jumlah bakteri dan jamur dalam ruangan di jurusan analis

advertisement
JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK
Slamet
Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak
Abstrak: Jumlah Bakteri dan Jamur dalam Ruangan di Kampus Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak. Tujuan penelitian untuk melihat
jumlah dan persentase koloni bakteri dan jamur di ruangan kampus Jurusan Analis Kesehatan.
Penelitian bersifat deskriptif dengan rancangan crosssectional. Jumlah keseluruhan ruangan di
lingkungan kampus Jurusan Analis Kesehatan berjumlah adalah 38 ruangan. Sampel adalah 4
ruangan dipilih dengan metode simple random sampling. Pemeriksaan jumlah koloni bakteri dan
jamur dilakukan dengan metode perangkap. Media nutrient agar digunakan untuk menumbuhkan
bakteri, sedangkan media potatodextrose agar digunakan untuk menumbuhkan jamur. Cawan
petri kemudian diinkubasi pada suhu 30oC selama 24 jam. Hasil pemeriksaan didapatkan jumlah
koloni bakteri di ruang Laboratorium 259 CFU, kamar asrama 120 CFU, ruang kelas 282 CFU dan
perpustakaan 30 CFU. Jumlah koloni jamur di ruang kamar asrama 43 CFU, lab Bakteriologi 22
CFU, kelas 2 15 CFU, dan perpustakaan 8 CFU. Persentase koloni bakteri di ruang lab Bakteriologi
92,2%, kelas 2 84,5%, perpustakaan 78,9% dan asrama 73,6%. Persentase koloni jamur di ruang
kamar asrama 26,4%, perpustakaan 21,1%, kelas 2 15,5%, dan lab Bakteriologi 7,8%.
Kata kunci : mikroba, bakteri, jamur, hygiene ruangan
Abstract: Total Bacteria and Fungi in the Room at the Campus Health Analyst Department of
Health Ministry of Health Polytechnic of Pontianak. The purpose of the study to look the number
and percentage of colonies of bacteria and fungi in campus Analyst Department of Health. Design
this study was descriptive cross-sectional. The total number of rooms on campus Department of
Health Analyst room numbering is 38. Sampling sites are 4 rooms and selected by simple random
sampling method. Examination of the number of colonies of bacteria and fungi was conducted
using traps. Nutrient agar medium used to grow the bacteria, whereas potatodextrose media to be
used for growing mushrooms. Petri dishes were then incubated at 30° C for 24 hours. The result
examination found the number of bacterial colonies in the Laboratory 259 CFU, dorm rooms 120
CFU, classrooms 282 CFU and library 30 CFU. The number of fungal colonies in the dorm room
43 CFU, Bacteriology lab 22 CFU, class 2 15 CFU and library 8 CFU. The percentage of bacterial
colonies in the lab space Bacteriology 92,2%, grade 2 is 84,5%, libraries 78,9% and dormitories
73.6%. The percentage of fungal colonies in the dorm room space 26,4%, 21,1% libraries, 15,5%
grade 2 and 7,8% bacteriology lab.
Keywords : microbes, bacteria, fungi, hygiene room
Mikroba ditemukan di hampir semua tempat, di air
yang kita minum, udara yang kita hirup dan bumi
yang kita pijak. Mikroba juga hidup di dalam dan di
permukaan tubuh kita. Mikroba menempati semua
seluk dari bentuk kehidupan dan lingkungan. Pada
beberapa situasi, mikroba itu dapat berbahaya.
Dalam mikrobiologi, pekerjaan yang dilakukan
haruslah dengan hati-hati untuk menghindari
kontaminasi pada media, material dan tubuh oleh
mikroba (Jhonson, 2010).
