meningkatkan prestasi belajar penjaskes materi pokok sikap tubuh

advertisement
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes...
137
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASKES MATERI POKOK SIKAP
TUBUH DALAM PERMAINAN SEDERHANA MELALUI METODE AKTIVITAS DI
KELAS I SD NEGERI I MALASAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN
TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014
Oleh:
Sugeng
SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas I Semester
I SD Negeri I Malasan Tahun 2013/2014 dengan menggunakan praktik, untuk mengetahui efektifitas
penggunaan Praktik terhadap pemahaman peserta didik pada pelajaran Penjaskes, dan untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik pada konsep Sikap tubuh, dalam permainan sederhana
bidang studi Penjaskes.Metode Aktivitas dan Praktik merupakan metode yang sangat efektif sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang
benar. Penelitian dilakukan di SD Negeri I Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
pada siswa kelas I semester I tahun 2013/2014 yang berjumlah 16 siswa. Kegiatan penelitian
dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2013.
Penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus meliputi:
planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi).
Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan metode
Aktivitas dan Praktik menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya. Dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata sebelum siklus : 70.73 dengan ketuntasan belajar hanya 31.25%,
siklus I : 76.30 dengan ketuntasan belajar naik menjadi 75.00% dan siklus II : 88.23 dengan
ketuntasan belajar mencapai 100,00%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam kegiatan mengajar
dengan mempraktikkan gerak dasar adalah sebesar 42,50% pada sebelum siklus, 70,00% pada siklus
I dan pada siklus II sebesar 90,00%.
Kata kunci: Penjaskes, Aktivitas, Praktik
Pengaturan kondisi pembelajaran dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar
berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila
tidak dapat disediakan secara optimal, tentu
saja akan menimbulkan gangguan terhadap
belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat
sementara sehingga perlu dikembalikan lagi
ke dalam iklim belajar yang serasi
(kemampuan mendiskusikan), akan tetapi
gangguan dapat bisa pula bersifat cukup
serius dan terus-menerus sehingga guru
dituntut untuk dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik.
Peran siswa dalam pembelajaran sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan
tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya
sekedar duduk mendengarkan dan mencatat
keterangan dari guru, akan tetapi siswa
terlibat aktif secara langsung dalam proses
belajar mengajar. Hal ini diterapkan karena
berkaitan dengan pembelajaran Penjaskes itu
sendiri, yang menanamkan sifat ilmiah,
menemukan dan memecahkan masalah. Salah satu upaya penanaman sifat ilmiah
dengan memberikan peluang bagi siswa
untuk mencoba atau Praktik sendiri. Dengan
demikian akan memotivasi siswa untuk
menyukai pelajaran Penjaskes.
Untuk memecahkan masalah tersebut
terjadi proses berfikir yaitu menghubungkan
137
138
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
fakta yang satu dengan fakta yang lainnya
dan menghubungkan fakta dengan teori yang
ada sehingga fakta-fakta tersebut terakumulasi secara komprehensif (Arief,
1995).
Akan tetapi pada kenyataannya guru
Penjaskes di sekolah dasar dalam mengajar
masih sering menggunakan metode yang
membuat siswa hanya monoton, hal ini dikarenakan kurangnya kreatifitas guru dalam
memodifikasi pengajaran. Tidak optimalnya
pendekatan ketrampilan proses dilaksanakan
di suatu sekolah karena ada kendala seperti
fasilitas pendukung ke arah keterampilan
proses terbatas, pokok bahasannya banyak
sedangkan waktu yang disediakan relatif
singkat, guru kurang terampil melakukan
kegiatan yang nyata dan evaluasi yang
berlaku hanya menekankan pengetahuan
kognitif.
Dalam menggunakan metode aktivitas meliputi salah satunya adalah kegiatan
praktik yang telah dikembangkan di negaranegara maju, menjadi pilihan penulis untuk
menjawab problem ini karena Praktik mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan
karakter pembelajaran Penjaskes yang bukan
hanya menekankan pada prestasi belajar
tetapi juga proses sikap dan aktivitas siswa.
Dalam aktivitas pembelajaran di sekolah, guru harus mengusahakan agar siswa
dapat melakukan pengamatan yang efektif
agar memperoleh hasil pembelajaran yang
sebaik-baiknya. Dalam mengajar, hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan pengamatan yang sebaikbaiknya. Pernyataan tersebut selaras dengan
Hamalik (2001) yang mengatakan bahwa
pengajaran yang efektif adalah pengajaran
yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam
kemajuan teknologi dewasa ini asas aktivitas
lebih ditonjolkan melalui suatu program unit
activity, sehingga kegiatan belajar siswa
menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan
hasil belajar yang lebih memadai.
