2015 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI DWITA AYU PRATIWI BEAST CO. 10/16/2015 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada seluruh umat manusia. Salawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, yang telah memberikan nikmat islam kepada umatnya dan yang akan kita nantikan syafatnya di Yaumul Kiyamah nanti. Alhamdulillah dengan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala saya telah menyelesaikan modul “Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi”. Modul ini merupaka modul yang dibuat untuk memudahkan siswa-siswi SMA untuk belajar. Keberhasilan penyusunan modul ini tidak terlepas dari bentuan beragai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan baik material maupun spiritual. 2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan selama kegiatan ini. Kami menyadari bahwa penyusunan modul ini masih jauh dari sempurna. Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati dan tangan terbuka segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga modul ini bermanfaat, sebagai sumbangan pikiran untuk masa yang akan datang. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta, 16 Oktober 2015 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………… iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iv RANGKUMAN……………………………………………………………… 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran a. b. c. d. Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan makro. Mendesksripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan makro. Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan makro Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi. e. Mendeskripsikan cara mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi. 1. Pengertian iLmu Ekonomi Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu gabungan kata oikos-nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti aturan. Oikonomia mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Secara istilah, ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu ekonomi terbagi dalam kedua kajian yakni Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Adapun pengertiannya yaitu sebagai berikut : a. Ekonomi Mikro Ekonomi mikro mempelajari bagaimana rumah tangga individual atau perusahaan pengambil keputusan dan melakukuan interaksi di pasar tertentu. Contohnya seperti bagaimana harga suatu barang terbentuk? Bagaimana menentukan harga? Bagaimana memproduksi untuk mencapai tingkat paling efisien? Bagaimana perusahaan memperoleh laba maksimum? Bagaimana konsumen memperoleh kepuasan maksimum? b. Ekonomi Makro Ekonomi Makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lainlain. Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi, pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, Ekonomi Makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh : inflasi, pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Kedua kajian tersebut pada dasarnya adalah menjelaskan mekanisme dari kegiatan ekonomi. Adapun jenis-jenis analisis ilmu ekonomi yaitu sebagai berikut : a.) Teori Ekonomi (Analysa Economic), yakni ilmu yang menerangkan hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi kemudian merumuskan hubungan-hubungan itu dalam suatu hokum ekonomi. Contoh : Hukum Permintaan (Jika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang. Jika harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan bertambah), Hukum Penawaran (Jika harga barang naik maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah. Jika harga barang turun maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang), Teori Produksi, dan lain-lain. b.) Ekonomi Deskriptif (Descriptive Economics), yakni ilmu yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari wujud dalam perekonomian. Contohnya seperti keadaan petani di Jawa Tengah, inflasi yang meningkat pada tahun 1998, dan lain-lain. c.) Ekonomi terapan (Aplied Economics), yakni ilmu ekonomi yang mengkaji tentang kebijakan-kebijakan yang perlu dilaksanakan dalam mengatasi masalahmasalah ekonomi. Contoh : Ekonomi Moneter, Ekonomi Koperasi, Ekonomi Perusahaan, dan lain-lain. Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan)yang unik. Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar. 2. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro Adapun perbedaan antara Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro dapat dibedakan dari tiga aspek yaitu sebagai berikut : Aspek Harga Unit Analisis Tujuan Analisis Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Harga adalah nilai dari Harga adalah nilai dari suatu komoditas (barang komoditas secara agregat tertentu saja) (keseluruhan) Pembahasan tentang Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara kegiatan ekonomi secara individual. Contoh : keseluruhan. Contoh : permintaan dan pendapatan nasional, penawaran, perilaku pertumbuhan ekonomi, produsen, perilaku inflasi, pengangguran, konsumen, pasar, investasi, dan kebijakan penerimaan, biaya, laba ekonomi. atau rugi perusahaan. Lebih menitik beratkan Lebih menitik beratkan pada analisa tentang cara pada analisa tentang mengalokasikan sumber pengaruh kegiatan daya supaya dapat dicapai ekonomi terhadap kombinasi yang tepat. perekonomian secara menyeluruh. 3. Contoh Penerapan Ekonomi Makro 1. Ekonomi Mikro Konsep Ekonomi Mikro dan – Interaksi antara produsen dan konsumen di pasar untuk mencapai kesepakatan harga. – Kenaikan harga minyak di pasar – Penurunan jumlah produksi padi. – Penentuan harga jual beras. – Penetapan harga keseimbangan 2. Ekonomi Makro – Kenaikan defisit anggaran pemerintah. – Pengangguran yang terus meningkat. – Tingkat kemiskinan tinggi. – Ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah. – Ketidakmerataan distribusi pendapatan masyarakat. 4. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi, memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. a. § Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan. b. § Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas 5. Contoh Penerapan Ekonomi Makro 3. Ekonomi Mikro Konsep Ekonomi Mikro dan – Interaksi antara produsen dan konsumen di pasar untuk mencapai kesepakatan harga. – Kenaikan harga minyak di pasar – Penurunan jumlah produksi padi. – Penentuan harga jual beras. – Penetapan harga keseimbangan 4. Ekonomi Makro – Kenaikan defisit anggaran pemerintah. – Pengangguran yang terus meningkat. – Tingkat kemiskinan tinggi. – Ketidakmerataan pembangunan di setiap daerah. – Ketidakmerataan distribusi pendapatan masyarakat. 6. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi, memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. a. § Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan. b. § Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan Adapun penjelasannya sebagai berikut : a. b. c. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan. Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon. Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat. Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut: a. Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan. b. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar. Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan. Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan alam dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi. Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang berada dalam pasar persaingan sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut seharusnya membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka membuangnya kesungai. Jika pemerintah tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah atau polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain memberi peringatan kepada tersebut, pemerintah juga mengenakan pajak polusi untuk mendanai kerugian-kerugian yang lain. Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dibawah ini merupakan penjelasannya : Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat dilakukan dalam bentuk intervensi secara laungsung maupun tidak langsung. a. Intervensi Pemerintah secara Langsung 1. Penetapan Harga Minimum (floor price) Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum. Untuk mengetahui proses terbentuknya harga minimum, dapat dilihat pada Kurva 5.1 sebagai berikut : 2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price) Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap. Adapun proses Penetapan Harga Maksimum (ceiling price) dapat di lihat dalam kurva 5.2 sebagai berikut : B. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung 1. Penetapan Pajak 2. Pemberian Subsidi Masalah-Masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang Ekonomi Adapun proses dari pemberian subsidi dapat di lihat sebagai berikut : Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalahmasalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah. Dinegara-negara sedang berkembang, pada umumnya terdapat tiga masalah besar pembangunan ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran yang terus meningkat. Permasalahan ekonomi makro Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah pemerintah dalam bidang ekonomi makro. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut : a. Masalah Kemiskinan b. Masalah Keterbelakangan c. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja d. Masalah Kekurangan Modal e. Masalah Pemerataan Pendapatan f. Inflasi g. Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri Untuk mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi, pemerintah menggunakan kebijakan-kebijakan tertentu. Secara garis besar, terdapat tiga kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi makro. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang perekonomian menjadi semakin penting. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang lebih baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (T) dan pengeluaran pemerintah (G). Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak. b. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk o Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB). Kebijakan moneter mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan moneter Bank Sentral (Bank Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang bersedar (JUB). Melalui kebijakan moneter, Bank Sentarl dapat mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan harga-harga. Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih waktu (time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam perekonomian. Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market operation), kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy) dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio). Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Operasi pasar terbuka ( open market operation ) Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU). a. Fasilitas Diskonto ( Discount Rate ) Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral. Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bankbank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya. 3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio ) Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif tersebut, pemerintah dapat melakukan himbauan moral (moral suasion). Misalnya untuk mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) di masyarakat, Bank Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya perbankan mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektorsektor tersebut. Kebijakan kontraktif. pemerintah masyarakat moneter dapat bersifat ekspansif maupun Kebijakan moneter ekspansif dilakukan jika ingin menambah jumlah uang beredar di atau yang lebih dikenal kebijakan uang longgar Kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan pemerintah jika ingin menambah jumlah uang beredar di masyarakat atau yang lebih dikenal kebijakan uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh adalah kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih dikenal kebijakan uang ketat (tight money policy). Selain itu dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Sentral dapat menggunakan tiga instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market operation), kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy) dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio). a. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu bagian kebijakan ekonomi makro. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang mempengaruhi struktur atau komposisi dan arah transaksi perdagangan serta pembayaran internasional. Karena merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro maka kebijakan perdagangan internasional bekerja sama dengan baik dengan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu sebagai berikut : Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal dari luar negeri seperti dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam negeri melalui impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis global) pertumbuhan ekspor Indonesia. Melindungi industri nasional dari persaingan barangbarang impor. Menjaga keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin persediaan valuta asing (valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan impor dan pembayaran cicilan serta bunga utang luar negeri. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Meningkatkan kesempatan kerja. Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua macam, yaitu : – Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor Tujuan Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor adalah untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekspor. Tujuan kebijakan ini dapat dicapai dengan berbagai kebijakan, antara lain kebijakan perpajakan dalam berbagai bentuk, misalnya pembebasan atau keringanan pajak ekspor dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir. – Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor bertujuan untuk melindungi industry di dalam negeri dari persaingan barangbarang impor. Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan berbagai instrumen, baik yang berbentuk tarif maupun non tarif. Proteksi-proteksi yang dilakukan dengan tidak menggunakan tarif disebut non-tariff barriers. Hambatan yang termasuk ke dalam hambatan non-tarif, antara lain kuota, subsidi, diskriminasi harga, larangan impor, premi, dan dumping. Pada intinya, masalah-masalah dalam bidang ekonomi yang dihadapi pemerintah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga negara yang baik semestinya ikut membantu dalam mengatasinya. Banyak cara yang dapat diupayakan dimulai dengan melakukan program-program serta kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat semsetinya sudah dapat memposisikan dirinya untuk membantu supaya pembangunan yang dilakukan pemerintah tersebut berjalan dengan baik dengan cara tidak menjadi beban atau kendala bagi pemerintah. A. Pilihlah jawaban paling benar! 1. Berikut ini hal-hal yang dapat dianalisis dengan menggunakan teori mikro ekonomi yaitu .... a. laju inflasi dan permintaan b. pengangguran dan laju inflasi c. pengangguran dan permintaan d. permintaan dan harga e. pengangguran dan harga 2. Berikut ini yang tidak termasuk persoalan pokok ekonomi yaitu .... a. inflasi b. devaluasi c. pengangguran d. konjungtur e. pertumbuhan ekonomi 3. Peningkatan nilai tukar rupiah yang terjadi pada bursa valuta disebut .... a. open market b. depresiasi c. apresiasi d. devaluasi e. revaluasi 4. Jika pemerintah menetapkan nilai tukar rupiah untuk 1 US$ = Rp 9.500,00 menjadi Rp 11.750, maka kebijakan pemerintah disebut .... a. cash ratio b. apresiasi c. depresiasi d. revaluasi e. devaluasi 5. Berikut ini yang termasuk kebijakan non fiskal dan non moneter yaitu .... a. pengawasan harga b. penekanan pengeluaran pemerintah c. mengurangi pengurangan negara d. mengadakan pinjaman pemerintah e. politik pasar terbuka 6. Kebijakan moneter pemerintah dalam menetapkan cadangan minimum pada bank umum termasuk .... a. diskonto b. cash ratio c. open market d. sanering e. devaluasi 7. Analisis ekonomi makro dan mikro: 1. Menjelaskan pentingnya kebijakan dalam mencapai prestasi kegiatan ekonomi. 2. Analisis membuat pilihan 3. Menganalisis seluruh kegiatan ekonomi secara global. 4. Menganalisis bagian-bagian kecil dari kegiatan ekonomi. Yang merupakan analisis ekonomi makro yaitu .... a. 1 dan 2 b. 2 dan 4 c. 2 dan 3 d. 1 dan 3 e. 3 dan 4 8. Jika Indonesia melakukan pemotongan nilai mata uang dari Rp 1.000,00 menjadi Rp 1,00 sehingga harga gula 1 kg dari Rp 4.000,00 menjadi Rp 4,00, maka kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah termasuk .... a. depresiasi b. sanering c. devaluasi d. revaluasi e. apresiasi 9. Pemerintah melalui Bank Indonesia menjual surat-surat berharga guna mengurangi jumlah uang yang beredar di lingkungan masyarakat. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah tersebut yaitu .... a. diskonto b. cash ratio c. open market d. sanering e. devaluasi 10. Kebijakan moneter pemerintah berupa menetapkan cadangan minimum pada bank umum adalah .... a. cash ratio b. diskonto c. open market d. devaluasi e. sanering B. Essay 1. Jelaskan secara singkat pengertian dari : a. Ekonomi Mikro b. Ekonomi Makro 2. Apa yang dimaksud dengan Inflasi … 3. Jelaskan strategi yang harus diambil pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan 4. Jelaskan penyebab terjadinya Inflasi 5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam pengangguran DAFTAR PUSTAKA https://27acintya08dhika95.wordpress.com/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-ekonomi/ Senin, 19 Oktober-2015 Pukul 20:05 WIB.