JARINGAN OTOT

advertisement
JARINGAN OTOT
• STRUKTUR UMUM
– BENTUK SEL MEMANJANG
– DALAM SITOPLASMA MENGANDUNG KOMPONEN KONTRAKTIL
• ASAL-USUL:
– MESODERM
• FUNGSI
– SEL MAMPU MEMENDEK (KONTRAKSI) SEHINGGA DAPAT
MENGGERAKKAN ORGAN, ATAU JARINGAN SEKITARNYA
• KLASIFIKASI:
– STRUKTURAL
• OTOT SKELET
• OTOT POLOS
• OTOT JANTUNG
– FUNGSIONAL
• DI BAWAH KESADARAN
• DI LUAR KESADARAN
8/17/04
1
SUBOWO
OTOT SKELET
• MAKROSKOPIS:
– OTOT MERAH, OTOT PUTIH, OTOT PERALIHAN
• STRUKTUR MIKROSKOPIS
– BENTUK SEL SILINDRIS MEMANJANG (10 m - 100 m )
SEBAGAI SERABUT
– INTI BANYAK, TERLETAK DI TEPI DI BAWAH MEMBRAN
– DIAMETER SERABUT SAMA
– GAMBARAN GARIS-GARIS GELAP TERANG MELINTANG
– SERINGKALI MEMBENTUK BERKAS
– DALAM SITOPLASMA (SARCOPLASMA) TERDAPAT
MYOFIBRIL (DIAMETER: 2 m - 3 m )
• PENYEBARAN:
– OTOT KERANGKA MENEMPEL PADA TULANG
– DIAFRAGMA
– BEBERAPA ORGAN LAIN: LIDAH, BIBIR, PALPEBRA
8/17/04
2
SUBOWO
OTOT SKELET
M. DELTOIDEUS
MIOFIOBRA
MIOFIOBRIL
8/17/04
3
SUBOWO
KLASIFIKASI OTOT SKELET BERDASARKAN
AKTIVITAS BEBERAPA ENZIM
• SULIT DIBEDAKAN DALAM PEWARNAAN BIASA
– SERABUT OTOT MERAH (AEROB)
• LEBIH KECIL
• LEBIH BANYAK MENGANDUNG MITOKHONDRIA
YANG BERUKURAN LEBIH BESAR
• LEBIH BANYAK MIOGLOBIN
• BANYAK PEMBULUH DARAH ANTARA SERABUT
• LEMPENG Z LEBIH TEBAL
• LEBIH BESAR DAYA TAHAN BERKONTRAKSI
– SERABUT OTOT PUTIH (ANAEROB)
– SERABUT OTOT PERALIHAN
• CAMPURAN ANTARA OTOT MERAH DAN PUTIH
8/17/04
4
SUBOWO
JENIS OTOT SKELET BERDASARKAN AKTIVITAS ENZIM
A= otot merah
An = otot putih
8/17/04
I = otot peralihan
5
SUBOWO
GAMBARAN MIKROSKOPIK OTOT SKELET
8/17/04
6
SUBOWO
PENGORGANISASIAN SERABUT OTOT
• SETIAP SERABUT OTOT DIBUNGKUS JARINGAN
PENGIKAT TIPIS (ENDOMYSIUM) YANG DILALUI
PEMBULUH DARAH
• BEBERAPA SERABUT DIGABUNG MENJADI BERKAS
(FASCICULUS) YANG DIIKAT OLEH JARINGAN
PENGIKAT: PERIMYSIUM
• BEBERAPA BERKAS PRIMER TERSEBUT DIGABUNG
MENJADI SATU BERKAS OTOT DENGAN SELUBUNG
JARINGAN PENGIKAT: EPIMYSIUM. BERKAS OTOT
INI MENCAPAI PANJANG 30 cm.