Ada beberapa jenis aktivitas yang
disampaikan oleh para ahli, diantaranya: (1)
kegiatan-kegiatan visual, (2) kegiatan-kegiatan lisan (oral), (3) mendengarkan, (4) menulis, (5) menggambar, (6) metrik, (7) mental
dan (8) emosional. Adapun penjabaran
macam-macam kegiatannya adalah sebagai
berikut: 1) Kegiatan-kegiatan Visual. Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran. dan mengamati orang lain bekeija atau bermain; 2)
Kegiatan-kegiatan Lisan. Mengemukakan
suatu fakta atau prinsip, menghubungkan
suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Kegiatan-kegiatan Mendengarkan. Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan
radio; 4) Kegiatan-kegiatan Menulis. Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengeijakan tes, dan mengisi angket;
5) Kegiatan-kegiatan Menggambar. Menggambar, membuat grafik, chart, diagram
peta, dan pola; 6) Kegiatan-kegiatan Metrik.
Melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuai model
menyelenggarakan permainan, menari, dan
berkebun; 7) Kegiatan-kegiatan Mental.
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; 8) Kegiatan-kegiatan Emosional. Minat,
membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes...
satu sama lain. Dari beberapa macam
aktivitas tersebut menunjukkan bahwa dalam
kegiatan pengajaran, aktivitas siswa sangat
diperlukan dalam
memenuhi
tujuan
pengajaran.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan
mengedepankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan belajar yang menekankan pada aktivitas siswa
diharapkan mampu meningkatkan motivasi
dan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
pendidikan di sekolah. Strategi pem-belajaran yang menekankan pada aktivitas siswa
adalah pendekatan berbasis aktivitas. Kelebihan pendekatan berbasis aktivitas dalam
pembelajaran di-antaranya: (1) asas aktivitas
digunakan dalam semua jenis metode
mengajar baik di dalam maupun di luar kelas,
(2) asas aktivitas bertujuan mengembangkan
ide-ide atau merealisasikan suatu ide dalam
suatu bentuk tertentu, (3) asas aktivitas dapat
menikmati pengalaman-pengalaman estetis,
memecahkan suatu kesulitan intelektual, dan
(5)
memperoleh
pengalaman
dan
ketrampilan tertentu. Berpijak pada kelebihan pendekatan berbasis aktivitas, peneliti tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan pada siswa SD Negeri I Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek kelas I semester I tahun 2013/2014
khususnya mata pelajaran penjaskes.
139
Durenan Kabupaten Trenggalek. Penelitian
ini dilakukan dalam empat tahapan sebagai
berikut: 1) Refleksi. Merupakan fase refleksi
awal yang berarti melakukan refleksi
terhadap situasi yang sebenarnya, setelah
merumuskan tema penelitian; 2) Perencanaan. Merupakan fase perencanaan
yang dilakukan setelah fase pertama, perlu
mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang strategi pembelajaran Berbasis
Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar
pada siswa kelas I di SD Negeri 1 Malasan
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
tahun pelajaran 2013/2014 Semester I; 3)
Tindakan Observasi, tahap ini merupakan
tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan
dan mengamati jalannya tindakan; dan 4)
Refleksi Akhir, tahap ini terdiri dari: (a)
menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c)
memberikan makna, (d) eksplanasi, serta (e)
membuat simpulan.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif yang bersifat linear (mengalir)
maupun bersifat sirkuler. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: 1) menelaah seluruh data yang telah
dikumpulkan, 2) mereduksi data yang di
dalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (3)
menyimpulkan serta memverifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Refleksi awal
Peneliti bersama dengan mitra guru
mengidentifikasi permasalahan yang ada di
kelas I SD Negeri I Malasan Kecamatan
Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2013/
2014 Semester I yaitu rendahnya prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran penjaskes
sehingga adanya perbaikan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
ini dilakukan pada siswa kelas I di SD Negeri
1 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten
Trenggalek tahun pelajaran 2013/2014
Semester I. Lokasi penelitian tindakan ini
adalah SD Negeri I Malasan Kecamatan
139
140
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Planning (perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: Menentukan topik yang akan dilaksanakan, merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK), bila kelas terlalu besar dibagi dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil, merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan
tindakan-tindakan lain untuk kelancaran
jalannya pelaksanaan Praktik (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).
