31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deksripsi

advertisement
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deksripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bilato
Kabupaten
Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa.
Peneliti adalah Guru SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo dan menjadi mitra kerja
adalah Guru
kelas IV. Penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Pelaksanaan
kegiatan pada setiap siklus mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran serta
lembar pengamatan yang telah disiapkan.
Sebelum mengadakan kegiatan siklus I dan siklus II peneliti melakukan
observasi awal terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran
awal
tentang kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari hasil
identifikasi melalui kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa kemampuan
menentukan besar sudut dengan busur derajat belum optimal. Realitas yang
ditemukan bahwa siswa tidak dapat menentukan besar sudut dengan menggunakan
busur derajat. Siswa pada umumnya tidak dapat menggunakan busur untuk
menentukan besar sudut pada bangun datar segitiga sama sisi, sama kaki. Dalam
proses pembelajaran guru kurang memberikan latihan dan siswa kurang memahami
cara menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat, Proses
pembelajaran yang kurang menyenangkan dan penggunaan model pembelajaran yang
kurang sesuai dengan materi yang diajarkan
31
32
Terkait kondisi tersebut maka dilakukan kegiatan penelitian melalui tindakan
siklus I dan siklus II yang dipaparkan sebagai berikut:
4.1.1
Siklus I
4.1.1.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan berbagai perangkat yang
diperlukan untuk terlaksananya tindakan siklus I. Dalam persiapan ini pula dilakukan
koordinasi dengan pengamat serta disiapkan lembar pengamatan untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian.
4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan siklus 1 dilaksanakan
Pembelajaran
mengacu pada Rencana Pelaksanaan
(RPP) yang telah direncanakan guru. Kegiatan siklus I ini
dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2012. Kegiatan siklus I dilakukan dengan
cara terlebih dahulu memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami cara
kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru selanjutnya
menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang menentukan
besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan pertanyaan untuk
mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa tentang
menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru memberikan contoh
cara
menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru kembali mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi
kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar sudut dengan
33
busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses pembelajaran
berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Pada tahap
akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk untuk menentukan besar sudut
dengan busur derajat.
Dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilaksanakan oleh guru dan
diamati oleh 2 orang pengamat diperoleh hasil analisis aktivitas guru dalam
pembelajaran untuk siklus I sebagaimana yang terdapat pada lampiran 4. Adapun
ringkasan rata-rata aktivitas guru tersebut ditampilkan sebagai berikut:
Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam
pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus I ini mengalami
peningkatan ke arah yang positif jika dibandingkan dengan observasi awal. Hasil
pengamatan kegiatan guru pada siklus ini ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada pada Siklus I
Kriteria Aspek yang dinilai
Jumlah
%
Baik
3
30
Cukup Baik
5
50
Kurang Baik
2
20
Tidak Baik
-
-
Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru sebagian besar yaitu 50%
berada pada kategori cukup baik. Namun demikian kategori baik dalam aktivitas
guru juga sudah mulai nampak dengan persentase 30% dan aktivitas guru dengan
34
kategori kurang baik sebesar 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru telah berupaya
maksimal untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukannya di kelas.
Hasil pengamatan pada siklus I terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru telah mengalami kemajuan yang cukup
berarti. Hal ini ditunjukkan dengan proaktifnya guru untuk memfasilitasi siswa untuk
belajar secara optimal melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam
konteks ini guru telah mampu memediasi kegiatan pembelajaran sehingga dalam
setiap kelompok, siswa berpartisipasi melakukan pengukuran terhadap sudut dengan
menggunakan busur derajat, memecahkan masalah, mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) yang telah di sediakan, sehingga hal ini mampu meningkatkan kemampuannya
dalam memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi riil lainnya menunjukkan
bahwa
guru
mampu
memberikan
semangat
kepada
semua
siswa
untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengukuran sudut sehingga siswa
termotivasi untuk menyelesaikannya secara baik. Sementara itu terkait hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I
Kriteria Aspek yang dinilai
Jumlah
%
Baik
2
40
Cukup Baik
3
60
Kurang Baik
-
-
Tidak Baik
-
-
35
Hasil pengamatan dalam tindakan pada siklus I terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I ini, siswa mulai menunjukkan
aktivitas belajar yang baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan antusiasme yang
muncul ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa juga mulai
menampakkan semangat untuk melakukan aktivitas belajar dalam melakukan
menentukan besar sudut dengan busur derajat.
