PSAK 33 – AKUNTANSI PERTAMBANGAN

advertisement
PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI PERTAMBANGAN
1
Agenda
1
Perkembangan Standar
2
ISAK 29
3
PSAK 64 (2011)
4
PSAK 33 (2011)
5
PSAK 33 (1994)
2
Perkembangan Akuntansi Pertambangan
PSAK 33
Akuntansi
Pertambangan
1994
PSAK 33 Aktivitas
Pengupasan Tanah
dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
ISAK 29 Biaya
Pengupasan Lapisan
Tanah Tahap Produksi
pada Pertambangan
Terbuka
3
PSAK 33 Akuntansi Pertambangan 1994
 Mengatur akuntansi atas aktivitas pertambangan umum secara
detail dan rinci.
 Pengaturan meliputi uraian kegiatan, biaya yang terjadi,
perlakuan akuntansi, penyajian dan pengungkapan.
 Diuraikan untuk kegiatan:




Eksplorasi (termasuk evaluasi),
Pengembangan dan Konstruksi,
Produksi, dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 Pengaturan yang dilakukan dalam PSAK ini sebenarnya telah
diatur dalam PSAK lain, namun secara spesifik industri
Pertambangan.
 PSAK 33 1994, lebih mirip sebuah pedoman akuntansi bukan
standar akuntansi, karena mengatur hal-hal yang detail.
4
PSAK 33 Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
 Standar hanya mengatur pengupasan tanah
dan pengelolaan lingkungan hidup.
 Biaya lain perlakuannya mengikuti PSAK yang
lain, misal, biaya ditangguhkan mengikuti
prinsip akrual jika memiliki manfaat lebih dari
satu periode. Penangguhan biaya mengikuti
PSAK 16 atau 19 tergantung substansi
transaksinya.
 Pengelolaan lingkungan hidup diatur khusus
karena perusahaan pertambangan harus
membuat provisi pengelolaan lingkungan hidup
5
ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap
Produksi pada Pertambangan Terbuka
 Standar hanya mengatur pengupasan lapisan tanah
pada tahap produksi
 Biaya pengelolaan lingkungan hidup mengikuti ketentuan
dalam PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset
Kontijensi
6
ISAK 29
Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap
Produksi pada Pertambangan Terbuka
7
BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH
ISAK 29
Stripping costs in
development phase
Stripping costs in
production phase
Tidak diatur
Menghasilkan 2
benefit
Menghasilkan
persediaan
Meningkatkan
Akses
PSAK 14:
Persediaan
Aset aktivitas
pengupasan lapisan
tanah
BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH
Entitas mengakui aset aktivitas pengupasan lapisan tanah jika
dan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:
besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah akan mengalir
kepada entitas
entitas dapat mengidentifikasi komponen bijih mineral yang
aksesnya telah ditingkatkan; dan
biaya yang terkait dengan aktivitas pengupasan lapisan tanah
dengan komponen tersebut dapat diukur secara andal
BIAYA PENGUPASAN LAPISAN TANAH
Pengakuan Aset
Aset pengupasan lapisan tanah diakui aset jika memenuhi
kriteria pengakuan
Pengakuan Awal
Aset aktivitas pengupasan lapisan tanah pada saat pengakuan
awal dicatat pada biaya perolehan
Pengakuan Selanjutnya
Setelah pengakuan awal, aset aktivitas pengupasan lapisan
tanah dicatat menggunakan biaya perolehan atau jumlah
revaluasian dikurangi (penyusutan atau amortisasi dan
impairment)
PPSAK 12
“Warisan”
PSAK 33
(1994)
PSAK 33: Aktivitas Pengupasan
Lapisan Tanah & Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum
Pengupasan
Lapisan Tanah
ISAK 29
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Dicabut?
Didrive dari
UU No 11 th
1967 & PP
terkait
PSAK
57
UU No. 4
Th 2009
PSAK 64: EKSPLORASI DAN EVALUASI
SUMBER DAYA MINERAL
12
Ruang Lingkup
IFRS 6
Exploration for and
Evaluation of Mineral
Resources
1. Exploration
2. Evaluation
PSAK 29
PSAK 33
Akuntansi Minyak dan
Gas Bumi
Akuntansi
Pertambangan Umum
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan
3. Produksi
4. Pengolahan
5. Transportasi
6. Pemasaran
7. Lain-Lain
• Pelabuhan Khusus
• Telekomunikasi
• Kontrak Bantuan Teknis
• Unitisasi
• Kontrak Pengurasan
Tahap Kedua
• Joint Venture
1. Eksplorasi (& evaluasi)
2. Pengembangan &
Konstruksi
3. Produksi
4. Pengelolaan Lingkungan
Hidup
13
Standar Akuntansi Berlaku
Technical feasibility &
commercial viability /
Cadangan Terbukti
PSAK 29 & PSAK 33
Pengurusan
Ijin
All other
applicable
IFRSs
Eksplorasi &
Evaluasi
Pengembangan
Produksi &
Pengolahan
Lain–Lain
Setelah
Produksi
IFRS 6
IAS 8
IAS 38
IAS 16
IAS 37
IAS 36
All other applicable IFRSs
14
Akuntansi Eksplorasi & Evaluasi
Dibebankan pada periode berjalan,
kecuali jika:
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan
masih berjalan, dan Cadangan Terbukti
belum dapat ditentukan.
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
 Ditangguhkan & diamortisasi
pada saat produksi
 Penurunan nilai - berlaku
 Estimasi biaya restorasi - berlaku
PSAK 29 & PSAK 33
Penguru
san Ijin
Eksplorasi & Evaluasi
IFRS 6
IAS 8, 38, 16,
37 & 36
 Beban diakui sebagai aset
 Pengukuran awal, aset dicatat
pada harga perolehan
 Pengukuran selanjutnya sesuai
dengan IAS 16, 38 dan 36.
All other applicable IFRSs
Technical feasibility &
commercial viability /
adangan Terbukti
Pengembangan
Produksi &
Pengolahan
Lain–Lain Setelah
Produksi
15
Pengakuan dan Pengukuran
 Pengakuan aset eksplorasi dan evaluasi
Sesuai PSAK 25 (revisi 2009) >> penerapan kebijakan
akuntansi manajemen
