Eksklusif KARYA BESAR DI BALIK SEBUAH PENGHARGAAN Hermansyah, Darsa Permana, dan Herdiana Prasetyaningrum Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Pemberian penghargaan bidang energi di Indonesia adalah hal baru: untuk di negara tertentu bahkan di tingkat regional dan internasional hal ini telah berlangsung cukup lama. Ada berbagai tujuan, motivasi atau target yang ingin dicapai dari sebuah penghargaan, ASEAN Energy Award lebih menekankan tentang efisiensi dan konservasi energi. Energy Globe Award lebih kepada representasi proyek-proyek di seluruh dunia yang berhasil memecahkan masalah lingkungan. ENERGY STAR® dari Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menekankan pada simbol negara yang memberikan perlindungan lingkungan dengan cara menghemat energi yang diawali dengan suatu kegiatan sukarela untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui efisiensi energi. Apapun motif di balik semua itu, hal ini menunjukkan adanya kesadaran dari berbagai pihak untuk memanfaatkan energi secara efisien dan sebagai upaya untuk menyelamatkan bumi bagi generasi penerus. Di balik sebuah penghargaan yang diperoleh baik oleh seseorang, kelompok masyarakat, maupun perusahaan ada sebuah "karya" atau "jasa" besar yang diberi apresiasi. Tulisan berikut ini mencoba untuk menguak sedikit tentang karya besar yang dilakukan oleh para penerima penghargaan. Karya besar tersebut diharapkan dapat dijadikan motivasi atau inspirasi bagi berbagai pihak, sehingga mendorong pihak lain untuk mencontoh bahkan mengikuti cara dan jejak para "pahlawan" penerima penghargaan. 1. ASEAN ENERGY AWARD ASEAN Energy Award adalah suatu bentuk penghargaan yang diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Energy dalam kerjasama ASEAN di bidang efisiensi dan konservasi energi. Peserta, baik perseorangan, kelompok masyarakat maupun perusahaan, yang diajukan untuk mengikuti ASEAN Energy Award merupakan calon yang sudah melalui seleksi Lomba Hemat Energi Tingkat Nasional di negaranya masing-masing. Penghargaan Energi yang mulai diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2000 ini, pada tahun 2011 melakukan penghargaan untuk Sektor Bangunan Gedung dan Industri, dengan penyelenggara Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE). Indonesia selalu aktif mengirimkan wakil untuk ikut serta pada kegiatan tersebut. Berikut karya besar para penerima penghargaan ASEAN Energy Awards yang mewakili perseorangan dengan kategori ASEAN Best Practises for Energy Efficient Building Competition, Kelompok Masyarakat dengan kategori off grid ASEAN Energy Awards, dan Perusahaan dengan kategori Energy Management Industry. a. Perorangan Ir. Jimmy Priatman, M. Arch (Dosen Teknik Arsitektur Universitas Kristen (UK) Petra, Surabaya), peraih penghargaan kompetisi bangunan hemat energi tingkat ASEAN dalam lomba bertajuk "ASEAN Energy Competition 2009" (Koran Jakarta, 2009), dengan kategori "ASEAN Best Practises for Energy Efficient Building Competition". Kategori yang sama juga pernah dimenangkan pakar arsitektur hemat energi tersebut untuk Gedung Graha Pangeran - BNI 1946 Jalan Ahmad Yani 10 M&E, Vol. 9, No. 1, Maret 2011 Eksklusif Surabaya (tahun 2002) dan Gedung Graha Wonokoyo Jalan Raya Darmo Surabaya (2006). Karya besar yang mengantarkannya menjadi "runner up" dalam sub kategori "New and Existing Category" itu adalah gedung stadium Semarang yang dibangun pada tahun 2007. Gedung empat tingkat dengan kapasitas 13.000 orang tersebut dirancang mengefisienkan penggunaan energi dalam jumlah besar, memakai teknik baru dalam tata bangunan dan tata udara yang lebih efisien, sehingga penggunaan AC dapat memakan energi listrik sebesar 50-60 persen dari total keseluruhan pemakaian energi, lalu lampu 30-35 persen dan lift, sedang sisanya dipakai untuk pompa-pompa peralatan listrik. Arsitektur dirancang dengan memperhatikan arah dan letak ruangan, bangunan yang terkena matahari akan bertemperatur panas sehingga membutuhkan AC yang