BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ikan tuna merupakan salah satu komoditas ekspor penting bagi Indonesia, tidak terkecuali ikan tuna yang berasal dari hasil tangkapan longline di Samudra Hindia. Salah satu jenis tuna yang sangat popular adalah ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Saat ini produksi ikan tuna masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam sehingga untuk menjaga kelestariannya, maka pengetahuan tentang aspek biologi dan reproduksinya sangat penting. Penelitian tentang aspek reproduksi ikan tuna sirip kuning telah dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan April sampai dengan Juli 2009. Gonad tuna sirip kuning diperoleh dari perusahaan pemrosesan di pelabuhan Benoa yang merupakan hasil tangkapan tuna longline yang beroperasi di Samudera Hindia. Hasil analisis terhadap 128 gonad betina secara histologi menunjukkan bahwa sebagian besar gonad masih pada tahap perkembangan awal dan hanya 16 gonad yang telah mencapai tahap matang. Analisis terhadap perkembangan oosit menunjukkan sifat asynchronous yang berarti bahwa ikan tuna sirip kuning melakukan pemijahan berganda. Ikan tuna merupakan salah satu komoditas ekspor andalan dari Indonesia. Penangkapan tuna dilakukan dengan alat tangkap longline sudah dimulai sejak tahun 70-an (Simorangkir, 2000). Jumlah kapal tuna longline juga meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu jenis ikan tuna yang hasil tangkapannya paling banyak adalah tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Potensi tuna di Indonesia ataupun di dunia tidak dapat diketahui secara pasti karena ikan ini ikan peruaya jauh yang melintasi batas negara. Untuk itu bila eksploitasi tuna dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan pengelolaannya dikhawa-tirkan bisa membahayakan kelestariannya. Salah satu ciri utama tuna sirip kuning adalah garis berwarna kuning yang terdapat di sepanjang sisi kiri dan sisi kanan ikan tuna. Garis kuning tersebut akan tampak jelas apabila terkena cahaya. Hidupnya bergerombol dan bergerak sangat cepat sehingga sulit ditangkap Potensi ikan tuna jenis sirip kuning di Indonesia sangat besar sebab jenis tersebut merupakan jenis terbanyak yang terdapat di perairan laut Indonesia. Wilayah kelautan dengan sumber daya ikan tuna sirip kuning terbesar di Indonesia adalah Laut Flores dan Selat Makassar. 1 1.2 TUJUAN Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai ikan tuna sirip kuning, sehingga kita dapat memberikan penjelasan yang benar tentang ikan tuna sirip kuning. 1.3 MANFAAT Kita dapat mengetahui manfaat yang ada dalam ikan tuna sirip kuning, terlebih manfaat dalam bidang ekonomi atau nilai gizi yang ada di dalamnya. Sehingga kita dapat memanfaatkanya secara optimal dan tidak berlebihan 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Menurut Collete dan Nauen (1983), klasifikasi ikan ekor kuning atau yellowfin tuna (Bonnaterre,1788), adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Thunnus Class : Teleostei Sub Class : Actinopterygii Ordo : Perciformes Genus : Thunnus Species : Thunnus albacore (Albacore) Gambar 1.1 ikan tuna sirip kuning Ikan ekor kuning adalah anggota dari albacore, bonito, makarel, dan tuna. Jenis-jenis ikan tuna agak susah untuk dibedakan spesiesnya. Blackeye, blackfin, albacore, dan ekor kuning memiliki bentuk yang mirip dan sering ditangkap bersama-sama. Karakteristik yang membedakan ikan ekor kuning dari spesies yang lain adalah sirip anal dan dorsal yang memanjang pada ukuran ikan yang besar 3 Ikan inj mempunya banyak