Bab II Gambaran Umum Wilayah

advertisement
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
Bab II
Gambaran Umum Wilayah
II.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu kabupaten yang
terletak dititik tengah Provinsi Gorontalo, secara geografis berada pada 00 30’ – 0054’
Lintang Utara dan 122o 07’ – 123o44’ Bujur Timur, dengan batas-bataswilayah Kabupaten
Gorontalo meliputi:
Sisi Utara
: Kabupaten Gorontalo Utara
Sisi Selatan
: Teluk Tomini
Sisi Timur
: Kabupaten Bone Bolango
Sisi Barat
: Kabupaten Boalemo
Kondisi dan Ketinggian Air Tanah (Hidrologi)
Kemiringan wilayah dan ketinggian di atas permukaan laut maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Gorontalo merupakan perbukitan yakni 71,83 %.
Kabupaten Gorontalo memiliki 55 buah sungai besar dan kecil dengan total panjang sungai
dan anak sungai tersebut sebesar 1.007,65 Kmyang bermuara pada satu danau (Danau
Limboto). Terdapat dua Daerah aliran Sungai (DAS) utama yang mengalir di wilayah ini yaitu
DAS Paguyaman dan DAS Bone Bolango yang bermuara di teluk tomini.(lihat peta 2.1).
Berikut nama daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Gorontalo:
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Gorontalo
No.
Nama DAS
1
DAS Bone Pantai
2
DAS Batudaa Pantai
3
DAS Bolango
4
DAS Bone
5
DAS Limboto
6
DAS Paguyaman
7
DAS Popayato
8
DAS Atinggola
9
DAS Posso
10
DAS Randangan
11
DAS Marisa
12
DAS Sumalata
13
DAS Tilamuta
Sumber: BP DAS Bone Bolango Kabupaten Gorontalo, 2013
Luas (Ha)
50,553
15,091
52,806
132,587
90,029
243,015
99,721
41,897
53,833
268,078
26,461
78,582
84,240
II-1
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
Kriteria Sistem Jaringan Sumber Daya Air:
1. Pengelolaan berdasarkan satuan wilayah hidrologis yaitu basin sungai/ wilayah sungai.
2. Pengelolaan direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu (multisektor, menyeluruh,
antar daerah hulu-hilir, kualitas-kuantitas, instream-offstream, air permukaan/ air
tanah), berkelanjutan (antar generasi), berwawasan lingkungan (konservasi ekosistem).
3. Satu sungai, satu rencana, satu pengelolaan terpadu.
 Satu sungai (dalam artian Daerah Aliran Sungai DAS) merupakan kesatuan wilayah
hidrologis yang dapat mencakup beberapa wilayah administratif yang ditetapkan
sebagai satu kesatuan wilayah pembinaan yang tidak dapat dipisah-pisahkan;
 Dalam satu sungai hanya berlaku satu rencana induk dan satu rencana kerja yang
terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
 Dalam satu sungai diterapkan satu sistem pengelolaan terpadu yang dapat menjamin
keterpaduan kebijaksanaan, strategi dan perencanaan serta operasional dari hulu
sampai dengan hilir.
Sungai di Kabupaten Gorontalo selain sebagai saluran pembuangan drainase dari
drainase lingkungan juga berfungsi sebagai tempat buang air besar.Kondisi negatif ini masih
sering dijumpai di Kabupaten Gorontalo, terutama di sungai. Berikut nama-nama sungai
yang ada di Kabupaten Gorontalo dan lokasi kecamatannya:
Tabel Nama Sungai di Wilayah Kabupaten Gorontalo
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nama Sungai
SungaiTohupo
SungaiAlopohu
SungaiLimehe
SungaiBiyabo
SungaiAlo
SungaiMolalahu
SungaiDutulanaa
SungaiBiyonga
SungaiBulia
SungaiHutuo
SungaiMolanggata
SungaiNanati
SungaiTapodu
SungaiMahti
SungaiPaguyaman
SungaiBongo
SungaiTombiu
SungaiMohiyolo
Lokasi (Kecamatan)
Batudaa
Tibawa
Limboto
Telaga
Boliyohuto
Sumber: Profil Kabupaten Gorontalo, 2012
II-2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
Kondisi Umum Iklim dan Curah Hujan (Klimatologi)
Klimatologi merupakan keberadaan iklim di suatu wilayah. Kondisi iklim terkait
dengan rata-rata curah hujan, temperatur udara, kelembaban udara, arah angin maupun
kisaran rata-rata matahari. Kabupaten Gorontalo beriklim tropis dengan curah hujan
rata‐rata 378 mm/ tahun dan jumlah hari hujan 204.
