BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan paragraf dan kalimat sangat penting untuk penulisan artikel fiksi maupun non fiksi. Karena baik artikel fiksi maupun non fiksi pasti bertujuan untuk menyalurkan apa yang ada di pikiran penulis kepada pembaca. Untuk itu diperlukan suatu aturan agar tatanan ataupun bahasa yang digunakan dalam penulisan dapat diterima oleh pembaca. Paragraf atau kalimat yang baik akan membuat pembaca lebih mudah untuk menangkap maksud dari penulis. Sehingga apa yang ingin disampaikan oleh penulis akan lebih jelas, lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit karena dalam penulisannya sudah terstruktur. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 Apakah yang dimaksud dengan paragraph,kalimat dan kesantunan itu? Bagaimana ciri-ciri paragraf yang baik? Bagaimana ciri-ciri kalimat yang baik? Bagaimana cara menerapkannya kesantunan paragraph dalam penulisan suatu artikel? 1.3 Tujuan 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 Dapat menjelaskan definisi dari paragraph dan kalimat serta dapat membedakan kalimat sempurna dan bukan kalimat. Dapat menjelaskan ciri-ciri paragraf yang baik dan membedakan dengan paragraf yang kurang baik, baik dari sisi pemilihan bahasa, susunan kalimat ataupun hubungan antar kalimatnya. Dapat menjelaskan ciri-ciri paragraf yang baik dan dapat membedakan dengan kalimat yang kurang baik, baik dari sisi pemilihan bahasa ataupun secara struktur. Dapat mengerti penerapan penulisan paragraf dan kalimat yang baik serta dapat menerapkannya dalam penulisan artikel. 1 BAB II PEMBAHASAN 1.2.1. Pengertian Paragraf, Kalimat dan Kesantunan Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos yang artinya “menulis disamping" atau "tertulis disamping". Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Atau ada juga yang mengartikan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Di samping itu,secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah karangan. Biasanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraph itu membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Jadi dengan kata lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur Subyek dan Predikat. Menurut KBBI, kalimat: 1. kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; 2 .perkataan; 3 .satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa; Kesantunan (politiness), kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingg kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut "tatakrama". Berdasarkan pengertian 2 tersebut, kesantunan dapat dilihat dari dari berbagai segi dalam pergaulan seharihari.Pertama, kesantunan memperlihatkan sikap yang mengandung nilai sopan santun atau etiket dalam pergaulan sehari-hari.karena yang dibahas dalam makalah ini adalah kesantunan dalam paragraph dan kalimat maka kesantunan yang dimaksud dalam makalah ini adalah kesantunan dalam kalimat. 1.2.2. Ciri-ciri paragraph yang baik a. Kepaduan Bentuk (Kohesi) Suatu paragraf adalah kohesif apabila pada paragraf itu dioptimalkan pemakaian penanda-penanda hubungan antar kalimatnya. Adapun fungsi utamanya adalah memadukan hubungan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Penanda hubungan antarkalimat itu mencakup lima hal, yakni: 1. Hubungan penunjukkan yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi. 2. Hubungan pergantian ditunjukkan oleh kata-kata: saya, kami, kita, engkau, anda, mereka, ia: bentuk ini--itu dan sejenisnya dapat pula berfungsi sebagai penanda hubungan bergantian 3. Hubungan pelesapan ditandai oleh penggunaan kata sebagian, seluruhnya. 4. Hubungan perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, jadi, akhirnya, namun, demikian. 5. Hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan pengulangan kata, sinonim, hiponim. b. Kepaduan Makna (koherensi) Suatu paragraf adalah koheren apabila informasi yang terdapat pada kalimat yang satu berhubungan erat dengan kalimat lainnya, keeratan hubungan antara kalimat-kalimat tersebut ditandai oleh penanda pertalian makna antarkalimat. Adapun pertalian makna antarkalimat dalam paragraf sedikitnya mencakup sepuluh macam, yakni: 1.Pertalian penjumlahan ditandai oleh penggunaan di samping, selain itu, selain daripada itu, kecuali itu, lagi pula. 2.Pertalian perurutan ditandai oleh penggunaan lalu, kemudian. 3.Pertalian pertentangan ditandai dengan ungkapan sebaliknya, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, walaupun demikian. 3 4.Pertalian lebih ditandai oleh ungkapan malah, malahan, apalagi, lebih-lebih, bahkan. 5.Pertalian sebab-akibat ditandai oleh ungkapan oleh karenanya, karena itu, oleh sebab itu, maka, akibatnya. 6.Pertalian waktu ditandai oleh ungkapan setelah itu, ketika itu, sebelum itu, sejak itu. 7.Pertalian syarat ditandai oleh ungkapan jika demikian, apabila demikian, apabila begitu. 8.Pertalian cara ditandai oleh ungkapan dengan demikian, dengan begitu, dengan carabegitu. 9.Pertalian kegunaan ditandai oleh ungkapan untuk itu. 10.Pertalian penjelasan ditandai oleh ungkapan misalnya, contohnya. 