VISI GBI KELUARGA IMAMAT RAJANI Menjadi

advertisement
VISI GBI KELUARGA IMAMAT RAJANI
Menjadi Keluarga Imamat Rajani
Pada tahun 2027
Goal atau sasarannya adalah sebagai berikut:

Seluruh Keluarga yang ada di GBI Keluarga Imamat Rajani di pulihkan Tuhan.
Pengertian pulih atau memulihkan dalam Perjanjian Lama kebanyakan berasal dari kata
Ibrani syub. Sebuah persoalan melacak kata itu adalah penggunaan yang begitu banyak, yaitu
sekitar seribu kali, lagi pula dengan arti yang berbeda-beda.
Kitab Mazmur banyak menggunakan kata syub. Misalnya, “Pulihkanlah kami, ya Allah
penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hatiMu kepada kami” (Mazmur 85:5). Yeremia juga
menggunakan kata syub, misalnya, “... demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan memulihkan
keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda ...” (Yeremia 30:3). Sebuah sumber adalah kata Ibrani
shalam yang berarti mengembalikan utang atau keadaan. Misalnya, “Aku akan memulihkan
kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang ...” (Yoel 2:25).
Dari Perjanjian Baru sumbernya adalah kata Yunani apokathismai yang berarti sembuh.
Contohnya, “Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguhsungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas”.
(Markus 8:25). Dalam Ibrani 13:19, kata tersebut berarti kembali ke tempat tinggal yang semula.
Sumber lain adalah kata Yunani katartizo yang secara harfiah berarti memperbaiki sesuatu yang
rusak namun bisa diartikan sebagai mengembalikan ke jalan yang benar (lihat Galatia 6:1) atau
melengkapi apa yang belum lengkap (lihat Efesus 4:12).
Umat berharap bahwa pada akhir zaman segala sesuatu akan dipulihkan. Ungkapan “memulihkan
segala sesuatu” dipakai oleh Yesus ketika menggambarkan peranan Elia. Yesus mengiyakan
bahwa Elia sudah datang dan “memulihkan segala sesuatu” (Markus 9:12-13). Agaknya yang
dimaksud adalah mengutuhkan kedua belas suku. Lalu Yesus agaknya mengindikasikan bahwa ia
akan memulihkan umat melalui penderitaanNya.
Pemulihan keluarga lebih pada pemulihan hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak.
Dimana dalam mencapai pemulihan banyak proses yang harus dijalani, namun semuanya dapat
diatasi ketika masing-masing anggota keluarga bersedia menjalankan perannya sesuai dengan
apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, sehingga janji dan berkat Tuhan menjadi bagian dalam
1
kehidupan seluruh anggota keluarga.

Seluruh keluarga yang ada di GBI Keluarga Imamat Rajani memahami prinsip pelayanan dan
terlibat dalam pelayanan tubuh Kristus.

Seluruh keluarga yang ada di GBI Keluarga Imamat Rajani diberkati Tuhan dan menjadi berkat
bagi lingkungan dimana mereka ditempatkan.
Untuk mencapai Goal dan sasaran tersebut disusunlah misi yang terdiri dari IX Pilar Keluarga
Imamat Rajani, yaitu:
10.1. Menjadikan Jemaat, Keluarga yang ber- Pola Keluarga Allah
10.2. Menjadikan Jemaat, Keluarga yang ber - Prinsip Imamat
10.3. Menjadikan Jemaat, Keluarga yang ber - Otoritas Kerajaan Allah
10.4. Menjadikan Jemaat, Imam yang ber - Imamat
10.5. Menjadikan Jemaat, Imam yang ber - Prinsip Keluarga
10.6. Menjadikan Jemaat, Imam yang ber - Otoritas Kerajaan Allah
10.7. Menjadikan Jemaat, Berotoritas dengan Nilai Kerajaan Allah
10.8.Menjadikan Jemaat, Berotoritas dengan Prinsip Keluarga
10.9. Menjadikan Jemaat, Berotoritas dengan Prinsip Imamat
Tata Nilai GBI Keluarga Imamat Rajani
Tata Nilai:
Didefinisikan oleh kamus Webster sebagai “standar atau sifat utama yang sudah mendarah daging
dan dianggap penting atau diinginkan”
Asal kata nilai (Value) adalah ‘valor’ yang berarti kekuatan.
Nilai adalah sumber kekuatan karena memberi orang-orang kekuatan untuk bertindak.
Nilai itu bersifat mendalam dan emosional dan seringkali sulit di rubah.
Tata Nilai Ideologi
Tata nilai ideology berarti: sebagai suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam
kehidupan tertentu (bangsa/Negara).
Tata nilai ideology GBI Keluarga Imamat Rajani adalah:

Berpola Keluarga

Berprinsip Melayani

Berotoritas Kerajaan Allah
2
Tata Nilai Incremental
Pengertian: Tata nilai incremental mengandung pengertian suatu nilai-nilai yang harus senantiasa
ditambahkan secara bertahap dalam kehidupan organisasi, maupun anggotanya.
Tata Nilai Incremental GBI Keluarga Imamat Rajani adalah:

Kejujuran

Integritas

Kerja Tim

Kekeluargaan
Tata Nilai Operasional
Pengertian Tata nilai operasional adalah: seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus
diamati, dan bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
Tata nilai operasional GBI Keluarga Imamat Rajani adalah:

Tanggap

Cepat

Akurat

Tuntas

Tanggung jawab
Gaya GBI Keluarga Imamat Rajani
Pengertian: Tampak/ kelihatan dari ekspresi luar
Merupakan gaya lembaga, bukan perorangan
Mendapat support dari nilai-nilai yang di anut
Gaya GBI Keluarga Imamat Rajani terdiri dari:

