BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat pokok
dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan
corak dan arah pendidikan dan dari tujuan pendidikan akan menentukan ke arah
mana siswa itu diarahkan.1
Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara
serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.2
Madrasah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga.
Peranan madrasah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi
manusia yang dimiliki siswa, supaya mampu menjalani tugas-tugas kehidupan,
baik secara individual maupun sosial.3
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1
Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), h. 39
Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 265
3
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 63
2
1
2
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rokhani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
Guru memegang peranan sentral dalam keseluruhan proses belajar
mengajar. Seorang guru dituntut mengajar dan mendidik siswa agar menjadi
manusia yang berkualitas, pribadi yang mandiri, siswa yang efektif serta anggota
masyarakat yang baik. Guru mempunyai tanggung jawab besar dalam
perkembangan kepribadiannya baik yang berlangsung di sekolah maupun di luar
sekolah. Peran guru tidak hanya sebagai pengajar yang hanya menyampaikan
materi setelah itu selesai. Salah satu peran guru adalah “guru sebagai konselor”
yaitu seorang guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar
mengajar, dimana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana
psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.5
Dalam usaha kita mendidik, kita sering menemukan siswa melakukan
pelanggaran terhadap aturan-aturan yang harus mereka taati. Siswa semacam ini
harus dikenai sanksi jika dipandang perlu agar mereka kembali menjadi anak
yang taat dan cinta kepada perbuatan yang baik.
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
5
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2003), h. 185
3
Memberikan sanksi yang berat kepada siswa diperlukan untuk mencegah
yang lain melakukan kerusakan serupa. Karena pendidikan dimaksudkan
mencetak manusia menjadi orang shalih, siapa pun yang dinilai tidak dapat
diharapkan menjadi orang yang shalih dapat dikenai sanksi yang berat.
Demikianlah petunjuk Allah dan Rasul-Nya untuk memberikan sanksi kepada
orang-orang yang berbuat tidak baik atau siswa yang berperilaku buruk dan tidak
dapat diperbaiki lagi keadaannya. Memberikan sanksi dalam pendidikan
merupakan faktor penting untuk menciptakan siswa menjadi orang yang taat
kepada kebaikan.
Dalam kegiatan pengajaran di madrasah juga dapat diberlakukan sanksi
yang diberlakukan dalam pendidikan. Hal ini harus menjadi perhatian karena
siswa yang tidak mau diluruskan perilakunya yang buruk akan merusak kegiatan
pengajaran secara keseluruhan, bahkan tindakannya dapat menular kepada siswa
lainnya sehingga suasana belajar dan mengajar menjadi rusak. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan semacam ini, para pelanggar dapat diberi hukuman dari yang
ringan sampai yang berat.6
Bahwasanya keruntuhan kekuatan suatu bangsa disebabkan oleh
runtuhnya akhlak dan rusaknya jalan hidup mereka serta pudarnya jalinan dan
solidaritas sosial, adalah benar. Antara kekuatan dan akhlak beserta tatanan hidup
yang baik mempunyai hubungan yang sangat erat, berjalin topang menopang.
Muhammad Thalib, 20 Kerangka Pokok Pendidikan Islami, (Yogyakarta: Ma’alimul Usroh,
2001), h. 70
6
4
Akhlak pada tiap-tiap pribadi, merupakan ikatan yang kuat yang
senantiasa mengikat antara yang satu dengan yang lain. Bila ikatan akhlak ini
telah rusak, maka rusak pulalah hubungan mereka. Akibatnya jalinan
kemasyarakatanpun akan kedodoran. Dan bila ikatan sosialnya sudah putus, maka
kekuatan itu akan berserakan.7
Hal inilah yang menjadi pemikiran penulis dan sekaligus melatarbelakangi
penyusunan atau penelitian skripsi. Dimana suatu sanksi atau hukuman mampu
meningkatkan akhlak siswa. Apakah sanksi itu mampu merubah akhlak siswa
yang tidak baik? Atau apakah saksi dapat menumbuhkan kesadaran diri siswa?
Atau apakah sanksi tidak menjadi beban bagi siswa?
Demikian halnya yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah
Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung. Di sana terdapat banyak tata
tertib yang di dalamnya ada berbagai macam bentuk sanksi. Tingkat kedisiplinan
tinggi sehingga akan diberlakukan sanksi bagi yang melanggar. Sanksi-sanksi
tersebut perlu mendapat perhatian dan bimbingan dari para orang tua, pendidik,
dan tokoh masyarakat agar tidak terjerumus ke dalam maksiat. Maka peneliti
tertarik untuk mengetahui sejauh mana kekuatan sanksi bisa diterapkan untuk
meningkatkan akhlak siswa. Oleh karena itu, pemilihan lokasi tersebut saya
anggap penting karena di sana sudah banyak upaya untuk meningkatkan akhlak
melalui pendidikan pondok (sekolah diniyah) pada sore dan malam harinya.
