernama nabi Yahya pembabtis yang telah
membabtis nabi Isa ketika bayi.
Surah ini memuat perintah Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
mengajak umat Yahudi dan umat Nasrani dan semua keturunan yang berasal dari
milah Ibrahim agar tidak menyembah selain Allah SWT dan tidak
mempersekutukanNya.Terdapat juga kisah kemenangan umat Islam dalam perang
Badar yang mendapat pertolongan dari Allah SWT.
An-Nisaa (4): Perempuan
Dinamakan An- Nisa (wanita) karena dalam surat ini banyak membicarakan
hal-hal yang berhubungan dengan wanita.
Berisi tentang pentingnya menjunjung tinggi martabat dan kesetaraan
kedudukan kaum perempuan dalam keluarga dan masyarakat, serta kesadaran akan
kesetaraan dan ikatan persaudaraan umat sangatlah penting dalam kehidupan
bermasyarakat, karena pada dasarnya manusia saling tergantung dan saling
mendukung dalam kehidupan pergaulannya.
Dikemukakan mengenai hukum poligami, bahwa seorang pria muslim
diperkenankan beristri kembali, dengan beberapa persyaratan yang salah satunya
jika ia menikahi janda korban perang dan bukan karena nafsu sahwat. Juga terdapat
ajaran untuk berlaku adil terhadap para istri dan untuk bertanggung jawab terhadap
keturunannya.
7
Al Maidah (5): Hidangan
Surah ini terdiri dari 120 ayat dan termasuk golongan surah Madaniyah.
Sekalipun ada ayat-ayatnya yang turun di Mekkah, namun ayat ini diturunkan
sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu di waktu peristiwa Haji Wada'.
Surah ini dinamakan Al-Ma'idah (hidangan) karena memuat kisah pengikutpengikut setia Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan
untuk mereka Al-Ma'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112).
Nama lain dari surah ini Al-Uqud (berbagai perjanjian /ikatan) karena kata itu
terdapat pada ayat pertama surah ini, dimana Allah menyuruh agar hamba-hambaNya memenuhi janji terhadap Allah dan perjanjian-perjanjian yang telah mereka buat
dengan sesamanya.
Al-Akhyar (orang yg baik/memenuhi janji). Surah ini mengajarkan manusia
untuk tidak hidup konsumtif dan tidak memimpikan hasil jika tidak berusaha.
Mengajarkan manusia untuk menegakkan keadilan, tidak melakukan perbuatan yang
meresahkan, menganjurkan kebaikan, mencegah kejahatan, dapat bekerjasama
dalam kebaikan, dan tidak berlaku aniaya terhadap siapapun. Anjuran dalam islam
yang paling utama adalah menegakkan keadilan.
Dijelaskan hukum perkawinan dengan ahlil kitab, dimana umat islam
diperkenankan menjalin hubungan akrab bahkan perkawinan dengan ahlil kitab
(seorang ahli kitab). Terdapat juga ajaran teologi dan pengecaman terhadap
penolakan dari umat kristiani, juga kisah kaum bani Israil yang tidak patuh pada
ajakan Nabi Musa yang telah menyelamatkan mereka dari Firaun, untuk kembali ke
tanah suci. Mengharamkan apa yang dihalalkan Tuhan adalah berlebih-lebihan
dalam beragama. Menerangkan bahwa pembunuhan adalah dosa besar, sedang
menyelamatkan jiwa, adalah seolah-olah menyelamatkan seluruh umat. Siapapun
yang beriman kepada Allah, RasulNya, dan hari kebangkitan serta beramal kebajikan
akan mengalami kehidupan yang bahagia kelak.
Al An’Am (6): Ternak
Dinamakan Al-An'am (hewan ternak) karena di dalamnya disebut kata An'am
dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrik, yang menurut mereka binatangbinatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan
mereka.
Mengisahkan tentang ritual paganisme adalah aliran penyembah berhala
dengan sesajian berupa hewan ternak. Hal ini ditolak oleh Alquran, karena
bertentangan dengan ilmu tauhid dan merendahkan martabat manusia.
Pada hari kiamat manusia dikumpulkan untuk diazab bagi yang menolak
kebenaran dan mendapat pahala bagi orang yang beriman. Diterangkan bahwa Nabi
Muhammad SAW bukan pemaksa, tetapi hanya menyampaikan wahyu Allah seperti
Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa As yang berhasil meyakinkan umatnya akan
keEsaan Allah. Dalam surah ini Allah mengajak manusia untuk memperhatikan
8
berbagai kejadian alam juga mengingatkan manusia akan kebutuhan makan dan
menjaga yang halal dan haram serta tidak hidup berlebih-lebihan.
Sebagai wujud dari keimanan seorang muslim adalah bertakwa dan tidak
menyekutukan Allah, berbuat baik pada kedua orang tua dan sesamanya, tidak
durhaka, berbuat adil selalu jujur, menepati janji, tidak berbuat keburukan, curang,
memperbudak orang, memanfaatkan harta yatim, dan membunuh sesamanya.
Al Araaf (7) : Tempat yang Mulia (Tertinggi)
Dinamakan Al-A'raf karena perkataan Al-A'raf terdapat dalam ayat 46 yang
mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A'raf yaitu:
tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka. Termasuk golongan surah Assab
'uththiwaal (tujuh surat yang panjang).
Adalah sebuah tempat yang disediakan bagi mereka yang menerima risalah
Tuhan yang diturunkan sebagai petunjuk dan peringatan bagi umat manusia. Setiap
perbuatan kelak akan dan harus dipertanggungjawabkan, sedangkan sebagai
perwujudan atas pesan dari wahyu Allah adalah dengan melakukan amal kebaikan
sebanyak-banyaknya.
Terdapat kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW memiliki kesamaan dengan
Nabi Musa AS saat menghadapi Firaun. Kisah bagaimana Iblis sang pengoda
berhasil menggelincirkan Nabi Adam dan Hawa, hingga terlepas pakaian batin
mereka (tidak memelihara diri dari perbuatan noda dan dosa), ini adalah peringatan
bagi kita manusia jangan sampai berlebihan dalam memenuhi hajat hidup kita karena
bisa tergelincir kedalam perbuatan fahsya (korupsi), merugikan orang lain (munkar),
merugikan dan mengganggu masyarakat (baghyu). Hendaknya umat manusia
meresapi nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam Asmaul Husna dan shalat.
Kelompok 2
Al – Anfaal (8) : Dana suka rela / Rampasan Perang
Dalam perang Badar, harta rampasan adalah milik umat yang digunakan untuk
kepentingan orang miskin, anak yatim, janda dan sisanya dibagikan secara adil
kepada prajurit-prajurit yang telah berjuang dijalan Allah dan RasulNya. Perang
Badar disebut Yaumul Furqaan (Hari perbedaan antara masa lalu yang gelap dan
masa depan yang cerah). Peperangan ini sangat penting artinya, karena merupakan
peristiwa yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu umat
Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum
musyrik yang berjumlah besar dan memiliki perlengkapan yang cukup, dan mereka
dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh
sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu,
maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surah ini.
9
Pada prinsipnya kaum muslimin hanya berjuang demi melawan penindasan
dan ketidak adilan. Peperangan hanya dibenarkan sepanjang untuk mempertahankan
diri dan diwajibkan untuk tidak menolak tawaran damai.
At-Taubah (9) : Pengampunan
Berbeda dengan surah-surah yang lain maka pada permulaan surat ini tidak
terdapat ucapan basmalah, karena surah ini adalah pernyataan perang dengan arti
bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum
musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah.
Nama lain : Al Bar’ah / Pembebasan / berlepas diri
Al - Fadhilah / Pembuka Rahasia
Al - Munaqqirah / Terkuaknya tipu daya orang Munafik
Al – Muqasyqishah / Membersihkan diri dari penyakit Syirik
Surah ini menggambarkan tentang pertahanan, penggalangan aksi bersama,
pemberian ampun, sikap terhadap pengkhianat, rongrongan dari dalam dan
pembagian rampasan perang.
Pada dasarnya perdamaian lebih diutamakan kecuali terhadap orang-orang
kafir yang telah tidak setia pada perjanjian, ditetapkan juga bahwa kaum muslimin
tidak bisa bebas menyerang selama mereka tidak menyerang kaum muslimin.
Beberapa hal yang harus dihindari oleh umat manusia antara lain; memakan
harta yang bukan miliknya, menghalangi orang yang ingin berjalan di jalan Allah,
menimbun kekayaan tanpa mendermakannya.
Ammar ma’ruf nahi mungkar, yaitu menegakkan kebajikan, mencegah
kejahatan, shalat, berzakat, dan taat kepada Allah dan RasulNya. Manusia dianjurkan
tidak mengabaikan pendidikan. Perbuatan khianat seperti dilakukan kaum munafik
adalah perbuatan tercela dan membahayakan.
Yunus (10) :
Surah ini dinamakan Yunus merupakan sebuah simbolikal dan bukan berarti
surah ini berisi kisah Yunus. Bahkan, kisah terpanjang dalam surah ini adalah kisah
Musa dan Bani Israil dengan Fir'aun yaitu pada ayat 75 hingga 93. Hanya ayat ke-98
dari surah inilah yang menyebut kata "Yunus".
Surah Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim dan Al Hijr mengemukakan adanya
ancaman dari luar dan hubungan dengan Allah, yaitu mengenai bagaimana peranan
sebuah wahyu Allah dan apa makna dari dicabutnya rahmat Allah.
Manusia hendaknya merenungkan Alquran yang banyak mengandung hikmah
dan memberi pelajaran serta memperhatikan kejadian alam yang menunjukkan Allah
Maha Besar, Maha Kuasa dan Maha Kebaikan, sehingga kehidupan manusia dapat
tercerahkan. Kebanyakan manusia hanya ingat pada Tuhan jika ditimpa musibah dan
hanya mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat.
10
Menceritakan perjuangan Nabi Muhammad SAW sebagai penyampai risalah
Allah. Kisah pengalaman Nabi terdahulu dalam menghadapi perlawanan dari
umatnya dan hal tersebut telah memberikan pelajaran berharga bagi Nabi
Muhammad SAW.
Hud (11) :
Surah ini dinamai surah Hud karena ada hubungan dengan terdapatnya kisah
Nabi Hud dan kaumnya dalam surah ini terdapat juga kisah-kisah Nabi yang lain,
seperti kisah Nuh, Shaleh, Ibrahim, Luth, Syu'aib, dan Musa.
Surah ini menceritakan bagaimana kaum ‘Ad dilahirkan yang merupakan
generasi keempat dari Nabi Nuh AS. Kaum ini dikenal sebagai ahli bangunan yang
membangun irigasi di padang pasir. Mereka akhirnya binasa karena menolak dakwah
Nabi Hud AS dan tetap menganut kepercayaan lama yang akhirnya digantikan oleh
kaum Tsamud yang dianggap sebagai kaum’Ad kedua.
Surah ini menegaskan bahwa Tuhan sebagai pengawas segala-galanya yang
membangkitkan manusia setelah matinya. Manusia hendaknya memikirkan
kehidupan di akhirat.
Dikemukakan pula adanya penolakkan oleh umat terhadap dakwah para nabi
seperti Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Syuaib dan Musa untuk meneguhkan hati
para pengikut nabi.
Yusuf (12) :
Nabi Yusuf, seorang anak yang berbakti. Ia putera nabi Yakub cucu Nabi
Ishak, dan cicit Nabi Ibrahim AS. Nabi Yusuf adalah korban iri hati kakak-kakaknya.
Kisah perjalanan memberi pesan dan inspirasi untuk berbuat dan berprestasi dalam
kedudukan dan keadaan apapun, dimanapun, dan kapanpun selama hidup di dunia.
Nabi Yusuf AS yang tampan dan berbudi luhur adalah nabi yang setia pada amanah.
Dari cerita Yusuf ini, Nabi Muhammad mengambil pelajaran-pelajaran yang
banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya.
Ar-Raad (13) : Guruh
Surah ini dinamakan Ar-Ra'd yang berarti Guruh (Petir) karena dalam ayat 13
Allah berfirman yang artinya Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya,
menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah SWT.
Bukti-bukti yang dapat dilihat pada alam dan pada dunia kebendaan
menunjukkan kebenaran kitab yang mengandung wahyu Illahi. Ilmu Allah,
kekuasaanNya, dan kebaikkanNYa, meliputi segala sesuatu bagi mereka yang
berbuat baik dan mencari keridhoanNya sehingga tercipta kedamaian. Agar
kehidupan manusia tertib dan teratur hendaknya kita merenung, memperhatikan alam
dan mengikuti hukum Tuhan/Sunnatullah.
11
Mengingatkan kisah para nabi dan tentang penolakkan umat-umatnya atas
kedatangan rasul-rasul Tuhan dimana mereka tidak berkecil hati dalam menghadapi
perlawanan kaumnya.