 Pengakuan biaya eksplorasi dan evaluasi
Diakui sebagai aset E&E
 Pengukuran aset E&E
 Diukur pada biaya perolehan.
 Dapat memilih model biaya atau model revaluasi
sesuai PSAK 16 (2007) atau PSAK 19 (revisi 2010)
Penyajian
 Klasifikasi aset E&E(sesuai sifat aset), yaitu:
 Aset berwujud (mis: sarana dan drilling rigs)
 Aset takberwujud (mis: hak pengeboran)
 Reklasifikasi aset E&E
 Saat kelayakan teknis dan kelangsungan usaha
komersial atas penambangan sumber daya mineral
dapat dibuktikan; dan
 Diuji penurunan nilai (rugi penurunan nilai diakui)
sebelum direklasifikasi
Penurunan Nilai
 Pengaturan mengenai identifikasi terjadinya
penurunan nilai sebagaimana diatur dalam PSAK
48 (revisi 2010): Penurunan Nilai Aset tidak
seluruhnya berlaku untuk PSAK 64.
 Pengukuran penurunan nilai aset, jika sudah
diidentifikasi adanya penurunan nilai, sesuai
dengan yang diatur dalam PSAK 48 (revisi 2010).
Dampak terhadap PSAK 29 & 33
 Adopsi IFRS 6 akan mencabut bagian
aktivitas eksplorasi dan evaluasi
 Bagian PSAK 29 dan 33 yang sudah
diatur di PSAK lain akan dicabut
Tujuan
 Menetapkan pelaporan keuangan atas eksplorasi dan
evaluasi sumber daya mineral.
 pengembangan terbatas atas praktik akuntansi yang ada untuk
pengeluaran eksplorasi dan evaluasi;
 entitas yang mengakui aset eksplorasi dan evaluasi untuk menilai
apakah aset tersebut mengalami penurunan nilai sesuai dengan
Pernyataan ini dan mengukur setiap penurunan nilai sesuai
dengan PSAK 48;
 pengungkapan yang mengidentifikasikan dan menjelaskan atas
jumlah yang timbul dari eksplorasi dan evaluasi sumber daya
mineral dalam laporan keuangan dan membantu pengguna
laporan keuangan untuk memahami jumlah, waktu, dan
kepastian atas arus kas masa depan dari setiap aset eksplorasi
dan evaluasi yang diakui.
20
Ruang Lingkup
 Pernyataan ini diterapkan untuk pengeluaran yang terjadi
atas eksplorasi dan evaluasi.
 Tidak mengatur aspek akuntansi lain dari entitas yang
melakukan eksplorasi dan evaluasi sumber daya
mineral.:
 sebelum eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral seperti
pengeluaran yang terjadi sebelum entitas memperoleh hak
hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu.
 setelah kelayakan teknis dan kelayakan komersial atas
penambangan sumber daya mineral dapat dibuktikan.
21
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.
Komponen biaya perolehan:
• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang
spesifik yang mana pengeluaran diakui sebagai aset
eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara
konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang
dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral
spesifik.
22
Contoh Biaya Perolehan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
perolehan untuk eksplorasi;
kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika;
pengeboran eksplorasi;
parit;
pengambilan contoh; dan
aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan
teknis dan kelangsungan usaha komersial atas
penambangan sumber daya mineral.
23
Pengukuran Biaya Perolehan
 Pengeluaran yang terkait dengan pengembangan sumber
daya mineral tidak diakui sebagai aset eksplorasi dan
evaluasi. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan dan PSAK 19 (revisi 2010): Aset
Takberwujud memberikan panduan pengakuan aset yang
timbul dari pengembangan.
 Sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi suatu entitas mengakui
setiap kewajiban untuk pemindahan dan restorasi yang
terjadi selama periode tertentu sebagai konsekuensi dari
eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.
24
Pengukuran setelah Biaya Perolehan
 Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu
model biaya atau model revaluasi atas aset
eksplorasidan evaluasi.
 Jika entitas menerapkan model revaluasi (model dalam
PSAK 16 (2007): Aset Tetap atau model dalam PSAK 19
(revisi 2010): Aset takberwujud), maka diterapkan secara
entitas konsisten dengan klasifikasi atas aset tersebut
secara konsisten (lihat paragraf 14).
25
Perubahan Kebijakan Akuntansi
 Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya
jika perubahan kebijakan tersebut dapat
membuat laporan keuangan menjadi lebih
relevan dan andal.
 Entitas mempertimbangkan unsur relevan dan
keandalan dengan menggunakan kriteria dalam
PSAK 25 (revisi 2009):
26
Klasifikasi Aset Explorasi & Evaluasi
 Entitas mengklasifikasi aset eksplorasi dan evaluasi
sebagai aset berwujud atau aset takberwujud sesuai
dengan sifat aset yang diperoleh dan menerapkan
klasifikasi tersebut secara konsisten.
 Beberapa aset eksplorasi dan evaluasi diperlakukan
sebagai aset takberwujud (hak pengeboran), atau
aset berwujud (sarana dan drilling rigs).
 Penggunaan aset berwujud merupakan bagian dari
biaya perolehan aset takberwujud. Penggunaan aset
berwujud untuk mengembangkan suatu aset
takberwujud tidak mengubah aset berwujud menjadi
aset takberwujud.
27
Pengklasifikasian Kembali
Aset Eksplorasi dan Evaluasi
 Suatu aset tidak diklasifikasikan sebagai aset
eksplorasi dan evaluasi ketika kelayakan teknis
dan kelangsungan usaha komersial atas
penambangan sumber daya mineral dapat
dibuktikan.
 Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan
