Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 AKTIVITAS ENZIM AMILASE, LIPASE, DAN PROTEASE DARI LARVA Hermetia illucens yang diberi pakan jerami padi Ateng Supriyatna1, Dea Amalia2, Ayu Agustini Jauhari2, Dyna Holydaziah2 Email: [email protected] ABSTRAK Kemampuan larva Hermetia illucens untuk hidup dalam sampah organik, mengindikasikan bahwa larva tersebut dapat memanfaatkan sampah tersebut sebagai pakan. Dalam saluran pencernaannya larva tersebut mengeluarkan enzim pencernaan untuk mengkonversi sampah organik menjadi protein dan lemak tubuh. Aktivitas enzim organisme dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu optimum aktivitas enzim amilase, lipase dan protease dari usus larva H. illucens yang diberi pakan jerami padi. metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan memberikan faktor variasi suhu (30℃, 35 ℃, 40 ℃, 4 5℃, dan 50 ℃). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan aktivitas enzim amilase, lipase, dan protease pada setiap suhu yang berbeda. Aktivitas enzim amilase pada variasi suhu secara berturutturut 0,30 U/mL, 0,39 U/mL, 0,42 U/mL, 0,30 U/mL, 0,28 U/mL. Aktivitas enzim amilase optimum pada suhu 40 ℃yaitu 0,42 U/mL. Aktivitas enzim lipase pada variasi suhu secara berturut-turut yaitu 0,22 U/mL, 0,24 U/mL, 0,41 U/mL, 0,32 U/mL dan 0,21 U/mL. Aktivitas enzim lipase optimum pada suhu 40 ℃ yaitu 0,41 U/mL. Aktivitas enzim protease pada variase suhu secara berturut-turut yaitu 0,57 U/mL, 0,67 U/mL, 0,87 U/mL, 0,96 U/mL, 0,77 U/mL. Aktivitas enzim protease optimum pada suhu 45 ℃yaitu 0,96 U/mL. Kata kunci: amilase, lipase, protease, Larva H. illucens PENDAHULUAN ditemukan hidup di tumpukan sampah Kemampuan larva Hermetia illucens organik atau pada kotoran hewan ternak. untuk hdup dalam sampah organik Melihat membuka H.illucens potensi kemungkinan larva lain, diduga tersebut, larva mengekskresikan untuk senyawa kimia berupa enzim untuk menghasilkan enzim amilase, lipase, dan menghidrolisis substrat yang digunakan protease. sebagai Larva H.illucens yaitu fenomena H.illucens banyak pakannya. Enzim adalah 18 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 biokatalisator yang berfungsi sebagai organ pada hewan dan tanaman yang katalis dalam proses biologis (Lehninger, secara katalitik menjalankan berbagai 1982). reaksi, Enzim yang dikenal luas seperti hidrolisis, oksidasi, penggunaannya adalah enzim amilase, reduksi, isomerasi, adisi, transfer radikal, lipase, dan protease yang merupakan pemutusan rantai karbon (Sumardjo, enzim senyawa 2009). makromolkul karbohidrat, lemak, dan Secara ptotein. Berdasarkan hal tersebut maka kecepatan, dilakukan “Uji Aktivitas Enzim Amilase, pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh. Lipase, Dan Protease dari Ekstrak Usus Enzim berfungsi sebagai katalisator, Larva yaitu hidrolitik Hermetia pemecah illucens” untuk umum, enzim spesifikasi, senyawa yang menghasilkan dan kedali meningkatkan mempelajari potensi larva H.illucens kecepatan reaksi kimia (Marks, dkk., sebagai penghasil enzim amilase, lipase, 2000). Suatu enzim dapat mempercepat dan protease serta pendegradasi limbah reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat organik. Larva H. illucens memiliki dibandingkan ketika reaksi tersebut tidak enzim protease, amilase, dan lipase, menggunakan