FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015 5KARAKTERISTIK RESEP UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO Characteristics of General Prescription in Pasar Rebo General Hostital Muhamad Syaripuddin, Andi Leny Susyanty, Ida Diana Sari Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes, Kemenkes RI Naskah diterima tanggal 23 April 2015 ABSTRACT This article has aims to count the number of common prescription, drug injection, antibiotics and drugs that are often used in Pasar Rebo Hospital for 6 months in 2011. The sample in this study was all common prescription in Pasar Rebo Hospital for 6 months in 2011. The results showed that the total general recipe for 6 months in Pasar Rebo Hospital in 2011 as many as 15,094 to 47,572 sheets of prescription drug and the average number of drugs per prescription as much as 3.15. Preparations containing ranitidine injection an injection dosage was often prescribed (10.22%). Isoniazid is antibiotics and drugs that are often prescribed (12.85%) in the form of terpiasah (8.42%) or in the form of a mixture (4:43%).The conclusion of this study was a prescription of Pasar Rebo Hospital has an average number of prescription medications in some 3.15 kinds of drugs. Most common prescriptions in Pasar Rebo Hospital is a recipe OAT patients undergoing therapy. Injection dosage that was often used was ranitidine injection and antibiotics are frequently used us antituberculosis. Keywords: characteristics, prescriptions, hospitals ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk menghitung jumlah resep umum, obat injeksi, antibiotik dan obat-obat yang sering digunakan di Rumah Sakit Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini semua resep umum yang masuk ke instalasi farmasi RSUD Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total resep umum selama 6 bulan di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2011 sebanyak 15.094 lembar resep dengan 47.572 jenis obat dan jumlah rata-rata obat setiap resep sebanyak 3,15 obat. Sediaan yang mengandung ranitidin injeksi merupakan sediaan injeksi yang sering diresepkan (10,22%). Isoniazid adalah antibiotik dan obat yang sering diresepkan (12,85%)baik dalam bentuk terpisah (8,42%) maupun dalam bentuk kombinasi (4.43%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah resep RSUD Pasar rebo memiliki ratarata jumlah obat dalam resep sebanyak 3,15 jenis obat. Kebanyakan resep-resep umum di RSUD Pasar Rebo merupakan resep pasien yang menjalani terapi Obat Anti Tuberkulosis. Sediaan injeksi yang sering digunakan adalah sediaan yang mengandung ranitidin injeksi dan antibiotik yang sering digunakan adalah antibiotik OAT. Kata kunci : karakteristik, resep, rumah sakit PENDAHULUAN Penelitian utilisasi obat dapat dimulai dari marketing, distribusi, peresepan dan penggunaan obat di masyarakat. Tujuan dari studi utilisasi obat adalah untuk menjawab pertanyaan mengapa obat ditulis, Alamat korespondensi: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes, Kemenkes RI email : [email protected] siapa yang menulis obat tersebut, untuk siapa obat tersebut ditulis, apakah pasien mengkonsumsi obat dengan benar dan manfaat serta resiko obat tersebut. Berdasarkan sumber, data penelitian utilisasi obat dapat diperoleh dari sumber data yang besar, data dari badan pengatur, data dari pemasok obat dan data dari fasilitas kesehatan. Data dari fasilitas kesehatan dapat mengambarkan