PENGARUH PROPOLIS TERHADAP KOLAGENISASIPADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA SUBKUTAN PUNGGUNG MENCIT YANG DIINDUKSI BAKTERI ACTINOBACILLUS ACTINOMYCETEMCOMITANS Asdar Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Abstract Propolis, the resinous hive product by bees, is important in the defence of the hive. It is know that extract of propolis exhibits such pharmacological activities as antimicrobia, antiviral, antifungal, anti-inflamatory, immunostimulatory and promote wound healing. The objective of this study was to investigate the influence of the propolis on the formation of collagen in the wound healing process of the subcutan injury of mice that were induced with Actinobacillus actinomyctemcomitans (A.actinomyctemcomitans) This study applied 24 female BALB/c mice of 2 - 3 months of age with the weight of 20 -30 grams. On the first day the whole population were injected with A.actinomyctemcomitans subcutanly. The second day mice were randomly devided into two groups that was the group with special treatment and the controlled ones. The group under treatment were given the extract of propolis 100 mg/kg body weight every day. While the controlled ones were only given aquades. Histological observation was conducted upon each group on the third, seventh and fourteenth days after A. actinomyctemcomitans injection. There-suits of the observation was based on the density collagen fiber. The data obtained then analyzed by using Mann-Whitney U test. The results of the present study indicated that the administration of 100 mg/kg BWpropolis peroral may stimulate collagen synthesis. Keywords: Propolis, Actinobacillus actinomyctemcomitans,Collagen fiber PENDAHULUAN A.actinomyceterncomitans sebagai Penyakit periodontal agen etiologi penyakit periodontal disebabkan oleh akumulasi bakteri des-truktif disebabkan plak tersebut memiliki dan produknya pada bakteri sejumlah permukaan gigi dan subgingiva. determinan Diantara lebih 300 spesies bakteri "pacteriocin, yang ditemukan dalam rongga mulut kolagenase, endotoksin, fibroblast manusia, diperkirakan hanya 10 - 20 inhibitory factor, bone resorption spesies dalam inducing periodontal produksi yang patogenesis berperan penyakit virulensi yaitu : leukotoksin, factor, sitokin menginduksi dari makrofag, destruktif. Salah satu bakteri yang memodifikasi fungsi netftrofil, dan diketahui dominan pada penyakit secara periodontal imunogltfbulin yang menginvasi sel- destruktif adalah Actinobacillusactinomycetemcomita (A.actino-mycetemcomitans).1-2 ns Bakteri ini dikenal sebagai penyebab sejumlah infeksi pada rongga mulut, .terutama penyakit in vitro mendegradasi sel epithel. Selain itu juga terjadi respon pada pejamu berupa peningkatan antibodi dalam serum atau saliva pada pasien LJP.7 Kolagen adalah protein periodontal yang destruktif pada berbentuk serat yang tersebar luas orang dewasa. Disamping itu bakteri dalam tubuh dan merupakan bagian ini dapat utama jaringan ikat padat sehingga menyebabkan infeksi ekstra oral kolagen merupakan protein fibrosa diantaranya abses terbanyak dalam tubuh (30% dari osteomyeleitis total protein). Kolagen merupakan juga otak, diketahui endocarditis, pneumonia, dan infeksi pada saluran kencing.3- komponen 45 tulang, tendo, ligamen, otot, kulit Pada percobaan yang dilakukan pada bakteri mencit, ini ditemukan dapat 6 bahwa menimbulkan utama kartilago dan dan struktur lainnya.9,10 Sel yang berperan abses subkutan. pembentukan Kemampuan fibroblas. dalam kolagen proses adalah Penghambatan