Action (pelaksanaan)
Dalam kegiatan proses pembelajaran
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK), mengkomunikasikan topik, memberikan pengarahan sebelum siswa mempraktekkan, bila kelas besar dibagi dalam kelompok yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan, masing-masing kelompok memilih pimpinan, siswa praktek dalam kelompoknya,
guru berkeliling mendatangi tiap-tiap
kelompok untuk menjaga ketertiban atau
membantu kegiatan, misalnya memberikan
contoh, mengarahkan, membantu dan
sebagainya.
Observing (pengamatan)
Hasil observasi dapat dilihat dari hasil
analisa data penilaian siswa, hasil post test
dan lembar observasi. Rata-rata masih
dibawah standar sehingga perlu diadakan
siklus II.
Reflection (refleksi)
Setelah dilakukan penelitian maka
diperoleh hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut. (a) Guru
kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik
bertanya yang disampaikan oleh guru masih
kurang baik, sehingga kemampuan siswa
untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya
memprediksi,
mengobservasi
maupun
menjelaskan suatu fenomena masih sangat
rendah; (c) Dalam kegiatan praktek masih
sedikit siswa yang terlibat aktif; (d) Guru
kurang dalam memberikan arahan praktek
yang benar.
Siklus II
Planning (perencanaan)
Secara garis besar perencanaan sama
dengan siklus I dengan materi yang sama
pada siklus I. Berdasar pada temuan siklus I
maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut. (a) Meningkatkan
perbaikan teknik bertanya; (b) Meningkatkan
pemberian motivasi kepada siswa.
Action (pelaksanaan)
Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I
dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan
memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi.
Dalam kegiatan proses pembelajaran
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK), mengkomunikasikan topik, memberikan pengarahan, bila kelas besar dibagi
dalam kelompok yang lebih kecil sesuai
dengan kebutuhan, masing-masing kelompok memilih pimpinan, siswa praktek dalam
kelompoknya, guru berkeliling mendatangi
tiap-tiap kelompok untuk menjaga ketertiban
atau
membantu
kegiatan,
misalnya
mengarahkan, membantu dan sebagainya.
Observation (pengamatan)
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes...
Hasil observasi selama proses belajar
mengajar pada siklus II adanya peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. Dari pengamatan observer didapat data bahwa peningkatan terjadi pada rata-rata nilai dan tingkat
ketuntasan sehingga tidak diperlukan lagi
siklus selanjutnya.
141
yang sifatnya memprediksi, mengobservasi
maupun menjelaskan suatu fenomena sudah
sangat baik; (c) Dalam forum diskusi semua
siswa sudah terlibat dengan aktif; (d) Dalam
setiap siswa yang praktek guru selalu
mendampingi dan memberikan masukan.
PEMBAHASAN
Siklus I
Penelitian siklus I dilakukan pada siswa kelas 1 SD Negeri I Malasan Kecamatan
Durenan Kabupaten Trenggalek yang
berjumlah 16 siswa. Penelitian dilaksanakan
dalam rangka untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas I. Nilai siswa siklus I
dapat dilihat pada Tabel 1.
Reflection (refleksi)
Dari hasil obsrevasi ditemukan perbaikan sebagai berikut. (a) Guru sudah bisa
menjadikan suasana kelas menjadi hidup
sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar; (b) Teknik bertanya
yang disampaikan oleh guru sudah dapat
diterima siswa dengan baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan
Tabel 1 Nilai Siklus I
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA SISWA
Anthuriou putra
Aulya Valen Monica
Bentar Adji W.
Dina Dhurotun N.
Dhanis Rafa I.
Farel Bagas N.
Fano Alvian A.
Hendra Setyiawan
Pamuji Nugroho
Rosalia Nabila I.
Rheejik Ariyama
Surya Baskoro W.
Shintya Sezha S. F.
Tri Cahyanti
Ufaira Fibrianti
Vanesha Putri W.