Kekeluargaan

Hati hamba

Mental kerajaan

Saling membuat yang lain berhasil
Sekilas tentang Perumusan Visi GBI Keluarga Imamat Rajani
Visi GBI Keluarga Imamat Rajani mulai dirumuskan pada pertengahan tahun 2007, bersama
dengan perwakilan gembala serta Koordinator cabang GBI Keluarga Imamat Rajani baik dari
Samarinda, Kutai Barat (Kubar), Jawa, Berau, Bontang, Manado . Atas anugerah Tuhan, Lima (5)
tahun kemudian tepatnya bulan maret tahun 2012, atas himbauan Bapak Gembala disusun kembali
penjabaran visi Keluarga Imamat Rajani sebagai visi bersama dari Tuhan yang akan dikerjakan
bersama-sama oleh seluruh jemaat dan pelayan Tuhan yang ada di GBI Keluarga Imamat Rajani seIndonesia. Pada tahun yang sama, dalam data PI/Misi pusat GBI Keluarga Imamat Rajani telah
3
bertambah beberapa cabang dan pos PI, baik dari Kubar, P. Jawa dan dari Sumatera Utara.
Perumusan visi pada tahap kedua ini ditandai dengan lahirnya deklarasi bersama yaitu kesepakatan
untuk melaksanakan visi GBI Keluarga Imamat Rajani bersama-sama dan mensukseskan visi tersebut
sebagai tujuan bersama hingga lima belas (15) tahun kemudian, yaitu pada tahun 2027, yang ditanda
tangani oleh para Leader dari semua komisi yang ada di GBI Keluarga Imamat Rajani Samarinda, dan
juga oleh seluruh Gembala cabang dan Koordinator cabang GBI Keluarga Imamat Rajani seIndonesia.
Melihat sasaran atau goal yang akan dicapai dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang,
yang dapat disimpulkan dengan tujuan: membawa seluruh keluarga dipulihkan, melayani Tuhan dan
diberkati untuk memberkati, maka dapat disepakati bersama bahwa hal itu bukanlah tugas yang
ringan. Mencapai tujuan yang terkandung dalam visi Keluarga Imamat Rajani dibutuhkan
perencanaan dan kerja keras serta kerja sama dari semua pihak yang hidup dalam lingkupan keluarga
besar GBI Keluarga Imamat Rajani Samarinda. Begitu banyak hal yang harus kita kerjakan di harihari ini, karena visi ini pada intinya adalah mempersiapkan generasi yang akan datang menjadi
generasi yang kuat dan berkualitas, dapat menyingkapi perubahan zaman secara bijak dan tetap
bersinar untuk menjadi berkat bagi kemuliaan nama Tuhan.
Oleh sebab itu, diperlukan kiranya gambaran yang jelas tentang hal-hal atau prinsip-prinsip
dari visi Keluarga Imamat Rajani, yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi setiap pelayan Tuhan
dan jemaat yang ada di GBI Keluarga Imamat Rajani se-Indonesia untuk melangkah dan berkarya
demi mencapai visi Keluarga Imamat Rajani pada tahun 2027 nanti. Sehubungan dengan itu, kami
mulai menyusun dan menjabarkan hal-hal yang terkandung tersebut menjadi sesuatu yang utuh dan
jelas, dan dapat dipahami sehingga dapat dilaksanakan oleh semua pihak.
Kami menyadari bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki atau direvisi dalam
penjabaran materi visi Keluarga Imamat Rajani ini. Oleh karena itu kami harapkan kerjasama dari
seluruh pihak untuk memberi masukan positif yang berguna bagi kemajuan kita semua, dan
membawa seluruh jemaat meraih janji Tuhan yang telah disiapkan sesuai dengan visi Keluarga
Imamat Rajani.
4
Intisari Materi Sembilan (9) Pilar
GBI Keluarga Imamat Rajani
Pilar I
Keluarga yang berpola keluarga Allah
Pokok Bahasan:
Pilar I Keluarga Imamat Rajani menyatakan kebenaran Kristen khusus tentang Keluarga yang
merupakan implikasi dari Pola Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.
Dalam pilar I kita akan menemukan pelajaran khusus tentang kehendak Allah bagi keluarga
kita, dan apa yang harus kita lakukan bagi keluarga kita. Prinsip-prinsip keluarga ini merupakan
dasar dalam membangun semua hubungan yang ada di dunia ini, karena dari dalam keluarga-lah
segala sesuatu bermula.
Mengingat pentingnya keluarga dan nilai-nilai yang terkandung dalam hubungan keluarga
yang telah Allah rancangkan pada mulanya, maka menjadi tugas kita sebagai Gereja dan seluruh
pelayan Tuhan serta seluruh orang percaya untuk mempertahankan keluarga kita dalam
kebenaranNya. Kebenaran sejati yang tertulis hanya dari Alkitab-lah yang menjadi patokan kita
dalam menyingkapi setiap permasalahan yang ada dalam keluarga.
Pilar I Keluarga Imamat Rajani menjadi bagian pertama yang digarap melalui berbagai program,
kegiatan dan target atau sasaran serta salah satu warna gereja. Harapan kami, melalui garis besar
materi yang ada di Pilar I, dapat membantu kita semua dalam memahami apa yang harus kita lakukan
demi membawa keluarga kita kembali kepada rencana dan berkat Allah semula. Tuhan Yesus
Memberkati.
a. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus
Standar Kompetensi :
-
Membawa setiap keluarga untuk mengenal Allah Bapa secara pribadi
Keluarga (berbicara setiap pribadi dalam keluarga, baik itu ayah, ibu (wanita), anak kecil,
remaja dan pemuda)
Kompetensi Dasar :
-
Keluarga memahami pribadi Allah Bapa
-
Keluarga memahami sifat dan karakter Allah Bapa
-
Keluarga memahami peran Allah Bapa
-
Keluarga memahami kualitas hidup akibat memiliki figure Bapa
-
Keluarga memahami dampak kehilangan figure Bapa
-
Keluarga mengalami pemulihan citra diri dan kasih Bapa
b. Therapeia
5
Standar Kompetensi :
-
Membawa anggota keluarga untuk berperan dalam pemulihan keluarga
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti therapeia
-
Memahami faktor-faktor tercapainya therapeia dalam keluarga

(Memahami temperamen masing-masing)

