31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deksripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa. Peneliti adalah Guru SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo dan menjadi mitra kerja adalah Guru kelas IV. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran serta lembar pengamatan yang telah disiapkan. Sebelum mengadakan kegiatan siklus I dan siklus II peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran awal tentang kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari hasil identifikasi melalui kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat belum optimal. Realitas yang ditemukan bahwa siswa tidak dapat menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Siswa pada umumnya tidak dapat menggunakan busur untuk menentukan besar sudut pada bangun datar segitiga sama sisi, sama kaki. Dalam proses pembelajaran guru kurang memberikan latihan dan siswa kurang memahami cara menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat, Proses pembelajaran yang kurang menyenangkan dan penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan 31 32 Terkait kondisi tersebut maka dilakukan kegiatan penelitian melalui tindakan siklus I dan siklus II yang dipaparkan sebagai berikut: 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk terlaksananya tindakan siklus I. Dalam persiapan ini pula dilakukan koordinasi dengan pengamat serta disiapkan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian. 4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan siklus 1 dilaksanakan Pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan (RPP) yang telah direncanakan guru. Kegiatan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2012. Kegiatan siklus I dilakukan dengan cara terlebih dahulu memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan 33 busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilaksanakan oleh guru dan diamati oleh 2 orang pengamat diperoleh hasil analisis aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I sebagaimana yang terdapat pada lampiran 4. Adapun ringkasan rata-rata aktivitas guru tersebut ditampilkan sebagai berikut: Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus I ini mengalami peningkatan ke arah yang positif jika dibandingkan dengan observasi awal. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus ini ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada pada Siklus I Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 3 30 Cukup Baik 5 50 Kurang Baik 2 20 Tidak Baik - - Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru sebagian besar yaitu 50% berada pada kategori cukup baik. Namun demikian kategori baik dalam aktivitas guru juga sudah mulai nampak dengan persentase 30% dan aktivitas guru dengan 34 kategori kurang baik sebesar 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru telah berupaya maksimal untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Hasil pengamatan pada siklus I terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru telah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan dengan proaktifnya guru untuk memfasilitasi siswa untuk belajar secara optimal melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam konteks ini guru telah mampu memediasi kegiatan pembelajaran sehingga dalam setiap kelompok, siswa berpartisipasi melakukan pengukuran terhadap sudut dengan menggunakan busur derajat, memecahkan masalah, mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah di sediakan, sehingga hal ini mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi riil lainnya menunjukkan bahwa guru mampu memberikan semangat kepada semua siswa untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengukuran sudut sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikannya secara baik. Sementara itu terkait hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 2 40 Cukup Baik 3 60 Kurang Baik - - Tidak Baik - - 35 Hasil pengamatan dalam tindakan pada siklus I terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I ini, siswa mulai menunjukkan aktivitas belajar yang baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan antusiasme yang muncul ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa juga mulai menampakkan semangat untuk melakukan aktivitas belajar dalam melakukan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Data yang ditunjukkan oleh tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa secara umum berada pada kategori baik dengan persentase 40%, sedangkan untuk kategori cukup baik dengan persentase 60%, Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kemajuan yang cukup berarti dari aktivitas guru serta aktivitas siswa tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilakukan ini ternyata memberikan hasil yang cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Di mana terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa 12 siswa atau 60% mampu meningkatkan meningkatkan kemampuannya dalam kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat secara optimal. Dalam konteks ini terjadi 36 peningkatan kemampuan siswa jika dibandingkan dengan observasi awal sebelumnya. Hasil pengamatan terhadap peningkatan kemampuan siswa tersebut ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 3: Hasil Pengamatan Siklus I Persentase Aspek Yang Diobservasi Pengamat Mampu menggunakan busur derajat Mampu I 14 (70%) II 14 (70%) Persentase 14 (70%) Mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut Tidak Mampu Tidak M 6 (30%) a12 (60%) 8 (40%) m 6 (30%) p 12 (60%) 8 (40%) u 6 (30%) 12 (60%) 8 (40%) Mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut Rata-Rata Mampu Tidak Mampu Tidak M M a 10 (50%) 10 (50%) a12 (60%) 8 (40%) m10 (50%) 10 (50%) m p p12 (60%) 8 (40%) u u 10 (50%) 10 (50%) 12 (60%) 8 (40%) 4.1.1.