BAB III METODE PENELITIAN 3.1 SUMBER DATA a. KANADA (Bruce Doern, 2009) Kanada merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir sebagai salah satu pasokan listrik di negara ini selain energi fosil. Kanada menggunakan energi nuklir untuk menanggulangi kurangnya pasokan listrik bagi negaranya, karena negara ini merasa adanya pertambahan penduduk di masa yang akan datang, sehingga Kanada berinisiatif untuk menggunakan energi lain selain fosil sebagai pembangkit listrik. Negara ini memilih nuklir sebagai energi alternatif karena nuklir merupakan energi yang ramah lingkungan. Selain energi nuklir merupakan konsumsi listrik paling murah yang siap pakai, nuklir juga tidak menghasilkan gas rumah kaca selain itu bisa juga dipakai untuk mencukupi kebutuhan listrik dari beban menengah hingga beban puncak. Kanada masih menggunakan energi nuklir sebagai energi alternatif karena Kanada masih dirisaukan mengenai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang masih belum bisa menjaga keselamatan masyarakat. Jika memang masih belum ada kebijakan tentang hal ini, Kanada akan tetap menggunakan energi fosil sebagai energi utama dan energi nuklir sebagai energi alternatif guna mencukupi kebutuhan listrik di negara Kanada. b. CHINA (Andrew C) Kawasan benua Asia, China merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir untuk mencukupi kebutuhan listrik negara. China menggunakan energi nuklir sebagai penyedia kebutuhan listrik karena nuklir dapat digunakan oleh semua kalangan. Selain itu, masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah dapat mengkonsumsi listrik dengan harga yang relatif murah. Meski negara ini tahu resiko yang nantinya akan dihadapi ketika memakai energi nuklir sebagai pasokan listriknya, namun karena adanya jumlah penduduk negara China yang besar dan negara ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, nuklir menjadi jawaban akan pertanyaan mengenai kebutuhan listrik yang cukup untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan industri. Berhubungan dengan masalah 10 sosial mengenai resiko yang dihadapi nantinya, pemerintah China sudah berusaha dengan menerapkan peraturan menyangkut keamanan dan keselamatan baik pengembangan maupun penggunaan nuklir sebagai pembangkit listrik. c. INDIA (Dr. S. K. Jain, 2007) India juga menggunakan nuklir sebagai pasokan listriknya sama seperti China dan Kanada. Nuklir digunakan negara ini sebagai pasokan listriknya untuk mencukupi kebutuhan listrik masyarakat negara ini. Seperti yang diketahui bahwa negara ini merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia, kebutuhan akan listrik pun juga harus dapat disebarkan secara merata. Meski India mengalami pembengkakan biaya pengembangan reaktor nuklir hingga tiga kali lipat, namun biaya yang murah ketika konsumsi pemakaian listrik itu digunakan, merupakan salah satu alasan bagi negara ini menggunakan energi nuklir sebagai pasokan listriknya. Hal ini merupakan salah satu keuntungan pula bagi India, karena selain murah, pemerataan penggunaan listrik dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Mengenai resiko umum yang harus dihadapi, masyarakat India masih khawatir mengenai resiko limbah yang akan terjadi. Namun, India mencoba mengurangi kekhawatiran masyarakat dengan pemanfaatan limbah secara tertutup. Negara ini berhasil mengurangi ketegangan resiko yang terjadi di kalangan masyarakat dengan pemanfaatan limbah ini. Pemanfaatan limbah secara tertutup ini digunakan dengan cara penanganan dari setiap limbah yang dikeluarkan dari setiap proses reaktor nuklir, di daur ulang hingga bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuat nuklir. Meski tidak sebagus kualitas uranium