nilainya, dan setiap rugi penurunan nilai diakui,
sebelum direklasifikasi.
28
Penurunan Nilai (par 17)
 Aset eksplorasi dan evaluasi diuji penurunan nilainya
ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah
tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah
terpulihkan.
 Ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah
tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah
terpulihkan, entitas mengukur, menyajikan dan
mengungkapkan setiap rugi penurunan nilai sesuai
dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset,
kecuali seperti yang disajikan dalam paragraf 20.
29
Indikasi Penurunan Nilai
 Periode hak eksplorasikedaluarsa selama periode berjalan atau akan
kedaluarsa dalam waktu dekat, dan tidak diharapkan untuk
diperbarui;
 pengeluaran substantif untuk kepentingan lebih lanjut tidak
dianggarkan atau direncanakan;
 eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral tidak menunjukan
penemuan yang memenuhi skala ekonomis atas sumber daya
mineral dan entitas telah memutuskan untuk menghentikan aktivitas
pada wilayah tertentu tersebut;
 keberadaan data yang cukup mengindikasikan bahwa, meskipun
pengembangan pada suatu wilayah tertentu sedang dalam proses
pengerjaan, jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi tidak dapat
terpenuhi seluruhnya
30
Penurunan Nilai
 Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi untuk
mengalokasikan aset eksplorasi dan evaluasi ke unit
penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas
untuk tujuan penilaian aset yang mengalami
penurunan nilai.
 Setiap unit penghasil kas atau kelompok unit
penghasil kas yang mana aset eksplorasi dan
evaluasi telah dialokasikan tidak lebih besar dari
segmen operasi yang telah ditentukan sesuai dengan
PSAK 3 (revisi 2009): Segmen Operasi. Par 20.
31
Pengungkapan
 Entitas mengungkapkan informasi yang
mengidentifikasikan dan menjelaskan jumlah yang
telah diakui dalam laporan keuangan yang timbul dari
eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral.
 kebijakan akuntansi atas pengeluaran eksplorasi dan evaluasi
termasuk pengakuan atas aset eksplorasi dan evaluasi.
 jumlah aset, liabilitas, penghasilan dan beban, dan arus kas
operasi dan arus kas investasi yang timbul dari eksplorasi dan
evaluasi sumber daya mineral.
 Pengungkapan dilakukan sesuai dengan klasifikasinya
PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap atau PSAK 19 (revisi
2010): Aset Takberwujud secara konsisten
32
Tanggal Efektif
 Entitas menerapkan Pernyataan ini
untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari
2012.
33
Ketentuan Transisi
 Jika persyaratan tertentu di paragraf 17 tidak praktis
(definisi sesuai PSAK 25) diterapkan untuk memberikan
informasi komparatif yang dapat dikaitkan dengan
laporan keuangan tahunan yang dimulai sebnelum 1
Januari 2012, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.
34
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani
http://staff.ui.ac.id/martani
08161932935 atau 081318227080
35
PSAK 33 – AKTIVITAS PENGUPASAN TANAH DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
36
Agenda
1
Perubaan PSAK
2
Skope dan Definisi
3
Pengakuan dan Pengukuran
4
Pengungkapan
5
Ketentuan Transisi
37
Tujuan
 Untuk mengatur perlakuan akuntansi atas:
 aktivitas pengupasan lapisan tanah dan
 aktivitas pengelolaan lingkungan hidup pertambangan umum.
 Menggantikan PSAK 33
Pertambangan Umum (1994)
 Tidak ada IFRS khusus yang
mengatur ini
38
Ikhtisar Perbedaan
PERIHAL
PSAK 33 (1994)
Pertambangan Umum
PSAK 33
(REVISI 2011)
RUANG LINGKUP
• Eksplorasi Pengembangan
dan konstruksi
• Produksi
• Pengelolaan lingkungan
hidup
• Pengupasan Lapisan Tanah
• Pengelolaan lingkungan
hidup
EKSPLORASI
Biaya eksplorasi diakui sebagai
beban, kecuali:
• Belum terdapat cadangan,
izin masih berlaku, dan
kegiatan eksplorasi
signifikan masih dilakukan
• Terdapat cadangan terbukti
dan izin masih berlaku
Tidak diatur
Dalam ED PSAK 64, biaya
eksplorasi (dan evaluasi)
diakui sebagai aset.
Biaya tersebut tidak
termasuk biaya perizinan
39
Ikhtisar Perbedaan
PERIHAL
PENGEMBANGAN
DAN KONSTRUKSI
PSAK 33 (1994)
Pertambangan Umum
• Biaya pengembangan
diakui sebagai aset (biaya
yang ditangguhkan)
• Biaya konstruksi diakui
sebagai aset tetap
PSAK 33
(REVISI 2011)
• Tidak diatur
• Dalam PSAK 64, perlakuan
biaya pengembangan
merujuk pada KDPPLK dan
PSAK 19: Aset Takberwujud
• Biaya konstruksi diatur di
PSAK lain, misalnya PSAK
16: Aset Tetap
40
Ikhtisar Perbedaan
PERIHAL
PRODUKSI
PSAK 33 (1994)
Pertambangan Umum
PSAK 33
(REVISI 2011)
• Biaya pengupasan lapisan
tanah diakui sebagai aset
(beban tangguhan)
• Biaya pengupasan lapisan
tanah awal diakui sebagai
aset (beban tangguhan)
• Biaya pengupasan lapisan
tanah selanjutnya diakui
senbagai beban
• Biaya pengupasan lapisan
tanah selanjutnya diakui
sebagai beban
• Biaya produksi diakui
sebagai persediaan
41
Ikhtisar Perbedaan
PERIHAL
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PSAK 33 (1994)
Pertambangan Umum
• Biaya pengelolaan
lingkungan hidup dalam
aktivitas produksi diakui
sebagai beban
PSAK 33
(REVISI 2011)
• Sama
• Biaya pengelolaan
lingkungan hidup dalam
aktivitas eksplorasi dan
pengembangan diakui
sebagai aset (beban
tangguhan
42
Definisi
Lingkungan
Hidup