banyak," Khusus untuk pendingin ruangan Sang Penerima Penghargaan berkolaborasi dengan penggagas AC khas Indonesia, John Budi, karena AC yang ada di Indonesia selama ini buatan Jepang, Eropa, dan negara-negara beriklim sangat dingin. Padahal, Indonesia itu sangat panas dan tingkat kelembabannya juga sangat tinggi, sehingga AC dari Jepang akan tetap terasa panas, meski skalanya sangat rendah, sebab tingkat kelembabannya tidak diatur. Oleh karena itu, John Budi membuat AC yang dingin dan kadar kelembabannya pada "koil" di dalam AC juga diubah, sehingga sangat cocok untuk Indonesia dan akhirnya membuat ruangan menjadi hemat energi. "udara dingin dari AC yang ada di dalam Gedung Stadium juga tidak dikeluarkan lewat "dacting", karena arah suhu yang terhalang "dacting" juga akan mengurangi tingkat kedinginannya udara dingin dari AC dikeluarkan lewat dinding secara "jet nozzly" atau dipantulkan ke dinding bagian atas, lalu diturunkan ke bawah untuk menyejukkan gedung dan akhirnya udara dialirkan naik ke atap untuk dikeluarkan lewat rongga-rongga yang ada di bagian atap. b. Kelompok Masyarakat Gambar 1. PLTS Terpusat Dusun Mucangan, Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur (Nongkojajar), Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur Untuk Kelompok Masyarakat datang dari Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang berlokasi di Dusun Mucangan, Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur (Nongkojajar), Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. PLTS ini memperoleh penghargaan juara ketiga (2nd runner-up winner) untuk kategori OFF GRID ASEAN Energy Awards (Musawir M., 2010). PLTS Mucangan mempunyai kapasitas sambungan sebanyak 82 KK dan sejak dioperasikan tahun 2008 dikelola warga secara mandiri. Mekanisme pengelolaan yang dikembangkan bahwa setiap KK yang mendapat aliran listrik membayar iuran sebesar Rp 15 ribu per bulan. Bahkan dari sisa hasil iuran tersebut bisa dibelikan seekor anak sapi (pedet). Keberadaan PLTS Mucangan sangat bermanfaat bagi peningkatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat Dusun Mucangan yang terisolasi, seperti lampu penerangan untuk kegiatan belajar, menikmati siaran televisi, dan memerah susu sapi. Karya Besar di Balik Sebuah Penghargaan ............. ; Hermansyah, Darsa Permana, Herdiana P 11 Eksklusif c. Perusahaan Gambar 2. Piala ASEAN Energy Award yang diterima PT. ST PT. Semen Tonasa (PT. ST) memperoleh penghargaan sebagai WINNER dalam ajang ASEAN ENERGY AWARD tahun 2010 dengan kategori Energy Management Industry. Kompetisi ini diselenggarakan oleh ASEAN Centre for Energy diikuti oleh 11 negara ASEAN yang mengirimkan 2 perusahaan perwakilannya pada masing-masing kategori. Dari Indonesia sendiri, setelah seleksi nasional yang dilakukan oleh Kementerian ESDM RI pada bulan Juni 2010, PT. ST dan PT Semen Baturaja terpilih mewakili Indonesia pada kategori Energy Management Industry, setelah menyisihkan beberapa perusahaan dan industri nasional, baik BUMN maupun swasta (Sementonasa, 2010). Penghargaan ini diberikan karena PT. ST telah berhasil memanfaatkan energi seefisien mungkin dengan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan. Karya besar yang dilakukan oleh manajemen PT. ST seiring dengan adanya pembatasan pemakaian listrik oleh industri dan terbatasnya kapasitas listrik di Sulawesi Selatan, mereka menggunakan 2 (dua) sumber pembangkit listrik dari PLN dan PLTU Biringkassi serta membentuk Komite Efisiensi dan Inovasi Energi untuk melaksanakan Manajemen Power dengan komitmen mendapatkan hasil produksi secara optimum. Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau Boiler Turbin Generator (BTG) Power Plant dengan kapasitas 2 X 25 MW yang berlokasi dekat dengan pabrik di desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik. Capaian dari Management Power yang dilaksanakan oleh PT. ST memberikan hasil nyata berupa penurunan indeks KWH/Ton Semen tahun 2007 dan 2008 sebesar 16,15 % dan 4,6 %. Penghematan yang didapat pada tahun 2007 dan 2008 sebesar USD 2.759.114,80 dan USD 368.423,50 (kurs rupiah terhadap dollar Rp 10.000,00). Peningkatan produksi semen per tahun pada tahun 2007 adalah 7,23 % dan tahun 2008 sebesar 8,11 %. Dengan adanya penghargaan ini PT. ST menjadi "daerah kunjungan wisata" dari Denmark, Jepang, dan Belanda terkait dengan program CDM dan WHRG yang sedang digalakkan oleh negara-negara di dunia. 2. Global Energy Award Energy Globe Award dicetuskan oleh Wolfgang Neumman pada tahun 1999. Tujuannya adalah mempresentasikan proyek-proyek di seluruh dunia yang memecahkan masalah lingkungan di wilayahnya. Berbagai proyek tersebut dipertandingkan untuk mendapatkan penghargaan dalam lima kategori, yaitu Bumi, Api, Air, Udara, dan Pemuda. Energy Globe Award telah diselenggarakan di Jepang, Kanada, Brusel, dan Rwanda. Berikut adalah pemenang-pemenang dari kelima kategori yang memenangkan award pada di Rwanda pada tahun 2010. 12 M&E, Vol. 9, No. 1, Maret 2011 Eksklusif a. Kategori Bumi Flora Marketing Co. Ltd dari Mauritius memenangkan award untuk kategori Bumi. Proyek tersebut diberi judul Seeds of Hope. Mauritius mengalami penggundulan hutan hingga 83% selama kurun waktu 30 tahun. Kayu dari hutan digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Pada tahun 1994, Vinah Ganoo datang ke Madagaskar dan menemukan keindahan alam dan warisan biologi yang sangat kaya. Namun dia juga menemukan populasi penduduk yang miskin yang sangat putus asa, sehingga ia mendirikan Flora Marketing Co. Ltd dengan tujuan memerangi kemiskinan dan mempromosikan reboisasi. Sekarang, sekitar 2.500 petani di 500 desa bekerja bersama Flora Marketing dan berhasil memproduksi bibit tanaman serta melakukan reboisasi bahkan mengekspor 500 spesies tanaman. Vina Ganoo juga merasa puas karena telah menanam 100 juta pohon di 45 negara. b. Kategori Api Statoil ASA New Energy, Wind Energy dari Norwegia memenangkan award untuk kategori Api. Proyek tersebut diberi judul Next Generation Wind Technology. Energi angin merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, namun terkadang menyebabkan kebisingan pada perputaran turbinnya. Oleh karena itu, Statoil ASA New Energy membuat turbin angin di laut agar memperoleh angin yang lebih besar dan kebisingan turbin tak terdengar. Namun terdapat juga masalah, yaitu turbin memerlukan fondasi yang kuat di dasar laut agar tidak roboh jika terkena angin yang sangat kuat. ASA membuat tiang dari baja yang mengapung pada kedalaman 200 meter dengan diameter rotor 82,4 meter. Pada tahun 2009, Norwegia berhasil melakukan hal tersebut dan dapat menyalurkan listrik. c. Kategori Air Sustainable Innovation sebuah organisasi nirlaba dari India memenangkan award untuk kategori Air dengan proyek berjudul Network underground rain water tanks ensure economical water supply. Di beberapa wilayah India terdapat kesulitan untuk memperoleh air bersih karena sangat kering. Salah satu contoh adalah provinsi Rajasthan yang memiliki penduduk 56 juta jiwa hanya mendapatkan curah hujan sebesar 45 hari per tahun, sehingga para perempuan dan anak-anak harus berjalan sangat jauh untuk mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dan kadang-kadang air yang didapatkannya pun terpolusi, sedangkan untuk membuat sumur sangat mahal. Dr. B.P. Agrawal yang tumbuh besar di Rajasthan membuat proyek "Aakash Gangaist" (river from heaven), yaitu dengan menampung air hujan di dalam sistem tangki bawah tanah. Air bersih dalam tangki tersebut dapat digunakan oleh masyarakat dan hewan ternak. Enam desa dengan 10.000 penduduk telah berhasil menikmati air tersebut dan pada tahun 2010, 70 sistem tangki tersebut telah terpasang, yang artinya sistem tersebut telah memenuhi 250.000 penduduk India untuk pasokan air bersih. d. Kategori Udara Epoch Energy Technology Corp dari Taiwan memenangkan kategori udara dengan proyek berjudul EP-C100 Hybrid Fuel System - Dual Fuel System for buses, trucks, and cars. Epoch Energy Technology