perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 6 BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Harga Minyak Dunia
1. Fenomena Harga Minyak Dunia
Dunia saat ini mengalami krisis energi yang diakibatkan oleh keterbatasan
sumber minyak mentah. Hal itu disebabkan karena berkurangnya pasokan sumber
minyak, selain itu juga karena memanasnya suhu politik di Timur Tengah sebagai
pusat sumber minyak dunia. Dua hal tersebut kemudian mempengaruhi harga
minyak,
sehingga
harga
minyak
yang
tinggi
tersebut
mempengaruhi
perekonomian dinegara-negara pengimpor minyak (Murtazam, 2012).
Kebutuhan minyak dunia terus meningkat secara langsung akan
berpengaruh terhadap fluktuasi harga minyak dunia. Ada beberapa jenis harga
minyak mentah yang dikelompokkan berdasarkan kualitas minyak mentah yang
dihasilkan dari ladang minyak (The International Crude Oil Market Handbook
2004). Beberapa diantara harga minyak mentah dunia tersebut adalah West Texas
Intermediate atau lebih dikenal dengan minyak light sweet, Brent Blend, Russian
Export Blend, OPEC Basket price. Diantara keempat harga minyak mentah
tersebut, harga minyak jenis light sweet menjadi acuan harga minyak mentah
dunia hingga saat ini. Jika dikaitkan dengan perekonomian suatu negara maka
pergerakan harga-harga minyak tersebut tentu akan berpengaruh terhadap negaranegara yang selama ini menjadi pemasok dan konsumen minyak mentah dunia.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
2. Fluktuasi Harga Minyak Dunia di Negara Eksportir Minyak
Minyak merupakan factor penting dalam kebutuhan hidup manusia dan
sebagai bahan baku indutri. Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi
dunia yang tidak dapat diperbarui. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan
salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global. Minyak merupakan salah satu
komponen penting dalam biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan.
Meningkatnya harga minyak akan berpengaruh pada kenaikan biaya produksi.
Kenaikan produksi akan mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi
dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Akibatnya terjadi penurunan penawaran.
Penurunan penawaran akan berdampak pada kenaikan harga (Restyani, 2012).
Berdasarkan data International Energy Agency 2005, konsumsi minyak
bumi dunia mencapai 3767.1 juta ton barel atau setara 36.7% dari total konsumsi
energi global. Setelah itu diikuti oleh batu bara dan gas alam yang menyumbang
kebutuhan energi terbesar kedua dan ketiga. Minyak bumi sebagai komoditas
yang sangat bernilai telah banyak menorehkan sejarah dalam perkembangan
harganya. Berbagai peristiwa penting dunia terjadi sehubungan dengan stok,
permintaan dan penawaran minyak bumi.
Kenaikan harga minyak menrepresentasikan adanya transfer kesejahteraan
dari importir minyak ke eksportir minyak. Pengaruh jangka menengah ke jangka
panjang tergantung pada kebijakan yang dilakukan produsen minyak (pemerintah)
terhadap tambahan penerimaan tersebut. Jika penerimaan tersebut digunakan
untuk belanja barang dan jasa di negara bersangkutan, maka kenaikan harga
minyak akan menyebabkan aktivitas ekonomi domestik yang lebih tinggi. Oleh
to user
karena itu, kesejahteraan secara commit
nasional
akan meningkat begitu pula dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
permintaan yang meningkat. Potensi keuntungan dari sektor energi juga dapat
menyediakan peluang investasi dan bisnis secara keseluruhan, dengan
meningkatnya permintaan terhadap tenaga kerja dan modal. Bagaimanapun,
aktivitas ekonomi yang tinggi dapat berakibat munculnya tekanan pada inflasi dan
mata uang lokal, yang terapresiasi di negara pengekspor minyak (Haldane, 1997).
Kedua, kenaikan harga minyak dapat mempengaruhi perekonomian
melalui efek negatif dari perdagangan. Kenaikan harga minyak menyebabkan
negara pengimpor minyak mengurangi permintaan barang dan jasa dari negara
pengekspor minyak. Jika kenaikan harga minyak terus terjadi maka bisa berakibat
sektor ekspor dari negara pengekspor minyak akan turun dan merupakan stimulus
negatif bagi negara pengekspor minyak.