Data yang ditunjukkan oleh tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa
secara umum berada pada kategori baik dengan persentase 40%, sedangkan untuk
kategori cukup baik dengan persentase 60%,
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kemajuan yang cukup
berarti dari aktivitas guru serta aktivitas siswa tersebut memberikan kontribusi yang
cukup signifikan bagi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan
busur derajat.
Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I yang dilakukan ini ternyata
memberikan hasil
yang cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan
menentukan besar sudut dengan busur derajat. Di mana terjadi peningkatan
kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dari 20 siswa yang ada
di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa 12 siswa atau 60%
mampu meningkatkan meningkatkan kemampuannya dalam kemampuan menentukan
besar sudut dengan busur derajat secara optimal. Dalam konteks ini terjadi
36
peningkatan kemampuan siswa jika dibandingkan dengan observasi awal
sebelumnya.
Hasil pengamatan terhadap peningkatan kemampuan
siswa tersebut
ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3: Hasil Pengamatan Siklus I
Persentase Aspek Yang Diobservasi
Pengamat
Mampu
menggunakan busur
derajat
Mampu
I
14 (70%)
II
14 (70%)
Persentase
14 (70%)
Mampu melakukan
tahap-tahap
pengukuran sudut
Tidak
Mampu
Tidak
M
6 (30%) a12 (60%)
8 (40%)
m
6 (30%) p
12 (60%) 8 (40%)
u
6 (30%)
12 (60%)
8 (40%)
Mampu
menyelesaikan
soal tentang
pengukuran sudut
Rata-Rata
Mampu Tidak Mampu Tidak
M
M
a 10 (50%) 10 (50%) a12 (60%) 8 (40%)
m10 (50%) 10 (50%) m
p
p12 (60%) 8 (40%)
u
u
10 (50%)
10 (50%)
12 (60%)
8 (40%)
4.1.1.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan
penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 5 jelas menunjukkan bahwa:
a) Pada siklus I terdapat 12 siswa atau 60% yang mampu menentukan besar sudut
dengan busur derajat dan masih terdapat 8 siswa atau 40% siswa yang belum
mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat dengan tepat.
b) Sebagian siswa masih mengalami kesulitan menentukan besar sudut dengan busur
derajat dengan tepat.
c) Siswa
juga masih
dengan busur derajat.
belum mampu memahami cara menentukan besar sudut
M
a
m
p
u
37
d) Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hanya 12 siswa yang tuntas dalam belajar
dan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4. Persentase Rata-rata Hasil Evaluasi Siklus I
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Nilai Hasil
Belajar
50
50
75
50
80
80
50
50
80
80
50
90
80
90
80
80
50
80
50
100
Kasim Usman
Abd. Halim Umar
Riski Tui
Saifudin I. Dama
Rahim Pakaya
Idris Halusi
Ismet Lamato
Hapsa R. Guni
Ilyasa Husain
Zenab Supu
Zenab Tiki
Hasna Biki
Sintia R. Djafar
Sintya Harun
Maimuna Wontami
Nurlela Wontami
Nurmilandra M. Isa
Nirmawati Mooduto
Popin Djau
Nirmala Pobi
Jumlah
1395
Rata-Rata
69.75
Capaian Indikator
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
12
8
60%
40%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya serap siswa pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 69.75.
38
4.1.1.4 Hasil Analisis dan Refleksi
Bertolak dari hasil pemantauan dan evaluasi yang telah diuraikan dilakukan
penganalisaan sebagai berikut :
a. Siswa sangat tertarik dengan kegiatan menggunakan busur derajat
dengan
menggunakan model pembelajaran langsung.
b. Siswa mulai memahami proses menentukan besar sudut dengan busur derajat.
c. Hasil pengukuran yang dilakukan siswa dengan menggunakan satu besar sebagian
diantaranya mulai tepat.
d. Siswa mulai mengenal cara menentukan besar sudut dengan busur derajat.
e. Siswa mulai mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut
f. Siswa mulai mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut
g. Siswa dalam setiap kelompok saling membantu dalam menentukan besar sudut
dengan busur derajat setelah memperhatikan cara melakukan pengukuran yang
dilakukan guru
h. Siswa dalam kelompok memiliki inisiatif sendiri untuk berlatih dalam melakukan
pengukuran sudut sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menentukan
besar sudut dengan menggunakan busur derajat.