katalis. Seperti katalis protease berfungsi mengubah protein lainnya, enzim juga menurunkan atau menjadi asam amino, amilase mengubah memeprkecil energi aktivasi suatu reaksi pati lipase kimia (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009). mengubah lemak menjadi asam lemak Dalam raksi tersebut enzim mengubah dan gliserol. (Kim, dkk., 2011). senyawa yang slanjutnya disebut substrat Enzim merupakan sekelompok protein menjadi suatu senyawa yang baru yaitu yang menjalankan produk, namun enzim tidak ikut berubah perubahan-perubahan kimia dalam sistem dalam reaksi tersebut (Palmer, 1991). Biologi. Enzim dihasilkan oleh organ- Setiap menjadi maltosa, mengatur dan dan enzim memiliki aktivitas 19 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 maksimum pada suhu tertentu, aktivitas protease yang mengandung proteinase enzim akan semakin meningkat dengan dan peptidase (Frazier dan Westhoff, bertambahnya 1983, dalam Ferdiansyah, 2005). suhu hingga suhu optimum tercapai. Setelah itu kenaikan Enzim lipase adalah enzim yang bekerja suhu lebih lanjut akan menyebabkan untuk menghidrolisis lemak dan minyak. aktivitas enzim menurun (Megiadari, Berdasarkan fungsi fisiologisnya enzim 2009) lipase Amilase dapat diperoleh dari berbagai menghidrolisis sumber mikroorganisme, tanaman, dan menjadi asam lemak dan gliserol yang hewan (Aiyer, 2005). Molekul amilum dibutuhkan dalam proses metabolisme. dakan dipercah oleh amilase pada ikatan Enzim lipase ini dapat memecah ikatan α-1,4-glikosida ester pada lemak sehingga menjadi asam dan α-1,6-glikosida mempunyai lemak minyak lemak menjadi endoamilase dan eksoamilase. Supriyanti, 2007). Menurut Mingrui Yu Endoamilase umumnya dikenal seagai α- dkk., (2007) lipase merupakan kelompok amilase, sedangkan eksoamilase dikenal enzim yang secara umum berfungsi sebagai β-amilase (Sumardjo, 2009). dalam Enzim protease (trigliserida) untuk menghasilkan asam pengertian, yaitu dua proteinase yang gliserol dan penting (Richana, 2000). Amilase dibedakan mempunyai dan peranan hidrolisis (Poedjiadi dan triasilgliserol lemak rantai panjang dan gliserol mengkatalisis hidrolisis molekul protein Hermetia illucens merupakan salah satu menjadi fragmen-fragmen yang lebih jenis sederhana, yang dimanfaatkan sebagai pakan tambahan polipeptida bagi ikan dan hewan ternak (Newton menjadi asam amino. Enzim proteoitik dkk., 1977; St-Hilaire dkk., 2007). yang berasal dari mikroorganisme adalah Kandungan protein larva (magot) H. menhdirolisis dan peptidase fragmen serangga potensial untuk 20 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 illucens cukup tinggi, yaitu sekitar 40%. sangat tinggi sehingga menjadi kendala Oliver (2004) melaporkan bahwa larva untuk H. illucens mengandung 42% protein. Pemanfaatan larva H. illucens sebagai Sheppard dan Newton (1994) sumber juga pengembangan akuakultur. protein alternatif berhasil melaporkan hal yang serupa, bahwa mengatasi masalah tersebut (Hem dkk., kandungan protein yang tinggi pada larva 2008). Pakan ikan alternatif ini bisa lalat black soldier dapat digunakan didapatkan dengan harga yang relatif sebagai pakan ternak atau ikan. murah dan efisien. Larva atau magot Hasil lain pada tubuh larva serangga memiliki kandungan protein mencapai adalah memiliki 42%, lemak 35%, dan kadar air hanya kandungan