3. Fluktuasi Harga Minyak Dunia di Negara Importir Minyak
Kenaikan harga minyak cenderung memiliki pengaruh terhadap banyak
sektor, khususnya sektor industri yang dalam proses produksinya menggunakan
energi minyak sebagai inputnya. Harga energi yang lebih tinggi mempengaruhi
output yang dihasilkan melalui fungsi produksi agregat. Perusahaan harus
mengurangi jumlah energi yang digunakan dalam proses produksi karena naiknya
biaya produksi akibat kenaikan harga energi. Hal tersebut pada akhirnya membuat
perusahaan menurunkan output yang dihasilkan serta profit yang diperoleh pun
berkurang (Adebiyi, 2009). Dari sisi konsumen, pengurangan output dan
pendapatan membuat konsumen di negara pengimpor minyak harus mengurangi
konsumsi dan investasinya, sehingga pada akhirnya akan mengurangi permintaan
aggregat (Bohi, 1989).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
B. Nilai Tukar
1. Pengertian Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau
nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore, 1997).
Pendapat yang sama juga mendefinisikan bahwa nilai tukar adalah harga satuan
mata uang yang ditentukan oleh negara lain (Mishkin, 2001). Nilai tukar mata
uang antara kedua negara adalah harga dari mata uang yang digunakan oleh
penduduk negara-negara tersebut untuk saling melakukan pedagangan antara satu
sama lain (Mankiw, 2007). Nilai tukar ini tentunya memengaruhi ekonomi suatu
negara dan kehidupan masyarakat karena mata uang domestik atau mata uang
dalam negeri dapat lebih bernilai secara relatif terhadap mata uang negara lain.
Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang
asing. Penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata
uang asing.
2. Sistem-Sistem Nilai Tukar
Berdasarkan kebijakan pengendalian nilai tukar mata uang yang
diterapkan diberbagai negara, secara umum kebijakan nilai tukar mata uang
digolongkan dalam empat jenis kebijakan (Madura, 2008), yaitu:
a. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Dalam sistem nilai tukar ini, nilai tukar mata uang akan diatur oleh otoritas
moneter untuk selalu konstan atau dapat berfluktuasi dengan sangat terbatas. Jika
nilai tukar berubah terlalu besar, maka otoritas moneter akan melakukan
intervensi untuk memliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki. Otoritas
to user
moneter memelihara nilai tukar commit
mata unag
domestik terhadap mata uang asing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
pada nilai tertentu dengan cara membeli atau menjual mata uang asing untuk mata
uang domestik pada harga yang tetap.
Kelebihan sistem kurs tetap adalah adanya kepastian nilai tukar yang dapat
meningkatkan ekspektasi. Namun, kelemahannya adalah kurs yang berlaku tidak
selalu menggambarkan tingkat kelangkaan yang sebenarnya. Bisa terjadi nilai
tukar yang ditetapkan otoritas moneter terlalu tinggi dibanding dengan kurs pasar
(overvalued). Atau sebaliknya nilai tukar yang ditetapkan pemerintah terlalu
rendah dibandingkan dengan kurs pasar (undervalued). Bila selisih kurs yang
ditetapkan dianggap terlalu jauh, maka otoritas moneter melakukan koreksi.
Koreksi atas nilai tukar yang dinilai terlalu tinggi disebut devaluasi. Sedangkan
koreksi untuk nilai tukar yang terlalu rendah disebut revaluasi. Jadi revaluasi dan
devaluasi pada prinsipnya juga merupakan koreksi atas nilai tukar, seperti halnya
dengan apresiasi dan depresiasi. Perbedaannya revaluasi dan devaluasi
berdasarkan
keputusan
pemerintah,
sedangkan
apresiasi
dan
depresiasi
berdasarkan mekanisme pasar.
b. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate
System)
Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar mata unag
ditentukan oleh mekanisme pasar tanpa adanya intervensi dari pemerintah. Dalam
sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar mata uang dibiarkan berfluktuasi
sehingga nilainya sangat fleksibel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
c. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating
Exchange Rate)
Sistem nilai tukar ini yang terletak diantara tetap dan mengambang bebas.