Biaya
Lingkungan
Hidup

kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia, serta mahluk
hidup lainnya.
biaya yang timbul atas usaha mengurangi dan
mengendalikan dampak negatif kegiatan
pertambangan, dan biaya rutin lainnya
43
Definisi
Dampak
pengambangan

a) Pencemaran lingkungan,  masuknya komponen
ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan
lingkungan, sehingga kualitasnya menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.
(b) Perusakan lingkungan, yaitu tindakan yang
menimbulkan perubahan sifat-sifat dan/atau hayati
yang mengakibatkan lingkungan kurang berfungsi
dalam menunjang pembangunan
berkesinambungan.
Biaya
Lingkungan
Hidup

Upaya terpadu dalam:
• Pemanfaatan
• Penataan
• Pemeliharaan
• Pengawasan
• Pengendalian
• Pengembangan lingkungan hidup
44
Pengakuan dan Pengukuran
Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
Pengupasan tanah awal
untuk membuka tambang
Pengupasan tanah yang dilakukan
sebelum produksi dimulai
Diakui sebagai aset
(beban tangguhan)
Pengupasan tanah lanjutan
dilakukan selama masa
produksi
Diakui sebagai beban berdasarkan
rasio rata-rata tanah penutup
45
Pengakuan dan Pengukuran
Rasio Rata-rata Tanah Penutup (average stripping ratio)
Definisi: perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah
penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti batubara) yang
juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.
Rasio aktual
tanah
penutup
Rasio aktual
tanah
penutup
Tidak jauh beda
Lebih besar
Rasio ratarata
Rasio ratarata
biaya pengupasan
seluruhnya dapat
dibebankan
Kelebihan biaya
pengupasan  aset
(beban tangguhan)
Aset dibebankan pada
periode dimana rasio
aktual jauh lebih kecil
dari rasio rata-ratanya.
46
Pengakuan dan Pengukuran
Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika:
• terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada
tanggal pelaporan keuangan akibat kegiatan yang telah
dilakukan;
• terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban
yang timbul
Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul
sebagai akibat kegiatan eksplorasi dan pengembangan  aset
(beban tangguhan)
Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul
sebagai akibat kegiatan produksi tambang  beban
47
Pengakuan dan Pengukuran
Evaluasi atas provisi
Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan
lingkungan hidup harus dievaluasi kembali untuk menentukan
apakah jumlah akrualnya telah memadahi.
Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup
yang aktual pada tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan
periode lalu lebih besar dari pada jumlah akrual yang telah
dibentuk selisihnya dibebankan ke periode di mana
kelebihan tersebut timbul.
48
Penyajian
Taksiran Provisi pengelolaan lingkungan hidup
 laporan posisi keuangan
Jumlah yang dilaporkan: kewajiban yang telah
ditangguhkan dikurangi dengan jumlah
pengeluaran aktual
49
Pengungkapan
Kebijakan akuntansi sehubungan
dengan:
i. Perlakuan akuntansi atas
pembebanan biaya pengelolaan
lingkungan hidup;
ii. Metode amortisasi atas biaya
pengelolaan lingkungan hidup yang
ditangguhkan
Mutasi taksiran kewajiban provisi
pengelolaan lingkungan hidup selama
tahun berjalan dengan menunjukkan:
i. Saldo awal;
ii. Penyisihan yang dibentuk;
iii. Pengeluaran sesungguhnya;
iv. Saldo akhir.
Kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup yang telah dilaksanakan
dan yang sedang berjalan
Kewajiban bersyarat
sehubungan dengan
pengelolaan lingkungan hidup
dan kewajiban bersyarat
lainnya sebagaimana diatur
dalam Standar Akuntansi
Keuangan.
50
Tanggal Efektif
Entitas menerapkan Pernyataan ini
untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah
1 Januari 2012.
51
PSAK 33 – AKUNTANSI PERTAMBANGAN (1994)
52
Pertambangan Umum

Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan
kegiatan yang mempunyai ketidakpastian yang tinggi,
karena biayanya besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan
tersebut akan berakhir dengan penemuan cadangan
bahan galian yang secara komersial layak untuk
ditambang.

Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui
(non-renewable)

Untuk melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai
tahap eksplorasi sampai dengan tahap pengolahannya,
dibutuhkan biaya investasi yang relatif sangat besar, padat
modal, berjangka panjang, sarat risiko, dan membutuhkan
teknologi yang tinggi, sehingga diperlukan pengelolaan
yang benar-benar profesional.
Pertambangan Umum
 Dalam industri pertambangan umum terdapat empat
kegiatan usaha pokok, meliputi:
a)
b)
c)
d)
Eksplorasi (Exploration),
Pengembangan dan Konstruksi (Development and
Construction),
Produksi (Production), dan
Pengolahan.
Pertambangan Umum
 Dalam industri pertambangan umum terdapat
empat kegiatan usaha pokok, meliputi:
a)
b)
c)
d)
Eksplorasi (Exploration),
Pengembangan dan Konstruksi (Development and
Construction),
Produksi (Production), dan
Pengolahan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Eksplorasi