7
Abdul Rahman H. Habanakah, Metode Merusak Akhlak Dari Barat, (Jakarta: Gema Insani Press,
1990), h. 17
5
Berdasarkan uraian di atas secara singkat bahwa upaya guru memberi
sanksi atau hukuman dinilai sangat penting dan berperan dalam meningkatkan
akhlak siswa. Hal ini menjadi tanda tanya dalam diri penulis, bagaimana usaha
guru memperbaiki dan membentuk akhlak siswa. Untuk itu penulis tertarik akan
permasalahan ini, dan menuangkan ke dalam bentuk skripsi yang berjudul :
“Upaya Guru dalam Meningkatkan Akhlak Siswa melalui Penerapan Sanksi di
Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab.
Tulungagung Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana penerapan sanksi yang digunakan guru dalam meningkatkan
akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari Kec.
Kedungwaru Kab. Tulungagung?
2. Apa hambatan dan solusi guru dalam meningkatkan akhlak siswa melalui
penerapan sanksi di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari Kec.
Kedungwaru Kab. Tulungagung?
3. Bagaimana hasil yang telah dicapai guru dalam meningkatkan akhlak siswa
melalui penerapan sanksi di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari
Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung?
6
C. Tujuan Penelitan
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sanksi yang digunakan guru dalam
meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah
Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung.
2. Untuk mengetahui apa hambatan dan solusi guru dalam meningkatkan akhlak
siswa melalui penerapan sanksi di Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah
Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung.
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapai guru dalam
meningkatkan akhlak siswa melalui penerapan sanksi di Madrasah
Tsanawiyah Darul Hikmah Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk kepentingan teoritis
maupun kepentingan praktis.
1. Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi atau
sebagai sumbangsih pikiran terhadap khazanah ilmiah dalam efektifitas
penerapan sanksi dalam meningkatkan akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah
Darul Hikmah Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung.
2. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
berikut :
7
a.
Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman
siswa pada setiap proses pembelajaran yang diajarkan oleh guru baik
secara konseptual maupun prosedural.
b.
Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat membantu sebagai umpan balik dalam
memperbaiki akhlak siswa agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang
lebih kondusif dan suasana belajar yang lebih tertib.
c.
Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang
sebagai bahan kajian penunjang dan bahan pengembang perancang
penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas.
d.
Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh STAIN (Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri) Tulungagung sebagai bahan masukan dan
sumbangan pemikiran untuk tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.
e.
Bagi Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah
Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung dapat dijadikan sebagai
masukan yang konstruktif
bagi lembaga tersebut dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan di lembaga tersebut.
8
E. Penegasan Istilah
1. Secara Konseptual
a.
Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan, mencari jalan keluar.8 Yang dimaksud upaya di sini adalah
upaya yang dilakukan oleh guru.
b.
Guru secara leksikal diartikan sebagai “orang yang pekerjaannya atau
mata pencahariannya mengajar”. Dalam pengertian yang sederhana, guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Sedangkan dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan,
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.9
c.
Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang secara etimologis
artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara
terminologis akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan
8
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ed. III., (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 1250
9
Akhyak, Profil Pendidik Sukses, (Surabaya: eLKAF, 2005), h. 1
9
manusia lahir dan batin. Akhlak adalah sistem perilaku sehari-hari yang
dicerminkan oleh ucapan, sikap, dan perbuatan.10
d.
Sanksi adalah tanggungan (tindakan, hukuman) untuk memaksa orang
menepati perjanjian atau menaati ketentuan undang-undang (anggaran
dasar, perkumpulan).11
Berangkat dari istilah-istilah yang penulis kemukakan di atas dapat
dijelaskan bahwa maksud dari upaya guru dalam meningkatkan akhlak siswa
melalui penerapan sanksi adalah suatu kiat atau cara-cara yang ditempuh oleh
para guru dalam memberi teguran melalui sanksi-sanksi demi tercapainya
akhlak yang Islami.
2. Secara Operasional
Upaya guru dalam meningkatkan akhlak siswa melalui penerapan sanksi
adalah cara yang dilakukan guru dalam menciptakan siswa yang berakhlak
mulia melalui sanksi-sanksi yang disesuaikan dari faktor apa yang
menyebabkan siswa tersebut mengalami kesalahan atau pelanggaran.
F. Hasil Penelitian Terdahulu
Demi menjaga keaslian tulisan dan menghindari pencurian atas karya
orang lain, maka peneliti melakukan penelusuran terhadap literatur yang
membahas kajian yang serupa dengan yang peneliti kaji ini.