istilah yaitu ikan tuna sirip kuning, Tuna Sirip Kuning (Yellowfin Tuna/Thunnus albacres),dan Madidihang. Ikan ini sejenis ikan pelagis besar yang mengembara di lautan tropika dan ugahari di seluruh dunia. Ikan ini merupakan salah satu jenis tuna yang terbesar, meski masih kalah besar jika dibandingkan dengan tuna sirip biru dan tuna mata belo. Madidihang juga merupakan ikan tangkapan samudra yang penting karena bernilai ekonomi tinggi. Madidihang dewasa memiliki tubuh yang berukuran besar, dengan panjang dari ujung moncong hingga ujung percabangan sirip ekor (FL, fork length) mencapai 195 cm; namun umumnya hingga 150 cm. Bentuknya gilig panjang serupa torpedo (fusiform), agak memipih dari sisi ke sisi. Sirip punggung (dorsal) terdiri dari dua berkas, terpisah oleh celah yang kecil saja; berkas yang kedua segera diikuti oleh 8–10 sirip-sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip anal diikuti oleh 7–10 finlet. Pada spesimen berukuran besar, sirip punggung kedua dan sirip anal ini kadang-kadang memanjang hingga 20% FL. Sirip dada (pectoral) lumayan panjang (22–31% FL), biasanya mencapai pangkal bagian depan sirip dorsal kedua, namun tidak melewati pangkal bagian belakangnya. Ada dua lipatan kulit (tonjolan interpelvis) di antara sirip-sirip perut. Batang ekor amat ramping, dengan sebuah lunas samping yang kuat di tiap-tiap sisi, yang masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.[1] Sirip ekor bercabang kuat (forked, bercagak) Punggungnya berwarna biru gelap metalik, berangsur-angsur berubah menjadi kekuningan atau keperakan di bagian perut. Sirip-sirip punggung kedua dan anal, serta finlet-finlet yang mengikutinya, berwarna kuning cerah, yang menjadi asal namanya. Bagian perut kadang-kadang dihiasi oleh sekitar 2040 garis putus-putus yang hampir vertikal arahnya Madidihang dapat mencapai berat melebihi 300 pon (136 kg), walau demikian ini masih jauh di bawah tuna sirip biru (Thunnus orientalis) yang bisa memiliki berat lebih dari 1000 pon (454 kg), dan juga sedikit di bawah tuna mata belo (Thunnus obesus) dan tatihu (Thunnus maccoyii). Ukuran madidihang yang tercatat dalam literatur adalah hingga sepanjang 239 cm dan seberat 200 kg. Rata rata umur ikan tuna sirip kuning 8 tahun, tuna termasuk perenang cepat dengan kecepatan mencapai 80 km/jam dan terkuat diantara ikan ikan vertebrata lainya mereka membengkokkan siripnya yang digunakn unutuk berenang cepat. 2.2. Habitat Indonesia adalah tempat bertemunya stok madidihang dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik; kemungkinan tempat pertemuan kedua kelompok itu adalah di sekitar Laut Flores dan Laut Banda.[3] 4 Potensi tuna sirip kuning yang terbesar di Indonesia memang diperkirakan berada di Laut Flores dan Selat Makassar, dengan luas area penangkapan sekitar 605 ribu km². Alat tangkap yang banyak digunakan adalah pancing huhate (pole and line), pancing ulur (hand line), pancing rawai (long line) dan pukat cincin (purse seine). Sebaran ikan tuna sirip kuning menurut Sumadiharga (2009), merupakan tersebar luas di seluruh dunia, yaitu dari perairan tropis sampai sub tropis. Pada dasarnya penyebaran ikan tuna sirip kuning sanagt luas yakni meliputi 3 samudera, yaitu samudera pasifik, atlantik dan hindia. Sebaran yang sangat luas dari ikna tuna sirip kuning ini menimbulkan beberapa pendapat mengenai stoknya. Ikan tuna sirip kuning hidup di perairan yang bersuhu antara 17-31 derajat selsius dengan optimal suhu antara 19-23 derajat selsius (Yaichiro, 1955). Pada daerah penangkapan suhunya berkisar 14-27 derajat