sebagai bahan dasar, namun hasil dari daur ulang ini dapat diguanakan kembali sebagai bahan dasar pembuat nuklir dengan bantuan energi lain. d. JERMAN (Wettmann, 2011) Nuklir merupakan salah satu energi yang dipakai di Jerman selain energi terbarukan, energi matahari dan energi angin, meski kapasitas yang digunakan memang jauh lebih banyak berasal dari energi nuklir. Namun, untuk ilmu pengetahuan dan kesadaran pemerintah Jerman akan terjadinya kelangkaan sumber bahan baku nuklir, Jerman sudah mulai mengembangkan beberapa energi di atas untuk energi alternatif bila terjadi kelangkaan tersebut. Alasan kenapa nuklir masih menjadi salah satu energi terbesar negara ini karena memang biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi listrik masyarakat jauh lebih 11 murah bila dibanding energi lain. Jerman merupakan salah satu negara yang berhasil menggunakan energi nuklir sebagai pasokan listriknya, meski tetap menghadapi resiko-resiko yang secara umum juga di alami oleh semua negara pengguna nuklir. Namun, hal itu bisa ditanggulangi dengan adanya kesiapan teknologi dan adanya teknologi yang modern untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. e. PERANCIS (Anonim, 2007) Alasan negara Perancis menggunakan energi nuklir adalah karena Perancis hanya memiliki energi yang berasal dari bumi namun dengan kualitas yang rendah. Setelah Perancis menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik, Perancis mengalami beberapa keuntungan dalam perekonomiannya. Selain energi murah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, hutang pemerintah pun juga berkurang seiring dengan pemakaian energi ini. hal ini disebabkan karena Perancis menjadi salah satu negara pembuat reaktor nuklir. Beberapa negara seperti Belgia, Afrika Selatan, Korea Selatan dan China mengimpor reaktor yang mereka gunakan dari Perancis. Oleh karena itulah negara Perancis mulai mengalami pertumbuhan ekonomi setelah pemakaian energi nuklir dan mencoba membuat reaktor nuklir yang siap untuk di ekspor. Meskipun di tahun 2008 terjadi kenaikan harga bahan baku pembuatan energi nuklir karena krisis , namun Perancis merupakan salah satu negara yang berhasil dalam penggunaan energi ini, karena selain sebagai pengguna, Perancis juga menjadi pengekspor reaktor. f. RUSIA (Leonid Andreev, 2011) Negara Rusia dapat dikatakan berhasil dalam penggunaan energi nuklir sebagai pasokan listrik karena biaya listrik menjadi lebih murah dan rendah emisi. Namun, di sisi lain banyak hal yang timbul karena pengembangan reaktor ini. Rusia, dalam pengembangan reaktor nuklir memerlukan investasi yang besar. Dukungan dari beberapa negara pun diperlukan untuk pelaksanaan pengambangan ini. Dari pengadaan proyek pembuatan energi nuklir ini, banyak korupsi yang terjadi. Hal ini menyebabkan kualitas bahan kontruksi jadi lebih rendah. Investasi yang diberikan pun harus dengan timbal balik pasokan listrik. Sedangkan regulasi hanya dibuat untuk melindungi badan yang menangani penggunaan energi nuklir. Oleh karena itu, dimungkinkan negara ini akan 12 mengalami pengalihan energi. Karena biaya dari segi bahan baku hingga investor tidak ada yang menguntungkan jika korupsi masih saja terjadi. g. SPANYOL (WEC, 2007) Spanyol merupakan salah satu negara di benua Eropa yang memakai energi nuklir sebagai pasokan listrik di negaranya. Spanyol menggunakan energi nuklir karena menurut negara ini energi terbarukan tidak mampu mencukupi pasokan listrik di Eropa. Selain itu, energi terbarukan tidak dapat memberikan beban dasar yang diperlukan untuk mengganti bahan bakar fosil. