http://sumut.kemenag.go.id/ 08/06/2015 PENGARUH KESANTUNAN BERBAHASA TERHADAP KESUKSESAN MC (MASTER OF CEREMONY) Nurhamidah Siregar *) Abstrak Tugas Master of Ceremony (MC) adalah tugas yang sangat berat yang menuntut kualitas baik kualitas kognitifnya maupun kualitas moralnya.MC mempunyai tugas memberi informasi secara menarik sehingga acara dapat berjalan sukses dan dapat apresiasi dari hadirin/Audience,s Opinion. Oleh karena itu Seorang MC harus mempunyai skill dalam berbicara karena metode kerja MC bukan hanya membawa acara dan berkomunikasi dengan public masyarakat tetapi berperan serta membantu perhelatan untuk berjalan sesuai dengan yang dinginkan oleh panitia perhelatan. Modal utama seorang MC adalah suara,dengan suara kalimat yang diucapkan akan mengalir lancar dengan intonasi yang telah disesuaikan dengan keinginan MC.Dalam berbicara tentulah MC harus memahami kesantunan berbicara.Kesantunan Berbahasa adalah hasil karya dan cipta yang dikelola MC saat berkomunikasi sehingga informasi bermanfaat bagi oranglain dan tidak menyakiti pihak lain.Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh MC terkait dengan kesantunan berbahasa ini Yaitu Pertama,Kesantunan sebagai tujuan dunia nyata.Kedua, Kesantunan sebagai penghormatan.Ketiga, Kesantunan sebagai suatu ragam.Keempat, Kesantunan sebagai suatu fenomena tingkat permukaan.Kelima,Kesantunan berbahasa sebagai fenomena penggunaan bahasa tertentu (fragmatik).Prinsip ini apabila difahami dan dilaksanakan maka akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan MC ketika membawakan acara. Kata Kunci: ,MC (master of ceremony),Kesantunan Berbahasa,Berbicara A. PENDAHULUAN Keberadaan seorang pembawa acara bukan sekedar pelengkap atau pemanis dalam sebuah perhelatan,tetapi sesuai dengan nama profesi itu yakn master of ceremony.,maka ia memiliki kedudukan sebagai PRIMUS INTERPARES dan sekaligus FILTER TERAKHIR dari sebentuk penyelenggaraan acara.Kesuksesan sebuah acara sangat ditentukan oleh MC terutama pengaturan acara session demi session saat acara berlangsung.Keberhasilan MC dominan akan terlihat dari espektasi tamu /hadirin atau pihak penyelenggara acara. Berbicara adalah merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya. Kalau diamati dalam kehidupan sehari-hari, banyak didapati orang yang berbicara. Namun tidak semua orang didalam berbicara itu memiliki kemampuan yang baik didalam menyampaikan isi pesannya http://sumut.kemenag.go.id/ 08/06/2015 kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai dengan keinginannya, dengan kata lain, tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik didalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara apa yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan apa yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang pas dengan keinginan si pembicara. Untuk penyampaian hal-hal yang sederhana mungkin bukanlah suatu masalah, akan tetapi untuk menyampaikan suatu ide/gagasan, pendapat, penjelasan terhadap suatu permasalahan, atau menjabarkan suatu tema sentral, biasanya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi seorang pembicara yang belum terbiasa, bahkan tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Dibutuhkan suatu keterampilan atau kecakapan dengan proses latihan yang secukupnya untuk dapat tampil dengan baik menjadi seorang pembicara yang handal. Keterampilan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang didalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah maupun yang timbal balik ataupun keduanya. Seseorang yang memiliki ketermapilan berbicara yang baik, akan memiliki kemudahan didalam pergaulan, baik di rumah, di kantor, maupun di tempat lain. Dengan keterampilannya segala pesan yang disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja. B. PEMBAHASAN Disadari bahwa keterampilan berkomunikasi seseorang, sangat dipengaruhi oleh dua faktor penunjang utama yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah segala sesuatu potensi yang ada di dalam diri orang tersebut, baik fisik maupun non fisik (psykhis), faktor pisik adalah menyangkut dengan kesempurnaan organ-organ tubuh yang digunakan didalam berbicara misalnya, pita suara, lidah, gigi, dan bibir, sedangkan faktor non fisik diantaranya adalah: kepribadian (kharisma), karakter, temparamen, bakat (talenta), cara berfikir dan tingkat intelegensia. Sedangkan faktor eksternal misalnya tingkat pendidikan, kebiasaan, dan lingkungan pergaulan. Namun demikian, kemampuan atau keterampilan berbicara tidaklah secara otomatis dapat diperoleh atau dimiliki oleh seseorang, walaupun ia sudah memiliki faktor penunjang utama baik internal maupun eksternal yang baik. Kemampuan atau keterampilan berbicara yang baik dapat dimiliki dengan jalan megasah dan mengolah serta melatih seluruh potensi yang ada. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya. Hal itu dapat terjadi jika pembicaraannya sistematis, benar, tepat dan tidak berbelit-belit dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Pada dasarnya seorang MC yang handal adalah seseorang yang ketika ia berbicara, baik dalam komunikasi formal (presentasi, ceramah, dll.) maupun informal (pergaulan) memiliki daya tarik yang http://sumut.kemenag.go.id/ 08/06/2015 rhetoris (mempesona) dengan isi pembicaraan yang efektif (sistematis, benar/tepat, singkat dan jelas dengan bahasa yang tepat) sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dengan jelas dan tergugah perasaannya.Disamping itu seorang MC harus memiliki kemampuan berkomunikasi(ability to communicate). Dan merupakan hal paling utama yang harus dimiliki.MC adalah salah satu kegiatan seni berkomunikasi di depan umum yang terdiri dari tiga unsur yaitu Verbal,vocal dan Non Verbal.Khusus untuk verbal dan vocal kesantunan berbahasa sangat diperlukan untuk mempersilahkan pengisi acara ,atau menginformasikan pesan yang dianggap penting baik selama acara berlangsung ataupun diluar acara. Singkatnya, seorang MC dalam kegiatannya menggunakan komunikasi (pembicaraan) sebagai sarananya, maka ia perlu memiliki keterampilan berbicara . keterampilan berbicara bukan hanya lancarnya MC berbicara tetapi keberhasilannya yang lebih besar adalah memiliki kesantunan berbicara sehingga audien merasa puas dengan acara yang sedang berlangsung. A. Dasar Berbicara Efektif Pada dasarnya berbicara efektif pada kesempatan apapun terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu pembukaan, isi atau inti permasalahan, dan penutup. a. Pembukaan Pembukaan adalah bagian awal dari setiap pembicaraan. Pembukaan termasuk bagian penting karena turut menentukan sukses tidaknya suatu pembicaraan. Bila pembukaan sudah berhasil menggugah minat dengar orang, maka kesuksesan pembicaraan sudah 50 % ada ditangan si pembicara. Sebaliknya, bila pembukaannya saja sudah membosankan, maka kegagalan penyampaian pesan dapat dikatakan sudah 90%, karena yakinlah bahwa pembicara akan diabaikan atau tidak akan diperhatikan oleh pendengar. b. Isi/Inti Pembicaraan Inti pembicaraan merupakan bagian paling pokok dalam pembicaraan. Bagian ini merupakan tujuan dari pembicaraan. Dalam acara-acara tertentu, misalnya MC dalam acara diskusi, seminar, sarasehan, biasanya penyampaian inti permasalahan tidaklah perlu terlalu mendetail, melainkan hanya pada butir-butir pokoknya sajalah yang disampaikan. c. Penutup Apabila rangkaian acara telah selesai dilaksanakan tibalah MC menutup acara.Dalam acara formal biasanya MC tdk memberikan ulasan