Analisis Investasi Pembangunan Perumahan Pada

advertisement
ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN
PADA PT TIMURAMA UJUNG PANDANG
A. ZAINAL ABIDIN
STIE-YPUP MAKASSAR
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya modal yang di butuhkan olch PT.
Timurama Ujung Pandang dalam membangun perumahan selama 5 tahun ke depan serta
depart serta untuk mengetahui layak tidaknya proyek pembangunan tersebut dikerjakan. Hasil
penelitian diperoleh bahwa PT. Timurama Ujung Pandang dalam 5 tahun yang akan datang
berencana menginvestasikan dana sebesar Rp. 120.000.000.000 (dua belas milyar) untuk
pernbangunan rumah type 36 dan type 45. Hasil anallsis kelayakan investasi diperoleh bahwa,
dengan menggunakan metode Payback Period diperoleh bahwa investasi yang ditanamkan
akan kembali dalam waktu 2 tahun 11 bulan. Sedangkan analisis Net Present Value (NPV)
diperoleh bahwa NPV proyek sebesar Rp. 52.967.000. Sementara analisis Internal Rate of
Return (IRR) diperoleh IRR proyek pembangunan perumahan adalah 39%.
Kata Kunci: Investasi, Payback Periode, Net Present Value (NPV), Profitability Indeks,
Internal Rate of Return (IRR).
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Perusahaan pada dasarnya bertujuan agar mereka tetap bertahan hidup. Agar dapat
bertahan hidup, mereka para pemilik dan pengelola perusahaan senantiasa berupaya agar
usaha yang dikelolanya senantiasa tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang
semakin hair semakin meningkat. Masalah penanaman modal Investasi bagi para pengusaha
dewasa ini merupakan suatu masalah yang cukup rumit. Hal tersebut disebabkan karena
modal yang (investasikan) pada dasarnya merupakan perencanaan jangka panjang. Dalam hal
ini pengembahan modal memakan waktu lebih dan satu tahun.
Oleh karena itu masalah investasi merupakan persoalan mendasar bagi suatu
pengusaha, karena menyangkut masalah ramalah keuntungan dimasa yang akan datang. Dan
sebagaimana diketahui bahwa persoalan seperti ini penuh ketidak pastian yang tentunya
membutuhkan resiko yang cukup besar bagi para investor (pengusaha yang ingin
menanamkan modalnya). Suatu persoalan mendasar dalam investasi ini adalah menyangkut
nilai uang yang akan diinvestasikan, karena nilai uang sekarang belum tentu sama dengan
nilai uang yang diterima dimasa yang akan datang. Jadi dalam analisis investasi para investor
senantiasa harus memperhatikan nilai waktu uang dalam melakukan analisis kelayakan.
PT. Timurama Ujung pandang sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang
pembangunan perumahan di Kotamadya Ujung pandang senantiasa dihadapkan pada masalah
investasi untuk membangunan perumahan, yang tentunya mereka tidak dapat melepaskan diri
dengan resiko terhadap modal yang dinvesatsikan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
yang dihadapi perusahaan adalah apakah modal yang diinvestasikan oleh PT. Timurama di
Ujung Pandang dalam pembangunan perumahan cukup layak untuk dilaksanakan?.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui besarnya modal yang diinvestasikan oleh PT. Timurama di Ujung
Pandang dalam pembangunan perumahan.
2. Untuk mengetahui layak tidaknya modal yang diinvestasikan oleh PT. Timurama di Ujung
Pandang dalam pembangunan perumahan di Kotamadya Ujung Pandang.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka berikut ini
dikemukakan hipotesis: Diduga bahwa inevstasi dalam pembanguan perumahan yang
dilakukan oleh PT. Timurama di Ujung Pandang cukup layak untuk dilaksanakan?.
METODE PENELITILAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Madya di Ujung pandang tepat pada PT. Timurama di
Ujung Pandang sebagai salah perusahaan terkemuka di bidang pembanguan perumahan.
Metode Analisis
Untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan, maka digunakan analisis:
1. Analisis Payback Periode digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan agar modal yang telah diinvestasikan dalam pembangunan perumahan dapat
kembali kepada perusahaan.
Metode Payback dihitung dengan rumus:
Dimana:
I = Investasi
CF = Cash flow
2. Analisis Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value menggunakan suatu konsep bahwa nilai uang hari ini tidak
sama dengan nilai uang hari esok. Karena biaya modal seperti faktor bunga senantiasa
diperhitungkan. Net present Value dihitung dengan rumus:
NPV =
Dimana:
NPV
At
N
K
lo
-10
=
=
=
=
=
Net peresent value
Net cash flow untuk periode t
Periode terakhir dari net cash flow yang diharapkan
tingkat bunga yang berlaku
Investasi awal
3. Metode Intenal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return pada dasarnya bertujuan melihat kelayakan investasi
dengan menghitung tingkat bunga yang menjadikan Net Peresent Value sama dengan nol.