Mikroba penyebab penyakit mengisi
247
seluruh ruangan dan dapat berpindah tempat atau
menginfeksi orang sehat melalui udara. Udara
karena sifatnya yang selalu mengalir dan mengisi
seluruh ruangan mudah sekali memindahkan
mikroba dari satu tempat ke tempat lain. Mikroba
tersebut bisa jadi merupakan patogen atau paling
tidak menjadi kontaminan bagi media pertumbuhan
di laboratorium. Mikroba yang dapat menyebar
lewat udara adalah di antaranya adalah bakteri dan
jamur, meskipun udara bukan merupakan
248 Sanitarian, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2014, hlm. 247-251
habitat asli dari bakteri dan jamur. Di
samping itu, udara juga tidak menyediakan
kebutuhan bagi pertumbuhan mikroba tersebut.
Mikroba itu dapat berasal dari tanah, sisa makanan,
atau material organik yang membusuk lalu tertiup
angin, dapat pula berasal dari aktivitas manusia
yang ada di sekitar lingkungan tersebut.
Seseorang yang bekerja di dalam satu
ruangan dengan kepadatan mikroba yang tinggi
dengan sendirinya mendapatkan resiko yang
besar akan terjangkitnya penyakit. Ditambah lagi
jika instansi tempat bekerja itu merupakan sarana
pelayanan publik seperti institusi pendidikan atau
sarana pelayanan kesehatan di mana terdapat
banyak sekali aktivitas manusia yang mungkin
sekali membawa mikroba dan menyebarkannya
di dalam ruangan. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari United State Environmental
Protection Agency (USEPA) tentang peluang
manusia terpapar polusi menyebutkan bahwa
derajat polusi dalam ruang dua sampai lima kali
lebih tinggi dibandingkan dengan polusi dari luar
ruangan (Jhonson, 2010).
Satu ruangan kerja, bersih dari mikroba
menjamin keamanan dan kenyaman pekerja di
dalamnya. Jika pekerja di dalam ruangan tersebut
terinfeksi mikroba, maka dampak yang ditimbulkan
selain menurunkan produktivitas pribadi, juga
memberikan resiko bagi pekerja yang lain sehingga
produktivitas instansi secara keseluruhan juga
menurun.
Analisa terhadap adanya kontaminan di
satu ruangan sangat penting sebagai gambaran
kebersihan udara pada satu waktu tertentu,
membantu menentukan tingkat resiko kesehatan
terhadap pekerja di dalamnya, atau untuk
mengevaluasi keberhasilan suatu metode sterilisasi
ruangan.
Mikroba kontaminan dalam ruangan dapat
dengan sengaja diperangkap dan ditumbuhkan pada
suatu media. Dengan cara ini mikroba dapat diukur
jumlahnya atau diidentifikasi untuk menentukan
spesies dan persentasenya dalam populasi pada
satu ruangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian bersifat deskriptif dengan
rancangan crosssectional. Peneliti melakukan
observasi dan pengukuran variabel pada satu saat
bersamaan, hanya dikenai satu kali pengukuran
dan tanpa dilakukan tindak lanjut.Populasi dalam
penelitian ini adalah banyaknya ruangan di
lingkungan kampus Jurusan Analis Kesehatan.
Berdasarkan observasi peneliti, bangunan di
lingkungan kampus Jurusan Analis Kesehatan
meliputi kantor, kelas, laboratorium, aula, tempat
ibadah, dan asrama dengan jumlah ruangan
sebanyak 38. Sampel dalam penelitian ini adalah
4 ruangan di lingkungan kampus Jurusan Analis
Kesehatan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling sehingga semua ruangan di
lingkungan kampus Jurusan Analis Kesehatan
berkesempatan menjadi tempat pengambilan
sampel.
HASIL
Tabel 1. Jumlah Koloni Bakteri di Ruangan
Kampus Jurusan Analis Kesehatan
Jumlah bakteri paling tinggi terdapat di
laboratorium Bakteriologi disebabkan karena di
ruangan ini dilakukan praktikum Bakteriologi
secara kontinyu dengan melibatkan sampel dan
media yang mengandung bakteri dalam jumlah
besar. Kegiatan mahasiswa yang tinggi dan dalam
waktu lama di ruangan ini juga menyebabkan
tingginya jumlah bakteri. Hal ini sejalan dengan
pendapat Pramudiarja (2012) bahwa jika ada 1
orang yang masuk ke suatu ruangan maka jumlah
bakteri di udara akan meningkat sebanyak 37
juta bakteri/jam. Lamanya mahasiswa menjalan
praktikum di ruang lab Bakteriologi minimal 2 jam
setiap praktikum (Pramudiarja, 2012).