ANALISIS PENILAIAN (SIKLUS I)
ASPEK PENILAIAN
A
B
C
D
E
F
75
80
75
75
80
85
65
75
70
70
70
75
70
75
70
70
70
70
70
75
75
80
75
75
75
80
70
90
80
75
80
75
75
70
80
80
75
80
80
75
75
75
80
75
75
80
75
75
85
75
75
80
75
75
70
70
75
75
80
70
80
75
70
80
75
80
75
80
75
80
80
75
70
70
75
75
70
70
85
80
80
80
70
75
85
80
85
85
80
80
85
80
80
80
75
80
Jumlah total
Rata - rata
KETERANGAN :
A : Kerjasama
B : Kejujuran
C : Menghargai
D : Semangat
141
∑ Nilai
%
T
T
TT
78
71
71
75
78
77
77
77
78
73
77
78
72
78
83
80
1221
T
T
T
12
4
76.30
75.00
25.00
E : Percaya diri
F : Sportivitas
TT
TT
T
T
T
T
T
T
TT
T
T
TT
142
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Dari data nilai siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 76.30 dengan ketuntasan
sebesar 75.00%. Nilai tersebut masih kurang
dari yang diharapkan oleh peneliti, masih banyak yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan hasil nilai siswa. Siswa 16 kelas I
yang dinyatakan tuntas sebesar 12 siswa dan
4 siswa dinyatakan tidak tuntas. Tabel 2 adalah data observasi guru siklus I. Dari Tabel 2
dapat dilihat aktifitas guru dalam memberikan atau melakukan proses mengajar
cukup baik akan tetapi harus ditambah agar
mencapai rata-rata yang maksimal. Dari hasil
siklus I dapat dilihat bahwa rata-rata sebesar
70.00%. sehingga diperlukan siklus II untuk
menambah kualitas guru.
Dari data tentang aktifitas siswa dapat
dicermati bahwa nilai sudah menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan Prasiklus.
Rata-rata nilai mencapai 65.71%, dan
menurut peneliti skor tersebut masih perlu
ditingkatkan karena rata rata belum mencapai
skor maksimal. Tingkat kehadiran siswa
pada siklus I mencapai 100%, kehadiran
siswa pada Siklus I, tercantum pada Tabel 4.
Tabel 2 Lembar Observasi Guru Siklus I
No.
Aspek Penilaian
1
2
1
2
3
4
5
6
7
Memberitahukan SK, KD dan Indikator
Apersepsi & motivasi
Penyajian sesuai dengan urutan materi
Menggunakan metode praktik
Memberikan bimbingan kepada siswa sebagai fasilitator
Memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa
Kemampuan menumbuhkan suasana belajar yang aktif, nyaman
dan menyenangkan
8
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
Jumlah Total
Rata-rata Sebelum Siklus : 70,00 %
Keterangan Penilaian :
1 : Sangat Kurang
4 : Baik
2 : Kurang
5 : Sangat Baik
3 : Cukup
Penilaian
3
4






5


12
16
Tabel 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No.
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Penilaian
Siswa mempersiapkan diri dengan menggunakan baju olah raga
Siswa menggunakan baju olah raga yang bersih dan rapi
Siswa mengikuti kegiatan pemanasan sesuai saran guru
Siswa bersikap aktif dalam kegiatan belajar
Siswa memperhatian penjelasan dari guru
Siswa mempraktikkan apa yang baru saja disampaikan guru
Siswa berani bertanya dan berpendapat
Jumlah Total
Rata - rata Sebelum Siklus : 65,71 %
Keterangan Penilaian :
1
: Sangat Kurang
4 : Baik
2
: Kurang
5 : Sangat Baik
3
: Cukup
1
2

2
Penilaian
3
4






9
12
5
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes...
143
sehingga diperlukan siklus II untuk
meningkatkan kualitas guru dan meningkatkan nilai siswa. Dari proses pada siklus II
diperoleh data nilai siswa pada Tabel 5.
Siklus II
Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa hasil praktik hanya 12 siswa yang
tuntas dengan rata-rata nilai siswa sebesar
76.30 dengan ketuntasan sebesar 75.00%
Tabel 4 Daftar Hadir Siklus I
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA SISWA
16/10
TANGGAL
23/10
Ket.
30/10
Anthuriou putra
Aulya Valen Monica
Bentar Adji W.
Dina Dhurotun N.
Dhanis Rafa I.
Farel Bagas N.
Fano Alvian A.
Hendra Setyiawan
Pamuji Nugroho
Rosalia Nabila I.
Rheejik Ariyama
Surya Baskoro W.
Shintya Sezha S. F.
Tri Cahyanti
Ufaira Fibrianti
Vanesha Putri W.
Tabel 5 Nilai siklus II
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA SISWA
Anthuriou putra
Aulya Valen Monica
Bentar Adji W.
Dina Dhurotun N.
Dhanis Rafa I.
Farel Bagas N.
Fano Alvian A.
Hendra Setyiawan
Pamuji Nugroho
Rosalia Nabila I.
Rheejik Ariyama
Surya Baskoro W.