Tuhan tidak akan mengubah keadaan umatnya kecuali mereka sendiri yang
mengubahnya dimulai dari diri mereka sendiri. Diperintahkan oleh Allah supaya
manusia mengadakan hubungan denganNya dan dengan sesamaNYa serta
melakuakn shalat, zakat, dan berbuat kebaikkan.
Ibrahim (14) :
Sejumlah nabi dan rasul berasal dari millah (keturunan nabi Ibrahim AS). Allah
menurunkan wahyu untuk membimbing manusia. Diingatkan bahwa umat yang
pandai bersyukur akan memperoleh kenikmatan sedangkan yang kufur akan
mendapatkan kemalangan.
Terdapat kisah nabi Ibrahim, yang diperintahkan oleh Allah untuk
meninggalkan Siti Hajar dan nabi Ismail di sebuah padang pasir tandus, sedangkan
nabi Ibrahim kembali ke Yerusalem agar dapat membawa umatnya ke padang tandus
tersebut dan membangun sebuah kota yang kini dikenal sebagai kota Makkah. Nabi
Ibrahim berdoa agar kota Makkah menjadi kota yang aman dan keturunannya tidak
menyembah berhala. Doa Nabi Ibrahim ini telah diperkenankan oleh Allah
sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang.
Al – Hijr (15): Gunung Batu
Al-Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami oleh kaum
Tsamud pada zaman dahulu yang terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam
(Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, sehubungan
dengan nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud yang diceritakan pada ayat 80
sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah, karena mendustakan Nabi
Shaleh dan berpaling dari ayat-ayat Allah.
Wahyu yang disampaikan oleh Nabi Muhammad adalah ayat - ayat Alquran
yang jelas.
Menceritakan perjuangan para nabi yang hampir berputus asa dalam
menghadapi berbagai penolakan seperti; Nabi Ibrahim, Luth dan Syuaib, tetapi
mereka diingatkan untuk tidak ragu – ragu dan berputus asa.
Mengisahkan bagaimana iblis yang selalu berusaha menyesatkan manusia
dan tidak mengakui bahwa posisi manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani
memiliki posisi diatas malaikat.
Surah ini juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang menentang ajaran
rasul-rasul akan mengalami kehancuran.
12
An – Nahl (16): Lebah
Surah ini terdiri atas 128 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah.
Surah ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman
Allah SWT ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah". Lebah
adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada
manusia.
Ketentuan Allah pasti dan tidak perlu diragukan lagi, hendaknya manusia tidak
merasa serba bisa dan merasa paling benar serta memandang rendah sesamanya,
karena sehebat apapun, kemampuan manusia sangat terbatas. Yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan kelebihan bagi dirinya dan bagi orang lain,
sebagaimana lebah dalam memproduksi madu yang berguna bagi mahluk lain
diantaranya bagi kehidupan manusia juga.
Tuhan telah mengaruniai manusia rahmat berupa kehidupan jasmani dan
rohani, tetapi manusia cenderung tidak mensyukurinya.
Hendaknya kita menjauhi keburukan yang merugikan diri sendiri maupun
orang lain dan seharusnya melakukan kebaikan.
Berbagai tingkat amal kebaikan dalam surah An - Nahl:
1. Al – Adl
: kebaikan yang setara dengan apa yang diterimanya.
2. Al – Ihsan : kebaikan yang tanpa mengharapkan balasan apapun.
3. Ita idzil – qurba : Kebaikan dilakukan tanpa pamrih.
Sedangkan berbagai tingkat amal keburukan:
1. Al-Fahsya :Perbuatan jorok / tak senonoh yang merugikan diri
2. Al-Mungkar :Perbuatan yang merugikan orang lain.
3. Al-Baghyu :Perbuatan yang merugikan masyarakat /kerusakan.
Mengajarkan manusia untuk tidak saling menipu tetapi saling mengingatkan
satu dengan lainnya. Mengenai kemelekatan harta benda pada diri manusia yang
lebih memilih kehidupan duniawi terkadang membuat manusia lupa untuk beriman
kepada Tuhan. Hendaknya kita mengikuti nabi Ibrahim AS yang bersikap lurus,
menjaga diri dari kemusyrikan, mensyukuri anugerah Tuhan, berlaku adil, sabar, tidak
berbuat dosa melainkan hanyalah kebaikan.
Kelompok 3
Al – Isra’ (17): Bani Israil
Surah ini banyak mengisahkan tentang Bani Israil dalam peristiwa Isra Mi’raj
yaitu peristiwa perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW dari Baitul Haram ke Baitul
Muqadis yang dilanjutkan naik kehadirat Tuhan.
13
Mengenai kedatangan nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT yang
terdapat dalam Kitab Ulangan nurbuat Nabi Musa AS dan surah Al – Muzammil (ayat
15).
Nasihat bagi umat islam agar tidak meniru perilaku buruk kaum Bani Israil, dan
menceritakan bagaimana kaum Muthafin yang hidupnya berfoya – foya dalam
kemewahan.
Memuat ajaran budi pekerti seperti berbakti, sopan pada orang tua, menolong
orang miskin, kerabat, anak jalanan, tidak mengorbankan anak karena takut miskin,
menjauhi berbagai perbuatan amoral seperti seks diluar nikah, judi, dan minuman
keras. Menjauhi larangan Allah disebut sebagai realisasi kimanan manusia pada
Allah Yang Maha Kuasa. Mengajarkan manusia bahwa jika menentang risalah yang
diajarkan oleh Nabi akan mengakibatkan keburukan di dunia dan akhirat, dan
manusia diperingatkan agar jangan sampai tergelincir seperti Adam dan Hawa.
Manusia pada dasarnya dituntut untuk dapat bersikap kritis dan rasional berdasarkan
tingkat pemahaman spiritualitas dan keimanannya masing - masing.
Al Kahfi (18): Gua
Mengisahkan keteladanan dan keteguhan hati sejumlah pemuda yang
terpaksa bersembunyi dalam gua demi mempertahankan iman dan keyakinan
mereka dari penguasa yang kejam. Akhirnya dakwah Rasul dapat diterima oleh
banyak orang. Jelas tergambar bahwa materi atau harta kekayaan tidaklah bersifat
kekal dan yang kekal adalah amal saleh seseorang dan Alquran telah mengajarkan
kebenaran dan kebebasan umat dalam berkeyakinan.
Dikisahkan bagaimana Musa walaupun telah menjadi nabi tetapi masih diuji
kesabarannya oleh Allah dalam menghadapi nabi Khidhr seorang guru rohani. Nabi
Khidr melakukan berbagai perbuatan yang menurut nabi Musa tidak semestinya
dilakukan seorang guru rohani. Tidakannya antara lain merusak kapal nelayan
miskin, membunuh anak mukmin, dan menghancurkan sebuah tembok yang
dibawahnya terdapat harta. Semua tindakannya tersebut mengandung makna yang
lebih berarti dan kesemuanya itu ternyata dilakukannya atas perintah Allah. Disini
ternyata semua tindakan nabi Khidr selain untuk menyelamatkan nelayan dan anak
mukmin tersebut, juga untuk menguji kesabaran Musa.
Ada juga kisah Dzulqarnaen seorang raja yang bijaksana dan perkasa. Diceritakan raja Dzul-qarnaen
bertemu dengan suatu kaum penduduk yang masih terbelakang dengan bahasa yang
sulit dimengerti. Dan mengajaknya bicara dengan bahasa yang sulit dimengertinya
tersebut dan memohon bantuannya untuk menyelamatkan kaum tersebut dari ya’juj
dan ma’juj. Raja Dzul-qarnaen akhirnya menolong mereka, maka jelas dan nyata
bahwa ketentuan Allah pasti berlaku dan tidak ada pelindung yang sempurna selain
Allah SWT.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara
lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya;
kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid
14
dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat,
serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Maryam (19):
Maryam adalah puteri dari Ali Imraan seorang perempuan suci yang kemudian
diasuh oleh Zakaria. Ia dikaruniai seorang putra Isa. Sebelumnya Zakaria dikaruniai
seorang putera yang diberi nama Yahya. Kemudian dikenal sebagai Yahya sang
Pembabtis karena saat dewasa dirinya membabtis Isa Almasih.
Nabi Isa AS, membawa risalah yang membawa pencerahan kepada umatnya
yaitu Alkitab. Selain Ali Imraan ayah Maryam, terdapat Ali Imraan lainnya yaitu ayah
Nabi Ibrahim AS dan Nabi Harun.
Mengisahkan Nabi Ibrahim yang dikaruniai seorang putera yaitu Nabi Ishak AS
yang kelak bercucu Nabi Ya’qub dan bercicit Nabi Yusuf, kemudian dari isterinya
yang lain Nabi Ibrahim memiliki putera yaitu Nabi Ismail. Dikisahkan bagaimana
agama berkembang bahwa dari Nabi Ibrahim AS dan keturunannya telah lahir 3
agama yaitu, Yahudi, Kristen dan Islam. Dari kisah ini seolah-olah pemberitahuan
bagi Nabi Muhammad, bahwa beliau adalah penerus risalah yang telah diajarkan
oleh Nabi sebelumnya yaitu Nabi Ibrahim.
Tha – Ha (20): Hai Manusia
Kemurkaan dari Umar Ibnu Khatab alias Abu Yalal (nyala api) adalah seorang
tokoh suku Quraisy yang berpengaruh dan disegani yang telah menentang dakwah
Nabi Muhammad SAW, terlebih saat mengetahui bahwa Fatimah adiknya dan
iparnya juga telah menganut agama islam, tetapi kemurkaannya menjadi cair dan
hatinya menjadi luluh saat mendengar adiknya membaca surah Tha-Ha. Lalu segera
ia menemui Nabi Muhammad dan menyatakan dirinya menjadi penganut islam.
Gambaran dari cerita diatas adalah Alquran sebagai peringatan dan petunjuk sangat
jelas.
Dikisahkan pula dalam surah ini, mengenai Nabi Musa yang menerima wahyu
di sebuah lembah yang suci yang bernama Thuwa. Nabi Musa dan saudaranya Nabi
Harun mendapat perintah Allah untuk menemui Fi’raun yang saat itu menolak
dakwahnya bahkan berniat membunuhnya, tetapi Nabi Musa dan Nabi Harun
bersama umatnya berhasil selamat. Kisah ini merupakan pelajaran bagi Nabi
Muhammad SAW untuk tetap berjuang menyelamatkan kaum muslimin kaum Quraisy
Mekkah dengan hijrah ke Madinah.
Pengulangan kisah Adam dan Hawa yang digelincirkan Iblis karena memiliki
hasrat ingin berkuasa dan berumur panjang turun temurun, diingatkan bahwa
kesengsaraan akan menimpa mereka yang mengabaikan perintah Allah.
15
Al Anbiya’ (21): Para Nabi
Surah ini seperti surah sebelumnya Al-Isra’, Al Kahfi, dan Maryam banyak
mengisahkan tentang perjuangan para nabi yang berdakwah tentang kebenaran dan
perlawanan terhadap kejahatan.
Berisi juga tentang himbauan agar manusia merenungi keadaan alam dan
kejadian di alam raya serta yang terjadi dengan bumi guna meyakinkan kebenaran
wahyu Allah.
Terakhir kisah diselamatkannya nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim AS merusak
seluruh patung berhala milik kaumnya yang tidak percaya allah dan kaumnya
tersebut membakar Nabi Ibrahim. Tetapi Allah telah menyelamatkan nabi Ibrahim dan
kemarahan Tuhan pada kaum tersebut membuktikan sikap kasih sayangNya.
Kedatangan para Nabi merupakan rahmat bagi manusia dan alam semesta.
kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah
manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan
bagi manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau
mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu,
akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti
Al-Hajj (22): Haji
Sebagai bagian dari rukun Islam yang terakhir dan
secara simbolis
merupakan puncak dari pengalaman rohani manusia. Kaum muslimin berkewajiban
berjihad membela kebenaran, mengajarkan kesabaran , menumbuhkan keikhlasan,
mengingkari kepalsuan, pantang melakukan kekerasan dan kerusakan.
Berhaji itu ibarat orang yang sudah siap meninggalkan dunia yang diwujudkan
dengan hanya menggunakan dua helai kain putih untuk membalut badan manusia
selama prosesi haji dilakukan.
Sikap takwa diwujudkan dengan menjauhi perbuatan hina dan dosa. Istiqomah
berbuat kebajikan adalah penghayatan iman yang teguh. Ibadah haji adalah sumber
pemersatu bagi umat muslim dunia.
Pelaksanaan ibadah kurban dapat meneguhkan hubungan antara manusia
dengan Allah. Hal ini merupakan bukti dari ketakwaan manusia yang merupakan
sikap konsisten dalam menjaga diri dari perbuatan yang mencemarkan diri sendiri
dan orang lain. Pelaksanaan ibadah kurban mengingatkan manusia agar menjauhi
nafsu hawaniyah dan sikap serakah.