Hasil analisis tindakan yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat.
Dalam hal ini pendekatan pembelajaran langsung mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat. Namun
39
karena tingkat capaian rata-rata kemampuan menentukan besar sudut dengan busur
derajat belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan oleh karenanya penelitian
dilanjutkan ke siklus yang kedua.
4.1.2
Siklus II
4.1.2.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan menyiapkan berbagai perangkat yang
diperlukan untuk terlaksananya tindakan siklus I. Dalam persiapan ini pula dilakukan
koordinasi dengan pengamat serta disiapkan lembar pengamatan untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan penelitian.
4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember
2012. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan fokus
pada
peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat, dengan
memperhatikan kelemahan yang ada siklus sebelumnya.
Pada siklus II ini guru kembali menyiapkan seluruh perlengkapan atau alat
yang dibutuhkan.
Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa untuk
memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru
selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran tentang
menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai
siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya guru
40
memberikan contoh cara
menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru
kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa
dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar
sudut dengan busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses
pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan
balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk untuk
menentukan besar sudut dengan busur derajat.
Dari pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilaksanakan oleh guru dan
diamati oleh 2 orang pengamat diperoleh hasil analisis aktivitas guru dalam
pembelajaran untuk siklus I sebagaimana yang terdapat pada lampiran 4. Adapun
ringkasan rata-rata aktivitas guru tersebut ditampilkan sebagai berikut:
Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa serta aktivitas guru dalam
pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru pada siklus II ini mengalami
peningkatan ke arah yang positif jika dibandingkan dengan observasi awal. Hasil
pengamatan kegiatan guru pada siklus ini ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada pada Siklus II
Kriteria Aspek yang dinilai
Jumlah
%
Baik
8
80
Cukup Baik
1
10
Kurang Baik
1
10
Tidak Baik
-
-
41
Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru sebagian besar yaitu 80%
berada pada kategori baik, kategori cukup baik dengan persentase 10% dan aktivitas
guru dengan kategori kurang baik sebesar 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru
telah berupaya maksimal untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
yang
dilakukannya di kelas.
Hasil pengamatan pada siklus II terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa tingkat aktivitas guru telah mengalami kemajuan yang cukup
berarti. Hal ini ditunjukkan dengan proaktifnya guru untuk memfasilitasi siswa untuk
belajar secara optimal melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam
konteks ini guru telah mampu memediasi kegiatan pembelajaran sehingga dalam
setiap kelompok, siswa berpHadidjah Umontiipasi melakukan pengukuran terhadap
sudut dengan menggunakan busur derajat, memecahkan masalah, mengerjakan
lembar kerja siswa (LKS) yang telah di sediakan, sehingga hal ini mampu
meningkatkan kemampuannya dalam memahami materi yang diajarkan guru. Kondisi
riil lainnya menunjukkan bahwa guru mampu memberikan semangat kepada semua
siswa untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan pengukuran sudut
sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikannya secara baik. Sementara itu
terkait hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditampilkan pada tabel berikut:
42
Tabel 6. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus II
Kriteria Aspek yang dinilai
Jumlah
%
Baik
4
80
Cukup Baik
1
20
Kurang Baik
-
-
Tidak Baik
-
-
Hasil pengamatan dalam tindakan pada siklus I terhadap aktivitas siswa
dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I ini, siswa mulai menunjukkan
aktivitas belajar yang baik. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan antusiasme yang
muncul ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa juga mulai
menampakkan semangat untuk melakukan aktivitas belajar dalam melakukan