selsius sedangkan suhu optimalnya yaitu 21-22 derajat selsius atau suhu permukaan sampai kedalaman 100m kira kira sekitar 20 derajat selsius (Tambunan, 1964). Ikan tuna sirip dapat ditemukan di pantai, teluk, sampai ke laut lepas. Ikan ini melakukan migrasi harian dan musiman dan dapat ditemukan di samudera pasifik, di panggir pulau terumbu karang di siang hari, dan malam harinya melakukan perjalanan 9 mil keluar pantai untuk mencari makan, dan kemudian kembali lagi ke titik yang sama di hari berikutnya. Ikan tuna sirip kuning, hodup di dekat pantai sampai ke laut lepas, dan ditangkap dengan berbagai cara, yang hidup di dekat pantai biasanya ditangkap dengan cara pancing tonda, huhate, dan jarring insang. Sedangkan yang berada di laut lepas ditangkap dengan cara rawai tuna. Madidihang dipasarkan dalam bentuk ikan segar, tuna beku, atau dikalengkapi Ikan ini digemari dalam berbagai macam masakan, termasuk untuk dipanggang dan dijadikan sashimi. Madidihang juga merupakan tantangan yang menarik bagi penggemar olahraga memancing. Ikan tuna sirip kuning merupakan ikan epipelagis. Yang menghuni lapisan atas perairan samudera, menyebar ke kolom air sampai di bagian atas termoklin. Kebanyakan ikan tuna sirip kuning mengarungi samudera lapisan kolom air 100 m ke atas, dan jarang menembus lapisan termoklin, namun ikan ini mampu menyelam jauh ke dalam laut. Ikan tuna sirip kuning di samudera hindia menghabiskan 85 % waktunya di dalam laut kurang dari 75 m (Sumadiharga, 2009). Iakn tuna sirip kuning memakan berbagai ikan ikan kecil, cumi cumi, udang dan kepiting. Ikan ini merupakan pemburu yang handal, dengna matanya yang besar dan indra penciumanya yang tajam untuk 5 mencari mangsanya. Kapasitas maksimum isi perut ikan tuna sirip kuning adalah 7 % dari berat tubuh mereka, dan setiap harinya mengonsumsi makanan 15 % dari berat tubuh mereka (Sumadiharga, 2009) 2.3 DAUR HIDUP Menurut cole (1980), ikan tuna sirip kuning memijah pada musim semi dan musim panas, di belahan bumi utara. Ikan ini memijah sepanjang tahun di daerah katulistiwa, di samudera pasifik puncak pemijahan terjadi dalam bulan juli sampai dengna November, dan tingkat kedewasaan ikan tuna sirip kuning dicapai pada ukurab yang berbeda beda. Di samudera pasifik di katulistiwa, tuna sirip kuning menjadi dewasa pada panjang 70-80 cm. pada umumnya di samudera hindia mulai memijah pada panjang 90 cm yang umurnya 2 tahun (Sivasubramaniam, 1965). Hasil berbeda dicatat oleh Yuen dan jones (1957), dan Kikawa (1967 dalam Cole 1980), masing masing mendapatkan ukuran kedewasaan pada panjang 120 cm dan 110 cm di samudera pasifik. Apabila panjang ikan tuna sirip kuning, 90 cm dan 110 cm maka fekunditasnya adalah 6 juta telur dan 11 juta telur. Cole (1980), menelaah rasio kelamin ini. Perbandingan ikan jantan dan betina ternyata seimbang. Tetapi ikan yang mencapai 140 cm atau lebih ikan jantan lebih banyak.Ikan tuna sirip kuning merupakan predator yang rakus, dan ikan ynag cepat memijah. Walaupun umur ikna ini agak panjang, tetapi beberapa ikan ini ada yang sudah mencapai matang gonad pada umur 1 tahun meskipun pada umumnya baru matang gonad pada umur 2 atau 3 tahun. Ikan ini memijah beberapa kali, sepanjang thaun di laut terbuka pada suhu 25,6 derajat selsius. Ikan tuna betina yang panjangnya 180 cm dapat menghasilkan delapan juta telur. Distribusi larva di perairan khatulistiwa adalah melintasi samudra sepanjang tahun, tetapi ada perubahan musiman dalam kepadatan larva di perairan subtropis. Hal ini diyakini bahwa larva terjadi secara eksklusif di bidang air hangat, yaitu di atas termoklin. Sekolah terjadi lebih sering di dekat-permukaan air, terutama oleh ukuran, baik dalam monospecific atau kelompok multispecies. Meskipun distribusi tuna kuning di Pasifik hampir terus menerus, kurangnya bukti untuk migrasi panjang berkisar timur-barat atau utara-selatan orang dewasa menunjukkan bahwa mungkin tidak ada pertukaran antara banyak tuna kuning dari timur dan Pasifik tengah, atau antara orang-orang dari Barat dan Pasifik tengah. Ini mengisyaratkan adanya subpopulasi. 