Manusia dihimbau agar menjaga keamanan dan memelihara tempat ibadah
(tempat mengagungkan Tuhan) baik itu mesjid, gereja, biara ataupun sinagog dan
memelihara juga Hablum Minallah agar tidak bertindak sewenang-wenang, dan
menjauhi kejahatan. Keragaman manusia di bumi ini juga jangan sampai
menimbulkan perselisihan dan permusuhan.
16
Al Muminun(23): Orang – orang Mukmin
Hablum Minallah yang dilakukan dengan khusyu adalah manifestasi keimanan
manusia yang tulus. Kesuksesan seorang mukmin karena mereka dapat menghayati
nilai-nilai spiritual, moral dan sosial.
Perwujudan keimanan seseorang dalam kehidupan yang berkualitas antara
lain: kekhsyuan dalam shalat, rajin berzakat, konsisten menjaga kesucian diri,
memenuhi janji-janjinya dan berperilaku positif.
Dikisahkan tentang proses terciptanya manusia yang dimulai dari zigot yaitu
hasil pembuahan sperma yang bertemu dengan indung telur dan secara bertahap
disempurnakan sehingga menjadi badan manusia yang diiringi dengan pertumbuhan
rohaninya juga. Allah telah menyediakan segala sesuatunya untuk kehidupan
manusia di dunia.
Beberapa petunjuk Allah bagi kehidupan manusia yaitu untuk menjaga
kesehatan dengan memakan makanan yang baik dan untuk kesejahteraan manusia
hendaknya melakukan amal kebajikan.
Diingatkan pada manusia bahwa perilaku yang mendustakan hari kebangkitan
akan menimbulkan penyesalan disaat ajal menjemput manusia. Kematian bukanlah
akhir dari perjalanan hidup manusia, karena kelak manusia akan dibangkitkan
kembali untuk diminta pertanggung jawaban dari segala perilakunya selama hidup di
dunia.
An Nur (24): Cahaya
Dalam surah ini, Allah SWT menjelaskan tentang Nur Ilahi, yakni Al-Quran
yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya
yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini sebagian besar isinya
memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan
dan rumah tangga.
Dikemukakan bahwa pengaruh lingkungan dan sosial kerap kali menodai
perkembangan dan kemajuan rohani manusia seperti seks, narkoba, minuman keras,
fitnah, dan perbuatan yang tidak menghormati sesamanya.
Agar tidak terjerumus dalam tindakan amoral kita harus mengembangkan
kemampuan untuk menjaga diri demi pencerahan. Alquran merupakan peringatan
dan petunjuk bagi kaum muslimin.
Berisi penjelasan tentang hukuman terhadap perilaku hubungan badan diluar
nikah dan fitnah terhadap perbuatan zinah seseorang yang tidak disertai bukti,
termasuk juga etika sopan santun dalam pergaulan.
Orang yang mampu memelihara kesucian dirinya, berperilaku baik terhadap
sesama dan tidak gila harta dapat mencapai cahaya Ilahi dan akan menerima
kebahagiaan di akhirat kelak.
17
Al Furqon (25): Pembeda
Surah ini terdiri atas 77 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah.
Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir / Lanabia ba’dah yaitu Nabi yang
telah diutus Allah untuk segala umat (universal). Kehadirannya berperan untuk
memberikan pencerahan bagi manusia, baik dari segi intelektual, moral, dan
spiritual. Nabi membawa pesan spiritual dan membawa pesan perdamaian serta
bersikap rendah hati yang senantiasa mengucapkan salam pada siapapun.
Ilmu Tauhid adalah yang membebaskan manusia dari penyembahan berhala
merupakan inti risalah seperti yang dibawa nabi terdahulu. Para nabi selalu ditentang
tetapi bagi mereka Tuhan sudah cukup sebagai penunjuk jalan dan pelindung,
sehingga usaha para penentang akhirnya gagal (ingat kisah nabi Musa AS dan nabi
Nuh AS serta kaum ‘Ad dan Tsamud.
Diingatkan para nabi dan umatnya agar memperhatikan keadaan alam
(macrokosmos) dan diri sendiri (microkosmos) untuk dijadikan pelajaran. Manusia
dihimbau untuk bersikap wajar, ramah, rendah hati, sederhana, tidak boros, tidak
kikir, dan tidak aniaya. Sementara itu manusia juga dianjurkan untuk berbuat jujur,
mempunyai perilaku yang benar, dan dapat menjadi teladan.
Al-Quran dinamakan Al-Furqan karena dia membedakan antara yang haq
dengan yang batil. Maka pada surat ini pun terdapat ayat-ayat yang membedakan
antara kebenaran ke-esaan Allah SWT dengan kebatilan kepercayaan syirik.
Asy – Syu’ara (26): Penyair – penyair
Kisah para nabi terdahulu melukiskan perbedaan antara ruh kenabian, cahaya
rohani dan dampaknya dalam masyarakat. Adanya penolakan oleh manusia terhadap
adanya ajakan untuk mengadakan perubahan adalah sifat konservatif manusia.
Karena manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan pola hidup
lamanya, di jaman dulu yaitu pola hidup dengan menyembah berhala dan beberapa
perilaku yang dijaman kini dianggap sebagai perilaku negatif.
Hendaknya manusia merenungkan pesan – pesan moral yang terkandung di
dalam kisah – kisah perjuangan Nabi Ibrahim AS, Nabi Nuh AS, Hud AS, Shaleh AS,
Luth AS dan Syu’aib AS yang datang untuk mereformasi umat. Terdapat juga anjuran
kepada para nabi agar dapat berdakwah secara konsisten dan bertawakal kepada
Allah SWT.
Jaminan Allah akan kemenangan perjuangan rasul - rasul-Nya dan
keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu Allah yang dibawa turun ke dunia
oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya Allah yang wajib disembah.
An Naml (27): Semut
An-Naml yang berarti semut, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan
An-Naml (semut)
18
Surah ini dinamai juga Sulaiman dan Hud. Hud adalah suatu jenis burung.
Dikisahkan perjalanan Nabi yang juga seorang raja yaitu Sulaiman putra dari Nabi
raja Daud yang pergi ke kerajaan Ratu Shaba untuk menjumpai sebuah kafilah
dilembah yang diberi nama Wadin Naml. Sifat dan sikap Nabi Sulaiman yang tidak
sombong dan tidak berbuat sewenang – wenang serta menyadari bahwa
kedudukannya itu berkat anugerah Tuhan, telah membuat hati Ratu Shaba luluh dan
akhirnya menerima ajaran agama yang dianut oleh Nabi Sulaiman.
Kisah Nabi Musa diulang pula dalam surah ini. Alquran adalah sebuah kitab
pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira bagi orang – orang yang beriman
(mereka yang mendirikan shalat, membayar zakat, dan meyakini akan adanya hari
kebanngkitan).
Al – Qashash (28): Kisah – kisah
Sebagian utama surah ini menceritakan tentang riwayat hidup Nabi Musa dari
peristiwa yang terjadi di masa kelahirannya serta menunjukkan kekejaman Fir'aun
dan pertolongan Allah kepada Bani Israil saat Nabi Musa mulai menerima wahyu.
Keyakinan nabi Musa akan pertolongan Allah untuk berhijrah ke Madinah telah
memperkuat batin beliau. Kisah mengenai Fir’aun yang sewenang – wenang dan
membuat berbagai kerusakan akhirnya pun binasa. Bagaimanapun hebatnya
kekuatan untuk menentang kebenaran, menindas warga yang tak berdaya seperti
yang dilakukan Fir’aun pasti dapat digagalkan. Dikisahkan agar para pemimpin
meneladani kepemimpinan Nabi Musa AS.
Diceritakan pula dalam surah ini tentang seseorang yang bernama Qarun yang
kaya raya dan tidak memiliki tenggang rasa serta senang memamerkan kekayaannya
dan cerita ini mengingatkan manusia untuk tidak mencontoh dirinya.
Telah jelas bahwa nabi diutus untuk menyampaikan risalah Tuhan. Nabi telah
mengajak kaumnya untuk berpikir dengan menggunakan akal dan merenungkan
pesan – pesan Tuhan yang telah disampaikannya. Ajaran nabi disampaikan tanpa
paksaan yang diorientasikan pada kehidupan akhirat dan tanpa melupakan
kehidupan duniawi dan selalu ingat untuk berbuat kebajikan dan terutama tidak
mempersekutukan Allah.
Al ‘ Ankabut (29): Laba – laba
Pengakuan iman tanpa perbuatan amal saleh dan kehidupan yang tidak
berorientasi kepada Allah sangatlah rapuh. Hal ini diumpamakan bagai sarang laba –
laba yang tidak mempunyai kekuatan. Kaum muslimin dianjurkan untuk dapat
meresapi makna Alquran dan melakukan berbagai amalan antara lain; menegakkan
shalat, menunaikan zakat, tidak berperilaku buruk, tidak mungkar, dapat
berkomunikasi dengan umat bergama lain, dapat bermusyawarah, beriman kepada
wahyu yang diturunkan para Nabi terdahulu, serta tidak melupakan akhirat karena
Allah telah menjanjikan kehidupan surgawi kelak.
19
Kelompok 4
Ar Rum (30): Bangsa Romawi
Dinamakan Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi (Bizantium), karena pada
permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 (30:2-30:4) terdapat ramalan Al-Qur'an
tentang kekalahan dan kemudian kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia.
Diawali dengan kemenangan kekaisaran Persia terhadap kekaisaran Romawi
(penganut kristen) telah membuat sedih umat islam, karena saat itu bangsa Romawi
termasuk ahli kitab sehingga kaum muslimin merasa dekat dengan mereka dibanding
dengan bangsa Persi yang menyembah api (musyrik). Kemenangan bangsa Persia
justru menggembirakan bagi kaum Quraisy yang sama – sama musyrik, lalu mereka
memperolok –olok kaum muslimin karena merasa turut menang. Disaat itu Allah
justru menurunkan ayat yang menjelaskan kemenangan bangsa Romawi dan
ternyata beberapa tahun kemudian Romawi berhasil mengalahkan Persia dan Allah
SWT telah meyakinkan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau pasti berhasil. Hal ini
merupakan kebenaran dari kebatilan.
Diterangkan beberapa kisah antara lain; diciptakannya keberagaman umat
manusia yang diciptakan berpasang-pasangan, juga digambarkan telah terciptanya
sarana – sarana transportasi di perairan berupa kapal layar dan di darat berupa
kuda, unta, dan keledai. Hadirnya awan dan hujan melukiskan kebesaran dan
kekayaan Allah SWT.
Penolakan terhadap Alquran menjadikan manusia berorientasi kepada
kebendaan dan kekuasaan akibatnya terjadi kerusakan di bumi. Diingatkan agar
manusia menuruti ajaran agama yang fitrah dan nabi diharapkan bersabar terutama
dalam menghadapi ingkarnya sebagian manusia di bumi ini.
Luqman (31):
Alquran adalah kitab wahyu yang penuh kebijaksanaan. Alquran mengandung
rahmat dan hidayah bagi mereka yang beriman kepada Tuhan, dan meyakini adanya
akhirat serta rajin mendirikan shalat.
Luqman mengajarkan agar manusia melaksanakan segala kewajibannya
terhadap Tuhan, Orangtua, terutama ibu dan manusia hendaknya bersikap rendah
hati, sopan, berbuat baik dan bermanfaat bagi sesamanya.
Seorang yang beriman tidak boleh pasif dan egois tetapi harus aktif dan
dinamis mengajak orang disekitarnya untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan
buruk.
Manusia harus menggunakan pikiran yang jernih dan rasional dalam melihat
keadaan alam dan segala kejadian yang berhubungan dengan dirinya sendiri.
20
As – Sajdah (32): Sujud
Surah Al - Ankabut, Ar – Rum, Lukman dan As – Sajdah adalah surah – surah
yang memiliki tema kebangkitan kembali, adanya kemerosotan moral dengan
bagaimana menjunjung tinggi nilai akhlak yang luhur berdasarkan Alquran.
Kebenaran Alquran yang telah diturunkan Allah SWT tak diragukan sebagai
pembimbing manusia menuju kesempurnaan lahir dan batin secara bertahap.
Wahyu Ilahi menjadikan kebudayaan dan peradaban manusia tidak lagi hanya
bertumpu pada kebendaan saja, tetapi juga pada kehidupan rohani.
Pada dasarnya manusia semestinya belajar dari perjuangan Nabi Musa dan
kehidupan Bani Israil.
Al – Ahzab (33): Pasukan Sekutu
Dinamai Al-Ahzab yang berarti golongan-golongan yang bersekutu karena
dalam surah ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang
berhubungan dengan peperangan Al-Ahzab, yaitu peperangan yang dilancarkan oleh
orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum munafik serta orang-orang
musyrik terhadap orang-orang mukmin di Madinah.