Dalam sistem ini nilai tukar mata uang dibiarkan berflutuasi, tetapi pemerintah
memberi batas minimal dan maksimal dari nilai tukar mata uang domestik
terhadap mata uang asing.
d. Sistem Nilai Tukar Terikat (Pegged Exchange Rate System)
Dalam sistem nilai tukar terikat, nilai tukar mata uang domestik diikatkan
pada satu atau beberapa mata uang asing, bisaanya pada mata uang yang nilainya
cenderung stabil seperti dolar Amerika Serikat. Dengan demikain, nilai tukar mata
uang domestik terhadap mata uang asing (selain dolar Amerika Serikat) akan
berfluktuasi sesuai fluktuasi dolar Amerika Serikat. Jadi, jika nilai tukar dolar
Amerika Serikat stabil, maka mata uang dimestik juga akan stabil.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai
tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (Madura, 2008), yaitu :
a. Laju Inflasi Relatif
Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk
barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga
perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang
sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika
amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup
tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis
to user
terhadap barang dagangan relativecommit
mengalami
penurunan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
b. Tingkat Pendapatan Relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar
mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri.
Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata
uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan
permintaan valuta asing relative dibandingkan.
c. Suku Bunga Relatif
Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih
menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadi
penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang
semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan
luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau luar negeri.
Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya
kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.
d. Kontrol Pemerintah
Menurut Madura (2008), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi
keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
1) Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing
2) Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri
3) Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli
mata uang.
Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
1) Untuk mempelancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang
bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
2) Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang
ditentukan .
3) Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara
4) Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga
dan pendapatan.
e.
Ekspektasi
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah
ekspektasi atau nilai tukar masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain,
pasar valas beraksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan.
4. Stabilitas Nilai Tukar
Nilai tukar yang stabil merupakan syarat pokok untuk tercapainya
stabilitas ekonomi makro. Karena dalam dunia nyata, selalu ada interaksi antara
sektor riil dengan sektor moneter, sehingga ketidakstabilan nilai tukar
mencerminkan ketidakstabilan sektor riil dan atau sektor moneter. Pengalaman
memang menunjukan bahwa ketidakstabilan nilai tukar sering merupakan gejala
awal adanya ketidakstbilan sektor moneter. Tetapi tidak ada masalah ekonomi
yang mendadak mucul. Karena itu bisaanya gejala ketidakstabilan di sektor dapat
bersumber pada ketidakeffisienan disektor riil.
C. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output
perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan
commit to user
suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang
atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau
perkembangan itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”.
Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan
GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua
aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan.
Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif
jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut
output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
a. Faktor
Sumber
Daya
Manusia,
Sama
halnya
dengan
proses
pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM.
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan
memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
b. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu
kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan
proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
c. Faktor
Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi,
Perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
d. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat
juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet
dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan
sebagainya.
e. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk
mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang
digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan
alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang baru
diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara
pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori
penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila
terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada
pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum
hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi,
yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya
pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat
pertumbuhannya.
4. Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya
yang dibuat dengan teori the invisible hands (teori tangan-tangan gaib). Teori
pertumbuhan Ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling
berkaitan :
a. Pertumbuhan penduduk
b. Pertumbuhan output total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen, yaitu :
a. Sumber-sumber alam
b. Tenaga kerja (pertumbuhan penduduk)
c. Jumlah persediaan
5. Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar
hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga
kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan
bertambah menurut deret hitung (satu, dua dan seterusnya). Sedangkan penduduk
akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat, delapan, enam belas, dan
seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau
kemandegan.
6. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik
Sebagai suatu perluasan dari Teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat
persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya
akan berlaku apabila pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah
secara terus–menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan (tingkat
pertumbuhan itu dinamakan tingkat pertumbuhan yang perlu dijamin atau
warranted rate of growth). Teori pertumbuhan Neo Klasik melihat dari sudut
pandangan yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang
dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, seorang akademisi yang pernah
mengajar di MIT dan juga seorang pemenang hadiah nobel, pertumbuhan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
ekonomi bergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :
Y = f (K, L, T)
Dimana :
Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
K adalah tingkat pertambahan barang modal
L adalah tingkat pertumbuhan tenaga kerja
T adalah tingkat pertambahan teknologi
Sumbangan terpenting dari Teori Pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah dalam
menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi
kemungkinan menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan
empiris untuk menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam penyelidikan mereka Abramovits dan
Solow menunjukkan pertumbuhan ekonomi Amerika terutama disebabkan oleh
perkembangan teknologi, diantara 80 hingga 90 persen dari pertumbuhan ekonomi
Amerika diantara pertengahan Abad XIX dan XX disebabkan oleh perkembangan
teknologi.
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama
sifatnya. Salah satu studi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Denison, yang
menganalisis faktor yang mengakibatkan perkembangan di Negara maju diantara
tahun 1950-1962. Kesimpulan studi tersebut adalah pertambahan barang-barang
modal hanya menciptakan 25 persen dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,
18 persen dari pertumbuhan ekonomi di Eropa Barat dan 21 persen dari
commit
to user
pertumbuhan ekonomi yang terjadi
di Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
7. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan
yang berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, teori itu
merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang
merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang.
Pada model Harrod-Domar peranan investasi menjadi sangat penting. Dalam
jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi
mempengaruhi permintaan agregat dan di sisi lain investasi juga mempengaruhi
kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia.
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan
kapasitas produksi penuh yang disebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi yang
mantap (steady-state growth), efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan
investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya. Namun, investasi
dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama
dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang
mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para
pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang
dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age).
Harrod juga mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu,
maka gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi
atau inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan keseimbangan ekonomi
tersebut sebagai keseimbangan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali
tergelincir semuanya akan menjadi hancur (jadi keseimbangan yang tidak stabil).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Teori pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan teori Harrod
walaupun ada beberapa perbedaan yang mendasar pula antara kedua teori itu.
Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tidak adanya fungsi investasi
pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam
teorinya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang
yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya kesamaan laju pertumbuhan
yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan
itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi
yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Dalam konsep ICOR (Icremental Capital Outpot Ratio), investasi adalah
total dari pembentukan modal tetap dan stok barang yang terdiri atas gedung,
mesin dan perlengkapan, kendaraan, stok bahan baku dan sebagainya. Nilai dalam
investasi terdiri dari :
a. Pembelian barang modal baru.
b. Pembuatan atau perbaikan besar barang yang sifatnya menambah usia atau
meningkatkan kemampuan.
c. Penjualan barang modal bekas.
d. Perubahan stok.
8. Teori Pertumbuhan Ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi
dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan
pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh
sebagai berikut:
commit to user
a. Memperkenalkan teknologi baru.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
b. Memberikan keuntungan yang lebih tinggi.
c. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh
pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi.
Pada dasarnya pelaku ekonomi dipandang sebagai makhluk yang terus
melakukan inovasi-inovasi dalam memajukan siklus perekonomian itu sendiri.
Meskipun inovasi itu sendiri sangat dengan sifat instabilitas.
Dalam memahami pemikiran Schumpeter, maka satu poin penting yang
harus dipahami adalah konsep creative destruction. Creative destruction pada
dasarnya merujuk kepada usaha dalam memecahkan berbagai halangan guna
mencapai inovasi dan kemajuan, dimana kemajuan ini kemudian dirujukkan oleh
Schumpeter ke dalam pengembangan teknologi itu sendiri. Apabila menuangkan
diagram pemikiran Schumpeter, maka baginya siklus ekonomi adalah siklus yang
selalu berputar karena dorongan pembangunan dan tidak pernah sampai pada satu
titik keseimbangan tertentu. Ekonomi akan bergerak melalui tahap resesi
danbooming. Jika inovasi belum membuahkan hasil, ekonomi akan mengalami
resesi, sebaliknya jika inovasi sudah berjalan dengan baik, akibat didorong oleh
injeksi kapital dari sistem perbankan, ekonomi akan bergerak ke arah optimis.