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, energi nuklir tidak menyebabkan bertambahnya emisi karbondioksida di udara. Energi nuklir justru terbukti mengurangi prosentase karbondioksida yang terkandung di dalam udara. Alasan Spanyol tetap menggunakan energi nuklir ini, karena adanya ketidakpastian harga minyak dan gas justru akan menjadikan nuklir sebagai prospek yang menarik. h. SWEDIA ( Tomas Kaberger, 2007) Listrik merupakan kebutuhan dasar suatu negara untuk melaksanakan kegiatan ekonomi. Berbagai kebutuhan akan listrik terus meningkat tiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Hal ini terjadi pula di negara Swedia. Bahkan, seiring kebutuhan akan listrik yang terus meningkat, berbagai jenis barang pun juga diperdagangkan. Tak terkecuali dengan listrik itu sendiri. Listrik di negara Swedia merupakan barang yang bisa diperjualbelikan. Mulanya perusahaan-perusahaan di negara Swedia mulai memperjualbelikan listrik dengan sumber daya yang ada. Mulai dengan sumber daya air kemudian panas dan akhirnya nuklir. Pemilihan mereka akan nuklir selain sumber daya air yang menghasilkan listrik tidak lagi relevan, nuklir menjadi barang yang memiliki investasi yang tinggi sebagai penyedia pasokan listrik. i. SWISS (Rolf Ribi, 2009) Swiss merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir yang akan beralih ke energi lain. Negara ini merasa bahwa keuntungan yang diperoleh dalam pemakaian listrik dengan energi nuklir ini tidak sebanding dengan biaya dan resiko yang harus ditanggung kenudian oleh rakyat Swiss. Meski murahnya harga listrik dan sumbangan nuklir dalam mengurangi karbondioksida di udara, namun hal itu masih dirasa timpang ketika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dari dampak kesehatan manusia jika adanya kebocoran yang terjadi dalam reaktor yang akan menjalar ke lingkungan. Hingga saat ini meski Swiss 13 masih menggunakan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik, namun pemerintah Swiss sudah mempromosikan adanya energi baru yang ramah lingkungan yang mereka sebut dengan eco energy. Eco Energy merupakan energi yang berasal dari surya, angin dan panas bumi. Dimungkinkan pada tahun 2030 Swiss akan melakukan pengalihan energi menuju energi yang ramah lingkungan ini. j. BRAZIL (Daniel Flemes, 2006) Brazil adalah negara yang berhasil menggunakan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik bagi negaranya. Dalam menggunakan energi nuklir ini, Brazil tidak melihat resiko yang nantinya akan dihadapi atau besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan energi ini, meski negara ini mengalami pembengkakan anggaran hingga dua sampai empat kali lipat. Justru Brazil menggunakan energi ini dengan tujuan persahabatan antar negara. Brazil berusaha membuat hubungan yang baik dengan negara-negara pengguna nuklir untuk keberhasilan energi nuklir di negaranya. Hal ini dimaksudkan oleh Brazil agar tidak adanya permusuhan antar negara pengguna nuklir. k. AFRIKA SELATAN (Anonim, 2010) Afrika Selatan adalah salah satu negara di benua Afrika yang berhasil mengembangkan energi nuklir dalam menyediakan pasokan listrik di negaranya. Perbandingan biaya pengembangan reaktor yang mahal dengan murahnya listrik dan berbagai peraturan yang menyokong keselamatan pengguna tidak lagi menjadi persoalan bagi negara ini. Peraturan dan keselamatan penggunaan energi nuklir dalam menyediakan pasokan listrik sudah ditanggung oleh Dewan Energi Atom dan Departemen Mineral dan Energi. Selain itu, alasan negara ini menggunakan energi nuklir sebagai pasokan listriknya karena banyaknya investor yang akan menginvestasikan dana dalam bidang ini. Sehingga negara ini juga mulai menggunakan energi nuklir untuk pengembangan dunia pendidikan di negaranya. l. FINLANDIA (Greenpeace, 2009) Banyak negara yang setelah