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 5 jelas menunjukkan bahwa: a) Pada siklus I terdapat 12 siswa atau 60% yang mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dan masih terdapat 8 siswa atau 40% siswa yang belum mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat. b) Sebagian siswa masih mengalami kesulitan menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat. c) Siswa juga masih dengan busur derajat. belum mampu memahami cara menentukan besar sudut M a m p u 37 d) Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hanya 12 siswa yang tuntas dalam belajar dan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Persentase Rata-rata Hasil Evaluasi Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa Nilai Hasil Belajar 50 50 75 50 80 80 50 50 80 80 50 90 80 90 80 80 50 80 50 100 Kasim Usman Abd. Halim Umar Riski Tui Saifudin I. Dama Rahim Pakaya Idris Halusi Ismet Lamato Hapsa R. Guni Ilyasa Husain Zenab Supu Zenab Tiki Hasna Biki Sintia R. Djafar Sintya Harun Maimuna Wontami Nurlela Wontami Nurmilandra M. Isa Nirmawati Mooduto Popin Djau Nirmala Pobi Jumlah 1395 Rata-Rata 69.75 Capaian Indikator Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 12 8 60% 40% Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya serap siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 69.75. 38 4.1.1.4 Hasil Analisis dan Refleksi Bertolak dari hasil pemantauan dan evaluasi yang telah diuraikan dilakukan penganalisaan sebagai berikut : a. Siswa sangat tertarik dengan kegiatan menggunakan busur derajat dengan menggunakan model pembelajaran langsung. b. Siswa mulai memahami proses menentukan besar sudut dengan busur derajat. c. Hasil pengukuran yang dilakukan siswa dengan menggunakan satu besar sebagian diantaranya mulai tepat. d. Siswa mulai mengenal cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. e. Siswa mulai mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut f. Siswa mulai mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut g. Siswa dalam setiap kelompok saling membantu dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat setelah memperhatikan cara melakukan pengukuran yang dilakukan guru h. Siswa dalam kelompok memiliki inisiatif sendiri untuk berlatih dalam melakukan pengukuran sudut sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Hasil analisis tindakan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dalam hal ini pendekatan pembelajaran langsung mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. Namun 39 karena tingkat capaian rata-rata kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan oleh karenanya penelitian dilanjutkan ke siklus yang kedua. 4.1.2 Siklus II 4.1.2.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan berbagai perangkat yang diperlukan untuk terlaksananya tindakan siklus I. Dalam persiapan ini pula dilakukan koordinasi dengan pengamat serta disiapkan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian. 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2012. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan fokus pada peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat, dengan memperhatikan kelemahan yang ada siklus sebelumnya. Pada siklus II ini guru kembali menyiapkan seluruh perlengkapan atau alat yang dibutuhkan. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru 40 memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilaksanakan oleh guru dan diamati oleh 2 orang pengamat diperoleh hasil analisis aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I sebagaimana yang terdapat pada lampiran 4. Adapun ringkasan rata-rata aktivitas guru tersebut ditampilkan sebagai berikut: Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus II ini mengalami peningkatan ke arah yang positif jika dibandingkan dengan observasi awal. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus ini ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada pada Siklus II Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 8 80 Cukup Baik 1 10 Kurang Baik 1 10 Tidak Baik - - 41 Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru sebagian besar yaitu 80% berada pada kategori baik, kategori cukup baik dengan persentase 10% dan aktivitas guru dengan kategori kurang baik sebesar 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru telah berupaya maksimal untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Hasil pengamatan pada siklus II terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru telah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan dengan proaktifnya guru untuk memfasilitasi siswa untuk belajar secara optimal melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam konteks ini guru telah mampu memediasi kegiatan pembelajaran sehingga dalam setiap kelompok, siswa berpHadidjah Umontiipasi melakukan pengukuran terhadap sudut dengan menggunakan busur derajat, memecahkan masalah, mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah di sediakan, sehingga hal ini mampu meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi riil lainnya menunjukkan bahwa guru mampu memberikan semangat kepada semua siswa untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengukuran sudut sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikannya secara baik. Sementara itu terkait hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut: 42 Tabel 6. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus II Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah % Baik 4 80 Cukup Baik 1 20 Kurang Baik - - Tidak Baik - - Hasil pengamatan dalam tindakan pada siklus I terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I ini, siswa mulai menunjukkan aktivitas belajar yang baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan antusiasme yang muncul ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa juga mulai menampakkan semangat untuk melakukan aktivitas belajar dalam melakukan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Data yang ditunjukkan oleh tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa secara umum berada pada kategori baik dengan persentase 80%, sedangkan untuk kategori cukup baik dengan persentase 20%, Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kemajuan yang cukup berarti dari aktivitas guru serta aktivitas siswa tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari hasil pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan terkait kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dalam konteks ini terdapat 16 orang (80%) dari 20 orang siswa yang sudah menunjukkan 43 kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat sesuai dengan yang diharapkan guru. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II ditampilkan sebagai berikut: Tabel 7: Hasil Pengamatan Siklus II Persentase Aspek Yang Diobservasi Pengamat Mampu menggunakan busur derajat Mampu I 17 (85%) II 17 (85%) Persentase 17 (85%) Mampu melakukan tahaptahap pengukuran sudut Tidak Mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut Rata-Rata Mampu M 3 (15%) a16 (80%) m 3 (15%) p16 (80%) u Mampu Tidak Mampu Tidak M M M a a 4 (20%) 15 (75%) 5 (25%) 16 (80%) 4 (20%) a m m m 4 (20%) p 15 (75%) 5 (25%) p16 (80%) 4 (20%) p u u u 3 (15%) 4 (20%) 16 (80%) Tidak 15 (75%) 5 (25%) 16 (80%) 4 (20%) 4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 5 jelas menunjukkan bahwa: a) Pada siklus II terdapat 16 siswa atau 80% yang mampu mengenal panjang benda dan masih terdapat 8 siswa atau 40 siswa yang belum mampu mengenal panjang benda dengan tepat. b) Siswa pada umumnya telah mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat. c) Siswa pada umumnya telah mampu memahami cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. 44 Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hanya 12 siswa yang tuntas dalam belajar dan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Persentase Rata-rata Hasil Evaluasi Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa Nilai Hasil Belajar 80 80 90 60 90 90 80 80 90 80 60 100 100 90 90 90 60 90 50 100 Kasim Usman Abd. Halim Umar Riski Tui Saifudin I. Dama Rahim Pakaya Idris Halusi Ismet Lamato Hapsa R. Guni Ilyasa Husain Zenab Supu Zenab Tiki Hasna Biki Sintia R. Djafar Sintya Harun Maimuna Wontami Nurlela Wontami Nurmilandra M. Isa Nirmawati Mooduto Popin Djau Nirmala Pobi Jumlah 1650 Rata-Rata 82.50 Capaian Indikator Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas 16 4 80% 20% Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya serap siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjasi 82.50. 4.1.2.4 Hasil Analisis dan Refleksi Dari hasil refleksi bersama diperoleh hal-hal sebagai berikut : 45 a. Siswa pada umumnya mampu melakukan kegiatan pengukuran sudut dan sangat tertarik dengan kegiatan menggunakan busur derajat dengan menggunakan model pembelajaran langsung. b. Siswa pada umumnya telah memahami proses menentukan besar sudut dengan busur derajat. c. Hasil pengukuran yang dilakukan siswa dengan menggunakan satu besar sebagian diantaranya sangat tepat. d. Siswa pada umumnya telah mengenal cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. e. Siswa pada umumnya mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut f. Siswa pada umumnya mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut g. Aktivitas pembelajaran siswa dalam setiap kelompok mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan mereka saling membantu dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat setelah memperhatikan cara melakukan pengukuran yang dilakukan guru h. Siswa dalam kelompok pada umumnya memiliki inisiatif sendiri untuk berlatih dalam melakukan pengukuran sudut sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari analisis pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa secara umum 46 kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat telah mencapai tingkat yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Terkait dengan temuan pada siklus II ini maka pelaksanaan penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III karena telah mencapai indikator kinerja bahkan telah melewati batas indikator kinerja yang diharapkan. 4.2. Pembahasan Peningkatan kemampuan siswa dalama menentukan besar sudut ini dapat ditingkatkan jika siswa selalu diajak untuk berlatih dalam mengembangkan kemampuannya tersebut. Menurut teori belajar Brownell (dalam Karim dkk, 1996:18) kemampuan siswa dapat tingkatkan didasarkan atas keyakinan bahwa siswa pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus-menerus untuk waktu yang lama. Yang dimaksudkan di atas adalah apabila setiap siswa dibelajarkan secara terus-menerus dengan bimbingan guru, maka siswa lambat laun akan memahami apa yang ia pelajari. Hal ini pun harus didukung bagaimana cara guru membawakan materi melalui model pembelajaran yang dipilih untuk membawakan matematika terutama pada materi menentukan besar sudut. Upaya untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung. Pendekatan pembelajaran langsung education memiliki keunggulan karena secara riil memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Pembelajaran ini 47 menjadikan siswa semakin bermakna dalam memahami konsep yang dibelajarkan karena melakukan secara langsung proses menentukan besar sudut dengan busur derajat. Penggunaan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran menentukan besar sudut dengan busur derajat, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran sudut secara tepat. Dalam konteks ini siswa melakukan sendiri atau bersama kelompok dalam kegiatan menentukan besar sudut dengan menggunakan model pembelajaran langsung sehingga mendapatkan pengalaman riil atau nyata dalam melakukan kegiatan pengukuran tersebut. Hal ini yang menjadikan kegiatan pembelajaran berlangsung secara kondusif dan siswa mampu memahami cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Hasil penelitian terkait dengan upaya untuk meningkatkan menentukan besar sudut dengan busur derajat kemampuan telah menunjukkan keberhasilan sebagaimana yang diharapkan. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa hanya 6 siswa atau 30% yang mampu menyelesaikan soal besar sudut dengan busur derajat. Sedangkan 14 siswa lainnya atau 70% belum mampu menyelesaikan dengan tepat dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Setelah melalui kegiatan siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat menjadi 12 siswa (60%) dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Hasil Namun 48 demikian hasil yang dicapai melalui siklus I ini belum maksimal, sehingga dipandang perlu untuk melanjutkannya pada siklus yang ke II. Pada pelaksanaan siklus II guru kembali menyiapkan seluruh perlengkapan atau alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk menentukan besar sudut dengan busur derajat Strategi yang dilakukan di atas memberikan hasil optimal, dengan meningkatnya tingkat persentase siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat hingga mencapai 16 orang (80%) dari 20 orang siswa yang ada SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. 49 Temuan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran langsung yang dilakukan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Terkait dengan temuan penelitian ini maka pendekatan pembelajaran langsung dapat pendelakatan untuk dijadikan sebagai salah satu rujukan meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Melalui penggunaan strategi ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat secara optimal.