SISTEM KETENAGAKERJAAN JEPANG (NENKOUJORETSU) Pola Pikir Masyarakat Jepang Ciri Khas Manajemen Jepang Sistem Pekerjaan Seumur Hidup (Shuushin Koyousei) Pengupahan Berdasarkan senioritas ( Nenkoujouretsu) Serikat pekerja berbasis korporasi (kigyo betsu kumiai) Pekerja bagi perusahaan (menurut perusahaan Jepang) Mayoritas perusahaan mencari pekerja yang baru lulus karena dianggap sebagai sumber tenaga kerja yang murah dan bisa dilatih serta dibentuk sesuai kebutuhan perusahaan. Karena itu tumbuh ikatan antara perusahaan dan pekerja. Bagi perusahaan, pekerja adalah aset penting. 年功序列(Nenkoujoretsu) Sudah dikenal pada zaman taisho, yaitu penggajian full-time staf atau pekerja reguler terkait dengan senioritas Performa individu dinilai dari wkatu ke waktu dimana promosi didasarkan atas tahun kerja termasuk ability dan performa Pengupahan berdasarkan keahlian kurang diterima di Jepang, terkait Shuushin Koyosei tadi, konsep a wage for life (Shoogai chingin) yang paling cocok di Jepang 年功序列(Nenkoujoretsu) Tahun 1960-an sistem ini memperkuat perekonomian Jepang Sistem penggajian Jepang Basic Pay = Job-classified Pay(shokkaisei) + age & experience pay (nenrei keiken kyuu) Meliputi 70-80% pembayaran, sisanya insentif (tunjangan), bonus dll Keuntungan & Kerugian Keuntungan sistem ini adalah memungkinkan para karyawan yang lebih tua untuk mencapai tingkat gaji yang lebih tinggi sebelum pensiun, dan mereka biasanya membawa lebih banyak pengalaman kepada jajaran eksekutif Kerugian sistem ini adalah bahwa hal ia tidak memungkinkan digabungkannya karyawan baru yang berbakat dengan karyawan yang berpengalaman, serta orangorang dengan keahlian khusus tidak dapat dipromosikan ke jajaran eksekutif yang sudah penuh sesak. Sistem ini juga tidak menjamin atau bahkan berupaya untuk menempatkan "orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat". Pergeseran Nenkoujoretsu Banyak Hal membuat sistem yang kokoh selama puluhan tahun ini harus berubah menjadi pengupahan berbasis performa Akibat bubble economy, banyak perusahaan tidak mampu mempertahankan karyawan yang lebih tua dengan gaji tinggi yang berakhir pada restruktusisasi perusahaan Masalah Koureika shakai (aging society) dan dana pensiun