Eksplorasi adalah usaha dalam mencari, menemukan, dan mengevaluasi
Cadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu
tertentu seperti diatur dalam peraturan perudangan.
Cadangan terbukti merupakan taksiran cadangan bahan galian tambang
umum dalam suatu Area of Interest yang secara teknis maupun ekonomis
dapat dipertanggungjawabkan kemungkinannya untuk diproduksi di masa
mendatang berdasarkan harga bahan galian tambang umum pada saat
taksiran tersebut dibuat dan biaya penambangannya.
Area of Interest merupakan suatu satuan area geologis yang diduga
mempunyai potensi diperolehnya cadangan atau telah terbukti terdapat
cadangan bahan galian tambang umum.
Perusahaan dalam industri pertambangan umum dapat mempunyai lebih
dari satu Area of Interest, dan dalam suatu Area of Interest tertentu dapat
terjadi lebih dari satu tahapan kegiatan dalam periode yang bersamaan.
Setiap Area of Interest harus diperlakukan secara terpisah untuk tujuan
penentuan apakah biaya-biaya yang terjadi pada kegiatan eksplorasi dan
pengembangannya dapat dikapitalisasikan atau dibebankan.
Kegiatan dan Jenis Biaya Eksplorasi
 Penyelidikan umum  Biaya studi literatur, perolehan data satelit
dan foto udara, pemetaan geologi, pengambilan contoh, dan analisis
contoh permukaan.
 Perijinan dan administrasi  Biaya perolehan Kuasa Pertambangan,
perolehan Kontrak Kerja Sama, perolehan Kontrak Karya,
pembebasan tanah/tanam tumbuh, dan administrasi eksplorasi.
 Geologi dan Geofisika  Biaya Side Looking Air Radar (SLAR),
geologi lapangan, geologi kimia, termasuk analisis pengujian
laboratorium, penyelidikan gravitasi, penyelidikan magnetik, dan
penyelidikan seismik.
 Pemboran dan Eksplorasi  Biaya persiapan lahan, termasuk biaya
pembuatan jalan masuk ke lokasi pemboran, peralatan bor,
mobilisasi dan demobilisasi, pengujian dan perampungan, dan
logistik selama dilaksanakannya pemboran.
 Evaluasi  biaya untuk kegiatan evaluasi.
Perlakuan Akuntansi Biaya Eksplorasi
 Biaya atas kegiatan eksplorasi dan evaluasi di suatu Area of Interest
dibebankan pada periode berjalan, kecuali bila memenuhi salah satu
dari kondisi di bawah ini, maka biaya tersebut ditangguhkan:
 Ijin untuk melaksanakan eksplorasi di Area of Interest tersebut masih
berlaku dan kegiatan eksplorasinya pada tanggal neraca belum selesai,
serta kegiatan eksplorasi yang berarti (significant) dalam Area of Interest
terkait masih terus berlangsung, sehingga pada tahap ini belum dapat
ditentukan apakah eksplorasi tersebut akan dapat menghasilkan
Cadangan Terbukti.
 Ijin untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Area of Interest
tersebut masih berlaku dan dapat dibuktikan bahwa biaya eksplorasi
yang terjadi diharapkan dapat diperoleh (recovered) kembali dari hasil
produksi Cadangan Terbukti yang bersangkutan atau dari hasil yang
akan diperoleh bilamana hak penambangannya
dipindahtangankan/dialihkan kepada pihak lain.
Perlakuan Akuntansi Biaya Eksplorasi
 Biaya atas kegiatan eksplorasi dan evaluasi di suatu Area of Interest
dibebankan pada periode berjalan, kecuali bila memenuhi salah satu
dari kondisi di bawah ini, maka biaya tersebut ditangguhkan:
 Ijin untuk melaksanakan eksplorasi di Area of Interest tersebut masih
berlaku dan kegiatan eksplorasinya pada tanggal neraca belum selesai,
serta kegiatan eksplorasi yang berarti (significant) dalam Area of Interest
terkait masih terus berlangsung, sehingga pada tahap ini belum dapat
ditentukan apakah eksplorasi tersebut akan dapat menghasilkan
Cadangan Terbukti.
 Ijin untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Area of Interest
tersebut masih berlaku dan dapat dibuktikan bahwa biaya eksplorasi
yang terjadi diharapkan dapat diperoleh (recovered) kembali dari hasil
produksi Cadangan Terbukti yang bersangkutan atau dari hasil yang
akan diperoleh bilamana hak penambangannya
dipindahtangankan/dialihkan kepada pihak lain.
Perlakuan Akuntansi Biaya Eksplorasi

Biaya penyusutan aktiva tetap yang mendukung kegiatan eksplorasi
dialokasikan sebagai bagian biaya eksplorasi.

Apabila suatu penyelidikan umum tidak dikaitkan secara khusus pada
program eksplorasi, maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan.

Biaya bunga yang terjadi karena pendanaan kegiatan eksplorasi
ditangguhkan (selama biaya eksplorasinyapun dapat ditangguhkan) dengan
mengacu kepada PSAK No. 26 tentang Akuntansi Bunga untuk Periode
Konstruksi.

Biaya umum dan administrasi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
eksplorasi ditangguhkan sebagai bagian dari Biaya Eksplorasi yang
Ditangguhkan, sedangkan yang tidak berkiatan dibebankan periode berjalan.

Pendapatan lain-lain yang diperoleh sehubungan dengan kegiatan
eksplorasi dikurangkan dari Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan.