protein tinggi yang dapat 8% (Sheppard dkk., 1994). Tujuan dari dijadikan sebagai suplemen untuk pakan penelitian ternak, kandungan proteinnya hampir aktivitas enzim amilase, lipase, dan sama dengan protein pada tepung ikan protease yang diisolasi dari usus larva (Chiou dkk., 1982; Moreki dkk., 2012). H.illucens, dan 2) mengetahui suhu Larva serangga dapat dijadikan sumber optimum enzim amilase, lipase, dan pakan protease yang dihasilkan dari ekstrak protein. karena Serangga memiliki kandungan protein tinggi (Finke, 2003). Larva atau magot H. digunakan illucens sangat sebagai sumber ini adalah 1) mengukur usus larva H.illucens. potensial protein METODE PENELITIAN pengganti pada pakan ikan dan ternak Ekstrak usus larva H.illucens lainnya. Menurut Hem (2008) dalam Bahan utama yang digunakan adalah penelitiannya Guinea, larva H.illucens dari daerah Cibiru dimana biaya pelet ikan dan bahan Bandung. Bahan kimia yang digunakan seperti tepung ikan, minyak ikan, kedelai meliputi bahan proses ekstraksi dan di Republik 21 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 bahan kimia untuk uji aktivitas amilase, tabung reaksi masing-masing 1 lipase, dan protease. Parameter yang diuji kemudian ditambahkan reagen DNS 1,5 adalah suhu inkubasi pada lima taraf (30 ml dan diinkubasi pada suhu 37 o selama 5 menit, lalu didinginkan dengan Sebanyak 200 ekor larva dibedah pada air bagian dorsal dengan membuat sayatan C, 35 oC, 40 oC, 45 oC, dan 50 oC). o C kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dengan membujur dari kepala hingga anus, menggunakan spetrofotometer kemudian dan panjang gelombang 540 nm. Uji amilase disimpan dalam pelarut buffer posfat dilakukan dengan menambahkan amilum (PBS) pH 7,2 dalam suhu 4 oC. Usus 1% sebanyak 1 ml pada ekstrak enzim larva kasar ususnya divorteks kemudian dipisahkan selama ±1 disentrifugasi menit, mengalir, ml sebanyak 1 ml, pada kemudian dengan diinkubasi pada variasi suhu 30°C, 35°C, kecepatan 14.000 rpm selama 10 menit. 40°C, 45°C, dan 50°C selama 10 menit. Supernatan diambil dengan mikropipet 1 Aktivitas ml yang digunakan sebagai ekstrak menambahkan 2 ml DNS, kemdian enzim kasar untuk dilakukan uji aktivitas diinkubasi pada suhu 37 oC selama 5 enzim amilase, lipase dan protease. menit. enzim Aktivitas dihentikan amilase dengan ditentukan denagn mengukur absorbansi dengan Uji Aktivitas Amilase menggunakan spektrofotometer Sebelm uji aktivitas amilase dilakukan, panjang gelombang 540 nm. pada terlebih dahulu membuat kurva standar glukosa. Larutan glukosa 1000 g/ml Uji Aktivitas Lipase sebanyak 100 ml, diencerkan menjadi Penentuan aktivitas lipase, terlebih berbagai konsentrasi dari 100-600 g/ml. dahulu Tiap konsentrasi dimasukkan kedalam standar. Kurva standar dibuat dengan dilkaukan pengukuran kurva 22 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 menggunakan beberapa ISSN 1979-8911 variasi 6N dan 5 mL heksana. Campuran konsentrasi asam oleat. Konsenrasi yang selanjutnya digunakan adalah konesntrasi 31,68 ; menggunakan voteks tube dan lapisan 63,38 ; 95,04 ; 126,72 ; 158,84 (x 10-2 atas diambil sebanyak 4 mL, kemudian M). Variasi konsentrasi tersebut dibuat ditambahkan 1 mL reagen tembaga (II) dengan menggunakan larutan standar asetat dan diaduk 1 menit. Campuran asam oleat 3,168 M, larutan tersebut diukur