BAB III BUDIDAYA TANAMAN PADI METODE SRI ( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION ) A. Pengertian SRI SRI adalah tekhnik budidaya padi yang mampu menghasilkan (produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Metode ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100%. Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagascar antara tahun 1983-84 oleh Biarawan Yesuit asal Prancis bernama FR. Henri de Laulani, S.J. oleh penemunya, Metodologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan ie systme de riziculture intensive disingkat SRI dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI. Sampai tahun 2006 SRI telah berkembang di 36 Negara, yaitu : Indonesia, Kamboja, Laos, Mnyanmar, Philipina, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, India, Nepal, Sri Lanka, Gambia, Madagascar, Mozambique, Sierra Lione, Ghana, Benin, Barbados, Brazil, Cuba, Guyana, Peru, Amerika Serikat, Afganinstan, Irak, Iran, Pakistan, Bukina Paso, Ethiopia, Guinea, Mali, Zambia, Colombia, Republik Dominika dan Haiti. 6 SRI menjadi terkenal didunia dengan upaya Norman Uphoff ( Director of Cornell International Institute for Food, Agriculture and Develompment ). Pada tahun 1997 Uphoff mengadakan Persentase SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan diluar Madagascar. Uji coba pola SRI pertama di Indonesia dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat pada musim kemarau 1999 dengan hasil 6,2 Ton/Ha dan musim hujan 1999/2000 dengan hasil rata-rata 8,2 Ton/Ha. NORMAN UPHOFF FR. HENRI DE LAULANI, S.J. Gambar 1. Penemu atau peneliti Sistem tanam Padi metode SRI ( System of Rice Intensification ) Sumber : http://www.rice-healthy.go.id 7 Dasar Pemikiran Tanaman Padi sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk menghasilkan produksi dalam taraf tinggi. Hal ini dapat dicapai jika terpenuhinya kondisi yang mendukung secara optimal untuk pertumbuhannya. Kondisi optimal pertumbuhan tanaman padi dapat dicapai melalui proses pengelolaan yang memadai antara unsur : Tanah, Tanaman, dan air serta unsur Agro-ekosistemnya. Upaya peningkatan produksi padi senantiasa terus dilakukan, melalui berbagai introduksi inovasi teknologi, namun demikian dalam kenyataannya produksi padi saat ini telah mencapai klimaksnya. Dari fenomena yang terjadi dilapangan memperlihatkan terdapat kecendrungan hasil produksi beras yang menurun. Berlangsungnya proses degradasi baik lahan maupun penyediaan air irigasi yang semakin tak terkendali, menyebabkan ketersediaan pangan terutama beras cendrung semakin tidak seimbang dengan laju pertambahan penduduk, dengan demikian diperlukan upaya peningkatan produksi dan efisiensi peningkatan air irigasi, upaya tersebut akan dapat dicapai melalui penerapan budidaya padi Metode SRI. 8 Beberapa Faktor yang disinyalir menyebabkan keadaan tersebut di antaranya : 1. Menurunnya kesehatan dan kesuburan tanah berkaitan dengan penggunaan unsur kimia anorganik baik pupuk maupun pestisida. Pengunaan unsur kimia tersebut mengakibatkan mikroba yangt ada dalam tanah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan aliran energi dari bawah ke atas permukaan tanah menjadi tidak seimbang yang pada akhirnya suplai nutrisi dari tanah sangat kurang atau bahkan tidak ada. Selanjutnya tanaman akan menunggu suplai makanan dari luar berupa pemberian pupuk sintetis. 2. Kecendrungan potensi padi untuk berproduksi lebih tinggi mengalami kemandegan. Dari beberapa pengalaman hal ini terjadi akibat masalah pertama memberikan dan masalah kesempatan penuh proses budidaya pada tanaman yang belum padi untuk berkembang sesuai potensinya. 3. Penggunaan pupuk dan pestisida sintetis yang terus menerus dan berlebihan mengakibatkan rantai makanan menjadi putus akibatnya Musuh Alami ( MA ) hanya menunggu makanan dari keberadaan Hama. Karena jenjang Hirarkis MA lebih tinggi maka hama akan berkembang lebih pesat. 