• BERKAS OTOT INI MENEMPEL PADA TULANG
SEBAGAI INSERSI DAN ORIGO DENGAN PERANTARAAN TENDO
8/17/04
7
SUBOWO
PENGORGANISASIAN SERABUT OTOT
8/17/04
8
SUBOWO
STRUKTUR SUBMIKROSKOPIS
• PLASMA MEMBRAN = PLASMALEMMA
• DALAM SARCOPLASMA TERDAPAT ORGANELA
– MITOKHONDRIA
– KOMPLEKS GOLGI
– MIOFIBRIL YANG TERSUSUN SEBAGAI BERKAS
MYOFILAMEN
• MIOFILAMEN HALUS (5 nm X 2 m) = FILAMEN AKTIN
– TERSUSUN OLEH FILAMEN AKTIN (SUSUNAN G-AKTIN)
• MIOFILAMEN TEBAL (10 nm X 1,5 m) = FILAMEN MIOSIN
– TERSUSUN OLEH MOLEKUL MIOSIN YANG PADA UJUNGNYA
BERBENTUK KAIT YANG MENONJOL
– SARCOPLASMIC RETICULUM
– BERKAS MYOFILAMEN MEMBENTUK SATUAN KONTRAKSI
YANG DISEBUT SARCOMER (SEKITAR 4,5 m)
• SUSUNAN BERKAS MYOFILAMEN MEMBENTUK LEMPENG
A (ANISOTROP) DAN LEMPENG I (ISOTROP)
8/17/04
9
SUBOWO
STRUKTUR SUBMIKROSKOPIS
SARKOMER
8/17/04
SUBOWO
10
SUSUNAN MIOFILAMEN DALAM SARKOMER
• MIOFILAMEN AKTIN BERTUMPU PADA LEMPENG Z
• SATU SARKOMER = JARAK ANTARA 2 LEMPENG Z
• SETIAP MIOFILAMEN TEBAL (MIOSIN) DIKELILINGI OLEH 6 BATANG MIOFILAMEN HALUS
(GAMBARAN SEGI-6)
• SETIAP MIOFILAMEN HALUS (AKTIN) DIKELILINGI
OLEH 3 BATANG MIOFILAMEN TEBAL (GAMBARAN
SEGI-3)
• HUBUNGAN GAMBARAN LEMPENG DENGAN MIOFILAMEN:
– LEMPENG I DIBELAH OLEH LEMPENG Z, HANYA ADA FILAMEN
AKTIN
– LEMPENG A DIBELAH OLEH LEMPENG H, TERDAPAT FILAMEN
MIOSIN DAN AKTIN, KECUALI LEMPENG H HANYA MIOSIN
8/17/04
11
SUBOWO
SUSUNAN MIOFILAMEN DALAM SARKOMER
8/17/04
12
SUBOWO
STRUKTUR PIPA DALAM OTOT
• SARCOPLASMIC RETICULUM = sER PADA OTOT
• 3 BAGIAN YANG BERBEDA STRUKTUR:
– a. BERBENTUK GELEMBUNG MENGAPIT TRANSVERSE
TUBULE (T tubule) PADA DAERAH LEMPENG I, MENGANDUNG ION Ca. Diameter 40 nm - 100 nm
– b. BERBENTUK TABUNG-TABUNG KECIL TERSUSUN
MEMANJANG MENEMPATI DAERAH LEMPENG A DI
LUAR LEMPENG H, DIAMETER: 30 nm - 60 nm.
– c. BERBENTUK RUANGAN-RUANGAN SEMPIT SEBESAR
25 nm - 30 nm, MEMBENTUK ANYAMAN DI DAERAH
LEMPENG H.
• TRANSVERSE TUBULE = PIPA YANG BERAWAL
DARI INVAGINASI PLASMALEMMA PADA
DAERAH LEMPENG Z, BERCABANG-CABANG
BERANYAMAN MENGELILINGI MIOFIBRIL.
8/17/04
13
SUBOWO
SARCOPLASMIC RETICULUM DAN T TUBULE
8/17/04
14
SUBOWO
MEKANISME KONTRAKSI
• TEORI HUXLEY: PADA SAAT KONTRAKSI MIOFILAMEN
AKTIN MELUNCUR DI ANTARA MIOFILAMEN MIOSIN
• UJUNG-UJUNG MIOFILAMEN AKTIN SALING MENDEKAT,
SEHINGGA LEMPENG Z TERTARIK KE ARAH PERTENGAHAN SARKOMER
• SELAMA PERGESERAN FILAMEN AKTIN, TAHAP DEMI
TAHAP TERJADI IKATAN DENGAN KAITAN PADA MIOSIN
YANG DISUSUL DENGAN PELEPASAN IKATAN
• UNTUK BERGESER MAJU, SETELAH TERJADI IKATAN
ANTARA AKTIN DAN MIOSIN, PERLU DILEPAS DAHULU.
UNTUK MELEPAS IKATAN INI DIPERLUKAN ENERGI YANG
BERASAL DARI PENGURAIAN MOL. ATP.