mengembangkan teknologi bahan bakar dengan menambahkan gas oksi-hidrogen. Tujuan pengembangan ini adalah mengurangi emisi udara dan melindungi lingkungan dan kesehatan penduduk kota. Efisiensi gas oksi hidrogen dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi udara hingga 15%. Jika ini dapat digunakan di seluruh dunia, maka akan menghemat 667 juta CO2 , yang artinya telah membuat udara jauh lebih baik dan mengurangi resiko kesehatan. Gas oksi hidrogen ini diproduksi ketika mesin beroperasi, sehingga tidak membahayakan dan tidak menimbulkan ledakan. Bahan bakar sistem hibrid ini telah diujicobakan pada kendaraan bermotor di Taiwan dan Cina. Karya Besar di Balik Sebuah Penghargaan ............. ; Hermansyah, Darsa Permana, Herdiana P 13 Eksklusif e. Kategori Pemuda Ciudadania Solidaria dari Argentina memenangkan award dalam kategori Pemuda dengan proyek berjudul Autonomous food supply for Argentine School to combat poverty and malnourishment. Sebuah komunitas di provinsi Salsa, Argentina barat laut berjuang melawan kemiskinan dan kurang gizi. Sebuah organisasi nirlaba Ciudadania Solidaria bekerja sama dengan siswa dan masyarakat membuka pertanian di sebuah sekolah lokal. Mereka menanam buah, rempah-rempah, dan sayuran di area sekolah (beberapa dalam rumah kaca), membuat bibit, beternak lebah madu, dan hewan lain, antara lain sapi dan kelinci. Semua hal tersebut dilakukan oleh murid-murid di sekolah tersebut. Pupuk yang digunakan adalah pupuk dari kotoran ternak, sedangkan energinya berasal dari matahari. Pertanian dan peternakan ini dijalankan seluruhnya oleh siswa dan guru dan mereka menjadi tidak kekurangan makanan. Proyek ini sukses dan mulai diujicobakan di sekolah lain dalam wilayah provinsi tersebut. 3. Energy Star EPA ENERGY STAR® dari Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat adalah sebuah simbol negara untuk melindungi lingkungan dengan menghemat energi. ENERGY STAR diperkenalkan oleh EPA pada tahun 1992 sebagai suatu kegiatan sukarela untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui efisiensi energi. Saat ini, label ENERGY STAR dapat ditemukan pada lebih dari 60 jenis produk yang berbeda, rumah-rumah baru, serta bangunan komersial dan industri. Produk dan bangunan yang telah meraih ENERGY STAR telah mencegah emisi gas rumah kaca dengan memenuhi spesifikasi efisiensi yang ketat yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahun lalu saja, warga Amerika dengan bantuan ENERGY STAR telah menghemat hampir $17 juta dari total tagihan energi mereka atau mengurangi emisi gas rumah kaca yang setara dengan 30 juta kendaraan. Pusat data RTP, yang dibuka pada tahun 2009, merupakan pusat data pertama yang meraih penghargaan dari EPA (Jagat Review, 2010). Skala kinerja energi dari ENERGY STAR EPA membantu perusahaan menilai seberapa efisien pusat data mereka dalam menggunakan energi dibandingkan dengan pusat data serupa di seluruh Amerika. Pusat data dengan nilai 75 atau lebih berdasarkan skala 1-100 EPA, layak untuk mendapatkan ENERGY STAR. Pusat data RTP meraih nilai 99, yang berarti mendekati sempurna. Meningkatkan efisiensi energi dari bangunan-bangunan di Amerika sangat penting untuk melindungi lingkungan. NetApp memimpin dengan meraih penghargaaan ENERGY STAR EPA untuk pusat datanya." Hal ini merupakan bukti bahwa lingkungan kerja dan komitmen NetApp untuk terus memanfaatkan teknologi yang efisien dan berkelanjutan. Pusat data RTP kebanyakan digunakan untuk inisiatif penelitian lebih lanjut serta menciptakan dan meningkatkan efisiensi storage dan teknologi infrastruktur bersama dalam menyediakan cloud computing dan permintaan akan TI untuk membantu para pelanggan di seluruh dunia meningkatkan bisnis mereka. Karena desain dan konstruksinya yang inovatif, pusat data RTP juga berfungsi sebagai blueprint bagi organisasi yang ingin merancang sendiri pusat data mereka. Dalam waktu singkat setelah pusat data RTP dibuka, lebih dari 500 perwakilan perusahaan telah merasakan