menentukan besar sudut dengan busur derajat. Data yang ditunjukkan oleh tabel di
atas menunjukkan bahwa kegiatan siswa secara umum berada pada kategori baik
dengan persentase 80%, sedangkan untuk kategori cukup baik dengan persentase
20%,
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kemajuan yang cukup
berarti dari aktivitas guru serta aktivitas siswa tersebut memberikan kontribusi yang
cukup signifikan bagi peningkatan kemampuan menentukan besar sudut dengan
busur derajat. Dari hasil pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yang sangat
signifikan terkait kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat. Dalam
konteks ini terdapat 16 orang (80%) dari 20 orang siswa yang sudah menunjukkan
43
kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat
sesuai dengan yang
diharapkan guru. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II ditampilkan sebagai
berikut:
Tabel 7: Hasil Pengamatan Siklus II
Persentase Aspek Yang Diobservasi
Pengamat
Mampu
menggunakan
busur derajat
Mampu
I
17 (85%)
II
17 (85%)
Persentase
17 (85%)
Mampu
melakukan tahaptahap pengukuran
sudut
Tidak
Mampu
menyelesaikan
soal tentang
pengukuran sudut
Rata-Rata
Mampu
M
3 (15%) a16 (80%)
m
3 (15%) p16 (80%)
u
Mampu Tidak Mampu Tidak
M
M
M
a
a
4 (20%)
15 (75%) 5 (25%)
16 (80%) 4 (20%) a
m
m
m
4 (20%) p 15 (75%) 5 (25%) p16 (80%) 4 (20%) p
u
u
u
3 (15%)
4 (20%)
16 (80%)
Tidak
15 (75%)
5 (25%)
16 (80%)
4 (20%)
4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan
penelitian yang dilakukan dan berdasarkan tabel 5 jelas menunjukkan bahwa:
a) Pada siklus II terdapat 16 siswa atau 80% yang mampu mengenal panjang benda
dan masih terdapat 8 siswa atau 40 siswa yang belum mampu mengenal panjang
benda dengan tepat.
b) Siswa pada umumnya telah mampu menentukan besar sudut dengan busur derajat
dengan tepat.
c) Siswa pada umumnya telah mampu memahami cara menentukan besar sudut
dengan busur derajat.
44
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
hanya 12 siswa
yang tuntas dalam
belajar dan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar, sebagaimana yang ditampilkan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 8. Persentase Rata-rata Hasil Evaluasi Siklus II
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Nilai Hasil
Belajar
80
80
90
60
90
90
80
80
90
80
60
100
100
90
90
90
60
90
50
100
Kasim Usman
Abd. Halim Umar
Riski Tui
Saifudin I. Dama
Rahim Pakaya
Idris Halusi
Ismet Lamato
Hapsa R. Guni
Ilyasa Husain
Zenab Supu
Zenab Tiki
Hasna Biki
Sintia R. Djafar
Sintya Harun
Maimuna Wontami
Nurlela Wontami
Nurmilandra M. Isa
Nirmawati Mooduto
Popin Djau
Nirmala Pobi
Jumlah
1650
Rata-Rata
82.50
Capaian Indikator
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
16
4
80%
20%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya serap siswa pada siklus II
mengalami peningkatan menjasi 82.50.
4.1.2.4 Hasil Analisis dan Refleksi
Dari hasil refleksi bersama diperoleh hal-hal sebagai berikut :
45
a. Siswa pada umumnya mampu melakukan kegiatan pengukuran sudut dan sangat
tertarik dengan kegiatan menggunakan busur derajat
dengan
menggunakan
model pembelajaran langsung.
b. Siswa pada umumnya telah memahami proses menentukan besar sudut dengan
busur derajat.
c. Hasil pengukuran yang dilakukan siswa dengan menggunakan satu besar sebagian
diantaranya sangat tepat.
d. Siswa pada umumnya telah mengenal cara menentukan besar sudut dengan
busur derajat.
e. Siswa pada umumnya mampu menyelesaikan soal tentang pengukuran sudut
f. Siswa pada umumnya mampu melakukan tahap-tahap pengukuran sudut
g. Aktivitas pembelajaran siswa dalam setiap kelompok mengalami peningkatan
yang sangat signifikan dan mereka saling membantu dalam menentukan besar
sudut dengan busur derajat setelah memperhatikan cara melakukan pengukuran
yang dilakukan guru
h. Siswa dalam kelompok pada umumnya memiliki inisiatif sendiri untuk berlatih
dalam melakukan pengukuran sudut sehingga meningkatkan kemampuannya
dalam menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat.
Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat.
Dari analisis pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa secara umum
46
kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat telah mencapai tingkat
yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya indikator kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya. Terkait dengan temuan pada siklus II ini maka pelaksanaan
penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III karena telah mencapai indikator kinerja
bahkan telah melewati batas indikator kinerja yang diharapkan.