• SETELAH IKATAN TERLEPAS, AKTIN BERGESER MAJU
YANG DISUSUL OLEH IKATAN ANTARA AKTIN DAN
MIOSIN LAGI. DEMIKIAN SETERUSNYA SAMPAI UJUNG
AKTIN MAKIN MENDEKAT
8/17/04
15
SUBOWO
MEKANISME KONTRAKSI
IKATAN
PERGESERAN AKTIN TERHADAP MIOSIN
8/17/04
16
SUBOWO
PERUBAHAN UKURAN LEMPENG
• PADA SAAT KONTRAKSI
– SARKOMER MEMENDEK, SEHINGGA SELURUH SERABUT MEMENDEK
– LEMPENG Z SALING MENDEKAT JARAKNYA
– LEMPENG I MENYEMPIT
– LEMPENG A TIDAK BERUBAH LEBARNYA
– LEMPENG H MENYEMPIT
• PADA SAAT RELAKSASI
–
–
–
–
–
SARKOMER KEMBALI KE KEDUDUKAN SEMULA
LEMPENG Z MENJAUH
LEMPENG I MELEBAR
LEMPENG A TIDAK BERUBAH
LEMPENG H KEMBALI MELEBAR
8/17/04
17
SUBOWO
PERUBAHAN UKURAN LEMPENG
RELAKSASI
KONTRAKSI
8/17/04
18
SUBOWO
PERISTIWA SEBELUM KONTRAKSI
• RANGSANGAN PADA PLASMALEMMA DIDAPAT MELALUI
IMPULS SARAF PADA MOTOR END PLATE, ATAU
RANGSANGAN SECARA LANGSUNG
• PERMEABILITAS PLASMALEMMA UNTUK Na BERUBAH ,
SEHINGGA TERJADI DEPOLARISASI
• DEPOLARISASI DIRAMBATKAN KE SELURUH BAGIAN
PLASMALEMMA, TERMASUK T TUBULE
• HUBUNGAN YANG ERAT PLASMALEMMA DARI T TUBULE
DENGAN SARCOPLASMIC RETICULUM, MENGAKIBATKAN
MEMBRANNYA AKAN MENGALAMI DEPOLARISASI PULA
• MEMBRAN SARCOPLASMIC AKAN MENGALAMI
PERUBAHAN PERMEABILITAS ION Ca.
• ION Ca AKAN KELUAR DARI SARCOPLASMIC RETICULUM
MASUK SARKOPLASMA SEHINGGA TERJADI PERGESERAN
AKTIN DI ANTARA MIOSIN.
8/17/04
19
SUBOWO
MOTOR END PLATE
IMPULS SARAF
8/17/04
20
SUBOWO
HUBUNGAN TENDO DENGAN OTOT
• TENDO MERUPAKAN JARINGAN PENGIKAT
PADAT REGULER
• SERABUT OTOT TIDAK MELANJUTKAN
MENJADI SERABUT-SERABUT KOLAGEN
TENDO
• JARINGAN PENGIKAT PADA JARINGAN OTOT
SKELET MELANJUTKAN PADA JARINGAN
TENDO
8/17/04
21
SUBOWO
HUBUNGAN TENDO DENGAN OTOT
TENDO
OTOT
OTOT
8/17/04
22
SUBOWO
OTOT JANTUNG
• MIKROSKOPIS
– SERABUT DENGAN GAMBARAN GARIS-GARIS
MELINTANG
– SEL-SEL DIGABUNG MEMBENTUK SERABUT DENGAN
BATAS YANG DINAMAKAN DISCUS INTERCALATUS
– BENTUK SEL SILINDRIS BERCABANG, MEMBENTUK
GAMBARAN SEBAGAI ANYAMAN
– SETIAP SEL BERINTI SATU DI TENGAH
– DIBUNGKUS ENDOMYSIUM
– TIDAK TERBENTUK FASCICULUS
• DISTRIBUSI
– DINDING JANTUNG DALAM BENTUK MYOCARDIUM
• FISIOLOGI
– KONTRAKSI DI LUAR KESADARAN
8/17/04
23
SUBOWO
OTOT JANTUNG
SATU
SEL
8/17/04
24
SUBOWO
OTOT JANTUNG
DISCUS INTERCALARIS
8/17/04
25
SUBOWO
GAMBARAN SUB-MIKROSKOPIS
OTOT JANTUNG
• HAL YANG SAMA DENGAN OTOT SKELET:
– HUBUNGAN ANTARA MIOFILAMEN HALUS DENGAN
MIOFILAMEN TEBAL
– SARKOMER
– LEMPENG-LEMPENG
• YANG BERBEDA:
– SUSUNAN MITOKHONDRIA DAN SARCOPLASMIC RETICULUM
TIDAK TERATUR, SEHINGGA:
– BERKAS MIOFILAMEN DALAM MEMBENTUK MIOFIBRIL
TIDAK TEGAS BATASNYA
– SARCOPLASMIC RETICULUM BERBENTUK PIPA YANG BERANYAMAN
– T TUBULES LEBIH BESAR DAN TERDAPAT PADA SETIAP