9 Orang beranggapan bahwa di lahan sawah hanya ada tanaman dan hama, dan untuk memenangkan persaingan maka hama terus dibunuh. Oleh karena itu pestisidalah yang berkuasa memusnahkan hama. Pestisida tidak bisa mengentaskan masalah yang disebabkan oleh hama. Selanjutnya timbul dampak hama menjadi kebal, terjadi peledakan hama yang tiba – tiba ( resurgensi ), pencemaran lingkungan, terbunuhnya jasad non sasaran sehingga mengurangi keragaman unsur hayati, gangguan terhadap kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan. B. Budidaya Tanaman Padi Metode SRI SRI ( System of Rice Intensification ) adalah cara budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan yang seimbang terhadap : Tanah, Tanaman dan Air. Dalam prakteknya metode SRI yang dilakukan di Jawa Barat umumnya adalah hasil perpaduan gagasan PHT dengan gagasan SRI dan beberapa pengalaman hasil studi sebelumnya. Dengan perpaduan tersebut maka dihasilkan usaha tani padi yang ramah lingkungan baik dalam proses maupun produk yang dihasilkannya. Gambar 2. Urutan / tahapan mendapatkn bibit padi metode SRI (System of Rice Intensification) siap tanam. Sumber : http://www.google.com 10 Untuk menerapkan usaha tani metode SRI maka harus dipenuhi 7 (tujuh) prinsip dasar yaitu : 1. Pengelolaan tanah yang maksimal kedalaman s.d 30 cm dan pemupukan bahan organik / kompos. 2. Benih yang bermutu melalui uji benih bernas dan umur semai 5-7 hari ( < 15 hari ). 3. Benih ditanam tunggal dan dangkal ( 1 cm ). 4. Jarak tanam yang lebar ( 30x30 dst. ). 5. Pemupukan tidak dengan pupuk sintetis ( pupuk anorganik ). 6. Pengelolaan air macak – macak( tidak digenang ) kecuali pada saat penyiangan ( untuk memudahkan pekerjaan, sebanyak 4 kali ). 7. Pengendalian hama ( OPT ) dengan prinsip PHT ( Pengendalian Hama Terpadu ) tidak memakai pestisida dan bahan sintetis. Ketujuh prinsip tersebut lebih jelasnya sebagai berikut : a. Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Pengelolaan tanah dan pemupukan dilakukan untuk memperoleh tanah sehat. Tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman yang sehat pula. Tanah merupakan media tumbuh tanaman dan untuk mendapatkan media yang baik, maka lahan biasanya lahan diolah sebagaimana biasanya di bajak, di glebek dan di garu ( Pegolahan tanah kedua ) dilakukan penaburan pupuk organik. Jumlah kebutuhan pupuk organik antara 5-7 ton per hektar (tergantung pada tingkat kesuburan tanahnya). Pada saat Penaburan pupuk organik dan meratakan tanah, diusahakan agar air tidak mengalir. Hal ini supaya nutrisi tidak hanyut. Selanjutnya di pinggir dan di tengah petakan di buat parit agar mudah dalam mengatur air. 11 Pemupukan dengan bahan pupuk organik diperlukan agar bahan mikroorganisme dalam tanah berperan lebih baik, yaitu menguraikan dan menyediakan nutrisi bagi tanaman, menghasilkan humus sebagai media unsur-unsur sebelum dimanfaatkan oleh akar tanaman. Selain itu cacing akan hidup aktif, ketika bahan organik banyak tersedia. Dalam aktivitas hidupnya cacing akan menggali lubang dan memindahkan tanah bagian bawah ke bagian permukaan. Melalui proses ini maka cacing berfungsi mengubah struktur tanah sehingga tercipta ruang-ruang dalam tanah dan dalam ruang-ruang tersebut akan tersedia udara / zat asam. b. Menyiapkan Benih yang Bermutu Untuk mendapatkan benih yang baik, maka sebaiknya benih yang akan di tanam perlu dilakukan pengujian benih bernas terlebih dahulu. Pengujian benih dapat dilakukan secara sederhana, langhkah-langhkahnya sebagai berikut : 1. Masukkan air dalam keler atau toples yang cukup jernih untuk menyeleksi benih yang akan ditanam. Selanjutnya masukkan telur ayam atau itik kemudin masukkan garam dapur perlahan-lahan dan diaduk sehingga larut, penambahan garam di hentikan ketika telur sudah naik ke permukaan. 2. Langkah berikutnaya adalah memasukkan benih ke dalam larutan garam. Benih yang mengambang ke permukaan air dipisahkan dan yang tenggelam diambil lalu dicuci untuk disemai. Sebelum disemaik, benih diperam terlebih dulu selama 1 hari 1 malam. 