Internal Rate of Return dapat dihitung dengan. rumus:
IRR =
+
Dimana:
NPV1 = Net present value positip
NPV2 = Net present value negatif
i1
= Tingkat bunga pada NPV1
2
i
= Tingkat bunga pada NPV2
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi Keuangan dalam Perusahaan
Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan manajemen keuangan telah mengalami
perubahan yang sangat mendasar seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini. Para pakar keuangan telah banyak menemukan teori-teori baru. Dan
penerapan teori keuangan lahir modifikasi-modifikasi berdasarkan umpan balik dari dunia
nyata.
Menurut Weston dan Brigham mengatakan Fungsi utama manager keuangan adalah
merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana-dana untuk memaksimalkan nilai suatu
perusahaan. Singkatnya manajer keuangan membuat keputusan tentang sumber dan alokasi
dana.
Sementara itu Suad Husnan mengatakan Manajemen keuangan (pembelanjaan
perusahaan) meliputi keseluruhan dan pada usaha untuk mempersiapkan dan mengatur
penarikan dan penggunaan dana, dimana disini termasuk juga perencanaan beserta
pelaksanaannya.
Definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa aktivitas manajemen keuangan yang
penting antara lain:
1. Perencanaan, manajer keuangan harus dapat bekerjasama dengan manajer lainnya dalam
perusahan dan bersama-sama merencanakan bentuk posisi masa depan perusahaan.
2. Keputusan menyangkut investasi besar dan permodalan, atas dasar perencanaan yang
panjang, manajer keuangan harus menghimpun dana modal yang dibutuhkan perusahaan.
Sebuah perusahaan yang berhasil biasanya dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang,
tinggi dalam penjualannya dan ini memerlukan investasi dalam pabrik, peralatan dan
aktiva lancar yang dibutuhkan dalam produksi barang dan jasa. Manajer keuangan harus
dapat menentukan tingkat pertumbuhan penjualan yang optimal dan menyusun aturan
alternatif proyek-proyek yang tersedia bagi perusahaan. Mereka membantu memutuskan
bentuk investasi yang akan dilaksanakan dan menentukan berbagai altenatif dari luar atau
dari perusahaan.
3. Pengendalian, manajer keuangan harus berinteraksi dengan eksekutif proyek-proyek yang
tersedia dalam perusahaan agar operasional perusahaan dapat seefisien mungkin. Semua
keputusan dibidang usaha mempunyai implikasi keuangan dan semua manajer harus
memperhitungkan hal itu.
4. Interaksi dengan pasar modal, Aktivitas keempat mencakup penganan pasar uang dan
modal. Hal ini disebabkan karena tiap perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
pasar financial pada umumnya.
Konsep Penganggaran Modal
Penganggaran modal merupakan keseluruhan aktivitas berupa perencanaan dengan
tujuan untuk memperoleh manfaat atau suatu aktivitas investasi dimana dikeluarkan dana
untuk mernbentuk aktiva produktif dengan harapan untuk memperoleh manfaat dimasa yang
akan datang. Aktivitas investasi selalu dibatasi oleh jangka waktu tertentu. Karena itu setiap
usul investasi mempunyai periode tertentu yaitu kapan proyek itu berakhir.
Keputusan investasi merupakan suatu proses yang mempunyai dua sisi. Pertama
manajer keuangan harus dapat mengevaluasi suatu proyek investasi dengan menghitung hasil
yang diharapkan dimasa yang akan datang atas proyek investasi tersebut. Pada umumnya atas
proyek investasi dimulai dengan melakukan pengeluaran dana pada awal dilakukannya
proyek tersebut serta aliran kas selama proyek itu masih produktif. Perhitungan hasil yang
diharapkan dapat dilakukan dengan menggunakan metode keuangan tertentu yang telah
banyak dibahas oleh pakar keuangan dewasa ini. Sisi kedua menentukan besarnya hasil yang
diharapkan misalnya 20 – 30%. Pertanyaan yang muncul apakah angka tersebut merupakan
layak sehingga proyek itu dapat dilaksanakan. Untuk menentukan apakah hasil yang diterima
memadai atau tidak, maka kita harus mengevaluasi tingkat resiko dari proyek itu, kemudian
menghitung hasil yang dikehendaki untuk suatu derajat resiko tertentu.
Untuk mengukur derajat resiko, maka dapat digunakan dua metode, misalnya jika
proyek investasi mempunyai derajat resiko kira-kira sama dengan aktivitas usaha yang ada
dewasa ini, maka kita dapat menggunakan dasar biaya penggunaan modal rata-rata. Sedang
jika resiko proyek berbeda dengan tingkat resiko dari proyek yang telah berjalan, maka dapat
digunakan model penilaian investasi dalam aktiva. Oleh karena itu Bambang Riyanto
mengemukakan bahwa: Investasi merupakan langkah yang ditempuh oleh pemilik dana untuk
menjawab permintaan efektif masyarakat terhadap suatu produk. Laba investasi akan
terbentuk jika langkah masyarakat memiliki permintaan yang memadai terhadap keluaran
yang dihasilkan.