rata-rata obat dalam satu resep, persentase obat yang ditulis dengan generik, persentase 248 Karakteristik Resep Umum ..... (Muhamad Syaripuddin, dkk) T abel I. Indikator dasar penggunaan obat menu rut WHO No Ind ikator peresepan 1 Rata-rata jumlah obat per resep 2 3 Persentase obat yang ditulis dengan generik Persentase resep dengan antibiotik 4 5 Persentase resep dengan obat injeksi Persentase obat yang ditulis berdasarkan formularium Ind ikator perawatan pasien 6 7 8 Rata-rata waktu konsultasi Rata-rata waktu peracikan Persentase obat yang diracik dengan betul 9 10 Persentase obat yang dilabel dengan tepat Pengetahuan pasien tentang dosis yang tepat Ind ikator fasilitas 11 12 Keberadaan obat pengganti formularium Keberadaan obat kunci peresepan antibiotik, persentase peresepan obat injeksi, persentase obat yang masuk dalam formularium dan rata-rata biaya obat tiap resep (WHO, 2003 dan Gama, 2008). Tahun 1993 W HO sudah menetapkan beberapa indikator penggunaan obat di fasilitas kesehatan. Beberapa indikator penggunaan obat tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini (WHO, 1993) Penelitian tentang analisis pengunaan obat pada pasien rawat jalan di rumah sakit pernah dilakukan di Sleman. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata jumlah item obat yang diresepkan perlembar resep sebanyak 2,44 obat, persentase peresepan dengan obat generik sebesar 27,92%, obat antibiotik sebesar 15,27%, obat injeksi sebesar 0,33%, dan persentase peresepan yang sesuai dengan formularium rumah sakit sebesar 85,05%(Sudarmono, et al., 2011). Penelitian di Etiopia menunjukkan bahwa rata-rata jumlah item obat perlembar resep sebanyak 1,9 obat, persentase peresepan antibiotik sebesar 58,1%, obat injeksi sebesar 38,1%, obat generik sebesar 98,7% dan 96,6% sesuai dengan formularium (Desalegn, 2013). Penelitian di Nigeria menunjukkan bahwa rata-rata obat perpasien sebanyak 3,5 obat, sebanyak 14% pasien menerima obat injeksi sedikitnya 1 kali, dan sebanyak 55% pasien sedikitnya menerima 1 antibiotik (Odusanya, 2005) Pemakaian obat injeksi dan antibiotik dapat meningkatkan biaya pengobatan di rumah sakit. Sehingga perlu pengaturan yang ketat untuk kedua jenis obat tersebut di rumah sakit (Desalegn, 2013). Penelitian yang pernah dilakukan di 5 RSUD DKI Jakarta tahun 2011 menunjukkan bahwa rata-rata obat dalam setiap resep berjumlah 3,6 obat, dengan rata- 249 rata harga resep sebesar Rp. 119.357 (Syaripuddin, et al., 2011). Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemakaian obat di Rumah Sakit Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun 2011. Artikel ini akan memaparkan jumlah resep umum di RSUD Pasar Rebo selama 6 bulan. Selain itu akan diidentifikasi obat injeksi, antibiotik dan obat-obat yang sering digunakan. METODOLOGI Seluruh data dalam artikel ini adalah bagian dari data penelitian risbinkes tahun 2011 yang berjudul pengaruh penggunaan obat generik terhadap cost saving dan keterjangkauan harga resep di 5 RSUD DKI Jakarta. Sampel dalam artikel ini adalah populasi yaitu semua resep umum yang masuk ke instalasi farmasi RSUD Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun 2011. Resep umum adalah resep pasien yang dibayar oleh pasien tidak dibayar oleh jamkesmas, jamkesda dan askes. Langkah identifikasi dimulai dengan menghitung resep yang diperoleh, mengelompokkan jenis obat berdasarkan tujuan artikel ini yaitu obat injeksi, antibiotik dan obat-obat yang sering digunakan. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi untuk mengetahui berapa banyak obat tersebut ditulis dalam resep selama 6 bulan dan hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa total resep umum selama 6 bulan di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2011 sebanyak 15.094 lembar resep dengan rata-rata 2.516 lembar resep perbulan. Sedangkan jumlah obat yang diresepkan selama 6 bulan sebanyak 47.572 jenis obat dengan rata-rata 7929 obat perbulan. Rincian jumlah resep umum dan jumlah obat yang diresepkan FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015 Ga m ba r 1 .Jum lah res e p umu m da n oba t ya ng dires e pka n se lam a 6 bula n t ahun 2 01 1 d i RS UD P as ar Re bo Ta be l II. S epuluh oba t y ang s ering dires e pka n dala m re se p um um d i R SUD P as a r Re bo se lam a 6 bula n t ahun 2 01 1 No Nam a o bat 1 2 Ison ia zid 3 00 mg Ase ri ng infu s 3 Bi ocu rli v T ab 4 Aq u a P ro In jeksi 5 Rifa mpi sin 4 50 mg K ap 6 Ra ntin In je ksi 7 Sa lb u ta mo l 2 mg T ab 8 Ka lme taso n 4 mg/ml In jeksi 9 10 Rin g er a cetat in fus Ra ni ti din 25 mg /ml In jeksi Tot al setiap bulannya dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Melihat gambar di atas terlihat bahwa ada kecenderungan peningkatan jumlah resep dan jumlah obat yang diresepkan mulai dari bulan Januri sampai bulan Juni tahun 2011. Jumlah rata-rata obat setiap resepnya dapat dihitung dengan cara membagi jumlah total obat dengan jumlah total resep. Berdasarkan hasil diatas jumlah rata-rata obat setiap resep sebanyak 3,15 obat. Beberapa obat sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun 2011. Sepuluh jenis obat sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo dapat dilihat pada Tabel II. Beberapa obat injeksi sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun 2011. Sepuluh jenis obat injeksi yang sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo dapat dilihat pada Tabel III. Beberapa obat antibiotika sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo selama 6 bulan pada tahun Ka ndunga n zat a kt if Iso nia zid DO E N Na 1 30 mEq , K 4 mE q , Cl 1 0 9 mE q, Ca 3 mE q , A seta t ( ga ra m) 2 8 mE q E kstra k cu rcu ma l aru tan in jeksi Ya 1 .27 1 1 .23 5 tid ak 1 .07 3 Ri famp isin Ya Ra n itidi n Ya S al bu tamo l De ksa meta son Ya Ya L ar uta n el ektr oli t i nfu s Ra n itidi n Ya Ya Ya Jum lah 1 .01 1 83 8 70 5 69 0 68 4 66 7 57 1 8 .74 5 2011. Sepuluh jenis antibiotika yang sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo dapat dilihat pada Tabel IV. Dari data diatas terlihat bahwa kebanyakan obat antibiotika yang diresepkan adalah obat-obat yang digunakan dalam terapi tuberkulosis. PEMBAHASAN Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa semakin banyak resep yang ditulis semakin banyak jumlah obat yang digunakan. Hal ini bisa terjadi karena makin banyak kasus yang ditangani memerlukan variasi obat yang semakin banyak. Penyebab lainnya adalah formularium rumah sakit yang belum dipatuhi sehingga satu jenis penyakit yang sama diberikan obat yang berbeda padahal penyakit tersebut dapat ditangani oleh satu jenis obat saja. RSUD Pasar rebo memiliki jumlah obat dalam resep lebih sedikit (3,15) dibandingkan dengan RSUD DKI Jakarta (3,6) (Syaripuddin, et al., 2011). Hal ini menunjukkan bahwa RSUD Pasar Rebo lebih sedikit rasional dalam menggunakan obat dibandingkan dengan 250 Karakteristik Resep Umum ..... (Muhamad Syaripuddin, dkk) Tabel III. Sepuluh o bat injeksi yang sering d iresepkan dalam resep umum di RSUD Pasar R ebo selama 6 bulan tahun 2011 No 1 Rantin Injeksi Kandungan Zat aktif Ranitidin 2 3 Kalmetason 4 mg/ml Ranitidin 25 mg/ml Deksametason Ya Ranitidin Ya 4 Cedantron 4 mg/2ml Ondansetron Ya 5 Seftriakson 1 gr Injeksi 6 Acran Injeksi seftriakson Ranitidin Ya Ya 7 Vaksin ATS 1500 Anti tetanus serum Ya 8 Brainact 500 mg Injeksi sitikolin T idak 9 Lasix 20mg/2ml furosemid Vitamin B1, B6 dan B12 Ya Ya 10 Nama Obat Neurobion 5000 Injeksi DOEN Ya Total Jumlah 705 684 571 508 455 266 264 263 230 186 4.132 Tab el IV. Sepuluh obat antibiotika yang sering diresepkan dalam resep umum di R SUD Pasar Rebo selama 6 bulan tahun 2011 No 1 2 3 4 5 Nama ob at Isoniazid 300 mg T ab Rifampicin 450 mg Kap Pirazinamid 500 mg Tab Levofloksasin 500 mg T ab Rimstar 4-FD C 6 7 8 9 Seftriakson 1 gr Injeksi Cravit 500 mg Tab Socef Injeksi Rimactazid 450/300 Tab 10 Sefiksim 100 mg Kap Total RSUD DKI Jakarta. Hal ini didasarkan pada target pencapaian indikator penggunaan obat rasional yang menyatakan bahwa indikator kinerja penggunaan obat rasional pada rerata jumlah item obat yang diresepkan memiliki batas toleransi 2,6 persen (Kemkes, 2014). Jika dilihat dari kesesuaian peresepan dengan daftar obat esensial nasional (DOEN) juga terlihat bahwa peresepan di RSUD Pasar Rebo sebagian besar sudah sesuai dengan DOEN tahun 2014. Isoniazid menempati urutan pertama dari sepuluh jenis obat yang sering diresepkan, obat ini merupakan salah satu komponen obat anti tuberkulosis (OAT). Seperti halnya isoniazid dan rifampisin yang juga salah satu komponen OAT menempati urutan kelima dari sepuluh jenis obat yang sering diresepkan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa 251 Kand ungan Zat aktif Isoniasid R ifampisin Pirazinamid Levofloksasin R ifampisin, INH , Pirazinamid, Ethambutol seftriakson levofloksasin seftriakson R ifampisin, INH sefiksim DOEN Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya YA Ya Jumlah 1.271 838 577 503 402 382 279 271 266 253 5.042 kebanyakan resep-resep umum di RSUD Pasar Rebo merupakan resep pasien yang menjalani terapi OAT. Isoniazid dan rifampisin lebih sering diresepkan dibandingkan dengan OAT lainnya (etambutol, pirazinamid) karena obat tersebut dipakai oleh pasien terapi selama 6 bulan (tahap intensif dan tahap lanjutan) sedangkan etambutol dan pirazinamid hanya digunakan dalam 2 bulan (tahap intensif) (Binfaralkes, 2005 dan P2PL 2011). Rantin injeksi menempati urutan pertama dan acran injeksi menempati urutan keenam dari sepuluh obat injeksi yang sering diresepkan di RSUD Pasar Rebo dari. Rantin dan acran mengandung ranitidin yang juga menempati urutan ketiga dari sepuluh obat injeksi yang sering diresepkan. Apabila ketiga jenis obat tersebut dijumlahkan maka diperoleh angka 1.276 yang FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015 artinya dari 15.094 resep umum yang masuk ke instalasi farmasi 10,22% adalah ranitidin injeksi. Ranitidin injeksi diindikasikan untuk ulkus lambung, ulkus duodenum dan hipersekresi asam lambung pada sindrom Zollinger Ellison (ISO, 2012). Melihat hal ini banyak kasus ulkus lambung, ulkus duodenum dan hipersekresi asam lambung (10,22%) yang dialami oleh pasien umum RSUD Pasar Rebo. Obat injeksi memiliki harga lebih mahal dari obat oral untuk bahan khasiat yang sama, sehingga perlu pertimbangan pemberian obat oral sebagai