BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala positif, seperti waham, halusinasi, disorganisasi pikiran dan bicara, serta perilaku tidak teratur dan gejala-gejala negatif, seperti afek datar, tidak memiliki kemauan, menurunnya kemampuan bersosialisasi dan merasa tidak nyaman dengan lingkungan sosialnya (Limantara, 2013; Vedebeck, 2001). Penyakit skizofrenia akan semakin berat bila keluarga atau masyarakat tidak mengetahui prognosa skizofrenia dengan benar. Keluarga sering ditemukan terlambat membawa penderita skizofrenia berobat ke rumah sakit (Liman]tara, 2013). World health Organization (WHO) memperkirakan bahwa beban yang ditimbulkan gangguan jiwa sangat besar, di mana terjadi “global burden of disease” akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1%. Angka ini lebih tinggi dari TBC (7,2%) , kanker (5,8%), penyakit jantung (4,4%) dan malaria (2,6%) (Siswono, 2001). Di amerika Serikat dilaporkan jumlah penderita gangguan jiwa bervariasi antara 1 sampai 1,5% dengan angka insiden 1 per 10.000 angka per tahun pasien skizofrenia. Pengobatan untuk mengatasi gejala-gejala skizofrenia membutuhkan waktu yang lama. Pada umumnya perilaku pasien skizofrenia sulit untuk diarahkan. Mereka cenderung mudah bosan dan malas melakukan sesuatu. Lamanya penyakit tampaknya memberikan efek negative terhadap kepatuhan pasien minum obat. Semakin lama pasien menderita skizofrenia, maka makin kecil pasien tersebut patuh pada pengobatannya (Badan POM RI, 2006). 1 2 Kepatuhan minum obat merupakan derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Syakira, 2009). Kepatuhan minum obat secara umum didefinisikan sebagai sejauh mana pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh penyedia pelayanan kesehatan mereka (Haynes, 2008). Kepatuhan merupakan sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan pasien minum obat merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan penyembuhan, disamping faktor-faktor lain, yaitu ketepatan diagnosis, ketepatan pemilihan obat, ketepatan aturan dosis dan cara pemberian obat (Nilven, 2002). Kepatuhan minum obat terjadi bila aturan pakai obat yang diresepkan serta pemberiannya diikuti dengan benar. Jika terapi ini akan dilanjutkan, penting agar pasien mengerti dan dapat meneruskan pengobatan itu dengan benar dan tanpa pengawasan (Purnamasari et all, 2013).Ketidakpatuhan minum obat merupakan salah satu penghambat pemulihan. Kepatuhan minum obat terkait erat dengan aspek psikologis, misalnya masalah kebiasaan dan diperlukan juga suatu motivasi yang kuat untuk sembuh. Oleh sebab itu, berdasarkan pendekatan psikososial, dalam pemberian treatment, terapi media atau biologis tidak dapat berdiri sendiri. Salah satu cara agar pasien dapat patuh minum obat yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien juga keluarga tentang skizofrenia (Saputra & Hidayat, 2010). Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tidak hanya mengkaitkan diri pada peningkatan atau memperbaiki lingkungan (baik secara fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan pada diri seseorang yang di hubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Pendidikan 3 kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang di dalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap maupun praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Notoatmodjo, 1997). Pendidikan kesehatan tentang skizofrenia sangat penting diberikan kepada pasien dan keluarga. Oleh karena kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh berbagai aspek psikologis, antara lain persepsi pasien mengenai pengobatan medis, kaitan antara manfaat minum obat dengan harapan hidup, dukungan keluarga, preokupasi terhadap ketakutan, serta semangat hidup. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Saputra dan Hidayat (2010) yang menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tentang skizofrenia memberikan dampak positif terhadap kepatuhan minum obat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan didapatkan data dari Medical Record tahun 2013 pasien skizofrenia yang rawat jalan berjumlah 15.205 pasien (100,0%), terdiri dari laki-laki berjumlah 9.939 pasien (65%), dan wanita berjumlah 5.266 pasien (35%). Pasien yang rawat inap berjumlah 2.268 pasien (100%) terdiri dari laki-laki berjumlah 1.681 pasien (74%) dan wanita berjumlah 587 pasien (26%). Berdasarkan hasil studi terdahulu yang dilakukan oleh peneliti kepada salah satu perawat di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan dengan melakukan wawancara, perawat mengatakan bahwa masih banyak pasien skizofrenia yang masih tidak patuh untuk minum obat, dilihat dari bulan Januari sampai bulan Mei Tahun 2014 masih ada 37 orang pasien yang masih kambuh, tiap bulannya pun pasien yang mengambil obat kurang maksimal. Peneliti juga menanyakan kepada perawat disitu tentang pendidikan kesehatan apa saja yang dilakukan kepada pasien skizofrenia, perawat menanggapinya dengan mengatakan 4 tidak pernah melakukan pendidikan kesehatan kepada pasiennya, tapi perawat hanya menasehati keluarga pasien agar rajin untuk minum obat. Peneliti juga tidak hanya melakukan wawancara kepada perawat saja, tapi peneliti juga melakukan wawancara kepada keluarga pasien yang kebetulan jumpa di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, menanyakan bagaimana kepatuhan minum obat pasien skizofrenia tersebut, keluarga pasien ada yang menjawab harus dipaksa dulu baru minum obat, ada juga yang mengatakan jika disuruh minum obat selalu melawan agar tidak dipaksa untuk minum obat, inilah pernyataan keluarga pasien yang diwawancarai oleh peneliti pada bulan Mei Tahun 2014 di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Dari hasil pernyataan perawat tersebut peneliti mempunyai asumsi bahwa pendidikan kesehatan tentang kepatuhan minum obat juga dapat mempengaruhi pasien skizofrenia tidak patuh dalam minum obat. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsinsi Sumatera Utara Medan tahun 2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah peneliti adalah adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan tahun 2014 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan 2014. 5 2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah : a. Mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan 2014 sebelum dilakukan pendidikan kesehatan. b. Mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan 2014 setelah dilakukan pendidikan kesehatan. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak yaitu : 1. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai data acuan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya dan moendorong bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian penelitian lebih lanjut dan menambah pengetahuan peneliti dalam penelitian lapangan dan dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah untuk mengembangkan ilmu di bidang kesehatan khusnya pada mahasiswa/i Universitas Sari Mutiara Indonesia Fakultas Keperawatan dan Kebidanan. 2. Manfaat Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan para dosen atau pun mahasiswa/i dalam menghimbau dan menetapkan peraturan pendidikan kesehatan dengan kepatuhan minum obat pada pasien-pasien skizofrenia. 6 3. Manfaat Bagi Mahasiswa/i Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia. 4. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan Bagi dunia pendidikan keperawatan bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan keperawatan, khususnya keperawatan jiwa dan sebagai bahan masukan pembelajaran tentang kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Medan.