Dikisahkan dalam surah ini tentang kepemimpinan nabi dengan bantuan Allah
SWT yang berhasil melawan kekuatan pasukan sekutu yang terdiri dari: suku Quraisy
Mekkah, Bani Nadzir ( bangsa Yahudi golongan pengkhianat yang terusir dari
Madinah) dan Yahudi Bani Quraizah atas ajakan Bani Nadzir.
Nabi diperintahkan Allah agar tidak tunduk kepada orang –orang kafir dan
munafik, tetapi bertawakal dan mengikuti wahyu Allah.
Dikemukakan bahwa nabi memiliki isteri – isteri yang aktivis dan figur publik di
masanya, sementara hubungan dekat antara nabi dengan isteri – isterinya dan umat
beliau diceritakan melebihi kedekatan antara umat dengan keluarganya sendiri.
Juga meluruskan perihal praktek zihar yaitu dulu seorang arab bila ingin
mengharamkan dirinya dari isterinya, maka dia akan mengatakan lafaz zhihar ini.
Sehingga hukum menggauli isterinya menjadi haram seperti haramnya seseorang
menggauli ibunya sendiri. Namun saat itu hukumnya terbatas pada menjadikan
seorang wanita tidak halal bagi suaminya dan juga dia tidak bisa menikah dengan
laki-laki lain ( lihat pada QS. Al-Mujadalah: 3). Sedangkan ungkapan kemiripan
antara anak dan ibu, bila tidak diniatkan zhihar, maka tentu bukan termasuk zhihar.
Seperti kata-kata seorang suami kepada isterinya, "Kecantikanmu seperti kecantikan
ibumu." Ini jelas bukan zhihar melainkan pujian, kalau ibunya memang cantik. Tapi
bisa menjadi hinaan kalau kebetulan ibunya tidak cantik. Tetapi yang jelas bukan
zhihar. Karena zhihar itu tujuannya adalah mengharamkan isteri dari persetubuhan.
Dan baru masuk hukum zhihar bila lafadznya memenuhi syarat, atau niatnya
memang mendukung.
Hal yang patut dicontoh umat muslim dalam surah ini adalah Nabi memiliki
kepribadian sederhana yang memberi teladan untuk tidak hidup dengan berorientasi
pada kekayaan duniawi.
21
Kelompok 5
Saba’(34): Kaum Saba
Dinamakan Saba' karena dalam surah terdapat kisah kaum Saba'. Saba'
adalah nama suatu kafilah dari kafilah-kafilah Arab yang tinggal di daerah Yaman
sekarang ini.
Segala yang ada di bumi dan di langit adalah kekayaan Allah Yang Maha
Besar. Dikisahkan betapa orang kafir telah menolak risalah yang diajarkan Nabi dan
tidak mempercayai akan hari kebangkitan, dimana semua orang akan diminta
pertanggung jawabannya.
Pada masa pemerintahan Nabi yang sekaligus seorang raja yaitu Daud dan
puteranya Sulaiman, kejayaan dan kebesaran kaum bani Israil mencapai puncaknya,
hal ini membuat mereka tidak setia pada pesan, akhirnya kehidupan mereka bercerai
berai karena adanya penindasan.
Demikian pula dengan umat Saba’ dibawah pemerintahan Ratu Bilqis hidup
subur, makmur dan berbudaya tetapi senang mabuk, berlimpah harta yang kemudian
lupa dan ingkar kepada Allah yang telah melimpahkan nikmatnya kepada mereka,
serta mereka mengingkari pula seruan para rasul. Akhirnya Allah menimpahkan
kepada mereka azab berupa banjir yang besar yang ditimbulkan oleh bobolnya
bendungan Ma'rib, bendungan yang merupakan simbol kebanggaan rakyat setempat.
Setelah bendungan ma'rib bobol negeri Saba' menjadi kering dan kerajaan mereka
hancur.
Pada dasarnya kehidupan tanpa dilandasi oleh keimanan kepada Allah tidak
dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia, karena kehidupan yang kekal
hanyalah milik Allah yang Maha Kuasa dan Maha Adil
Fathir / Al – Mala’ikah (35): Pemecah / pembelah
Segala kekuasaan, kebesaran, keindahan dan kebenaran adalah milik Allah
SWT dan hanya kepadaNya lah semua akan kembali.
Surah ini menerangkan tentang malaikat, bahwa ada malaikat yang bersayap
dua, tiga, dan empat. Hal tersebut mengingatkan kita akan jumlah rakaat dalam
shalat fardhu, dimana terdiri juga atas dua, tiga dan empat rakaat. Shalat adalah
sarana bagi manusia untuk meningkatkan moral dan spiritual sehingga dapat tercapai
mi’raj (naik) kehadirat Illahi. Dalam hal ini manusia adalah pengemban misi sosial
untuk dapat mewujudkan kehidupan yang damai, dirahmati dan diberkati Allah, yang
diisyaratkan dalam bacaan salam sebagai penutup shalat.
Diterangkan bahwa alam senantiasa konsisten mengikuti sunnatullah yang
telah digariskan Allah. Hal ini merupakan bukti bahwa Allah Maha kuasa, Maha
Bijaksana dan selalu membimbing manusia kejalan yang lurus.
22
Ya – Sin (36):
Dikenal sebagai jantung Alquran dan dipahami sebagai singkatan dari ya –
insan / wahai manusia yang dimaksud ialah Nabi Muhammad SAW. Allah bersumpah
dengan Al-Quran bahwa Muhammad SAW benar-benar seorang rasul yang diutusNya kepada kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul.
Alquran diturunkan sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia untuk dapat
keluar dari kegelapan menuju kemuliaan.
Dengan adanya pergantian siang dan malam, adanya peredaran bulan dan
matahari serta pergerakan awan yang mengandung hujan adalah bukti dari
kekuasaan dan kasih sayang Allah.
Diterangkan dalam surah ini bahwa manusia diciptakan berpasangan dan
pada akhirnya akan mengalami kematian serta harus mempertanggung jawabkan
perilakunya di akhirat.
Ash – Shaffat (37): Orang yang berbaris
Sumpah demi Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad yang berjajar dalam
satu barisan yang dengan gigih menolak kejahatan serta menyampaikan petunjuk
dan peringatan Tuhan YME. Dikisahkan perjuangan dalam menegakkan kebenaran
pasti akan berhasil terbukti dari perjuangan para nabi terdahulu seperti Nabi Nuh,
Ibrahim, Ismail, Ilyas, Yunus dan Luth yang semuanya dijadikan pelajaran oleh Nabi
Muhammad SAW.
Hendaknya manusia memanfaatkan alam dengan sebaik – baiknya dalam
kehidupan demi tercapainya kehidupan yang aman dan makmur. Telah dijelaskan
adanya budaya penyembahan berhala telah merendahkan martabat manusia.
Shad (38):
Menerangkan bahwa nafsu kebendaan dapat menjadikan manusia menjadi
mahluk yang egois dan mengabaikan orang miskin dan orang yang membutuhkan
pertolongan. Hal ini terjadi pada masa kaum Bani Israil ketika mencapai kemakmuran
pada masa kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman sehingga menyebabkan
perpecahan dan kehancuran.
Nabi Ayub mengalami cobaan dari Allah yaitu, berupa penyakit yang lama
sehingga dirinya terisolasi. Hal tersebut sebagai akibat sikapnya yang telah
mengabaikan orang miskin. Diakhir cerita dirinya dapat disembuhkan karena
kesabarannya dalam menghadapi cobaan Allah. Dalam surah ini juga diulangi
kembali kisah tentang Nabi Ibrahim, Ishak, Ismail, Yaqub, Ilyasa dan Dzulkifli AS
yang ditugaskan untuk mendakwahkan risalah Tuhan.
Diterangkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibanding makhluk lainnya,
hal ini tidak diakui iblis, sehingga dengan berbagai usahanya senantiasa iblis hendak
menggelincirkan manusia ke lembah hina. Hal tersebut merupakan sumber pelajaran,
23
bahwa berlebihan harta ataupun kekuasaan dapat menjadikan manusia sombong
dan berujung pada kejatuhannya.
Az – Zumar / Al – Ghura (39): Berkelompok – kelompok/ tempat yang tinggi
Dinamakan Az-Zumar yang berarti Rombongan-Rombongan karena kata AzZumar terdapat pada ayat 71 dan 73 pada surah ini. Dalam ayat-ayat tersebut
diterangkan keadaan manusia di hari kiamat setelah mereka dihisab, di waktu itu
mereka terbagi atas dua rombongan; satu rombongan dibawa ke neraka dan satu
rombongan lagi dibawa ke surga. Masing- masing rombongan memperoleh balasan
dari apa yang mereka kerjakan di dunia dahulu.
Alquran adalah pembawa kebenaran yang diturunkan bagi manusia agar
dengan tulus mengabdi pada Allah SWT. Setiap manusia pada dasarnya
bertanggung jawab atas perilakunya masing – masing. Dikisahkan bahwa manusia
cenderung melupakan Tuhan, terutama saat mengalami kehidupan yang
menyenangkan dan baru akan mengingat Allah saat dirinya ditimpa musibah.
Diterangkan bahwa nabi hanyalah pengajak / pendakwah bukanlah pemaksa,
maka beruntunglah orang – orang yang hatinya terbuka menerima Islam, karena
akan memperoleh cahaya dan hidayahNya, serta celakalah orang – orang yang
hatinya membatu karena telah menolak islam sehingga dapat menjerumuskan
mereka kedalam kesesatan. Ketulusan, keyakinan tanpa pamrih menumbuhkan
keberagaman yang hakiki.
Kelompok 6
Al – Mu’min (40): Orang yang beriman
Surah ini memiliki 3 nama. Nama yang sering digunakan adalah Al-Mu'min.
Sedangkan 2 nama lainnya adalah Ghafir dan At-Tawl atau Zit Tawl. Ketiga nama
surah ini merupakan nama resmi dan memiliki kaitan dengan surah ini. Kata Ghafir
juga merupakan salah satu sifat Allah yang artinya "Mengampuni". Sedangkan nama
At-Tawl memiliki arti "Mempunyai Karunia Yang Tidak Putus.
Surah ini menerangkan tentang keimanan kepada Allah SWT dan Hari Akhir.
Kata Al – Mukmin yang memiliki arti “orang beriman” merujuk pada kisah seorang laki
– laki yang beriman yang terdapat dalam ayat 28 surah ini. Ia merupakan pengikut
Fir’aun dan seorang Qibti, namun Ia menyembunyikan keimanannya. Hingga suatu
hari ia menerima dakwah Nabi Musa dan membelanya. Dari kisah tersebut dapat
diambil hikmahnya bahwa kita hendaknya tidak sombong dengan menolak dan
menentang ayat – ayat Allah, karena kekuasaanNya, kekayaanNya dan
pengaruhNya sangat besar bagi manusia.
Perbuatan zalim dapat menyebabkan manusia binasa, seperti kisah Raja
Fir’aun, kaum Nuh, Tsamud yang telah menentang nabi – nabi utusan Allah. Disini
diajarkan agar manusia hendaknya mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang yang senantiasa mengawasi makhluk ciptaanNya.
24
Fushshilat (41): Dijelaskan (Dibuat terang)
Kiranya manusia memperhatikan dengan sebaik – baiknya pesan didalam
Alquran, yang berisi ajakan untuk beriman kepada Allah, mengikuti jalan yang lurus
dan benar, mendirikan shalat, menunaikan Zakat, dan tidak mendustakan Hari Akhir
supaya tidak mengalami nasib buruk baik di dunia dan akhirat.
Surah ini juga mengajak manusia untuk merenungkan berbagai kejadian langit
dan bumi, bahwa anggota tubuh tiap – tiap orang menjadi saksi terhadap dirinya,
pada hari kiamat, azab yang ditimpakan pada kaum Ad dan Tsamud, permohonan
orang – orang kafir agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal saleh,
ancaman terhadap orang – orang yang mengingkari keEsaan Allah yang tergambar
dari perjuangan nabi terdahulu dalam menghadapi penolakan umat terhadap ajaran
tauhid.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bebas dalam menentukan
perilakunya dan Tuhan tidak akan menzalimi hamba –hambanya.
Asy – Syura (42): Musyawarah
Dalam surah ini diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam
ialah musyawarah.
Manusia diajak untuk dapat memahami dan menghayati pesan – pesan
Alquran sehingga dapat tercipta Hablum Minallah (hubungan dengan Tuhan) dan
Hablum Minanannas (hubungan dengan manusia) serta keutuhan dan keharmonisan
dalam hidup.
Keberagaman umat adalah kehendak Allah. Segala keputusan mengenai
perbedaan dan perselisihan dalam kehidupan terutama mengenai keyakinan,
sepenuhnya
berada
ditangan
Allah.