Amortisasi Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan

Nilai Tunai Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan harus ditaksir dan
dilaporkan.
Penyajian Biaya Eksplorasi
 Jumlah biaya eksplorasi yang dibebankan pada periode
berjalan (di luar biaya amortisasi atas Biaya Eksplorasi
yang Ditangguhkan) disajikan secara tersendiri dalam
laporan laba-rugi sebagai Beban Eksplorasi.
 Biaya yang ditangguhkan atas kegiatan eksplorasi
disajikan sebagai Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan.
Pengungkapan Biaya Eksplorasi
a) Kebijakan akuntansi sehubungan dengan dasar penentuan:
(i) Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan atas kegiatan eksplorasi yang masih
berjalan dengan penjelasan mengenai jangka waktu kontrak untuk Area of
Interest yang bersangkutan;
(ii) Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan atas kegiatan eksplorasi yang sudah
menemukan adanya
Cadangan Terbukti dengan penjelasan bahwa amortisasinya baru akan
dilaksanakan pada saat dimulainya produksi.
b) Dalam penyajian Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan harus dibedakan
antara Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan atas kegiatan eksplorasi yang
masih berjalan dengan Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan atas kegiatan
eksplorasi yang telah menemukan Cadangan Terbukti.
c) Apabila terdapat lebih dari satu Area of Interest, maka harus diungkapkan
rincian dari Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan untuk tiap-tiap Area of
Interest.
d) Jumlah pembebanan biaya eksplorasi pada periode berjalan serta alasan
pembebanannya.
Pengembangan dan Konstruksi
 Pengembangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan dalam
rangka mempersiapkan Cadangan Terbukti sampai siap diproduksi
secara komersial.
 Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk
melaksanakan dan mendukung kegiatan produksi.
 Kegiatan
 Kegiatan administrasi merupakan kegiatan pengurusan perijinan dalam
lingkup pertambangan umum guna mendukung dimulainya
pelaksanaan kegiatan pengembangan dan konstruksi.
 Kegiatan teknis merupakan kegiatan rancang bangun dan kegiatan
fisik lapangan untuk memudahkan masuk ketempat cadangan bahan
tambang dalam rangka persiapan kegiatan produksi .
Biaya Pengembangan dan Konstruksi
1. Biaya pengembangan
a.
b.
c.
Biaya administrasi: pengurusan perijinan dan kuasa
pertambangan; biaya pembebasan tambang
Biaya pembersihan lahan (land clearing)
Biaya pembukaan tambang, termasuk pengupasan lapisan
tanah sebelum produksi
2. Biaya konstruksi
a.
b.
c.
Biaya pembuatan prasarana
Biaya pembuatan atau pengadaan bangunan
Biaya pembuatan atau pengadaan mesin dan peralatan
Perlakuan akuntansi biaya Pengembangan

Biaya pengembangan terdiri dari:
a) Biaya yang terjadi atas kegiatan pengembangan suatu Area of Interest
tertentu baik langsung maupun tidak langsung ditangguhkan
pembebanannya sebagai Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan.
b) Biaya penyusutan aktiva tetap yang dipergunakan dalam melaksanakan
kegiatan pengembangan ditangguhkan sebagai bagian dari Biaya
Pengembangan yang Ditangguhkan.
c) Biaya umum dan administrasi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
pengembangan ditangguhkan sebagai bagian dari Biaya Pengembangan
yang Ditangguhkan; sedangkan biaya umum dan administrasi yang tidak
berkaitan langsung dengan kegiatan pengembangan harus diperlakukan
sebagai beban pada periode berjalan.
d) Pada saat sejak dimulainya produksi suatu Area of Interest, Akumulasi Biaya
Pengembangan yang Ditangguhkan dan Akumulasi Biaya Eksplorasi yang
Ditangguhkan atas Area of Interest yang sama dijumlahkan , dan
penjumlahan biaya tersebut diamortisasi; biaya amortisasi dibebankan
sebagai biaya produksi.
e) Perhitungan amortisasi didasarkan pada metode unit produksi.
Perlakuan akuntansi biaya Konstruksi

Biaya Konstruksi. Semua biaya yang terjadi atas pekerjaan konstruksi dan
prasarana dikapitalisasi sebagai aktiva tetap, dan selanjutnya disusutkan
berdasarkan umur ekonomis dari aktiva yang bersangkutan. Saat dimulainya
penyusutan dan pembebanan biaya penyusutan diatur sebagai berikut.
a) Aktiva tetap yang dipergunakan langsung dalam proses produksi,
penyusutannya mulai dihitung pada saat produksi komersial dimulai; dan
biaya penyusutannya dibebankan sebagai biaya produksi.
b) Sedangkan terhadap aktiva tetap yang penggunaannya tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi, penyusutannya dimulai pada saat
selesainya pekerjaan konstruksi aktiva tetap yang bersangkutan; dan biaya
penyusutannya dibebankan sebagai beban usaha periode berjalan.
c) Biaya-bunga yang terjadi karena pendanaan untuk pekerjaan
pengembangan dan konstruksi ditangguhkan atau dikapitalisasi dengan
mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 26 tentang
Akuntansi Bunga untuk Periode Konstruksi.
Penyajian Biaya Pengembangan dan
Konstruksi
 Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan disajikan dalam neraca
bersama-sama dengan Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan (atas
kegiatan eksplorasi yang sudah menemukan cadangan terbukti)
sebagai Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan.
 Untuk periode akuntansi di mana produksi komersial telah dimulai,
Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan disajikan
sebesar jumlah netonya, yaitu setelah dikurangi dengan amortisasi.
 Jumlah penurunan (write down) akibat dilakukannya evaluasi
terhadap Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan,
disajikan secara tersendiri dalam laporan laba-rugi sebagai
penurunan nilai Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang
Ditangguhkan.
 Biaya pekerjaan konstruksi dan prasarana yang masih dalam
pelaksanaan disajikan sebagai Pekerjaan Konstruksi dalam
Penyelesaian .
Pengungkapan Biaya Pengembangan dan
Konstruksi
 Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:
 Dasar penentuan ditangguhkannya biaya pengembangan dan
kapitalisasi biaya pekerjaankonstruksi dan prasarana.
 Metode amortisasi dan penyusutan yang dipergunakan dengan
penjelasan jangka waktu perijinan penambangan dan taksiran
umur ekonomis tambang.
 Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan atas kegiatan
pengembangan yang masih berjalan.
 Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan dimana
terjadi penundaan masa Produksi
 Apabila terdapat lebih dari satu Area of Interest maka harus
diungkapkan rincian dari Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang
Ditangguhkan untuk tiap-tiap Area of Interest.
Produksi
 Produksi adalah semua kegiatan mulai dari pengangkatan
bahan galian dari Cadangan Terbukti ke permukaan bumi
sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah lebih
lanjut.