Memahami kebutuhan masing-masing anggota keluarga

Komunikasi

Saling memberi dan menerima
-
Memahami faktor-faktor penghambat tercapainya therapeia
-
Mampu meresponi setiap proses yang terjadi di dalam keluarga dengan benar
-
Peran keluarga dalam pemulihan keluarga
c. Saling Mengasihi
Standar kompetensi :
-
Mengalami kehidupan keluarga yang hidup dalam kasih
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti kasih
-
Memahami alasan perlunya kasih dan mengasihi
-
Memahami alasan orang sulit mengasihi
-
Bagaimana mengalami pemulihan hati
-
Dampak kasih bagi keluarga, gereja dan masyarakat
-
Peran keluarga dalam mewujudkan kehidupan yang penuh dengan kasih.
d. Saling Menghormati
Standar Kompetensi:
-
Mewujudkan kehidupan keluarga yang saling menghormati
Kompetensi Dasar:
-
Memahami makna saling menghormati
-
Memahami tujuan/ manfaat dari sikap saling menghormati
-
Memahami penerapan sikap saling menghormati dalam keluarga (Pelajaran tentang hirarki
keluarga, peran masing-masing keluarga, dan kebutuhan dari masing-masing anggota
keluarga)
-
Memahami dampak tidak adanya sikap saling menghormati dalam keluarga
6
-
Memahami peran keluarga dalam kehidupan yang saling menghormati dalam keluarga, gereja
dan masyarakat
e. Saling menjaga dan melindungi
Standar Kompetensi:
-
Mampu menjaga dan melindungi sesama anggota keluarga
Kompetensi Dasar:
f.
-
Memahami hakikat dari sikap saling menjaga dan melindungi dalam keluarga
-
Memahami panggilan Tuhan sebagai penjaga
-
Memahami panggilan Tuhan sebagai pelindung dalam keluarga
-
Menjalankan peran sebagai penjaga dan pelindung dalam keluarga
-
Dampak adanya peran penjaga dan pelindung dalam keluarga
-
Peran keluarga sebagai pelindung keluarga, gereja dan masyarakat
Memiliki relation yang erat (keintiman)
Standar Kompetensi:
-
Mencapai kesatuan dalam keluarga yang berorientasi pada Tuhan
Kompetensi Dasar:
-
Memahami hakikat kesatuan/keintiman dalam keluarga (keintiman roh, jiwa, tubuh)
-
Memahami cara membangun kesatuan/keintiman dalam keluarga
-
Memahami faktor-f actor yang merusak kesatuan/ keintiman
-
Memahami dampak kesatuan/keintiman dalam keluarga
-
Peran keluarga dalam membangun kesatuan/keintiman dalam keluarga, gereja dan
masyarakat
g. Saling melayani dan kerjasama
Standar kompetensi :
-
Mampu menjalankan kehidupan keluarga yang saling melayani dan bekerja sama
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti melayani
-
Memahami arti kerja sama
-
Faktor penghambat sikap saling melayani
-
Faktor penghalang kerjasama
-
Memahami penerapan sikap saling melayani dan bekerja sama dalam keluarga
-
Akibat tidak adanya sikap saling melayani dan bekerja sama dalam keluarga
-
Dampak dari sikap saling melayani dan bekerja sama dalam keluarga
7
h. Saling Terbuka
Standar Kompetensi :
-
Memiliki kehidupan keluarga yang murni, dinamis dan produktif
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti keterbukaan
-
Memahami faktor-faktor penghambat keterbukaan
-
Memahami dampak (positif dan negative) keterbukaan (secara umum)
-
Memahami cara bersikap terbuka yang bijaksana
-
Penerapan keterbukaan dalam keluarga
-
Dampak keterbukaan dalam keluarga
-
Peran keluarga dalam menanamkan keterbukaan yang benar dalam keluarga, gereja dan
masyarakat.
i.
Saling memberi dukungan positif
Standar Kompetensi :
-
Menjalankan kehidupan keluarga yang saling mendukung dalam mencapai keberhasilan
Kompetensi Dasar :
-
Memahami hakikat menjadi pendukung bagi keberhasilan orang lain
-
Memahami perbedaan antara pujian dan dukungan
-
Memahami faktor penyebab sulitnya memberi dukungan kepada orang lain
-
Memahami penyebab terbentuknya kebiasaan mengkritik/ mencela
-
Memahami cara berhenti menjadi pengkritik dan belajar menjadi pendukung dalam keluarga
-
Memahami cara yang benar dan bijaksana dalam member dukungan
-
Peran keluarga dalam memberi dukungan kepada seluruh anggota keluarga, dalam gereja dan
masyarakat
8
Pilar II
Keluarga Berprinsip Imamat
Pokok Bahasan
Pilar II Keluarga Imamat Rajani yang membawa pola Keluarga dengan prinsip Imamat
mencakup nilai-nilai tentang kehidupan keluarga yang didasarkan pada prinsip Imamat.
Imamat yang khusus dibahas dalam pilar IV mengandung beberapa prinsip tentang
kehidupan seorang Imam dalam menjalankan tugasnya di hadapan Allah. Hal-hal tersebut antara lain
harus hidup dalam kekudusan, benar, tak bercacat dalam segala hal, hidup dalam hadirat Allah dan
bagian-bagian lain yang merupakan prinsip hidup imam.
Intisari Pilar II Keluarga Imamat Rajani menyatakan bahwa dalam membangun keluarga
Kristen, harus membawa nilai-nilai keimamatan dalam Alkitab sebagai salah satu prinsipnya, karena
kita semua adalah imam di Hadapan Allah (I Pet 2:9).
Seorang pribadi yang merupakan pilihan Tuhan, yang hidup dalam kekudusan dan kebenaran
akan memiliki kualitas keluarga yang berbeda dengan keluarga-keluarga pada umumnya. Alkitab
katakana bahwa keturunan orang benar akan perkasa di bumi, demikianlah yang kita harapkan.
Ketika masing-masing anggota keluarga hidup dalam prinsip Imamat, membangun keluarganya maka
akan lahir generasi yang luar biasa di masa yang akan datang. Tuhan Yesus Memberkati.
a. Keluarga yang hidup dalam kekudusan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan kehidupan keluarga yang kudus
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti kekudusan
-
Memahami dampak kekudusan dalam kehidupan seseorang
-
Memahami faktor-famtor yang merusak kekudusan (eksternal dan internal)
-
Memahami dampak kehidupan yang tidak kudus
-
Memahami bentuk-bentuk dosa perzinahan (percabulan)
-
Mengalami kehidupan yang bebas dari keterikatan dosa perzinahan
-
Melaksanakan prinsip-prinsip kekudusan dalam kehidupan pribadi.
-
Peran keluarga dalam menjaga kekudusan seluruh anggota keluarga di tengah gereja dan
masyarakat
b. Keluarga yang melayani dan bukan dilayani
Standar kompetensi :
-
Menghasilkan keluarga yang saling melayani
9
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti melayani
-
Memahami bentuk-bentuk pelayanan
-
Memahami panggilan Tuhan untuk melayani
-
Memahami syarat-syarat untuk melayani Tuhan
-
Memahami faktor-faktor penghambat dalam melayani
-
Menerapkan prinsip-prinsip melayani dalam keluarga, gereja dan masyarakat
c. Keluarga yang berkorban dan bukan mencari korban
Standar komptensi:
-
Menghasilkan keluarga yang hidup dalam pengabdian diri dan kemurahan hati
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti korban dan berkorban
-
Memahami bentuk-bentuk korban dalam Alkitab (PL dan PB)
-
Memahami syarat-syarat menjadi korban yang berkenan
-
Memahami alasan berkorban
-
Memahami daampak berkorban (positif dan negative)
-
Memahami penyebab sulitnya berkorban
-
Memahami makna berkorban di hadapan Allah
-
Perwujudan hidup yang berkorban dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
d. Keluarga yang hidup dalam firman dan cakap mengajar firman Tuhan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan keluarga yang hidup dalam firman Tuhan dan cakap mengajar firman Tuhan
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti Firman Allah
-
Memahami fungsi Firman Allah
-
Memahami sejarah Alkitab