Diwajibkan agar manusia selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan
berbagai persoalan, wajib shalat dan juga berzakat.
Az – Zukhruf (43): Perhiasan atau emas
Ayat ini menegaskan bahwa harta tidak dapat dijadikan dasar untuk mengukur
tinggi rendahnya derajat seseorang, karena harta itu merupakan hiasan kehidupan
duniawi, bukan berarti kesenangan akhirat.
Kemuliaan moralitas dan perbuatan baik, lebih berharga daripada kemewahan
ataupun emas. Alquran mengandung hikmah yang mencerahkan karena berisi
petunjuk agar dipahami dan dihayati oleh umat manusia dalam kehidupan nyata.
Allah mengutus rasul demi rasul dan yang terakhir Nabi Muhammad SAW
sebagai nabi bagi seluruh umat manusia.
Amal kebaikan sesama umat lebih berharga nilainya daripada harta kekayaan
yang ditimbun dan tidak didermakan sebagian daripadanya. Dijelaskan bahwa
kesombongan dan ketamakan adalah pangkal dari kekufuran.
25
Ad Dukhan (44): Asap/ kekeringan/ kerusakan/ kelaparan
Peringatan bagi orang – orang yang ragu yang tidak sungguh – sungguh
menanggapi kedatangan rasul dan tidak mau bertobat, akan mengalami musim
kering dan kerusakan yang sangat hebat. sehingga menimbulkan kelaparan dan
berujung pada kematian.
Tuhan menurunkan Rahmatnya yaitu Alquran yang membawa cahaya pada
malam penuh berkah (Lailatul Mubarokah / Lailatul Qadar).
Hendaknya kaum muslimin memelihara keimanan secara konsisten dalam
kehidupannya sehari – hari.
Dikisahkan bahwa orang-orang kafir hanya beriman kalau mereka ditimpa
bahaya, kalau bahaya telah hilang mereka kafir kembali. Azab dan penderitaan akan
ditemui orang-orang kafir di akhirat dan nikmat serta kesenangan akan diterima
orang-orang mukmin. Pada hari kiamat hanya amal-amal seseorang yang dapat
menolongnya.
Al – Yaatsiyah / Syariah (45): Yang berlutut
Perkataan Jaatsiyah terdapat pada ayat 28 surah ini. Ayat tersebut
menerangkan tentang keadaan manusia pada hari kiamat, yaitu semua manusia
dikumpulkan ke hadapan mahkamah Allah Yang Maha Tinggi yang memberikan
keputusan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. Pada hari itu
semua manusia berlutut di hadapan Allah.
Umat yang menolak syariat akan mendapatkan pembalasan yang setimpal
pada hari akhir. Alquran diturunkan untuk diagungkan oleh manusia sebagai
pedoman hidup.
Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Perkasa telah mengutus rasulnya untuk
membimbing manusia kejalan yang lurus serta telah menciptakan alam agar manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka hendaklah kita merenungkan dan dapat
mengambil hikmahnya, karena tindakan penolakan merupakan perlawanan terhadap
syariat Allah dan bisa membawa manusia menuju kegagalan.
Al – Ahqaf (46): Deretan panjang yang berliku-liku atau Bukit pasir
Kata Al-Ahqaf menggambarkan deretan panjang yang berliku – liku adalah
bukit pasir tempat yang dihuni kaum Ad. Kata Al-Ahqaf terdapat pada ayat 21 surah
ini. Dalam ayat tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Hud
telah menyampaikan risalahnya kepada kaum ‘Ad, yaitu kaum yang tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologinya sudah maju di masa itu tetapi mereka tetap ingkar
sekalipun telah diberi peringatan oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Hingga akhirnya
Allah menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang.
Memuat perintah kepada manusia supaya patuh kepada ibu bapak,
memuliakannya dan mengerjakan apa yang diridhai Allah terhadapnya dan larangan
menyakiti hatinya.
26
Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Perkasa yang telah menciptakan langit
dan bumi dan segala isinya dan telah mengutus Nabi Muhammad sebagai penerus
pembawa risalah Allah dari Nabi terdahulunya.
Orang-orang yang tulus beriman kepada Allah dan beristiqamah dalam
kehidupannya tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. Serta janji akan kehidupan
surgawi bagi mereka yang menerima ajaran nabi dan tulus beriman kepada Allah dan
hari Akhir.
Muhammad / Al Qita’l (47): Peperangan
Surah ini dinamakan juga dengan Al-Qital yang berarti Peperangan, karena
sebagian besar surah ini mengutarakan tentang peperangan dan pokok-pokok
hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang mukmin terhadap orangorang kafir.
Surah Muhammad, berhubungan pula dengan surah Al Fath dan Al hujarat
yang membicarakan penguatan solidaritas, soliditas dan pengorganisasian
pertahanan umat islam dalam menghadapi serangan kaum Quraisy Makkah.
Orang – orang yang menentang nabi dan menghalang – halangi kaum
muslimin dari jalan Allah selalu gagal. Sementara orang – orang yang beriman
kepada Allah, wahyuNya, kebenaran dan beramal saleh akan mengalami kehidupan
surgawi. Allah selalu memberi cobaan kepada orang-orang mukmin, untuk
mengetahui siapa yang berjihad dan siapa yang sabar.
Allah melarang menjadikan tawanan sebagai budak, tetapi mereka bisa
dibebaskan sebagai pengampunan atau dengan penebusan. Kaum muslimin
dianjurkan menyerukan perdamaian secara konsisten dan menafkahkan sebagian
rezeki yang merupakan anugerah Allah.
Al - Fath (48): Kemenangan
Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal yang
berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad SAW dalam
peperangannya. Kemenangan moral Nabi Muhammad berupa terwujudnya perjanjian
perdamaian dengan kaum Quraisy Makkah, di Hudaibiyah dan adanya ramalan
bahwa kelak perkembangan agama islam akan melampaui agama lainnya.
Sumpah setia warga Madinah untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad
menjelma sebagai kaum Ansor Madinah yang kemudian diikuti orang – orang Arab
padang pasir. Diikuti pula dengan sumpah setia para pengikut Nabi di Hudaibiyah
yang menimbulkan ketenangan dan keutuhan kaum muslimin.
Nabi Muhammad SAW sangat gembira dengan turunnya ayat pertama surat
ini. Kegembiraan Nabi Muhammad SAW itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan
tentang kemenangan yang akan diperoleh Muhammad SAW dalam perjuangannya
dan tentang kesempurnaan nikmat Allah kepadanya.
27
Al Hujarat (49): Kamar – kamar
Dinamakan Al-Hujurat yang berarti Kamar-Kamar diambil dari perkataan AlHujurat yang terdapat pada ayat ke-4 surat ini.
Mengisahkan tentang ruang pribadi para isteri Nabi Muhammad yang harus dihormati
dan tidak boleh diganggu.
Didalam kehidupan masyarakat yang beradab, beretiket dan beretika harus
dapat menghormati kehidupan pribadi, keyakinan, menjaga sopan santun dalam
pergaulan, tidak berprasangka buruk dan tidak aling bergosip.
Sesama umat manusia dihimbau untuk tidak saling mencurigai, saling
mencaci, dan mencari kesalahan sesamanya. Sebaiknya kita dapat memelihara
persaudaraan dan perdamaian.
Pada intinya keimanan seseorang haruslah merupakan keyakinan yang
berakar dalam hatinya.
Kelompok 8
Qaf / Al Bariyat (50): Yang Tinggi
Anjuran untuk melihat keadaan dan kejadian di alam, peristiwa – peristiwa
yang dialami para nabi terdahulu dan kehidupan setelah kematian merupakan
rujukan kehidupan kaum muslimin.
Alquran membimbing manusia menuju kejalan yang lurus, benar dan bertaqwa
kepada Allah dan Rasulnya serta Hari Akhir. Orang - orang kafir menolak nabi dan
risalah Allah serta kehidupan setelah kematian.
Hendaknya manusia belajar dari alam dan menyimak kisah – kisah Fir’aun,
kaum Ad, kaum Tsamud, kaum nabi Luth, kaum nabi Syu’aib (kaum A’lkah penduduk
Tuba’ di Yaman yang telah musnah karena mengingkari risalah Tuhan.
Tuhan sangat dekat dengan manusia, bahkan lebih dekat dibandingkan
dengan urat lehernya.
Adz Dzariyat (51): Yang menerbangkan
Allah menciptakan alam semesta serba teratur. Setiap benda alam mempunyai
tempat dan kegunaan tersendiri yang saling mendukung dan saling tergantung satu
dengan yang lain seperti kehidupan manusia. Allah mencipatakan jin dan manusia
hanya untuk mengabdi kepadaNya dan ditegaskan bahwa semua insan hidup setara.
Terdapat kisah pengulangan dari Nabi Nh, Ibrahim, Musa dan Firaun dengan
pengikut – pengikutnya dan kaum Ad, tsamud yang juga mengingatkan kita supaya
belajar dari lingkungan hidup dan diri pribadi.
Alam diciptakanNya demi kesejahteraan jasmani manusia dan Allah telah
mengutus rasul untuk membimbing rohani manusia. Janji dan ketetapan Allah
pastilah benar adanya.
28
Ath – Thur (52):
Yang dimaksud dengan bukit di sini ialah bukit Sinai yang terletak di
semenanjung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Allah di lembah Tuwa’
dibukit Sinai. Kemudian Allah mengutusnya bersama saudaranya Nabi Harun A.S
untuk menghadap firaun dan menyampaikan risalah Tuhan.
Allah
menghukum
para
pembangkang
dan
mengasihani
serta
menganugerahkan rahmatNya kepada mukminin.
An – Najm (53): Bintang
Pengalaman keagamaan sebagai penghayatan pribadi adalah anugerah Illahi
dan bersifat esensial dan eksistensial bagi umat manusia yang bergama.
Pengalaman Mi’raj samapai Sidratil Muntaha membuat beliau haqqul yakin
dan memperteguh keimanan beliau dalam menghadapi para penolak risalah Allah
yang dibawa beliau.
Pintu pengampun Tuhan sangat luas. Setiap orang bertanggung jawab atas
dirinya sendiri dan tidak bertanggung jawabatas kesalahan orang lain.
Qamar (54): Bulan
Insyaqqal – qamar merupakan ungkapan bahwa hari kiamat (kiamat besar)
sudah dekat. Sebagai akhir dari kehidupan duniawi.
Musnahnya suatu umat atau suatu peradaban seperti yang telah dialami Kaum
Tsamud, kaum Ad karena umat – umatnya menolak risalah Tuhan, dapat dikatakan
sebagai kiamat kecil.
Alquran adalah kitab yang memberi peringatan dan petunjuk bagi umat islam.
Seyiap umat islam hendaknya mempunyai kesiapan dalam menghadapi kematian.
Ar – Rahman (55): Maha Pemurah
Tuhan menciptakan alam demi kehidupan jasmaniah manusia dan
menurunkan wahyu untuk pertumbuhan rohaniahnya. Allah mengajarkan manusia
membaca, menulis dan kefasihan berbicara.
Alquran mengandung ayat – ayat kauniah sebagai sumber pengetahuan dan
ayat – ayat quraniyah sebagai sumber kearifan.
Diajarkan bahwa keadilan and kejujuran akan membawa manusia pada
kehidupan surgawi.
Al – Waqi’ah (56): Hari Kiamat
Amal saleh akan mengantarkan manusia pada kehidupan yang
menyenangkan di Hari Akhir. Hari kiamat pasti datang, pada saat itu manusia dibagi
dalam dua golongan.
29
Golongan kanan adalah mereka yang beriman yang akan menikmati
kehidupan surgawi, dan golongan kiri adalah mereka yang pengingkar yang akan
mengalami penderitaan. Alquran membimbing manusia ke jalan yang lurus dan
benar.
Kelompok 9
Al – hadid (57): Besi
Pembangunan fisik masyarakat diperlukan demi terbentuknya masyarakat
yang kuat (seperti besi). Allah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, yang awal
dan akhir, yang tampak dan yang ghaib, yang memberi kehidupan dan
mendatangkan kematian, yang mengatur segala peristiwa, yang mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju kehidupan yang terang, kerajaannya meliputi langit
dan bumi dan kepadaNya segala urusan kembali.
Diajarkan untuk memiliki perilaku yang sebaik – baiknya dan menjauhi segala
nafsu kebendaan, tidak serakah, tidak kikir, tidak boros juga menghindari perilaku
seksual diluar nikah adalah perwujudan dari keimanan pada Allah. Manusia yang
menjalankan segala perintahnya akan mendapat pahala yang berlipat ganda.
Mereka yang munafik dan menjadikan nafsu kebendaan sebagai tujuan
hidupnya akan mengalami kehidupan yang suram. Para nabi adalah utusan Allah
yang mengajarkan kehidupan setelah kematian.
