laporan 4 (kultur embrio)

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelamatan embrio merupakan salah satu cara melindungi
embrio yang bermasalah dan embrio tersebut dapat diselamatkan
dan ditanam secara aseptis dalam media buatan sehingga dapat
berkecambah dan menghasilkan tanaman utuh. Masalah yang
dihadapi oleh embrio tersebut meliputi masalah eksternal yaitu,
tidak tersedianya cadangan makanan di lingkungannya, dan
masalah internal yaitu, masalah yang terdapat di dalam genetik
embrio itu sendiri, yang memungkinkan adanya penurunan
terhadap individu baru.
Masalah internal tersebut, dapat disebabkan karena, polen
tidak bisa berkecambah, polen mampu berkecambah namun
tabungnya tidak berkembang, terdapat taburkecambang, polen
berkecambah namun tidak mampu brfertilisasi, polen dan tabung
ada, terjadi fertilisasi namun embrio gagal (gugur), berkembang
namun perkembangannya tidak sehat. Untuk menanggulangi
masalah ini maka dilakukan fertilisasi dengan cara invitro bila
ovary embryo tidak berkembang, atau dengan menyelamatkan
embryo yang telah terbentuk dari ovary atau buah yang amsih
muda.
Selain teknik penyelamatan embrio ini dikenal juga teknik
kultur embrio (embryo culture), yaitu penanaman embrio dewasa
pada media buatan secara aseptis. Aplikasi kultur embrio ini
antara lain perbanyakan tanaman, pematahan dormansi untuk
mempercepat program pemuliaan serta perbanyakan tanaman
yang sulit berkecambah secara alami, misalnya anggrek. Dalam
perbanyakan semakin sedikit jumlah sel maka semakin sulit
untuk ditumbuhkan.Embryo dewasa hanya membutuhkan
senyawa anorganik dan sukrosa untuk dapat berkecambah,
sedangkan embryo yang sangat kecil membutuhkan senyawa
yang sangat kompleks.
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
dan mempelajari cara serta metode yang dapat dipraktikan dalam
praktikum embrio rescue dalam media in vitro ini. Selain itu juga
memahami tahapan prosedur kerja yang tepat melalui hasil
praktikum yang telah dilaksanakan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Kacang Tanah dan Tanaman Anggrek
2.1.1 Morfologi Kacang Tanah
1. Akar
Sistem akar merupakan akar tunggang yang telah
berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral,
tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk
mengikat nitrogen.
2. Batang
Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis
yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif.
Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang
disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada
cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat
berkembang dari cabang vegetatif primer.
3. Daun
Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang
vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2
pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur
sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai
daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada
dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini
merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu
tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan
menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan.
4. Bunga
Cabang perbungaa berbentuk tunggal pada katafil dan
ketiak daun pada cabang vegetatif dan ada beberapa yang
tumbuh pada buku teratas pada batang.Pada setiap
perbungaan terdapat 2 – 5 bunga, bunga duduk berwarna
kuning muda hingga jingga kemerahan.
5. Buah
Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah
yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitamhitaman.
6. Biji
Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara
putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan
dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji
yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial,
hipokotil dan akar primer. Biji yang akan dijadikan benih
yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
 Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul
 Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat
 Kulit benih mengkilap, tidak keriput, dan cacat
 Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain
 Kadar air benih berkisar 9 – 12 %
(Rukmana, 1997)
2.1.2 Morfologi Tanaman Anggrek
1. Bunga
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang
memiliki keragaman warna dan bentuk bunga .meski
demikian anggrek memiliki struktur bunga yang sama dan
khas. Bunga anggrek terdiri dari :
1. Kelopak (sepal)
2. Mahkota (petal)
3. Lidah (Labelum)
4. Bakal buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan
benangsari
Sepal yang dimiliki anggrek terdiri atas tiga helai dan si
sela-sela sepal terdapat dua helai petal.Sedangkan labelum
atau lidah bunga merupakan modifikasi dari petal.
