Persiapan PAB “Berjalan Bersama Dengan Tuhan” (Kejadian 45:5-8 dan Kejadian 50:20) Tujuan: 1. Agar mahasiswa mengimani akan pemeliharaan dan kedaulatan Allah dalam kehidupannya 2. Agar mahasiswa tetap memiliki pengharapan di dalam Tuhan, bahwa di balik kesulitan-kesulitan kita, Allah bekerja secara misterius untuk membawa kita kepada kebajikan-kebajikanNya. 3. Agar mahasiswa menyadari bahwa mereka seharusnya berjalan tidak dengan kekuatan sendiri, melainkan bersandar kepada Allah yang memampukan Kitab Kejadian: Kitab Kejadian (Bahasa Latin: Genesis) merupakan buku pertama buku pertama kitab Taurat Musa dan jadi Perjanjian Lama atau Tanakh. Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Bereshit. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa, disebut dengan nama Genesis. Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin oleh Jerome (alias Hieronimus) yang mengambilnya dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani (Γένεσις). Ini artinya adalah "kelahiran", "penciptaan", "permulaan", "sumber" dan "asal". Isi kitab Kejadian secara garis besar: 1. Kisah Zaman Permulaan (Kej. 1-11): Tema pokok dalam Kej. 1-11 adalah "manusia". Di satu sisi, manusia adalah yang diberkati Allah untuk menjadi tuan bagi alam ciptaan, yang dicipta berdasarkan gambar dan rupa Allah sendiri. Tetapi di sisi lain, manusia adalah ciptaan yang berasal dari debu tanah, yang dihukum oleh Allah karena telah berdosa. 2. Kisah tentang Bapa Leluhur Israel (Kej. 12-36): Bagian ini menceritakan tentang para leluhur Israel, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub. Tema yang sangat penting dalam bagian ini adalah janji Allah memberikan tanah Kanaan kepada Abraham dan anak-cucunya. 3. Yusuf (Kej. 37-50): Bagian ini menceritakan tentang kisah kehidupan Yusuf, dari anak yang dimusuhi oleh saudara-saudaranya sendiri sampai dia menjadi pembesar di Mesir. Kisah ini mnjadi latar belakang bagsa Israel untuk tinggal menetap di Mesir. Latar belakang Yusuf: Yusuf adalah anak Yakub dari istrinya Rahel (Kej 35:24). Yusuf merupakan anak yang paling dikasihi oleh Yakub (Kej 37:3) sehingga ia menjadi dibenci oleh saudara-saudaranya (Kej 37:4). Yusuf dibuang ke dalam sumur kosong oleh saudara-saudaranya (Kej 37:19-24) setelah mimpi Yusuf akan kebesaran yang dianugerahkan Allah kepadanya membuat saudara-saudaranya marah. Yusuf dijual kepada orang Midian (Kej 37:27-28) dan oleh orang Midian tersebut dibawa ke Mesir dan dijual kepada Potifar, kepala pengawal Firaun (Kej 37:36). Yusuf menjadi hamba kepercayaan Potifar dan kuasa atas rumah Potifar diberikan kepadanya (Kej 39:2-6), tapi kemudia Yusuf dimasukkan ke dalam penjara karena fitnahan istri Potifar (Kej 39:7-20). Di dalam penjara, Yusuf menjadi kesayangan dan kepercayaan kepala penjara (Kej 39:21-23). Yusuf berhasil memberitahukan arti mimpi juru minuman dan juru roti di dalam penjara (Kej 40:1-23). Karena kemampuan Yusuf yang dianugerahkan Allah tersebut, Yusuf berhasil mengartikan mimpi Firaun dan memperingatkan Mesir akan bencana 7 tahun kelaparan setelah mengalami 7 tahun kelimpahan makanan (Kej 41:1-37). Atas jasa Yusuf tersebut, ia diangkat oleh Firaun untuk menjadi kepercayaannya dan diberi kuasa atas tanah Mesir (Kej 41:38-44). Latar belakang Mesir pada zaman Yusuf: “….Menurut sejarah, Firaun yang memerintah pada zaman Yusuf adalah dinasti Hyksos yang berasal dari suku Amori (salah satu suku Kanaan). Pada umumnya para Firaun dari dinasti Hyksos ini berlaku baik pada rakyatnya, bahkan bisa memberikan sebuah jabatan kepada orang-orang tertentu dari antara rakyat. Itu terbukti saat Yusuf diangkat menjadi salah seorang petinggi kerajaan Mesir yang tersohor di seluruh dunia pada zamannya. Kepemimpinan dinasti ini tidak diterima seratus persen oleh penduduk Mesir asli. Mengapa? Disamping dinasti ini adalah orang asing (Amori), juga karena mengadopsi banyak budaya Mesir dan kemudian menganggapnya sebagai budayanya, salah satu di antaranya adalah gelar Firaun bagi raja. Di mata orang Mesir, hal ini adalah pelecehan budaya. Dengan alasan inilah muncul semangat patriotisme orang-orang Mesir untuk menjatuhkan dinasti Hyksos. Akhirnya, kepemimpinan dinasti Hyksos berhasil direbut oleh penduduk Mesir asli.4 Hal ini dikuatkan oleh Keluaran 