4.2. Pembahasan
Peningkatan kemampuan siswa dalama menentukan besar sudut ini dapat
ditingkatkan jika siswa selalu diajak untuk berlatih dalam mengembangkan
kemampuannya tersebut. Menurut teori belajar Brownell (dalam Karim dkk, 1996:18)
kemampuan siswa dapat tingkatkan didasarkan atas keyakinan bahwa siswa pasti
memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara
terus-menerus untuk waktu yang lama. Yang dimaksudkan di atas adalah apabila
setiap siswa dibelajarkan secara terus-menerus dengan bimbingan guru, maka siswa
lambat laun akan memahami apa yang ia pelajari. Hal ini pun harus didukung
bagaimana cara guru membawakan materi melalui model pembelajaran yang dipilih
untuk membawakan matematika terutama pada materi menentukan besar sudut.
Upaya untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan siswa dalam
menentukan besar sudut dengan busur derajat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran langsung. Pendekatan pembelajaran langsung education
memiliki keunggulan karena secara riil memberikan pemahaman kepada siswa
tentang cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Pembelajaran ini
47
menjadikan siswa semakin bermakna dalam memahami konsep yang dibelajarkan
karena melakukan secara langsung proses menentukan besar sudut dengan busur
derajat.
Penggunaan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran menentukan
besar sudut dengan busur derajat, karena mampu meningkatkan kemampuan siswa
dalam melakukan pengukuran sudut secara tepat. Dalam konteks ini siswa melakukan
sendiri atau bersama kelompok dalam kegiatan menentukan besar sudut dengan
menggunakan model pembelajaran langsung sehingga mendapatkan pengalaman riil
atau nyata dalam melakukan kegiatan pengukuran tersebut. Hal ini yang menjadikan
kegiatan pembelajaran berlangsung secara kondusif dan siswa mampu memahami
cara menentukan besar sudut dengan busur derajat.
Hasil penelitian terkait dengan upaya untuk meningkatkan
menentukan besar sudut dengan busur derajat
kemampuan
telah menunjukkan keberhasilan
sebagaimana yang diharapkan. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa hanya 6
siswa atau 30% yang mampu menyelesaikan soal besar sudut dengan busur derajat.
Sedangkan 14 siswa lainnya atau 70% belum mampu menyelesaikan dengan tepat
dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.
Setelah melalui kegiatan siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
kemampuan menentukan besar sudut dengan busur derajat menjadi 12 siswa (60%)
dari 20 siswa yang ada di SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Hasil Namun
48
demikian hasil yang dicapai melalui siklus I ini belum maksimal, sehingga dipandang
perlu untuk melanjutkannya pada siklus yang ke II.
Pada pelaksanaan siklus II guru kembali menyiapkan seluruh perlengkapan
atau alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Guru kembali memberikan motivasi
kepada siswa untuk memahami cara kemampuan menentukan besar sudut dengan
busur derajat. Guru selanjutnya menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi
pelajaran tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat kepada siswa. Guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan kemampuan yang telah
dikuasai siswa tentang menentukan besar sudut dengan busur derajat. Selanjutnya
guru memberikan contoh cara menentukan besar sudut dengan busur derajat. Guru
kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa
dan mengoreksi kesalahan konsep. Selanjutnya siswa dilatih untuk menentukan besar
sudut dengan busur derajat secara individu atau kelompok. Selama proses
pembelajaran berlangsung guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan
balik. Pada tahap akhir siswa diberikan latihan secara mandiri untuk menentukan
besar sudut dengan busur derajat
Strategi yang dilakukan di atas memberikan hasil optimal, dengan
meningkatnya tingkat persentase siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam
menentukan besar sudut dengan busur derajat hingga mencapai 16 orang (80%) dari
20 orang siswa yang ada SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.
49
Temuan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran langsung
yang dilakukan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan menentukan
besar sudut dengan busur derajat.
Terkait dengan temuan penelitian ini maka
pendekatan pembelajaran langsung dapat
pendelakatan untuk
dijadikan sebagai salah satu rujukan
meningkatkan kemampuan menentukan besar sudut dengan
busur derajat. Melalui penggunaan strategi ini diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menentukan besar sudut dengan busur derajat secara
optimal.
Download