3. Pemeraman dimaksudkan agar benih tumbuh seragam. Benih yng baik untuk disemai adalah ketika belum tumbuh akar dan terdapat bintik pada lembaga / embrio. Kebutuhan benih padi per Ha dengan Metode SRI 4,9 – 7 Kg per Ha. 12 Gambar 3. Urutan / tahapan menyeleksi benih padi Bernas sistem tanam padi metode SRI (System of Rice Intensification) hingga benih siap tanam. Sumber : praktik kerja lapangan BPP Pulo Ie 13 c. Membuat Persemaian Persemaian dengan metode SRI dilakuakan dengan media Pipiti ( Besek ) atau kotak. Hal tersebut memudahakan dalam pengamatan maupun seleksi benih. Kebutuhan Pipiti / besek ukuran 20x20 cm, adalah sekirtar 420 buah per Ha ( setiap Pipiti / Besek untuk 1 sendok makan gabah ). Media tumbuh persemaian adalah percampuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 Cara Membuat persemaian : 1. Mencampur tanah dengan pupuk organik. Sebelum pipiti / besek diisi dengan tanah terlebih dahulu di lapisi “ Daun Pisang “ yang sudah di lemaskan, kemudian diisi dengan tanah yang sudah dicampur pupuk organik sebanyak tiga per empatnya, kemudian di siram dengan air sehingga tanah dalam pipiti / besek menjadi lembab. 2. Jumlah benih per Pipiti / Besek antara 300 – 350 biji, setelah itu di tutup dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk organik ( lapisan penutup di upayakan tipis ) kemudian dibibis lagi. Selanjutnya persemaian dapat disimpan di pekarangan, hari pertama dan kedua persemaian ditutup agar tidak kepanasan atau dapat disimpan ditempat yang teduh, jika disimpan dipekarangan, diupayakan diletakkan ditempat yang aman dari gangguan ayam, itik, dan lain lain. Pemberian air dapat dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan tanaman tetap segar. Kebutuhan benih 4,9 – 7 Kg per Ha dengan menggunakan cara budidaya tanaman padi metode SRI (System of Rice Intensification ). 14 d. Penanaman Benih Benih ditanam setelah umur semai 5–7 hari. Jumlah benih per lubangnya hanya satu dan diusahakan dangkal 1–1,5 cm dan perakaran horizontal seperti huruf L kondisi air saat tanam macak–macak. Dasar pemikiran tanam tunggal adalah ketika benih ditanam, maka tidak akan timbul persaingan satu sama lain dalam hal nutrisi, oksigen, dan sinar matahari. Alasan benih di tanam dangkal adalah untuk menghindari agar akar tidak tertekuk ke atas, sebab bila demikian maka benih memerlukan energi besar dalam memulai pertumbuhannya, dan akar baru akan tumbuh di atas tersebut. Gambar 4. Proses penanaman benih padi Bernas sistem tanam padi metode SRI (System of Rice Intensification) di polybag. Sumber : praktik kerja lapangan BPP Pulo Ie 15 Gambar 5. Proses penaburan benih padi pada besek/pipiti/kotak persemaian Sumber : praktik kerja lapangan BPP Pulo Ie Sedangkan penanaman padi metode SRI (System of Rice Intensification) pada lahan sawah dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 6. Proses penanaman bibit padi pada lahan sawah metode SRI (System of Rice Intensification) Sumber : http://www.google.com Jarak tanam dapat dipilih, antara lain 30 x 30 cm, 35 x 35 cm, atau 40 x 40 cm. Semakin lebar jarak tanam semakin meningkatkan jumlah anakan produktif, karena persaingan oksigen, energi matahari dan nutrisi semakin berkuarang. 16 Pembuatan jarak tanam seperti tampak pada gambar 6 adalah dengan menggunakan alat, yaitu “Caplak“ yang sudah diukur jarak tanamnya, lihat pada gambar berikut : Gambar 7. Pembuatan jarak tanam menggunakan caplak Sumber : http://pustaka-deptan.go.id e. Pemupukan Pemupuikan dalam metode SRI hanya dilakukan dengan pupuk organik yang berasal dari bahan organik seperti hijauan, jerami, batang pisang dan hijauan lainnya, kotoran hewan : kambing, sapi, ayam, kelinci dan kerbau, dimana bahan – bahan terserbut terlebih dahulu dikomposkan. Gambar 8. Proses pemupukan sistem tanam padi metode SRI di lahan sawah Sumber : http://www.tanindo.com 17 C. Pengelolaan Air Padi bukan tanaman air tapi dalam pertumbuhannya memerlukan air. Pada prinsipnya pengelolaan air metode SRI adalah pengaturan pemberian air pada lahan sedemikian rupa sehingga kapan