fasilitas tersebut. Tujuannya adalah untuk berbagi praktik terbaik dari NetApp dan merancang berbagai upaya dengan para pelanggan maupun non-pelanggan sehingga dapat menerapkan rancangan berkelanjutan dan efisien yang sama di seluruh dunia untuk membantu mengurangi konsumsi listrik pusat data secara keseluruhan. Faktanya, desain pusat data RTP yang unik telah mengurangi emisi CO2 untuk NetApp atau sekitar 95.000 ton per tahun, atau setara dengan menghilangkan 16.000 mobil dari jalanan per tahun. Karya besar yang dilakukan oleh NetApp dalam meraih penghargaan ENERGY STAR dari EPA adalah dengan menerapkan fitur-fitur di bawah ini pada pusat data RTP: 14 M&E, Vol. 9, No. 1, Maret 2011 Eksklusif - Temperatur pasokan udara rata-rata 74°F: Menggunakan batas temperatur yang lebih tinggi untuk pasokan udara (menggunakan temperatur 74°F, rata-rata temperatur biasa adalah 55° sampai 60°F) memungkinkan NetApp untuk menghemat biaya pendinginan secara drastis. - Airside economizer: Pusat data didinginkan dengan hanya menggunakan udara dari luar (pendinginan gratis) sekitar 67% sepanjang tahun. - Ruang pressure-controlled: Modulating fans, berdasar pada teknologi milik NetApp, memasok ruangan pressure-controlled dan mengatur volume udara untuk menghindari pasokan udara berlebih dan pemborosan energi. - Cold aisle containment: Ruang dingin memisahkan aliran udara dingin dan panas untuk melindungi temperatur pasokan udara dari adanya udara panas yang berasal dari dalam rak. - Distribusi udara melalui saluran atas: Dibanding dengan memompa udara dingin melalui lantai, distribusi udara melalui atas memiliki keuntungan akan adanya cadangan udara dingin/panas dan menghilangkan ductwork, mengurangi kebutuhan energi pada kipas. 4. PENUTUP Apa yang dilakukan di Indonesia dengan akan diberikannya pertama kali "Penghargaan Energi" kepada para pemangku kepentingan yaitu unsur masyarakat (Perorangan dan Kelompok Masyarakat), Perusahaan Nasional/Daerah/Asing, dan Instansi Pemerintah Pusat dan daerah, memang bukan hal baru di beberapa negara tertentu, baik regional maupun internasional. Bahkan berbagai pihak di Indonesia telah memperoleh berbagai penghargaan tersebut. Untuk itu diharapkan dukungan dari semua pihak, sebab bagaimanapun Indonesia harus mulai memikirkan ketersediaan energi yang makin lama makin menyusut (jika terus mengandalkan energi tak terbarukan), sementara penggunaannya makin besar. Oleh karena itu, sudah saatnya kita melakukan diversifikasi energi melalui penyediaan, pengelolaan, dan pemanfaatan energi terbarukan, serta memulai budaya hemat energi melalui upaya konservasi energi. Dan pemberian "Penghargaan Energi" merupakan langkah kecil yang mudah-mudahan dapat memberikan efek besar ke arah itu. Semoga… DAFTAR PUSTAKA Energy Globe Portal. 2011. Energy Globe World Award. http://www.energyglobe.com/en/award/ latest-winners diunduh 2 Maret 2011 Jagat Review, 2010, NetApp Mendapatkan Penghargaan Energy Star EPA Untuk Penghematan Energi Terbesar, August 3rd, 2010 | Categories: Direct Release http://www.jagatreview.com/ 2010/08/netapp-mendapatkan-penghargaan-energy-star-epa-untuk-penghematan-energiterbesar/ diunduh 21 Februari 2011 Koran Jakarta, 2009, Dosen UK Petra Surabaya Raih Penghargaan ASEAN, Senin, 19 Oktober 2009 16:26, http://www.koran-jakarta.com/berita-detail-terkini.php?id=6589 diunduh 2 Maret 2011 Musawir M, 2010, PLTS Mucangan Peroleh "ASEAN Energy Awards", Antara Jawa Timur, Nasional, 15 Nov 2010 20:07:15 http://www.antarajatim.com/lihat/berita/48254/plts-mucanganperoleh-asean-energy-awards, diunduh 2 Maret 2011 Pijar, 2009, Indonesia Berjaya di ASEAN Energy Award 2009, http://pijar.org/content/view/ 198/72/, diunduh 2 Maret 2011 Sementonasa, 2010, PT Semen Tonasa Menjadi Juara Pertama Asean Energy Award Kategori Energy Management Industry, http://www.sementonasa.co.id/?page=9&id=5 diunduh 2 Maret 2011 Karya Besar di Balik Sebuah Penghargaan ............. ; Hermansyah, Darsa Permana, Herdiana P 15