BAB I. SIMBIOSIS DAN PARASITISME A. Pendahuluan Parasitologi adalah suatu ilmu cabang biologi yang membatasi diri untuk pelajari organisme yang hidupnya tergolong bersifat parasitisme yaitu parasit. Kehidupan yang tergolong parasitisme adalah kehidupan yang dua organisme yang berbeda (heterospesifik). Perbedaan tersebut bisa pada tingkat spesies, ordo, kelas dan bahkan pada tingkat filumnya. Seorang pakar parasitologi Amerika, Tcheng, mengelompokkan semua yang melibatkan dua organisme yang berbeda atau hubungan yang heterospesifik dimasukkan ke dalam hubungan simbiosis (simboun - hidup bersama). Dalam pokok bahasan ini dijelaskan dengan diberi contoh berbagai simbiosis berdasarkan kedekatan hubungan kedua organisme yang terlibat. Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa akan dapat: 1. menyebutkan bentuk-bentuk simbiosis 2. menjelaskan bentuk simbiosis dan yang paling sederhana sampai yang kompleks 3. menjelaskan perbedaan simbiosis parasitik dengan bentuk-bentuk simbiosis lainnya disertai dengan contoh-contohnya. Pokok bahasan ini diberikan selama 4 (empat) jam tatap muka. Pokok bahasan tersebut terdiri dari 6 ( enam ) subpokok bahasan yang meliputi epibiosis, foresi, inquiinisme, komensalisme, mutualisme, dan parasitisme. B. Penyajian Epibiosa. Epibiosa adalah suatu model kehidupan sirnbosis yang sangat sederhana. Pada kehidupan model ini hubungan kedua organisme tersebut sangat longgar karena satu organisme hanya merupakan suport saja dari epibion. Berdasarkan jenis suportnya kita 1. Epifit. Epifit adalah simbiosis epibiotik yang suportnya adalah golongan tumbuhan. Disini kita kenal: epifit vegetal seperti anggrek, dimana kita ketahui kadang-kadang model kehidupnya membutuhkan tumbuhan lain sebagai suport. Epifit animal seperti sejenis cacing ( annelidepolychaeta serpulidae) yang menempel pada tumbuhan laut. 2. Epizoa. Epizoa adalah simbiosis epibiotik yang suportnya adalah golongan hewan. Disini kita kenal: Epizoa vegetal, seperti algae yang melekat pada permukaan kulit sejenis udang. Epizoa animal, seperti ciniped yang melekat pada permukaan kulit kepiting. Universitas Gadjah Mada 1 Foresi Foresi merupakan suatu kehidupan simbiosis yang foretiknya seperti epibion temporer dan suportnya mobil tetapi hubungan antara foretik dan pasangannya tampaknya lebih erat dari pada hubungan simbiosis epibiotik. Beberapa contoh simbiosis foretik: 1. Simbiosis foretik pada stadium larva, misalnya pada kasus hubungan antara larva Epicardi yang disebut mikronisien yang menempel pada tubuh Copepoda planktonik. Pada hubungan ini tampaknya, mikronesien mempunyai kepentingan ekologik, karena larva tersebut tidak mampu berenang dalam waktu yang lama sehingga dengan melekatkan diri pada tubuh Copepoda , larva tersebut dapat meningkatkan jangkauan penyebarannya. Namun demikian, pasangannya hanya merupakan transpot yang sederhana karena selama kehidupan foretiknya, mikronisien tersebut tidak makan. 2. Simbiosis foretik pada stadium dewasa, misalnya pada kasus sejenis acarina gamasid ( yang hidup pada feses herbivora dan makan miselium jamur yang tumbuh pada feses tersebut) dengan Coleopter ( kumbang ) yang hidup juga pada feses tersebut. Karena hidup bersama pada feses tersebut, acarian sering menempel pada kaki atau bulu sayap kumbang, sehingga dengan cara menempelkan diri tersebut dapat pindah bersamaan dengan pindahnya kumbang dan dapat menemukan feses herbivora lainnya. Jadi dengan demikian simbiosis tersebut lebih bersifat ekologik pakan. Namun demikian, disini acarian tidak makan pada kumbang dan tidak ada kompetisi interspesifik di dalam feses karena