2. Buah
Bentuk buah anggrek berbeda-beda sesuai dengan
jenisnya. Buah anggrek merupakan lentera atau capsular
yang memiliki 6 rusuk. Tiga diantaranya merupakan rusuk
sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua
tepi daun buah yang berlainan.Di tempat bersatunya tepi
daun buah tadi dalam satu buah anggrek sebesar kelingking
terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang sangat
lembut dalam ukuran yang sangat kecil. Biji-biji anggrek
tidak memiliki endosperm sebagai cadangan makanan ,
sehingga untuk perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang
berfungsi
untuk
membantu
pertumbuhan
biji.
Perkecambahan di alam sangat sulit jika tanpa bantuan fungi
(jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan
biji-biji anggrek tersebut. Dalam kondisi lingkungan yang
sesuai, hifa atau benang dari mikoriza akan menembus
embrio anggrek melalui sel-sel suspensor. Kemudian fungi
tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai
bahan energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan perkecambahan biji-biji anggrek.
3. Daun
Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua.
Permukaan daun dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang dapat
melindungi dari serangan hama dan penyakit. Kedudukan
daun tersusun secara berjajar berselingan.Daun anggrek
memiliki ciri khas bertulang daun sejajar. Sedangkan
bentuknya berbeda-beda, ada yang memanjang dan ada yang
membulat tergantung pada spesies .Tipe daun menunjukkan
keadaan habitat anggrek. Menurut pertumbuhan daunnya
anggrek digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Kelompok Evergren (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu
anggrek yang helaian-helaian daun nya tidak gugur
serentak.
2. Kelompok Decidous (tipe gugur), yaitu semua helaianhelaian daun gugur dan tanaman mengalami masa
istirahat, kemudian diganti tempatnya dengan
munculnya bunga. Batang dan daun anggrek
mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya
memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk
fotosintesis dalam habitatnya di hutan yang minim
cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah
hilang atau terdegradasi walaupun daun-daunnya telah
gugur, oleh sebab itu anggrek juga memiliki julukan
evergreen.
4. Batang
Batang anggrek yang menebal merupakan batang
semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb
(pseudo=semu, bulb=batang yang menggembung),
berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk
bertahan saat keadaan kering. Batang Anggrek ada dua tipe
yang dipengaruhi oleh titik tumbuhnya, yaitu :
1. Monopodial
Anggrek tipe monopodial hanya memiliki satu
batang dan satu titik tumbuh.Batang utama terus
tumbuh dan tidak terbatas panjangnya Bentuk
batangnya ramping dan tidak berumbi. Tangkai bunga
akan keluar di antara dua ketiak daun. Anggrek jenis ini
dapat diperbanyak dengan cara stek batang dan biji.
Kelompok anggrek monopodial yaitu genus Aerides,
Arachnis, Phalaenopsis, Renanthera, Aranthera ,
Vanda dan lain-lain.
2. Simpodial
Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang
memiliki batang utama yang tersusun oleh ruas-ruas
tahunan. Angrek tipe simpodial mempunyai batang
yang berumbi semu ( pseudobulb ) yang juga berfusngsi
sebagai cadangan makanan. Masing-masing ruas
dimulai dengan daun sisik dan berakhir dengan
setangkai perbungaan. Pertumbuhan ujung-ujung
batangnya terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti
bila pertumbuhan ke atas telah maksimal. Batang
utama baru muncul dari dasar batang utama Pada
anggrek simpodial terdapat suatu penghubung dari
tunas satu ke tunas lainnya yang disebut rhizome.
Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan cara split,
pemisahan keiki, stek batang dan biji. Kelompok
anggrek simpodial yaitu genus Cattleya, Coelogyne,
Dendrobium, Grammatophyllum, Oncidium dan lainlain.
