bab i pendahuluan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bukit Mujil merupakan sebuah bukit terisolir yang berada disebelah timur
Pegunungan Kulon Progo yang dikenal dengan sebutun Gunung Mujil. Keberadaan
bukit Mujil tentu tidak terpisahkan dari sejarah tektonik dan vulkanik yang pernah
terjadi di daerah tersebut. Terutama keberadaanya terhadap pegunungan Kulon
Progo.
Menurut Bemmelen (1970), bukit Mujil terbentuk sebagai efek dari proses
tektonik yang pernah terjadi di Pegunungan Kulon Progo yang menyebabkan
longsoranya Formasi Andesit Tua. Hal ini didukung oleh dip Pegunungan Kulon
Progo yang mengarah ke timur. Selain itu, disekitar bukit Mujil ditemukan endapan
Koluvium berupa rombakan material yang tak terpisahkan dari Formasi Andesit
Tua juga mendukung pendapat bahwa bukit Mujil terbentuk dari proses longsoran
Formasi Andesit Tua. Akan tetapi, pendapat ini masih diragukan karena mekanisme
pembentukannya hanya berdasarkan pada teori undasi dan belum melibatkan teori
tektonika lempeng.
Namun, jika ditinjau dari segi vulkanisme yang pernah terjadi pada masa
lampau, bukit Mujil juga dapat diperkirakan sebagai sebuah cabang intrusi (dyke)
yang bersumber dari Pegunungan Kulon Progo atau sebagai sebuah tubuh intrusi
dari basement yang bersumber tepat di bawah bukit Mujil (Harjanto, 2011). Untuk
menjawab salah satu dari kedua kemungkinan mekanisme di atas, maka perlu
dilakukakan kajian sifat fisis bawah permukaan dengan menggunakan metode
geofisika. Salah satu sifat fisis yang dapat diukur adalah nilai resistivitas batuan
dengan menggunakan metode Audio Magnetotellurik (AMT). Metode AMT
sebelumnya telah banyak digunakan untuk mengetahui batas cekungan (Tabod,
dkk., 2008), identifikasi keberadaan struktur geologi berupa patahan (Yamaguchi,
dkk., 2010), membedakan perlapisan antar formasi bawah permukaan (Ruliang,
2014), dan lebih lanjut metode AMT digunakan untuk eksplorasi mineral (Lap,
dkk., 2014), panas bumi (Seki, dkk., 2015).
1
2
Penggunaan metode AMT di daerah penelitian diharapkan dapat
memberikan respon berupa kontras nilai resistivitas antara Formasi Andesit Tua
dan Formasi Nanggulan serta perkiraan tubuh intrusi. Dengan terbedakannya
respon ketiga litologi tersebut, maka mekanisme terbentuknya bukit Mujil sebagai
bukit yang terisolir dapat diketahui. Belum pernah dilakukan penelitian tentang
kajian bawah permukaan di daerah penelitian menggunakan metode AMT
mendorong peneliti untuk mengkaji variasi resistivitas bawah permukaan melalui
pengukuran medan EM dipermukaan.
1.2. Rumusan Masalah
Menurut referensi, umur dan jenis litologi bukit Mujil memiliki kemiripan
dengan Formasi Andesit Tua dari Pegunungan Kulon Progo (Rahardjo, dkk., 1995).
Penelitian geologi yang pernah dilakukan oleh Bemmelen (1970) dan kajian
vulkanostratigrafi
oleh
Harjanto
(2011)
masih
menimbulkan
beberapa
kemungkinan mekanisme terbentuknya bukit Mujil. Oleh karena itu,
untuk
membuktikan salahah satu dari kemungkinan yang ada, perlu dilakukan kajian
bawah permukaan menggunakan metode geofisika. Metode yang biasa digunakan
untuk melakukan penyelidikan geofisika bawah permukaan adalah metode refraksi
dan metode resistivitas listrik. Akan tetapi kedua metode ini mempunyai kendala
akomodasi lapangan yaitu sulit dioperasikan pada daerah pegunungan dan hanya
mampu menjangkau target yang relatif dangkal (Cho, dkk., 2000).
Kelemahan
metode
geofisika
di
atas
melatarbelakangi
peneliti
menggunakan metode AMT untuk mempelajari litologi bawah permukaan bukit
Mujil. Beberapa kelebihan metode AMT dibanding metode geofisika lainnya yaitu
relatif lebih mudah dioperasikan pada daerah pegunungan, mampu menjangkau
target yang lebih dalam hingga beberapa ratus meter kebawah (Cho, dkk., 2000),
menggunakan sumber medan EM alami sehingga relatif aman bagi lingkungan
(www.zonge.com), dan metode AMT sangat memungkinkan untuk membedakan
batas antar formasi serta mengidentifikasi keberadaan tubuh intrusi berdasarkan
kontras nilai resistivitas medium yang terukur. Fokus penelitian ini adalah
menjawab permasalahan apakah bukit Mujil merupakan longsoran dari Formasi
3
Andesit Tua, sebuah cabang intrusi dari Pegunungan Kulon Progo atau intrusi dari
basement yang bersumber tepat di bawah bukit Mujil.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan pemodelan maju untuk mengidentifikasi litologi bawah permukaan
dan menjelaskan mekanisme terbentuknya bukit Mujil sebagai bukit terisolir.
2. Menyelidiki unjuk kerja alat stratagem versi 26716-01 REV. D.
1.4. Batasan Masalah
Untuk mengetahui mekanisme terbentuknya bukit Mujil, maka penelitian
ini dibatasi pada pemodelan 1D. Data lapangan yang digunakan adalah data AMT
dari hasil akuisisi pada tanggal 29 Juli - 5 Agustus 2015 dan hasil akuisisi pada
tanggal 22 - 23 Agustus 2015 dengan luas area survei 5 km x 5 km.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Menambah informasi mengenai mekanisme pembentukan bukit Mujil
berdasarkan kajian geofisika bawah permukaan.
2. Menambah basis data geofisika di wilayah Kulon Progo sebagai acuan dalam
kajian ilmu geofisika di masa yang akan datang.
3. Mendapatkan gambaran mengenai unjuk kerja alat AMT yang digunakan pada
penelitian ini sebagai catatan pada akuisisi data kedepan.
4. Besarnya peluang untuk dipublikasikan karena kajian resistivitas bawah
permukaan bukit Mujil menggunakan metode AMT belum pernah dilakukan
sebelumnya.
Download