Suhu udara di Kabupaten Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,90C
sampai 33,40C dengan rata-rata temperatur udara malam hari berkisar antara 26,70C-29,30C,
suhu tertinggi (32,9 ºC) terjadi pada bulan Mei dan terendah (22, 8 ºC) pada bulan Agustus.
dan rata-rata kelembaban udara bervariasi antara 51,5-93,8persen, kecepatan angin berkisar
antara 1-4 knot. Berikut rata-rata suhu udara, rata-rata kecepatan angin dan rata-rata
kelembaban udara tiap bulannya di Kabupaten Gorontalo:
Grafik Rata-Rata Suhu Udara, Rata-Rata Kecepatan Angin Dan Rata-Rata Kelembaban Udara Tiap Bulannya Di
Kabupaten Gorontalo
Sumber: BPS, 2012
II-3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
Topografi
Permukaan tanah di Kabupaten Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan dan
bergunung-gunung, secara topografi Kabupaten Gorontalo mempunyai kondisi yang variatif
yang terdiri dari wilayah datar, kaki bukit, dan pengunungan dengan kemiringan, antara lain
sebagai berikut:
Tabel Persentase Luas Ketinggian dari Permukaan Laut dan Kemiringan Lereng Lahan di Kabupaten Gorontalo
No
1
2
3
4
6
No
1
2
3
4
Ketinggian dari Permukaan Laut(meter)
0-50
50-100
100-500
500-1000
> 1000
Kemiringan (%)
0-2 %
2-15 %
15-40 %
> 40 %
Luas (%)
7,49
21,26
51,08
15,68
4,49
Luas (%)
20,12
8,08
34,34
37,49
Sumber: Profil Kabupaten Gorontalo, 2012
Kabupaten Gorontalo memiliki gunung di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa
(Tohupo, Talumutuhu, Langgula, Oluhuwa, Lombata, dan Huango Daa), Kecamatan Tibawa
(Pombolu, Botumoputi, dan Ayumolingo), dan Kecamatan Boliyohuto (Boliyohuto, Helumo,
dan Satria). Gunung yang tertinggi adalah gunung Boliyohuto dengan ketinggian 2065 meter,
sedang Gunung Litu-Litu adalah gunung yang terendah dengan ketinggian 884 meter. Berikut
tinggi wilayah di atas permukaan laut (DPL) menurut kecamatan di Kabupaten Gorontalo:
Grafik tinggi wilayah di atas permukaan laut (DPL) menurut kecamatan di Kabupaten Gorontalo
Sumber: BPS, 2012
II-4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
LEMBAR INI UNTUK PETAA3
PETA 2.1 PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI WILAYAH KABUPATEN GORONTALO
II-5
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
Administratif
Secara administrasi Kabupaten Gorontalo memiliki 19 Kecamatan (Kecamatan Bilato
dan Dungalio dimekarkan tahun 2013), 205 Kelurahan/ Desa, 685 dusun (lihat peta 2.2).Luas
wilayah Kabupaten Gorontalo sekitar 2207,58 km2 dengan kepadatan penduduk sebanyak
176,13 jiwa/km2.
Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah Kelurahan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1 Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Nama Kecamatan
Jumlah
Kelurahan/
Desa
9
Luas Wilayah
Administrasi
Terbangun
(Km2)
(%) thd total
(Km2)
(%) thd total
52.47
2.38
13.9747
10.51
No.