kelanjutan terapi setelah pemberian obat injeksi untuk mengurangi biaya obat pasien. Obat injeksi lainnya seperti kalmetason, cedantron, brainact dan lasix memiliki sedian generik yang lebih murah. Penggunaan obat generik untuk obat injeksi tersebut dapat mengurangi biaya obat bagi pasien umum. Lima dari sepuluh obat antibiotik yang sering diresepkan merupakan OAT baik sediaan tunggal (isoniazid, rifampisin, pirazinamid) maupun sediaan campuran (rimstar4-FDC, rimactazid). Data ini memperkuat data sebelumnya bahwa kebanyakan resep pasien umum di RSUD Pasar rebo Selama 6 bulan adalah pasien dengan terapi OAT. Apabila pemakaian OAT kobinasi rinstar4-FDC dan rimactazid dijumlah akan diperoleh angka sebesar 668, artinya dari 15.094 resep umum yang masuk ke instalasi farmasi 4,43% sudah menggunakan OAT kombinasi. Sedangkan resep umum yang mengandung OAT terpisah berjumlah 1271 resep atau sama dengan 8,42% (berdasarkan jumlah resep yang mengandung isoniazid). Sehingga total resep yang mengandung sediaan OAT sebesar 12,85%. Rimstar4-FDC mengandung rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg, sedangkan rimactazid 450/300 mengandung rifampisin 450 mg dan isoniazid 300 mg (ISO,2012). Kombinasi obat ini sama dengan obat program OAT-FDC yang digunakan dalam program nasional penanggulangan tuberkulosis (Binfaralkes, 2005 dan P2PL, 2011). Melihat keadan ini sebenarnya rimstar4-FDC dan rimactazid 450/300 dapat digantikan dengan obat program OAT-FDC untuk meringankan biaya pasien.. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap resep umum selama 6 bulan di RSUD Pasar Rebo dapat diambil kesimpulan yaitu rata-rata jumlah resep perbulan sebanyak 2.516 lembar dengan rata-rata 7929 jenis obat perbulan. RSUD Pasar rebo memiliki jumlah obat dalam resep lebih sedikit (3,15) dibandingkan dengan RSUD DKI Jakarta (3,6). Kebanyakan resep-resep umum di RSUD Pasar Rebo merupakan resep pasien yang menjalani terapi OAT. Sediaan injeksi yang sering digunakan adalah ranitidin injeksi dan antibiotik yang sering digunakan adalah antibiotik OAT. DAFTAR PUSTAKA Desalegn AA. Assessment of drug use pattern using WHO prescribing indicators at Hawassa University teaching and referral hospital, south Ethipia: a cross-sectional study. BMC Health Services Research. 2013;13(170):1-6. Gama H. Drug Utilization Studies. Arquivos De Medicina. 2008;22:69-74. Informasi Spesialite Obat Indonesia 2012. 740 p Kementerian Kesehatan. 2014. Kegiatan Subdit Penggunaan Obat Rasional Tahun 2014. Odusanya OO. Drug use indicators at a secondary health care pacility in Lagos, Nigeria. Journal of Community Medicines & Primary Health Care. 2005;16(1):21-4. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis: Dirjen P2PL; 2011. 181 p. Dirjen Binfar dan Alkes 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis: . 110 p. Sudarmono CA, Purnomo A, Sudjaswadi R. Analisis Penggunaan Obat pada Pasien Rawat jalan di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman Periode Oktober 2011. Jurnal manajemen dan Pelayanan Farmasi. 2011;1(1):24-9. Syaripuddin M, Susyanty AL, Sari ID. 2011. Pengaruh Penggunaan Obat Generik Terhadap Cost Saving dan Keterjangkauan Harga Resep di Lima Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DKI Jakarta. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. WHO. 1993. How to investigate drug use in health facilities. WHO. 2003. Introduction to Drug Utilization Research. Oslo, Norway. 252