Lebih lanjut James. C. Van Horne mengemukakan pendapatnya tentang pengertian
modal (investasi): proyek atau penanaman modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pengeluaran dana kas pada saat sekarang ini dengan maksud untuk merealisasikan laba yang
diharapkan dimas yang akan datang.
Konsep Aliran Kas untuk Penggaran Modal
Untuk melihat profitabilitas suatu proyek investasi dalam rangka pengambilan
keputusan investasi maka diperlukan data tentang aliran kas perusahaan (cash flow). Aliran
kas terdiri atas dua yaitu aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Selisih antara aliran kas
masuk dan aliran kas keluar disebut aliran kas bersih (Net Cash Flow). Apabila investasi
dalam suatu proyek sepenuhnya akan di belanjai dengan utang yang tentunya mempunyai
beban bunga dan depresiasi tetap, maka net cash flow adalah sebelum bunga dan depresiasi
tetapi sesudah pajak.
Bambang Riyanto mengemukakan: setiap usul investasi selalu mengandung dua
macam aliran kas yaitu aliran kas keluar netto (cash outflow) yang diperlukan untuk investasi
dan aliran kas masuk (cash outflow) sebagai hasil dari investasi baru tersebut.
Eugenege dan L. Lerner dalam Abbas Kartadinata mengatakan : Arus kas atau cash
flow adalah peningkatan jumlah arus kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama
waktu tertentu, yang terdiri atas laba ditambah penyusutan apabila rekening utang tidak
berubah.
Dalam analisis kelayakan proyek. istilah arus kas pada dasarnya berkenaan dengan
makna arus kas bersih (selisih antara arus kas masuk dengan arus kas keluar). Jika arus kas
masuk lebih besar dari arus kas keluar, maka arus kas tersebut disebut surplus dan sebaliknya
jika arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar disebut defisit.
Faktor yang Mempengaruhi Aliran Kas
Telah dikemukakan bahwa aliran kas suatu proyek disusan berdasarkan suatu estimasi
dan oleh karena itu laporan aliran tidaklah mengandung suatu kepastian hasil akhir. Hasil
akhir yang sesungguhnya sangat tergantung pada kejadian dimasa yang akan datang. Pakar
mengatakan bahwa pada umumnya faktor yang mempengaruhi aliran kas adalah faktor
ketidak pastian dan inflasi.
Dengan. Adanya pengaruh inflasi tersebut, maka dalam analisis kelayakan investasi
terdapat dua aspek niali uang yang harus diperhitungkan yaitu :
1. Nilai waktu dari uang, yaitu perubahan jumlah nilai dari uang yang disebabkan oleh
pengaruh waktu. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep Net
Present Value of Money (nilai sekarang bersaing dari uang).
2. Nilai riil dari uang itu sendiri, dimana nilai ini berubah buka karena faktir peredaran
waktu, melainkan karena penurunan nilai atau daya beli uang yang diakinatkan oleh faktor
inflasi. Penilaian faktor ini dalam analisis kelayakan investasi biasanya nelaian, sekarang
dari arus kas dikalikan dengan faktor penyesuaian. Dimana faktor penyesuaian ini
diproyeksikan sedemikian rupa berdasarkan kemungkinan atas nilai tukar uang dimasa
mendatang disbanding dengan nilai tukar dewasa ini.
Faktor Resiko Dalam Keputusan Investasi
Bagi pengusaha kecil dan menengah, kebanyakan keputusan untuk melakukan
investasi modal masih tetap merupakan gabungan keputusan naluri dan keputusan untuk
untung-untungan, padahal hal itu tidak benar. Seperti diketahui bahwa banyak cara yang dapat
digunakan untuk mengukur atau menilai suatu proyek investasi seperti return on onvestment
(tingkat pengembalian modal), net present value, internal rate of return dan masih banyak
lagi. Semua itu merupakan cara yang banyak digunakan oleh para pengusaha besar dalam
melakukan investasi. Oleh karena itu suatu kebijaksanaan investasi yang baik setidaknya
mengandung dua komponen yaitu :
1. Satu atau lebih alat ukur (criteria) untuk mengevaluasi tingkat laba berbagai alternatif
investasi seperti jangka waktu pengembalian modal serta tingkat laba rata-rata.
2. Aturan keputusan yang digunakan untuk menyring usulan proyek investasi yang dapat
diterima seperti payback periode maksimum 3 tahun dan average annual return misalnya
30 %.