6 2.4 Pemanfaatan Ikan Tuna Sirip Kuning 2.4.1 Manfaat Komersial Ikan tuna merupakan ikan konsumsi yang mempunyai nilai komersial yang tinggi, karena ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein yang sangat tinggi namun memiliki kandungan lemak yang rendah. Tuna mengandung protein berkisar antara 22,6 – 26,2 g/100 g daging. Lemak antr 0,2 – 2,7 g/100 g daging. Selain itu tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A, dan vitamin B Dalam kelompok ikan tuna, bagian yang dapat dimakan berkisar antara 50 -60 %. Kadar protein daging putih tuna lebih tinggi daripada daging merahnya. Namun sebaliknya, ikan tuna memiliki kadar lemak daging yang lebih rendah dari daging merahnya.Ikan tuna memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan termasuk jenis ikan yang paling banyak dicari dan dicuri dari perairan Indonesia, disebabkan karena rasanya yang lezat. Daging ikan ini sangat menarik karena sebagian besar dagingnya kemerah merahan walaupun ada sebagian dagingnya berwarna putih, ikan ini biasanyan sangat tepat dibuat sashimi (makanan khasjepang). Dagingnya mengandung lema yang tinggi sehingga sangat nikmat untuk dibakar dan dipanggang daripada digoreng atau diolah dengan teknik lainya.Pada tahun 2002, tuna dalam bentuk segar dapat diperoleh sebanyak 18.011,5 ton dari bali, dan 17.471 ton dari muara baru yang diekspor ke Negara jepang, Malaysia, dan jerman (Proctor et.al., 2003). Ikan tuna sirip kuning merupakan ikan yang tergolong penting dalam perdagangan ikan di dunia karena peminatnya yang cukup banyak, terutama daerah eropa, jepanag, china, dan sebagainya. Sebagai sumber pangan, madidihang mengandung air dalam deret 70 sampai 80%, protein antara 18% sampai 20%, lemak antara 0,5% sampai lebih dari 20%, serta berbagai vitamin dan mineral. Sesudah ditangkap dan mati, secara keseluruhan madidihang akan mengalami proses penurunan mutu (proses deteriorasi), baik disebabkan oleh faktor-faktor intern (dalam tubuh madidihang) maupun faktor ekstern (lingkungan) yang menjurus pada penurunan mutu Mengingat ikan tuna segar khususnya madidihang mempunyai mutu yang sangat labil, maka untuk mempertahankan kesegaran awal selama mungkin, maka penangananya harus tangkas, cepat dan teliti, kemudian ikan secepatnya didinginkan dengan cara menyelimuti tubuh ikan dengan es hancuran (crush iced) atau es kepingan (flake iced). 7 pendinginan air laut dingin (chilled sea water) ikan segera dicelupkan dan disimpan dalam palka air laut dingin. Biasanya setiap kapal dilengkapi dengan alat pengontrol suhu sehingga suhu di palka dapat diatur sedemikian rupa sekitar 0derajat selsius 2.4.2 Manfaat Non Komersial selain manfaat komersial, ikan tuna juga memiliki manfaat non komersial diantaranya yaitu manfaat ekologi. Ikan tuna memiliki peranan penting dalam rantai makanan, terutama karena ikan ini suka bermigrasi secara kelompok sehingga momen ini digunakan oleh pemangsa lain untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup 2.5 Metode Penangkapan 2.5.1 Rawai tuna (tuna longllne) Rawai tuna atau tuna longline adalah alat penangkap tuna yang paling efektif. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah pancing yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000 – 2.000 mata pancing untuk sekali turun.Rawai tuna umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Alat tangkap ini bersifat pasif, menanti umpan dimakan oleh ikan sasaran. Setelah pancing diturunkan ke perairan, lalu mesin kapal dimatikan. sehingga kapal dan alat tangkap akan hanyut mengikuti arah arus atau sering disebut drifting. Driftingberlangsung selama kurang lebih empat jam. Selanjutnya mata pancing diangkat kembali ke atas kapal. Umpan longline harus bersifat atraktif. misalnya sisik ikan mengkilat, tahan di dalam air, dan tulang punggung kuat. Umpan dalam pengoperasian alat tangkap ini berfungsi sebagai alat pemikat ikan. Jenis umpan yang digunakan umumnya ikan pelagis kecil, seperti lemuru (Sardinella sp.), layang (Decopterus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), dan bandeng (Chanos chanos). 2.5.2 Huhate (pole and line) Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan pemancingan. 8 Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat penyemprot air.Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing. Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal. Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri (Stolephorus spp.). 2.5.3 Pukat Cincin Pukat cincin atau purse seine adalah sejenis jaring yang di bagian bawahnya dipasang sejumlah cincin atau gelang besi. Dewasa ini tidak terlalu banyak dilakukan penangkapan tuna menggunakan pukat cincin, kalau pun ada hanya berskala kecil. Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan. Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line di antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan serok atau penciduk. 9 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Jenis tuna menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis tuna tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur tetapi dipengaruhi oleh garis lintang. Distribusi ikan tuna di laut sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal meliputi jenis(genetis), umur dan ukuran, serta tingkah laku(behaviour). Perbedaan genetis ini menyebabkan perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis, dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, di antaranya adalah parameter oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan kedalaman lapisan thermoklin, arus dan sirkulasi massa air, oksigen dan kelimpahan makanan. 3.2 SARAN Kita harus mengadakan penelitian tentang distribusi ikan tuna di Indonesia. Karena untuk sekarang ini ikan tuna belum dimanfaatkan dengan baik di Indonesia. Sehingga kita dapat mengekspor ikan tuna ini ke Negara-negara luar. 10 DAFTAR PUSTAKA Andamari, R, dan J. Hutapea. (2003). The reproduction biology of yellofin tuna (Thunnus albacores) from indian ocean. Paper internasional marine and fisheries IMFS : 135-140. Asosiasi rawai tuna Indonesia. (2010). Laporan tahunan produksi yellofin tuna di Indonesia. Jakarta. Ball, D.V.,dan Rao, K.V. (1984). Marine fisheries. Tata megraw – hill publishing company, limited. New delhi. 470 hlm. Cole, J. S. (1980). Synopsis of biological data on the yollowfin tuna, tunnus albacores (bonnaterre, 1788), in the pacific ocean. Inter American tropical tuna commission, la jolla, California. Special reports, 2 : 71 -150. Collette, B.B., dan C. E. Nauen. (1983). FAO species catalogue. Scombrids of the world. An annoted and illustrased catalogue of tunas. Mackerels, Bonitos and related species known to date. FAO. Rome. FAO Fis synop. 