dengan spektrofotometer pada diambil sebannyak 1; 2; 3; 4; 5 mL lalu panjang gelombang 715 nm. Aktivitas dincerkan dengan Heksana sampai 10 lipase diukur pada suhu inkubasi yang mL. Campuran selanjutnya diambil 4 mL bervariasi yaitu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan ditambahkan reagen tembaga (II) dan asetat 1 mL diaduk 1 menit. Pengukuran inkubator, dan masing-masing variasi dilakukan menggunakan diperlakukan sama seperti penentuan spektrofotomter pada panjang gelombang aktivitas yang sebelumnya (Yuneta, 2009 715 nm. Penentuan aktivitas lipase ; Kwon dan Rhee, 1986). Untuk larutan dilakukan dengan menggunakan metode blangko dibuat sesuai dengan prosedur Kwon dan Rhee, yaitu substrat yang untuk sampel, tanpa penambahan larutan digunakan dalam metode ini adalah enzim karena larutan enzim diganti minyak zaitun. Minyak zaitun sebanyak 1 dengan menggunakan aquades. dengan 50oC dikocok dengan kuat dengan menggunakan mL, ditambahkan dengan 1 mL buffer fosfat pH 7,2 dan 1 mL larutan enzim. Uji Aktivitas Protease Campuran ini di vortes selama 10 meint Pengukuran aktivitas protease dilakukan dan pada berdasarkan metode Bergmeyer (1983). waterbath selama 20 menit. Selanjutnya Sebanyak 1 mL larutan 2% kasein campuran ditambahkan larutan 1 mL HCl dicampur dengan 1 mL buffer borat (0,01 selanjutnya diinkubasi 23 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 M) pH 8,0, 0,20 mL asam khlorida 0,05 lipase pada suhu yang berbeda. Amilase M dan 0,20 mL ekstrak enzim protease memiliki aktivitas pada suhu 30 °C, 35 (ekstrak usus larva Hermetia illucens) °C, 40 °C, 45 °C, dan 50 °C, secara yang aktivitasnya. berturut-turut yaitu 0,12 unit/mL, 0.13 Kemudian diinkubasi pada watterbath unit/mL, 0.30 unit/mL, 0.27 unit/mL, dan dengan variasi suhu yang ditetapkan 0.13 unit/mL (Gambar 1), aktivitas enzim yaitu : yaitu 30 oC, 35 oC, 40 oC, 45 oC, amilase optimum pada suhu 40 akan dan 50 o ditetapkan o C C selama 10 menit, lalu dengan aktivitas enzim 0,30 unit/mL. ditambahkan 2 mL asam trikhloroasetat Aktivitas enzim lipase pada suhu 30 °C, (TCA) 0,1 M, kemudian diinkubasi 35 °C, 40 °C, 45 °C, dan 50 °C secara selama berturut-turut yaitu 0,44526 unit/mL, 10 sentrifugasi. menit lalu Bagian filtrat lakukan mL 0,6789 unit/mL, 0,8248 unit/mL, 0,5758 dinatrium unit/mL, dan 0,5758 unit/mL (Gambar karbonat 0,4 M dan pereaksi Folin 2), aktivitas lipase optimum pada suhu 40 Ciocalteu’s 1ml dan biarkan selama 20 °C yaitu 0,8248 unit/mL. Aktivitas enzim menit kemudian dibaca absorbansinya protease pada suhu 30 °C, 35 °C, 40 °C, pada panjang gelombang 578 nm. 45 °C, dan 50 °C, secara berturut-turut dicampur dengan 5 mL 1,5 yaitu 0,0516 unit/mL, 0,1088 unit/mL, HASIL DAN PEMBAHASAN 0,1713 unit/mL, 0,1855 unit/mL, dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0,1463 unit/mL (Gambar 3), aktivitas ekstrak kasar usus larva mempunyai protease optimum pada suhu 45 °C yaitu aktivitas enzim amilase, protease, dan 0,1855 unit/mL 24 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 Aktivitas Enzim Amilase (U/mL) 0.45 0.4 0.416 0.389 0.35 0.3 0.305 0.25 0.305 0.278 0.2 0.15 0.1 30 35 40 Suhu (°C) 45 50 Gambar 1. Aktivitas enzim amilase ekstrak usus larva Hermetia illucens 0.45 aktivitas Enzim Lipase Unit/mL 0.4 0.4132 0.35 0.31988 0.3 0.25 0.24385 0.2238 0.2 0.2152 0.15 0.1 0.05 0 30 35 40 Suhu (°C) 45 50 Gambar 2. Aktivitas enzim lipase ekstrak usus larva Hermetia illucens 25 aktivitas enzim (U/mL Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 1.2 1.1 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 ISSN 1979-8911 0.962 0.8665 0.772 0.6715 0.5705 30 35 40 45 50 55 suhu (°C) Gambar 3. Aktivitas enzim protease ekstrak usus larva Hermetia illucens Berdasarkan grafik berpengaruh terhadap atas, suhu yaitu 0,22 U/mL, 0,24 U/mL, 0,41 U/mL, aktivitas enzim 0,32 U/mL dan 0,21 U/mL. Pada suhu 40 amilase, lipase dan protease. Aktivitas ℃ enzim lipase mencapai suhu optimum enzim amilase dari ekastrak usus larva H. untuk menghidrolisis substrat dengan nilai illucens yang diinkubasi pada variasi suhu aktivitas mencapai 0,41 U/mL. Aktivitas 30℃, 35℃, 40 ℃, 45℃, dan 50 ℃ secara enzim proteasae dari ekstrak usus larva H. berturut-turut yaitu 0,30 U/mL, 0,39 illucens yang diinkubasi pada variasi suhu U/mL, 0,42 U/mL, 0,30 U/mL, 0,28 U/mL. 30℃, 35℃, 40 ℃, 45℃, dan 50 ℃ secara Pada suhu 40 ℃ enzim amilase mencapai berturut-turut yaitu 0,57 U/mL, 0,67 suhu menghidrolisis U/mL, 0,87 U/mL, 0,96 U/mL, 0,77 U/mL. substrat dengan nilai aktivitas mencapai Pada suhu 45 ℃ enzim protease mencapai 0,42 U/mL. Aktivitas enzim lipase dari suhu ekstrak usus larva H. illucens yang substrat dengan nilai aktivitas 0,96 U/mL. optimum di untuk optimum untuk menghidrolisis diinkubasi pada varisi suhu 30℃, 35℃, 40 ℃, 45℃, dan 50 ℃ secara berturut-turut 26 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 Pada suhu rendah aktivitas enzim amilase optimumnya dan menyebabkan akktivitas tidak optimal karena energi yang diserap enzim berkurang (Lehninger, 1982). oleh cukup Peningkatan suhu sebelum tercapainya sehingga nilai suhu optimum akan meningkatkan laju enzim tersebut tidak menghidrolisis substrat aktivitas enzim tersebut menjadi rendah. reaksi Sedangkan ketika suhu terlalu tinggi, meningkatnya energi kinetik molekul- enzim akan mengalami denaturasi yaitu mlekul yang bereaksi. Sebaliknya, suhu tergannggunya dinaikkan bagian aktif enzim katalitik enzim sesudah karena suhu optimum sehingga kecepatan reaksinyapun menurun kompleks enzim-substrat yang melampau (Poedjiadi dan Supriyanti, 2007). Menurut energi aktivasi terlalu besar, sehingga Sebayang (2010), struktur tertier enzim memecah ikatan sekunder pada konformasi yang terdiri dari ikatan hidrofobik jika enzim menyerap terjadi mengakibatkan enzim terdenaturasi dan pemutusan dan mengakibatkan terjadinya kehilangan sifat katalitiknya (Novita, W. pembukaan struktur 2006). konformasi enzim energi tinggi akan tertier sehingga sisi aktifnya. Hal ini dan Aktivitas enzim pada serangga secara menurun. umum adalh sekitar 35 – 45 ℃, di bawah Penurunan aktivitas enzim setelah suhu 35 ℃, aktivitas enzim pada serangga akan optimum terjadi karena pada suhu yang sangat paling tinggi dari suhu optimum, protein energi untuk terjadinya reaksi, sedangkan dapat terdenaturasi, selain itu substrat juga jika di atas suhu 50 ℃, enzim akan dapat mengalami perubahan konformasi terdenaturasi sehingga dalam memasuki sisi aktif tidak bergantung pada batas toleransi suhu seleluasa serangga untuk perilaku termoregulasinya menyebabkan berubah dan aktivitasnya seperti pada keadaan suhu lambat dikarenakan kurangnya dengan