5. Akar
Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging,
lunak, mudah patah denagn ujung akar yang meruncing
licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar akan
tampak berwarna putih keperak-perakan pada bagian
luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang
berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang
telah tua menjadi coklat dan kering, kemudian akan
digantikan oleh akar yang baru.
Akar pada anggrek berfungsi untuk mengambil,
menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian
tanaman. Fungsi lain dari akar adalah menempelkan dirinya
pada tempat atau media tumbuh.Tanaman dikatakan sehat
atau tidaknya dapat dilihat dari akarnya. Akar udara
terdapat lapisan velamen yang berongga dan berfungsi
untuk menyerap air dan udara. Akar ini juga dapat
berfotosintesis karena megandung butiran hijau daun
(klorofil). Pada lapisan velamen terdapat Mycorhiza (myco
= cendawan ; rhizome = akar) atau cendawan yang hidup
dalam akar tumbuhan. Mycorhiza hidup secara simbiosis
yaitu dengan memfiksasi fosfat untuk ditukarkan dengan
hidrat dari tumbuhan.
(Rukmana, 1997)
2.2 Kondisi Optimum untuk tumbuh Kacang Tanah dan
Anggrek
2.1.2 Kondisi Optimum Tumbuh Kacang Tanah
1. Keadaan Iklim
Di Indonesia, tanaman kacang tanah cocok ditanam
di dataran rendah yang berketinggian di bawah 500 meter
di atas permukaan laut (dpl). Iklim yang dibutuhkan
tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi (panas) antara
280C – 320C, sedikit lembap (rH 65% - 75%), curah hujan
800 m – 1.300 mm per tahun, tempat terbuka
(mendapatkan sinar matahari penuh) dan musim kering.
Tanaman kacang tanah toleran terhadap lingkungan
tumbuh di dataran menengah sampai dataran tinggi pada
daerah berketinggian antara 800 mm – 1.000 m
dpl.Namun, makin tinggi daerah penanaman dari
permukaan laut produksi tanaman kacang tanah cenderung
turun (rendah).
2. Keadaan Tanah
Tanaman kacang tanah membutuhkan keadaan
tanah yang berstruktur ringan, seperti tanah regosol,
andosol, latosol dan alluvial.
2.1.2 Kondisi Optimum Tumbuh Tanaman Anggrek
1. Cahaya Matahari
Intensitas matahari yang berbeda dibutuhkan
masing-masing jenis anggrek.Selama pertumbuhannya
tanaman anggrek memerlukan naungan.Seperti habitat
aslinya, dimana tanaman anggrek tumbuh didalam hutan,
menempel didahan pohon yang rindang.Phalaenopsis, jenis
anggrek yang membutuhkan intensitas matahari paling
rendah, 20%.Jenis lainnya pada kisaran 40% – 60%.
2. Penyiraman
Media tanam sangat mempengaruhi penyiraman
pada bunga anggrek. Selain itu besar kecilnya tanaman,
temperatur lingkungan, kelembaban, aliran udara dan jenis
pot yang digunakan juga perlu Anda perhatikan.
Penyiraman yang baik langsung disemprotkan pada bagian
akar, supaya langsung terserap. Agar tidak merusak media
tanam, bunga dan daun anggrek, gunakanlah sprayer saat
menyiram hingga butiran air yang keluar dapat diatur.
3. Pemupukan
Fase pertumbuhan tanaman anggrek menjadi dasar
dalam pemupukan. Fase vegetatif dan fase generatif adalah
2 jenis fase pertumbuhan anggrek. Fase vegetatif adalah
periode pertumbuhan tanaman anggrek dari penyemaian
sampai anggrek muda. Fase generatif adalah saat anggrek
mulai dewasa dan telah siap berbunga. Pupuk yang kaya
akan unsur N, yaitu bahan utama penyusun protein yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembelahan sel,
dibutuhkan pada fase vegetatif.
