tugas anlan minggu 2 - Blog UB

advertisement
TUGAS MATA KULIAH
ANALISIS LANSKAP TERPADU
“REVIEW MATERI DAN PROSES PEMBENTUKAN PULAU JAWA”
Disusun Oleh:
Nama
: Titin Eka S.
NIM
: 135040218113013
Kelas : C
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Teori Plate Tektonik
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori
Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas
lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit
bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan
astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Inti dari teori
lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan- lempengan besar
yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini
dibuktikan oleh pakar- pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima sejak
tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya
gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua- benua selalu
bergeser.
Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng -lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu sebagai berikut
A. Konvergen
Konvergen yaitu gerakan saling bertumbukan antar lempeng tektonik. Tumbukan
antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara
lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung
laut atau lipatan. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan
benua disebut zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng
benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan
merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest
Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut zona
subduksi (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan
lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan
Andes.
B. Divergen
Divergen yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat
berpisahnya
lempen-lempeng
tektonik
disebut
zona
divergen (zona sebar pisah). Lempeng bergerak saling menjauh (berlawanan). Pada batas
pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari lapisan mantel (
magma ) ke permukaan bumi dan membeku sehingga membentuk punggung laut.
C. Sesar Mendatar (Transform)
Transform yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik.
Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara
yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang
lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat.
Pulau Jawa :
Jawa bagian timur diyakini berasal pecahan kecil benua Australia (sejumlah peneliti
menyebutnya sebagai East Java Microcontinent). Bagian timur ini diperkirakan mulai
‘menabrak’ dan bergabung dengan bagian barat sekitar 100-70 juta tahun yang lalu hingga
menciptakan bentuk awal Pulau Jawa yang ada saat ini.
Artinya, Pulau Jawa terbentuk dari gabungan dua lempeng benua dan bagian barat
Pulau Jawa diyakini memiliki umur yang lebih tua dibanding bagian timurnya. Batas di
antara kedua bagian ini tertandai dengan adanya sesar purba yang membentang dibawah
Sungai Luk Ulo di Kebumen, Jawa Tengah, menyeberangi Laut Jawa dan berakhir di
Pegunungan Meratus yang membelah Kalimantan Selatan.
Secara struktural Jawa merupakan bagian dari busur pulau yang terletak pada tepian
lempeng daratan yang bertemu dengan kerak lempeng lautan yang bergerak ke utara
dibawahnya yang lebih dikenal dengan zona subduksi. Berikut sejarah terbentuknya Pulau
Jawa berdasarkan perhitungan skala waktu geologi :
1. Awal masa cretaceous, Lempeng Indo-Australia bergerak ke utara dan Lempeng
Pasifik bergerak ke barat yang menabrak (subduksi) masuk ke bawah Lempeng
Eurasia. Tumbukan Mikro Daratan Lolotoi dengan Dataran Sunda bagian tenggara
menghasilkan
komplek
batuan
melange
dengan
pola
arah
timur laut memotong Laut Jawa saat ini
2. Akhir masa cretaceous, terbentuk basin yang teregang secara lokal dan dipengaruhi
suatu komponen wrench yang meluas secara lateral pada tumbukan tersebut.
3. Masa paleo-eocene belakang busur terbentuk suatu rangkaian struktur halus yang
berarah timur barat.
4. Awal-pertengahan masa miocene, beberapa bagian zona ini mengalami pengangkatan
menghasilkan suatu bentukan yang disebut dengan “Central High”.
5. Masa Miocene akhir terjadi kompresi utara selatan yang disebabkan pengangkatan
dan pembalikan di sepanjang patahan dari half graben sehingga membentuk struktur
antiklin muda.
Pengangkatan berlanjut hingga sekarang dengan terbentuknya rangkaian pulau yang
memotong dari timur ke barat. Jika melihat kenampakan morfologi, Pulau Jawa dahulunya
adalah lautan, hal ini dibuktikan di pesisir selatan Pulau Jawa terdapat banyak gunung kapur
dan batuan gamping (endapan marine/laut) yang membujur dari barat hingga ke timur Pulau
Jawa. Perlu di ketahui bahwa gunung/batuan gamping merupakan endapan laut (bekas koral)
yang seringkali ditemukan fosil-fosil binatang laut. Kemudian sekitar 20 juta tahun SM, zona
tumbukan lempeng Australia dengan lempeng Asia terkunci dan menyebabkan menunjamnya
lempeng Australia dibawah lempeng Asia. Penunjaman ini berlangsung hingga sekarang dan
menyebabkan munculnya gunung-gunung api sebelah selatan PulauJawa yang kemudian
diikuti oleh proses pengangkatan lempeng Asia dan keluarnya material-material dari gunung
berapi, yang akhirnya terbentuklah Pulau Jawa sekarang
(Awang, 2004)
REFRENSI
Awang H.Satyana and Cipi Armandita, 2004, Deepwater Plays of Java Indonesia, Regional
Evaluation on Opportunities and Risks, Indonesian Petroleum Association , Proceeding
Deepwater and Frontier Exploration in Asia and Australasia Symposium.
Download