mereka menggunakan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik bagi negara mereka melakukan pengalihan energi lain, seperti hal nya Finlandia. Negara ini mengalami kerugian yang cukup besar dengan penerapan energi nuklir sebagai penyedia listrik di Finlandia. Meski resiko kecelakaan yang besar dan belum adanya solusi untuk limbah, ada 14 beberapa kerugian lagi yang harus dialami oleh negara ini seperti; biaya konstruksi yang mahal karena Finlandia mengalami pembengkakan anggaran sebesar 50% dari anggaran dasar, ketergantungan akan pajak dan biaya listrik yang mahal. Masyarakat menilai bahwa dengan adanya energi nuklir ini biaya listrik menjadi mahal karena sebagian besar dana yang digunakan dalam pengembangan reaktor berasal dari pemerintah, sehingga beban pajak yang harus ditanggung oleh masyarakat Finlandia semakin besar. Selain itu listrik yang digunakan dalam pembuatan konstruksi nuklir sangat besar yang menyebabkan pembiayaan konstruksi ini semakin mahal. Untuk kegagalan penanggulangan iklim, pemerintah negara Finlandia lebih mempercayai pada pengurangan konsumsi bagi para pengguna kendaraan bermotor akan lebih bisa menanggulangi perubahan iklim. m. JEPANG (EIA, 2012) Jepang merupakan salah satu negara di benua Asia yang berhasil menggunakan energi Nuklir sebagai penyedia pasokan listrik bagi negaranya. Jepang dengan kedisiplinannya yang tinggi mampu membuat reaktor nuklir berjalan dengan baik sebagai pasokan listrik. Setelah memakai energi ini, konsumsi listrik di Jepang semakin murah. Semua kalangan dapat menikmati pelayanan listrik yang baik. Namun, setelah adanya tsunami dan gempa bumi yang terjadi di Jepang tahun 2011 yang lalu membuat kebocoran di salah satu reaktor nuklir yang menyebabkan diungsikannya masyarakat dalam radius kilometer. Dengan adanya kejadian ini, Jepang masih berupaya untuk tetap menggunakan nuklir dan belum memutuskan untuk beralih ke energi lain karena biaya listrik yang murah, meski produksi listriknya menjadi menurun. Untuk tetap menjaga kestabilan konsumsi listrik, pemerintah Jepang mendorong masyarakat untuk menggunakan energi terbarukan untuk membantu menambah kekurangan pasokan listrik yang terjadi karena bencana ini. Beberapa energi terbarukan yang diupayakan oleh pemerintah Jepang antara lain; matahari, angin, air, panas bumi dan biogas. n. AMERIKA SERIKAT (Anonim, 2010) Salah satu negara yang berhasil pula dalam penggunaan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik negara yaitu Amerika Serikat. Dalam penggunaan energi nuklir ini, Amerika Serikat hanya mengkhawatirkan tentang aksi terorisme yang tidak dengan bijaksana menggunakan nuklir sebagai senjata. 15 Namun, di sisi lain banyak keuntungan yang diperoleh negara ini dengan menggunakan energi nuklir meski pembiayaannya meningkat dua hingga empat kali lipat dari rencana anggaran. Dengan menggunakan energi ini, Amerika serikat dapat dengan baik meningkatkan teknologi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, nuklir juga menjaga keamanan perubahan iklim dengan tidak menghasilkan karbondioksida. Untuk berbagai resiko umum yang akan dihadapi, negara ini memiliki beberapa regulasi. Regulasi yang bertujuan untuk kebaikan iklim di masa yang akan datang sehingga dapat meminimalisir resiko kesehatan. Karena regulasi yang dibuat digunakan untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan pengguna energi nuklir. o. KOREA SELATAN (Sudarno, 2009) Korea Selatan juga merupakan salah satu negara di benua Asia yang mulai menggunakan energi nuklir. Pengembangan energi nuklir di negara ini cukup baik, karena negar ini sudah membagi tanggung jawab dalam bidang masingmasing. Baik itu dalam bidang