Latar belakang Alkitab

Kanonisasi
-
Memahami langkah-langkah membaca Alkitab secara benar
-
Memahami cara menafsirkan Alkitab secara benar, praktis dan jelas
-
Memahami penghalang seseorang dalam mengerti Firman Allah
-
Memahami cara menghadapi ajaran sesat
-
Memahami karakteristik pribadi yang hidup dalam Firman Allah
-
Dampak dari keluarga yang hidup dalam firman dan cakap mengajar firman Allah.
10
Pilar III
Menjadikan Keluarga yang berprinsip Kerajaan Allah
Pokok Bahasan
Dalam pilar III Keluarga Imamat Rajani, memfokuskan pada penerapan pola keluarga
dengan prinsip Kerajaan Allah. Prinsip Kerajaan Allah sendiri akan lebih banyak diutarakan pada
pilar ke VII, namun nilai Kerajaan Allah telah dapat kita lihat pada bagian Pilar III ini.
Dalam Pilar III Keluarga Imamat Rajani diarahkan kepada seluruh jemaat dan pelayan Tuhan
untuk membawa dan membangun setiap keluarga Kristen yang ada,pada prinsip Kerajaan Allah.
Sebagaimana sebuah Kerajaan yang notebene-nya adalah tentang otoritas dan kekuasaan,
masing-masing keluarga harus memahami tentang status mereka sebagai anak-anak Allah, Raja
segala raja, yang telah ditebus,dibenarkan dan diberi otoritas untuk menjadi pengelola yang benar
dalam segala hal.
Keluarga dengan otoritas Kerajaan Allah telah masuk dalam level baru sebagai lembaga yang
melahirkan generasi-generasi yang perkasa di bumi. Keluarga yang menerapkan nilai-nilai Kerajaan
Allah akan melahirkan generasi yang bermental raja, yaitu salah satunya, tidak meminta atau
mengharapkan pihak lain selain Tuhan dalam penghidupannya, sehingga hidupnya menjadi berkat
bagi banyak orang.
Keluarga dengan prinsip Kerajaan Allah adalah keluarga berorientasi pada Allah dan
kerajaanNya, tentang bagaimana menjadi saksi yang benar, menjadi berkat yang nyata dan menjadi
pengelola yang benar terhadap berkat dari Allah. Sehingga dapat dipastikan dengan otoritas yang
diterima dari Allah keluarga akan meraih kemenangan yang gilang gemilang dalam setiap tantangan
yang mereka hadapi. Tuhan Yesus memberkati.
a. Keluarga yang mengijinkan Kerajaan Allah keluarganya
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan keluarga yang berotoritas kerajaan Allah
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti raja dan kerajaan (secara umum)
-
Memahami otoritas seorang raja (pentingnya otoritas dan cara memperoleh otoritas
-
Memahami arti kerajaan Allah
-
Memahami cirri-ciri kerajaan Allah
-
Memahami syarat-syarat memiliki kerajaan Allah
-
Memahami prinsip-prinsip kerajaan Allah
-
Memahami penghalang seseorang tidak menikmati berkat kerajaan Allah
-
Memahami akibat kehilangan otoritas kerajaan Allah
-
Memahami dampak hidup dalam otoritas kerajaan Allah dalam keluarga, gereja dan
masyarakat
11
b. Keluarga yang mensejahterahkan
Standar Kompetensi:
-
Membawa keluarga dalam kehidupan keluarga yang diberkati dan memberkati orang lain
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti sejahtera
-
Memahami cirri-ciri sejahtera
-
Memahami prinsip-prinsip sejahtera di dalam Tuhan (mental kerajaan, mengelola waktu,
mengatur keuangan, menabur, manajemen diri – karakter,temperamen dan self control,
potential building, self development dan training development)
-
Memahami manfaat hidup sejahtera
-
Memahami faktor penghalang hidup sejahtera (ekstenal dan internal)
-
Memahami dampak keluarga sejahtera (menjelaskan alasan keluarga dikatakan sejahtera)
-
Memahami berkat dan kutuk
-
Memahami bagaimana hidup dalam berkat Tuhan dan bebas dari kutuk
c. Keluarga yang memberi ‘rasa aman’
Standar kompetensi:
Menghasilkan pribadi yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain.
Kompetensi dasar :
-
Memahami arti rasa aman
-
Memahami pentingnya rasa aman
-
Memahami dampak tidak adanya rasa aman dan cara mengatasinya
-
Memahami factor pencipta rasa aman (eksternal dan internal)
-
Memahami cara menciptakan rasa aman yang bertanggung jawab
-
Memahami alasan seseorang tidak dapat bertanggung jawab
-
Menciptakan anggota keluarga yang bertanggung jawab dalam keluarga, gereja dan
masyarakat.
d. Keluarga yang tampil sebagai pemenang
Standar kompetensi :
-
Menghasilkan keluarga yang hidup berkemenangan di dalam Tuhan
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti kata menang dan berkemenangan
-
Memahami arti pemenang dan pecundang
-
Memahami cirri-ciri hidup berkemenangan
12
-
Memahami syarat-syarat meraih kemenangan (strategi, latihan,kerja keras, ikut peraturan,
sasaran, goal/hasil).
-
Memahami dampak hidup berkemenangan
-
Memahami faktor penghalangan dalam meraih kemenangan.
-
Memahami cara melatih dan membentuk mental yang berkemenangan
-
Memahami peran masing-masing anggota keluarga dalam menciptakan hidup yang
berkemenangan dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
13
Pilar IV
Menjadikan Jemaat sebagai imam yang berimamat
Pokok Bahasan
Pilar IV Keluarga Imamat Rajani berorientasi tentang prinsip-prinsip keimamatan yang
diimplementasikan pada kehidupan sehari, secara pribadi, gereja maupun masyarakat.
Untuk memahami prinsip-prinsip keimamatan kita perlu memahami dengan kehidupan
imam yang dinyatakan dalam Alkitab. Kata imam berasal dari kata “kohen” yang berasal dari akar
kata induk “Kn” (kaf-nun). Ibrani kuno –“kaf” yang adalah gambar telapak tangan yang terbuka,
sedangkan “nun” adalah gambar sebuah benih.
Jadi, Imam adalah pembuka benih yang memungkinkan benih tersebut bertumbuh
membentuk akar dan pohon yang kuat. Menyiapkan masyarakat yang berakar bertumbuh, dan
menjadi kuat seperti tanaman. Masyarakat tidak akan kokoh berdiri tanpa adanya imam (Kol 2:7; Ef
4:15).
Mempelajari tentang keimamatan mengarah pada bagaimana seorang imam di hadapan Allah
dapat menjalankan tugasnya dengan benar pada zaman ini, di tengah keluarga, gereja maupun
masyarakat.
Menjadikan Jemaat sebagai imam yang berimamat adalah membawa seluruh jemaat dalam
pemahaman yang benar tentang prinsip keimamatan yang Alkitabiah melalui sejarah Alkitab, dan
menerapkan prinsip hidup sebagai seorang imam dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pribadi,
keluarga, gereja dan masyarakat, sehingga tercipta kehidupan yang benar dan kudus yang merupakan
dasar pemulihan segala sesuatu. Amin .
a. Dipanggil, dipilih dan diurapi
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang hidup dalam panggilan dan pengurapan Allah
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti panggilan Allah
-
Memahami makna memenuhi panggilan Allah
-
Memahami tujuan panggilan Allah
-
Memahami syarat-syarat dalam memenuhi panggilan Allah
-