Abbas Kartadinata mengatakan : Setiap kebijaksanaan investasi memiliki dua peran
yaitu sebagi dasar untuk melakukan tindakan dengan mempergunakan pengukur atau criteria
untuk mengevaluasi layak tidaknya suatu proyek, dan kedua adalah sebagai dasar untuk
berkomunikasi yaitu dengan kebijaksanaan investasi memungkunkan pimpinan
memberitahukan untuk menyusun usulan proyek investasi yang dapat diterima.
Resiko yang dihadapi perusahaan pada umumnya dapat dibagi ke dalam 3 (tiga)
kategori yaitu :
1. Resiko teknis yaitu resiko yang berkenaan dengan kualitas barang-barang modal yang
akan dibeli atau digunakan oleh perusahaan, termasuk kemampuan dan daya tahan
barang-barang tersebut. Misanya pada waktu menyusun usul proyek, diperkirakan bahwa
suatu mesin akan dapat digunakan selama 10 tahun, akan tetapi waktu tersebut
mengandung unsur probabilitas dalam hal mesin tersebut dapat saja bertahan kurang atau
lebih dari 10 tahun.
2. Resiko ekonomi yaitu resiko yang kadang-kadang disebut dengan resiko komersil, yang
menunjukan adanya kemungkinan bahwa variable-vaiabel seperti investasi, harga pokok
penjualan, kurs mata uang dan tarif pajak, mungkin bergerak kea rah yang tidak
diperkirakan sebelumnya.
3. Resiko lingkungan yaitu resiko yang kadang-kadang disebut resiko politis, yang
mencakup antara lain adanya probabilitas seperti perubahan syarat perizinan atau kontrak
kerja dengan pemerintah, perubahan kebijakan dibidang perpajakan, aturan keuangan serta
campur tangan pemerintah di dalam jenis usaha.
Metode Penilai Proyek Investasi
Layak tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan. terleblih dahulu harus ditinjau
dari beberapa aspek baik yang bersifak non ekonomi seperti politik, social budaya,pertahanan
keamanan dan sebagainya, maupun yang bersifat ekonomi seperti bahan baku pasar bagi
produk yang dihasilkan, tenaga kerja yang tersedia yang akan diperhitungkan dalam unsure
biaya dan pendapatan dalam perusahaan. Dalam hal ini kita akan tinjau dari segi penggunaan
untuk diketahui layak tidaknya suatu proyek investasi untuk dilaksanakan.
Penilaian suatu proyek investasi senantiasa dihubungkan dengan biaya modal (cost of
capital) yang akan digunakan dalam suatu proyek atau penanaman modal baik dalam aktiva
tetap maupun dalam aktiva lancar. Biaya modal adalah tingkat pengembalian perusahaan yang
dibutuhkan dari penggunaan modal yang di investasikan dalam rangka peningkatan nilai
perusahaan. Atau dapat dikatakan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah rata-rata
tertimbang dari biaya-biaya seluruh dana yang digunakan. Tidak satu sumber dana yang
digunakan membebaskan si pemakai dari biaya modal. Oleh karena pimpinan perusahaan
dalam menentukan suatu Investasi harus dapat mengukur biaya modal yang digunakan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan apa dana yang dinvestasikan dalam suatu proyek
dapat diterima atau ditolak.
Para pakar telah menemukan berbagai cara untuk melakukan penilaian suatu investasi
dalam melihat apakah proyek itu layak atau tidak untuk dilaksanakan. Metode tersebut antara
lain:
1. Payback period
Payback period adalah metode penilaian investasi yang mendasarkan kelayakan pada
jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana yang diinvestasikan atau metode
yang digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan supaya modal yang
diinvestasikan dapat diterima kembali yang dihitung dari pendapatan bersih.
Payback suatu proyek dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Kebaikan mode ini yaitu sangat mudah untuk menghitungnya, dapat digunakan untuk
memilih program investasi menurut derajat kecepatan penerimaan kas dari proyek yang
bersangkutan, memungkinkan perusahaan untuk menentukan jangka waktu pemulihan
investasi.
Sementara kelemahan metode ini mengabaikan nilai waktu uang, jumlah arus kas setelah
periode pemulihan modal dan tidak memperhitungkan nilai sisa dari provek tersebut.
Metod payback menyatakan bahwa suatu proyek investasi dapat diterima apabila payback
period dari proyek mempunyai jangka waktu lebih pendek dari jangka waktu
pengembaliannya. Dan sebaliknya suatu proyek investasi ditolak apabila payback period
dari proyek mempunyai jangka waktu lebih panjang dari waktu pengembaliannya.
2. Net Present Value (NPV)
Net present value adalah salah satu teknik evaluasi provek yang menggunakan teknik
discounted cash flow atau metode kelayakan investasi yang memperhitungkan nilai waktu
dari uang dengan melalui pemotongan atas kas ke nilai sekarang sesuai dengan tingkat
kembalian minimal yang disyaratkan.
