Cara Pemakaian Obat LT Baru

advertisement
CARA PEMBERIAN OBAT
Oleh
Lusiani Tjandra, S.Si, Apt, M. Kes.
CARA PEMBERIAN OBAT
TERGANTUNG PADA :
1.TUJUAN TERAPI
 Lokal atau sistemik
2. SIFAT OBAT
 asam, basa, garam, ester, garam kompleks,
kristal, polimorf dll.
3. KONDISI PENDERITA
 Sadar, pingsan, bisa menelan dll.
Faktor yg perlu dipertimbangkan :
Efek yang diperlukan sistemik/lokal
Onset – Duration of action yang diinginkan
Stabilitas obat dalam cairan lambung/usus
Keamanan pemberian
Kemampuan penderita dalam
- menelan obat
- absorpsi obat secara oral
Kenyamanan bagi pasien atau tenaga medis
Biaya pengobatan dengan rute pemberian
Tujuan Terapi Efek Sistemik
Cara Pemberian :
1. Oral
2. Sublingual
3. Parenteral : a. Subkutan
c. Intramuskuler
e. Intra-arteri
g. Intraperitoneal
i. Intracardial
4. Implantasi Subkutan
5. Rektal
b.Intrakutan
d. Intravena
f. Intralumbal
h. Intrapleural
j. Intra-artikuler
Tujuan Terapi Efek Lokal
Cara Pemberian :
1. Intranasal
2. Intra-okuler dan intra-aurikuler
3. Inhalasi (Intrapulmonal)
4. Intravaginal
5. Topikal (Kulit)
1. PER - ORAL
Pemberian obat melalui Mulut
1. Paling banyak diberikan  Px suka
2. Praktis, mudah dan aman
3. Bentuk sediaan obat yang cocok, relatif mudah dibuat.
Perlu perhatian pada :
a. bahan obat yang sukar diabsorpsi cth: senyawa amonium
kwaterner, tetrasiklin, Dikloksasilin dan digoksin
b. bahan obat yang iritasi mukosa lambung cth : emetin,
aminofilin
(atasi : disalut dengan penyalut tahan cairan lambung)
c. Bahan obat yang diuraikan oleh getah lambung cth :
benzilpenisilin, insulin, oksitosin dan hormon steroid.
Untuk mencapai efek lokal di usus dilakukan pemberian
oral :
contoh :
Obat cacing
Kontras Rontgen
Sulfa guanidin
Neomysin
Streptomysin
2. SUBLINGUAL
- Obat diletakkan di bawah lidah.
- Diresorpsi oleh selaput lendir setempat ke dalam
vena lidah.
- Hanya obat yang bersifat lipofil.
- Keuntungan : obat langsung masuk ke peredaran
darah besar tanpa melalui hati.
- Kerugian : kurang praktis untuk di gunakan terus
menerus dan dapat merangsang mukosa mulut.
- Contoh : nitrogliserin, Isoprenalin, ergotamin dan
metiltestosteron.
3. PARENTERAL
Di luar usus.
Pemberian obat ini dipilih bila :
1. Diinginkan efek yang cepat, kuat dan lengkap
2. Obat merangsang atau dirusak oleh asam
lambung.
3. Obat tidak diabsopsi di usus.
4. Pasien yang tidak sadar atau tidak bisa diajak
kerjasama
Kerugian :