pertumbuhan fibroblas atau akan perusakan diekspresikan adalah kemampuannya menstimulasi sistim imun, serta sebagai penurunan sintesis kolagen memacu dan selanjutnya akan termanifestasi danjaringan. dalam beberapa bentuk penyakit Pada peruiodontal maupun penyakit lainnya.8'9 pembuatan dilakukan Walaupun telah untuk pembentukan sel penelitian ini, luka pada dengan mencit menginjeksi diterima secara subkutan punggung mencit secara urflum bahwa antibiotik tidak dengan bakteri A.actinomycetem- diperlukan dalam perawatan rutin comitans periodontitis, abses subkutan.6 tetapi dengan sehingga akan terjadi seringrvya terjadi kegagalan pada perawatan secara mekanis, maka BAHAN DAN CARA pemberian antibiotik sebagai terapi 1. Pembuatan Ekstrak Propolis tambahan perawatan penyakit Propolis yang digunakan periodontal secara mekanis dapat adalah propolis dari jenis lebah menj adi pertimbangan.'' Trigona sp., yang berasal dari Dewasa ini terdapat usaha Sulawesi Selatan. Proses ekstraksi alami propolis dilakukan di laboratorium kesehatan, PPOT-UGM. Teknik ekstraksi yang merflanfaatkanbahan-bahan dalam pelayanan Propolis merupakan satu digunakan adalah teknik Reflux. produk alami yang dihasilkan oleh Setelah dilakukan ekstraksi, etanol lebah diuapkan madu salah yang digunakan sehingga diperoleh sebagai perekat untuk memelihara ekstrak kering. Propolis tersebut sarangnya.12 Sejumlah penelitian kemudian menunjukkan akuades mempunyai bahwa efek propolis antimikroba diencerkan untuk dengan mendapatkan konsentrasi 2 mg/ml. Dosis yang terhadap bakteri (gram positif dan digunakan dalam penelitian ini gram negatif), anti jamur dan anti adalah dosis tunggal sebesar 100 viral. 13-15 Efek lain dari propolis mg/kg BB atau 0,1 mg/g BB. 2. Preparasi Bakteri A.actinomyceterncomitans Pembiakan dalam tabling eppendorf Bakteri dan ditambah 90 ml tripan biru. A.actinomycetemcomitans diperoleh Sepuluh mikroliter suspensi hasil dari pengecatan laboratorium Fakultas UGM. bakteri. diencerkan sebanyak 10 ml dituang Mikrobiologi Kedokteran Bakteri Hewan tersebut - ini chamber lalu dituang ke haemositometer, dikultur kemudian dalam Tood- Hewitt Broth (Oxoid). mikroskop Media bakteri pembesaran 400 X. Total jumlah sel dibuat dengan cara: 30 g Tood- bakteri dari setiap 1 ml suspensi Hewitt Broth dimasukkan dalam 1 bakteri liter akuades, disuplemen dengan menggunakan formulasi : Sel per ml 1% (wt/v) yeast extract kemudian = A X 10 X 104 (A = jumlah bakteri disterilkandalam (121°C dalam 5 kotak). Suspensi bakteri selama 15 menit). Suasanaanaerob dibuat dalam jumlah 1 X 10" bakteri/ diperoleh lOOmlPBSsteril. pembiakan autoklaf dengan memasukkan dalamsunkup anaerob. Kemudian (pada suhu dibawah cahaya dengan ditentukan dengan 3. Pelaksanaan Penelitian sunkup anaerob dimasukkan dalam inkubator diamati Dalam penelitian ini 37°C digunakan mencit BALB/c betina dengan 5% C02). Bakteri dipanen umur 8-10 minggu dengan berat setelah 6 hari. Perhitungan jumlah badan 20 - 30 g. Dua puluh empat sel bakteri A.actino- ekor mencit yang telah dipilih sesuai mycetemcomitans. Untuk dengan kriteria dibagi dalam 2 menimbulkan abses subkutan pada kelompok yang sama besar yang punggung mencit digunakan bakteri dibagi A.actinomycetemcomitans kelompok jumlah sel 1 x 10 1118 dengan Perhitungan jumlah sel dilakukan menggunakan haemositometer suspensi dengan bakteri yang cara : telah secara acak. diinjeksi Kedua bakteri A.actinomycetemcomitans pada hari pertama. Mulai pada hari kedua kelompok perlakuan diberi ekstrak propolis peroral dengan dosis 