I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Protease merupakan enzim yang memecah protein melalui katalisis proses hidrolisis ikatan peptida (Chapman dkk., 1997; Kaur dkk., 2013; Turk, 2006), sedangkan lipase (gliserol ester hidrolase, EC 3.1.1.3) merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis proses hidrolisis ikatan ester pada trigliserida rantai panjang (Sharma dkk., 2001; Hasan dkk., 2006; Lavanya dan Asha, 2011). Kedua enzim tersebut termasuk dalam kelompok enzim hidrolase yang permintaan pasarnya mencapai 70% dari total permintaan enzim dunia. Hal ini dikarenakan protease dan lipase memiliki banyak kegunaan di bidang industri (Rao dkk., 1998). Protease banyak dimanfaatkan dalam industri pembuatan pepton. Dalam industri tekstil dan kulit, protease dimanfaatkan untuk menghaluskan serat sutera dan menghilangkan rambut/bulu pada kulit, serta sebagai pengganti bahan kapur dan natrium sulfida (Gupta dkk., 2002; Krishnaveni dkk., 2012; Kumar dkk., 2012). Disisi lain, lipase sendiri dapat dimanfaatkan dalam industri biofuel, produksi polimer dan bioplastik, serta biodiesel karena sifat regiospesifitasnya(Sivakumar, 2014). Selain itu, lipase juga dapat dimanfaatkan untuk memodifikasi minyak dan lemak pada industri lemak (Sharma dkk., 2001).Kedua enzim tersebut bahkan telah banyak dimanfaatkan dalam industri deterjen (Dheeman, 2011; Gupta dkk., 2002; Hasan dkk., 2006; Sharma dkk., 2001; Tewari, 2007). Protease dan lipase dapat diperoleh dari tanaman, hewan, ataupun mikroorganisme.Diantara ketiga jenis organisme tersebut, kelompok mikroorganisme adalah yang paling intensif dieksplorasi sebagai sumber protease dan lipase. Mikroorganisme memiliki keunggulan dalam hal perbanyakan dan memiliki kemampuan dalam mensekresikan enzim tersebut sehingga secara praktis akan memiliki nilai komersial dan aplikatif yang lebih ekonomis(Gupta dkk., 2002; Duangsong dkk., 2002; Sharma dkk., 2001). 1 Salah satu kelompok mikroorganisme yang berpotensi sebagai penghasil protease dan lipase adalah kelompok bakteri.Kelompok bakteri penghasil protease dan lipase disebut sebagai bakteri proteolitik dan lipolitik. Bakteri proteolitik dan lipolitik telah diisolasi dari tanah, air limbah industri susu (Duangsong dkk., 2002), dan susu mentah (Hantsis-Zacharov dan Halpern, 2007; Ledenbach dan Marshall, 2009; Parkash dkk., 2007). Beberapa diantaranya diidentifikasi sebagai Pseudomonas (Adams dkk., 1974; Kumar dkk., 2012; Krishnaveni dkk., 2012), Bacillus (Amara dkk., 2009; Kumar dkk., 2012; Krishnaveni dkk., 2012), Serratia marcescens (Ledenbach dan Marshall, 2009; Parkash dkk., 2007), Arthrobacter,Staphyllococcus (Adamse, 1966; Shivsharan dkk, 2013a), dan Acinetobacter (Gammaproteobacteria) (Hantsis-Zacharov dan Halpern, 2007). Diantara bakteri tersebut, Geobacillus diketahui dapat menghasilkan protease dan lipase dengan aktivitas lebih dari 30 unit/ml (Amara dkk., 2009). Selain itu, Micrococcus telah banyak dilaporkan sebagai bakteri penghasil lipase dengan aktivitas yang tinggi dibandingkan dengan bakteri Gram positif lainnya seperti Bacillus (Adamse, 1966; Ledenbach dan Marshall, 2009; Parkash dkk., 2007; Shivsharan dkk, 2013a; Lawrence dkk., 1967; Nisha dkk., 2014). Bakteri proteolitik dan lipolitik yang belum diketahui identitasnya dapat diidentifikasi dengan karakterisasi sifat morfologi koloni dan sel atau dengan karakterisasi sifat fisiologinya. Meski demikian, menurut Janda dan Abbott (2007), cara tersebut sulit digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dengan profil yang ambigu sehingga mungkin diperoleh hasil yang meragukan. Cara lain yang lebih lanjut digunakan untuk mengatasi kekurangan tersebut adalah dengan teknik molekuler. Identifikasi bakteri dengan teknik molekuler memerlukan penanda genetik (genetic marker) berupa gen 16S ribosomal RNA (16S rRNA). Pemilihan gen tersebut sebagai penanda genetik antara lain karena ukurannya yang cukup besar (1500 pasangan basa) dan berada hampir di semua bakteri. Urutan dari gen 16S rRNA digunakan sebagai bahan untuk mempelajari filogeni dan taksonomi bakteri yang diuji melalui hasil klasifikasi dan identifikasinya (Woo dkk., 2008). 2 Merujuk pada potensi protease dan lipase di bidang industri, maka pada penelitian ini dilakukan identifikasi bakteri proteolitik dan lipolitik menggunakan gen 16S rRNA sebagai penanda genetik sehingga diperoleh hasil identifikasi yang tepat.Ketepatan hasil identifikasi dapat bermanfaat dalam pengembangan kemampuan bakteri tersebut dalam pemanfaatan protease dan lipase yang lebih lanjut. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang dapat menghasilkan enzim protease dan lipase menggunakan gen 16S rRNA sebagai penanda genetik. 3. Kegunaan Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber daya genetik untuk pengembangan enzim protease dan lipase lebih lanjut serta penggalian potensinya dalam bidang industri. 3