Shintya Sezha S. F.
Tri Cahyanti
Ufaira Fibrianti
Vanesha Putri W.
KETERANGAN :
A : Kerjasama
B : Kejujuran
ANALISIS PENILAIAN (SIKLUS II)
ASPEK PENILAIAN
A
B
C
D
E
90
95
90
85
90
95
90
90
85
80
90
90
95
90
90
90
90
85
90
90
95
90
85
90
85
90
95
90
85
85
95
95
95
95
90
80
90
80
85
80
85
95
80
95
85
80
80
95
95
80
90
85
80
85
80
90
85
95
85
85
90
85
90
90
90
90
85
90
85
90
90
95
90
85
90
85
95
90
85
95
JUMLAH TOTAL
RATA - RATA
C : Menghargai
D : Semangat
143
F
90
85
85
90
90
80
85
95
85
85
85
90
85
90
85
85
∑ Nilai
90
88
90
89
89
88
93
85
88
86
84
88
88
88
89
89
1412
88.23
E : Percaya diri
F : Sportivitas
%
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
16
100.00
TT
0
0.00
144
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Berdasarkan hasil data tentang nilai
siswa siklus II dapat diperoleh rata-rata nilai
siswa sebesar 88,23 dengan ketuntasan sebesar 100%. Dari 16 siswa pada kelas I tuntas
16 siswa dan tidak tuntas 0 menunjukkan
keberhasilan peneliti dalam menerapkan metode yang telah dipilihnya. Secara umum rata-rata 88.23 sudah tergolong sangat baik sehingga tidak diperlukan siklus selanjutnya.
Berikut akan disajikan data tentang aktifitas
guru atau peneliti selama proses penelitian
berlangsung. Dari data Tabel 6 dapat diuraikan bahwa aktifitas guru atau peneliti yang
sudah dicatat oleh observer sudah mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus I
dengan nilai rata-rata 90.00. dari data
tersebut dapat diketahui bahwa guru atau
peneliti sudah melakukan metode pembelajaran dengan sangat baik, tidak ada nilai yang
di bawah angka 4, hal ini menunjukkan peningkatan dan akhirnya tidak diperlukan lagi
siklus selanjutnya. Berikut akan dibahas data
mengenai aktifitas siswa siklus II, pada Tabel
7.
Tabel 6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No.
Aspek Penilaian
1
2
1
2
3
4
5
6
7
Memberitahukan SK, KD dan Indikator
Apersepsi & motivasi
Penyajian sesuai dengan urutan materi
Menggunakan metode praktik
Memberikan bimbingan kepada siswa sebagai fasilitator
Memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa
Kemampuan menumbuhkan suasana belajar yang aktif, nyaman
dan menyenangkan
8
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
Jumlah Total
Rata - rata Sebelum Siklus : 90,00 %
Keterangan Penilaian :
1 : Sangat Kurang
4 : Baik
2 : Kurang
5 : Sangat Baik
3 : Cukup
Penilaian
3
4



5





16
20
Tabel 7 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No.
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Penilaian
Siswa mempersiapkan diri dengan menggunakan baju olah raga
Siswa menggunakan baju olah raga yang bersih dan rapi
Siswa mengikuti kegiatan pemanasan sesuai saran guru
Siswa bersikap aktif dalam kegiatan belajar
Siswa memperhatian penjelasan dari guru
Siswa mempraktikkan apa yang baru saja disampaikan guru
Siswa berani bertanya dan berpendapat
Jumlah Total
Rata - rata Sebelum Siklus : 91,43 %
Keterangan Penilaian :
1
= Sangat Kurang
4
= Baik
2
= Kurang
5
= Sangat Baik
3
= Cukup
1
2
Penilaian
3
4
5







12
20
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes...
Dari data aktifitas siswa yang telah
dicatat oleh observer maka dapat diperoleh
angka 91.43%. angka ini sudah sangat baik,
siswa sudah mulai terbiasa dengan metode
yang diajarkan oleh guru sehingga pada
akhirnya siswa tersebut menjadi nyaman.
Perilaku siswa pada saat proses praktik juga
sangat baik. Semua siswa memperhatikan
guru tanpa ada yang bermain sendiri ataupun
bercanda dengan temannya.