125 (2) : 137 pp Djuhanda, T. (1981). Dunia ikan. Bagian I. kehidupan ikan dalam ekosistem perairan di Indonesia.20 hlm Effendie, M, I. (2002). Biologi perikanan. Yayasan pustaka nusantara. Yogyakarta. http://dhamadharma.wordpress.com/2011/11/09/eksplorasi-ikan-tuna Miazwir, (2012). Analisis aspek biologi reproduksi ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacores) yang tertangkap di samudera hindia. FMIPA : Universitas Indonesia. Nakamura, H. (1969). Tuna distribution and migration. Fishing book ltd. London. Proctor, C. H., M.F.A. Sondita, R., I. Wahyu, T.L. O. Davis, J.S. Gunn dan R. Andamari. (2003). A review of Indonesia’s Indian osean tuna fisheries ACIAR project FIS/2001/079. Sumadiharga, O.K. (2009). Ituna pusat penelitian oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia : 129 hal. Tambunan, D. M. D., (1964). Penangkapan ikan tuna dengan longline. Skripsi dalam mata ajaran teknik penangkapan fakultas perikanan IPB, 1964. 11 LAMPIRAN PERTANYAAN : 1. NAMA : Ninin dona K NIM : 125080101111022 PERTANYAAN : Lebih untung mana lele dumbo atau lele biasa? JAWAB : Dalam oemanfaatanya kedua lel ini sama sama menguntungkan karena memiliki kandungan gizi yang sama, yang mana diperlukan bagi tubuh manusia. Tapi dala segi ekonomi pasti lele dumbo lebih diunggulkan daripada lele biasa, karena ukuran dan rasanya lebih enak, tidak hanya itu lele dumbo tinggal dilingkungan yang agak bersih daripada lele biasa, oleh karena itu lele dumbo memiliki pamor yang lebih baik daripada lel biasa, dan pemanfaatnya pun lebih banyak lele dumbo daripada lel biasa. 2. NAMA : Tsalisatus faiz F NIM : 125080101111048 PERTANYAAN : Bagaimana daur hidup ikan lele dumbo ? JAWAB : pada dasarnya ikan lele sama dengan ikan lainya, yaitu ia berangkat dari telur, larva, juvenile, dan menjadi dewasa. Tetapi ikan ini beda dengan ikan lainya pada saat isa muda katakanlah masih larva, ikan lele dumbo ini dusad ada ciri kanibalisme, ia memakan jneisnya sendiri jika ia mulai lapar, sehingga tingkat kelulusan hidupnya sedikit sekali. 3. NAMA : Gilbert turnip NIM : 125080101111071 PERTANYAAN : Apa kesulitan dalam pembudidayaan ikan lele ini ? JAWAB : Untuk kesulitan sendiri hamper tidak ada, karena ikan ini ikan yang tahan banting ia dapat menyesuaikan diri dengan baik, ha nya saja harus diwaspadai ketika ia berada di satu tempat yang sama, dikarenakan sifat kanibal akan muncul. Apabila sifat itu mulai muncul maka yang harus dilakukan pemisahan menurut ukuran, dan pemberian nutrisi yang cukup agar tidak ada lagi makan memakan jenisnya sendiri. 12 4. NAMA : Zahrotun nasichah NIM : 125080100111048 PERTANYAAN : Apa perbedaannya jika ikan lele diberi makan dengan sayur dan daging? JAWAB : mengenai perbedaan itu tidak ada selama makanan yang diberikan masih termasuk makanan alami, hanya saja ada perbedaan pada kandungan proteinya, jelas lele yang diberi makanan daging mempunyai kandungan protein yang berlebih, tidak menutup kemungkinan jika nantinya ukuranya lebih besar jika dibandingkan dengan lele yang diberika makan dengan sayuran itu. 5. NAMA : Fadlan dinur R NIM : 125080107111010 PERTANYAAN : Apakah patil ikan lele dumbo dapat dimanfaatkan ? JAWAB : Metodologi pengobatan tradional menyebutkan ikan lele ternyata tidak hanya nikmat disantap sebagai lauk pauk. Lebih itu, jenis ikan berkepala keras ini pada bagian organ tubuhnya memiliki khasiat tergolong ampuh. Patil (taji, red) ikan lele ternyata dipercayai dapat meningkatkan kejantanan lelaki yang