Al – Mujadalah (58): Perempuan Yang Mengguggat
Gugatan seorang perempuan terhadap suaminya yang menceraikannya
dengan tradisi Zihar yaitu dengan mengatakan isterinya adalah bagai punggung
ibunya. Maka hukuman yang ditetapkan kepada suaminya ialah sebelum kembali
sebagai suami – isteri, Ia diharuskan memerdekakan seorang budak atau puasa
tanpa jeda selama dua bulan atau memberi makan enam puluh orang miskin.
Ketetapan tersebut mengisyaratkan bahwa perbudakan harus dihentikan dan
agar memperhatikan penderitaan orang miskin dan tidak memperlakukan isteri
dengan sewenang – wenang.
Kaum muslimin diingatkan demi kebaikan sesama untuk selalu mengadakan
permufakatan. Dijelaskan bahwa penentang nabi tidak pernah dan tidak akan
menang.
Al – Hasyr (59): Pengusiran
Dengan hijrahnya kaum muslimin ke Madinah terbentuklah dua kelompok,
yaitu kelompok pendatang (Muhajirin) dan kelompok penduduk asli (kaum Yahudi),
Madinah dari Bani Na’dhir dan kaum munafik muslim yang mendukung kaum Quraish
maka diusirlah kaum Yahudi, Kafilah Bani Nadhir dari Madinah.
30
Kaum muslimin diminta supaya berperilaku baik, tidak terlalu mementingkan
kehidupan duniawi, selalu mengingat dan menghayati keEsaan Tuhan, mengingat
kehidupan akhirat dan selalu kompak serta solider dengan sesamanya.
Al – Mumtaharah (60): Perempuan yang diuji / Al – Imtiban (ujian)
Dijelaskan bahwa nabi diutus membawa rahmat bagi seluruh umat manusia
dengan memelihara keberagaman termasuk mereka yang berbeda agama dan
keyakinan. Tetapi melarang untuk mengikat tali persahabatan dengan yang bukan
muslim terutama yang telah menyerang dan memusuhi muslim. Sebaliknya muslim
harus bersikap baik, berlaku adil dan tidak mengusir suatu kaum apapun selama
mereka tidak memusuhi dan menyerang umat muslim.
Perempuan kafir yang hijrah dan bergabung pada kaum muslim hendaknya
dihormati dan dilindungi. Dijelaskan kaum lelaki non muslim tidak diperkenankan
menikahi perempuan muslim.
Hendaknya kaum muslim meneladani Nabi Ibrahim AS, yang memutuskan tali
persahabatan dengan orang – orang yang memusuhi kaum muslim (kafir).
Ash – Shaf (61): Barisan
Surah ini tergolong surah Madaniyah dan terdiri atas 14 ayat. Dinamakan Ash
Shaff, karena pada ayat 4 surat ini terdapat kata Shaffan yang berarti satu barisan.
Disiplin, kerja yang bermanfaat, pengorbanan kekompakan dan solidaritas
sesama warga saling percaya, seia – sekata membuat masyarakat kokoh dan kuat.
Sedang sikap tak terpuji, berdusta, munafik dapat mengganggu hubungan
persaudaraan sesama warga.
Umat – umat pengikut Nabi Musa As dan Nabi Isa As dan murid – murid Nabi
Isa As telah dengan sepenuh hati membela beliau dan hendaknya tindakan tersebut
diteladani oleh kaum muslimin.
Dengan keimanan, keyakinan yang mantap, perjuangan dan kerja keras maka
keselamatan dapat dicapai. Ampunan Allah dan surga dapat dicapai dengan iman
dan berjuang menegakkan kalimat Allah dengan harta dan jiwa.
Al – Jumulah (62): Jum’at
Seruan Allah kepada umat islam hendaknya bersegera memenuhi panggilan
shalat Jumat diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya. Umat islam yang
memenuhi seruan Allah tersebut tentu akan memperoleh banyak hikmah. . Hal diatas
merupakan kesempatan berkumpul sesama muslim dan meningkatkan pengetahuan
tentang agama. Digambarkan dalam surah ini bahwa semua yang ada di langit dan
bumi bertasbih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tugas nabi Muhammad SAW ialah menyampaikan ayat – ayatnya, mengajar,
memahami dan menghayati hikmah Al-quran untuk membersihkan diri, menambah
pengetahuan dan kearifan.
31
Manusia dihimbau untuk tidak berperilaku seperti kaum Bani Israil yang karena
terlalu mementingkan duniawi sehingga tidak memahami kitab sucinya.
Al – Munafiqun (63): Kaum Munafik
Keterangan tentang orang-orang munafik dan sifat-sifat mereka yang buruk
diantaranya ialah pendusta, suka bersumpah palsu, sombong, kikir dan tidak
menepati janji. Kehadiran kaum munafik di Madinah telah merusak hubungan
sesama warga dan meronrong keteguhan kaum muslimin.
At – Taghabun (64): Untung dan rugi
Nama At -Tagabun diambil dari kata At -Tagabun yang terdapat pada ayat ke
9 yang artinya hari dinampakkan kesalahan-kesalahan.
Dijelaskan bahwa pada hari kiamat perilaku manusia yang baik maupun yang
salah diperlihatkan. Hal ni dimaksud untuk mengingatkan kaum muslimin agar
berbuat sesuatu yang memberikan keuntungan di hari kiamat.
Terjadinya kehidupan alam yang tertib dan harmonis karena alam telah setia
mengikuti hukum Allah yang abadi (sunatullah), tidak seperti sebagian manusia yang
tidak mensyukuri karunia Allah.
Hendaknya kaum muslim taat kepada Allah dan rasulnya, bertakwa serta
menafkahkan sebagian hartanya dan menyimak kehancuran dan kebinasaan umat –
umat terdahulu yang ingkar.
Ath – Thalaq (65): Talak
Perbuatan ini tidak dilarang asalkan tidak menimbulkan penderitaan, serta
keutuhan keluarga harus lebih diutamakan. Dijelaskan isteri yang diceraikan haruslah
diperlakukan dengan adil, dilindungi, martabat dan kebutuhannya, serta biaya hidup
bayinya harus ditanggung. Perceraian adalah suatu perbuatan yang dibenci Allah.
Dalam surah ini dijelaskan hukum – hukum talak, idhah, dan kewajiban suami dan
isteri.
At – Tahrim (66): Mengharamkan
Allah mengingatkan nabi supaya jangan tergesa – gesa memutuskan suatu
perkara dan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah, serta menjaga
keluarganya dari hal – hal yang tidak baik, membebaskan para isteri dalam
menentukan pilihan bagi diri mereka sendiri dan untuk menghadapi masalah rumah
tangganya dengan tenang.
Kita diingatkan untuk meniru segala perbuatan nabi, hanya kita dilarang
meniru perbuatan beberapa isteri Nabi, yaitu Nuh AS dan Isteri Nabi Luth AS.
Sementara yang patut dicontoh oleh kaum muslim adalah perbuatan Siti Maryam
bunda Nabi Isa AS yang telah menjaga kehormatannya dirinya.
32
Kelompok 10
Al – Mulk (67): Kerajaan
Kerajaan langit dan bumi adalah milik Allah Yang Maha Besar dan Maha
Bijaksana. Hal ini mengingatkan manusia bahwa kekuasaan yang besar tidak boleh
menjadikannya sombong, berperilaku buruk, dan merendahkan harkat dan martabat
seseorang, karena kekuasaan itu adalah anugerah Tuhan.
Allah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana dan Maha Pengampun telah
menciptakan langit yang dihiasi dengan bintang – bintang dalam kesempurnaan.
Hendaknya manusia memperhatikan, memahami dan merenunginya.
Pemegang kekuasaan seyogyanya memahami bahwa kekuasaan adalah
sarana untuk mendatangkan berkah bagi masyarakat.
Al – Qalam (69): Kebenaran
Kebenaran adalah realitas yang pasti yang tidak dapat dibantah seperti
kehidupan setelah kematian, yaitu kehidupan di akhirat.
Kekufuran, kaum nabi Nuh AS, kaum Ad’, Tsamud dan fir’aun yang telah
menolak adanya kiamat mengakibatkan kebinasaan mereka dengan cara yang luar
biasa.
Pada hari kebangkitan manusia dibagi dalam dua kelompok:
- Kelompok kanan yang akan mengalami keberuntungan
- Kelompok kiri yang kufur terhadap Allah, akan mengalami kemalangan.
Al - Ma’arij (70): Sarana untuk naik
Dalam menjalani kehidupan kita harus berusaha mencapai keadaan yang lebih
baik, tahap demi tahap. Tuhan menciptakan manusia serta membinanya menuju
kesempurnaan jasmaniah dan rohaniah. Secara bertahap proses rububiyah Ilahi
azab itu pasti ada sebagai akibat dari ulah manusia yang mengingkari rahmaniah dan
rahimiah Ilahi sebagai sunatullah.
Peningkatan rohani berlangsung lama karena bertahap, sehingga memerlukan
kesabaran. Sifat kebanyakan manusia itu mudah gelisah, berkeluh kesah, jika ditimpa
musibah, kikir, tamak, tidak mau berbagi dengan mereka yang membutuhkan dan
terutama tidak mau bersyukur. Maka kita harus sadar bahwa Tuhan itu kuasa untuk
mengganti umat yang durhaka dengan umat yang lebih baik.
Hendaknya kita shalat, berzakat, berkurban, jujur, memenuhi janji dan
menjaga kesucian dalam kehidupan keluarga.
Nuh (71):
Penolakkan kaum nabi Nuh yang menolak ajarannya mengakibatkan mereka
binasa diterjang banjir bandang.
33
Nuh mengajak kaumnya untuk bertobat dan memikirkan berbagai kejadian
alam dan diri mereka. Serta mengisyaratkan keberadaan Tuhan.
Al – Jinn (72):
Ungkapan jin merujuk kepada dua kelompok manusia yaitu, yang terdidik dan
terpelajar, serta yang terbelakang dan tersaing seperti penduduk Thaif yang mengusir
Nabi Muhammmad SAW yang sedang berdakwah.
Tuhan memberitahukan kepada Muhammad bahwa dakwah beliau tidak sia –
sia dan lambat launn akan diterima oleh umatnya.
Jin adalah makhluk yang selalu menjerumuskan manusia kepada kejahatan,
tetapi saat mendengar pembacaan ayat – ayat Alquran, akhirnya tertarik untuk
mengikuti ajaran Alquran. Nabi Muhammad hanya menyampaikan risalah, bukan
pemaksa dan semua bebas untuk memilih untuk mengikuti atau menolaknya.
Al – Muzammil (73): Orang yang berselimut
Nabi Muhammad diperintah oleh Allah untuk bangun dan mengerjakan shalat,
bermunajat kepada Allah, yang dilanjutkan dengan membaca Alquran dengan
perlahan, jelas dan tertib. Manusia diharapkan untuk dapat mencontoh beliau, dan
dengan melakukannya manusia dengan sendirinya akan menyadari bahwa Tuhan
senantiasa hadir dalam kehidupannya.
Untuk mendakwahkan agama Allah diperlukan batin yang tangguh. Hubungan
dengan Allah dilakukan melalui shalat, zakat, berkurban, membaca serta memahami
makna Alquran.
Al – Mudatstsir (74): Berkemul
Allah mengingatkan nabi untuk segera berdakwah setelah menerima wahyu
dan tidak lupa mengagungkanNya serta tidak sombong, berbicara dengan sopan,
ikhlas, sabar, menjauhi laranganNya, patuh pada perintahNya dan tidak
mengharapkan keuntungan apapun bagi diri beliau.
Mereka yang lalai melakukan hubungan dengan Allah, tidak mau memberi
makan orang miskin, berbicara sia – sia dan mendustakan hari kabangkitan akan
menerima hukuman di akhirat.
Demi ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat, kita wajib membina
hubungan dengan sesama dan memelihara hubungan dengan Allah.
Al – Qiyaamah (75): Kiamat
Pada hari kiamat, terjadi huru-hara, bumi digoncang dan laut diluapkan serta
manusia dibangkitkan dari kuburnya untuk mempertanggung jawabkan kehidupannya
selama di dunia.
34
Demikianlah ketetapan Tuhan supaya manusia tidak lepas kendali dalam
menjalani kehidupannya di dunia. Hendaknya manusia mampu menyesali kesalahan
– kesalahannya.
Al – Insan / Ad – Dhar (76): Manusia
Berisi proses penciptaan manusia, disebut juga Ad – Dhar mengandung arti
calon / bakal manusia berupa hasil pertemuan sperma dan indung telur yaitu zigot
yang menempel pada dinding sebelah dalam sebuah janin.
Kejadian asal muasal manusia semestinya menyadarkan manusia akan
ketergantungan kita pada sang Maha Pencipta, dan karenanya kita harus peduli
terhadap penderitaan sesama. Rugilah mereka yang mengabaikan peringatan dan
petunjuk Allah, sedang mereka yang patuh akan memperoleh kenikmatan.
