1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan tekstil

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang
digunakan sebagai pelindung tubuh. Bahan tekstil yang umum beredar di
pasaran adalah katun, nilon, poliester, dan spandek. Fenomena kecenderungan
permintaan pasar terhadap produk tekstil multifungsi yang memenuhi syarat
kesehatan dan memiliki ketahanan terhadap serangan mikroba merupakan
salah satu pendorong penerapan teknologi nano pada bahan tekstil, terutama
yang mempunyai sifat antibakteri (Jeong, 2005: 5407-5408).
Bahan tekstil dengan sifat antibakteri dapat dikembangkan malalui
pelapisan nanopartikel perak, nanopartikel perak dapat membunuh berbagai
jenis mikroba dalam spektrum cukup luas (Agus Haryono dan Sri Budi
Harmami, 2010: 1-4). Aplikasi nanopartikel perak pada bahan tekstil telah
terbukti efektif dan hemat biaya untuk meningkatkan kinerja sifat antibakteri
serat kain terhadap bakteri Escherichia coli (Agus Haryono dan Sri Budi
Harmami, 2010: 5). Nanopartikel perak berinteraksi dengan membran sel
bakteri yang mengandung protein dengan gugus fungsi sebagai komponen
utamanya, kemudian senyawa perak menyerang rantai metabolisme bakteri,
dan juga berinteraksi dengan molekul DNA hingga pada akhirnya sel bakteri
mengalami kerusakan dan mengalami kematian (Song et al., 2006: 58).
Nanopartikel perak telah banyak digunakan karena memiliki spektrum luas
1
aktivitas antibakteri dan menunjukkan toksisitas rendah terhadap sel mamalia
(Agus Haryono dan Sri Budi Harmami, 2010: 5).
Namun demikian, nanopartikel perak biasanya disintesis secara kimia
menggunakan reduktor dan bahan penstabil tertentu. Metode sintesis kimia
yang memakai bahan-bahan kimia memiliki efek negatif berupa sifat toksik
pada produk dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan (Margareta
Dian Permatasari, 2015: 11). Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya alternatif
bahan antibakteri yang dipreparasi secara ramah lingkungan dan tidak bersifat
toksik bagi lingkungan.
Nanopartikel perak dapat dipreparasi secara green chemistry meggunakan
sintesis biologis. Green chemistry adalah penerapan prinsip penghilangan dan
pengurangan senyawa berbahaya dalam aplikasi produk kimia. Aspek Green
Chemistry adalah meminimalisasi zat berbahaya pada penggunaan katalis
reaksi, penggunaan reagen tidak beracun, penggunaan sumber daya dapat
diperbaharui, peningkatan efisiensi atom, penggunaan pelarut ramah
lingkungan, dan dapat didaur ulang sebagai mana diungkapkan oleh Maria
Ulfa, Praptining Rahayu, Lussana Rossita Dewi (2013: 1). Sintesis biologis
memberikan kemajuan metode kimia dan fisika karena biaya murah, ramah
lingkungan, dapat digunakan dalam sintesis skala besar, dan dalam metode ini
tidak perlu menggunakan tekanan tinggi, energi, suhu, dan bahan kimia
beracun (Elumalai et al., 2011: 88).
Sintesis biologi dapat dilakukan menggunakan mikroorganisme, salahsatunya bakteri. Zhang et al. (2005: 285) menyatakan bahwa Corynebacterium
2
dapat mengabsorpsi dan mereduksi perak. Selain itu, menurut Sneha et al.
(2010: 989) Corynebacterium glutamicum merupakan bakteri bersifat tidak
patogen pada manusia dan dapat membentuk nanokristal perak bersifat
antibakteri.
Uji
aktivitas
antibakteri
biasanya
dilakukan
terhadap
bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penggunaan kedua bakteri
dikarenakan bakteri tersebut patogen pada manusia. Staphylococcus aureus
sering ditemukan sebagai penyebab infeksi kulit dan selaput lendir pada
manusia. Infeksi kulit pada manusia oleh bakteri ini dapat menyebabkan bisul,
borok, serta nanah pada luka (Brooks, Janet, dan Stephen, 2005: 317-322).
Escherichia coli mudah berkembang di banyak tempat dan kondisi, oleh karena
itu bakteri ini dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya sebagai
bakteri patogen (Dwidjoseputro, 2008: 82-83).
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli memiliki fase-fase
pertumbuhan sama meliputi fase lag, fase log, fase eksponensial, dan fase
stasioner. Selain itu, kedua jenis bakteri patogen ini merepresentasikan
karakteristik bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Mengacu pada
pernyataan Kane dan Kandel (2006: 385) kedua tipe bakteri ini memiliki
perbedaan spesifik pada komposisi lapisan penyusun dinding sel. Struktur
dinding sel dapat digunakan sebagai indikator resistensi mikroba karena di
bagian inilah terjadi kontak langsung dengan zat-zat atau senyawa dari luar sel
(Dwidjoseputro, 2008: 17).