4. Penggantian Pot
Penggantian pot adalah proses dimana tanaman
anggrek ditanam ulang dengan pot yang lebih besar
dengan media tanam baru. Penggantian pot diperlukan
karena khawatir pot lama tidak cukup menampung saat
tanaman siap berbunga seiring pertumbuhan tanaman
anggrek yang semakin membesar.Kapan harus melakukan
penggantian pot tidak ada waktu yang pasti.Kejelian
pengamatan sehari-hari sangat diperlukan.
5. Lokasi, suhu, dan kelembaban
Anggrek akan tumbuh baik di dataran tinggi, bukan
berarti di dataran rendah tidak bisa hidup akan tetapi harus
memenuhi ketentuan yang tepat. Suhu udara berkisar 15ºC35ºC (suhu optimum 21ºC) dengan sirkulasi udara yang
baik.Kelembaban udara berkisar antara 65%-70%.
(Anonymousa, 2012)
2.3 Teknik Kultur Embryo Kacang Tanah dan Embryo Resceu
Biji Anggrek
Teknik kultur embryo pada dasarnya ada tiga teknik, yakni:
1. Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi permukaan perlu dilakukan pada buah ataupun
biji untuk mensterilkan permukaan buah/biji sehingga
pada waktu isolasi embryo tidak terdapat sumber
kontaminan.Sterilisasi
dapat
dilakukan
dengan
pembakaran buah/biji atau dengan sterilisasi kimia seperti
sodium hypochybrite dengan konsentrasi cukup tinggi
(>2%).
2. Isolasi dan Penanaman Embryo
Isolasi harus dilakukan seara hati-hati agar embryo tidak
rusak dan kehilangan salah satu atau lebih bagianbagiannya (roticula, plumula, hypocotyl, coleoptile,dll).
Selain itu harus tetap dijaga juga agar isolasi dilakukan
dalam kondisi tetap aseptis.
3. Aklimatisasi
Aklimatisasi dilakukan setelah embryo berkecambah dan
diperoleh planflet baru yang siap untuk dipindah
kelapang.
(Kartohadprodjo, 2009)
2.4 Contoh Kultur Aplikasi Kultur Embryo
1. Memecahkan dormansi, pada Musa balbisiana, tidak
mungkin memperoleh perkecambahan secara normal.
Cherry, hazel, acer: tanaman yang memiliki dormansi
panjang.
2. Mencegah gugurnya embrio pada persilangan interspesifik.
Persilangan ini sering menghasilkan biji dengan endosperm
yangg tidak sempurna, atau embrio yang lemah/ kecil.
Contoh: Kacang, Kapas, Tomat, Padi.
3. Hibridisasi untuk produksi triploid (buah tanpa biji). Jeruk
triploid Citrus sinensis. Diploid citrus X tetraploid citrus =
jeruk tanpa biji. Pisang triploid, Musa acuminata (AA) X
Musa balbisiana (BB) = pisang tanpa biji (AAB).
(Rukmana, 1997)
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kultur
Embryo dan Embryo Resceu
1. Genotipe Tanaman
Genotip tanaman merupakan salah satu factor yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis eksplan dalam
kultur embryo adalah genotip tanaman asal eksolan diisolasi.
Respon masing-masing eksplan tanaman sangat bervariasi
tergantung dari spesies, bahkan varietas atau tanaman asal
eksplan.
2. Media Kultur
Perbedaan komposisi media seperti komposisi zat
pengatur tumbuh dan jenis media yang digunakan akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang
mempengaruhi generasi eksplan yang dikultur.Komposisi
yang dapat berpengaruh diantaranya komposisi media,
komposisi hormone pertumbuhan dan keadaan fisik media.
3. Keadaan Fisik Media
Media yang umum yang digunakan dalam kultur jaringan
adalah media padat, semi padat dan cair.
(Kartohadprodjo, 2009)
III.