100 mg/kg/BB/hari, sedang (100 mg/kg/BB/hari). Pensukuran kelompok kontrol diberi plasebo dengan dosis luka/abses. dan dilakukan cara yang sama dengan jangka Cara pembuatan luka/abses pada terpanjang punseuns mencit. Alat suntik 1 ml abses, diisi reratanya. bakteri A.actinomycetemcomitans Cara pengukuran dengan kelompok perlakuan. suspensi diameter sorong. menggunakan Diukur dan diameter terpendek dari dihitung nilai kemudian Pembuatan dan pengecatan yang berisi 1 x 10" bakteri. Mencit sediaan disiapkan pada alat fiksasi (trap) histologis dilakukan pada hari ke-3, yang selanjutnya disuntik secara ke-7 subkutan pada daerah punggung. kelompok. Cara peroral. sediaan dan pengecatan serabut Pemberian ekstrak propolis dan kolagen dilakukan dengan metode plasebo dilakukan sehari setelah Mallory.19 injeksi Bagian pada pemberian obat A.actinomycetemcomitans kelompok dan ke-14 Pemeriksaan pada Proses pembuatan Pemilihan yang kedua sediaan. menjadi target dan pengirisan adalah titik pusat luka kontrol. Pemberian obat dilakukan atau bekas luka yang telah ditandai dengan sebelumnya. alat perlakuan histologic suntik yang telah Setiap dimodifikasi ujung jarumnya diberi diiris bulatan kecil dengan diameter 2 pemotongan dari permukaan ruar mm atau kanula.Kanula tersebut kulit ke dalam (vertikal). Dari 15 dimasukkan mencit irisan diambil 5 irisan secara acak secara untuk tersebut. ke mulut Kemudian menjadi 15 blokjaringan diwamai. irisan.Arah Dari 5 perlahan-lahan kanula dimasukkan irisan/preparat diambil 1 sampel sampai mencapai secara acak, sehingga didapatkan 4 lalu sampel lambung ujungnya {intragastric), alat dari tiap dan kelompok. suntik ditekan secara perlahan agar Pengamatan pengumpulan obatnya masuk ke lambung mencit data. Pengamatan serabut kolagen dilakukan di bawah mikroskop kebermaknaan pengaruh propolis cahaya. Kriteria penilaian histologis terhadap dibuat kepadatan kolagen antara kelompok perlakuan serabut kolagen yang dibuat dengan dan kelompok kontrol ditunjukkan modifikasi kriteria pada penelitian pada label 1. Soesilowati-Handogo.20 Tabel 1. Hasil uji Mann-Whitney berdasarkan dilakukan Penilaian berdasarkan kriteria kepadatan serabut pengaruhpropolis terhadap sebagai berikut: kepadatan serabut kolagen dan (+) antara kelompok kontrol (A) dan : Serabut kolagen terlihat sangat tipissedikit? (++) kelompokperlakuan (B) Mean Rank : Serabut kolagen terlihat Penilaian menyebar tipis sedikit (+++) Kepadatan : Serabut kolagen terlihat serabut Klp.A Klp.B p 9.33 15.67 0.022* kolagen Keterangan: *: bermakna pada p < 0,05 sedang (++++) : Serabut kolagen terlihat padat/tebal Pada Tabel 1 tampak bahwa kepadatan serabut kolagen Hasil yang diperoleh diubah dalam kelompok perlakuan menun- bentuk skor sebagai berikut: jukkan perbedaan yang bermakna (+) skor = 1; (++) skor = 2;(+++)skor = 3; (++++) skor = 4%. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara menggunakan statistik metode statstistik dibanding kelompok kontrol (p<0,05). Untuk mengamati lebih lanjut pengaruh lama waktu pemberian propolis terhadap kepadatan Mann-Whitney U test dengan taraf serabut kolagen antara kelompok signifikansi 95%. perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 2. HASIL PENELITIAN Tabel 2. Hasil uji Mann- Rangkuman hasil pengujian Whitney perbedaan kepadatan statistik menggunakan uji Mann- serabut kolagen antara kelompok Whitney kontrol(A) dan kelompok perlakuan untuk mengetahui (B) pada hari-hari pengamatan: menunjukkan Hari kolagen yang semakin tinggi.Hasil Mean Rank ke Kip. 3- A