cepat. bertahan Hal hidup ini dan (Chapman, 27 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 1998). Pada pentatomid, atas. Hal tersebut diduga nutrisi yang Cyclopelta siccifolia, aktivitas optimum terdapat pada jerami padi lebih rendah dari amilase PKM pada serangga ISSN 1979-8911 ususnya adalah 35 dan gandum, sehingga ℃(Neveed, dkk., 2007), sedangkan pada perkembangan larva lebih lama. Namun larva kumbang kelapa Rhynchophorus pada penelitian ini telah membuktikan phoenicic (Omotoso dan Aedire, 2011), bahwa dan larva kumbang, kolanut, Sophrorhinus mengkonsumsi insperatus (Adedire dan Balogun, 1992), satunya adalah jerami padi. larva H. illucens dapat bahan organik, salah aktivitas enzim amilase tertinggi adalah pada suhu 45 ℃. Dalam hal ini, larva H. KESIMPULAN illucens dipelihara pada media dengan Enzim amilase, lipase, dan protease dari kisaran suhu 33 ℃ - 38 ℃, dengan usia ekstrak kasar usus larva Hermetia illucens katif makan hingga 28 hari. yang diberi pakan jerami padi, memiliki Suhu dan kualitas media pertumbuhan nilai aktivitas yang berbeda pada variasi berpengaruh waktu suhu (30, 35, 40, 45, 50) ℃. Aktivitas perkembangan larva. Tomberlin (2002), enzim amilase optimum pada suhu 40 menyatakan bahwa larva H. illucens ℃yaitu 0,42 U/mL, Aktivitas enzim lipase dengan media pertumbuhan gandum pada optimum pada suhu 40 ℃ yaitu suhu 30 ℃ - 36 ℃, perkembangan larva U/mL, sedangkan Aktivitas enzim protease mencapai 18 – 25,9 hari. Rachmawati optimum pada suhu 45 ℃yaitu 0,96 (2009), larva H. illucens yang diperlihara U/mL. terhadap 0,41 pada media PKM (Palm Kernel Meal), perkembangan larva mencapai 19 hari. REFERENSI Usia larva pada penelitian ini sedikit lebih Adedire, C.O. dan Balougn, R.A. 1992. lama dibandingkan dengan penelitian di Amylase Activity In The Gut 28 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 Homogenate Of The Kola Nut Ferdiansyah. V. 2005. Pemanfaatan Weevil. Sophrorhinus Insperatus Kitosan Dari Cangkang Udang Faust Sebagai Matriks Penyangga Pada And Its Response To Inhibitors From Kola Nuts. Insect Imobilisasi Science [Skripsi]. Fakultas Perikanan Dan And Its Application. 13,223-230. Enzim Protease Ilmu Kelautan. IPB. Bogor Aiyer, P.V. 2005. Amylases And Their Finke, D. M. 2003. Gut Loading To Applications. African Journal Of Enhance The Nutrient Content Of Biotechnology. Vol.4 (13). Insects As Food For Reptiles: A Mathematical Approach Volume Bergmeyer, H.V., Grassl. 1983. Method Of Enzymatic Analysis Vol. 22, Issue 2, Pages 147-162. 2. Florida: Weinheim Deefield. Hem, S., Toure, S., Sabla, C., Legendre, M. 2008. Bioconversion Of Palm Chapman, R.F. 1998. The Insect: Stucture And Function. Cambridge University Press. New York. Kernel Meal For Aquaculture: Experience From The Forest Region (Republic Of Guinea). African Journal Of Biotechnology Chiou, Y. Y. And Chen W. J., 1982. Production Protein Of Reared The With Vol. 7(8), Pp. 1192-1198. Maggot Swine Kim, W., Bae, S., Park, K., Lee, S., Choi, Manure. Natl. Sci. Council Mo. W., Han, S., Koh, Y., 2011. (ROC) 10:677-672. Biochemical Characterization Of Digestive Enzymes In The Black 29 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 Soldier Fly, Hermetia illucens Air [Tesis] Jurusan (Diptera: Stratiomyidae). Journal FMIPA. IPB. Bogor. Kimia Of Asia Pasific