Dalam setiap proses siklus dihadiri
oleh seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah 16
siswa. Daftar hadir pada siklus II ditampilkan
pada Tabel 8. Dari hasil data Tabel 8 prestasi
belajar siswa (hasil tes belajar) dengan
menggunakan aktifitas menunjukkan prestasi
belajar yang meningkat dari setiap siklusnya
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada
siswa Kelas I SD Negeri I Malasan
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
tahun 2013/2014 Semester I sebelum siklus:
70.73 dengan ketuntasan belajar hanya
31,25%, siklus I: 76.30 dengan ketuntasan
belajar naik menjadi 75.00% dan siklus II:
88.23 dengan ketuntasan belajar mencapai
100,00%. Hal ini menandakan keberhasilan
dalam meningkatkan minat dan prestasi
belajar pada siswa kelas I Semester I SD Negeri I Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2013/
2014, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian tersebut berhasil. Untuk dapat lebih
jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar
ini peneliti sajikan dalam bentuk grafik pada
Gambar 1. Aktivitas kegiatan belajar siswa
kelas I SD Negeri I Malasan dalam mengikuti
kegiatan belajar penjaskes dengan mempraktikkan gerakan dasar juga mengalami
peningkatan. Terbukti dari penelitian pada
sebelum siklus diperoleh hasil sebesar
34,28%, pada siklus I sebesar 65,71 % dan
pada siklus II sebesar 91,43%. Sedangkan
aktivitas kegiatan guru dalam kegiatan mengajar dengan mempraktikkan gerak dasar
adalah sebesar 42,50% pada sebelum siklus,
70,00% pada siklus I dan pada siklus II
sebesar 90,00%. Berikut peneliti sajikan pada
Gambar 2 diagram batang perbandingan
aktivitas siswa dan guru.
Tabel 8 Daftar Hadir Siswa Siklus II
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA SISWA
145
6/11.
Anthuriou putra
Aulya Valen Monica
Bentar Adji W.
Dina Dhurotun N.
Dhanis Rafa I.
Farel Bagas N.
Fano Alvian A.
Hendra Setyiawan
Pamuji Nugroho
Rosalia Nabila I.
Rheejik Ariyama
Surya Baskoro W.
Shintya Sezha S. F.
Tri Cahyanti
Ufaira Fibrianti
Vanesha Putri W.
145
TANGGAL
13/11
20/11
Ket.
146
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Prestasi
Belajar, Siklus
I, 76.30
Ketuntasan,
Siklus I, 75.00
Prestasi
Belajar, Seb.
Siklus, 70.73
Prestasi
Belajar, Siklus
II, 88.23 Ketuntasan,
Siklus II,
100.00
Prestasi Belajar
Ketuntasan,
Seb. Siklus,
31.25
Ketuntasan
Gambar 1 Peningkatan Prestasi belajar Siswa Setiap Siklus
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
90.00
70.00
42.50
65.71
91.43
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
34.28
Seb. Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 2 Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Setiap Siklus
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa: 1) Minat siswa
dalam belajar Penjaskes secara umum cukup
tinggi disebabkan setelah pertemuan awal
siswa mengetahui pembelajaran dengan aktifitas ternyata cukup menyenangkan; 2) Penggunaan aktifitas dalam pengajaran bidang
studi Penjaskes dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pengajaran tidak
monoton. Dari hasil data di atas prestasi
belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan aktifitas menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada
siswa Kelas I Semester I SD Negeri I Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 sebelum siklus 70,73
dengan ketuntasan belajar hanya 31,25 %,
siklus I: 76.30 dengan ketuntasan belajar naik
menjadi 75.00% dan siklus II: 88,23 dengan
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes...
ketuntasan belajar mencapai 100,00%. Hal
ini menandakan keberhasilan dalam
meningkatkan minat dan prestasi belajar
pada siswa kelas I SD Negeri I Malasan
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
tahun pelajaran 2013/ 2014 Semester I,
dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian telah berhasil.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa: 1) Metode praktik sangat
bagus diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar karena membuat siswa lebih mudah
147
memahami materi yang disampaikan; 2) Perlu adanya beberapa metode atau metode
bervariasi dalam penyampaian materi pada
setiap PBM, sebab dengan metode yang bervariasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan
menyenangi materi yang disampaikan; 3) Penulisan penelitian seperti ini perlu waktu
yang cukup untuk mempersiapkan instrumen
dan perangkat untuk pengambilan data; dan
4) Hendaknya terjadi interaksi antara peserta
didik dengan pendidik agar KBM berjalan
efektif.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN.
1992. Evaluasi Prestasi Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Arief, A. 1989. Dinamika Kegiatan dalam
Strategi Belajar Mengajar. Malang:
L.S.W. Malang.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
147
Download