LEMPENG Z
8/17/04
26
SUBOWO
DISCUS INTERCALARIS
• MERUPAKAN BATAS ANTARA UJUNG-UJUNG SEL
• TERDAPAT PADA DAERAH LEMPENG Z
• 2 BAGIAN YANG BERBEDA STRUKTURNYA:
– PARS TRANSVERSALIS
• SEBAGAI GARIS BERKELOK-KELOK/BERIGI-RIGI DENGAN 2
STRUKTUR YANG BERBEDA:
– 1) MIRIP STRUKTUR DESMOSOM DENGAN CELAH 15 - 20 nm
MENCAKUP DAERAH LUAS: FASCIA ADHERENS
– 2) MIRIP TIGHT JUNCTION (CELAH 2 nm) UNTUK IMPULS
– PARS LATERALIS
• MIRIP STRUKTUR GAP JUNCTION YANG MENCAKUP
DAERAH LUAS
• FUNGSI:
– UNTUK MERAMBATKAN IMPULS
– DESMOSOM UNTUK MEMPERERAT HUBUNGAN ANTAR
SEL
8/17/04
27
SUBOWO
GAMBARAN SUB-MIKROSKOPIS DISCUS INTERCALARIS
OTOT JANTUNG
PARS TRANSVERSALIS
PARS LATERALIS
8/17/04
28
SUBOWO
DISCUS INTERCALARIS DALAM GAMBAR 3 DIMENSIONAL
PARS TRANSVERSALIS
PARS LATERALIS
8/17/04
29
SUBOWO
GAMBARAN SUB-MIKROSKOPIS OTOT JANTUNG
DALAM 3 DIMENSI
8/17/04
30
SUBOWO
OTOT POLOS
• MIKROSKOPIS:
– TERDIRI ATAS SEL BERBENTUK SEBAGAI KUMPARAN
– UKURAN: 20 m - 0,2 mm DENGAN KETEBALAN 6 m
– TERDAPAT SEBUAH INTI DI TENGAH AGAK EKSENTRIK
PADA BAGIAN PERUT SEL
– TIDAK MENAMPAKKAN GAMBARAN GARIS MELINTANG
– TERSUSUN TERSEBAR ATAU MEMBENTUK BERKAS
TERSUSUN RAPAT
• DISTRIBUSI
– DINDING ALAT-ALAT DALAM
– KULIT
8/17/04
31
SUBOWO
OTOT POLOS
8/17/04
32
SUBOWO
OTOT POLOS
8/17/04
33
SUBOWO
OTOT POLOS
POTONGAN MEMANJANG
POTONGAN MELINTANG
8/17/04
34
SUBOWO
SUB-MIKROSKOPIK OTOT POLOS
• ORGANELA:
–
–
–
–
MITOKHONDRIA
MIKROTUBULI
GRANULAR ENDOPLASMIC RETICULUM
RIBOSOM BEBAS
• MIOFIBRIL
– TERSUSUN OLEH 2 JENIS MIOFILAMEN:
• MIOFILAMEN HALUS : Diameter 6 - 7 nm
• MIOFILAMEN TEBAL: Diameter : 13 nm
– SEJAJAR DENGAN SUMBU PANJANG SEL
– POLA SUSUNAN TIDAK SEPERTI PADA OTOT JANTUNG
DAN OTOT SKELET, MELAINKAN TERSEBAR
• KAVEOLA: LEKUKAN PLASMALEMMA SETARA DENGAN
T TUBULES
8/17/04
35
SUBOWO
SUB-MIKROSKOPIK OTOT POLOS
TIDAK TAMPAK MIOFILAMEN
8/17/04
36
SUBOWO
MIOFILAMEN OTOT POLOS TIDAK TERSUSUN
SEPERTI PADA OTOT SERAN LINTANG
CAVEOLA
RELAKSASI
KONTRAKSI
8/17/04
37
SUBOWO
PERSARAFAN OTOT
• OTOT SKELET
– MOTORIK
• MOTOR ENDPLATE
– SENSORIK
• MUSCLE SPINDLE
• OTOT JANTUNG
– MELALUI SISTEM KONDUKSI (DIBICARAKAN PADA
HISTOLOGI KHUSUS)
• OTOT POLOS
– TIPE MULTI-UNIT: SETIAP SEL MENDAPATKAN
AKHIRAN SARAF
– TIPE VISERAL: SEBERKAS SEL OTOT MENDAPAT
SATU UJUNG SARAF, DITERUSKAN MELALUI GAP
JUNCTION
8/17/04
38
SUBOWO
HISTOGENESIS DAN REGENERASI OTOT
• HISTOGENESIS
– BERASAL DARI MESODERM YANG BERDIFERENSIASI
MENJADI MIOBLAS SEBAGAI SEL INDUKNYA
• REGENERASI
– OTOT SKELET: MASIH MUNGKIN DARI MIOBLAS
– OTOT POLOS : SEL OTOT POLOS MITOSIS
– OTOT JANTUNG: SANGAT SULIT, KALAU ADA
KERUSAKAN OTOT JANTUNG BIASANYA DIGANTI
OLEH JARINGAN PENGIKAT
8/17/04
39
SUBOWO
Download