pengawasan, pengembangan, manajemen, pengoperasian dan bahan bakar. Meski tentunya negara ini mengalami pembengkakan biaya dasar, namun pengembangan energi nuklir tetap dijalankan untuk mencapai kemandirian jangka panjang dalam bidang pengembangan teknologi. Sehingga dengan penerapan energi ini, bidang ilmu pengetahuan juga akan mengalami peningkatan, tidak hanya berfikir akan mendapatkan biaya listrik yang murah. p. PAKISTAN (Anonim, 2012) Negara Pakistan sudah mulai mengantisipasi resiko dari panggunaan energi nuklir, karena keselamatan telah menjadi ciri khas untuk negara dengan penggunaan energi ini. Alasan negara Pakistan masih menggunakan energi nuklir karena nuklir menyediakan keberlanjutan energi listrik negara. Selain itu, nuklir memiliki biaya bahan bakar yang rendah. Namun disisi lain, alasan dimungkinkannya negara ini beralih pada energi lain karena besarnya dampak kecelakaan nuklir yang nantinya akan terjadi dan proses produksi energi nuklir menjadi listrik yang siap konsumsi membutuhkan waktu yang lama. q. SLOVENIA (Ljubljana, 2011) Slovenia merupakan salah satu negara yang menggunakan nuklir karena biaya listrik yang siap pakai atau siap konsumsi jauh lebih murah dibandingkan dengan energi lain. Resiko yang nantinya harus dihadapi merupakan salah satu 16 alasan Slovenia menggunakan energi nuklir hanya sebagai energi alternatif. Negara ini mulai mengurangi konsumsi energi nuklir dan energi terbarukan karena tujuan penggunaan energi di Slovenia adalah untuk keberlanjutan dan keselamatan masyarakat. Selain tujuan tersebut, Slovenia juga meningkatkan daya saing melalui energi lain yang lebih aman, sehingga negara ini juga berfikir dengan adanya eksploitasi sumber daya terbarukan perlu ditanggulangi untuk pengalihan ke energi lain yang lebih aman. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dari negara-negara di atas, meskipun mereka tahu besarnya resiko secara umum yang harus mereka tanggulangi ketika pemakaian energi nuklir ini digunakan sebagai pembangkit listrik, beberapa negara seperti China dan India tetap ingin membuat reaktor baru dengan berbagai kebutuhan yang cukup besar. Karena besarnya penduduk yang berada di kedua negara ini, membuat konsumsi akan listrik juga semakin berlipat. Di sisi lain kedua negara ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, sehingga membutuhkan kapasitas listrik negara yang cukup besar. Menganai resiko yang harus mereka hadapi. Kedua negara ini masih dapat membuat pencegahan-pencegahan baik saat pembuatan reaktor maupun penanganan akan limbah yang bisa di aur ulang atau pun pembuatan dinding permanen agar limbah tetap berada pada stu kawasan. Di lain pihak, beberapa negara juga mulai mengurangi penggunaan energi nuklir seperti di negara Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Hal ini dikarenakan takutnya ada tindakan proliferasi di beberapa negara. Dan mereka sudah mulai beralih pada energi lain untuk memasok kurangnya energi listrik di negara mereka. Selain itu beberapa negara dalam proses penggunaan energi nuklir ini dalam pengembangan penyelesaiian reaktor mengalami kevakuman karena pembengkakan biaya 3 sampai 5 kali lipat dari anggaran yang sudah direncanakan. Beberapa resiko juga menjadi salah satu alasan negara-negara ini mengurangi penggunaan energi nuklir seperti ; adanya kesalahan pada bagian kelistrikan yang menyebabkan kebakaran, adanya kebocoran pada sebagian inti nuklir dan kerusakan sistem pendingin, adanya sistem instrumen yang mengalami malfungsi sehingga menyebabkan pengoperasian dihentikan selama beberapa tahun hingga adanya masalah pada peralatan yang menyebabkan kematian darurat (http://id.wikipedia.org/wiki/Daya_nuklir). Hampir sebagian