Net Present Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Atau
Dimana
NPV = Net Present Value
Sn = Cash flow pada tahun ke n
i = Discount Rate
Io = Investasi
Adapun kriteria diterima atau ditolaknya suatu proyek menurut metode Net Present
Value yaitu apabila jumlah Present value dari cash flow yang diharapkan akan
diterima lebih besar dari pada jumlah investasi. Sebaliknya jika jumlah present lebih
kecil dari invest. Si proyek, maka proyek investsi tersebut ditolak. Kriteria ini berlaku
bagi jenis proyek yang sifatnya mutually exclusive, maka ketentuan yang berlaku
adalah bhwa jika Net Present Value (NPV) positif maka proyek tersebut diterima, dan
sebaliknya jika NPV negative maka proyek tersebut ditolak.
3. Profitabolity Indeks
Profitability indeks yaitu suatu metode penilaian investasi yang menyetarakan rasio
antara nilai total dari nilai sekarang arus kas masuk terhadap nilai sekarang dari
investasi inisial. Metode ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Atau
Kelebihan metode ini adalah memperhitungkan nilai waktu uang, memperhitungkan
pendapatan proyek selam umur ekonomis, sedang kelemahannya adalah
perhitungannya agar panjang, karena sebelumnya harus dihitung NPV. Kriteria
pemilihan metode ini jika indeks sama dengan satu atau lebih besar dari satu, maka
proyek layak diterima, sebaliknya jika indeks kecil dari satu maka proyek tersebut
ditolak.
4. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return yang disebut dengan discount cash flow method adalah metode
penilaian investasi yang mempergunakan suku bunga tertentu sebagai factor dari nilai
sekarang atau arus kas tahunan sehingga nilai sekarang bersih sama dengan nol.
Metode ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Atau
Adapun kriteria pemilihan metode ini adalah jika IRR sama atau lebih besar dari suku
bunga yang berlaku umum atau biaya modal investasi, maka proyek tersebut layak
diterima, sebaliknya jika IRR lebih kecil dari suku bunga yang berlaku umum (biaya
modal), maka proyek tersebut ditolak.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Rencana Investasi
Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, PT.Timurama telah
membangun perumahan untuk umum dalam hal ini, KPR maka pada tahun 1999 s/d 2003
adalah tipe rumah yang dibangun KPR pada berbagai lokasi yaitu Type 36 dan type 45. Untuk
jelasnya rencana produksi rumah pada 5 tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rencana Produksi Rumah Tahun 1999 s/d 2003
Untuk type 36 dan 45 (dalan unit)
Tahun
Type 36
Type 45
1999
856
670
2000
892
700
2001
920
725
2002
950
750
2003
980
790
Sumber : PT. Timurama di Ujung Pandang
Jumlah
1.526
1.592
1.645
1.700
1.770
Berdasarkan perkiraan harga bahan dan perumahan yang akan dibangun maka
diperkirakan jumlah investasi yang dibutuhkan untuk membangun perumahan sebagimana
yang telah direncanakan pada tabel 1 maka dibutuhkan investasi sebesar Rp.
120.000.000.000,- (seratus dua pulu milyar rupiah). Yang terdiri dari investasi tetap sebesar
20 milyar dalam untuk pembelian tanah untuk perumahan serta peralatan yang dibutuhkan
untuk pembangunan perumahan. Modal kerja sebesar Rp. 100 milyar dengan jangka waktu 5
tahun.
Investasi yang dilakukan oleh PT. Timurama disamping dibiaya dengan modal sendiri
umumnya lebih banyak dibiayai dengan modal pinjaman dari Bank dan diperkirakan Rp.100
milyar dari invetasi itu akan dibiayai oleh kredit perbankan, sedang sisanya sebesar Rp. 20
milyar, akan dibiaya oleh modal sendiri. Tingkat bunga kredit yang akan diperoleh seperti
biasanya adalah 18% untuk type.
Proyeksi Aliran Kas
Seperti diketahuil bahwa aliran kas perusahaan pada dasarnya terdiri atas dua
kelompok yaitu aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk pada dasarnya
berasal dari hasil penjualan rumah KPR. Sementara aliran kas keluar meliputi semua biaya
yang dikeluarkan oleh PT. Timurama Ujung pandang dalam satu periode.
Oleh karena itu sebelum disusun proyeksi Cash flow PT. Timurama di Ujung pandang
terlebih dahulu dilakukan proyeksi penerimaan dan pengeluaran selama 5 tahun yang akan
datang:
1. Proyeksi Penerimaan
Kebutuhan masyarakat akan saran perumahan, dewasa ini semakin meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Oleh karena kebutuhan akan perumahan semakin tahun semakin meningkat,
den pengalaman menunjukkan bahwa belum satu unit pun rumah diproduksi oleh PT.