Memahami penghalang dalam memenuhi panggilan Allah
-----------
-
Memahami arti pilihan Allah
-
Tujuan dari pemilihan Allah
-
Memahami syarat-syarat menjadi orang pilihan Allah
-
Memahami penghalang menjadi orang pilihan Allah
----------
14
-
Memahami arti urapan dan pengurapan
-
Memahami tujuan pengurapan Allah
-
Memahami syarat-syarat menerima pengurapan Allah
-
Memahami cirri-ciri hidup dalam pengurapan Allah
-
Memahami penghalang dalam menerima pengurapan Allah
-
Menjadi hamba Tuhan yang memiliki panggilan dan pengurapan Allah, di tengah keluarga,
gereja dan masyarakat.
b. Menjadi pengantara (Intercession) antara manusia dengan Allah
Standar Kompetensi:
-
Mebawa pribadi untuk mampu menjalankan tugas sebagai pengantara bagi keluarga, gereja
dan masyarakat
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti Intercesion
-
Memahami Tujuan dan dampak intercession
-
Syarat-syarat menjadi intercession
-
Karakteristik intercession
-
Penghalang dalam intercession
-
Menjadi intercession yang benar di tengah keluarga, gereja dan masyarakat
c. Pendamai
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang mampu menjadi pendamai di tengah keluarga, gereja dan
masyarakat
Kompetensi Dasar :
-
Memahami arti damai
-
Memahami pentingnya kedamaian
-
Memahami faktor pencipta kedamaian
-
Memahami penghalang terciptanya kedamaian
-
Mehami penyebab konflik
-
Memahami cara mengatasi konflik
-
Karakteristik pendamai
-
Menjadi pendamai di tengah keluarga, gereja dan masyarakat
d. Memberkati Umat
Standar Kompetensi:
-
Mampu menjalankan peran sebagai Imam yang memberkati umat
15
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti berkat dan memberkati
-
Memahami pentingnya saling memberkati dalam PL dan PB
-
Memahami cara-cara memberkati yang benar
-
Memahami dampak dari saling memberkati dalam keluarga, gereja dan masyarakat
-
Memahami peran keluarga dalam memberkati keluarga, gereja dan masyarakat
e. Hidup dalam Hadirat Allah (Doa, pujian dan penyembahan)
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang kuat dan berkemenangan
Kompetensi Dasar:
f.
-
Memahami arti Hadirat Tuhan
-
Memahami pentingnya hadirat Tuhan
-
Arti Doa yang benar sesuai Firman tuhan
-
Fungsi dan tujuan Doa
-
Arti Pujian penyembahan
-
Pujian Penyembahan dalam PL dan PB
-
Tujuan dari pujian dan penyembahan
-
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pujian dan penyembahan
-
Karakteristik Kehadiran Tuhan
-
Bagaimana hidup dalam hadirat Tuhan
-
Faktor penghalang untuk hidup dalam hadirat Allah
-
Faktor pendukung untuk hidup dalam hadirat Allah
-
Menjadi pribadi yang hidup dalam hadirat Allah bagi Keluarga, gereja dan masyarakat
Hidup dalam kebenaran
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang hidup dalam kebenaran
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti Kebenaran
-
Memahami nilai-niai kebenaran sesuai Firman Allah
-
Pentingnya Hidup dalam kebenaran
-
Syarat-syarat hidup dalam kebenaran
-
karakteristik pribadi yang hidup dalam kebenaran
-
hambatan untuk hidup dalam kebenaran
-
Langkah-langkah untuk hidup dalam kebenaran
-
Dampak kehidupan yang benar dalam keluarga, gereja dan masyarakat
16
g. Kedewasaan Rohani
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang dewasa secara rohani sehingga mampu menjadi berkat bagi
lingkungannya.
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti dewasa dan kedewasaan rohani
-
Pentingnya kedewasaan rohani
-
Unsur-unsur yang membangun kedewasaan rohani
-
Memahami tanda-tanda kedewasaan rohani
-
Langkah-langkah/ proses mencapai kedewasaan rohani.
-
Bagaimana mengukur kedewasaan rohani.
-
Dampak Kedewasaan Rohani
-
Memahami peran wanita dalam memberkati keluarga, gereja dan masyarakat
17
Pilar V
Menjadikan Imamat yang memiliki prinsip keluarga
Pokok Bahasan
Keimamatan dengan prinsip keluarga berisi tentang bagaimana seorang pribadi yang berdiri
di hadapan Allah sebagai seorang imam atau pengantara dapat menerapkan prinsip atau nilai-nilai
kekeluargaan dalam ia menjalankan tugasnya di tengah keluarganya, komunitasnya, gereja maupun
lingkungannya.
Pelayanan adalah perkara yang kudus dan mulia karena pelayanan bertujuan hanya bagi
Kemuliaan Nama Tuhan. Namun tidak jarang, pelayanan dapat membawa pada masalah-masalah
yang besar, khususnya tentang cara pelayanan itu sendiri dilakukan. Selain hal-hal yang prinsip
seperti motivasi yang benar, kehidupan yang kudus dan benar, cara pelayanan hendaknya harus
menjadi perhatian penting bagi seluruh imam Tuhan. Diarenakan apa yang kita lakukan, siap
maupun tidak akan menyatakan Siapa yang kita sembah kepada semua orang. Itu sebabnya dikatakan
oleh Firman Tuhan bahwa kita adalah suratan Kristus, yang dapat dibaca oleh semua orang, mulai
dari keluarga, gereja maupun masyarakat.
Menerapkan nilai-nilai kekeluargaan dalam pelayanan dapat menjaga langkah kita dari sikap
arogan karena di dalam keluarga yang terpenting adalah kasih dan bagaimana membuat yang lain
(anggota keluarga kita) berhasil pula.
Di dalam pilar V ini, kita akan membangun pelayanan dengan memperhatikan beberapa
prinsip, seperti; menghargai dan mempertahankan hubungan yang baik dengan berbagai pihak.
Pelayanan kepada Tuhan membawa dampak yang besar, termasuk di dalamnya adalah pemulihan
hubungan. Pelayanan yang benar tidak ‘asal’ dan akhirnya melukai banyak pihak, pelayanan yang
benar harus professional namun tidak eksklusif dan merendahkan keluarga yang lain, karena di
dalam prinsip keluarga, kita harus saling menghormati. Pelayanan yang benar harus kudus, namun
itu tidak berarti karena merasa kudus sehingga tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan, yang
seharusnya gereja harus menjadi terang di dalam dunia. Pelayanan yang benar ‘sedapat-dapatnya,
jika itu tergantung padamu, berusalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan’.
Dengan hati yang benar, kita memiliki hubungan yang benar dan membawa pada kekudusan hidup
yang benar.
Selain dalam hal hubungan, pelayanan juga harus memperhatikan hal dalam tugas tanggung
jawab. Masing-masing pelayan Tuhan memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda,
penuhilah atau lakukan semua tugas itu dengan penuh tanggung jawab seperti kepada Tuhan dan
bukan kepada manusia. Pelayan Tuhan yang tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya akan
menimbulkan banyak kekacauan dalam pekerjaan Tuhan. Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
dalam pilar ini adalah etika pelayanan. Dengan dasar hidup sebagai keluarga yang mana sikap saling