Klp.B P' 4,00 5,00 0,495 7 3,00 6,00 0,046* 14 2,75 6,26 0,036 * Keterangan:*bermakna pada p ≤ 0.05 kepadatan serabut pengamatan ini didukung analisis statistik pada tabel 2.Gambaran serabut kolagen subkutan daef ah punggung luka mencit Hasil analisis statistik pada kelompok perlakuan dan kontrol Tabel 2 tampak bahwa pada hari pada hari ke-7 ditunjukkan pada ke-3, selisih diameter abses awal- Gambar 1. akhir menunjukkan perbedaan yang bermakna perlakuan kelompok pada hari ke-14, tampak bahwa kontrol (p<0,05), serabut kepadatan serabut antara dan sedangkan Pada pengamatan histologis kelompok kolagen pada semakin kedua padat.Data kolagen antara kelompok perlakuan analisis statistik pada Tabel 2 juga dan kontrol tidak berbeda bermakna menunjukkan (p>0,05), sedang pada hari ke-7 serabut kolagen pada kelompok dan perlakuan lebih tinggi dari kelompok ke-14, kepadatan serabut kolagen menunjukkan perbedaan bahwa kepadatan kontrol. yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol (p<0,05). Bedasarkan pengamatan histologis, tampak bahwa pada hari ke-3 serabut kolagen sudah terbentuk pada kedua kelompok, walaupun terlihat kepadatannya sangat tipis, dan masih tidak tampak perbedaan kepadatannya serabut kolagen antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.Selanjutnya pada hari ke-7, Gambar 1A.Gambaran serabut kolagen daerah subkutan punggung mencit pada hari ke-7. pada kelompok perlakuan. Serabut kolagen tampak berwarna biru. Pengecatan Mallory. Pembesaran 100 X. Walaupun dalamstudi literatur tidak disebutkari peran propolis secara langsung terhadap fibroblas, dapat diduga bahwa propolis berpengaruh secara tidak langsung terhadap fibroblas, yaitu antara lain melalui Gambar IB. Gambaran serabut kolagen daerah subkutan punggung mencit pada hari ke-7. pada kelompok kontrol. Serabut kolagen tampak berwarna biru. Pengecatan Mallory. Pembesaran 100 X. perantaraan makrofag. penelitian Scheller dkk21 disebutkan bahwa propolis mempunyai sifat imunogenitas mengaktifasi PEMBAHASAN diduga Hasil penelitian menunjukkan dengan cara makrofag. Dapat makrofag untuk pada kolagen.Pendapat perlakuan yang memproduksi diberi propolis dengan dosis 100 didukung mg/kg BB dibanding inilah yang selanjutnya menstimulasi fibroblas bahwa kepadatan serabut kolagen kelompok Dari tersebut Tatefuji berbeda bermakna menyatakan kelompok kontrol.Ini mempunyai serabut dkk bahwa efek yang propolis meningkatkan dapat diartikan bahwa kolagenisasi penyebaran dan mobilitas makrofag luka mencit yang diinduksi bakteri murine. Menurut Fawcett24 dan A.actinomycetemcomitans Hefti25 makrofag antara lain pada kelompok perlakuan lebih cepat memproduksi Interleukin 1 (TL-1), dibanding fibroblast growth factor (FGF) dan kelompok 17 Menurut Kaal, kontrol. 21 Scheller dkk dan tumor necroting factor (TNF). Ghizalberti22 salah satu karasteristik Fibroblast growth factor diketahui propolis mempunyaikemampuan adalah kemampuan pembentukan Karasteristik mempunyai menstimulasi sel ini dan jaringan. penting dalam mempercepatpenyembuhan luka. menginduksi mencit, fungsi proliferasi sedanglL-l antara lain fibroblas mempunyai memediasi remodeling, reparasi dan inflamasi jaringan melalui proses fisiologis kompleks, dan patologis. Interleukin 1 dan TNF leukotoksin, kolagenase, fibroblast dapat memacu proliferasi fibroblas. inhibitory factor (FIF).7,8 Leukotoksin Keduanya A.actino-mycetemcdmitans bersifat kemotaksis yaitu antara lain: terhadap fibroblas dan selanjutnya memperlihatkan spesifisitas sitolitik menstimulasi sintesis