Timurama di Ujung pandang selama ini yang tidak laku terjual. Oleh karena dalam
proyeksi penerimaan atas hasil penjualan, maka diasumsikan bahwa semua rumah yang
diproduksi akan akan laku terjual pada tahun itu.
Proyeksi hasil penjualan rumah PT. Timurama di Ujung Pandang, dimana rumah KPR
yang telah diproduksi, maka selanjutnya dilakukan akad kredit pada Bank, maka setelah
kurang lebih 3 bulan, maka dana KPR akan dilunasi oleh Bank kepada PT. Timurama
Makassar.
Adapun proyeksi harga rumah KPR khususnya type 36 dan type 45 dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2 Proyeksi harga jual rumah tahun 1999 s/d 2003
(dalam ribuan rupiah) Untuk type 36 dan 45
(dalan unit)
Tahun
Type 36
Type 45
1999
30.000
52.000
2000
33.000
55.000
2001
35.000
60.000
2002
37.000
65.000
2003
40.000
70.000
Sumber PT. Timurama Ujung Pandang Tahun 1999
Berdasarkan data proyeksi, harga jual rumah dan jumlah unit yang diproduksi, selama
tahun 1999 s/d tahun 2003 yang akan datang, maka dapat disusun proyek penerimaan atas
penjualan rumah oleh PT. Timurama Ujung Pandang seperti terlihat pada tabel 3.
Tabel 3 Proyeksi Penerimaan atas penjualan Tahun 1999 – 2003
(dalam jutaan rupiah) Untuk type 36 dan 45 (dalan unit)
Tahun
Type terjual
Harga jual perunit
Jumlah
in flow
36
45
35
45
35
45
1999
856
670
30
52
25.860
34.840
2000
892
700
33
55
29.436
38.500
2001
920
725
35
60
32.200
43.500
2002
950
750
37,5
65
35.625
48.750
2003
980
790
40
70
39.200
55.300
Sumber : Tabel 1 dan 2 diolah.
cash
60.700
67.956
75.700
84.375
94.500
Tabel 3 menunjukan bahwa jumlah penerimaan kas penjualan rumah selama 5 tahun yang
akan datang mengalami peningkatan setiap tahun diaman tahun 1999 diperkirakan jumlah
penerimaan sebesar Rp. 60.700.000.000,- dan pada tahun 2003 diperkirakan penerimaan
akan mencapai sebesar Rp 94.500.000.000,2. Proyeksi Pengeluaran
Pengeluaran untuk pembangunan rumah pada dasarnya meliputi, pembelian tanah, bahan
langsung yang meliputi; (batu gunung/kali, batu merah, pasir/krikil, semen, kapur, besi,
tripleks, kaca, genteng, kuseng, kayu, daun pintu dll), biaya tenaga kerja langsung, biaya
umum, biaya pemasaran dan biaya administrasi umum.
Adapun proyeksi pengeluaaran selama 5 tahun yang akan datang berdasarkan dat yang
diperoleh dari PT. Timurama Ujung Pandang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Proyelsi Pengeluaran Tahun 1999 – 2003 (dalam jutaan rupiah)
Jenis pengeluaran
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
Biaya beban
9.324 10.501 12.200 14.100 15.970
Biaya tenaga kerja
3.050
3.670
4.150
5.010
6.750
Biaya umum
570
610
702
820
955
Biaya admnistrasi
105
106
107
111
120
Biaya pemasaran
110
117
125
132
140
Biaya saran umum
1.050
1.150
1.230
1.350
1.425
Pajak
450
500
550
600
650
Biaya penyusutan
9.000
9.000
9.000
Jumlah Pengeluaran 23.659 25.654 28.114
Sumber : PT. Timurama di Ujung Pandang
9.000
31.123
9.000
35.060
Hasil proyeksi pengeluaran menunujukan bahwa jumlah pengeluaran PT. Bumi Karsa
selam 5 tahun yang akan datang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada
tahun 1999 diperkirakan jumlah pengeluaran sebesar Rp. 23.609.000.000,- dan pada tahun
2003 telah mencapai Rp. 35.060.000.000,- per tahun.
Berdasarkan hasil proyeksi penerimaan pada table 3 dan proyeksi pengeluaran pada table 4
maka dapat disusun proyeksi cash flow seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5 Cash Flow PT. Timurama Ujung Pandang Tahun 1999 – 2003
(dalam jutaan rupiah)
Uraian
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
Penerimaan
60.700
67.950 75.700 84.375 94.500
Biaya pengeluaran 23.659
25.654 28.114 31.123 35.060
Laba bersih
37.841
42.296 47.586 53.252 59.440
penyusutan
9.000
9.000
9.000
9.000
9.000
cash flow
46.841
51.296 56.586 62.252 68.440
Sumber : Data diolah
Tabel 5 menunjukan bahwa lairan kas PT. Timurama di Ujung Pandang selama 5 tahun
yang akan datang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu : Rp. 46.841.000.000,pada tahun 1999 Rp. 51.296.000.000,- tahun 2000 Rp. 56.586.000.000,- tahun 2001 Rp.