terkait dengan inti acara tetapi langsung menutup dan mengucapkan terimakasih tanpa menyebut nama.Dalam acara informal seorang MC diperkenankan untuk menghibur audien dengan pantun atau nyanyian dan diakhir kata menyebutkan nama untuk acara informal tdk dipermasalahkan. http://sumut.kemenag.go.id/ 08/06/2015 B. Kesantunan Berbahasa Ada dua tindakan mendasar dalam kehidupan manusia,yaitu aksi dan interaksi.artinya,manusia harus beruat sesuatu(action) dengan alam untuk mempertahankan eksistensinya dan manusia harus saling berinteraksi dengan sesama sehingga terbentuk suatu hubungan timbal balik yang memberi peluang sebagai anggota masyarakat. Menurut Harimurti Kridalaksana (2003) kesantunan berbahasa seperti halnya tingkah laku yang menunjukkan beradaban bangsa,sebenarnya dapat dipupuk dan dikembangkan dengan membiasakan diri menggunakan bahasa baku sesuai degan situasinya,dn menghayati mana bentuk baku dan mana yang bukan.Dalam teori kesantunan berbahasa informasi yang disampaikan haruslah merupakan upaya yang dapat mengurangi dampak negative atau yang dapat mengancam muka audiennya,antara lain dengan menyajikan data yang relevan.Biasanya MC memahami dan memakai kesantunan berbahasa seperti mengucapkan dan member salam,mengucapkan terimakasih diakhir setiap session dalam rangkaian acara atau pengucapan khusus sebagai tatakrama dalam percakapan dengan orang orang tertentu.MC sebelum memulai acara harus memahami acara dan tema acara terlebih dahulu.Hal ini memudahkan MC untuk mengelompokkan acara dan mendesain acara.Acara Formal,semi formal dan informal tentulah mempunyai susunan acara yang berbeda dan seorang MC dalam situasi apapun harus selalu standbye dengan tuntutan acara yang diberikan.Acara formal biasanya MC tidak dituntut terlalu banyak memberikan improvisasi atau asumsi ,kesimpulan pribadi di akhir setiap session.MC tdk perlu menanggapi atau sekedar mengucapkan terimakasih di akhir pembicaraan.Tetapi Seorang MC dalam situasi Formal cukup membacaakan rangkaiyan acara ,mempersilahkan an mengakhiri acara dan sedikit acara tambahan atau informasi tambahan.Berbeda dengan acara semi formal dan informal,seorang MC bebas berinprovisasi menyampaikan informasi sepanjang tidak keluar dari tema acara ataupun inti pesan dari setiap pembicara.artinya,MC dituntut punya inteligensi yang tinggi,sikap yang baik sesuai dengan tuntutan acara dan budaya audience,sensitivitas atau kepekaan yang tajam dan empati yang dalam. Jenny Thomas (2001) mengatakan,ada lima rangkaian fenomena kesantunan berbahasa. Pertama,Kesantunan sebagai tujuan dunia nyata,artinya adanya hasrat tulus untuk menyenangkan pihak lain.Terkait dengan kesantunan ini seorang MC ketika mengawali acara starting point yang diambil adalah Mengarahkan konsentrasi audien kepada acara,dalam acara formal hal ini biasa disiasati dengan permainan intonasi di kalimat prolog sehingga audience mengarahkan perhatiannya kepada http://sumut.kemenag.go.id/ 08/06/2015 MC.Tetapi berbeda dengan acara semi formal ataupun informal,biasanya MC menggunakan salam khas budaya atau salam khusus acara yang berguna untuk menarik minat audien atau sekedar membangkitkan ‘ruh acara” untuk menumbuhkan keikutsertaan audien dalam acara tersebut. Kedua,kesantunan sebagai penghormatan artinya rasa hormat kepada oranglain, seperti membukakan pintu untuk tamu dengan menggunakan tuturan tertentu.Seorang MC dalam memberikan penghormatan kepada tamu yang diundang,pembicara inti ,pihak penyelenggara dan tamu semua harus disapa sebagai tanda penghargaan untuk audience.Untuk urutan penyebutan nama sangat berbeda acara formal dngan acara lainnya.acara formal biasanya dimulai dengan penyesuaian dengan jabatan tertinggi.Bila Yang mengadakan acara