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
 Pinset
: memotong organ tanaman
 Botol kultur (5 buah) : tempat meletakkan eksplan
 Cawan Petri
: tempat melakukan penanaman
 Bunsen
: sterilisasi alat / botol kultur
3.1.2 Bahan
 Embrio kacang
: sebagai bahan praktikum
 Detergen 5%
: sebagai bahan sterilisasi
 Fungisida 0,3 gram/100 ml : sebagai bahan sterilisasi dari
fungi atau jamur.
 Bayclean 10 ml/100 ml : sebagai bahan sterilisasi dari
bakteri..
 Aquades
: pencuci dari bahan sterilisasi
 Alkohol
: bahan sterilisasi alat
3.2 Cara Kerja
Siapkan alat dan bahan
Sterilisasi
 Kacang tanah dicuci detergen 5%
 Kacang tanah dicuci bayclean 2%
 Kacang tanah dicuci aquades 3%
LAFC
 ambil kacang tanah yang telah
disterilisasi
 Dipotong melintang sesuai garis
buah
 Ambil embryo/Plamula
 Letakkan dibotol kultur
Hasil
3.3 Analisa Perlakuan
Pada
proses
sterilisasi
bahan
untuk
kultur
embrio,kacangtanah dan biji anggrek dicuci dengan detergen
5% bertujuan untuk membersihkan atau proses sterilisasi,
Fungisida 0,3 gram / 100 ml, bertujuan untuk sterilisasi dari
fungi atau jamur dan kacang tanah dan biji anggrek dicuci
Bayclean 10 ml / 100 ml bertujuan untuk proses sterilisasi dari
bakteri. Kacang tanah dan biji anggrek dicuci aquades bertujuan
untuk mencuci dari ketiga bahan sterilisasi yang sudah di
gunakan.
Pada proses penanaman eksplan di LAFC, kacang tanah dan
biji anggrek dicelup alkohol, di bakar, kemudian di letakkan di
cawan petri bertujuan untuk proses penanaman secara steril.
Dipotong melintang sesuai garis buah bertujuan untuk
mendapatkan bagian eksplan yang maksimal.Ambil embrio atau
plumule bertujuan untuk menyelamatkan atau mengembangkan
kehidupan dari tanaman tersebut.Letakkan di botol kultur
bertujuan untuk tempat dan proses perkembangbiakan
eksplan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tanggal 22 November 2012
Botol
Kondisi
Jenis
ke
eksplan
kontaminan
1.
sehat
(fajar)
Keterangan
pertumbuhan
Muncul tunas baru
2.
(yudit)
Sehat
-
Muncul tunas baru
3.
(ervin)
Sehat
-
Muncul tunas baru
4.
(endah)
Sehat
-
Muncul tunas baru
5.
(erwan)
Sehat
-
Muncul tunas baru
Tanggal 26 November 2012
Botol
Kondisi
Jenis
ke
eksplan
kontaminan
1.
(fajar)
sehat
-
2.
(yudit)
Sehat
-
3.
(ervin)
Sehat
-
4.
(endah)
kontaminan
Jamur
Keterangan
pertumbuhan
Muncul akar dan
tunas semakin
panjang
Muncul akar dan
tunas semakin
panjang
Muncul akar dan
tunas semakin
panjang
Muncul akar dan
tunas semakin
panjang
5.
(erwan)
kontaminan
Jamur lendir
Tanggal 29 November 2012
Botol
Kondisi
Jenis
ke
eksplan
kontaminan
1.
sehat
(fajar)
Muncul akar dan
tunas semakin
panjang
Keterangan
pertumbuhan
Akar dan tunas
semakin panjang
2.
(yudit)
Sehat
-
akar dan tunas
semakin panjang
3.
(ervin)
Sehat
-
akar dan tunas
semakin panjang
4.
(endah)
kontaminan
jamur
akar dan tunas
semakin panjang
5.