1. Biaya mahal dan nyeri
2. Sukar digunakan pasien sendiri.
3. Bahaya infeksi kuman bila tidak steril
4. Bahaya merusak pembuluh darah atau syaraf
A. Subkutan ( Hipodermal )
Injeksi di bawah kulit  efek tidak secepat im
atau iv
Syarat :
1. Obat tidak merangsang,
2. Larut dalam air atau minyak,
3. Mudah dilakukan sendiri
Contoh : Insulin
B. Intrakutan
Di dalam Kulit
Absorpsi sangat lambat
Contoh : Tuberkulin dari mantoux
C. Intramuskuler ( i.m )
Di dalam otot
Resorpsi 10-30 menit
Efek obat lebih panjang bila + minyak
Contoh : Penicillin, hormon
D. Intravena ( i.v )
Dlm pembuluh darah  efek cepat, dosis harus
tepat
Digunakan dalam kondisi :
1. perlu efek yg cepat
2. keadaan darurat,
3. pembiusan
Keuntungan i. v :
1. Bioavailabilitas 100%
(dapat berkurang karena absorpsi bahan obat
pada alat )
2. Bahan obat mencapai tempat kerja sangat cepat,
efek 18 detik (waktu peredaran darah ke seluruh
jaringan)
Kerugian :
1. Biaya tinggi
2. Beban pasien  takut
3. Resiko tinggi  nekrose
4.Terlalu besar konsentrasi zat berkhasiat pada
tempat kerja, akibat penyuntikan yg terlalu cepat.
5. Terjadi hemolisis sesudah penyuntikan larutan yg
pekat
6. Penyebaran bibit penyakit
7. Trombosis  infus terlalu sering pada satu
tempat
8. Extravasasi  cairan keluar dari pembuluh
darah
Persyaratan larutan infus :
- Isotoni dan isohidri lebih rendah dibandingkan
I.M atau S.C karena pengenceran yang cepat
dalam darah dan kapasitas daparnya besar.
Infus tetes i.v dilakukan di RS pada keadaan darurat
atau dengan obat yang cepat metabolisme dan
ekskresinya guna mencapai kadar plasma yang
tetap tinggi.
Bahaya Trombosis timbul bila infus dilakukan
terlampau sering pada satu tempat yang sama.
E. Intra-arteri
Ke dalam pembuluh nadi
Untuk membanjiri organ misalnya hati
Dengan obat yang sangat cepat diinaktifkan
atau terikat pada jaringan.
Contoh : Nitrogenmustard
F. Lain - lain
Intralumbal : antara ruas tulang belakang
pinggang
Intraperitoneal : ke dalam ruang selaput perut
Intrapleural : dalam selaput paru-paru
Intracardial : dalam jantung
Intra-articular : dalam celah sendi
4. IMPLANTASI SUBKUTAN
- Memasukkan obat yang bentuk pellet steril
(tablet silindris kecil ) di bawah kulit dengan
menggunakan Alat khusus : trocor
- Untuk efek sistemik lama
- Pelepasan zat aktif : 3 – 5 bulan.
Contoh : Hormon estradiol dan testosteron
- Saat ini tersedia Implantasi dengan lama kerja
3 tahun
Contoh : Implanon dan Norplant.
5. REKTAL
Melalui rektum (dubur)
Dapat dipakai untuk keadaan darurat  stesolid
suppositoria
Terbatas pada kasus tertentu
Alternatif pilihan bila per oral tidak bisa :
1. px mual atau muntah terus,
2. ada gangguan lambung
3. post operasi GIT
4. nyeri menelan
5. Obat rusak oleh asam lambung – Acetosal
Absorpsi sangat terbatas : Theophyline hanya 66%
Absorpsinya sangat berbeda atau kebanyakan rendah
sehingga sebaiknya dosis yang di berikan lebih besar
dari peroral dan di gunakan post defac.
Penggunaan suppo :
1. Analgetika, antipiretika pada bayi pasien yang
cenderung muntah
2. Terdapat gangguan lambung
3. Obat yang dirusak asam lambung atau
merangsang lambung
Hindari :
Pemakaian antibiotika
Tujuan Terapi Efek Lokal
Cara pemberian :
1. Intranasal
2. Intra-okuler dan Intra-aurikuler
3. Inhalasi (Intrapulmunal)
4. Intravaginal
5. Kulit ( Topikal)
1. INTRANASAL
Melalui hidung
Efek lokal :
Tetes hidung  nasal decongestan 
ephedrine, Oxymetazoline
Efek Sistemik :
Vasopresin dan kortikosteroid
Contoh : beklometason dan flunisilida
2. Intra-okuler dan intra-aurikuler
Obat berbentuk tetes mata atau salep
untuk tetes mata perlu syarat khusus
untuk telinga tidak perlu
Pada pengunaan beberapa jenis obat tetes
harus waspada karena obat dapat diresorpsi
ke darah dan menimbulkan toksisitas.
