SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu kita harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik, karena secara periodik menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga mampu membedakan mana yang riil dan mana yang ilusi. Penemuan demi penemuan yang dilakukan pada waktu itu hingga zaman sekarang ini tidaklah terpusat disatu tempat atau wilayah tertentu. Penemuan-penemuan yang menyebar dari Babylonia, Mesir, Cina, India, Irak, Yunani, hingga ke daratan Eropa membuktikan bahwa manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam, situasi, dan kondisi yang mengacu daya kreatifitas. Kita melihat bahwasanya sekarang ini Eropa merupakan sentral atau gudang ilmu pengetahuan, maka dalam sejarah perkembangan ilmu terbukti bahwa sumbangsih dunia timur bagi kemajuan ilmu pengetahuan hingga sekarang ini sangatlah besar. Banyak penemuan yang terjadi di dunia timur yang baru dikembangkan belakangan di dunia barat. Namun perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Oleh karena itu, periodesasi perkembangan ilmu yang disusun mulai dari peradaban Yunani kemudian diakhiri pada penemuan-penemuan pada zaman kontemporer. Sehubungan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penyusun mencoba mengkaji tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Yunani kuno yang kami ambil dari beberapa referensi yang ada. KARAKTERISTIK PEMIKIRAN Periode filsafat Yunani merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada masa ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikiran masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak di anggap fenomena alam biasa, tetapi dewa bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktifitas dewa. Tetapi aktifitas alam yang terjadi secara kuasalitas. Perubahan pola pikiran tersebut kelihatannya sederhana, tetapi implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk tekhnologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia. PARA FILSUF DAN HASIL PEMIKIRAN Pada masa Yunani kuno banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu : a. Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalag air. Pada masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam. Ia digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan menanyakan “ Apa sebenarnya asal usul 1 b. c. d. e. f. alam semesta ini?” Pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas dari jawabannya. Namun yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional , bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Anaximandros (610-540 SM) Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju unsur utama alam adalah salah satu dari unsur-unsur yang ada, seperti air atau tanah. Unsur utama alam harus mencakup segalanya dan diatas segalanya, yang dinamakan apeiron. Ia adalah air, maka air harus meliputi segalanya, termasuk api yang merupakan lawannya. Padahal , tidak mungkin air menyingkirkan anasir api. Karena itu, anaximandros tidak puas dengan menunjukkan salah satu anasir sebagai prinsip alam, tetapi dia mencari yang lebih dalam , yaitu zat yang tidak dapat diamati oleh pancaindera. Pythagoras (580 SM–500 SM) adalah seorang filusuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Beliau juga di kenal sebagai ‘’ Bapak Bilangan’’, dan salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah ‘’Teorema Pythagoras‘’. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai. Baginya tidak ada satu pun di alam ini yang terlepas dari bilangan karena itu dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang belawanan, seperti nada musik dapat di nikmati karena oktaf adalah hasil dari gabungan bilangan 1(blangan ganjil) dan 2(bilangan genap). Heraklitos (540-480 SM) melihat alam semesta ini selalu dalamkeadahan berubah; sesuatu yang dingin menjadi panas, yang panas menjadi dingin . itu berarti bahwa bila kita hendak memahami kehidupan kosmos , kita harus menyadari bahwa kasmos itu dinamis . segala sesuatu sallliiing bertentangan dan dalam pertentangan itulah kebenaran . gitar tidak akan menghasilkan bunyi kalu dawai tidak ditegangkan kedua ujungnya. Karena itu ia berkesimpulan , tidak ada satu pun yang benar-benar ada , semuanya menjadi. Ungkapan yang terkenl dari Heraklitos dalam menggambarkan perubahan ini adalah panta rhei uden meni (semuanya mengalir dan tidak ada satu pun yang tinggal mantap). Socrates (470 SM -399 SM ) adalah filsuf dari Athena. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupan contoh istemewa selaku filsuf yang jujur dan berani. Socrates menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal dengan ‘’Maicutika Telenhe ‘’, yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran. Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi Socrates , pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Semboyan yang paling digemarinya adalah apa yang tertulis pada Kuil Delphi , yaitu ; “Kenalilah dirimu sendiri “. Democritus, dikenal sebagai ‘’bapak atom’’ pertama yang memperkenalkan konsep atom, bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat di bagi-bagi lagi. 2 g. Plato (427 SM- 347SM), ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles, filsuf yang pertamakali membangkitkan persoalan being (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming( hal menjadi). h. Aristoteles (384 SM- 322 SM) adalah seorang filsuf yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander. Ia memberikan kontribusidi bidang metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu kedokteran dan ilmu alam. Dibidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sisitematis. i. Protogoras (481-411 SM) Ia menyatakan bahwa “manusia” adalah ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal bakal humanisme. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang dimaksudnya itu manusia individu atau manusia pada umumnya. Memang dua hal itu menimbulkan konsekuensi yang berbeda. Namun tidak ada jawaban yang pasti, mana yang dimaksud oleh Protogoras. Yang jelas ialah ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat subjektif dan relatif. Akibatnya, tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori matematika tidak dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut. KESIMPULAN Filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam di Zaman Yunani Kuno adalah Thales (624-546 SM). Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Selain Thales, terdapat pula beberapa ahli filsuf yang lain diantaranya adalah Heracleitos, Permenides, Plato dan lain-lain. Puncak keemasaan pada masa Yunani Kuno dicapai pada masa Sokrates dan Aristoteles. ___________ Oleh: Yuwinda Prawatya Widita (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 3