Pengupasan Lapisan Tanah (Stripping) selama Masa Produksi
Pengambilan Bahan Galian
Pencucian Bahan Galian
Pengangkutan Bahan Galian
Jenis Biaya Produksi
 Pengupasan Lapisan Tanah (Stripping) selama Masa Produksi
 Biaya pengupasan tanah,
 Biaya penyediaan lahan untuk penimbunan tanah, dan
 Biaya penimbunan tanah hasil pengupasan.
 Pengambilan Bahan Galian




biaya penggalian,
biaya penyemprotan,
biaya pengerukan, atau biaya peledakan, dan
penimbunan bahan galian.
 c) Pencucian Bahan Galian
 Biaya pembersihan dan pemisahan bahan galian utama dari bahan galian ikutannya,
 Biaya pembentukan ukuran/besarnya bahan galian sesuai dengan yang ditetapkan
perusahaan.
 Pengangkutan Bahan Galian  biaya untuk mengangkut bahan galian
tambang umum dari lokasi penambangan ke stasiun pengumpul.
 Pengelolaan Lingkungan Hidup  biaya pengelolaan lingkungan hidup.
Perlakuan Akuntansi Biaya Produksi
 Semua biaya yang terjadi sehubungan dengan produksi dicatat
sebagai Barang dalam Proses Produksi.
 Beban Pokok Produksi meliputi biaya produksi dengan
memperhitungkan saldo awal dan akhir Barang dalam Proses
Produksi .
 Beban Pokok Persediaan per unit dihitung dengan menggunakan
metode rata-rata atau first in first out.
 Persediaan meliputi persediaan dalam proses produksi, barang jadi,
dan persediaan bahan penunjang.
 Biaya pengupasan tanah penutup dibedakan antara pengupasan
tanah awal untuk membuka tambang, yaitu pengupasan tanah yang
dilakukan sebelum produksi dimulai dan pengupasan tanah lanjutan
yang dilakukan selama masa produksi.
 Biaya pengupasan tanah awal merupakan bagian dari Biaya
Pengembangan yang Ditangguhkan, sedangkan biaya pengupasan
tanah lanjutan dibebankan sebagai biaya produksi.
Biaya Pengupasan Tanah
 Sebelum produksi dilaksanakan, dihitung terlebih dahulu Rasio RataRata Tanah Penutup (Average Stripping Ratio), yaitu perbandingan
antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah penutup terhadap
taksiran ketebalan bahan galian (seperti batubara) yang juga
dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.
 Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan
sebagai biaya produksi berdasarkan Rasio Rata-Rata Tanah
Penutup.
 Rasio Aktual Tanah Penutup tidak berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka
biaya pengupasan tanah yang timbul pada periode tersebut seluruhnya dapat
dibebankan sebagai biaya produksi.
 Rasio aktual berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka bila rasio aktual lebih
besar dari rasio rata-ratanya, kelebihan biaya pengupasan ditangguhkan
pembebanannya dan dibukukan sebagai Biaya Pengupasan yang Ditangguhkan.
Selanjutnya, biaya yang ditangguhkan ini dibebankan sebagai biaya produksi
pada periode di mana rasio aktual jauh lebih kecil dari rasio .
Biaya Pengupasan Tanah
 Bila terjadi perubahan atas Rasio Rata-Rata Tanah Penutup, maka
perubahan ini merupakan perubahan estimasi.
 Selama masa produksi, secara berkala harus dievaluasi besarnya
taksiran Cadangan Terbukti yang dapat diproduksi dan biaya
pengembangan lanjutan yang ditaksir akan dibutuhkan untuk
memproduksi cadangan tersebut di masa mendatang. Hal ini
merupakan dasar perhitungan amortisasi Biaya Eksplorasi dan
Pengembangan yang Ditangguhkan.
 Tiap-tiap akhir periode akuntansi, saldo dari Biaya Eksplorasi dan
Pengembangan yang Ditangguhkan harus dievaluasi kelayakannya
dengan membandingkan saldo tersebut terhadap nilai tunai Present
value) dari taksiran produksi bahan galian tambang yang akan
diproduksi selama sisa umur tambang (sisa umur tambang tidak
boleh lebih panjang dari periode eksploitasi sesuai dengan ijin yang
berlaku). Apabila ternyata nilai taksiran hasil produksi tersebut lebih
rendah dari
Penyajian Biaya Produksi
 Persediaan dinyatakan di neraca sebesar harga yang terendah
antara harga perolehan dengan harga pasar. Harga pasar
merupakan taksiran harga jual pada tanggal neraca dikurangi
dengan taksiran beban yang akan terjadi dalam menjual barang
tersebut.
Pengungkapan Biaya Produksi
a)
Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:
(i)
Metode penentuan Beban Pokok Persediaan dan dasar
penilaiannya,
(ii)
Metode pembebanan biaya pengupasan tanah, dan
(iii)
Metode perhitungan Rasio Rata-Rata Tanah Penutup .
b)
Jumlah Biaya Pengupasan Tanah yang Ditangguhkan dengan
penjelasan mengenai perbedaan antara Rasio Aktual Tanah
Penutup terhadap rasio rata-ratanya.
c)
Perubahan atas Rasio Rata-Rata Tanah Penutup (bila ada).
d)
Pengungkapan seperti yang diwajibkan pada paragraf 38
Pengelolaan lingkungan hidup
 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia, serta mahluk hidup lainnya.
 Dampak penambangan
 Pencemaran lingkungan,
 Perusakan lingkungan
 Sebagai usaha untuk mengurangi dan mengendalikan dampak
negatif kegiatan usaha penambangan, maka perlu dilakukan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) yang meliputi upaya terpadu
dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup.
Uraian Kegiatan PLH

Penyusunan dokumen Analis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) .