niche ekologiknya berbeda. Contoh lain adalah hubungan antara sejenis ikan genus Echenis ( golongan Teleosteon) dengan ikan besar seperti ikan Mu. Ikan Echenis menempel pada kulit Mu dan mengikuti gerakan atau penyebarannya. Kejadian simbiosis model ini berbeda dengan kasus sebelumnya, karena ikan Echenis memakan sisa-sisa pakan transporternya yang jatuh berserakan pada saat ransporternya (ikan Mu) merobek-robek mangsanya. Disini terlihat ada sedikit ketergantungan foretik akan nutrisi atau pakan terhadap transporternya. sehingga disini mungkin dapat dikatakan sebagai batas antara simbiosis foretik dengan simbiosis komensalis. Inquilinisme Inquilinisme adalah suatu kehidupan simbiosis dimana suatu inquilin memanfaatkan rongga-rongga alami organisme lain sebagai tempat berteduh. Hubungan tersebut tampaknya sangat sederhana, namun demikian hubungan simbiosis tersebut tampak lebih dekat atau erat dan pada simbiosis foretik. Menurut Baer hubungan semacam ini disebut dengan endoforesis. Contoh simbiosis inquilinis: 1. Hubungan antara sejenis ikan genus Firasfer dan Holoturique. Ikan Firasfer hidup di dalam kloaka Holoturique dimana ikan bisa masuk karena ekornya yang kecil Universitas Gadjah Mada 2 memanjang. Disini tidak ada kompetisi nutrisi antara Firasfer dengan Holoturique karena yang satu pemakan sisa-sisa yang lain karnivora. 2. Hubungan antara sejenis udang Amphipoda yaitu Perierella andoniniana yang hidup dalam kantung kanal dan Suberites camosus ( sejenis bunga karang). Hubungan ini agak spesifik karena adanya Amphipoda dalam kantung kanal menyebabkan penebalan dinding kanal sehingga hubungan disini lebih dari pada hubungan yang bersifat inquilinisme. Komensalisme Komensalisme adalah suatu kehidupan simbiosis yang tiadak menimbulkan kerugian satu sama lainnya tapi juga tidak perlu salah satu nya beruntung. Komensalisme dapat juga berarti makan pada meja yang sama. Contoh-contoh simbiosis komensalis: 1. Hubungan antara anemone (Coelernterata ) laut tropis dan sejenis ikan yang disebut Amhiprion percula (clownfish). Ikan Amhiprion tersebut hidup didaerah tentakel anemone. Keduanya memakan pakan yang ada disekitar anemone, tampaknya disini ada sharing pakan antara anemone dan ikan tersebut. Sebetulnya anemondalam memperoleh pakannya menggunakan sengatan nematosista yang ada pada tentakelnya dan dapat membahayakan ikan Amphiprion yang hidup disitu, tetapi karera Amphiprion memiliki kemampuan mengeluarkan mukus yang melindungi tubuhnya dari sengatan nematoosista tentakel sehingga keduannya dapat hidup bersama. Sekresi mukus pelindung ini tidak permanen, kalau Amphiprion meninggalkan daerah tentakel anemon, mukus tersebut tidak disekresikan. Disini terlihat tidak ada ketergantungan pakan satu sama lainnya dan masing-masing dapat hidup mandiri. 2. Hubungan antara fauna dalam usus herbivora juga dapat digolongkan dalam simbiosis komensalis karena mereka makan pada meja yang sama yaitu isi usus herbivora dan tidak ada ketergantungan pakan satu dengan yang lainnya. Mutualisme Mutualisme adalah suatu kehidupan simbiosis yang saling menguntungkan dan biasanya satu sama lain tidak bisa hidup mandiri. 