62.252.000.000,- tahun 2002 Rp. 68.440.000.000,- pada tahun 2003.
Analisis Kelayakan Investasi
Dalam mengevaluasi atau menilai terhadap kebijaksanaan investasi pada PT.
Timurama di Ujung Pandang, penulis mengunakan empat metode penilaian investasi untuk
menyetahui layak tidaknya proyek pembangunan perumahan yang akan dilaksanakan oleh PT.
Timurama di Ujung pandang dilaksanakan yaitu: (1) metode payback periode (2) metode Net
Present Value (NPV) (3) metode Profitability Indeks dan (4) metode Internal Rete of Return
(IRR).
Untuk jelasnya keempat metode tersebut akan dijelaskan :
1. Metode Payback Period
Adapun payback period PT. Timurama dalarn rencana investasi pembangunan
perumahan tahun 1999-2003 adalah
Investasi
Rp. 150.000.000.000,Cash flow, tahun I
Rp. 46.841.000.000,Sisa Investasi di tahun II
Rp. 103.159.000.000;
Cash flow tahun II
Rp. 51296.000.000,Sisa investasi tahun III
Rp. 51.863.000.000.-
Jadi jumlah investasi yang tersisa pada awal tahun ke III adalah sebesar
Rp.51.861.000.000,- sementara jumlah cash flow tahun III adalah Rp. 56.583.000.000,-.
Jadi Payback period adalah:
Payback period = 2 th + 11 bulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa payback period PT. Timurama Ujung Pandang
dalam pembangunan perumahan 5 tahun yang akan datang adalah 2 tahun 11 bulan. Hal
ini berarti bahwa investasi untuk pembangunan perumahan yang akan dilakukan oleh
PT. Timurama di Ujung Pandang cukup layak untuk dilaksanakan karena pengembalian
modal (inveastasi) lebih singkat. (cepat) disbanding dengan umum proyek (2 tahun 11
bulan < 5 tahun).
2.
Metode Net Present Value (NPV)
Oleh karena metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka dalam perhitungan
metode ini dikenal adanya discount faktor (DF) sebagai pertanda berkurangnya nilai
uang akibat perubahan waktu. Discout faktor yang digunakan dalam analisis Net present
value PT. Timurama adalah sebesar biaya modal PT. Timurama yaitu senilai bunga
kredit karena sebagian besar modal yang diinvestasikan berasal dari pinjaman
perbankan, yaitu sebesar 18% per tahun untuk kredit pembangunan perumahan.
Perhitungan Net Present Value PT. Timurama di Ujung Pandang dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Perhitungan Net PresentValue PT. Timurama di Ujung Pandang (dalam
ribuan rupiah)
Tahun
Cash flow
Discout factor 18%
Present Value
1999
46.841.000
0,8475
39.697.748
2000
51.296.000
0,7182
36.840.787
2001
56.586.000
0,6080
34.404.288
2002
62.252.000
0,5158
32.109.582
2003
68.440.000
0,4371
29.915.124
Jumlah Present Value
Rp 172.967.529
Investasi Awal
Rp.120.000.000
Net Present Value (NPV)
Rp. +52.967.529
Sumber: Data diolah
Hasil perhitungan Net Present Value menunjukan angka posip sebesar Rp.
52.967.529.000,-. Hal tersebut berarti proyek investasi untuk pembangunan perumahan
yang direncanakan oleh PT. Timurama di Ujung Pandang cukup layak untuk
dilaksanakan.
3.
Metode Profitability Indeks
Profitability Indeks dapat dihitung dengan rumus:
Profitability Indeks 
Net Pr esentValue
1
InvestasiAwal
Jadi Profitability Indek PT. Timurama Ujung Pandang adalah :
52 .967 .529 .000
 1  1,44
Profitability Indeks =
Rp.120 .000 .000 .000
Hasil perhitungan menunjukan bahwa jika Profitability Indek lebih besar dari 1 maka
proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Oleh karena itu Proyek investasi untuk
pembangunan perumahan yang akan dilaksanakan oleh PT. Timurama di Ujung
Pandang layak untuk dilaksanakan.
4.
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode internal rate of return (1RR) atau yang sering disebut dengan discounted cash
flow adalah penilaian kelayakan investasi yang menggunakan suku bunga tertentu
sebagai faktor dari nilai sekarang arus kas tahunan sehingga nilai sekarang bersih sama
dengan nol.