jabatannya lebih tinggi dari tamu/undangan tetap penghormatan pertama diberikan kepada tuan rumah,bila yang mengadakan acara jabatannya lebih rendah maka tamu atau undangan haruslah diberikan penghormatan terlebih dahulu.setelah itu berlanjut kepada panitia dan audien secara umum.Ketiga,Kesantunan sebagai suatu ragam,yakni variasi sistematis dalam hubungannya dengan konteks social atau cara dimana bahasa diucapkan menurut situasinya.Seorang MC dalam pengucapan nama,title atau sebutan identitas lainnya haruslah disesuaikan dengan konteks social.Misalnya nama Sugeng,puteri.pengucapan ‘E’ tebal atau ‘E” lemah harus sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar atau title.M.AP ,Med.Adm, Dr,dr. pengucapannya apakah disambung langsung atau dipotong sesuai awal kata contoh penyebutan ‘MAP” tampa disertai titik atau M.AP. atau dalam contoh lain salah dalam menggunakan istilah Dr jadi Dokter,dr jadi doctor. begitu juga dengan penyebutan title lain seorang MC harus sensitive dan faham dengan peraturan pengucapan yang berlaku karena kesalahan itu bisa mengganggu konsentrasi audience dan bisa merusak suasana yang tenang menjadi lelucon dan pada akhirnya menjatuhkan kredibilitas MC sendiri. Keempat,Kesantunan sebagai suatu fenomena tingkat permukaan,yakni lebih menekankan pada penggunaan bahasa dari segi tutur itu sendiri.Seorang MC harus memiliki cita rasa berbahasa yang indah.Dalam bahasa komunikasinya mempunyai retorika yang indah.dengan retorika yang indah dalam tuturan setiap kalimat audience akan terhanyut dlm acara tersebut,dan kemampuan ini akan meningkatkan level komunikasi MC.Kelima,Kesantunan berbahasa dengan menggunakan bentuk bahasa tertentu secara kontekstual untuk mencapai tujuan pembicara.Seorang MC dituntut harus mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan memahami penggunaan istilah istilah yang sedang familiar dan menyesuaikan dengan pesan pembicara.Contohnya,apabila acara acara seputar seminar biasanya MC menggunakan penekanan diakhir dengan istilah http://sumut.kemenag.go.id/ 08/06/2015 istilah keilmuan, misalnya : tampa pretensi….,asumsi..,khazanah…dll untuk acara keagamaan biasanya MC biasanya memakai Istilah: al-Mukarrom…,Natijah…,pesan dakwah….dll. Jika MC memahami fenomena kesantunan berbahasa ini maka performancenya di depan audience akan sempurna dan mendapatkan espektasi berupa applaus ataupun standing applaus dari audience.Tepuk tangan walaupun kelihatan sederhana tetapi merupakan respon insedentil yang tidak bisa dipaksa tetapi tepuktangan biasanya hadir secara alamiah dan tepuk tangan merupakan sebuah penghargaan untuk MC yang sangat bernilai harganya. C. PENUTUP Pada dasarnya berbicara efektif pada kesempatan apapun terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu pembukaan, isi atau inti permasalahan, dan penutup.Pada akhir pembicaraan hendaknya diusahakan adanya kata-kata penutup yang dibuat sesingkat mungkin, paling lama tiga sampai lima menit. Dalam penutup acara formal Mc mengucapkan terimakasih dan kata kata permohonan maaf kepada audien dengan intonasi yang lembut dan diakhiri dengan ucapan salam yang semangat dan tidak menyimpulkan inti pembicaraan.Tapi dalam acara informal seorang MC boleh berinprovisasi sedikit dengan retorika yang indah biasanya berupa pantun pantun atau kalimat motivasi utuk memngambil kesan akhir dalam interaksi MC dengan audiennya. DAFTAR PUSTAKA - Artini Suparmo,2011.Kesantunan Berbahasa di Media.Rakyat Merdeka Group.Jakarta; - Edi Sigar,2004.Buku Pintar Etika Pergaulan.PT Pustaka Delapratasa.Jakarta - Kunjana Rahardi,2009.Bahasa prevoir Budaya.Pinus Book Publisher.Yogyakarta - Leila Mona,2011.Teori Komunikasi Antarpribadi.Kencana.Jakarta *) Penulis adalah Widyaiswara BDK Medan .