Misal : Atropin
3. INHALASI
Larutan obat yang disemprotkan ke dalam mulut dengan
alat aerosol.
Semprotan obat dihirup dengan udara dan resorpsi
terjadi melalui mukosa mulut, tenggorok dan saluran
napas.
Tanpa melalui hati, obat dengan cepat memasuki
peredaran darah dan menghasilkan efeknya.
Yang digunakan scr inhalasi :
1. Anastesi umum  eter, halotan
2. Obat Asma  adrenalin, isoprenalin, budesonida.
3. Steroid  beklometason
4. INTRAVAGINAL
Di masukkan ke dalam vagina dan melarut di
situ.
Untuk mengobati gangguan vagina secara lokal.
BSO : salep, tablet ( ovula ), tablet busa, kream,
atau foam.
Contoh : Metronidasol
Nistatin ( Mycostatin )
5. KULIT (TOPIKAL)
Pengobatan lokal pada kulit.
Kulit sehat dan utuh sukar sekali ditembus obat tetapi
resorpsi berlangsung bila ada kerusakan.
Obat yang digunakan berupa : Salep, kream, lotion ,
liniment dan pulvis.
Keuntungan :
- p.u obat tidak mempunyai dosis maksimal
- efek sistemik rendah
Kerugian :
- bahaya alergi mungkin terjadi karena sensitisasi
LOTION
BSO Cair untuk kulit  tanpa gosokan
Suspensi, Solutio, emulsi, Mixtura agitanda
Glycerin untuk mencegah pengeringan yg berlebihan
Alkohol untuk meningkatkan pengeringan lotion dan
bersifat pendingin.
Penggunaan
1. pengobatan dermatosis acute
2. mendinginkan, mengeringkan
3. antipruritis, protektif.
LINIMENT
Sediaan cair mengandung minyak atau alkohol
Solution, mixtura, suspensi, emulsi.
Liniment dengan dasar alkohol (Rubefacient) digunakan dengan
digosokkan 
nyeri otot ringan.
Semi solid : Unguentum, Cream, Pasta, Jelly
BSO Cair :
Preparat basah  Kompres, rendam, mandi
untuk menyejukkan, membersihkan, antipruritic
BSO Padat :
Pulvis = powder
Lesi akut atau sub akut
- menyerap kelembaban
- mengurangi friksi antara 2 lipatan kulit
Sebagai bahan pembawa obat
- anti bakteri
- anti fungi
Bentuk sediaan Khusus
SISTEM TRANSDERMAL
Obat diberikan melalui kulit  sistemik
tak dirusak asam lambung/ 1 st pass effect
efek tx mirip infus-iv karena cepat
dapat dikontrol dan bahaya pemberian infus-iv
dapat
dihindari
Kulit mudah dicapai, permukaan luas, elastis, mudah
regenerasi, vaskularisasi cukup
Cara pakai patch
- Dipasang pada kulit bersih
- Patch lama dibuang, patch baru dipasang dikulit
- Kulit basah dapat mengubah permeabilitasnya
sehingga absorpsi berbeda
.
Terima kasih
Pretest
kerjakan pada selembar kertas jawablah dengan
resep lengkap seandainya saudara sebagai
dokter
•
•
•
•
•
•
•
Px : Ana, 3 tahun, bb= 15 kg
Dx : Bronkitis
Tx : Amoxylline 30 mg/kg bb / hari
Diphenhidramin HCl 5 mg/kg bb/hari
Glyceril guaiacolat 50 mg / kali
Paracetamol 10 mg/ kg bb / kali
BSO : Cair sehari tiga kali satu sendok teh
selama 7 hari
Download