(erwan)
kontaminan
Jamur lendir
akar dan tunas
semakin panjang
4.2 Pembahasan
Dari hari pertama pengamatan, dapat dilihat eksplan kacang
tanah tidak mengalami kontaminasi. Hal ini ditunjukkan dengan
pertumbuhan kacang tanah yang mulai muncul tunas baru
dengan sehat.
Sementara itu pada pengamatan kedua, terdapat 2 botol yang
mengalamai kontaminasi. Jenis kontaminasi yang menyerang
botol ini berupa jamur dengan ciri-ciri terdapat benang-benang
halus yang menggerumpul di tengah-tengah eksplan. Hal ini
mungkin dapat disebabkan adanya mikroorganisme yang masih
berkembang biak setelah proses pemanasan. Pada pengamatan
kedua ini, dapat diketahui bahwa tunas yang muncul mengalami
pertumbuhan dan pada saat itu muncul akar-akar kecil pada
eksplan kacang tanah
Dan pada pengamatan yang ketiga, botol 1, 2, dan 3 tidak
mengalami kontaminan dan pada botol ke-3 dan ke-4
mengalami kontaminan jenis jamur. Pada pengamatan ini dapat
diketahui bahwa tunas baru dan akar mulai tumbuh semakin
panjang.
4.3 Pembahasan Tentang Pertumbuhan Kultur Embryo dan
Embryo Resque
Pada praktikum kali ini, kelompok kami tidak melakukan
percobaan pada embryo resque, dan yang dilakukan hanyalah
kultur embrio pada kacang tanah.
Pertumbuhan kultur embryo pada pengamatan hari pertama
telah mengalami pemanjangan tunas kira-kira 2 cm. Dan pada
pengamatan pertama ini tidak terjadi kontaminasi pada 5 botol
yang dibuat untuk percobaan kultur embryo kacang tanah.
Kemudian untuk pengamatan kedua pertumbuhan tunas
semakin memanjang
mencapai 5 cm tiap botolnya.
Pertumbuhan kultur embryo dapat dikatakan baik karena ratarata pertumbuhan mencapai 3 cm. Dan pada pengamatan kedua
ini juga sudah terlihat bahwa pada masing-masing botol yang
dibuat untuk percobaan ini telah muncul akar sekitar 2 cm.
Dan pada pengamatan ketiga ini dapat diketahui bahwa
terdepet 2 botol yang terkontaminasi jamur. Dan pertumbuhan
dari embryo kacang tanah tersebut semakin memanjang pada
akar dan tunasnya.
V. PENUTUP
5.1 Kritik
Peralatan yang digunakan dalam laboratorium masih kurang
memadai.
5.2 Saran
Mudah-mudahan soal UAPnya nanti mudah-mudah dan
dapat dijawab oleh prakrikan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a, 2012. Bunga Anggrek dan Serba Serbinya. http://
tanamanmahal.com/komunitas/ind ex.php? topic =120.0.
Diakses tanggal 1 Desember 2012.
Rukmana, R., 2006. Kacang Tanah. Hal 13-20. Kanisius:
Yogyakarta.
Kartohadprodjo, N. S., 2009. Asyiknya Memelihara Anggrek. Hal
19-23. Kompas Gramedia: Jakarta.
LAMPIRAN
Tanggal 22 November 2012
Pada pengamatan pertama dapat diketahui bahwa kelima botol
eksplan tidak ada kontaminasi dan mulai muncul tunas baru.
Tanggal 26 November 2012
Pada pengamatan kedua dapat diketahui bahwa pada botol ke-4 dan
ke-5 terjadi kontaminasi jamur, namun pertumbuhan tunasnya
semakin panjang dan muncul akar.
Tanggal 29 November 2012
Pada pengamatan ketiga ini dapat diketahui bahwa pada botol ke-4
dan ke-5 terjadi kontaminasi jamur. Namun pertumbuhan tunas dan
akarnya semakin memanjang.
Download