kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi

advertisement
2015
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
DWITA AYU PRATIWI
BEAST CO.
10/16/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan kasih sayang-Nya kepada seluruh umat manusia. Salawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, yang telah memberikan nikmat
islam kepada umatnya dan yang akan kita nantikan syafatnya di Yaumul Kiyamah nanti.
Alhamdulillah dengan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala saya telah menyelesaikan modul
“Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi”. Modul ini merupaka modul yang dibuat untuk
memudahkan siswa-siswi SMA untuk belajar.
Keberhasilan penyusunan modul ini tidak terlepas dari bentuan beragai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan baik material maupun
spiritual.
2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan selama kegiatan ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan modul ini masih jauh dari sempurna. Tak ada gading
yang tak retak. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati dan tangan terbuka segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga modul ini bermanfaat,
sebagai sumbangan pikiran untuk masa yang akan datang. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 16 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
iv
RANGKUMAN………………………………………………………………
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
a.
b.
c.
d.
Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan makro.
Mendesksripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan makro.
Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan makro
Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi.
e. Mendeskripsikan cara mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi.
1. Pengertian iLmu Ekonomi
Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani
oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos berarti
rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia
mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.
Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang
mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas.
Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi
dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut :
a. Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga
individual atau perusahaan pengambil keputusan dan
melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti
bagaimana harga suatu barang terbentuk? Bagaimana
menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk
mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana perusahaan
memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen
memperoleh kepuasan maksimum?
b. Ekonomi Makro
Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan
(dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional,
kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lainlain.
Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian
secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi,
pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja,
Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara
menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi, pengangguran,
pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran,
kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca, pembayaran,
investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan
mekanisme dari kegiatan ekonomi.
Adapun jenis-jenis analisis ilmu ekonomi yaitu sebagai
berikut :
a.) Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang
menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi
kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam
suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum Permintaan
(Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang. Jika harga barang turun maka
jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum
Penawaran (Jika harga barang naik maka jumlah yang
ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun
maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang), Teori
Produksi, dan lain-lain.
b.) Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu
yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan
petani di Jawa Tengah, inflasi yang meningkat pada
tahun 1998, dan lain-lain.
c.) Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu
ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan
yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalahmasalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi
Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain.
Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui
realitas
kelangkaan
lalu
memikirkan
cara
mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang
menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang
paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan
kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian ilmu
ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama,
pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual
dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga
individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa
paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan
kontribusinya (sumbangan)yang unik. Pengkajian ilmu
ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama,
pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual
dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga
individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa
tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara
menyeluruh yang merupakan kumpulan dari semua
pengambil keputusan di semua pasar.
2. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Adapun perbedaan antara Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro dapat dibedakan dari tiga aspek yaitu sebagai berikut
:
Aspek
Harga
Unit Analisis
Tujuan Analisis
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga adalah nilai dari Harga adalah nilai dari
suatu komoditas (barang komoditas secara agregat
tertentu saja)
(keseluruhan)
Pembahasan
tentang Pembahasan
tentang
kegiatan ekonomi secara kegiatan ekonomi secara
individual.
Contoh
: keseluruhan. Contoh :
permintaan
dan pendapatan
nasional,
penawaran,
perilaku pertumbuhan
ekonomi,
produsen,
perilaku inflasi,
pengangguran,
konsumen,
pasar, investasi, dan kebijakan
penerimaan, biaya, laba ekonomi.
atau rugi perusahaan.
Lebih menitik beratkan Lebih menitik beratkan
pada analisa tentang cara pada
analisa tentang
mengalokasikan sumber pengaruh
kegiatan
daya supaya dapat dicapai ekonomi
terhadap
kombinasi yang tepat.
perekonomian
secara
menyeluruh.
3. Contoh Penerapan
Ekonomi Makro
1. Ekonomi Mikro
Konsep
Ekonomi
Mikro
dan
– Interaksi antara produsen dan konsumen di pasar untuk
mencapai kesepakatan harga.
– Kenaikan harga minyak di pasar
– Penurunan jumlah produksi padi.
– Penentuan harga jual beras.
– Penetapan harga keseimbangan
2. Ekonomi Makro
– Kenaikan defisit anggaran pemerintah.
– Pengangguran yang terus meningkat.