10
Akhyak, Meretas Pendidikan Islam Berbasis Etika, (Surabaya: eLKAF, 2006), h. 175
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar…, h. 996
11
10
Muhammad Bakhyul Khayi, 2010, Urgensi pemberian hadiah dan
hukuman dalam proses pembelajaran anak menurut perspektif Islam, penelitian
ini bersifat Kepustakaan. Hasil penelitian: Pemberian hadiah dan hukuman dalam
proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang penting, tetapi juga
mempunyai dampak negatif dan positif atau dengan kata lain mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Hadiah merupakan suatu yang bersifat materi atau
bisa juga tidak bersifat materi seperti memberikan pujian. Akan tetapi hadiah
lebih bersifat materi. Sedangkan hukuman adalah sesuatu yang diberikan kepada
seseorang terhadap kesalahan yang seseorang perbuat. Hadiah biasanya bersifat
psikologis. Hukuman dapat bersifat asosiatif, logis dan moril. Hukuman juga
mempunyai dampak positif dan negatif. Pandangan pakar Islam banyak
disinggung dalam alquran dan hadist nabi. Allah memberikan ganjaran dan
hukuman kepada hambanya yang taat kepada segala apa yang diperintahkanNya. Sementara pendapat para pakar pendidikan Islam menjelaskan bahwa
pemberian hadiah wajib diberikan kepada siswa jika ia melakukan perbuatan
baik. Dampak pelaksanaan pemberian hadiah dan hukuman akan berpengaruh
terhadap dua aspek terhadap psikologis siswa dan prestasi belajar siswa.
Pemberian hadiah dan hukuman terhadap proses belajar mengajar ialah prestasi
belajar pribadi dan prestasi belajar kelompok. Pemberian hadiah dan hukuman
dalam proses pembelajaran akan dapat berpengaruh baik secara positif maupun
negatif. Dari beberapa uraian di atas dapat diketahui dari segi negatif dan positif
dari pemberian hadiah dan hukuman lebih banyak sisi positifnya. Maka
11
pemberian hadiah dan hukuman dalam proses pembelajaran dapat dikategorikan
penting.
Nur Roisa Hamida, 2010, Pengaruh metode ta’zir terhadap kedisiplinan
belajar santri di Ponpes Al-Fattah Pule Tanjunganom Nganjuk, penelitian ini
bersifat Kuantitatif. Hasil penelitian: 1) Metode ta’zir yang diterapkan baik dan
membimbing. 2) Kedisiplinan belajar santri lebih meningkat dengan adanya
metode ta’zir. 3) Metode ta’zir yang diterapkan mempengaruhi kedisiplinan
belajar santri.
Mengenai penelitian yang pernah dilakukan di MTs Darul Hikmah
Tawangsari
Kedungwaru
Tulungagung
adalah:
Khoirul
Anwar,
2010,
Manajemen pengembangan tenaga pendidik di MTs Darul Hikmah Tawangsari
Kedungwaru Tulungagung, penelitian ini bersifat Kualitatif. Hasil penelitian: 1)
Upaya yang dilakukan oleh seorang manager dalam pengembangan tenaga
pendidik bentuknya meliputi: guru yang belum S1 diharuskan melanjutkan S1,
bagi guru yang S1 diharuskan melanjutkan S2, Diklat, Seminar, MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). 2) Langkah-langkah yang digunakan yaitu
dengan cara Penerapan Standar Kompetensi Guru meliputi: guru minimal S1 atau
D4, guru harus mengajar sesuai dengan bidangnya, penyusunan rencana
pelaksana pembelajaran. 3) Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam mengembangkan tenaga pendidik. Faktor pendukung:
pembagian tugas, penentuan sistem penghargaan, profesi. Faktor penghambat:
sebagian guru masih belum S1 dan masih menempuh pendidikan S1.
12
Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti
ingin mengungkap upaya guru dalam menerapkan sanksi dengan tepat. Siswa
tidak perlu merasa terbebani oleh tata tertib yang di dalamnya terdapat aturan
sanksi. Sesungguhnya tujuan sanksi itu adalah baik bila tersampaikan dengan
benar, salah satunya untuk perbaikan dalam meningkatkan akhlak.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, maka dipandang
perlu adanya sistematika pembahasan. Pembahasan dalam skripsi yang berjudul
Upaya Guru dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di Madrasah Tsanawiyah Darul
Hikmah Tawangsari Kec. Kedungwaru Kab. Tulungagung ini nantinya dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) fokus
penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan hasil penelitian, (e) penegasan
istilah, (f) hasil penelitian terdahulu, dan (g) sistematika pembahasan.
Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: (a) kajian tentang akhlak dan (b)
kajian tentang sanksi.
Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a) pola/jenis penelitian, (b) lokasi
penelitian, (c) jenis dan sumber data, (d) prosedur pengumpulan data, (e) teknik
analisis data, dan (f) tahap-tahap penelitian.
Bab IV Paparan Hasil Penelitian, terdiri dari: (a) gambaran tentang objek
penelitian, (b) paparan data, (c) temuan penelitian, dan (d) pembahasan.
13
Bab V Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan dan (b) saran.
Bagian akhir, terdiri dari: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c)
surat pernyataan keaslian, dan (d) daftar riwayat hidup.
Download