1:8, “Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.” Kebencian bercampur sifat angkuh orang-orang Mesir terhadap dinasti Hyksos sebagai orang asing yang telah melecehkan budaya mereka, berimbas pula kepada orang Israel yang saat itu berada di Mesir sebagai orang asing juga. Karena sikap prejudis yang dimiliki oleh Mesir, perkembangan orang Israel secara kuantitas dianggap sebagai ancaman serius bagi kekokohan kerajaan Mesir yang baru dipimpin oleh penduduk asli (Keluaran 1:9,10). Akhirnya, bangsa Israel, sebagai korban akibat tindakan politik Hyksos yang ditentang oleh orang Mesir, harus menerima pil pahit penderitaan, penganiayaan, dan perbudakan sesuai nubuat Tuhan (Keluaran 1:11-22; Kejadian 15:13). Setelah genap masa perbudakan selama 400 tahun, maka bangsa Israel keluar dari Mesir dengan kuasa tangan Tuhan. Mereka bukan saja berhasil keluar, namun mereka juga membawa banyak harta dari Mesir (Kejadian 11:2,3; Kejadian 15:14)….” (terjemahan bebas dari: The History And Geography of The Bible Story: A Study Manual hal. 53, Waldron, Bob dan Sandra,) Latar belakang pasal: Bencana kelaparan tidak hanya terjadi di Mesir, tapi juga meluas hingga Kanaan dan orang-orang bermigrasi ke Mesir untuk mendapatkan gandum (Kej 41:56-57). Yakub memerintahkan anak-anaknya untuk mendapatkan gandum Yusuf di Mesir (Kej 42:1-3). Menelusuri ayat demi ayat: Kejadian 45 ayat 5: “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” Pertama-tama harus diketahui bahwa Allah yang berdaulat adalah Allah yang bebas melakukan kehendak dan rencanaNya. Yusuf, dengan melihat pengalaman-pengalaman hidupnya, benar-benar sadar bahwa Allah sendiri-lah yang berdaulat atas kehidupannya. …do not be distressed and do not be angry with yourselves.. (NIV) Kalimat tersebut sebagai penghiburan bahwa Allah adalah terlalu agung dan suci, sehingga seharusnya kita bahkan tidak sempat curiga dan memikirkan bahwa Allah akan mengecewakan kita. Ayat 6: “Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.” Sesuai yang diberitahukan Yusuf kepada Firaun tentang 7 tahun bencana kelaparan di Mesir setelah 7 tahun kelimpahan (Kejadian 41:29-30). Bencana itu sendiri diakibatkan karena mengeringnya sungai Nil sehingga daerah-daerah peradaban di sekitar sungai itu tidak lagi bisa menumbuhkan benih. Poinnya adalah bahwa Allah menepati janji dan kasih penyertaanNya kepada Yusuf, karena jika bencana kelaparan itu tidak terjadi, maka tafsiran Yusuf atas mimpi Firaun adalah salah dan Yusuf bisa jadi akan dihukum. Ayat 7: Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. …maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu… …but God sent me ahead of you… Ini merupakan pernyataan iman Yusuf setelah melihat fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi atas kehidupannya. Tidak ada di Alkitab yang menyatakan bahwa Allah menyuruh Yusuf secara khusus untuk pergi ke Mesir, tetapi Yusuf dengan kesadaran dan kerendahan hari mengakui bahwa Allah berdaulat penuh atas kehidupannya dan Allah juga telah bermurah hati untuk melakukan kehendak dan rencanaNya melalui Yusuf. …untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu.. Bagian ini secara langsung menunjuk kepada perjanjian yang dianugerahkan Allah (covenant of God) kepada Abraham dan keturunannya (Kej 15:5 dan diulangi lagi di Kej 17:1-8). Allah adalah Allah yang setia dengan perjanjianNya (God of the covenant), oleh karena itu, Ia tidak akan membiarkan Israel habis karena bencana tersebut. Ayat 8: Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. …Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah… Penjelasan bagian ini sama dengan ayat ke-7, yaitu untuk menekankan kembali tentang povidensi / pemeliharaan Allah atas hidup Yusuf. “Ini merupakan ayat yang luar biasa, di mana kita diajarkan bahwa jalan atau pelajaran yang baik dari setiap pengalaman hidup kita tidak akan pernah terganggu oleh keburukan dan kelicikan manusia, tapi Tuhan dapat mengarahkannya menuju happy ending. Kita juga diperintahkan dalam setiap perbuatan dan setiap tujuan, kita harus tetap mengingat adanya pemeliharaan Allah……. Orang-orang yang takut akan keadilan Allah meyakini bahwa Tuhan menghendaki beberapa hal, tapi mengizinkan hal-hal lain terjadi…” (terjemahan bebas: Commentaries