Entomology. Vol 14. Moreki, J. C., Tiroesele, B., Chiripasi, S. C. 2012. Prospect Of Utilizing Kwon Y.D, Rhee J.S., (1986), A Simple Insect As Alternative Sources Of And Rapid Colorimetric Method Protein For Determination Of Free Fatty Botswana: A Review. Journal Of Acids For Lipase Assay, JAOCS, Animal Science Advances, 2(8): 63: 89-92 649-658. Lehninger, A.L., Biokimia 1982. Jilid Dasar-Dasar 1. Erlangga, Jakarta In G.P., Hosseti, Trehalase 2000. Biokimia Kedokteran Diets In Naveed, A., Dayananda, G.Y., Bhawane, Amylase, Marks, D.B.A.D., Marks, C.M., Smith. Polutry Pentatomid Siccifolia Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Ecophysiol Penerbit Buku Kedokteran EGC. Health.7. B.B. 2007. Invertase And Activity Bug. W. And In The Cyclopelta Journ Of Ocupatio. Jakarta Newton, G.L., Booram, C.V., Barker, Megiandari, A. Dan R.W., Hale, O.M., 1977. Dried Protease Hermetia illucens Larvae Meal Keratinolitik Dari Usus Biawak As A Supplement For Swine. Pencirian 2009. Isolasi Enzim 30 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 Journal If Animal Science, 44, 395-400. Palmer, T. 1991. Understanding Enzyme Third Edition. Ellis Horwood Limited. England Novita, W.K., Arif, F.C., Nisa, Dan Murdiyatmo, U., Karakteristik Kasar Parsial Enzim 2006. Poedjiadi, A., Supriyanti, F.M.T. 2009. Ekstrak Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Protease Dari Universitas Indonesia. Jakarta Bacillus Amyliquefaciens. NRRL B-14396. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 7(2) 96-105. Rachmawati, Buchori, D., Hidayati, P., Hem, S., Fahmi, M.R. 2010. Perkembangan Dan Kandungan Oliver, P. A. 2004. The Bioconversion Of Nutrisi Larva Hermetia illucens Putrescent Wastes. Engineering (Linnaeus) (Diptea: Stratiomydae) Separation Pada Bungkil Kelapa Sawit. J. Recycling (ESR). Washington, Lousiana Entomol. Indon. Vol. 7. No 1, 2841. Otomoso, O.T. Dan Adedire, C.O. 2011. Amylase Activity In The Midgut Homogenate Of Weevil. Phoenicis Palm Rhynchophorus F. Curculionidae). Agriculture The (Coleoptera: Journal And Science. Vol 2(1). Richana, N. 2000. Prospek Dan Produksi Enzim α-Amilase Dari Mikroorganisme. Agro Bio. Vol. 3(2):15-58. Of Biological Sebayang, F. 2005. Isolasi Dan Pengujian Aktivitas Enzim α-Amylase Dari Aspergillus niger Dengan 31 Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911 Menggunakan Media Campuran Onggok Dan Komunikasi Dedak. Penelitian. Jurnal Tomberlin, J.K., Sheppard, D.C., Joyce, Vol. J.A., 2002. Selected Life-History 17(5). Traits Of Black Soldier Flies (Diptera: Stratiomyidae) Reared Sheppard, D.C., Newton, G.L. 1994. Avalue Added Manure On Three Artificial Diets. Ann. Entomol. Soc. Am. 95, 379-286 Management System Using The Black Soldier Fly. Bioresource Technology 50, 275-279. Yu, G., He, P., Shao, L., And Lee, D. 2007. Enzyme Activities In Activated Sludge Flocs. Applied St-Hilaire, S., Sheppard, D.C., Tomberlin, J.K., Irving, S., Newton, G.L., Microbiology And Biotechnology, 77, 605-612. Mcguire, M.A., Mosley, E.E., Hardy, R.W., Sealey, W., 2007. Yuneta, R. 2009. Pengaruh Suhu Pada Fly Prepupae As A Feedstuff For Lipase Dari Bakteri Bacillus Rainbow Subtilis. Skripsi. Fakultas MIPA, Trout, Oncorhynchusmykiss. Journal Of Institut Teknologi Sepuluh The World Aquaculture Society, Nopember, Surabaya. 38, 59-67. 32