Jumlah koloni bakteri paling sedikit
ditemukan di ruang perpustakaan (30 CFU). Hal
ini disebabkan karena di ruangan ini aktivitas
manusia paling rendah dibandingkan 3 ruangan
yang lain. Perpustakaan relatif sedikit dikunjungi
oleh mahasiswa. Ruang perpustakaan juga
hanya diisi oleh 3 orang staf sehingga aktivitas
administrasi menjadi minimal. Selain itu di ruangan
ini terpasang air conditioner (AC) dan secara rutin
lantainya dibersihkan oleh staf sehingga udara di
dalamnya relatif lebih bersih dari mikroba.
Slamet, Jumlah Bakteri dan Jamur ... 249
Ruangan di Kampus Jurusan Analis
Kesehatan
lantainya dibersihkan oleh staf sehingga udara di
dalamnya relatif lebih bersih dari mikroba.
Tabel 4. Jumlah Koloni Jamur Tiap m3
Ruangan di Kampus Jurusan Analis
Kesehatan
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah koloni
per-meter kubik ruangan paling tinggi terdapat di
lab Bakteriologi. Meskipun demikian, angkanya
masih jauh di bawah standar Permenkes Nomor.
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri yang menyatakan bahwa jumlah kuman
di dalam ruangan harus berjumlah kurang dari
700 koloni/m3 udara serta bebas kuman patogen
(Lisyastuti, 2010).
Tabel 3. Jumlah Koloni Jamur di Ruangan
Kampus Jurusan Analis Kesehatan
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah koloni
jamur per-meter kubik ruangan paling tinggi
terdapat ruang kamar asrama, yaitu 0,54 CFU/
m3. Meskipun demikian, angkanya masih jauh di
bawah standar Permenkes Nomor 1405/Menkes/
SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
yang menyatakan bahwa jumlah kuman di dalam
ruangan harus berjumlah kurang dari 700 koloni/
m3 udara serta bebas kuman patogen (Lisyastuti,
2010).
Tabel 5. Persentase Koloni Bakteri Tiap
Ruangan di Kampus Jurusan Analis
Kesehatan
Asrama mengandung koloni jamur paling
tinggi, yaitu 43 CFU, dikarenakan lebih banyak
aktivitas domestik yang dilakukan dibandingkan 3
ruangan lainnya. Di asrama mahasiswa melakukan
kegiatan seperti mencuci, menjemur, makan
minum, dan mandi. Hal ini menyebabkan kondisi
di asrama lebih lembab. Jamur tumbuh sangat
baik pada kondisi udara yang lembab dan kurang
cahaya. Jamur dapat tumbuh dalam suasana
anaerob dengan kelembaban udara lebih dari 65%.
Sisa makanan dan tumpukan pakaian mahasiswa
juga menyebabkan jamur mudah tumbuh di
lingkungan asrama (Lisyastuti, 2010).
Jumlah koloni jamur paling sedikit
ditemukan di ruang perpustakaan, yaitu 8 CFU.
Hal ini disebabkan karena di ruangan ini aktivitas
manusia paling rendah dibandingkan 3 ruangan
yang lain. Perpustakaan relatif sedikit dikunjungi
oleh mahasiswa. Ruang perpustakaan juga
hanya diisi oleh 3 orang staf sehingga aktivitas
administrasi menjadi minimal. Selain itu di ruangan
ini terpasang air conditioner (AC) dan secara rutin
Tingginya persentase bakteri di ruang lab
karena keberadaan aktivitas praktikum di dalamnya
selalu melibatkan bakteri hidup yang masih aktif
sehingga jumlahnya sangat dominan. Aktivitas
praktikum yang terus menerus dan kondisi ruangan
yang cocok bagi pertumbuhan bakteri juga menjaga
jumlah bakteri jauh melebihi jumlah jamur.