Begitu seterusnya, sehingga sistem ekonomi kapitalis pada dasarnya akan
bergerak dari resesi (burst) ke optmisis (boom).
Diagram pemikiran Schumpeter itu kemudian menunjukkan bagaimana
uang dan perbankan memiliki peran yang sangat sentral dalam perekonomian.
Namun Schumpeter tetap menekankan peran perbankan sebagai faktor pendukung
dari kegiatan ekonomi utama yaitu yang bergerak di sektor riil. Schumpeter
commit to inovasi
user tidak seharusnya berkembang
berusaha mengembangkan ide bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
pada sektor finansial, hal ini disebabkan inovasi serta pembangunan pada sektor
finansial hanya mengandalkan spekulasi-spekulasi yang dapat menjatuhkan serta
menghancurkan perekonomian itu sendiri. Apabila sektor finansial mengalami
kehancuran, maka dampaknya akan terasa secara langsung oleh sektor riil karena
inovasi-inovasi yang membutuhkan suntikan dana dari perbankan akan terhambat,
sehingga perekonomian pun akan merasakan dampaknya.
Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonom
merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam
pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena
ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat
pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan
teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological
progress), kemajuan teknologi
yang hemat tenaga kerja (labor-saving
technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capitalsaving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi
apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang
lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama.
Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (spesialisasi) yang dapat
mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat adalah
contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa
sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja, artinya penggunaan
to user
teknologi tersebut memungkinkancommit
kita memperoleh
output yang lebih tinggi dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama. Penggunaan komputer, mesin
tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah,
dan banyak lagi jenis mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan
sebagai kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological
progress). Sedangkan kemajuan teknologi
hemat modal (capital-saving
technological progress) merupakan fenomena yang langka.
Hal ini disebabkan karena hampir semua penelitian dalam dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara-negara maju dengan tujuan utama
menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal. Di negara-negara dunia ketiga
yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hemat
modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat
meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajaun teknologi yang meningkatkan
pekerja (labor-augmenting technological progress) terjadi apabila penerapan
teknologi tersebut mampu meningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja
secara umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape, televise, dan media
komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bisa lebih lancar
sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian
pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capitalaugmenting technological progress). Jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan
teknologi tersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada
secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja dalam
produksi pertanian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
D. Penelitian Terdahulu
Gunu Umar dan Kilishi, A. Abdulhakeem (2010) melakukan penelitian
terhadap dampak guncangan harga minyak dunia pada kondisi perekonomian di
Nigeria. Volatilitas harga minyak dunia sejak akhir Perang Dunia II menjadi lebih
serius. Hal ini berdampak pada perekonomian di negara-negara pengekspor
minyak, salah satunya seperti negara Nigeria. Pada penelitian ini bertujuan untuk
meneliti dampak dari fluktuasi pada makroekonomi Nigeria. Dalam penelitian ini
menggunakan model analisis Vektor Autoregression (VAR) dalam mengkaji
dampak perubahan harga minyak mentah pada empat variabel makroekonomi
utama yang diteliti. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harga minyak
memiliki dampak signifikan pada PDB riil, uang beredar dan pengangguran.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dampak harga minyak terhadap
indeks harga konsumen tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa tiga variabel
makroekonomi utama di Nigeria secara signifikan dijelaskan oleh eksogen dan
variabel yang sangat volatil. Oleh karena itu, perekonomian rentan terhadap
guncangan eksternal. Akibatnya, kinerja ekonomi makro akan bergejolak dan
pengelolaan ekonomi makro akan menjadi sulit. Diversifikasi ekonomi diperlukan
dalam rangka meminimalkan konsekuensi dari guncangan eksternal.
Guo Jin (2008) melakukan penelitian terhadap pengaruh guncangan harga
minyak dunia dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di Russia Japan and
China.