Oleh karena NPV positip dari provek investasi pembangunan perumahan yang
dilakukan oleh PT. Timurama telah dihitung pada Metode Net Present Value maka
selanjutnya dicari tingkat discount rate tertentu yang memberi Net Peresent Value
negative. Karena itu berikut akan dilakukan perhitungan NPV pada tingkat discount
faktor 50% seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perhitungan Net Present Value PT. Timurama di Ujung Pandang (dalam
ribuan rupiah)
Tahun
Cash flow
Discout factor 50%
Present Value
1999
46.841.000
0,6667
31.226.895
2000
51.296.000
0,4444
22.795.942
2001
56.586.000
0,2963
16.766.342
2002
62.252.000
0,1975
12.294.770
2003
68.440.000
0,1317
9.013.548
Jumlah Present Value
Rp. 92.061.497
Investasi Awal
Rp. 120.000.000
Net Present Value (NPV)
Rp. -27.938.503
Sumber: Data diolah
Setelah ditemukan Mal Net Present Value positip pada tingkat discount faktor 18% dan
negatif pada tingkat discount faktor sebesar 50%, maka dapat dikatakan bahwa IRR
berada pada kisaran discount faktor antara 18% dan 50%.
Untuk mengetahui berapa besar Internal rate of return dan rencana investas untuk
pembangunan perumahan yang akan dilakukan. oleh PT. Timurama di Ujung pandang,
dilakukan dengan cara interpolasi dengan menggunakan rumus :
IRR = 18 (0.655 x 32)
IRR = 18 – 20,96 = 38,96% atau 39%
Hasil perhitungan menunjukan bahwa Internal Rete of Return dari rencana investasi
pembangunan perumahan yang akan dliakukan oleh PT. Timurama di Ujung Pandang
adalah sebesar 39%. Hal ini berarti bahwa Investasl untuk pembangunan perumahan
yang akan dilakukan oleh PT. Timurama di Ujung Pandang cukup layak untuk
dilaksanakan karena biaya modal hanya 18%, Dengan demikian IRR lebih besar dari
biaya modal (39% >18%,)
Dari empat alat analisis kelayakan investasi yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa masalah Proyek investasi dalam pembangunan perumahan yang akan
dilakukan oleh PT. Timurama di Ujung Pandang cukup layak untuk dilaksanakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil penelitian menunjukan bahwa PT. Timurama Ujung Pandang pada 1999 s/d 2003
merencanakan untuk melakukan investasi sebesar Rp. 120.000.000.000,- untuk
membangun rumah type RS 36 dan 45.
Hasil analisis payback period menunjukan bahwa investasi untuk pembangunan
perumahan type 36 dan 45 cukup layak untuk dilaksanakan karena payback period
menunjukkan bahwa dana yang diinvestasikan akan kembali selama 2 tahun 11 bulan,
sementara umur proyek adalah 5 tahun.
Hasil analisis Net Present Value menunjukan bahwa proyek investasi untuk pembangunan
perumahan Type 36 dan 45 yang akan dilakukan oleh PT. Timurama di Ujung Pandang
layak untuk dilaksanakan karena Net Preset Value menunjukkan nilai positif yang cukup
besar yaitu Rp. 52. 967.529,Analisis Profitability indeks juga menunjukkan bahwa proyek investasi yang akan
dilakukan oleh PT. Timurama layak untuk dliakasanakan karena Profitability indeks
menunjukkan nilal lebih sebesar 1.44 yang berarti lebih besar dan 1 (satu).
Analisis Internal Rete of Return menunjukkan bahwa rencana investasi yang akan
dilakukan oleh PT. Timurama di Ujung pandang layak untuk dilaksanakan karena IRR
perusahaan sebesar 39% yang berarti jauh lebih tinggi dari pada biaya modal yang hanya
sebesar 180%.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Kartadinata. Pemelajaran (pengantar Manajemen Keuangan). PT. Bina Aksara.
Jakarta 1987.
Bambang Rianto. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan
Kesepuluh. Yayasan Penerbit Universitas Gajah Madah. Yogyakarta.1989.
Djarwanto Ps. Capital Budgeting, Edisi Pertama, Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta. 1987
Harnanto M. Analisis Laporan Keuangan. AMP. YKPN. Yogyakarta 1991.
Kadariah. Evaluasi Proyek (Analisis Ekonomi). Lembangan penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia 1992
Lukman Syamsuddin. Manajemen Keuangan Perusahaan. Rajawali Jakarta 1992
Mas’ud dan Mustafa K. Penerapan Pembinaan Inventasi, BPFE-UGM Yogyakarta 1983
Munawir S. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua. Leberty. Yogyakarta 1987
Suad Husnan dan Sarwoto. Studi Kelayakan Proyek. Kosep Teknik dan Penyusunan Lapoeran
BPFEYogyakarta 1984
Weston J. Fred dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan Erlangga
Jakarta. 1994.
Download