– Tingkat kemiskinan tinggi.
– Ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah.
– Ketidakmerataan distribusi pendapatan masyarakat.
4. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu,
dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada
peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan
mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran
pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan
substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi, memiliki
fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai
stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
a. § Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam
menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik,
hokum, pertahanan, dan keamanan.
b. § Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai
penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan
jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
5. Contoh Penerapan
Ekonomi Makro
3. Ekonomi Mikro
Konsep
Ekonomi
Mikro
dan
– Interaksi antara produsen dan konsumen di pasar untuk
mencapai kesepakatan harga.
– Kenaikan harga minyak di pasar
– Penurunan jumlah produksi padi.
– Penentuan harga jual beras.
– Penetapan harga keseimbangan
4. Ekonomi Makro
– Kenaikan defisit anggaran pemerintah.
– Pengangguran yang terus meningkat.
– Tingkat kemiskinan tinggi.
– Ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah.
– Ketidakmerataan distribusi pendapatan masyarakat.
6. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu,
dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada
peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan
mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran
pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan
substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi, memiliki
fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai
stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
a. § Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam
menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik,
hokum, pertahanan, dan keamanan.
b. § Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai
penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a.
b.
c.
Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam
menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik,
hokum, pertahanan, dan keamanan.
Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai
penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan
jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
penerangan, dan telepon.
Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam
pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian,
yaitu sebagai berikut:
a. Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya
terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung
maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah
diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari
kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga
monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta
contohnya pencemaran lingkungan.
b. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan
aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan
landasan bagi penerapan aturan main, termasuk
pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih
penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat
menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk
menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam
perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk
menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau
pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya
dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok
monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk
mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti
rusaknya ekosistem lingkungan.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung
dan tidak langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi
adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas,
khususnya dampak sampingan bagi lingkungan alam dan
sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak
mampu mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan
seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena
persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya, sebuah pabrik
tekstil yang berada dalam pasar persaingan sempurna.
Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut
seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan
tetapi, mereka membuangnya kesungai. Jika pemerintah
tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa pabrik
tersebut membangun fasilitas pembuangan limbah pabrik
akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas
limbah atau polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam
pabrik tersebut. Selain memberi peringatan kepada tersebut,
pemerintah juga mengenakan pajak polusi untuk mendanai
kerugian-kerugian yang lain.
Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan
perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar
sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan banyak
pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan
melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dibawah ini merupakan penjelasannya :
 Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian
Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti
kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang
merugikan maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam
perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat dilakukan
dalam bentuk intervensi secara laungsung maupun tidak
langsung.
a. Intervensi Pemerintah secara Langsung
1. Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang
dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi
produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya
harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu
rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak
(orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual
kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk
tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika
pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah
akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik)
kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme
penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya
praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya
di luar harga minimum. Untuk mengetahui proses
terbentuknya harga minimum, dapat dilihat pada Kurva 5.1
sebagai berikut :
2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran
Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan
untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan
oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi
diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak
diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum
tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia
antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan
tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif
kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya
penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum
juga mendorong terjadinya pasar gelap.
Adapun proses Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
dapat di lihat dalam kurva 5.2 sebagai berikut :
B. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
1. Penetapan Pajak
2. Pemberian Subsidi
Masalah-Masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang
Ekonomi
Adapun proses dari pemberian subsidi dapat di lihat sebagai
berikut :
Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalahmasalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli, dan
eksternalitas
yang
memerlukan
intervensi
pemerintah.
Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro
yang memerlukan kebijakan pemerintah. Dinegara-negara sedang
berkembang, pada umumnya terdapat tiga masalah besar
pembangunan ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan
kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran yang terus
meningkat. Permasalahan ekonomi makro Indonesia dalam
membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi
yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang
luar negeri merupakan masalah pemerintah dalam bidang ekonomi
makro.
Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut :
a. Masalah Kemiskinan
b. Masalah Keterbelakangan
c. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan
Kerja
d. Masalah Kekurangan Modal
e. Masalah Pemerataan Pendapatan
f. Inflasi
g. Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar
Negeri
Untuk mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi,
pemerintah menggunakan kebijakan-kebijakan tertentu.