1
Batudaa Pantai
2
Biluhu
8
132.001
5.98
4.3847
3.30
3
Batudaa
8
55.34
2.51
7.3760
5.55
4
Bongomeme
15
165.76
7.51
2.8208
2.12
5
Tabongo
9
87.69
3.97
7.1561
5.38
6
Tibawa
16
212.70
9.63
23.7933
17.90
7
Pulubala
11
247.04
11.19
12.9832
9.77
8
Boliyohuto
13
181.57
8.22
5.8132
4.37
9
Mootilango
10
172.17
7.80
1.85
1.39
10
Tolangohula
15
160.11
7.25
0
0
11
Asparaga
10
104.77
4.75
6.2850
4.73
12
Bilato
10
110.20
4.99
1.0598
0.80
13
Limboto
14
86.61
3.92
21.9326
16.50
14
Limboto barat
10
168.67
7.64
3.5223
2.65
15
Telaga
9
78.18
3.54
4.12
3.10
16
Telaga Biru
15
107.40
4.87
11.4031
8.58
17
Tilango
8
8.2659
0.37
1.5737
1.18
Talaga Jaya
5
5.71
0.26
0.475
Dungalio
10
70.93
3.21
2.4077
Total
205
2207,58
100
132.93
Keterangan: *) masih bergabung dengan Kecamatan Bongomeme (belum dimekarkan)
Sumber: BPS, 2013
0.36
1.81
100
18
19
II-6
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
LEMBAR INI UNTUK PETAA3
PETA 2.2 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN GORONTALO DAN CAKUPAN WILAYAH KAJIAN
II-7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gorontalo 2013
II.2 Demografi
Kondisi Demografi
Berdasarkan data jumlah penduduk di Kabupaten Gorontalo (BPS, 2012) telah
mencapai 388.821 jiwa, secara umum komposisi penduduknya seimbang antara penduduk
perempuan (193.413 jiwa) dengan penduduk laki-laki (195.408 jiwa). Hal ini ditunjukkan oleh
perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kabupaten Gorontalo seperti di
Kecamatan Biluhu dengan sex ratio terbesar yaitu 109 (artinya jumlah penduduk laki – laki 9
persen lebih banyak dibanding perempuan), sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan
Limboto, Limboto Barat dan Talaga Jaya yaitu 98 (artinya jumlah penduduk laki – laki 2
persen lebih sedikit dibanding perempuan).
Keadaan ini disebabkan oleh aktifitas sosial ekonomi masyarakat dimana untuk
Kecamatan Biluhu sebagian besar berkerja disektor perikanan laut dan perkebunan
sedangkan untuk kecamatan asparaga sebagian besar bekerja disektor pertanian adan
perkebunan yang didominasi oleh pekerja laki-laki, adapun untuk Kecamatan Limboto dan
Talaga Jaya didominasi oleh pekerja perempuan sebagai efek dari tumbuhnya sektor jasa.
Laju Pertumbuhan Penduduk
Dengan memperhatikan jumlah penduduk pada tabel diatas, maka dapat dilihat
hingga tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan yaitu
1,78% yakni dari jumlah 355.988 jiwa di tahun 2010 meningkat menjadi 388.821 jiwa pada
tahun 2011. Jumlah penduduk yang terus meningkat dengan luasan wilayah yang tetap
membuat tingkat kepadatan penduduk juga terus naik.
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Gorontalo pada tahun 2009 rata-rata 184
jiwa/km², pada tahun 2010 rata-rata 161,26 jiwa/km², dan tahun 2011 kepadatan penduduk
rata-rata 176,13 jiwa/km². Angka kepadatan penduduk tersebut, dihitung berdasarkan
jumlah penduduk dibagi luas wilayah administrasi, akan tetapi di dalam Dokumen Buku Putih
Sanitasi ini perhitungan angka kepadatan penduduk,dihitung dalam rangka untuk
mengetahu tingkat risiko sanitasi di Kabupaten Gorontalo, maka kepadatan penduduk
tersebut dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang dibagi dengan luas wilayah terbangun.
Berikut tabel jumlah dan kepadatan penduduk lima tahun terakhir di Kabupaten
Gorontalo:
II-8
Download