Upaya pencegahan pencemaran sungai oleh air hasil penirisan tambang,

Pengaturan bentuk lahan (land scaping) sesuai dengan topografi dan hidrologi :

Pengaturan bentuk ereng

Pengaturan saluran pembuangan

Pengelolaan tanah pucuk (top soil)  pengambilan dan penyimpanan tanah pucuk
dari lokasi tanah yang akan ditambang dan ditimbun untuk dimanfaatkan kembali
pada kegiatan reklamasi bekas daerah timbunan yang telah selesai.

Revegetasi  penanaman kembali lahan bekas tambang yang telah rusak.

Pengendalian erosi  penanaman rumput, pembuatan teras, pemberian batu pecah,
pembuatan saluran pengelak, dan lain-lain.

Pencegahan pencemaran akibat debu  penyemprotan air di lokasi jalan produksi,
loading station, stockpile, dan tempat lainnya yang dapat menimbulkan debu.

Pencegahan kelongsoran,  pemantapan lereng dengan melandaikannya,
pembuatan slope dan tanggul pengaman (dike).

Penelitian tanah dan tanaman

Pemantauan kualitas air, udara, kualitas tanah, luas lokasi vegetasi , keberhasilan
usaha pengendalian LH dan laju erosi
Jenis Biaya
 Biaya-biaya pengelolaan lingkungan hidup meliputi tetapi
tidak terbatas pada kegiatan-kegiatan.
 Pada dasarnya biaya ini merupakan biaya pengadaan
prasarana PLH, biaya yang timbul atas usaha
mengurangi dan mengendalikan dampak negatif kegiatan
pertambangan, dan biaya rutin lainnya.
Perlakuan Akuntansi PLH

Biaya pengadaan prasarana PLH dikapitalisasikan sebagai Aktiva Tetap dan
disusutkan secara sistematis berdasarkan umur ekonomisnya.

Taksiran kewajiban PLH harus diakru, apabila memenuhi persyaratan :
 Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada tanggal
neraca akibat kegiatan yang telah dilakukan;
 Terdapat dasar yang wajar untuk menghitung kewajiban yang timbul.
 Taksiran biaya untuk PLH yang timbul akibat kegiatan eksplorasi dan
pengembangan diakru dengan mendebet Biaya PLH yang Ditangguhkan
dan mengkredit Kewajiban (Provision) PLH.

Biaya yang ditangguhkan diamortisasi pada saat mulainya produksi
komersial; biaya amortisasinya dibukukan sebagai Biaya Produksi.

Taksiran biaya untuk PLH yang timbul sebagai akibat kegiatan produksi
tambang dibebankan sebagai biaya produksi dengan mengkredit Kewajiban
(Provision) PLH .

Pembayaran atas kewajiban PLH selama tahun berjalan dibukukan sebagai
pengurang taksiran Kewajiban PLH.
Perlakuan Akuntansi dan Penyajian PLH
 Pada tanggal neraca, jumlah taksiran Kewajiban PLH harus
dievaluasi kembali untuk menentukan apakah jumlah akrualnya telah
memadai.
 Apabila jumlah pengeluaran PLH yang sesungguhnya terjadi pada
tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan periode lalu lebih besar
dari pada jumlah akrual yang telah dibentuk, maka selisihnya
dibebankan ke biaya produksi periode di mana kelebihan tersebut
timbul.
 Taksiran Kewajiban PLH disajikan di neraca sebesar jumlah
kewajiban yang telah diakru, setelah dikurangi dengan jumlah
pengeluaran yang sesungguhnya terjadi.
Pengungkapan PLH
 Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:
 (i) Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya PLH,
 (ii) Metode amortisasi atas biaya PLH yang ditangguhkan, dan
(iii) Metode penyusutan prasarana PLH.
 Mutasi taksiran kewajiban PLH selama tahun berjalan dengan
menunjukkan:
 (i) Saldo awal,
 (ii) Penyisihan yang dibentuk,
 (iii) Pengeluaran sesungguhnya, dan
 (iv) Saldo akhir.
 Kegiatan PLH yang telah dilaksanakan dan yang sedang berjalan.
 Kewajiban bersyarat sehubungan dengan PLH dan kewajiban
bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam standar akuntansi
keuangan.
Masa Transisi dan Tanggal Efektif
 Perubahan akibat penerapan Pernyataan ini bukan merupakan
Pengaruh Kumulatif atas Perubahan Kebijakan Akuntansi.
Penyusunan laporan keuangan langsung mengadopsi metode yang
baru dengan menetapkan saldo akhir periode akuntansi yang lalu
menjadi saldo awal periode akuntansi sekarang.
 Taksiran sisa kewajiban masa lalu atas PLH dibebankan secara
prospektif sejak tanggal berlakunya standar ini melalui amortisasi
secara sistematis selama sisa umur tambang dan disajikan setelah
pos Laba Usaha. Metode dan masa amortisasi harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
 Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi
periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
82
Download