Secara garis besar, terdapat tiga kebijakan pemerintah dalam
bidang ekonomi makro. Kebijakan tersebut adalah sebagai
berikut :
a.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan
pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal
dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara
untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan
instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang
berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter dan
kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang
diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal
dalam bidang perekonomian menjadi semakin penting.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian pada saat kondisi yang lebih baik. Caranya
yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan
pengeluaran pemerintah (G). Kebijakan fiskal pemerintah
dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang
bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang
menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan
yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar
pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi
kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun
kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal
yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai
kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan
yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah
atau memperbesar tingkat pajak.
b.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk
o
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk
mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada
kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur
jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga.
Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan
jumlah uang yang beredar (JUB).
Kebijakan moneter mempunyai tujuan yang sama dengan
kebijakan ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya
terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan
fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan moneter
Bank Sentral (Bank Indonesia) mengendalikan jumlah uang
yang bersedar (JUB).
Melalui kebijakan moneter, Bank Sentarl dapat
mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB untuk
memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan
kestabilan harga-harga. Berbeda dengan kebijakan fiskal,
kebijakan moneter memiliki selisih waktu (time lag) yang
relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini
terjadi karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR
dan kabinet untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam
perekonomian.
Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen, yaitu operasi
pasar terbuka (open market operation), kebijakan tingkat
suku bunga (discount rate policy) dan rasio cadangan wajib
(reserve requirement ratio). Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
1. Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang
yang bredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat
berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar
terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SPBU).
a.
Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )
Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto
yang maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan
pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank
sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar,
maka pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan
tingkat bunga penjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat
bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bankbank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih
besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan
sebaliknya.
3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah
jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib
diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan
lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif tersebut,
pemerintah dapat melakukan himbauan moral (moral
suasion). Misalnya untuk mengendalikan jumlah uang
beredar (JUB) di masyarakat, Bank Indonesia melalui
Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya perbankan
mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektorsektor tersebut.
Kebijakan
kontraktif.
pemerintah
masyarakat
moneter dapat bersifat ekspansif maupun
Kebijakan moneter ekspansif dilakukan
jika ingin menambah jumlah uang beredar di
atau yang lebih dikenal kebijakan uang longgar
Kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif maupun
kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan
pemerintah jika ingin menambah jumlah uang beredar di
masyarakat atau yang lebih dikenal kebijakan uang longgar
(easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin
mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan
moneter yang ditempuh adalah kebijakan moneter kontraktif
atau yang lebih dikenal kebijakan uang ketat (tight money
policy). Selain itu dalam melaksanakan kebijakan moneter,
Bank Sentral dapat menggunakan tiga instrumen, yaitu
operasi pasar terbuka (open market operation), kebijakan
tingkat suku bunga (discount rate policy) dan rasio
cadangan wajib (reserve requirement ratio).
a.
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu
bagian kebijakan ekonomi makro. Kebijakan Perdagangan
Luar Negeri adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah
yang mempengaruhi struktur atau komposisi dan arah
transaksi perdagangan serta pembayaran internasional.
Karena merupakan salah satu bagian dari kebijakan
ekonomi makro maka kebijakan perdagangan internasional
bekerja sama dengan baik dengan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu sebagai
berikut :
 Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh
negatif yang berasal dari luar negeri seperti dampak
inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam negeri
melalui impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis
global) pertumbuhan ekspor Indonesia.
 Melindungi industri nasional dari persaingan barangbarang impor.
 Menjaga keseimbangan neraca pembayaran sekaligus
menjamin persediaan valuta asing (valas) yang cukup,
terutama untuk kebutuhan impor dan pembayaran
cicilan serta bunga utang luar negeri.
 Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan stabil.
 Meningkatkan kesempatan kerja.
Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua
macam, yaitu :
–
Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor
Tujuan Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor
adalah untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan
ekspor. Tujuan kebijakan ini dapat dicapai dengan berbagai
kebijakan, antara lain kebijakan perpajakan dalam berbagai
bentuk, misalnya pembebasan atau keringanan pajak ekspor
dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi
eksportir.