Dalam
penelitian
tersebut,
analisis
empiris
digunakan
untuk
membandingkan efek dari harga minyak dan real Nilai tukar berpengaruh pada
aktivitas ekonomi riil di Rusia, Jepang dan China, masing-masing. Pertama,
to userapakah guncangan harga minyak
model LA-VAR diterapkan untukcommit
menyelidiki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dan volatilitas nilai tukar memiliki kausalitas Granger terhadap pertumbuhan
ekonomi di Rusia, Jepang dan China. Kedua, kami menerapkan model VAR
dengan teknik kointegrasi untuk meneliti bagaimana GDP riil dari Rusia Jepang
dan China dipengaruhi oleh perubahan dalam minyak harga dan nilai tukar dalam
jangka panjang. Akhirnya, kesalahan correction model vector (VECM)
diaplikasikan untuk menganalisis dinamika jangka pendek dari GDP riil untuk
tiga negara. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak
memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi di Jepang dan China dan
dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Rusia. Secara khusus, peningkatan
permanen 10% pada harga minyak internasional dikaitkan dengan Pertumbuhan%
5.16 PDB Rusia dan penurunan 1,07% dalam PDB Jepang. Di satu sisi, apresiasi
nilai tukar riil menyebabkan pertumbuhan GDP yang positif di Rusia dan
pertumbuhan PDB negatif di Jepang dan Cina.
Alessandro Cologni and Matteo Manera (2005) melakukan penelitian
terhadap harga minyak, inflasi dan tingkat bunga di negara G-7. Dalam makalah
ini model VAR struktural terkointegrasi telah dipertimbangkan untuk negara G-7
dalam rangka untuk mempelajari efek langsung dari guncangan harga minyak
pada output dan harga dan reaksi variabel moneter terhadap guncangan eksternal.
Peningkatan tajam dalam harga minyak umumnya dipandang sebagai kontributor
utama bisnis siklus asimetri. Selain itu, tertinggi sangat baru terdaftar di pasar
minyak
dunia
yang
menyebabkan
kekhawatiran
tentang
kemungkinan
menurunnya dalam kinerja ekonomi paling negara-negara maju. Sementara
beberapa penulis telah mempertimbangkan saluran langsung transmisi kenaikan
commit
to user
harga energi, penulis lain berpendapat
bahwa
ekonomi kemerosotan muncul dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
respon kebijakan moneter terhadap inflasi mungkin disebabkan oleh kenaikan
harga minyak. Analisis empiris menunjukkan bahwa, untuk sebagian besar negara
yang dianggap, tampaknya ada sebuah dampak tidak terduga guncangan harga
minyak pada tingkat suku bunga, menunjukkan respons kebijakan moneter
kontraktif diarahkan untuk melawan inflasi. Pada gilirannya, kenaikan tingkat
suku bunga ditransmisikan ke ekonomi riil dengan mengurangi pertumbuhan
output dan tingkat inflasi.
Mukhriz Izraf Azman Aziz dan Nor’Aznin Abu Bakar (2011) melakukan
penelitian dengan tujuan untuk memperkirakan efek jangka panjang terhadap
kenaikan harga minyak dan selisih suku bunga riil pada nilai tukar riil untuk panel
bulanan 8 negara dari tahun 1980 sampai 2008. Dari hasil penelitiannya
mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya melalui analisis data panel dari
semua negara dan negara pengimpor minyak menunjukkan bahwa setiap
guncangan minyak di masa depan harga akan menyebabkan nyata depresiasi nilai
tukar.
E. Kerangka Pemikiran
Secara garis besar variabel-variabel yang diteliti dituangkan dalam
kerangka pemikiran dengan bagan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Dari model diatas dapat dijelaskan bahwa variabel harga minyak dunia dan
nilai tukar sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel pertumbuhan
ekonomi. Dalam penelitian ini tidak menjelaskan hubungan antar variabel objek
penelitian.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan benar atau
tidak (Umar, 2004). Perumusan hipotesis dilakukan berdasarkan kajian pustaka,
literature yang telah ada dan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini diuraikan
pengaruh variabel harga minyak dunia dan nilai tukar terhadap variabel
pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran. Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini yaitu : Pengaruh harga minyak dunia terhadap pertumbuhan
ekonomi memiliki pengaruh hubungan negatif di ASEAN 4 dan China.
Sedangkan pengaruh nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi memiliki
pengaruh hubungan positif di ASEAN 4 dan China.
commit to user
Download