kebanyakan membutuhkan tenaga ekstra ini. Caranya dengan dibuat ramuan yang mirip dengan metode pembuatan jamu. Yakni, tidak dengan dimakan sebagaimana ketika kita menyajikannya sebagai lauk-pauk. Namun, melalui cara menjadikan patil lele sebagai bubuk yang pada pemakainnya bisa diminum dengan cara diseduh menggunakan air hangat. Tentu sangat praktis karena itu bubuk ini tidak beda jauh dengan bubuk jamu tradisional. Itu pun siapa saja dengan mudah bisa membuat ramuan patil lele ini. Untuk mendapatkan khasiat terbaik, ramuan patil lele bisa ditambahkan kopi bubuk yang diseduh hangat-hangat. Konon, bagi yang pernah merasakan khasiat serbuk patil lele ini, orang akan merasakan kasiat melebihi keampuhan serbuk sirip hiu. Selama ini tentang mitos serbuk sirip ikan hiu memang diakui keampuhannya. Hanya saja karena harganya mahal tidak semua orang bisa menikmati. Awalnya, khasiat patil lele untuk mendongkrak kejantanan lelaki ini ditemukan oleh Sabhu Suryoadmodjo, salah seorang ahli pengobatan tradisional yang membuka praktik di Jakarta. 13 6. NAMA : Yoeshi ayu L NIM : 125080101111039 PERTANYAAN : Apa perbedaan pemijahan laami dengan pemijahan buatan ? JAWAB : Pemijahan alami bisa dibilang cara yang paling sederhana, karena tidak memerlukan banyak pekerjaan. Namun tingkat keberhasilannya sangat rendah, karena sangat tergantung pada alam. Meski kedua induk jantan dan betina matang gonad, tetapi tingkat kematangannya sulit ditentukan secara visual, sehingga seringkali pemijahan gagal. Kegagalan dalam pemijahan dapat menghambat proses produksi. Pemijahan semi alami tak sesederhana pemijahan alami. Ada satu pekerjaan yang harus dilakukan, yaitu menyuntik atau memasukan hormon perangsang pada induk betina. Namun tingkat keberhasilannya bisa lebih tinggi. Meski kematangan induk sulit ditentukan secara visual, tetapi telur yang ada dalam tubuh dipaksa untuk keluar, hingga terjadi pemijahan. Hambatan dalam produksi masih bisa ditekan. Pemijahan buatan sangat rumit, karena harus melalui beberapa tahapan kerja, yaitu menyuntik induk betina, mengambil sperma, membuat larutan sperma, mengurut telur dan mencapurkan telur dengan sperma. Tetapi tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Telur yang tidak keluar pada pemijahan alami dan semi alami dipaksa untuk keluar, melalui proses pemaksaan (diurut). Target produksi dapat dicapai. Meski memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi pemijahan buatan memiliki beberapa kelemahan, yaitu memerlukan keahlian khusus. Keahlian itu tidak gampang diperoleh. Kelemahan lain, diantaranya memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk menyediakan bahan-bahan dan perlatan. Ditambah dengan satu kerugian, yaitu induk jantan harus dibunuh, untuk diambil spermanya. 7. NAMA : Diklawati jatayu NIM : 125080101111038 PERTANYAAN : Mengapa memilih ikan lele untyk dipresentasikan ? JAWAB : Karena ikan memiliki potensi yang bagus, dan sedikit sekali orang ynag mau membudidayakanya, untuk itu saya mau mengambil tema ikan lele untukdijadikan bahan presentasi. 14 8. NAMA : Jauhar kaanna putra NIM : 125080101111035 PERTANYAAN : Mengapa ikan tuna memijah sepanjang tahun di katulistiwa ? JAWAB : Karena ikan ini memijah menurut suhu yang optimal, dan perairan yang cocok menurutnya, untuk samudera hindia (daerah katulistiwa) memiliki kisaran suhu yang pas untuk mereka melakukan pemijahan, sehingga banyak ikan tuna ini memijah sepanjang tahun yang tak peduli entah itu musim kemarau ataupun hujan, yang penting suhunya yang pas, yaitu sekitaran 20 derajat selsius. 15