Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya

advertisement
TERUMBU KARANG
PENGERTIAN

TERUMBU KARANG
Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem
terumbu karang. Binatang karang yang berukuran
sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan
membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang
batu atau karang lunak). Dalam peristilahan ‘terumbu
karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral,
sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang
menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama
terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen
kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan
karang mati yang menempel pada batuan kapur
tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal
dari karang maupun dari alga.
TIPE-TIPE TERUMBU KARANG BERDASARKAN
JENISNYA



Ada dua jenis terumbu karang yaitu :
Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral)
merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu
karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem
terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang
sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan.
Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak
membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu
terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental
shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang
tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya
dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier
reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau
vulkanik yang disebut coral atoll.
TIPE- TIPE TERUMBU KARANG BERDASARKAN
BENTUKNYA



Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu
1.
Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulaupulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke
atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini
berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang
mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah
secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).



2.
Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah
laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan
membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan,
Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).


3.
Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi
batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga
tidak terdapat perbatasan dengan daratan.



4.
Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga
sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari
bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun
waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar.
Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau
vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh:
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.
FAKTOR- FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI
EKOSISTEM TERUMBU KARANG




Suhu
Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh
permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 °C, dan tidak ada
terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu
karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu
rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai
dengan 36-40 °C.
Salinitas
Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas
air yang tetap di atas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya
terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat
limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti
penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur).
Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah
bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.






Cahaya dan Kedalaman
Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses
fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu
yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan
kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di
kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang
hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan
intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.
Kecerahan
Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan
tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu
produktivitas perairan yang tinggi pula.
Gelombang
Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu
besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang
tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di
daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat
memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu
menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.
Arus
 Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk.
Bersifat positif apabila membawa nutrien dan
bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang
dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif
apabila menyebabkan sedimentasi di perairan
terumbu karang dan menutupi permukaan karang
sehingga berakibat pada kematian karang.
 Sedimen
 Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen.
Karena sedimen merupakan faktor pembatas
yang potensial bagi sebaran karang di daerah
dimana suhu cocok untuk hewan ini.

MANFAAT EKOSISTEM TERUMBU KARANG



Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai
estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat
– obatan ataupun sebagai objek wisata bahari.
Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat
penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan
menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan
hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi
pantai dari abrasi
Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah
sumber perikanan yang produktif sehingga dapat
meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan
devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan
pariwisata.
TERIMA
KASIH
Download