–
Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor
Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor bertujuan untuk
melindungi industry di dalam negeri dari persaingan barangbarang impor. Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan
berbagai instrumen, baik yang berbentuk tarif maupun non
tarif. Proteksi-proteksi yang dilakukan dengan tidak
menggunakan tarif disebut non-tariff barriers. Hambatan
yang termasuk ke dalam hambatan non-tarif, antara lain
kuota, subsidi, diskriminasi harga, larangan impor, premi,
dan dumping.
Pada intinya, masalah-masalah dalam bidang ekonomi yang
dihadapi pemerintah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,
tetapi kita sebagai warga negara yang baik semestinya ikut
membantu dalam mengatasinya. Banyak cara yang dapat
diupayakan dimulai dengan melakukan program-program serta
kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik
tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat
semsetinya sudah dapat memposisikan dirinya untuk membantu
supaya pembangunan yang dilakukan pemerintah tersebut berjalan
dengan baik dengan cara tidak menjadi beban atau kendala bagi
pemerintah.
A. Pilihlah jawaban paling benar!
1.
Berikut ini hal-hal yang dapat dianalisis
dengan menggunakan teori mikro ekonomi
yaitu ....
a. laju inflasi dan permintaan
b. pengangguran dan laju inflasi
c. pengangguran dan permintaan
d. permintaan dan harga
e. pengangguran dan harga
2. Berikut ini yang tidak termasuk persoalan
pokok ekonomi yaitu ....
a. inflasi
b. devaluasi
c. pengangguran
d. konjungtur
e. pertumbuhan ekonomi
3. Peningkatan nilai tukar rupiah yang
terjadi pada bursa valuta disebut ....
a. open market
b. depresiasi
c. apresiasi
d. devaluasi
e. revaluasi
4. Jika pemerintah menetapkan nilai tukar
rupiah untuk 1 US$ = Rp 9.500,00 menjadi
Rp 11.750, maka kebijakan pemerintah
disebut ....
a. cash ratio
b. apresiasi
c. depresiasi
d. revaluasi
e. devaluasi
5. Berikut ini yang termasuk kebijakan non
fiskal dan non moneter yaitu ....
a. pengawasan harga
b. penekanan pengeluaran pemerintah
c. mengurangi pengurangan negara
d. mengadakan pinjaman pemerintah
e. politik pasar terbuka
6. Kebijakan moneter pemerintah dalam
menetapkan cadangan minimum pada bank
umum termasuk ....
a. diskonto
b. cash ratio
c. open market
d. sanering
e. devaluasi
7. Analisis ekonomi makro dan mikro:
1. Menjelaskan pentingnya kebijakan dalam
mencapai prestasi kegiatan ekonomi.
2. Analisis membuat pilihan
3. Menganalisis seluruh kegiatan ekonomi
secara global.
4. Menganalisis bagian-bagian kecil dari
kegiatan ekonomi.
Yang merupakan analisis ekonomi makro
yaitu ....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 2 dan 3
d. 1 dan 3
e. 3 dan 4
8. Jika Indonesia melakukan pemotongan
nilai mata uang dari Rp 1.000,00 menjadi
Rp 1,00 sehingga harga gula 1 kg dari Rp
4.000,00 menjadi Rp 4,00, maka kebijakan
moneter yang diambil oleh pemerintah
termasuk ....
a. depresiasi
b. sanering
c. devaluasi
d. revaluasi
e. apresiasi
9. Pemerintah melalui Bank Indonesia
menjual
surat-surat
berharga
guna
mengurangi jumlah uang yang beredar di
lingkungan masyarakat. Kebijakan moneter
yang dilakukan oleh pemerintah tersebut
yaitu ....
a. diskonto
b. cash ratio
c. open market
d. sanering
e. devaluasi
10. Kebijakan moneter pemerintah berupa
menetapkan cadangan minimum pada bank
umum adalah ....
a. cash ratio
b. diskonto
c. open market
d. devaluasi
e. sanering
B. Essay
1. Jelaskan secara singkat pengertian dari :
a. Ekonomi Mikro
b. Ekonomi Makro
2. Apa yang dimaksud dengan Inflasi …
3. Jelaskan strategi yang harus diambil pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan
4. Jelaskan penyebab terjadinya Inflasi
5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam pengangguran
DAFTAR PUSTAKA
https://27acintya08dhika95.wordpress.com/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-ekonomi/
Senin, 19 Oktober-2015 Pukul 20:05 WIB.
Download