BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini semakin ketat persaingan dalam dunia bisnis, sehingga berbagai cara yang dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan bisa unggul dalam persaingan tersebut. Keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan diharapkan bisa meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghadapi ketatnya pesaingan bisnis yaitu dengan meningkatkan nilai sektor korporat, cara yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang sehat dan bersih (Good Corporate Governance). Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stockholder (Desai dan Dharmapala, 2007). Good Corporate Governance ini sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan diharapkan dapat meningkatkan hasil (laba) dari aktifitas operasi perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda indonesia. Peran dan tuntutan investor serta kreditor asing mengenai penerapan prinsip Good Corporate Governance merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. 1 2 Good Corporate Governance merupakan isu yang sedang marak dibicarakan sebagai salah satu alat yang bisa memecahkan masalah dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban perusahaan. Untuk membatasi timbulnya masalah keagenan dibutuhkan suatu rangkaian tentang mekanisme yang disebut dengan Good Corporate Governance. Tingkat pengguna Good Corporate Governance dapat diukur dan dapat diperbandingkan satu sama lain. Beberapa metodologi untuk mengukur Good Corporate Governance sudah dikembangkan dan dapat digunakan oleh para pemakai, Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI) misalnya mengembangkan suatu alat untuk melakukan penilaian pada Good Corporate Governance yang sekaligus dapat digunakan sebagai audit (FCGI, 2003). Penelitian mengenai hubungan efektifitas Good Corporate Governance dalam melindungi investor di indonesia kaitannya terhadap usaha manajemen dalam memanipulasi laba sebagai berikut antara lain. Dua hal yang menjadi perhatian utama dalam konsep ini, pertama: pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan akurat dan tepat pada waktunya. Kedua: kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat pada waktunya dan transparan mengenai semua hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, kepemilikan dan pemegang kepentingan (stakeholders). Manajemen perusahaan sebagai agen memerlukan jasa ketiga agar tingkat kepercayaan pihak eksternal perusahaan (salah satunya principal) terhadap pertanggungjawabannya semakin tinggi, begitu pula sebaliknya pihak eksternal perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk meyakinkan 3 dirinya bahwa laporan yang disajikan manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan (Martini, 2007). Berbagai bentuk manajemen laba seperti taking a bath, perataan laba (income smoothing), maksimalisasi atau minimalisasi pendapatan dapat dilakukan oleh pihak manajemen dengan memanfaatkan peluang yang ada dalam standar akuntansi seperti penerapan kebijakan akuntansi atau pemilihan metode akuntansi yang digunakan. Good Corporate Governance merupakan suatu mekanisme yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan manajer. Industri perbankan sebagaimana diketahui erat kaitannya dengan kinerja pertumbuhan ekonomi. Artinya ketika perekonomian tumbuh dengan baik, maka sektor perbankan sewajarnya akan ikut tumbuh sejalan dengan perkembangan bisnis, industri dan perdagangan di sektor riil. Pada pertengahan tahun 2011, industri perbankan di Indonesia kembali mengalami panen laba yang mengesankan, diantaranya didorong oleh ekspansi kredit yang agresif, peningkatan pendapatan komisi, penurunan pencadangan yang berarti sebagian terangkat oleh penjualan saham anak perusahaan maka keuntungan perbankan terlihat baik di tahun tersebut. oleh sebab itu, sebagai mana telah dijelaskan bahwa peran Good Corporate Governance sangat baik, mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja perusahaan dalam mengelola laba perusahaan di industri perbankan, dan bukan hanya di perusahaan perbankan melainkan di perusahaan manufaktur juga bisa di 4 terapkan karena ini menyangkut masalah kesejahteraan perusahaan masa sekarang dan di masa yang akan datang. Beberapa penelitian terhadulu yang dilakukan untuk melihat pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap manajemen laba telah banyak dilakukan. Penelitian mengenai pengaruh Corporate Governance yang telah dilakukan oleh Arif dan Agus (2007) menemukan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Artinya penempatan atau penambahan anggota dewan komisaris independen dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementara pemegang saham mayoritas (pengendali/founders) masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat bahkan turun (Gideon, 2005). Sylvia dan Siddharta (2005) juga menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan. Dalam penelitian Jao dan Pagalung (2011) dalam peneltian yang dilakukan variabel ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini membuktikan bahwa semakin banyaknya jumlah dewan komisaris maka akan meningkatkan tindakan manajemen laba. Mawardi (2013), Nasution dan Setiawan (2007) dalam penelitian mempunyai kesamaan argumen yang sama mengenai ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Artinya perusahaan yang memiliki dewan komisaris dalam jumlah yang banyak maka tindakan 5 manajemen laba yang dilakukan perusahaan juga semakin banyak. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena sulitnya koordinasi antar anggota dewan tersebut dan hal ini menghambat proses pengawasan yang harusnya menjadi tangung jawab dewan komisaris. Menurut peneltian Jao dan Pagalung (2011), Mawardi (2013), Nasution dan Setiawan (2007) mengenai Corporate Governance terhadapmanajemen labavariabel komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa komite audit telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan memenuhi tanggung jawabnya. Penerapan Corporate Governance dapat dilakukan melalui mekanisme monitoring untuk menyelaraskan berbagai kepentingan yaitu kepemilikan institusional. Keberadaan kepemilikan institusional dipandang mampu menjadi alat monitoring efektif bagi perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2009) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajamen laba. Hal tersebut menggambarkan bahwa adanya kepemilikan institusional dapat memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba karena investor institusional dapat melakukan monitoring dan dianggap tidak mudah dibodohi oleh tindakan manajer. Berbeda dengan penelitian Jao dan Pagalung (2011) yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, yang artinya dengan bertambahnya kepemilikan institusional maka akan meningkatkan tindakan manajemen laba. Sementara 6 itu, penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) serta Guna dan Herawaty (2010) juga memberikan gambaran yang berbeda. Peneliti tertarik untuk menguji kembali penelitian ini karena ketidak konsistensinya beberapa hasil peneliti yang pernah melakukan penelitian tentang pengaruhGoodCorporate Governance terhadap manajemen laba pada industri perbankan konvensional. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan KOMISARIS KOMITE judul “PENGARUH INDEPENDEN, AUDIT DAN UKURAN PROPORSI DEWAN KEPEMILIKAN DEWAN KOMISARIS, INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA BANK KONVENSIONAL (Studi pada Perusahaan Perbankan konvensional di BEI Tahun 2009 sampai dengan 2011)”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2012) dengan sampel tahun 2008-2010 dengan judul penelitan pengaruh Good Corporate Governance terhadap manajemen laba pada industri perbankan yang terdaftar di BEI”. Hasil penelitian M. Cholid Mawardi (2012) menunjukkan bahwa pertama, komposisi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, artinya pengankatan komisaris independen yang dilakukan oleh perusahaan hanya pemenuhan regulasi saja, tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance di dalam perusahaan. kedua, ukuran dewan komisaris 7 berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Artinya perusahaan yang memiliki dewan komisaris dalam jumlah banyak maka tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan juga semakin banyak. Ketiga, komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Artinya hasil penelitian membuktikan bahwa komite audit yang ada di perusahaan sebagai salah satu mekanisme Good Corporate Governance tidak mampu mengurangi tindak manifulasi manajemen laba. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, artinya besar atau kecilnya ukuran perusahaan tidak menyebabkan terjadinya manajemen laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini ukuran perusahaan tidak diproksikan sebagai variabel independen, kemudian pada penelitian ini peneliti menambahkan variabel independen yaitu kepemilikan institusional Jao dan Pagalung (2011) dengan bertambahnya kepemilikan institusional maka akan meningkatkan manajemen laba. Menambahkan periode pengambilan sampel dari 2009-2011 (3 tahun), dan merubahmetode dalam pencarian manajemen laba yaitu menggunakan Beaver dan engel (1996). B. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 8 2. Apakah ukuran dewan komiaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba? 3. Apakah komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 4. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? B. TujuanPenelitian Adapun tujuan ini yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Penelitian ini bertujuan untuk menguji komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. 4. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. D. ManfaatPenelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan wawasan dalam memahami struktur Corporate Governance dalam perusahaan. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian. 9 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor untuk mencermati laporan keuangan yang terdapat di perusahaan go public terutama di industry perbankan konvensional yang berkaitan dengan penerapan Corporate Governance dalam kaitannya untuk investasi. 4. Bagi Perusahaan Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam mencermati perilaku manajemen dalam aktivitas manajemen laba yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan.