BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati (Kardi dan Nur dalam Trianto 2010:136). Menurut Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kelaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah dasar. Pembelajaran IPA di SD menekankan pembelajaran pada pemberian pengalaman belajar secara langsung antara siswa dengan lingkungan sekitar melalui penggunaan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belaja mengajar. Mata pelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu, pendidikan IPA juga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Menurut Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2010:136) Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang berasal dari bahasa inggris ‘science’ kata ‘scientia’ yang berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social science (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural science (Ilmu 1 Pengetahuan Alam). Namun dalam perkembangannya ‘science’ sering diterjemahkan sebagai ‘science’ yang berarti ilmu pengetahuan alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Masalah yang sering dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung adalah siswa kurang aktif terutama ketika diminta untuk mengerjakan tugas, siswa kurang antusias terhadap tugas yang diberikan oleh guru, banyak siswa yang sering tidak masuk alasannya siswa mengikuti kegiatan lain. Pada mata pelajaran IPA banyak siswa yang tidak tuntas dalam belajar atau hasil belajar rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), KKM di SD Negeri Mangunsari 02 yaitu 65 Hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA, pembelajaran dengan metode ceramah ini sering digunakan oleh guru IPA di SD Negeri Mangunsari 02. Akibatnya proses pembelajarannya masih bersifat monoton dimana siswa kelihatan pasif hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, dan hanya guru saja yang kelihatan aktif. Hal yang demikian dapat menyebabkan rendahnya mutu belajar mengajar dan hasil belajar siswa di SD Negeri Mangunsari 02 guru juga sesekali menggunakan metode penugasan, biasanya metode ini digunakan oleh guru ketika tidak bisa mengajar sehingga guru memberikan tugas kepada siswa. Hasil observasi di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti, diperoleh data bahwa murid kelas IV sebanyak 25 orang yang terdiri dari 9 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA berjumlah 14 orang (56%), sedangkan yang sudah tuntas 11 orang (44%). Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, tetapi hasil belajar siswa tetap saja masih ada yang masih dibawah KKM. 2 Tabel 1.1 Hasil Tes Pra Siklus Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada Siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Semester II/ Tahun Pelajaran 2013-2014 NO Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Tuntas 11 44 (%) 2 Belum Tuntas 14 56 (%) Jumlah 25 100(%) Dari tabel .1.1 dapat dilihat bahwa dari 25 siswa hanya 11 siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA tentang sumber daya alam dan lingkungan di kelas IV SD Negeri Mangunsari 02. Ketidaktuntasan tersebut disebabkan karena dalam penyajian materi ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan cerita, sehingga siswa kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa terutama siswa yang belum mencapai KKM yang diperoleh dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran IPA. Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri Mangunsari 02 kelas IV. Karena pada model pembelajaran ini siswa mempunyai keaktifan belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok. Berdasarkan uraian, maka dalam melaksanakan tugas peningkatan dan pembaharuan model pembelajaran terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa di SD kelas IV khususnya dalam pembelajaran IPA penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti Semester II Tahun Pelajara 2013/2014” 3 1.2 Identifikasi Masalah Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 menggunakan cara-cara yang umum seperti ceramah dan cerita sehingga peserta didik masih mengalami masalah seperti : 1. Hasil belajar IPA siswa masih rendah dan belum mencapai KKM. 2. Metode dalam pembelajaran yang digunakan kurang menarik 3. Peserta didik merasa jenuh, mengantuk dan tidak kosentrasi karena hanya menedengarkan guru saja. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut: Apakah model pembelajaraan kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti? 1.4 Tujuan Penelitian Ingin meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 melalui model pembelajaraan kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together ). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat, diantaranya adalah: 1.6 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah kajian tentang pembelajaran terutama dengan penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) yang di kembangkan oleh Russ Frank ini dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti. 4 1.7 Manfaat Praktis 1) Bagi siswa 1. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh guru, siswa tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran, karena guru tidak menerapkan model yang monoton melainkan menerapkan model pembelajaraan Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). 2. Meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti terutama untuk belajar aktif dan kreatif. 3. Menumbuhkan semangat kerja sama antar siswa dan daya tarik siswa terhadap pembelajaran serta agar siswa dapat bekerja sama dengan baik terutama dalam pelajaran IPA Materi Tentang Sumber Daya Alam. 2) Bagi Guru A. Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik bagi siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 salatiga B. Guru dapat semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran C. Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas. 3) Bagi Sekolah 1. Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti 2. Sebagai informasi untuk memotifasi tenaga kependidikan agar menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 5