besar pengguna energi nuklir merupakan negara maju. Hanya beberapa negara berkembang yang menggunakan energi nuklir sebagai pasokan energi 17 listrik negara. Kesiapan teknologi yang negara maju miliki jauh lebih baik bila dibandingkan dengan negara berkembang. Negara maju yang sudah menjadi negara industri memiliki banyak variasi tenaga ahli yang lebih berkualitas dengan berbagai alat yang mendukung proses penelitian terhadap teknologi yang semakin berkembang. Sedang negara berkembang, jikalau mereka mampu membeli teknologi pembuat reaktor dan segala peralatan yang diperlukan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir ini, mereka hanya mampu untuk membeli teknologi kualitas menengah. Serta untuk variasi yang lain seperti tenaga ahli, peneliti-peneliti yang handal untuk menjamin keberlangsungan pengoperasian pembangkit listrik tenag nuklir ini mereka masih mengalami kesulitan. Membutuhkan biaya yang ekstra untuk sebuah negara berkembang menggunakan energi nuklir menjadi pembangkit listrik. Kesiapan teknologi di Indonesia, menurut International Atomic Energy Agency (IAEA), Indonesia termasuk dalam 13 negara terbaik dalam pemanfaatan teknologi dan pengoperasian reaktor nuklir untuk tujuan damai. Hal ini dipaparkan oleh Adiwardojo, Deputi Kepala BATAN Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir dalam konferensi pers Terapan Riset Nuklir Untuk Menjawab Kebutuhan Bangsa, 26 Oktober 2011 di Hotel Menara Peninsula. Selain itu, dalam hal kesiapan internal, saat ini Indonesia sudah memiliki tiga reaktor nuklir meskipun masih dalam skala riset. Bahkan salah satunya, yakni Reaktor Kartini di Yogyakarta didesain dan dibangun oleh tenagatenaga ahli Indonesia. Dengan memanfaatkan reaktor tersebut, maka didirikanlah sekolah tinggi teknologi nuklir (STTN) sebagai institusi yang akan mempersiapkan SDM nuklir di Indonesia (ebtke.esdm.go.id). Berikut merupakan tabel pengklasifikasian negara-negara maju dan berkembang dalam 17 negara pengguna energi nuklir. Tabel 1. Daftar negara maju dan negara berkembang pengguna energi nuklir No 1 Nama Negara Negara Negara Sedang Maju Berkembang √ Kanada 18 2 China √ 3 India √ 4 Jerman √ 5 Perancis √ 6 Rusia 7 Spanyol √ 8 Swedia √ 9 Swiss √ 10 Brazil √ 11 Afrika Selatan √ 12 Belanda √ 13 Jepang √ 14 Amerika Serikat √ 15 Korea Selatan √ 16 Pakistan √ 17 Slovenia √ √ Sumber : Bank Dunia Klasifikasi didasarkan pada klasifikasi Bank Dunia yaitu negara maju merupakan negara dengan high incomeI. Sedangkan negara sedang berkembang adalah negara dengan low income, upper midle, dan lower midle. 3.2 TEKNIK ANALISIS DATA Menurut Lofland dalam Moleong (2005) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Peneliti harus dapat menangkap makna yang tersurat dan tersirat dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, untuk itu dibutuhkan kepandaian dalam memahami masalah. Peneliti harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang akan diteliti. Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis SWOT dan analisis Manfaat biaya. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan 19 adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja (wordpress.com, 2010). Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis biaya manfaat adalah sebuah pendekatan dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan, dengan sebuah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua nilai, manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil pembandingan ini, pengambil keputusan dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah aktivitas, produk atau proyek, atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menentukan keberlanjutannya (Anonim, 2008) 20