1. Contoh model simbiosis mutualistik adalah hubungan antara rayap genus zootermopsis dengan flagelata ( Trichonympha agilis ) yang hidup di dalam saluran pencernaan rayap. Rayap tidak memiliki enzim selulase sedang flagelata dapat mencerna selulose yang dimakan rayap sehingga rayap dapat menggunakan selulose sebagai sumber energinya sedangkan flagelata memperoleh lingkungan yang sesuai untuk hidupnya di dalam saluran pencernaan rayap. Universitas Gadjah Mada 3 Simbiosis Pembersih Simbiosis pembersih adalah suatu kehidupan simbiosis yang eksis di alam dimana simbionya melakukan aktivitas yang dapat menguntungkan pasangannya. Hal ini terjadi karena simbion memakan ektoparasit, bakteri atau jaringan yang sakit atau terluka dari pasangannya. Disini simbion tidak memakan pakan pasangannya. Sebagai contoh yang udah adalah hubungan antara kerbau atau sapi engan burung pemakan kutu kedua hewan tersebut. Pada hubungan seperti itu telah diamati bahwa biasanya simbion telah mengenal adanya ektoparasit atau bakteri bahkan lokasinya pada tubuh pasangannya, sedangkan pasangannya tidak sangat agresif mengusir simbion tersebut. Parasitisme atau Keparasitan Parasitisme atau keparasitan adalah suatu kehidupan simbiosis yang berbeda dengan suatu kehidupan yang bebas. Hidup yang bersifat keparasitan selalu membutuhkan organisme lain yang berbeda mungkin beda spesiesnya atau bahkan beda filumnya. Organisme lain tersebut merupakan tempat tinggal sementara maupun lamanya. Sebenarnya organisme lain pasangan parasit tersebut tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga merupakan sumber pakan parasit bahkan lebih dari itu yaitu bagai miliu hidupnya. Jadi dengan sifat semacam itu dapat dikatakan bahwa parasit itu hidup atas jerih payah organisme lainnya, sehingga ada yang mendefinisikan parasitisme atau keparasitan adalah suatu model kehidupan dari suatu organisme yang hidup pada atau di dalam organism lainnya untuk tinggal dan menggantungkan pakannya pada organism lain tersebut. Dari segi ketergantungan pakan, suatu kehidupan yang bersifat keparasitan dapat terlihat seperti suatu perampokan yang dapat berarti suatu perbuatan yang dapat merugikan dan menimbulkan kerusakan pada organism alinnya baik secara langsung maupun tidak langsung bahkan sampai mengakibatkan kematian. Namun suatu kehidupan secara keparasitan tersebut seharusnya tidak demikian, karena suatu parasit mestinya tidak ingin sampai mematikan organism patnernya atau organism inangnya, karena kematian inangnya dapat menyebabkan kematian parasit itu sendiri. Dari segi kedekatan atau keeratan hubungan dua organism, simbiosis model ini bersifat obligat bagi parasit sehingga bagaimanapun besar atau hebatnya respon negative dari pasangannya yang dikenal dengan induk semang, inang atau hospes, parasit harus mampu mengatasinya. Manifestasi dari kemampuan parasit dalam mengatasi respon negative hospesnya ditandai dnegan adanya adaptasi-adaptasi parasit baik yang bersifat morfologis maupun biologis maupun kemampuan parasit untuk menghindarkan diri dari respon penolakan hospesnya. Pada simbiosis paratisme dikenal istilah hiperparasitisme. Hiperparasitisme adalah simbiosis yang melibatkan lebih dari dua organism heterospesifik. Sebagai contoh adalah salah satu protozoa yang dikenal dengan Nosema algerae. Protozoa ini normalnya adalah Universitas Gadjah Mada 4 parasit pada nyamuk, tetapi protozoa ini dapat menjadi hiperparasit pada larva Schistosoma mansoni yang berparasit pada keong Biomphalaria glabrata. Adanya hiperparasit Nosema tersebut pada larva Schistosoma dapat menghambat produksi serkaria. Contoh-contoh organisme yang hidup dengan model keparasitan akan diulas dalam bab-bab tersendiri. C. Penutup Latihan: 1. Jelaskan tiga bentuk simbiosis dengan contoh-contohnya 2. Jelaskan disertai dengan contoh suatu simbiosis inquilinisme 3. Jelaskan ciri-ciri simbiosis parasitisme 4. Jelaskan perbedaan antara simbiosis epibiosis dengan simbiosis foresi 5. Jelaskan bilamana simbiosis inquilinisme berkembang menjadi simbiosis parasitisme Universitas Gadjah Mada 5