3
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai
aktivitas antibakteri dari bahan tekstil dilapisi nanopartikel perak yang
dipreparasi oleh Corynebacterium glutamicum FHCC-0062. Sifat antibakteri
pada bahan tekstil yang dilapisi nanopartikel perak diuji dengan bakteri
patogen yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25924 dan Escherichia coli
ATCC 35218. Bahan tekstil yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
katun, nilon, poliester dan spandek.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi permasalahannya
sebagai berikut :
1. Bahan tekstil katun, nilon, poliester, dan spandek tidak bersifat antibakteri
2. Fenomena kecenderungan permintaan pasar terhadap produk tekstil
multifungsi yang memenuhi syarat kesehatan dan memiliki ketahanan
terhadap serangan mikroba
3. Metode sintesis kimia yang memakai bahan-bahan kimia memiliki efek
negatif berupa sifat toksik pada produk dan menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan
4. Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri patogen
pada manusia yang tersebar di banyak tempat dalam segala macam kondisi.
4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka pembatasan permasalahannya sebagai
berikut :
1. Bahan tekstil yang digunakan dalam penelitian adalah katun, nilon,
poliester, dan spandek
2. Terbentuknya nanopartikel perak dari larutan perak nitrat yang direduksi
oleh Corynebacterium glutamicum FHCC-0062 dilihat dengan UV-Vis
spectrophotometer
3. Bakteri yang digunakan untuk menguji sifat antibakteri pada bahan tekstil
yang sudah dilapisi nanopartikel perak adalah Staphylococcus aureus
ATCC 25924 dan Escherichia coli ATCC 35218.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Apakah Corynebacterium glutamicum FHCC-0062 dapat mereduksi larutan
perak nitrat menjadi nanopartikel perak?
2. Bagaimanakah kemampuan antibakteri bahan tekstil yang dilapisi
nanopartikel perak terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25924 dan
Escherichia coli ATCC 35218?
3. Apakah terdapat perbedaan zona hambat di antara kain katun, nilon,
poliester, dan spandek yang dilapisi nanopartikel perak terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25924 ?
5
4. Apakah terdapat perbedaan zona hambat di antara kain katun, nilon,
poliester, dan spandek yang dilapisi nanopartikel perak terhadap
Escherichia coli ATCC 35218 ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian sebagai berikut:
1.
Mengetahui kemampuan Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
dalam mereduksi perak nitrat menjadi nanopartikel perak
2.
Mengetahui kemampuan antibakteri bahan tekstil yang dilapisi
nanopartikel perak terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25924 dan
Escherichia coli ATCC 35218
3.
Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri di antara kain katun, nilon,
poliester, dan spandek yang dilapisi nanopartikel perak terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25924
4.
Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri di antara kain katun, nilon,
poliester, dan spandek yang dilapisi nanopartikel perak terhadap
Escherichia coli ATCC 35218.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Bagi Universitas
a.
Meningkatkan minat para civitas akademika untuk melakukan
penelitian dibidang sains khususnya pengembangan bahan tekstil
dilapisi nanopartikel perak dan teknologi khususnya pada bidang
mikrobiologi
6
b.
Sebagai referensi dalam penelitian di bidang sains dan khususnya
mikrobiologi dan pengembangan bahan tekstil nanopartikel perak.
2. Bagi Masyarakat
a.
Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai bahan tekstil
bersifat antibakteri.
b.
Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai nanopartikel perak
bersifat antibakteri.
c.
Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai kebermanfaatan
nanopartikel perak yang disintesis oleh Corynebacterium glutamicum
FHCC-0062.
d.
Menjadi solusi bagi permasalahan yang dialami masyarakat
khususnya dalam bidang pengembangan bahan tekstil yang bersifat
antibakteri.
G. Batasan Operasional
Berdasarkan uraian tersebut maka batasan operasional dalam penelitian
sebagai berikut:
1.
Bahan tekstil yang digunakan dalam penelitian ini adalah katun, nilon,
poliester, spandek dengan karakteristik gugus fungsi dan hidrofilitas
berbeda
2.
Bahan tekstil antibakteri diperoleh dengan cara pelapisan nanopartikel
perak pada bahan tekstil
3.
Corynebacterium glutamicum merupakan jenis bakteri gram positif
berbentuk batang. Penelitian ini menggunakan bakteri Corynebacterium
7
glutamicum strain FHCC-0062 berasal dari koleksi PAU Universitas
Gajah Mada
4.
Nanopartikel perak merupakan senyawa perak dengan ukuran nano
(permiliar/1x10-9), dalam penelitian ini digunakan nanopartikel perak
diperoleh dari proses reduksi larutan perak nitrat (AgNO3) oleh
Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
5.
Spektroskopi UV- Vis adalah teknik yang digunakan untuk melihat
keberhasilan produk berupa nanopartikel perak
6.
Escherichia coli merupakan jenis bakteri gram negatif berbentuk batang.
Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli strain ATCC 35218
berasal dari koleksi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
7.
Staphylococcus aureus jenis bakteri gram positif, berbentuk bulat.
Penelitian ini menggunakan Staphylococcus aureus strain ATCC 25924,
berasal dari koleksi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
8.
Kloramfenikol adalah zat antibakteri yang digunakan sebagai kontrol
positif antibakteri, yaitu dengan cara bahan tekstil dilapisi kloramfenikol
dan dilihat zona hambatnya pada Escherichia coli ATCC 35218 dan
Staphylococcus aureus ATCC 25924
9.
Bahan tekstil tanpa dilapisi apapun dijadikan kontrol negatif yang dilihat
zona hambatnya pada pada Escherichia coli ATCC 35218 dan
Staphylococcus aureus ATCC 25924
8
10. Zona hambat merupakan zona bening atau jernih yang terbentuk di sekitar
sampel uji diletakkan pada permukaan medium NA (Nutrient Agar) yang
telah ditanami dengan biakan bakteri uji.
9
Download