lahan tersebut macak – macak, kapan dilakukan penggenangan dan kapan dilakukan pengeringan. Oleh karena itu, proses pengelolaan air dan penyiangan dilakukan disesuaikan menurut umur padi sebagai berikut : a. 3 hari sebelum tanam, tanah sawah dibiarkan macak-macak sampai kering macak-macak, agar memudahkan penarikan caplak ukuran jarak tanam. b. Setelah ditanami padi SRI, tanah sawah dibiarkan kering selama 7 hari dengan tujuan : a. Untuk mengendalikan hama keong mas. b. Untuk menjaga stabilitas tanaman agar tidak tergenang air. c. Untuk merangsang perakaran. c. Hari ke-8 baru diairi kurang lebih 1-2 jam. Setelah 2 jam air dikeringkan lagi. Pengairan ini boleh pagi, siang, dan sore hari. d. Hari ke-9 sampai 10 dan 11 dikeringkan lagi. e. Selang 3 hari dan seterusnya, dilakukan perlakuan yang sama. D. Penyiangan Saat penyiangan harus diberikan pengairan yang cukup dan seimbang kurang lebih 3 hari lagi saat penyiangan kita berikan pengairan secara terus menerus sampai penyiangan selesai dengan tujuan : a. Untuk memudahkan peyiangan tersebut. b. Untuk melembutkan dan menggemburkan tanah. c. Agar tanah tidak keras atau padat saat kita melakukan penyiangan. 18 Peyiangan dilakukan dengan alat yaitu landak motor atau dengan cara pencabutan rumput secara langsung, dan rumput tersebut ditenggelamkan kedalam tanah dalam petakan sawah sebagai pengganti atau pupuk hijau. Setelah selesai penyiangnan tanah sawah larikan tanaman padi sistem SRI ( System of Rice Intensification ) tersebut dikeringkan kembali dan diberikan penyemprotan MOL ( Mikroorganisme Lokal ) maja dan rebung, dengan tujuan untuk merangsang perakaran pada tanaman tersebut. Setelah berselang 7 hari, kita lakukan lagi penyemprotan dengan mol maja, dan mol keong, serta mol bonggol pisang dengan tujuan : a. Untuk menghindari hama penyakit. b. Untuk menambah unsur hara pada tanah dan tanaman. c. Untuk menambah ketersediaan pupuk NPK bagi tanaman dan tanah. Gambar 9. Penyiangan menggunakan landak motor Sumber : http://www.tanindo.com E. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT ) Pengendalian hama dilakukan dengan prinsip PHT ( Pengendalian Hama Terpadu ), yaitu dengan mengelola unsur agro-ekosistem sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Pada prinsipnya adalah tidak menggunakan racun melainkan memakai tumbuhan, bahan ramuan tradisioanal, memelihara musuh alami dipetakan sawah diberi ajir untuk terminal capung dan burung kapinis, tidak melakukan penyemprotan dengan pestisida atau racun kimia sintetis. 19 Pendekatan PHT diharapkan daur energi akan berjalan dengan baik sehingga keberadaan Musuh Alami ( MA ) tidak hanya tergantung pada keberadaan hama, tetapi makanan MA akan tersedia dari serangga – serangga lain, misalnya dari golongan Chyromidae. Hama dalam batas populasi rendah sebenarya berfungsi sebagai makanan musuh alami, untuk itu dari berbagai pengalaman misalnya hama wereng batang coklat jika disemprot saat populasi rendah maka akan terjadi perkembangan populasi dengan pesat. a.Keong mas (Pomacea Canaliculata) Masalah keong mas dapat diatasi dengan memberikan pancingan seperti kangkung,daun pepaya sehingga mereka akan mengumpul di tempat tersebut Maka dengan mudah kita dapat langsung mengambilnya. Kalau tidak dengan cara demikian tanaman padi yang kita usahakan akan rugi dan rusak total akibat serangan hama keong mas ini. 20 b. Tikus (Rattus Norvegicus) Masalah hama tikus dapat diatasi dengan cara memancingnya keluar dari tempat persembunyiannya, dan harus dilakukan secara bersama-sama agar sekali musnah. c.Wereng (Nilaparvata Lugens) Masalah hama wereng dapat diatasi dengan menggunakan pestisida kimia sintetik dengan nama AGRIPO 290 SL atau dengan menaburkan abu gosok pada lahan sawah yang telah dibuat perangkapnya. 