kolagen.26 dengan Pada hari ke-3, walaupun merusak polimorfonuklear lekosit (PMN) dan 8 didapatkan bahwa dari data kasar makrofag. Menurut Socransky dan tampak kepadatan serabut kolagen Haffajee,28leukotoksin kelompok perlakuan lebih tinggi dari A.actinomycetemcomitans kelompok hanya mem-pengaruhi PMN dan analisis kontrol, namun statistik bermakna.Hal tidak ini hasil tapi tidak berbeda monosit/makrofag, mungkin membunuh limfosit B dan T, atau disebabkan karena pada hari ke-3 niemfasilitasi virulensi bakteri imun. Bakteri ini juga memproduksi masih protein yang dapat mengaktivasi dengan penekan sel T. Selain itu adanya A.actinomycetemcomitans tinggi yang diameter ditandai abses pada kedua determinan penekanan juga virulensi sel-sel kolagenase kelompok belum menurun.Dengan pada demikian aktivitas toksin bakteri mycetemcomitansakan masih lebih dominan dibanding zat menyebabkan aktif propolis. Menurut Mitchell dan yang Cotran26 dan Spector dan Spector27 jaringan, yang semakin diperparah penyebab oleh adanya FIF yang menghambat gangguan paling proses lazim dalam kolagenisasi bakteri sudah sintesis A.actino- degradasi kolagen terbentuk kolagen. dalam Penghambatan adalah inflamasi aktif yang terus pertumbuhanfibroblas diekspresikan menerusdisebabkan dengan oleh infeksi penurunan bakteri. Diketahui bahwa bakteri kolagen.Dalam A.actiiiomycetemcomitans juga memiliki sejumlah determinan virulensi yang diketahui sintesis keadaan normal bahwa serabut kolagen terbentuk pada sekitar hari ke-5.29 Dengan demikian dapat mempunyai potensi antimikroba difahami mengapa pada hari ke-3 secara in vivo terhadap bakteri penampakan serabut kolagen pada A.actinomycetemcomitans. Menurut kelompok perlakuan dan kontrol Kaal,17 Root30 kandungan asam masih sangat sedikit. ferulat Hasil analisis statistik pada dari propolis mempunyai efek diketahui antimikroba hari ke-7 dan 14 menunjukkan terhadap bakteri gram positif dan bahwa kepadatan serabut kolagen gram pada kelompok perlakuan berbeda antimikroba tersebut maka jumlah bermakna dengan kelompok kontrol. maupun Ini berarti bahwa pada hari ke-7 dan A.actinomycetemcomitans 14 serabut kolagen pada kelompok menurun, perlakuan menunjukkan kepadatan menfasilitasi terjadinya proses yang lebih tinggi dibanding dengan kolagenisasi dengan baik. kelompok kontrol. Komponen cinnamic dan flavonoid Analisis decara deskriptif negatif. virulensi yang menghambat sampai pada hari ke-3 tidak ada dari Untuk kedua kelompok yang menunjukkan antimikroba penyembuhan bakteri abses. efek bakteri akan selanjutnya dari propolis dilaporkanjuga dapat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa luka Dengan motilitas membuk-tikan propolis bakteri.15 daya terhadap A.actinomycetemcomitans Selanjutnya pada kelompok hari ke- diperlukan penelitian lebih lanjut. 7, satu dari kelompok perlakuan Sementara menunjukkan perlakuan yang belum mengalami penyembuhan, itu, pada kelompok sedangkan pada kelompok kontrol penyembuhan tidak ada.Pada kelompok hari ke- kontrol, 14, tiga dari kelompok perlakuan kolagen juga tetap berlangsung, menunjukkan penyembuhan, sebagaimana hasil yang ditunjukkan sedangkan pada kelompok kontrol di bawah pengamatan mikroskop tetap tidak ada. Dari data ini dapat serta dalam uji statistik yang dapat diduga dilihat pada Tabel 2. Dari fakta bahwa ekstrak propolis maupun kelompok proses sintesis serabut tersebut dapat bahwa menstimulasi fibroblas mensintesis walaupun masih terdapat aktivitas kolagen. Walaupun proses kolagen- bakteri A.actinomycetemcomitans isasi