on Genesis II, John Calvin) Dalam kasus Yusuf, Allah mengizinkan hal-hal yang buruk terjadi pada Yusuf, tapi Allah juga menghendaki Yusuf menjadi alat bagi pemeliharaan Allah atas Israel. “…Tapi Tuhan bekerja secara menakjubkan melalui cara-cara mereka (saudara-saudara Yusuf), dari ketidak tulusan mereka, Ia telah membawa maju kebajikan-kebajikanNya yang sempurna (melalui kebaikkan-kebaikkan yang diterima Yusuf). Cara kerjaNya adalah rahasia dan di atas pengertian kita. Namun kedagingan kita selalu mencoba menentangNya. Oleh karena itu, kita harus semakin rajin dalam penjagaan kita, bahwa kita tidak boleh berusaha untuk mereduksi standarNya dalam ukuran kelemahan-kelamahan kita…” (terjemahan bebas: Commentaries on Genesis II, John Calvin) …Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir… Bagian tersebut dengan jelas mengatakan bahwa Yusuf mengerti dan dengan rendah hati mengakui bahwa kekuasaan yang diperolehnya atas Mesir bukanlah karena kekuatan Yusuf sendiri, melainkan karena kebajikan Allah. Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. … memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan… Penjelasan bagian ini sama dengan penjelasan pada Kej 45:8 bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah di dalam providensi / pemeliharaan Allah. Halhal yang buruk bisa saja terjadi dalam hidup kita karena Allah mengizinkan itu semua dan Allah bekerja melalui caraNya yang misterius untuk membawa kita kepada kebaikkan. Namun ini tidak berarti kita dapat mereduksi standarNya dengan tetap tinggal pada hal-hal yang buruk dan tidak berkenan kepadaNya. … yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar… … the saving of many lives… Ini berhubungan kembali dengan penjelasan Kejadian 45:7. Allah dengan mengingat perjanjianNya akan memelihara Israel dari kemusnahan akibat bencana kelaparan. Allah menepati janjiNya dan bahkan membuat keturunan Israel bertambah banyak di Mesir setelah Yusuf dan saudara-saudaranya meninggal (Kel 1:7). Penyelamatan dan pemeliharaan Israel ini sangat penting, karena bangsa Israel kuno secara teologis merupakan Gereja Perjanjian Lama yang akan menghasilkan benih Israel rohani, Gereja Perjanjian Baru yang dibangkitkan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Implikasi: 1. Allah berdaulat berarti Allah bebas melakukan kehendak dan rencanaNya 2. Kita harus menyadari bahwa Allah sendiri-lah yang berdaulat atas kehidupan kita 3. Allah adalah terlalu agung dan suci, sehingga seharusnya kita bahkan tidak sempat curiga dan memikirkan bahwa Allah akan mengecewakan kita 4. Allah adalah Allah yang setia dengan perjanjianNya, oleh karena itu kita harus meyakini bahwa dalam setiap langkah kehidupan kita, kita adalah dalam pemeliharaan Allah 5. Allah menghendaki beberapa hal, tapi mengizinkan hal-hal lain terjadi. Jadi kita seharusnya tidak boleh mencurigai Allah. 6. Allah sanggup merubah jalan-jalan kita yang buruk kepada akhir yang bahagia bersamaNya dengan caraNya yang misterius dan di atas pengertian kita. 7. Kita tidak boleh mereduksi standard an kebajikan Allah dengan terus-menerus tinggal di dalam dosa. 8. Kita berjalan tidak dengan kekuatan sendiri, melainkan Allah yang memampukan. Aplikasi: 1. Apakah anda, atas kehidupan anda, selama ini pernah atau bahkan sering menyalahkan keluarga, teman, dan bahkan diri anda sendiri? 2. Apakah anda, atas kehidupan anda, selama ini pernah atau bahkan sering curiga dan marah terhadap Allah? 3. Bagaimana anda memandang setiap permasalahan yang terjadi dalam hidup anda? Apakah permasalahan tersebut adalah suatu kesalahan dan beban? ataukah bagian dari rencana Allah yang indah tapi misterius? 4. Apakah anda menyadari bahwa setiap langkah kehidupan anda adalah dalam pemeliharaan Allah? 5. Apakah anda mengetahui bahwa Allah adalah setia terhadap janji-janjiNya? 6. Apa janji-janji Allah yang dapat anda pegang dalam menjalani kehidupan seharihari? Bagaimana janji-janji Alah tentang: - penyertaanNya (Mat 28:20b) - masa depan (Yer 29:11) - pasangan hidup (Kej 2:18; Kej 2:24; Ams 31:30) - keturunan (jasmani & rohani) -> (Kej 15:5; Kej 17:1-8) - lain-lain tambahan 7. Bagaimana dan sejauh apa usaha anda dalam menghidupi janji-janji Allah yang anda pegang dalam menjalani kehidupan sehari-hari?