21 F. Produksi Hasil produksi padi dengan metode SRI mencapai 7 sampai 11 ton GKP per Ha, hal ini didukung dengan jumlah tunas produktif. Hasil prouksi seperti itu memang menakjubkan, tetapi ini di hasilkan dari proses pengelolaan : Tanah, Tanaman dan Air yang sesuai dengan kebutuhan Tanaman Padi. Bahkan di China dengan Varietas Hibrida bisa mencapai 18 ton per Ha. Foto : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan panen padi metode SRI di Ciamis Jawa Barat pada Oktober 2006 Sumber : http://id.wikipedia.com 22 G. Penutup Budidaya padi metode SRI tidak saja dapat menghemat penggunaan air irigasi tapi menghemat penggunaan input produksi yang berarti lebih hemat biaya tetapi juga menghasilkan produk yang lebih tinggi dan berkualitas dan terhindarnya penggunaan input kimia sintetis. Penghematan air irigasi terjadi pada kegiatan persemaian dan pemeliharaan, sedangkan pada pengolahan tanah tidak terjadi. Besarnya penghematan air tersebut adalah : 1. Kegiatan persemaian 95,80 % s.d 98,75 % rata – rata 24,78 % 2. Kegiatan pemeliharaan 22,60 % s.d 46,31 % rata – rata 31,34 % Secara keseluruhan budidaya Tanaman Padi metode SRI ( System of Rice Intensification ) dapat menghemat penggunaan air irigasi. Akibat penghematan tersebut dapat di gunakan untuk memperluas areal lahan yang di airi sebesar 22,60 % s.d 46,31 %. 23 KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah melaksanakan kerja dan praktik di diperkebunan / lahan sawah di desa Alue Ie Mameh pada Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, maka saya dapat menyimpulkan : 1. Tanaman padi adalah tanaman yang harus dibudidayakan dengan cara yang seoptimal mungkin mengingat persediaan beras yang permintaannya semakin hari semakin meningkat. 2. Mengingat peranan tanaman padi ini sangat penting, terutama sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari maka pemberdayaannya harus terus di laksanakan dan juga disamping itu, dapat meningkatkan taraf hidup petani dan juga meningkatkan devisa negara dari hasil impor dan ekspor. 24 B. SARAN Pada kesempatan yang sangat singkat ini penulis ingin memberikan kritik dan saran kepada : 1. Pihak Sekolah A. Hendaknya waktu pelaksanaan PRAKERIN diperpanjangkan masa waktunya agar materi yang didapat oleh siswa-siswi lebih dikuasai. B. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan PRAKERIN hendaknya perlu adanya kerja sama antara sekolah dengan perusahaan yang lebih erat dan bimbingan yang lebih mantap yang diberikat kepada siswa-siswi yang melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) agar mereka tidak menemui kesulitan – kesulitan pada saat dilapangan. 2. Pihak Balai Penyuluh Pertanian (BPP-Plus) Pulo Ie A. Agar dapat mempertahankan tingkat perhatian kepada anak PRAKERIN yang akan datang. B. Penemuan teknologi terbaru tentang cara budidaya tanaman padi dan varietas tanaman padi bervarietas unggul sebaiknya segera diperkenalkan kepada masyarakat agar dapat dilakukan budidaya tanaman lebih lanjut. 25 Lampiran foto selama di Nagan Raya sejak tanggal 14 Juni s/d 07 agustus 2010 Balai Penyuluh Pertanian (BPP-Plus) Pulo Ie Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh 27 Daftar pustaka Jenal Mutakin(2009). Budidaya dan keunggulan padi organik Metode SRI (System of Rice Intensification).from http://www.garutkab.go.id/download_files/article/ARTIKEL%20SRI.pdf 14 Oktober 2010 Cak Ham(2010).Cara tanam padi metode SRI. From http://cakham.wordpress.com/2010/01/04/cara-tanam-padi-metode-sri/ 14 Oktober 2010 Anonim(2009).Beras Organik. From http://www.beras-organik.biz/ 14 Oktober 2010 Anonim(2002).Departemen Pertanian Liptang BPTP Lampung. From http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek 14 Oktober 2010 Anonim(2010).Tanindo hama keong mas,tikus sawah,wereng. From http://www.tanindo.com/hama penyakit tanaman 26 BIODATA PENULIS Nama : Muhammad Nurdin Kelas : XII Aptan 1 Sekolah : SMK Negeri 2 Takengon T.tgl/Lhr : Timang Gajah, 09 April 1993 Alamat : Desa : Ronga-ronga Kecamatan : Timang Gajah Kabupaten : Bener Meriah Provinsi : Aceh Accont : E-mail : [email protected] Facebook : [email protected] Friendster : [email protected] Twitter : [email protected] Handphone : +6285260080320 & +6281990398168 28