terjadi pada kedua kelompok, pada daerah luka namun tidak hasil analisis statistik menunjukkan menghentikan sintesis bahwa kepadatan serabut kolagen Hal pada kolagen diajukan proses oleh fibroblas. ini kelompok perlakuan lebih mungkin disebabkan karena pada tinggi dari pada kelompok kontrol. hari k-7 dan 14, virulensi bakteri Kondisi A.actinomycetemcomitans sudah dengan menurun. Penelitian yang ekstrak propolis yang diberikan dkk31 secara sistemik pada kelompok mulai dilakukan oleh menunjukkan Saglie bahwa konsentrasi ini disamping efek perlakuan, berkaitan antimikroba juga dari mungkin yang rendah lipopolisakarida (LPS) disebabkan dari propolis yang dapat menstimulasi bakteri A.actinomycetemcomitans menstimulasi oleh karasteristik sistim imun. Aktivitas imunologis makrofag yang dari propolis diduga selanjutnya mempengaruhi IL-1 a, dengan IL-1 b dan tumor necroting factor meningkatkan kapasitas fagositnya (TNF). Hal Takemura oleh dan juga pengaruhnya terhadap dkk (1998) cit. faktor-faktor regulasi sel B dan sel yang sel menyatakan LPS pada tergantung pada T.21 KESIMPULAN konsentrasi stimulasi.Pengamh LPS bifasik, konsentrsi yang didukung bahwapengamh bersifat makrofag ini Susilowati32 proliferasi aktivasi berkaitan berarti rendah mening-katkan LPS proliferasi pada mampu sel, Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian propolis peroral dengan dosis 100 mg/kg BB dapat memacu luka subkutan sebaliknya pada konsentrasi yang kolagenisasi lebih punggung mencit yang diinduksi tinggi.Seperti yang telah disebutkan EL-1 dan TNF dapat bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans. Rev.Infect.Dis.11:46-63. 5. Picket, M.J., Hollis, D.G., and SARAN Diperlukan penelitian lebih Bottone, E.J., Miscellanous Gram Dalam 1991, negative lanjut mengenai pengaruh propolis Bacteria. Manual of terhadap aktivitas sel makrofag dan Clinical Microbiology, IA.Balows, fibroblas secara langsung. editor, Ed. ke-5, American Society for Microbiology, Washington DAFTAR PUSTAKA 1. Carranza, F.A., D-C, Him. 420. (ed), 1984, Glickman's Clinical 6. Chen, P.B., and Saunders Analysis Philadelphia, Him. 361-90. 1994, Evidence of Zambon, J.J., 1991, in vitro on lymphoproliferative 2. Socransky,S.S.andHaffajee,A.D, bacterial L.B., Neiders, M.E., Reynolds, H.M. Periodontology, Ed. Ke-6, W.B. Company, Davern, responses and antibody formation following subcutaneus injection etiology: a historical perspective, Actinobacillus Periodontol. 2000,5:7-25. actinomycetemcomitans of and 3. Brooks, G.F., Butel, J.S. and Wolinella recta in a murine Ornstan, L.N., 1991, Jawetz, model, Oral Microbiol. Immunol., Melnick and Adelberg's medical 6:12-16. microbiology, ke-19, 7. Haffajee, A.D. and Socransky, Appleton & Lange, California, S.S., 1994, Microbial etiological Him. 227. agents of destructive periodontal 4. Kaplan, Ed. A.H., Weber, D.J., Oddone, E.Z. and Perfect, J>R., 1989, Infection due to Actinobacillus 78-111. 8. Fives-Taylor, P.M, Meyer, D. and Mintz, actinomycetemcomitans: cases deseases, Periodontol. 2000, 5: and 15 review, factors K., of topathogen 1996, Virulence the periodon- Actinobacillus actinomycetemcomitans, J. Periodontol., 67: 291 - 7. Christov, R. and Popov, S., 1999, Antibacterial, antifungal 9. Junqueira, L.C. and Carneiro, J. and antiviral activity of propolis and Kelley, R.O., 1995, Basic of different geographic origin, J. Histology, Ed. ke-8, Appleton Ethnopharmacol., 64(3): 235-40. and Lange, Stamford, Him. 88117. 