menghormati, maka pelayanan harus dijalankan dengan sikap sopan kepada yang lebih tua, dan
santun kepada yang muda. Kepada yang lebih tua kita harus hormat, sopan dalam berbicara,
membangun pelayanan baru, dan saat mendengarkan masukan. Kepada yang muda kita menjadi
teladan dan kepada rekan sejawat kita menjadi saudara yang saling menjaga dan melindungi.
18
Pelayanan juga harus memperhatikan nilai-nilai kekeluargaan dalam hal membimbing
ataupun memberi nasihat. Ingatlah bahwa kita memiliki Gembala yang baik yang telah mengajarkan
cara membimbing atau memberi nasihat yang benar kepada orang kita. Jauhkanlah kita dari sikap
menghakimi meskipun kesalahan itu memang nyata, tegorlah dengan kasih dengan tujuan utama
adalah pertobatan bukan hukuman. Demikian halnya dengan sikap saling memperhatikan dalam
pelayanan, itu penting karena untuk itulah gereja ada. Sikap saling memperhatikan tidak ditujukan
hanya kepada dunia (meskipun itu juga panggilan Tuhan atas gereja-Nya),namun mulailah dengan
memperhatikan sesama pelayan Tuhan, sesama gereja Tuhan dan kepada jiwa-jiwa. Dengan nilainilai kekeluargaan yang diterapkan dalam pelayanan akan menjaga langkah kita dalam membangun
dan mengembangkan pelayanan yang Tuhan telah percayakan sehingga pelayanan kita menjadi
berkat dan Nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Amin.
a. Pelayanan dalam hal hubungan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang melayani Tuhan dan tetap memiliki nilai-nilai kekeluargaan.
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti sebuah hubungan
-
Memahami arti keluarga
-
Memahami prinsip hubungan keluarga
-
Cara membangun hubungan keluarga
-
Hambatan dalam membangun hubungan keluarga
-
Penerapan prinsip hubungan keluarga dalam melayani di dalam keluarga, gereja dan
masyarakat
b. Pelayanan dalam hal tugas dan tanggung jawab
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam pelayanan
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti tugas dan tanggung jawab
-
Karakteristik orang yang bertanggung jawab dalam tugasnya
-
Peran tugas dan tanggung jawab di dalam keluarga
-
Hambatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
-
Menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam tugasnya untuk melayani keluarga, gereja
dan masyarakat
c. Pelayanan dalam hal etika
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan Pribadi yang memiliki etika dalam pelayanan
19
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti etika
-
Pentingnya etika secara umum
-
Macam-macam etika
-
Penyebab seseorang tidak taat pada aturan yang berlaku
-
Cara menanamkan nilai-nilai etika dalam diri seseorang
-
Etika dalam keluarga
-
Penerapan etika dalam pelayanan
-
Menjadi pribadi yang beretika dalam melayani keluarga, gereja dan masyarakat
d. Pelayanan dalam bimbingan dan memberi nasihat
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang dapat memberikan bimbingan dan nasihat sesuai prinsip keluarga
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti bimbingan dan nasihat
-
Pentingnya bimbingan dan nasihat dalam kehidupan
-
Akibat hidup tanpa bimbingan dan nasihat
-
Karakteristik pembimbing dan penasihat yang benar
-
Cara memberi bimbingan dan nasihat yang benar
-
Prinsip Bimbingan dan nasihat dalam keluarga
-
Menjadi pembimbing dan penasihat yang benar dalam keluarga, gereja dan masyarakat
e. Pelayanan dalam hal memperhatikan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang peduli dalam melayani keluarga, gereja dan masyarakat
Kompetensi Dasar:
-
Arti Memperhatikan
-
Memahami pentingnya perhatian
-
Dampak Kehidupan manusia tanpa perhatian dari sesamanya
-
Prinsip perhatian atau memperhatikan dalam keluarga
-
Dampak perhatian dalam keluarga
-
Faktor penyebab hilangnya perhatian dalam keluarga
-
Bagaimana membangun kepedulian terhadap sesame/ keluarga
-
Menjadi pribadi yang penuh perhatian dalam melayani keluarga, gereja dan masyarakat.
20
Pilar VI
Menjadikan Imamat yang berprinsip Kerajaan Allah
Pokok Bahasan
Selanjutnya kita masuk dalam intisari pilar VI Keluarga Imamat Rajani, yaitu menjadikan
Jemaat Imamat yang berprinsip Kerajaan Allah. Pada bagian ini focus kita adalah bagaimana
pelayanan yang kita jalani, yang kita bangun dan kembangkan dapat menjadi berkat dan membawa
kesejahteraan bagi pihak lain.
Pelayanan yang efektif tidak berhenti dari bagaimana menjaga hidup benar dan kudus di
hadapan Allah, namun sebagai imam atau pelayan Tuhan, dimanapun kita berada kita harus berjalan
dalam otoritas dan kuasa Allah yang dapat berbicara lebih banyak kepada dunia atau lingkungan
dimana Tuhan telah menempatkan kita.
Untuk itu pelayanan harus dibangun dengan visi yang jelas, disertai target pencapaian yang
benar. Pelayanan harus disertai dengan hikmat Tuhan tentang bagaimana kita harus membangun
pelayanan disertai strategi yang tepat di lingkungan yang tepat dan pada saat yang tepat untuk orangorang yang tepat. Pelayanan juga harus berdampak bagi ‘kambing’ dan domba, dampat dalam
pembangunan mental dan peningkatan sumber daya manusia sehingga tercipta kesejahteraan yang
berkesinambungan. Pelayanan dengan prinsip kerajaan Allah harus tanggap dengan keadaan sekitar,
sigap menyingkapi setiap perubahan sehingga tidak menjadi korban dari perubahan zaman, karena
siap
atau
tidak,
perubahan
akan
terus
terjadi,
sehingga
dibutuhkan
kecakapan
untuk
menyingkapinya, jika tidak, kita akan ‘tergilas’ atau menjadi korban perubahan.
Untuk itulah kita harus membangun hubungan yang benar dengan Tuhan kita Yesus Kristus,
sehingga kita dapat memahami apa yang dibutuhkan jiwa-jiwa saat ini dan dapat menjadi jawaban
yang tepat bagi mereka. Pelayanan harus mendunia, dalam arti menjangkau jiwa-jiwa sampai seluruh
dunia, namun tidak berarti kita kompromi dengan dunia. Kontekstual dalam pelayanan itu perlu
namun prinsip kebenaran dan kekudusan hidup harus dipertahankan, dan milikilah otoritas Raja
segala raja yang diberikan Bapa bagi seluruh anak-anakNya yang percaya dan mengasihiNya. Karena
dengan otoritas raja itulah kita memiliki kuasa atas kuasa yang ada di dunia ini, dan mengalahkannya,
sehingga keluarga imamat rajani menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang. Amin.
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang tanggap, cepat, akurat, tuntas tanggung jawab
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti visi dan tujuan hidup
-
Perbedaan antara visi dan cita-cita
-
Pandangan Alkitab tentang visi dan tujuan hidup
-
Pentingnya visi dan tujuan hidup (Dampak)
21
-
Pentingnya visi dan tujuan dalam organisasi
-
Ciri atau tanda orang yang memiliki visi