Al – Mursalat (77): Para Malaikat Yang diutus
Orang yang bertakwa dan melakukan kebaikan akan selamat diakhirat.
Manusia hendaknya merenungkan kejadian alam dan dirinya sendiri agar insaf pada
kelemahan diri mereka dan sadar betapa besarnya anugerah Allah, yang telah
mengutus para nabi dan malaikat demi keselamatan manusia di akhirat.
Kelompok 11
An – Naba (78): Berita
Nama lainnya ialah ‘Am ma Yatasaa-aluun atau tentang apakah mereka saling
bertanya.
Dalam surah ini dikisahkan adanya perbedaan pendapat tentang hari
kebangkitan. Masalah ini terangkat karena hal tersebut belum pernah terjadi. Surah
ini mengarahkan manusia tentang bagaimana berperilaku yang baik sebagai
persiapan menuju kehidupan berikutnya setelah hari kebangkitan.
Digambarkan bahwa Tuhan telah menciptakan alam beserta isinya untuk
kehidupan manusia. Berbagai peristiwa alam seperti turunnya hujan yang berguna
dan menggemburkan tanah hingga tanaman tumbuh subur dan menghasilkan
tanaman yang berguna untuk kehidupan manusia.
Dengan meneladani peristiwa tersebut, membuat manusia bermanfaat bagi
masyarakat dan sekitarnya yang pada akhirnya bisa menjadi bekal bagi kehidupan di
akhirat.
Para muttaqin yang memelihara diri dari perbuatan dosa akan hidup nyaman
di akhirat dan sebaliknya orang yang ingkar / kufur akan hidup sengsara di akhirat.
Mereka yang meragukan hari kebangkitan berarti juga telah meragukan
keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Berita akan datangnya hari kebangkitan pastilah
benar adanya.
35
An – Nazi’at (79): Para Pencabut
Hari kiamat pasti datang, yaitu musnahnya suatu umat yang disebut kiamat
kecil dan musnahnya seluruh alam disebut kiamat besar yang kemudaian akan
diganti dengan alam lain, yaitu alam setelah kematian alias Akhirat.
Kiamat kecil telah terjadi beberapa kali antara lain; musnahnya kaum Nuh AS,
Fir ‘aun, dan pengikut – pengikutnya, kaum ‘Ad dan lain – lain yang telah mengingkari
risalah Allah.
Hanya mereka yang menerima, mematuhi pesan – pesan Tuhan serta
mensyukuri nikmatNya terhindar ari Azab Akhirat.
Abasa (80): Bermuka masam / cemberut
Surah ini menceritakan hal yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, ketika
ada seorang buta yang menyela percakapan beliau dengan tokoh – tokoh Quraisy,
orang buta ini mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat-ayat
Al Quran yang telah diturunkan Allah. Tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan
memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan
surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu.
Manusia itu tidak boleh tebang pilih, semua harus diperlakukan setara sebagai
ciptaan Allah, dengan tanpa melihat kedudukan dan pangkatnya. Manusia juga
hendaknya selalu mengingat dan mensyukuri karunia Allah, serta tidak melupakan
kehidupan akhirat.
Kehidupan yang menyengsarakan adalah kekal bagi mereka yang kufur dan
mengingkari Allah serta kehidupan surgawi adalah bagi yang tulus, ikhlas dan
beriman kepada Allah, rasulnya serta hari kiamat.
At – Takwir (81): Tergulung / meruntuhkan
Surah ini menggambarkan zaman mutakhir, ketika gunung – gunung
diratakan, dan lain – lain yang mengindikasikan peristiwa yang dahsyat menjelang
hari kebangkitan.
Suatu peringatan agar manusia tetap berada dijalan Allah dan selalu sadar
akan kehadiran Allah yang senantiasa mengawasi ciptaanNya.
Al – Infithar (82): Terbelah / Pecah
Peristiwa menjelang hari kebangkitan merupakan isyarat agar umat islam
menyimak pesan – pesan Allah dan siap menghadapi masa depan. Semua perilaku
manusia tercatat dengan rapi di Lauhul Mahfuz dan akan dibuka pada Hari Akhir
sehingga mereka mengetahui yang akan mereka terima sebagai pertanggungan
jawabnya.
36
Al Mutaffifin (83): Orang – orang yang curang
Curang adalah suatu perbuatan yang terkutuk yang diwujudkan dalam bentuk
mengurangi hak orang lain, sedangkan meminta agar haknya dicukupi. Sifat tidak
mau rugi, tetapi tega merugikan orang lain. Mereka akan menerima pembalasan yang
menyakitkan di akhirat.
Al – Insyiqaq (84): Pecah belah
Pada hari kebangkitan, manusia akan memperoleh keadilan yang hakiki dari
Allah. Kehidupan manusia pada hakikatnya adalah suatu proses penyempurnaan
baik badaniah maupun rohaniah secara terus menerus. Sudah sewajarnya jika
manusia berjuang dengan sungguh – sungguh untuk bertemu Allah.
Yang berhasil akan menerima catatatan kehidupan di dunia pada Hari
Kebangkitan melalui tangan kanannya, sebaliknya mereka yang ingkar akan
menerima melalui tangan kirinya.
Kejadian alam seperti pergantian malam dan siang, dan terjadinya bulan
purnama yang secara bertahap mengisyaratkan bahwa manusiapun secara bertahap
mencapai pencerahan.
Al - Buruj (85): Gugusan Bintang
Al Buruj arti sebenarnya ialah menara, bentang, lambang zodiak, bintang,
susunan bintang, atau susunan berbentuk bintang. Asal kata buruj ialah baraja yang
memiliki arti terang atau tinggi.
Dalam perang Ahzab kaum muslim menggali parit untuk menahan serangan
kaum Quraisy, yahudi dan suku Arab yang bergabung menjadi satu.
Demi langit yang penuh bintang mengisyaratkan sesuatu yang mencerahkan
dan al buruj mengisyaratkan sahabat – sahabat nabi Muhammad SAW yang setia
mengikuti dan meneruskan dakwah beliau. Kebenaran pasti dan tetap berlaku
sepanjang masa dan penolakan terhadapnya pasti menemui kegagalan.
Ath – Thariq (86): Yang datang pada waktu malam / yang mengetuk
Kedatangan Nabi dan Rasul bagaikan bintang yang mencerahkan kehidupan
manusia. Timbulnya bintang yang menerangi kegelapan malam mengisyaratkan Nabi
Muhammad SAW yang membawa risalah Allah pada saat manusia sedang diliputi
kegelapan, merupakan penggambaran jaman jahiliyah.
Disebutkan tiap jiwa mempunyai penjaga terutama diri pribadi yakni kesadaran
akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan di dunia dengan tersedianya sumber –
sumber kehidupan dalam alam. Setiap jiwa yang tercerahkan oleh ajaran nabi pasti
akan selamat.
37
Tuhan yang menciptakan manusia, mematikannya dan menghidupkannya
kembali pada hari kebangkitan. Allah kuasa menghidupkan manusia kembali pada
hari kiamat, pada hari itu tidak ada kekuatan yang dapat menolong selain Allah.
Al ‘Ala (87): Yang Maha Tinggi
Dengan mengikuti risalah Allah yang dibawa Nabi dan Rasul kita tidak akan
tersesat. Sifat Allah, rububiyah, yaitu secara bertahap membimbing manusia kepada
kesempurnaan.
Ungkapan
Rabb
bermakna;
Allah
menciptakan
manusia,
menyempurnakannya, memberi kemampuan dan petunjuk menuju sempurna.
Diingatkan agar manusia jangan sampai terbius oleh kehidupan duniawi dan
dikuasai nafsu rendah yang menghalangi kemajuan rohani kita. Manusia hendaknya
banyak bertasbih dan menyebut nama Allah, karena sesungguhnya kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
Al – Ghasyiyah (88): Hari Kebangkitan / Hari Pembalasan
Menjelang Hari Kebangkitan terjadi peristiwa yang dahsyat. Dalam menjalani
kehidupannya, manusia bebas untuk mengikuti atau menolak petunjuk, peringatan
dan bimbingan Allah.
Pada Hari Kebangkitan, mereka yang taat, berwajah cerah dan menikmati
kehidupan surgawi dan mereka yang menolak akan merunduk dan berwajah lesu
karena menanggung kesengsaraan dan penderitaan yang abadi.
Dengan merenungkan kejadian alam dan diri pribadi, maka kita dapat
menyadari kehadiran serta kebesaran Allah.
Al – Fajr (89): Fajar
Mereka yang mengabaikan nasib orang – orang miskin, dan membanggakan
kekayaan serta keturunannya sangat dikecam oleh Allah
Allah bersumpah demi demi fajar dan malam ke Sepuluh serta hitungan genap
dan ganjil telah ditujukan kepada yang berakal dan menggunakan pikiran dengan
pengharapan mereka dapat mengambil pelajaran darinya hingga tercapai
ketenangan batin.
Penolakan risalah Tuhan pasti akan mengalami kehancuran seperti dialami
oleh Fir’aun serta kaum ‘Ad dan Tsamud.
Mereka yang tidak mensyukuri karunia Allah serta yang mengabaikan anak
yatim dan orang miskin, serta mereka yang terlalu lekat kepada harta benda yang
kemudian menghabiskan harta warisannya akan menyesal di Hari Pembalasan.
38
Al – Balad (90): Negeri
Yang dimaksud dalam judul negeri adalah Negeri Mekkah. Dijelaskan dalam
surah ini bahwa peningkatan badaniah dan rohaniah serta penyempurnaan diri
dicapai dengan saling tolong menolong, saling menasehati, sholat, zakat, berkurban
dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Sumpah demi ayah dan anaknya merujuk kepada Nabi Ibrahim dan puteranya
Nabi Ismail yang membangun Ka’bah di Mekkah.
Suatu saat Isteri nabi Ibrahim yang bernama hawa ditinggalkan olehnya di
tempat yang terpencil dan gersang. Setelah kelahiran Ismail, Ibu Hawa berjuang
keras untuk mempertahankan kehidupannya. Kisah tersebut mengingatkan kita
bahwa dengan perjuangan yang keras untuk mengatasi kesulitan akan menuai hasil.
Setiap orang bebas tanpa paksaan untuk memilih jalan yang benar antara lain
membebaskan diri dari keterikatan kepada harta benda, menolong orang miskin,
anak yatim dan terutama taat beragama.
Asy – Syams (91): Matahari
Dinamai Asy Syams (matahari) diambil dari perkataan Asy Syams yang
terdapat pada ayat permulaan surat ini.
Alam sepenuhnya mematuhi hukum alam (sunnatullah), tidak demikian
dengan manusia yang sepenuhnya bebas dalam menentukan pilihannya. Benda –
benda alam diciptakan Tuhan sekali jadi, sedang manusia memerlukan
penyempurnaan badaniah maupun ruhaniah secara bertahap.
Surat Asy Syams berisi dorongan kepada manusia untuk membersihkan
jiwanya agar mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat dan menyatakan
bahwa Allah akan menimpakan azab kepada orang-orang yang mengotori jiwanya
seperti halnya kaum Tsamud. Kaum Tsamud telah dihancurkan Allah karena
kedurhakaannya. Tuhan memberi bayangan bahwa hal ini adalah mudah bagi-Nya,
sebagaimana mudahnya menciptakan benda-benda alam, siang dan malam, dan
menciptakan jiwa yang tersebut dalam sumpah-Nya; Allah memberitahukan kepada
manusia jalan ketakwaan dan jalan kekafiran; manusia mempunyai kebebasan
memilih antara kedua jalan itu.
Al – Lail (92): Malam
Mereka yang gila harta, kikir, tidak mau berbagi dengan sesamanya akan
merasakan balasannya di akhirat kelak, sebaliknya yang suka menolong akan
mengalami kemudahan.
Manusia bebas memilih jalan hidupnya. Usaha manusia itu berlainan, karena
itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan
membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan
kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang
dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada
39
kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya;
orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.
Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan
tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa
kebahagiaan di akhirat kelak.
Adh – Dhuha (93): Waktu Duha/ Menjelang siang/ Cuaca terang
Surat Adh Dhuhaa, menerangkan tentang bimbingan pemeliharaan Allah SWT
terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya dan
mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat itu.
Nabi Muhammad SAW tidak akan gagal dalam berdakwah karena Allah SWT
senantiasa mendampingi beliau, sehingga Nabi Muhammad menjadi optimistis.
Diungkapkan dalam surah ini, bahwa Tuhan melindunginya ketika Nabi Yatim,
memberinya petunjuk ketika beliau bingung dan mencukupinya ketika beliau
kekurangan, sehingga Nabi menaruh perhatian kepada anak yatim dan mereka yang
perlu pertolongan dan perlindungan.
Al – Insyirah (94): Melapangkan
Surah ini diturunkan untuk membesarkan hati atau memberi semangat kepada
nabi dalam menghadapi perjuangan yang berat dalam menegakkan kebaikan,
kebenaran dan keadilan.
Tuhan menegaskan setelah kesukaran pasti ada kemudahan, sehingga nabi
melapangkan dada. Intinya manusia tidak boleh berputus asa sebelum berjuang
semaksimal mungkin.
At – Tiin (95): Buah Tin
Manusia diciptakan dalam wujud yang terbaik dan dianugerahi fisik, mental,
moral dan spiritual hingga dapat memperoleh kemajuan dalam kehidupannya. Tetapi
manusia bisa terpuruk ke tempat yang amat rendah jika tidak beribadah kepada Allah
dan tidak beramal saleh.
Tuhan adalah ibarat sebaik – baiknya hakim yang akan mengadili semua
perilaku manusia.
Al –Alaq (96): Segumpal darah / Yang tergantung
Yang dimaksud adalah zigot yaitu hasil pertemuan sel telur dengan sperma
dalam rahim.
Surah ini adalah wahyu yang pertama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad berisi perintah kepada Nabi untuk menambah pengetahuannya dengan
membaca.
40
Tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri anugerah Tuhan dan bersikap
sombong, bertindak melampaui batas, menghalang – halangi orang untuk mengabdi
kepada Tuhan.
Nabi diingatkan untuk tidak tunduk pada para pembangkang dan tetap sujud
serta mendekatkan diri kepadaNYa.
Al – Qadr (97): Keagungan / Kemuliaan
Sebuah kerja nyata untuk amal kebaikan bersama adalah bukti dari keimanan
seseorang. Alquran diturunkan pertama kalinya pada malam Lailatul Qadr adalah
malam kemuliaan dan penuh berkah. Malam yang damai yang jika dinilai lebih baik
dari 1000 bintang.
Maka kita hendaknya memanfaatkan saat itu untuk memperkuat diri dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Al – Bayyinah (98): Keterangan / Bukti Nyata
Penolakkan terhadap bukti yang dibawa Nabi akan menuai azab pada hari
pembalasan. Manusia diperintahkan oleh Tuhan untuk mengabdi dengan tulus dan
ikhlas hanya kepadaNya. Hendaknya manusia senantiasa mengadakan hubungan
denganNya dan dengan sesamanya.
Orang musyrik dan ahli kitab mengingkari lembaran – lembaran suci yang
mengajarkan kebenaran setelah diberi kitab suci, sebenarnya mereka hanya
diperintah untuk mengabdi dengan ikhlas kepada Tuhan dan memenuhi kewajiban
yang telah ditetapkan. Tetapi mereka ingkar, dan akan memperoleh hukumannya,
sebaliknya mereka yang beriman dan berbuat kebaikan akan mendapat pahala yang
berlimpah.
Al zalzalah (99): Kegoncangan / Gempa
Menggambarkan suasana saat akan memasuki hari kebangkitan. Terjadinya
guncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan kandungannya serta manusia
dibangkitkan dari kuburnya untuk menghadap kehadirat Ilahi dan mempertanggung
jawabkan apa yang telah dilakukannya di dunia.
Umat manusia akan mengalami goncangan yang luar biasa ketika kehidupan
lama digantikan dengan kehidupan baru, dimana keadilan dan kebenaran akan
meliputi seluruh manusia.
Al – A’diyaat (100): Kuda Perang / Berlari kencang
Diperlukan keberanian dalam upaya penegakkan keadilan dan usaha melawan
penyakit ruhani berupa hawa nafsu (serakah, curang dan lain – lain).
41
Dikisahkan betapa manusia dapat meneladani ketangguhan, kesigapan dan
keberanian dari pasukan kuda yang menyerbu ke tengah-tengah medan perang
dalam melawwan orang kafir.
Kesenjangan, ketidakadilan sosial dan ekonomi timbul karena sebagian
manusia serakah dan tidak mensyukuri anugerah Tuhan.
Al – Qariah (101): Hari Kiamat
Telah digambarkan bahwa pada hari kiamat, terjadi malapetaka yang maha
dahsyat. Dikisahkan bahwa manusia beterbangan, gunung – gunung terangkat ke
udara. Pada saat itu terjadi kehancuran kehidupan dunia dan wal dari kehidupan
baru, saat manusia diminta pertanggung jawabannya dan menerima balasan yang
adil.
At – Takatsur (102): Bermegah – megahan
Mereka yang gila harta sepanjang hidupnya dan berlomba –lomba
menghimpun kekayaan, serakah dan tidak pernah puas serta lupa akan kehidupan
setelah mati hingga saat masuk kubur di hari pembalasan harus mempertanggung
jawabkan perbuatannya.
Al – ‘Ashr (103): Masa
Seharusnya kita memperhatikan waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik
– baiknya. Dalam kehidupan kita harus saling mengingatkan untuk tetap menapak
jalan yang lurus agar bebas dari siksa neraka.
Karena itu isilah waktu dengan membina kehidupan dengan kebenaran,
keadilan, kejujuran, rendah hati, saling memperingati, saling menolong dan
introspeksi diri.
Al – Humazah (104): Pengumpat
Kata Al Humazah berarti pengumpat dan diambil dari ayat pertama surat ini.
Para penentang Nabi telah memfitnah beliau agar peziarah yang pergi ke
Mekkah tidak terpengaruh oleh dakwah beliau.
Dijelaskan bahwa keserakahan membuat manusia tidak menaruh perhatian
terhadap penderitaan seseorang, padahal harta kekayaan tidak kekal.
Pokok isi surat ini adalah ancaman Allah terhadap orang-orang yang suka
mencela orang lain, suka mengumpat dan suka mengumpulkan harta tetapi tidak
menafkahkannya di jalan Allah.
Al – Fiil (105): Gajah
Nama Al Fiil sendiri berarti Gajah yang diambil dari ayat pertama dari surat ini.
42
Mengisahkan Abrahah, seorang raja dari Yaman yang ingin menghancurkan
Ka’ bah dengan pasukannya dengan beberapa ekor gajah. Dengan kuasa Allah,
maka Abrahah sang penguasa yang zalim dan angkuh itu, berhasil dihancurkan
sebelum ia berhasil menghancurkan Ka’bah. Tahun terjadinya peristiwa ini juga
dicatat dalam sejarah Islam sebagai Tahun Gajah.
Al – Quraisy (106): Suku Quraisy
Kata Quraisy sendiri merujuk pada kaum Quraisy yakni kaum(suku) yang
mendapat kepercayaan menjaga Ka'bah.
Dengan dibangunnya Ka’bah di kota Mekkah. Menjadikan kota Mekkah, kota
yang penting juga sebagai lalu lintas serta tempat singgah dan tempat perdagangan.
Hal ini membuat Kota Mekkah menjadi negeri yang aman, tentram dan damai.
Suku Quraisy melakukan perdagangan ke kota Yaman saat musim dingin dan
ke kota Syria saat musim panas.
Sudah selayaknya suku Quraisy menyembah Allah sang pemilik Ka’bah,
sehingga mendapatkan ekonomi dan kehidupan yang baik.
Al –Ma’un (107): Bantuan / Perbuatan Cinta Kasih
Kata Al Maa'uun sendiri berarti barang-barang yang berguna, diambil dari ayat
ke-7 dari surat ini. Keberagaman manusia tercermin dalam hidup kebersamaan. Yang
dianggap mengingkari agama adalah mereka yang tidak menaruh perhatian terhadap
anak yatim, fakir miskin serta yang riya' (ingin dipuji sesama manusia) dalam
melakukan shalatnya, dan yang enggan menolong dengan barang-barang yang
berguna.
Hubungan manusia dengan sesamanya, mencerminkan mutu hubungan
manusia dengan Penciptanya. Shalat merupakan Mi’raj yang mengantar manusia
untuk bermunajat dengan Allah. Shalat yang dilakukan dengan menyebut ke Maha
Besaran Allah dan diakhiri dengan perwujudan kedamaian yang diisyaratkan dengan
ucapan salam sambil menengok kekanan dan kekiri.
Al – Kautsar (108): Nikmat yang banyak/ Kebaikan yang berlimpah
Kata Al-Kausar sendiri berarti nikmat yang banyak dan diambil dari ayat
pertama dari surah ini artinya karunia Allah SWT berupa telaga Al Kautsar bagi
orang-orang penghuni surga.
Dengan meningkatkan mutu hidup keberagaman dan kebersamaan, kita
mensyukuri anugerah nikmat yang banyak dari Allah. Shalat merupakan hubungan
manusia dengan Allah dan berkurban merupakan hubungan dengan sesamanya.
Pokok isi surah ini adalah perintah melaksanakan salat dan berkorban karena
Allah memberikan banyak kenikmatan untuk mereka yang beriman.
43
Al – Kafiruun (109): Orang –orang kafir
Wujud dari keberagaman ialah meyakini dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang dianut secara utuh dan bebas.
Pada masa penyebaran Islam di Mekkah, kaum Quraisy yang menentang
Rasulullah SAW tak henti-hentinya mencari cara untuk menghentikan ancaman Islam
terhadap kepercayaan nenek moyang mereka. Usul kaum Quraisy kepada Nabi
untuk sama – sama menyembah berhala pada tahun pertama dan tahun berikutnya
sama – sama menyembah Tuhan sesuai ajaran Nabi. Jadi tidak ada saling
mengganggu agama dan kepercayaan masing – masing.
Kemudian surat ini diturunkan untuk mejawab hal itu. Bagiku agamaku dan
bagimu agamamu merupakan jawabannya. Pokok isi surat ini adalah tidak
diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampuradukkan ajaran agama.
An – Nashr (110): Pertolongan
Surah ini berkaitan dengan topik bahwa janji berupa pertolongan Allah akan
datang dan Islam akan memperoleh kemenangan.
Ayat terakhir yang diterima oleh Nabi tersebut dalam ayat 3 surah Al Maidah
yang berbunyi:
Pada hari ini Aku sempurnakan agama kalian dan Aku lengkapi
untuk
kalian nikmatiKu dan Aku puas Islam sebagai agama kalian.
Surah ini diturunkan menjelang turunnya ayat 3 tersebut diatas yang
mengisyaratkan bahwa tugas Nabi Muhammad sebagai rasul Allah telah mendekati
akhir.
Keberhasilan tidak lepas dari pertolongan Allah, maka jangan lupa me Maha
sucikan dan memohon ampunanNya.
Al – Lahab / Al – Masad (111): Nyala api
Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW
yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka.
Janganlah sombong dan sewenang – wenang karena kekayaan kita. Sebab
dengan kekayaan, kita tidak dapat membebaskan diri dari azab Allah. Seperti yang
dialami Abdul ‘ uzza alias Abu Lahab dan isterinya sang Penghasut.
Al – Ikhlas (112): Memurnikan Keesaan Allah
Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah
menegaskan keesaan Allah serta menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.
Surah ini merupakan pesan tauhid sebagai akidah kaum monoteis, yaitu tunggal,
sumber kekuatan dan tidak ada yang menyerupaiNya.
44
Ungkapan lahaulawalaquwata illa billahil alliyil azhim menjadi sumber
kekuatan kita.
Ungkapan Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan menunjukkan
KebesaranNya, kekuatanNya yang tak ada tandinganNya.
Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda
bahwa pahala membaca sekali surah Al-Ikhlas sama dengan membaca sepertiga AlQur'an sehingga membaca 3 kali surah ini sama dengan mengkhatam Al-Qur'an.
Sedangkan hadits lain menyebutkan bahwa ketika orang membaca al-Ikhlas
ketika sakit hingga ia meninggal, ia tidak membusuk dalam kubur dan akan dibawa
malaikat dengan sayapnya melintasi Siratul Mustaqim menuju surga.
Al – Falaq (113): Waktu Subuh
Tantangan yang mengancam kehidupan manusia sirna sebagai hilangnya
kegelapan malam ketika Fajar terbit. Surah ini mengandung perintah untuk
berlindung kepada Allah SWT dari gelapnya malam.
An – Naas (114): Manusia
Surah ini adalah surah terakhir dalam Alquran. Surah ini mengandung perintah
agar kita berlindung kepada Allah dari godaan syaitan baik yang berasal dari
golongan manusia maupun jin.
Rabb adalah Allah yang menciptakan manusia, membimbingnya menuju
kesempurnaan secara bertahap. Ungkapan Rabbin – Naas mengisyaratkan berusaha
menyempurnakan diri. Ungkapan Malikin – Naas mengisyaratkan harus berusaha
mentaati segala aturan serta petunjukNya. Ungkapan Ilaahin – Naas mengisyaratkan
mengabdilah hanya kepadaNya.
Jakarta, 6 Oktober 2012
( Ir Soeharsono)
45
Download