15. Mirzoeva,O.K., and 10. Bergman, R.A., Heidger, Afifi, P.M., A.K., 1996, Grishanm,R.N., Calder,P.C, Antimicrobial Propolis 1997, Action and of Some Histology,W.B. Saunders Co., Components: Phila Growth Membrane Potential and delphia, Him. 42-53. Motility of same of Bacteria, 11. Madinier,I.M., Hitzig,C, Fosse,T.B., Charbit,Y. the of Effect on Microbial Res.,152:239-46. and 16. Chen, Y., 1993, Apiculture in Hannoun,L.R., 1999, Resistence China, pp: 96-8, Agricultural profile survey Publishing House. strain of of periodontal Actinobacillus 17. Kaal, J., 1991, Natural Medicine actionmycetemcomitans, from Honey Bees (Apitherapy), J.Periodontol.,70:888- Kaal's 12. Hill, R., natural 1981, Propolis antibiotic, Ed. Thorsons Publisher the ke-6, Ltd, Wellingborough. 13. Ikeno,K.,Ikeno,T., and Printing House, Amsterdam, Him. 8-21. 18. 18. Herminajeng, E., 2001, Respon Imun Protektif Terhadap Protein Permukaan Actinobacillus actinomyte Miyazawa,C, 1991 ,Effect of mecomitans Pada Mencit, Tesis, Propolis Universitas on Dental Caries inRats, Caries Res.,25: 347 351. 14. Kunjungiev, Serkedjieva, Y, Tsvetkova,L, Bankova., Mada, Yogyakarta. 19. The A., Gadjah Histology Staff, 1966, Laboratory Syllabus Cell and Tissue Structure, University of California, Medicine, School San of Fransisco, California, Him. 59-66. Gambaran Macrophage Spreading and Mobility, Biol.Pharm.Bull.,19(7): 966-70. 20. Soesilowati-Handogo, 1988, Enhance A.S.K., mikroskopik 25. Fawcett, D.W., 1994, Textbook of Histology,Ed. ke-12, ligamentum periodontale tikus Chapman (Rartus norvegikus) post-natal York, Him. 133-168. setelah radiasi dengan sinar gamma in utero, & Biology of the Periodontium, Yogyakarta. 2000,3:64-75. G., Gabrys, J., New Normal Periodontol. 27. Mitchell, R.N and Cotran, R.S., 1997, 22. Szumlas, J., Eckert, L. and Hall, 26. Hefti, A.F., 1993, Aspects of Cell Tesis, Universitas Gadjah Mada, 21. Scheller, S., Gazda, G., Pietsz, A Acute and Chronic Inflammation, dalam V. Kumar, Shani, J., 1988, The ability of R.S.Cotran ethanol extract of propolis to Basic Pathology, 6 th ed., W.B. stimulate plaque formation in Saunders Co., Philadelphia. immunized mouse spleen cells, Pharmacol. Res. Commuh.,20(4): 323 - and S.L.Robbins: 28. Spector, W.G and Spector, T.D., 1989, An Introduction to General Pathology, Ed. ke-3, terj. oleh: 23. Ghisalberti, EX., 1979, Propolis: Soetjipto, Haryoso, A. Hana and A Review, Annual Report of the P. International Yogyakarta, Him. 71-165. Bee Research Association, Western Australia, Him.59-84. GMU Press, 29. Socransky, S.S. and Haffajee, A.D., 24. Tatefuji, T, Izumi, N., Ohta, T., Astuti, 1991, Microbial mechanisms in the pathogenesis Arai, S., Ikeda, M. and Kurimoto, of M., and deseases; a critical assesment, Compounds J. Periodont. Res., 26: 195- 1996, Identification Isolation of from Brazilian Propolis Which 212. destructive periodontal 30. Saptoyono, B., 1995, Pengaruh actinomycetemcomitans aplikasi lokal getah pisang pada stimulates penyembuhan produce interleukin-1 and tumor luka pasca pencabutan gigi marmot, Tesis, necrosis Universitas protein, Gadjah Mada, Yogyakarta. macrophages factor mRNA Oral to and Microbiol. Immunol., 5: 256 - 62. 31. Root, A.I., 1983, The ABC and 33. Susilowati, H., 2001, Pengaruh XYZ of bee culture, The A.I. Stimulasi Root Bakteri Gram Negatif Terhadap Company., Ohio, Him. 539-41. Lipopolisakarida Pasasi-0 dan 1 Sel Fibroblas 32. Saglie, F.R., Simon, K., Merrill, Ligamen Periodontal dan J. and Koeffler, H.P., 1990, Gingiva Tikus, Tesis, Universitas Lipopolysaccharide Gadjah Actinobacillus from Mada, Yogyakarta.