-
Cara menemukan dan mencapai visi dan tujuan hidup
-
Hambatan dalam mencapai visi dan tujuan hidup serta solusinya.
-
keluarga yang memiliki visi dan tujuan hidup bagi keluarga, gereja dan masyarakat
b. Memiliki kemampuan dan hikmat yang nyata
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang tanggap, cepat, akurat, tuntas tanggung jawab
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti Kemampuan.
-
Memahami Jenis-jenis kemampuan dan Pengetahuan
-
Memahami pengertian dan macam-macam kecerdasan
-
Pengertian dan macam-macam Keterampilan (Skill)
-
Langkah-langkah mengasah/ meningkatkan kemampuan (Skill)
-
Hambatan dalam meningkatkan kemampuan (Skill) serta solusinya
-
Memahami arti Hikmat dan macam-macam Hikmat
-
Pentingnya Hikmat dalam Kehidupan
-
Cara Memperoleh hikmat
-
IQ, EQ, dan SQ serta pengaruhnya dalam Kehidupan
-
Cerdas menurut Firman Allah
-
Pelayan Tuhan yang memiliki kemampuan dan hikmat untuk mengelola keluarga, gereja dan
masyarakat sekitarnya bagi kemuliaan Tuhan.
c. Dapat mensejahterahkan kambing domba
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang tanggap, cepat, akurat, tuntas tanggung jawab
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti sejahtera dan mensejahterahkan
-
Makna ‘kambing domba’ dalam kekristenan
-
Arti dan Tugas gereja saat ini
-
Tugas dan panggilan orang percaya saat ini
-
Prinsip-prinsip dalam mensejahterahkan ‘kambing domba’
-
Langkah-langkah untuk mensejahterahkan ‘kambing domba’
-
Hambatan dalam mensejahterahkan kambing domba dan solusinya
-
Menjadi pribadi yang mampu mensejahterahkan keluarga, gereja dan masyarakat.
d. Tanggap atau peka dengan lingkungannya
22
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang tanggap, cepat, akurat, tuntas tanggung jawab
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti tanggap dan Peka
-
Pentingnya kepekaan
-
Bagaimana membangun kepekaan yang benar
-
Unsur-unsur kepekaan
-
Manfaat kepekaan khususnya terhadap lingkungan sekitar.
-
Pribadi yang tanggap atau peka dengan kebutuhan keluarga, gereja dan masyarakat
e. Tidak kompromi dengan dunia
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang tanggap, cepat, akurat, tuntas tanggung jawab
Kompetensi Dasar:
-
Arti kata kompromi
-
Makna dunia atau keduniawian
-
Nilai-nilai dunia ini
-
Tanda-tanda kompromi
-
Karakteristik tidak adanya kompromi dengan dunia ini
-
Dampak dari Kompromi atau tidak kompromi dengan ‘dunia’
-
Prinsip-prinsip atau Nilai Kerajaan Allah
-
Pelayan Tuhan yang tidak kompromi dengan dunia dalam hidup keluarga, gereja dan
masyrakat
f.
Memiliki otoritas raja
Standar Kompetensi:
Menghasilkan pribadi yang tanggap, cepat, akurat, tuntas tanggung jawab
Kompetensi Dasar:
-
Arti Otoritas
-
Macam-macam otoritas
-
Memahami cara memperoleh otoritas
-
Dampak dari otoritas
-
Karakteristik orang yang memiliki otoritas
-
Penyebab hilangnya otoritas
-
Bagaimana memulihkan otoritas
-
Pelayan Tuhan yang memiliki otoritas dalam keluarga, gereja dan masyarakat
23
Pilar VII
Menjadikan Jemaat
yang memiliki nilai-nilai Kerajaan Allah
Pokok Bahasan
Allah kita adalah Raja di atas segala raja. pemerintahanNya tetap dan setiap kita yang percaya
kepadaNya dijadikanNya anak-anakNya yang berhak meraih janji-janjiNya.
Kerajaan Allah memerintah di setiap kehidupan orang-orang yang percaya dan mengasihiNya,
sehingga setiap orang percaya seharusnya hidup di bawah system pemerintahan Allah. Sebagai orangorang Kerajaan Allah, hidup kita harus berbeda dengan dunia ini. Nilai-nilai kerajaan Allah harus
berlaku dan memerintah dalam hidup kita. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus
akan bertumbuh kea rah Kristus dalam segala hal, misalnya dalam kepemimpinannya, pada saat ia
berkata-kata, dalam mengelola berkat yang dipercayakan kepadanya dari Allah dan sebagai wakil atau
duta Allah dalam menentukan berbagai hal yang terjadi disekitarnya.
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memiliki kuasa atas dunia ini, ia tidak
dipengaruhi oleh dunia tetapi justru sebaliknya hidupnya membawa dampak bagi dunia, sehingga
dunia dapat mengenal Allah melalui kehidupan orang percaya.
Orang-orang kerajaan Allah tidak hidup berdasarkan situasi dunia ini, melainkan berdasarkan
perkataan dan kuasa Allah, sehingga gaya dunia yang penuh ambisi dan kedagingan dalam mencapai
tujuan tidak dianutnya. Orang-orang kerajaan Allah tidak mengandalkan apapun atau siapapun
dalam hidupnya selain mengandalkan kuasa Allah yang jauh lebih besar dari kuasa manapun di
dunia. Oleh sebab itu dalam pilar VII Keluarga Imamat Rajani setiap orang percaya kembali pada
system atau nilai-nilai Kerajaan Allah dalam mengelola kehidupannya, sehingga kehidupan yang
penuh dengan kuasa dan otoritas menjadi bagian kita.
a. Memiliki kepemimpinan seperti Yesus
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pemimpin-pemimpin yang otoritas Kerajaan Allah
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti Memimpin dan Pemimpin
-
Kepemimpinan yang efektif
-
Tujuan kepemimpinan yang benar
-
Tipe Kepemimpinan
-
Gaya kepemimpinan
-
Karakteristik seorang pemimpin yang efekif
-
Prinsip kepemimpinan Kristus
-
Tantangan sebagai seorang pemimpin dan solusinya
-
Pribadi yang dapat ‘memimpin’ seperti Yesus di dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
24
b. Perkataannya berkuasa
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang menjadi berkat dengan perkataannya
Kompetensi Dasar:
-
Arti perkataan atau berkata-kata
-
Pentingnya berkata-kata dengan benar
-
Ilmu tentang berkata-kata
-
Arti Public Speaking
-
Metode Public Speaking
-
Cara berkata-kata yang benar secara umum
-
Cara berkata-kata yang benar menurut Alkitab
-
Sumber Perkataan
-
Dampak perkataan kita bagi keluarga, gereja dan masyarakat
c. Otoritas untuk mengelola berkat Tuhan
Standar Kompetensi:
Menghasilkan Pribadi yang mampu menjadi pengelola berkat Tuhan dengan benar
Kompetensi Dasar:
-
Memahami mengelola dan pengelola
-
Arti berkat secara umum. Arti berkat sesuai Firman Allah
-
Karakteristik pengelola yang baik dan benar
-
Karakteristik pengelola yang tidak baik
-
Bidang Kehidupan yang dapat dikelola
-
Tujuan dari pengelolaan
-
Cara menjadi pengelola yang baik dan benar
-
Faktor penghambat pengelolaan
-
Faktor pendukung pengelolaan
-
Dampak pengelolaan yang baik dan benar
-
Menjadi pribadi yang dapat mengelola keluarga, gereja dan masyarakat
d. Otoritas untuk memegang kendali pemerinatahan atas kota/daerah oleh Roh Kudus
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang membawa dampak yang positif bagi lingkungannya