1.2.3. Ciri-ciri kalimat yang baik dan benar 1. Kesepadanan Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Menurut Putrayasa (2007: 54) kesepadanan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan. Sehingga kesatuan gagasan yang akan disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.Kesepadanan sebuah kalimat ditandai oleh beberapa hal, yaitu: 1. Memiliki subjek yang jelas (kata depan di, dari, dalam, kepada daripada, sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan. Contoh: - Menurut presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan diprioritaskan. - Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat. Kalimat-kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh kata depan. Oleh karena itu, kata depan harus dihilangkan sehingga menjadi: - Presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan diprioritaskan. - Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat. 2. Memiliki Predikat yang jelas (Predikat kalimat tidak didahului kata Yang) - Rumah kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01. 4 - Rumah kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01. 3.Tidak boleh ada subjek ganda pada sebuah kalimat. - Soal itu saya kurang jelas. - Pekerjaan itu saya kurang cocok. - Soal itu bagi saya kurang jelas. - Pekerjaan itu bagi saya kurang cocok. 4.Kata penghubung intrakalimat tidak boleh digunakan dalam awal kalimat tunggal. - Tidak semua data ditampilkan. Karena lokasi penelitian sangat sulit dijangkau. - Tidak semua data ditampilkan, karena lokasi penelitian sangat sulit dijangkau. 2.Keparalelan Menurut Arifin dan Tasai ( 2006:106) keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Contoh: - harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi: - harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes 3.Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu (Arifin dan Tasai 2006:106). Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. Menurut Arifin dan Tasai (2006:106) kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu 1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. 5 Contoh - Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu. - Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang. Perbaikannya - Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu. - Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang. 2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh: - Ia memakai baju warna merah. - Di mana engkau menangkap burung pipit itu? Perubahannya - Ia memakai baju merah - Di mana engkau menangkap pipit itu? 3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh: - Dia hanya membawa badannya saja. - Sejak dari pagi dia bermenung. Perbaikannya: - Dia hanya membawa badannya. - Sejak pagi dia bermenung. 6 4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, misalnya: - Para tamu-tamu - Beberapa orang-orang Perbaikannya: - Para tamu - Beberapa orang 4 Kecermatan Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai, 2006:105). Contoh : a. mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. Kalimat(a)memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi. Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah. Perhatikan kalimat berikut Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para lulubalang, dan para mentri. Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para lulubalang, dan para menteri. 7 5 Kepaduan Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis) (Arifin dan Tasai, 2006:106). Kepaduan dalam kalimat ditandai dengan hal sebagai berikut. 1. Kalimat padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. - Surat itu saya sudah baca. - Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan. Perbaikannya - Surat itu sudah saya baca. - Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. 2. Tidak menyisipkan kata diantara predikat dan objek - Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat. - Pemerintah menaikkan bagi harga BBM sebesar 20%. Perbaikannya - Mereka membicarakan kehendak rakyat. - Pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 20%. 6 Kelogisan Menurut Arifin dan Tasai, ( 2006:106), yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini. a) Waktu dan tempat kami persilakan. b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. Perbaikannya : a) Bapak kepala sekolah kami persilakan. b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. 8 1.2.4. Cara menerapkan kesantunan paragraf dalam penulisan suatu artikel 1.Menulis paragraf menurut bahasa Indonesia dengan santun supaya tidak dianggap rancu dalam berbahasa indonesia. 2.Kehalusan budi bahasa dalam memakai atau menggunakan bahasa atau kesopanan ketika menggunakan bahasa. 3.Dalam kesantunan berbahasa, bahasa Indonesia mempunyai sistem sapaan dan panggilan yang tersendiri. 4.Sistem sapaan dan panggilan ini melibatkan penggabungan gelaran, rujukan hormat dan ganti nama. 5.Kesantunan berbahasa mempunyai ciri-ciri yang tertentu. Penggunaan kosa kata dan ganti nama diberi perhatian khusus agar sesuai dengan kedudukan, pangkat, umur, dan keakraban hubungan. 6.Bahasa halus mengikut Asmah Haji Omar ``disamakan dengan pendidikan yang penuh dengan adab tata tertib.'' 9 BAB III PENUTUP 1.3.1. Kesimpulan Jadi dengan kata lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok, dan kesantunan dalam paragraph adalah paragraf yang memiliki kesopanan dalam penggunaan bahasa. 1.3.2. Pesan Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan bisa mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam makalah ini. 1.3.3. Kesan Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini dan mengaplikasikan isi dari makalah ini dalam kehidupan sehari-hari baik dalam individu maupun kelompok. 10