Jumlah bakteri yang banyak itu menyebabkan
kemampuannya berkompetisi dengan jamur
yang juga terdapat di dalam ruangan lab menjadi
meningkat.
Persentase koloni jamur adalah banyaknya
koloni jamur dalam tiap 100 koloni mikroba di
dalam ruangan yang diperiksa.
250 Sanitarian, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2014, hlm. 247-251
Tabel 6. Persentase Koloni Jamur Tiap
Ruangan di Kampus Jurusan Analis
Kesehatan
Tabel 6 menunjukkan bahwa ruangan
dengan persentase jamur paling tinggi adalah di
kamar asrama, yaitu 26,4%, dan ruangan dengan
persentase jamur paling rendah adalah laboratorium
Bakteriologi, yaitu 7,8%.
Persentase koloni jamur paling tinggi
didapatkan dari ruangan asrama karena di asrama
kondisinya sangat cocok seperti kelembaban
dan kebutuhan nutrisi yang memadai sehingga
kemampuannya berkompetisi dengan bakteri
menjadi meningkat.
Gambar 3. Diagram Persentase Koloni
Bakteri dan Jamur di Ruang
Kamar Asrama
Gambar 4. Diagram Persentase Koloni
Bakteri dan Jamur di Ruang
Kelas 2
KESIMPULAN
Gambar 1. Diagram Persentase Koloni
Bakteri dan Jamur di Ruang
Laboratorium Bakteriologi
Gambar 2. Diagram Persentase Koloni
Bakteri dan Jamur di Ruang
Perpustakaan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti memberikan kesimpulan
sebagai berikut: Jumlah koloni bakteri tertinggi
didapat dari ruang laboratorium Bakteriologi
dengan jumlah 259 CFU, dan terendah pada ruang
Perpustakaan dengan jumlah 30 CFU. Jumlah
koloni jamur tertinggi didapat dari ruang kamar
asrama dengan jumlah 43 CFU, dan terendah
pada ruang Perpustakaan dengan jumlah 8 CFU.
Persentase koloni bakteri tertinggi didapat di ruang
laboratorium Bakteriologi (92,2%) dan terendah
di kamar asrama (73,6%) Persentase koloni jamur
tertinggi didapat di kamar asrama (26,4%) dan
terendah di laboratorium Bakteriologi (7,8%).
Disarankan bagi instansi kampus Jurusan
Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak agar memperhatikan adanya
cemaran bakteri dan jamur di ruangan, baik kantor,
kelas, laboratorium, dan asrama sehingga
Slamet, Jumlah Bakteri dan Jamur ... 251
dapat membuat kebijakan untuk menjaga
dan meningkatkan kesehatan dosen, staf, dan
mahasiswa di Jurusan Analis Kesehatan terkait
adanya potensi infeksi oleh mikroba. Bagi
mahasiswa, agar lebih memperhatikan segala
aktivitas baik di kelas, laboratorium, maupun
asrama agar dapat meminimalkan efek kontaminasi
oleh mikroba dan bagi mahasiswa dan masyarakat
umumnya agar lebih berhati-hati dengan kegiatan
di dalam ruangan karena mikroba selalu tersebar di
dalam ruangan dan menyebar lewat udara sehingga
berpotensi menyebabkan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson Ted R. And Case Christine R. 2010.
Laboratory Experimentsin Microbiology,
Pearson Education Inc., San Fransico, CA,
USA.
Lisyastuti Esi. 2010. Jumlah Koloni Mikroorganisme
Udara dalam Ruang dan Hubungannya
dengan Kejadian Sick Building Syndrome
(SBS) pada Pekerja Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT di
Kawasan Puspiptek Serpong Tahun 2010,
Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.
Pramudiarja Uyung, 2012, Tiap Masuk Ruangan,
1 Manusia Sumbang 37 Juta Bakteri,
diakses dari http://hot.detik.com/read/
2012/03/29/121529/1879882/763/tiapmasuk-ruangan-1-manusia-sumbang-37juta-bakteri?hd771 104bcj.
Download
Study collections