Kompetensi Dasar:
-
Memahami arti memegang kendali
-
Beberapa bentuk pengendalian
-
Karakteristik hasil pengendalian yang baik
25
-
Karakteristik hasil pengendalian yang tidak baik
-
Faktor-faktor pendukung pengendalian yang baik
-
Arti dan cara memegang kendali atas kota secara rohani
-
Dampak dari ‘kendali’ Kerajaan Allah
-
Menjadi pribadi yang memiliki otoritas untuk mengendalikan wilayah/daerahnya
26
Pilar VIII
Menjadikan Jemaat memiliki otoritas raja
yang mengutamakan prinsip Keluarga
Pokok Bahasan
Pilar VIII Keluarga Imamat Rajani adalah penerapan prinsip keluarga dalam pengelolaan hidup
yang berotoritas kerajaan Allah. Focus dalam bagian ini ditujukan kepada setiap orang percaya untuk
tidak mengorbankan keluarga dan nilai-nilai kekeluargaan dalam mencapai tujuan maupun
kekuasaan dalam bidang apapun.
Sebagai anak-anak Raja, kita memiliki kuasa untuk mengelola berkat Tuhan yang dipercayakan
selama kita hidup di dunia ini, namun kuasa itu adalah dari Raja segala raja, dari Tuhan Yesus Kristus
yang telah menyerahkan diri dan mati karena kasihNya bagi kita. Hendaknya dalam kehidupan ini,
setiap anak-anak Tuhan berpadanan pada Yesus, yang hidup bagi misi Allah Bapa dan kasihNya
kepada mempelaiNya yaitu gereja Tuhan.
Prinsip keluarga di dalam nya ada kasih dan saling menghormati, memperhatikan dan
memelihara, demikian hendaknya setiap otoritas yang kita dapatkan dari Allah dilakukan dengan
penuh kasih, tetap menghormati yang lain sebagai saudara, saling memperhatikan sehingga tidak ada
yang mengorbankan pihak lain demi tujuan atau kepentingan pribadi maupun golongan. Demikianlah
otoritas kerajaan Allah dalam penerapannya dengan prinsip keluarga.
a. Tidak mengorbankan keluarga demi mencapai tujuan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berotoritas Kerajaan Allah
Kompetensi Dasar:
-
Arti korban dan mengorbankan
-
Hakikat keluarga
-
Tujuan keluarga sesuai Firman Tuhan
-
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun keluarga
-
Faktor-faktor yang menghambat kebahagiaan keluarga
-
Faktor-faktor yang dapat mengorbankan keluarga
-
Cara berjalan sukses antara tujuan dan keluarga
-
Menjadi pribadi yang tidak mengorbankan keluarga, gereja dan masyarakat untuk mencapai
tujuannya.
b. “Kebesaran” dari keteladanan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang memiliki otoritas lewat teladan hidup.
Kompetensi Dasar:
27
-
Arti teladan
-
Karakteristik teladan yang baik
-
Tujuan keteladanan
-
Cara menjadi teladan yang baik dan benar secara umum
-
Cara menjadi teladan sesuai Firman Tuhan
-
Manfaat keteladanan
-
Dampak keteladanan
-
Sumber Perkataan
-
Menjadi teladan bagi keluarga, gereja dan masyarakat
c. Kerendahan hati mendahului kehormatan
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan Pribadi yang ‘terkenal’ karena kerendahan hati
Kompetensi Dasar:
-
Arti Kerendahan hati
-
Arti Kemuliaan
-
Ciri kerendahan hati yang sejati
-
Ciri Kerendahan hati yang palsu
-
Proses terbentuknya kerendahan hati
-
Dampak kerendaha hati
-
Dampak kemuliaan
-
Menjadi pribadi yang mulia bagi keluarga, gereja dan masyarakat
d. Otoritas dari Hasil Penundukan Diri
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan Pribadi yang ‘tercover’ karena penundukan diri
Kompetensi Dasar:
-
Arti tunduk
-
Tujuan Penundukan Diri yang benar
-
Prinsip Penundukan yang benar secara umum
-
Prinsip penundukan diri yang benar sesuai Firman Tuhan
-
Manfaat atau dampak penundukkan diri
-
Menjadi pribadi yang memiliki penundukan diri, di tengah keluarga, gereja dan masyarakat
28
Pilar IX
Menjadikan Jemaat dengan otoritas Kerajaan Allah yang mengutamakan prinsip
keimamatan
Pokok Bahasan
Pilar IX Keluarga Imamat Rajani yaitu menjadikan jemaat dengan otoritas Kerajaan Allah yang
mengutamakan prinsip keimamatan, mengarah pada pengertian tentang bagaimana kekuasaan dan
otoritas yang telah diberikan Allah kepada kita yang percaya digunakan dalam pelayanan kita kepada
Allah.
Ketika seseorang dipercayakan berkat untuk dikelola, senantiasa harus diingat bahwa semua
berkat itu adalah ‘sarana’ belaka, dan focus yang utama adalah demi kemuliaan Allah. Ketika
kekuasaan dan berkat menjadi focus utama manusia, maka semua akan lepas atau tidak tepat pada
sasarannya Allah. Dan hal itu berarti dosa (hamartia) = tidak tepat sasaran.
Demikianlah diharapkan Allah bagi anak-anakNya, sehingga jadilah orang-orang yang dapat
dipercaya oleh Allah dalam hal berkat dan orotitas yang telah diberikanNya. Karena semua sarana
dan fasilitas yang terima dari Allah, semata-mata demi kasihNya untuk menyelamatkan dunia. Allah
memberkati kita karena Allah mengasihi kita, dan setiap kita yang adalah imam di hadapan Allah,
yang dekat denganNya, dan yang mengasihiNya, dapat menggunakan semua yang kita terima dari Dia
bagi keselamatan jiwa-jiwa dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus semata.
a. Otoritas untuk mengubah mental Pengemis
Standar Kompetensi:
-
Menghasilkan pribadi yang bermental Kerajaan Allah
Kompetensi Dasar:
-
Arti Mental
-
Arti Pengemis
-
Arti Mental Pengemis
-
Arti Miskin dan mental miskin
-
Karakteristik mental pengemis/ miskin
-
Faktor pencetus mental pengemis/ miskin
-
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengubah mental seseorang
-
Dampak mental miskin/pengemis
-
Mental kerajaan Allah
-
Hukum tabur tuai
-
Dampak dari mental kerajaan Allah
-
Menjadi pribadi yang bermental Kerajaan Allah bagi keluarga, gereja dan masyarakat
b. Otoritas untuk membawa orang percaya kepada Tuhan Yesus dan mengasihiNya
29
Standar Kompetensi:
-
pribadi yang menjadi berkat dengan perkataannya
Kompetensi Dasar:
-
Arti membawa orang percaya kepada Tuhan yesus
-
Amanat Agung Tuhan Yesus
-
Arti menjadi garam dan terang dunia
-
Pentingnya menjadi garam dan terang dunia
-
Bagaimana menjadi garam dan terang dunia
-
Penghalang orang kepada Tuhan (Eksternel dan internal)
-
Hal-hal yang harus dilakukan untuk membawa orang kepada Tuhan Yesus
-
Menjadi gereja yang hidup dan berotoritas
-
Pola gereja di akhir zaman
-
Tugas gereja di akhir zaman
-
Menjadi pribadi yang mampu membawa orang-orang datang kepada Tuhan Yesus dan
mengasihiNya
Catatan:
Standar Kompetensi
: Tujuan Umum (Yang akan dicapai oleh komunitas yang dilayani, yang
semuanya mengarah pada sasaran atau goal dari visi Keluarga Imamat Rajani)
Kompetensi Dasar
: Tujuan Khusus (Setiap jiwa diharapkan dapat memiliki pemahaman dari
setiap point yang terdapat dalam kompetensi dasar, sehingga tujuan umum (standar kompetensi)
dapat dicapai).
30
Download